• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahun yang terdiri dari : Efektifitas Model Budidaya Markisa dataran rendah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahun yang terdiri dari : Efektifitas Model Budidaya Markisa dataran rendah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahun yang terdiri dari : Tahun 1 : Efektifitas Model Budidaya Markisa dataran rendah

Tahun 2 : Produksi Bibit berkualitas dan Kelayakan Usahatani markisa dataran rendah dan diversifikasi oleh buah

Tahun 1 terdiri dari 2 tahap yaitu :

Tahap 1 : Pengujian model budidaya Markisa dataran rendah

Tahap 2 : Efektifitas ketinggian penempatan perangkap lalat buah

3.2. Tahun I. Efektifitas Model Budidaya Markisa dataran rendah

Tahap 1 : Pengujian aplikasi Mikoriza multispora dan Pengujian model rambatan Markisa dataran rendah

3.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dari permukaan laut dan kebun masyarakat di Desa Tanjung Sari dengan ketinggian 100 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari – Desember 2015.

3.2.2. Pengujian aplikasi mikoriza multispora

Penelitian ini dilakukan dengan metoda eksperimen, memakai Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu dosis FMA multispora (Glomus sp. + Acaulspora sp.) (A) dengan 4 taraf dan 3 ulangan yaitu :A0 = tanpa inokulasi; A1= 25 g per seed bed ;A2= 50 g per seed bed dan A3=75 g per seed bed. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dengan pupuk kandang sapi (3:1).

(2)

3.2.3. Tahap 2. Pengujian Tinggi Rambatan tanaman markisa a.Rancangan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah tinggi rambatan (A) terdiri dari A1 = 1 m; A2 = 1.25 m; A3 = 1.50 m; A4 = 1.75 m; A5 = 2.0 m; A6 = 2.25 m dan A7 = 2.50 m. Faktor kedua adalah bahan rambatan (B) terdiri dari 2 taraf yaitu : B0 = ranting bambu dan B1= kawat diameter 3 mm. Penanaman markisa Kuning ini ditanam pada 2 lokasi yang termasuk dataran rendah yaitu pada ketinggian 50 m dpl (Kelurahan Sidomulyo) dan Kelurahan Lau Cih.

3.3. Pelaksanaan

3.3.1. Penyiapan benih tanaman markisa

Benih yang digunakan berasal dari buah yang matang dipohon dengan ciri-ciri kulit buah berwarna kekuning-kuningan atau kira-kira 60 % kuning. Buah tersebut dipetik langsung dari pohon kemudian disimpan selama satu atau dua minggu sampai buah berkerut dan matang sempurna sebelum bijinya dikeluarkan. Biji dikeluarkan dari buah dicuci dengan air bersih sehingga pulpy buah terpisah dari benih. Benih dikeringanginkan selama 1 hari dan segera disemaikan.

3.3.2. Penyiapan Media Penyemaian

Media semaian untuk setiap bak plastik yaitu berupa campuran arang sekam + pupuk kandang + tanah+ 375 g limbah kubis dengan perbandingan 1 : 1 : 1: 1. Campuran media semaian dimasukkan kedalam kantong plastik selanjutnya diinkubasikan selama 14 hari bertujuan untuk mengurangi propagul patogen yang dapat menyerang bibit di pesemaian. Sebanyak 5 kg campuran media semai dimasukkan kedalam bak penyemaian. Setiap bak pesemaian disemaikan sebanyak 50 benih markisa kuning.

3.3.3. Pengujian aplikasi mikoriza multispora

Isolat FMA multispora sesuai perlakuan diintroduksi pada saat penyemaian. Sumber inokulum isolat FMA yang digunakan adalah isolate mikoriza multispora (campuran isolat Glomus sp + Acaulospora sp ) dalam bentuk potongan akar segar

(3)

yang terkolonisasi serta medium tumbuhnya sebanyak 50 g. Pada media pesemaian dibuat larikan-larikan kecil berjarak + 7-10 cm. Jarak semai di dalam larikan diusahakan tidak terlalu rapat (3-4 cm). Ke dalam larikan dimasukkan media pembawa isolat FMA, kemudian ditaburi media semai setelah 1 cm, selanjutnya benih diatur ke dalam setiap lubang semaian. Benih ditutup dengan media semaian setebal 2 cm. Tempat pesemaian diberi naungan plastik transparan untuk melindungi bibit dari sinar matahari dan hujan yang berlebihan. Pada umur 4 minggu setelah semai, bibit disapih atau dipindahkan kekantong plastik hitam (polybag) berukuran 10 x 15 cm yang berisi komposisi media pesemaian. Pada tiap polibag ditanam 1 bibit. Bibit tersebut ditempatkan ditempat teduh dan disiram setiap hari.

3.3.4.Pengolahan Tanah

Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah, yaitu kegiatan mulai dari land clearing sampai lahan siap tanam. Untuk kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja sekitar 95 HOK per ha. Selanjutnya di buat lubang tanaman dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Untuk pembuatan lubang tersebut 1 HOK dapat menyelesaikan 30 lubang perhari.

3.3.5. Pembuatan rambatan

Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang rambatan dibuat dari bambu. Bahan rambatan yang digunakan ada 2 jenis yaitu bambu dan kawat. Tinggi rambatan yang dibuat disesuaikan dengan perlakuan tinggi rambatan yaitu: 1.0 m; 1.25; 1.50 m; 1.75 m; 2.0 m; 2.25 m dan 2.50 m. Bahan rambatan terdiri dari 2 perlakuan yaitu rambatan ranting bambu dan rambatan dari kawat (diameter 3 mm).

3.3.6. Penanaman

Pembuatan lubang tanam dengan ukuran 50x40x40 cm. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang ± 10 kg (50% dari dosis rekomendasi) dan 500-100 g limbah kubis kemudian dimasukkan kedalam lubang kembali. Lubang ditutup

(4)

dengan lembaran plastic selama 14 hari. Penutupan dan inkubasi dimaksudkan agar proses fumigasi oleh limbah kubis dapat berlangsung secara maksimal. Jarak tanam yang digunakan 2x3m. lubang tanam dibuat mengikuti garis contour (tanah berlereng) (http://sulsel.litbang.deptan.go.id, diakses 22 Februari 2014).

3.3.7. Pemupukan

Agar produktivitas tanaman markisa dapat dipertahankan (jumlah dan kualitas), diperlukan hara tambahan. Tanaman markisa dapat bertahan selama 2-3 tahun jika pemeliharaan maksimal. Dalam penelitian ini pemupukan dilakukan dengan 2 cara yaitu pemupukan secara konvensional (sesuai rekomendasi budidaya tanaman markisa) sesuai dengan Tabel 3.1, sementara pemupukan organik dilakukan sesuai fase pertumbuhan tanaman dengan dosis yang direkomendasikan. Pupuk organic yang digunakan adalah kompos jerami padi + limbah kubis.

Tabel 3.1. Jenis pupuk, dosis pupuk, waktu aplikasi dan cara aplikasi pupuk pada tanaman markisa

Jenis Pupuk Dosis / Tahun Waktu Aplikasi Cara Aplikasi Pupuk

Kandang 10 kg / pohon 2 minggu sebelum tanam

dicampur dengan tanah saat menggali lubang tanam

NPK (15:15:15)

1.000 g/ pohon 3 kali setahun (selang 4 bulan)

diberikan melingkari lubang tanaman ± 20 cm dari pohon

Urea 500 g /pohon 2 kali setahun (awal dan akhir musim hujan)

diberikan dalam larikan ± 15 cm

dari pohon TSP 400 g / pohon 2 kali setahun (awal

dan akhir musim hujan)

diberikan dalam larikan ± 15 cm dari pohon

KCL 300 g/ pohon 2 kali setahun (awal dan akhir musim hujan)

diberikan dalam larikan ± 15 cm dari pohon

Pupuk Kandang

50-75 kg / pohon Awal musim hujan disebarkan dekat pohon

Urea 300 g/ pohon Awal musim hujan dalam larikan KCL 150 g/ pohon Awal musim hujan dalam larikan

(5)

3.3.8. Pemeliharaaan tanaman

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah kegiatan penyiangan, pengairan dan pemangkasan tanaman. Penyiangan tanaman dilakukan secara berkala untuk menggemburkan tanah dan mencabut rumput yang ada disekitar tanaman. Pembersihan air secara teratur pada tanaman sangat dianjurkan, terutama pada saat tanaman berbunga dan berbuah. Kebutuhan air akan meningkat pada saat mendekati pemasakan buah.

Pemangkasan tanaman diperlukan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru tempat dimana bunga akan muncul. Kegiatan ini dilakukan segera setelah selesai panen. Pemangkasan dilakukan pula untuk membuang cabang- cabang yang mati dan daun- daun yang kering. Pemotongan cabang yang panjang perlu pula dilakukan, terutama untuk meransang keluarnya cabang buah lebih banyak. Cabang yang dibiarkan tumbuh adalah 4 cabang utama. Pemangkasan ini dimaksudkan agar tanaman markisa dapat berbunga dan berbuah secara terus- menerus.

3.3.9. Pemanenan

Panen dilakukan setelah buah berumur 120-140 hari sejak bunga muncul atau 85-95 setelah bunga mekar (Passiflora edulis Sims). Indikator yang dapat dipakai unutk menentukan tingkat ketuaan buah adalah :

1.Warna kulit buah telah berubah dari hijau ungu menjadi kuning (Passiflora flaficarva)

2. Buah muda yang berwarna hijau muda berubah menjadi hijau kekuning kuningan.

3.4. Parameter pengamatan 3.4.1. Pertumbuhan tanaman a. Persentase benih tumbuh

Persentase benih yang tumbuh di pesemaian dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

P = A/B x 100 % ; P = persentase benih tumbuh; A = benih yang tumbuh; B = benih yang disemaikan.

(6)

b. Jumlah akar bibit

Penghitungan jumlah akar bibit dilakukan pada bibit umur 2 bulan setelah semai (bss) dengan cara membelah polybag pembibitan kemudian media bibit dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air,kemudian digoyang sehingga akar bibit tampak dengan jelas. Semua akar bibit markisa tersebut dihitung yang mempunyai panjang akar minimal 2 cm.

Pengukuran akar dilakukan setelah penghitungan jumlah akar.Pengukuran akar dilakukan mulai dari pangkal akar hingga ujung akar.

c. Berat basah bibit

Pengukuran berat basah tunas dan akar dilakukan pada bibit umur 2 bss, sebanyk 3 ulangan.Bagian atas tanaman dipisahkan dengan bagian akarnya, kemudian ditimbang beratnya.

d.Berat kering bibit

Berat kering tanaman (bagian atas tanaman dan akar) umur 2bss dan 1 bulan setelah pindah ke lapangan. Tanaman dibongkar , dipisahkan antara bagian atas tanaman dan bagian akar. Bagian akar dicuci dan dikering anginkan, selanjutnya bagian tanaman secara terpisah dimasukkan ke dalam kantong kertas ukuran 25 cm x 30 cm dan tanaman sampel dikeringkan dengan oven pada suhu 700C selama 48 jam. e. Serapan hara tanaman

Serapan hara tanaman setelah perlakuan (P,N,K, pH, C-org, Mg dan Ca). Analisis serapan hara tanaman dilakukan pada 1 tanaman dari semua perlakuan . Umur tanaman 1 bulan berkecambah dan 1 bulan setelah pindah ke lapangan. Analisis serapan hara dilakukan di laboratorium Balai Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Untuk melihat hubungan persentase akar terinfeksi, serapan hara dengan bobot kering total tanaman dilakukan dengan menggunakan analisis Regreasi Linear.

(7)

3.4.2. Kolonisasi FMA

a. Persentase kolonisasi akar

Persentase kolonisasi FMA dihitung dengan metode slide (Giovannetti dan Mosse, 1980). Bidang pandang yang menunjukkan tanda-tanda kolonisasi (terdapat vesikel dan atau arbuskula atau hifa) diberi tanda (+) sedangkan yang tidak ditemukan tanda-tanda kolonisasi diberi tanda (-), dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

% kolonisasi akar =  Bidang pandang tanda + x 100%  Bidang pandang keseluruhan

b. RMD (relative mycorrhizal dependency)

Dihitung berdasarkan rumus Munyanziza et al, 1997; Brundrett, 1999): RMD = (BKM – BKTM) (BKM)-1 x 100%

BKM = bobot kering tanaman yang diinokulasi FMA

BKTM = bobot kering tanaman yang tidak diinokulasi FMA

Tahap 2. Pengujian efektifitas ketinggian penempatan perangkap lalat buah

Pemerangkapan lalat buah dilakukan di desa Sempakata, Kecamatan Medan Selayang dari bulan Juli hingga Agustus 2015. Untuk memerangkap lalat buah digunakan tipe perangkap Steiner ·yang sudah dimodifikasi (Putra. 1997; Kardinan.

2003). Perangkap lalat buah yang paling baik adalah jenis perangkap dengan menggunakan botol air mineral bekas ukuran 1500 ml (Kardinan. 2003). Botol

tersebut dipotong bagian tutupnya dan kemudian dipasang terbalik mirip corong agar lalat buah mudah rnasuk ke dalamnya dan sulit untuk keluar lagi. Pada bagian tengah botol digantungkan benag/kawat yang pada ujungnya digulung kapas sebesar ibu jari.

Pada kapas ditetesi methyl eugenol sebanyak 0,5 ml. Botol perangkap tersebut kemudian dilekatkan pada kayu dengan ketinggian 0.5 m, 1 m, 1.5 m, 2 m dan 2.5 m dari permukaan tanah (Gambar 3.2), Tiang kayu yang berisi lekatan perangkap untuk

(8)

semua ketinggian diletakkan/ditegakkan dekat tanaman markisa. Untuk setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan.

Gambar 3.2. Pemasangan trap lalat buah pada ketinggian 1 m; 1.5 m; 2 m; 2.5 m. (Suswati Dokumentasi-2015)

Pernasangan perangkap dilakukan pada waktu pagi hari sedangkan

pengambilannya dilakukan pada waktu sore hari setiap 2 hari sekali. Setiap 2 hari sekali sampel diambil dan dimasukkan ke botol sarnpel yang berisi alkohol 70%

yang telah disediakan sebelumnya dan selanjutnya di bawa ke laboratoriurn Prodi Agrotehnologi UMA untuk disortir, diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya. Data

kelimpahan setiap sampling dipergunakan untuk rnendeskripsikan fluktuasi populasinya. Untuk keperluan identifikasi lalat buah dipergunakan rnikroskop stereo binokuler dan pustaka yang rnengaru kepada Ibrahim & Ibrahim (1990) dan Siwi et al. (2006).

Untuk menentukan keefektifan dari masing-masing ketinggian penempatan alat perangkap digunakan rumus sebagai-berikut (Sudjana, 1992): Persentase keefektifan ketinggian trap = A/B x 100 %, dimana A= jumlah total individu yang berhasil ditangkap oleh suatu ketinggian, B = jumlah total seluruh individu yang

Gambar

Tabel  3.1.  Jenis  pupuk,  dosis  pupuk,  waktu  aplikasi  dan  cara  aplikasi  pupuk  pada  tanaman markisa
Gambar 3.2. Pemasangan trap lalat buah pada ketinggian 1 m; 1.5 m; 2 m; 2.5 m.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya manusia untuk menghasilkan kehidupan yang layak dan lebih baik terutama dalam perkembangan teknologi, terutamamengenai Mesin PendinginIkan (FREEZER) yang

Pemberian terapi yoghurt pada tikus AITD dengan jumlah bakteri 10 9 cfu/ml mampu menurunkan ekspresi TNF-α sebesar 61% dan memperbaiki kerusakan struktur jaringan

Dari uraian di atas dapat disampaikan bahwa keadilan interaksional dari suatu kegagalan layanan adalah merupakan bagian yang sangat penting bagi pemulihan

Ada mulanya, analisis isi kuantitatif memang lebih dikenal dalam penelitian. Analisis isi kuantitatif yang pertama dikenal adalah penelitian mengenai surat kabar.Saat itu

Aplikasi Katalog Warung dan Layanan Pesan Antar ini merupakan aplikasi yang dibuat untuk perangkat mobile , khususnya smartphone dengan system operasi Android. Tujuan

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat taufiq hidayah serta inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan

Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh antara fasilitas perpustakaan, minat baca dan

Dengan mengetahui hubungan antara demand dengan tingkat kepadatan penduduk, hubungan demand dan jarak badara pada asal perjalanan penumpang diharapkan dapat membuat waktu