• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN KOMPETITIF DOSEN

PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI

PERSEPSI MAHASISWA IAIN BATUSANGKAR TENTANG PELAKSANAAN PERKULIAHAN DARING

PENELITI / ID

1. Romi Maimori, S.Ag., M.Pd : 200105780208608 (Ketua Tim) 2. Rizki Pebrina, MA : 200502880108265 (Anggota)

Dilaksanakan Atas Biaya DIPA IAIN Batusangkar Sesuai Surat Perjanjian Kontrak Penelitian

Nomor: B-1378.d/In.27/R.IV/TL.00/06/2021 Tanggal: 3 Juni 2021

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

TAHUN 2021

(2)

ii

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Persepsi Mahasiswa IAIN Batusangkar tentang Pelaksanaan Perkuliahan Daring

Peneliti/ Pelaksana

Nama lengkap : Romi Maimori, S.Ag., M.Pd

NIDN : 200105780208608

Jabatan Fungsional : Lektor/ III/c

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Nomor HP : 081363339596

Alamat Surat : Jr Buluh Kasok-Kenagarian Tabek, Kec. Pariangan, Kab. Tanar Datar, Sumatera Barat 27264

Anggota

Nama Lengkap : Rizki Pebrina, MA

NIDN : 200502880108265

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Waktu Pelaksanaan : 1 (satu) Tahun

Biaya Pelaksanaan : Rp. 17.499.900,- (Tujuh belas juta empat ratus Sembilan puluh Sembilan ribu Sembilan ratus)

Batusangkar, 18 Agustus 2021

Ketua LPPM IAIN Batuangkar Ketua Peneliti

Dr. H. Muhammad Fazis, M.Pd Romi Maimori, S.Ag., M.Pd NIP. 19631119 199103 1 002 NIP. 19780501 200710 2 002

(4)

iv

(5)

1 DAFTAR ISI

Halaman

Biodata Peneliti ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah... 4

C. Sasaran dan Tujuan Penelitian ... 4

D. Definisi Operasional ... 5

E. Kajian Riset Sebelumnya ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 8

B. Bagan Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Sumber Data ... 21

C. Teknik Pengumpulan Data ... 22

D. Analisis Data ... 23

BAB IV. Hasil yang telah Dicapai ... 25

BAB V. Rencana Tahap Berikutnya ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 CATATAN HARIAN PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN

(6)

2 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami dampak bencana global pandemi Covid-19, hal ini memberikan dampak terhadap semua aspek kehidupan, tidak hanya bidang kesehatan, ekonomi, sosial, tetapi juga dunia pendidikan, dan pemerintah telah mengambil kebijakan khusus terkait pelaksanaan proses belajar mengajar di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat Covid-19 (Mendikbud, 2020). Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19), serta Surat Edaran dan petunjuk dari Kepala Daerah. Berkaitan dengan adanya wabah Covid-19 pada awal tahun 2020, pemerintah kemudian mengeluarkan himbauan untuk melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah.(Ordekoria Saragih, F. Ari Anggraini Sebayang, Arman Bemby Sinaga, Muhammad Rasyid Ridlo, 2020 : 179)

Pandemi Covid-19 di Indonesia pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 yang lalu sampai sekarang sudah memasuki beberapa tahap, setelah sebelumnya telah melakukan social distancing, physical distancing dan perbatasan sosial berskala besar (PSBB), dan secara perlahan memasuki era kenormalan baru (new normal). Sejak saat itu, pemerintah segera memberlakukan serangkaian kebijakan-kebijakan tersebut untuk mencegah

(7)

3

penularan dan pertambahan virus. Sejalan dengan itu, segala kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perkumpulan dialihkan pelaksanaannya ke sistem lain.

Perkuliahan yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka di kampus dirubah pelaksanaannya secara daring atau perkuliahan jarak jauh. Perkuliahan online atau sistem perkuliahan jara jauh adalah proses perkuliahan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, dalam hal ini internet, dimana dosen dapat memberikan materi kuliah baik berupa file, video maupun tulisan (teks).

(Muhassanah et al., 2020)h, 2020 : 143), adapun aplikasi yang dapat digunakan sebagai media perkuliahan Jarak jauh adalah zoom, google meeting, google classroom, google form, whatsapp grup dan media lainnya. Di IAIN Batusangkar sendiri sudah melaksanakan perkuliahan jarak jauh selama dua semester sejak maret 2020 sampai maret 2021, bahkan sekarang sudah memasuki semester ke tiga untuk pelaksanaan perkuliahan daring.

Selama perkuliahan daring tersebut berlangsung banyak respon dari mahasiswa baik respon positif maupun respon negative. Diantara respon negative adalah berdasarkan komentar beberapa mahasiswa yang menyatakan bahwa mengikuti perkuliahan secara daring terkenda dalam berbagai aspek diantaranya aspek tekhnis seperti jaringan sehingga suasana perkuliahan tidak kondusif, metode perkuliahan yang digunakan dosen juga sering monoton, dan juga dalam evaluasi perkuliahan kurang efektif, dan aspek instruksional seperti penguasaan materi, dll. namun diantaranya ada juga yang meresponi secara positif perkuliahan daring karena dengan perkuliahan daring ini mahasiswa bisa tetap di rumah mengikuti perkuliahan, bisa menghemat biaya operasional perkuliahan seperti biaya transportasi dan konsumsi (wawancara dengan beberapa mahasiswa).

Pada penelitian terdahulu Rusdiana dan Nugroho (2020) melalukan penelitian terhadap respon mahasiswa pada pembelajaran daring mata kuliah pengantar hukum Indonesia dengan menggunakan e-learning VINESA UNESA.

(8)

4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa saat mengikuti perkuliahan daring sebesar 71% dan efektivitas perkuliahan sebesar 76,4%.

Mustofa, dkk. (2019) melakukan penelitian terhadap formulasi model perkuliahan daring dengan memanfaatkan situs resmi pemerintah sebagai upaya menekan disparitas kualitas perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem kuliah daring memiliki kontribusi positif untuk mendorong disparitas kualitas perguruan tinggi di Indonesia.

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, terlihat bahwa respon mahasiswa terhadap pembelajaran daring bisa dikatakan cukup baik. Namun juga tidak di seluruh perguruan tinggi di Indonesia, karena persepsi dari mahasiswa tersebut berbeda-beda dalam menjalani perkuliahan secara daring tersebut.

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan.

Kemudian pengideraan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerimaan yaitu alat indera. Persepsi merupakan proses masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia yang disalurkan melalui alat-alat indera manusia sehingga memunculkan berbagai tanggapan oleh individu.

Persepsi mahasiswa mengenai perkuliahan secara daring perlu diketahui dan diteliti untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa terhadap pelaksaan perkuliahan daring yang sudah mereka jalani dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melakukan rekonstruksi pembelajaran daring di IAIN Batusangkar, sehingga perguruan tinggi penyelenggara dapat mengevaluasi kegiatan perkuliahan daring dan digunakan sebagai feedback untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kuliah daring pada tahun akademik berikutnya. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa IAIN Batusangkar tentang pelaksanaan perkuliahan daring selama pandemic Covid-19.

(9)

5 B. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah persepsi mahasiswa IAIN Batusangkar tentang pelaksanaan perkuliahan daring.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai barikut:

1. Bagaimana persepsi mahasiswa tentang sistem perkuliahan daring?

2. Bagaimana persepsi mahasiswa tentang media perkuliahan daring?

3. Bagaimana persepsi mahasiswa tentang evaluasi perkuliahan daring?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa tentang sistem perkuliahan daring

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa tentang media perkuliahan daring

3. Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa tentang evaluasi perkuliahan daring

D. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini perlu didefinisikan sebagai berikut :

Persepsi Mahasiswa. Persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. (Bimo Walgito: 2004). Persepsi mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan mahasiswa IAIN Batusangkar tentang pelaksananaan perkuliahan daring.

(10)

6

Perkuliahan Daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan menggunakan platform tertentu sehingga bisa dilakukan jarak jauh.

Pembelajaran daring bertujuan untuk memberikan layanan pembelajaran dan jaringan yang lebih luas. (Sofyana dan Abdul, 2019 : 82). Perkuliahan daring yang deimaksud adalah proses pelaksanaan perkuliahan secara virtual dengan melihat aspek; sistem perkuliahan, media perkuliahan dan evaluasi perkuliahan secara daring pada IAIN Batusangkar.

E. Kajian Riset Sebelumnya yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulvivi Nur Indriani (2021) dengan judul

“Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring kurang baik. Mahasiswa dengan kategori kurang memiliki persentase 66%, mahasiswa dengan kategori sangat kurang memiliki persentase 33%, dan mahasiswa dengan kategori baik memiliki persentase 1%. Adapun jika dilihat dari masing-masing indikator yaitu indikator tanggapan memiliki kategori kurang sebesar 59%, indikator proses belajar memiliki kategori kurang sebesar 58%, indikator motivasi memiliki kategori kurang sebesar 55%, indikator pengetahuan memiliki kategori kurang sebesar 51%, indikator hal-hal baru memiliki kategori kurang sebesar 55%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi tempat. Dimana dalam penelitian ini dilaksanakan di IAIN Batusangkar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni (2019) dengan judul “Persepsi Mahasiswa Pendidikan Sosiologi terhadap Pembelajaran Daring di Universitas Muhammadiyah Makassar”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring sangat berperan penting dalam proses pembelajaran karena seseorang dapat belajar hanya melalui media atau

(11)

7

belajar secara online tanpa harus bertatapan muka dengan dosen. Adapun manfaat yang sangat berperan penting dalam proses pembelajaran daring salah satunya dapat lebih menghemat waktu dan tenaga, sehingga waktu dan tenaga yang tersisa dapat digunakan untuk hal-hal lainnya diluar jam perkuliahan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran daring, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi tempat. Dimana dalam penelitian ini dilaksanakan di IAIN Batusangkar.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Irham Aulia (2020) dengan judul “Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Daring pada Mata Kuliah Tata Udara”. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik memiliki fasilitas pembelajaran daring yang cukup baik, peserta didik dan pendidik dapat menggunakan fasilitas pembelajaran dengan baik, juga aktivitas pembelajaran daring terlaksana dengan baik. Akan tetapi hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran daring tidaklah lebih mudah untuk dipahami dan tidaklah lebih menarik apabila dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.

(12)

8 BAB II KAJIAN TEORI A. PERSEPSI

1. Pengertian Persepsi

Persepsi menurut Bimo Walgito (2004) merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. (Putu Suniarniti Noviantari, I Putu Ade Andre Payadnya, 2021 : 15). Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat panca indera manusia.

Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi positif maupun persepsi negatif yang akan memengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata

Hal ini dikarenakan persepsi merupakan proses penginterpretasian stimulus yang diterima oleh panca indera menjadi suatu pemahaman. Otak akan menterjemahkan stimulus yang diterima dari alat indera untuk menghasilkan pemahaman yang akan memengaruhi cara individu berperilaku atau menanggapi suatu stimuli. Persepsi inilah yang kemudian akan menggerakkan mahasiswa untuk dapat mengatur dan mengelola dirinya dalam kegiatan perkuliahan daring. (Ordekoria Saragih, F. Ari Anggraini Sebayang, Arman Bemby Sinaga, Muhammad Rasyid Ridlo, 2020 : 181-182)

Beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah sebuah penafsiran seseorang tentang suatu pengalaman mengenai objek atau peristiwa yang dilihat secara inderawi dan menafsirkan sesuai pada tingkat pemahaman masing masing yang tidak terlepas dari rangsangan yang

(13)

9

datang dari luar (External Perception) dan rangsangan dari dalam individu (Self Perception).

2. Prinsip Dasar Persepsi

Menurut Slameto (2010 : 103) berikut ini beberapa prinsip dasar tentang persepsi antara lain :

a. Persepsi itu relatif bukan absolute. Seseorang tidak dapat menyimpulkan secara persis terhadap sesuatu yang dilihatnya tetapi secara relatif seseorang dapat menerka terhadap suatu peristiwa berdasarkan kenyataan sebelumnya.

b. Persepsi itu selektif. Rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah dipelajari dan apa yang pernah menarik perhatiannya. Ini berarti bahwa ada keterbatasan kemampuan seseorang dalam menerima rangsangan.

c. Persepsi itu mempunyai tatanan. Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerima dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok. Jika rangsangan tidak datang lengkap maka ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.

d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan. Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih akan ditata dan diinterprestasikan.

e. Persepsi seseorang dapat jauh berbeda dengan persepsi orang lain sekalipun situasinya sama. Bahwa perbedaan persepsi dapat ditelusuri apa adanya perbedaan individual, sikap dan motivasi.

Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan

(14)

10

dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.

Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi itu bersifat relatif, selektif, dan teratur. Semakin baik persepsi tentang sesuatu maka semakin mudah siswa belajar mengingat sesuatu tersebut. (Tarmiji, 2016 : 44-45) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Miftah Toha (2003) dalam (Rita Rahmaniati, 2020 : 29) adalah :

a. Faktor intern terdiri dari perasaan, sikap, kepribadian, individual, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (focus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat dan motivasi diri individu.

b. Faktor ekstern terdiri dari latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebudayaan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerakan, hal-hal baru dan familiar atau tidak ada saingan suatu objek.

4. Syarat-Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2008) dalam (Fitri Jayanti, Nanda Tika Arista, 2018 : 213) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah :

a. Adanya objek yang dipersepsi.

b. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indera atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

(15)

11

L R

5. Aspek-Aspek Persepsi

Persepsi merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Adapun aspek-aspek dari persepsi yaitu :

a. Kognisi. Aspek kognisi berhubungan dengan ingatan, bahasa, asosiasi, konsep, atensi, kesadaran, problem solving dan interpretasi stimulus dari objek sehingga membentuk proses berpikir.

b. Afeksi. Aspek afeksi berhubungan dengan perasaan dan emosi individu.

pemahaman yang didapat dari proses kognitif akan dapat memahami apa yang individu rasakan yang menyangkut perasaan senang atau tidak senang, sedih atau bahagia. (Harlina Nurtjahjanti, 2012 : 4)

6. Proses Terjadinya Persepsi

Keterangan : L: Lingkungan S: Stimulus O: Individu

R: Reaksi atau Respon

Walgito (dalam Hadi Suprapto Arifin, Ikhsan Fuady, Engkus Kuswarno, 2017 : 91) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

(16)

12

b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.

c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

Menurut Miftah Toha (2008) dalam (Fitri Jayanti, Nanda Tika Arista, 2018 : 214), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:

a. Stimulus atau rangsangan, terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.

b. Registrasi, dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim tersebut.

c. Interpretasi, merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya.

Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang.

7. Jenis-Jenis Persepsi

Menurut Mulyana (2016 : 184), persepsi terbagi dua yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi sosial (persepsi terhadap manusia). Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia bersifat dinamis. Perbedaan kedua persepsi tersebut, ialah :

(17)

13

a. Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap manusia melalui lambang-lambang verbal dan non- verbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek dan lebih sulit diramalkan.

b. Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya). Kebanyakan objek tidak mempersepsi anda ketika anda mempersepsi objek-objek itu. Akan tetapi manusia mempersepsi anda pada saat anda mempersepsi mereka. Artinya dengan kata lain persepsi terhadap manusia bersifat interaktif.

c. Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Artinya dengan kata lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. Oleh karena itu, persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek. Persepsi terhadap manusia lebih beresiko daripada persepsi terhadap objek.

Persepsi terhadap manusia (Persepsi Sosial) adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya.

Beberapa prinsip mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan persepsi sosial (Mulyana, 2016 : 191–207), sebagai berikut : a. Persepsi berdasarkan pengalaman yaitu persepsi manusia terhadap

seseorang, objek atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa.

b. Persepsi bersifat selektif. Setiap manusia sering mendapat rangsangan inderawi sekaligus, untuk itu perlu selektif dari rangsangan yang paling

(18)

14

penting. Untuk itu atens suatu rangsangan merupakan faktor utama menentukan menentukan selektifitas kita atas rangsangan tersebut.

c. Persepsi bersifat dugaan. Persepsi bersifat dugaan terjadi oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap.

d. Persepsi bersifat evaluatif. Terkadang seseorang menafsirkan pesan sebagai suatu proses kebenaran, akan tetapi terkadang alat indera dan persepsi kita menipu kita, sehingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya.

e. Persepsi bersifat kontekstual merupakan pengaruh paling kuat dalam mepersepsi suatu objek. Konteks yang melingkungi kita ketika melihat seseorang, sesuatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan prinsipnya yaitu: kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan, kecenderungan mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari struktur dan latar belakangnya.

B. SISTEM PERKULIAHAN DARING 1. Pengertian Perkuliahan Daring

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka dan menggunakan platform tertentu sehingga bisa dilakukan jarak jauh.

Pembelajaran daring bertujuan untuk memberikan layanan pembelajaran dan jaringan yang lebih luas. (Sofyana dan Abdul, 2019 : 82). Menurut Martins (2015) dalam (Dwi Ratnawati, Vivianti, 2020 : 111-112) Pembelajaran daring adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi yaitu internet dan dipadukan dengan alat untuk menunjang aktivitas pembelajaran.

Sedangkan menurut Saifuddin (2016) perkuliahan online atau yang biasa disebut daring merupakan salah satu bentuk pemanfaatan internet yang dapat meningkatkan peran mahasiswa dalam proses pembelajaran. (Marhan Hasibuan, 2020 : 19)

(19)

15

Perkuliahan secara daring dapat dipahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang antara mahasiswa dan berada di lokasi terpisah, sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Penerapannya dilakukan dengan cara penyampaian materi yang dilakukan melalui internet secara synchronous atau asynchronous. Hal ini memudahkan mahasiswa yang mengikuti program kuliah daring lebih menghebat waktu dan tenaga. (Sidatul Maulah, Farikhatun Nisa A, Nofida R. Ummah, 2020 : 54)

Jadi, Perkulihan daring adalah proses perkuliahan yang dilakukan secara daring (dalam jaringan), dimana proses perkuliahan akan tetap berjalan dalam waktu yang telah ditentukan untuk mencapai kompetensi tertentu dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi online.

2. Prinsip Perkuliahan Daring

Prinsip-prinsip pembelajaran daring atau yang umum dikenal dengan istilah E-learning, yaitu : a. Learning is open (belajar adalah terbuka), b.

Learning is social (belajar adalah sosial), c. Learning is personal (belajar adalah personal), d. Learning is augmented (belajar adalah terbantukan), e. Learning is multi represented (belajar adalah multirepresentasi/

multiperspektif), f. Learning is mobile (belajar adalah bergerak). Tentunya, diperlukan alat atau media pembelajaran daring yang dapat memenuhi keenam aspek tersebut. Beberapa media pembelajaran daring yang dapat digunakan sebagai penghubung antara pengajar dan pembelajar adalah Learning Management System (seperti moodle, edmondo, dan layanan Google Classroom), media live streaming (seperti Zoom, CloudX atau Google Meet), aplikasi chat group (seperti WhatsApp atau Telegram), dan media online lainnya (seperti YouTube, Kahoot dan Quizizz). (Ordekoria Saragih, F. Ari

(20)

16

Anggraini Sebayang, Arman Bemby Sinaga, Muhammad Rasyid Ridlo, 2020 : 181)

3. Kelebihan Perkuliahan Daring

Menurut Siahaan (2018) dalam (Rita Rahmaniati, 2020 : 29-30) perkuliahan daring memiliki kelebihan, yaitu :

a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan pseserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.

b. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari.

c. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan dimana saja kalau dipelrukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer d. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

Sedangkan dalam (Misran, Ulfa Ichwan Yunus, 2020 : 132-133) kelebihan dari pembelajaran online adalah :

a. Fleksibilitas tempat

Melalui pembelajaran online, pembelajaran dapat dilakukan dimanapun tanpa terbatas oleh ruang. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan meskipun tidak menggunakan lokasi atau ruangan tertentu.

Akses pembelajaran dapat dilakukan selama ada akses internet.

b. Fleksibilitas waktu

Pembelajaran secara online tidak hanya dapat dilakukan dimana saja, tetapi juga dapat dilakukan kapanpun. Kelebihan pembelajaran online dibandingkan tatap muka yaitu pembelajaran dapat diakses melalui internet

(21)

17

sehingga akses bisa dilakukan kapanpun. Akses internet yang terbuka dan menyediakan layanan yang kaya informasi sehingga mudah diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.

c. Pembelajaran mandiri

Kemudahan akses internet yang didukung oleh perkembangan teknologi seperti smartphone dan laptop memungkinkan siapapun untuk belajar secara mandiri. Dosen tidak harus terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran namun dapat berperan sebagai fasilitator. Dosen cukup menyediakan garis besar pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang dapat diakses oleh mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengakses sendiri materi pembelajaran. Selain itu mahasiswa juga dapat lebih mudah untuk mereview materi pembelajaran kapanpun dan dimanapun.

Mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan mengakses materi dari berbagai sumber. Selain itu juga dapat mengatur jadwal belajar secara lebih leluasa sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara fleksibel.

d. Meningkatkan kemampuan mengoperasikan teknologi

Kemahiran dalam mengoperasikan teknologi tidak harus dipelajari secara teori namun bisa dilakukan dengan belajar secara autodidak.

Semakin sering menggunakan teknologi maka akan semakin mahir dalam menggunakannya. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran online merupakan aktivitas yang wajib dilakoni baik oleh mahasiswa maupun dosen. Dengan diterapkannya pembelajaran online maka mahasiswa juga semakin sering menggunakan teknologi yang berdampak pada meningkatnya kemahiran mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi.

Mahasiswa dipaksa untuk belajar secara mandiri untuk belajar mengoperasikan aplikasi yang sebelumnya belum pernah mereka gunakan.

e. Memudahkan akses komunikasi

(22)

18

Pada pembelajaran tatap muka, komunikasi yang terjalin antara mahasiswa dengan dosen atau antara mahasiswa dengan mahasiswa lebih sering terjadi ketika berada dalam ruang kelas. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran online mahasiswa dapat melakukan komunikasi baik dengan dosen ataupun dengan sesama mahasiswa kapanpun dan dimanapun.

Mahasiswa juga lebih memiliki kepercayaan diri untuk berkomunikasi dengan dosen dan lebih terbuka untuk bertanya karena merasa tidak malu.

Berbeda pada saat pertemuan tatap muka, mahasiswa lebih sungkan untuk bertanya sehingga lebih banyak diam pada saat proses pembelajaran.

Namun dengan diterapkannya pembelajaran online, mahasiswa lebih percaya diri untuk bertanya dan memberikan komentar dalam proses diskusi.

4. Kekurangan Perkuliahan secara Daring

a. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

b. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

c. Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa pemograman computer.

d. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong adanya aspek bisnis atau komersial. (Rita Rahmaniati, 2020 : 30)

5. Penghambat Perkuliahan Daring

Adapun kendala-kendala yang menghambat penerapan pembelajaran online dalam (Misran, Ulfa Ichwan Yunus, 2020 : 133-134) sebagai berikut : a. Koneksi jaringan tidak stabil

Kebanyakan mahasiswa pulang ke kampung halaman karena kebijakan belajar dari rumah. Lokasi tempat tinggal mahasiswa sangat variatif. Pada beberapa lokasi akses jaringan seluler sangat diakses. Banyak mahasiswa yang tinggal di pegunungan dan daerah terpencil sehingga sulit untuk mengakses jaringan. Keadaan tersebut menyulitkan mahasiswa untuk

(23)

19

mengakses materi pembelajaran atau terlambat dalam menghadiri perkuliahan yang dilaksanakan secara online. Selain karena kondisi geografis, koneksi jaringan seluler sering pula tidak stabil yang terkadang terputus secara tiba-tiba saat pembelajaran sedang berlangsung.

b. Biaya bertambah

Tidak semua tingkat ekonomi mahasiswa sama. Ada yang berasal dari keluarga mapan dan ada pula yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah. Tidak semua mahasiswa dapat membeli kuota data internet secara berkelanjutan sedangkan pembelajaran online menuntut penggunaan kuota data yang banyak. Banyak mahasiswa dari latar belakang ekonomi rendah sulit untuk membeli kuota internet setiap saat.

c. Pembelajaran kurang efektif

Penerapan metode, strategi, dan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran betujuan untuk mencapai efektivitas pembelajaran.

Mahasiswa merasa penerapan belajar dari rumah dengan basis pembelajaran online tidak efektif. Beberapa materi perkuliahan sulit dipahami oleh mahasiswa khususnya materi yang berhubungan dengan materi praktek dan perhitungan yang membutuhkan penerapan langsung saat pembelajaran. Meskipun komunikasi antara dosen dan mahasiswa dengan mudah dilakukan, namun penjelasan materi yang tidak dilakukan secara tatap muka menyulitkan mahasiswa untuk mencerna penjelasan materi. Karena kesulitan tersebut maka mahasiswa merasa pembelajaran yang dilakukan secara online tidak efektif.

d. Tugas terlalu banyak

Pembelajaran secara online tidak hanya diterapkan pada satu mata kuliah namun diterapkan pada semua mata kuliah. Kesulitan yang juga dihadapi oleh mahasiswa yakni banyak dosen yang menerapkan perkuliahan dengan basis penugasan. Mahasiswa kesulitan dalam memenuhi setiap tugas pada mata kuliah yang bersamaan. Selain itu, banyaknnya tugas turut berdampak

(24)

20

Persepsi Mahasiswa

Sistem Perkuliahan Daring Media Perkuliahan Daring Perkuliahan Daring

Pelaksanaan evaluasi Perkuliahan daring

Analisis persepsi mahasiswa tentang perkuliahan jarak jauh

pada penggunaan kuota internet yang tinggi sehingga mahasiswa seringkali kehabisan kuota internet.

C. Bagan Kerangka Konseptual

Persepsi adalah suatu pengalaman suatu obyek atau peristiwa dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang ditangkap oleh panca indera. Jadi kita dapat mempersepsikan suatu kejadian dengan alat indera kita atau dari orang lain tentang obyek tertentu kemudian kita dapat menafsirkan obyek tersebut.

Dalam perkuliahan daring yang disampaikan oleh dosen di kelas merupakan konsep-konsep yang masih bersifat abstrak atau dalam tatanan ide atau gagasan untuk itu diperlukan dosen yang professional dituntut untuk menjabarkan konsep yang bersifat abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata atau konkrit. Dalam proses perkuliahan mahasiswa dari dosen, sehingga memunculkan persepsi dari mahasiswa tentang pembelajaran daring. Persepsi yang dimunculkan oleh mahasiswa sangat beragam dapa berupa persepsi yang positif, negatif atau malah tidak tahu.

(25)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, dengan sifat deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi (Arikunto, 2010). Penelitian deskriptif adalah pengujian yang dilaksanakan secara bertahap dimana peneliti mendeskripsikan satu atau beberapa gejala, perkara, kasus yang terjadi saat ini, mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual (Sudjana, 2012)

Metode ini dipilih untuk memperoleh data tentang persepsi mahasiswa IAIN Batusangkar tentang Pelaksanaan Perkuliahan Daring

B. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari sampel penelitian yang diambil dari data populasi. Teknik sampel yang digunakan adalah Simple random sampling yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang terdapat dalam populasi. Populasi adalah mahasiswa IAIN Batusangkar yang berjumlah 5329 orang (data mahasiswa bisa dilihat pada tabel 1.1), jumlah sampel ditentukan dengan memperhatikan tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 1 % sehingga sampel ditetapkan sebesar 578 orang.

Tabel 1.1. REKAPITULASI JUMLAH MAHASISWA IAIN BATUSANGKAR PER 09 MARET 2021

No Prodi Mahasiswa

Aktif 1 PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 230

2 BIMBINGAN KONSELING 354

3 PENDIDIKAN (TADRIS) MATEMATIKA 220

(26)

22

4 PENDIDIKAN (TADRIS) FISIKA 89

5 PENDIDIKAN (TADRIS) BIOLOGI 200

6 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 369

7 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 613

8 PENDIDIKAN (TADRIS) BAHASA INGGRIS 299

9 PENDIDIKAN BAHASA ARAB 193

10 PENDIDIKAN (TADRIS) KIMIA 66

11 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 383

12 HUKUM EKONOMI SYARIAH 258

13 AHWAL AL SYAKHSHIYYAH 274

14 HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) 338

15 EKONOMI SYARIAH/MANAJEMEN 32

16 EKONOMI SYARIAH/AKUNTANSI 37

17 MANAJEMEN INFORMATIKA 178

18 EKONOMI SYARIAH 345

19 KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM / Broadcasting 149

20 ILMU ALQUR'AN DAN TAFSIR 134

21 PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM 52

22 PSIKOLOGI ISLAM 220

23 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM 159

24 PEMIKIRAN POLITIK ISLAM 34

25 KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM / Jurnalistik 92

26 JURNALISTIK ISLAM 11

TOTAL 5329

Sumber: Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan IAIN batusangkar C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan survey secara online melalui google form, dengan terlebih dahulu menyusun angket/kuesioner tertutup, dengan menggunakan skala likert, dengan menggunakan alternatif jawaban; Selalu dengan skor 5, Sering dengan skor 4, Kadang-kadang dengan skor 3, Jarang dengan skor 2, dan Tidak peernah dengan skor 1. adapun indikator pernyataan kuesioner terdiri dari persepsi mahasiswa

(27)

23

tentang sistem perkuliahan daring, media perkuliahan daring, dan evaluasi perkuliahan secara daring.

D. Analisis Data

Analisis data penelitian ini penelitian ini adalah data yang diperoleh dari mahasiswa berupa data kuantitaif kemudian dianalisis secara deskriptif dengan teknik persentase, dengan prosedur:

1. Pemeriksaan data yaitu memeriksa perolehan data yang terdapat pada instrument penelitian dengan mencek kelengkapan jawaban responden.

2. Klasifikasi data yaitu mengelompokkan data berdasarkan kriteria yang ditentukan agar memudahkan analisis data.

3. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan 4. Menghitung frekuensi jawaban responden/ data

5. Menghitung persentase dengan teknik persentase dari setiap data yang diperoleh

6. Menampilkan data dalam bentuk tabel

7. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

Rumus teknik persentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah 𝑃 = 𝐹

𝑁 𝑥 100 % Keterangan: P = Besaran Persentase

F = Frekuensi jawaban N = Jumlah Total Responden

Setelah data dipresentasekan akan dimasukkan dalam kriteria perhitungan persentase menurut Riduwan:

No Persentase Keterangan

1 0% - 20% Sangat Lemah

2 21% - 40% Lemah

(28)

24

3 41% - 60% Cukup

4 61% - 80% Kuat

5 81% - 100% Sangat Kuat

(29)

25 BAB IV

HASIL YANG TELAH DICAPAI

A. Validitas Instrument

Sebelum instrument penelitian digunakan untuk mengumpulkan data, maka terlebih dahulu dilakukan validasi instrument, hal ini untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk yaitu melalui validasi dari ahli (judgment experts). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan kisi-kisi dan lembar angket sebagai berikut:

Tabel 1.2: Kisi-Kisi Angket Penelitian

No Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir

Pertanyaan 1. Persepsi

Mahasiswa tentang Pelaksanaan Perkuliahan Daring di IAIN Batusangkar

Persepsi mahasiswa tentang sistem perkuliahan.daring

Kemudahan Akses 8, 27, 31 Partisipasi dan keaktifan 3, 5, 19, 21,

22, 24 Kedisiplinan mengikuti

perkuliahan

1, 7, 32,

Suasana perkuliahan 2, 4, 6, 14, 17, 20, 25.

33

Persepsi mahasiswa tentang media perkuliahan daring

Jenis media Daring 10, 11, 15 Efektifitas media 9, 16, 18,

Persepsi mahasiswa tentang Sistem evaluasi 13, 23, 26,

(30)

26

evaluasi perkuliahan 28, 29

Tanggung jawab terhadap beban tugas

12, 30, 34, 35

Tabel 1.3: Kisi-Kisi Angket Penelitian

No Pernyataan

Alternatif Jawaban SL SR KD JR TP

5 4 3 2 1 1. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal perkuliahan

secara daring

2. Saya menjalin komunikasi yang baik dengan dosen, terkait proses perkuliahan daring

3.

Jika perkuliahan menggunakan zoom/ cloudX/ Google Meet saya antusias mengikuti perkuliahan dengan mengaktifkan vidio

4. Saya mempersipkan diri dengan baik sebelum mengikuti perkuliahan daring

5

Saya tetap berpakaian rapi sama dengan pakaian perkuliahan biasa dalam mengikuti perkuliahan secara daring

6. Saya lebih bersemangat mengikuti perkuliahan dengan sistem pembelajaran daring

7 Saya rajin mengambil absensi secara daring di awal perkuliahan setelah itu saya meninggalkan perkuliahan 8 Jaringan di tempat saya mendukung pelaksanaan

perkuliahan daring

9 Saya lebih paham jika perkuliahan menggunakan aplikasi e-campus

10 Saya lebih paham jika perkuliahan menggunakan live

(31)

27 management system seperti google classroom

11 Saya lebih paham jika perkuliahan menggunakan media live steaming seperti Zoom/Google Meet dll

12 Tugas-tugas yang diberikan kepada saya, saya kerjakan secepatnya.

13 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu dalam waktu yang ditentukan dosen.

14 Saya memahami materi perkuliahan secara baik dengan metode mengajar dosen secara daring

15 Saya lebih paham dengan perkuliahan jika menggunakan aplikasi chat group seperti Whatsapp/ Telegram, dll

16 Media yang digunakan dosen selama perkuliahan secara daring bervariasi.

17 Perkuliahan secara daring memberikan pengalaman baru bagi saya dalam proses peruliahan

18 Melalui perkuliahan daring saya lebih melek teknologi terutama dalam aplikasi perkuliahan

19 Saya termotivasi untuk lebih giat belajar dengan mencari sumber lain yang relevan dengan materi perkuliahan yang diikuti

20 Perkuliahan secara daring mudah diikuti dan lebih praktis 21 Saya ikut terlibat aktif dalam diskusi selama pembelajaran

daring

22 Saat pembelajaran daring, saya akan fokus mengikuti sampai jam perkuliahan selesai.

23 Nilai saya lebih bagus/meningkat ketika pembelajaran daring

24 Saya sulit berkonsentrasi saat pembelajaran daring

25 Saya sulit memahami pembelajaran yang disampaikan

(32)

28 dosen ketika perkuliahan daring

26 Saya memberikan umpan balik kepada dosen saat perkuliahan daring

27 Perkuliahan daring yang saya ikuti terkendala dengan kuota internet yang saya miliki.

28

Evaluasi dalam perkuliahan daring dilaksanakan secara lisan melalui media live streaming (Zoom, CloudX atau Google Meet atau videocall)

29 Pada saat evaluasi dilakukan secara daring, memudahkan saya untuk melihat contekan/catatan.

30 Jika ada tugas perkuliahan saya akan copy paste dari internet.

31 Saya kesulitan mengirimkan kembali hasil tugas secara daring kepada dosen.

32 Saat perkuliahan daring saya dapat tetap mengerjakan pekerjaan sampingan lainnya dari rumah

33 Saya berharap semester depan pembelajaran bisa dilaksanakan dengan tatap muka.

34 Saya mengerjakan soal-soal saat evaluasi perkuliahan secara asal-asalan

35 Saya sangat memahami direction (petunjuk) dengan jelas dari setiap tugas yang diberikan kepada saya.

Angket tersebut di atas diberikan kepada validator dan dari hasil validasi dari ahli menyatakan bahwa angket tersebut layak digunakan dengan sedikit revisi, ada beberapa item yang sudah direvisi sesuai dengan saran validator, kemudian angket disebarkan ke sampel yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 578 orang, namun baru sebanyak 355 orang mahasiswa IAIN Batusangkar yang mengirimkan responnya.(lihat:https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSddwtzTYZeVlssGNM ofi9-Q0iLiwT06UQuhr6974w4ce6Phqg/viewform?usp=sf_link)

(33)

29 BAB V

RENCANA TAHAPAN BERIUTNYA

No Kegiatan

Bulan

Agustus September Oktober Nov

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1. Penyampaian Progres Report Penelitian 2. Tabulasi Data Penelitian

3 Mengolah Data Penelitian 4 Membuat Laporan Hasil 5 Seminar Hasil

6 Memperbaiki Catatan reviewer seminar hasil

7 Penyerahan Laporan Hasil 8 Membuat output hasil penelitian

(34)

30

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arifin, Hadi Suprapto, Ikhsan Fuady, Engkus Kuswarno, 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Untirta terhadap Keberadaan Perda Syariah di Kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik/Vol.

21, No.1

Hasibuan, Marhan, 2020. Persepsi Mahasiswa terhadap Model Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 pada Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam (Studi Kasus Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah). Jurnal Ilmiah Al Hadi/Vol. 6, No. 1

Jayanti, Fitri, Nanda Tika Arista. 2018. Persepsi Mahasiswa terhadap Pelayanan Perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura. Kompetensi/Vol. 12, No. 2

Maulah, Sidatul, Farikhatun Nisa A, Nofida R. Ummah, 2020. Persepsi Mahasiswa Biologi terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Biologi/Vol.1, No. 2

Maulana, Hutomo Atman, Muhammad Hamidi, 2020. Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring pada Mata Kuliah Praktik di Pendidikan Vokasi.

Jurnal Pendidikan/Vol. 8, No. 2

Misran, Ulfa Ichwan Yunus, 2020. Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Online Selama Pandemi Covid-19. Journal of Islamic Education Management/Vol. 5, No. 2

Muhassanah, Nur’aini. 2020. Analisis Persepsi Mahasiswa Program Studi Matematika dalam Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid 19.

Academic Journal of Marth/Vol. 02, No. 02

Mulyana, D. 2016. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Noviantari, Putu Suniarniti, I Putu Ade Andre Payadnya. 2021. Persepsi Mahasiswa terhadap Kuliah Daring pada Masa Pandemi Covid 19. Jurnal Pembelajaran dan Pengembangan Matematika/Vol. 1, No. 1

Nurtjahjanti, Harlina. 2012. Hubungan Antara Persepsi terhadap Harga dan Kualitas Produk dengan Minat Membeli Produk Fashion Onlineshop di Facebook pada Mahasiswa Politeknik X Semarang. Jurnal Psikologi Undip/

Vol, 11, No. 2

(35)

31

Rahmaniati, Rita. 2020. Perbedaan Persepsi Mahasiswa tentang Perkuliahan Daring. Anterior Jurnal/Vol. 20, No. 1

Ratnawati, Dwi, Vivianti, 2020. Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring pada Mata kuliah Praktik Aplikasi Teknologi Informasi. Jurnal Edukasi Elektro/Vol. 4, No. 2

Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfa Beta, cet. 1

Saragih, Ordekoria, F. Ari Anggraini Sebayang, Arman Bemby Sinaga, Muhammad Rasyid Ridlo. 2020. Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Penelitian Pendidikan & Pembelajaran Vol.

7, No. 3

Sofyana dan Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika/Vol. 8, No. 1

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Tarmiji. 2016. Persepsi Siswa terhadap Kesiapan Guru dalam Proses Pembelajaran.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Unsyiha/Vol. 1, No. 1 Yuniarti, Ratna. 2020. Persepsi Mahasiswa tentang Penerapan E-Learning pada

Masa Darurat Pandemi Covid 19. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika/Vol. 6, No. 2

(36)

CATATAN HARIAN

No Tanggal Kegiatan

1. 12 Juli 2021 Menyusun Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian Dokumen Dukung: Kisi-kisi dan Angketpenelitian

2. 21 Juli 2021

Menghubungi dan mengirimkan Angket Penelitian ke Validator

Dokumen Pendukung: Surat permohonan menjadi validator dan angket penelitian

3 1 Agustus 2021 Pengembalian angket penelitian dari validator

4 5-6 Agustus 2021 Memperbaiki Angket Penelitian sesuai saran dari validator 5 7 Agustus 2021 Membuat Google Formulir dan Penyebaran Angket ke Sampel

Penelitian (Mahasiswa IAIN Batusangkar.

6 19 Agustus 2021 Data sampel yang sudah mengisi angket penelitian

Gambar

Tabel 1.1. REKAPITULASI JUMLAH MAHASISWA IAIN BATUSANGKAR  PER 09 MARET 2021
Tabel 1.2: Kisi-Kisi Angket Penelitian
Tabel 1.3: Kisi-Kisi Angket Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pengakuan dana syirkah temporer dalam neraca hanya dapat dilakukan jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya

soal sangat tidak sulit yaitu soal nomor 7 KD tentang menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam cerpen, soal nomor 17 KD tentang mengungkapkan hal yang dapat

Menurut Sugiono (2012:1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti padda kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

Dari data yang berhasil dikumpulkan tentang jenis penelitian yang digunakan oleh mahasiswa prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dari penelusuran yang telah dilakukan terhadap beberapa penelitian, belum ditemukan pembahasan pesantren waria yang fokus terhadap penggunaan media sosial

Tugas dan tanggung jawab Assistant Manager Facility Maintanance adalah merawat semua fasilitas, baik sarana ataupun prasarana yang ada dalam perusahaan. 1) Melaksanakan

Pengetahuan dalam mengestimasi kerapatan menggunakan Indeks vegetasi dapat dijadikan salah satu kajian penginderaan jauh yang dimanfaatkan sebagai pengayaan informasi

Berdasarkan hasil analisis faktor dari 31 item pernyataan yang dijadikan variabel dalam proses pengolahan data, terbentuk enam faktor yang berpengaruh terhadap