ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING
SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus Pada PT ATMI IGI Center Surakarta
Dewi Kartikasari NIM : 082114107 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pada PT ATMI IGI Center Surakarta.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi langsung ke objek penelitian sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriptif dan teknik analisis komparatif. Analisis dilakukan dengan cara menghitung harga pokok produksi dan harga jual produk dalam perusahaan.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION UNDER THE JOB ORDER COSTING METHOD
AS A BASIS TO DETERMINE THE PRODUCT SELLING PRICE
A Case Study at PT ATMI IGI Center Surakarta
Dewi Kartikasari NIM : 082114107 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
The purpose of this research is to find out the accuracy in determining the production cost and selling price of the product at PT ATMI IGI Center Surakarta.
The techniques used in data collection are interview, documentation, and observation directly to the object of research, where as the techniques used in data analysis are descriptive analysis and comparative analysis. The analysis were done by calculating the production cost and selling price of the product in the company.
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
DENGAN METODE JOB ORDER COSTING
SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus Pada PT ATMI IGI Center Surakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
Dewi Kartikasari
NIM : 082114107
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO
1. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)
2. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan pada hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
3. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 9:13)
4. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
5. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. (Lukas 1:37)
6. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)
7. Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)
8. Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)
9. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:16-18)
10.Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. (Yesaya 55:8)
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ir. Agus Mursito, SSi dan ibuIr.Y. Martha Subani.
3. Kedua kakakku tersayang,Mas Anton Purnomo, ST, MSc, MBA, PhD dan Mas Dicky Pranantyo, ST, BSc.
4. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku.
5. Teman-temanku Akuntansi angkatan 2008 yang baikhati.
6. Dosen-dosen Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
7. Keluarga besar trah Hardjo Sudarmo. 8. Keluarga besar trah Yohanes Soemarso.
9. Para Fisioterapis Rumah Sakit Orthopedi di Surakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Rm.Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Lisia Apriani, S.E, M.Si., Akt., QIA selaku pembimbing I yang telah
banyak membantu serta dengan sabar memberikan bimbingan, saran,
dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. YF. Gien Agustinawansari, M.M., Akt selaku pembimbing
6. Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Akt., QIA selaku dosen penguji yang
telah memberikan bimbingan dan saran yang sangat bermanfaat bagi
penulis.
7. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Akt., QIA selaku dosen penguji yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat bermanfaat
bagi penulis.
8. Rm.Ir.Andreas Sugijopranoto SJ, SS, M.Sc selaku Direktur Politeknik
ATMI Surakarta yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian
pada PT ATMI IGI Center Surakarta.
9. Ig.Joko Suprayitno, ST selaku General Manager dan Iskandar, SE
selaku Finance and Accounting Manager serta seluruh karyawan dan
karyawati PT ATMI IGI Center Surakarta yang telah banyak
membantu dalam mencarikan data yang dibutuhkan.
10.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah membimbing dan membantu penulis selama kuliah.
11.Staf sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah membantu penulis selama kuliah.
12.Orang tuaku: Ir. Agus Mursito, SSi dan Ir. Y. Martha Subani yang
peduli pada pendidikan anaknya dan dengan sabar mendoakan, serta
mendampingi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
13.Kakak-kakakku: Anton Purnomo, ST, MSc, MBA, PhD dan Dicky
Pranantyo, ST, BSc, yang telah memberikan dukungan dan semangat
14.Om dr. Joko Santoso, M.Kesdan Tante MinoraSimanjuntak, SHyang
telah memberikan motivasi dan semangat untuk penulis.
15.Sepupuku: Andre, Ricky, dan Valen yang telah memberikan warna
dalam kehidupan penulis selama tinggal di Yogyakarta.
16.Semua saudaraku yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan semangat, kritik, dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
17.Doni Prastawa, SST. Ft selaku Fisioterapi Rumah Sakit Orthopedi
(RSO) di Surakarta yang dengan sabar telah membantu penulis untuk
terapi baik privat di rumah maupun di rumah sakit sehingga kakiku
dapat sembuh.
18.Semua Fisioterapi RSO Surakarta dan mahasiswa/mahasiswi yang
praktek di RSO Surakarta yang telah banyak membantu untuk terapi
dalam penyembuhan kakiku.
19.Sahabat baikku: Sr.Rosita, Hani, Dian, Tata, Siska, Lia, Nindy, Gita,
Amda,Tyas, Yulia, Keksi, Mbak Prapti yang telah memberikan
semangat, perhatian, doa dan dukungan selama ini.
20.Teman-teman MPT: Sr.Siska, Felly, Erna, Eri, Yudha, Unggara, Riski,
Anang, Iin, Ita yang telah memberikan semangat dan dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
21.Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 yang telah memberikan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
E. Pencatatan Unsur-Unsur Biaya Produksi ... 17
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 31
D.Sumber Data ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Data Yang Diperlukan ... 33
G.Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38
A.Sejarah Perusahaan ... 38
B.Struktur Organisasi ... 42
C.Personalia ... 45
D.Proses Produksi ... 47
E. Pemasaran ... 51
BAB V ANALISIS DATA ... 56
A.Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Pertama .... 57
B.Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah Kedua ... 78
BAB VI PENUTUP ... 97
A.Kesimpulan ... 97
B. Batasan Penelitian ... 98
C.Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Mesin/Mold menurut
perusahaan ... 60
Tabel V.2 Biaya Bahan Baku untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat menurut perusahaan ... 61
Tabel V.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku ... 61
Tabel V.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Mesin/Mold menurut perusahaan ... 62
Tabel V.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat menurut perusahaan ... 62
Tabel V.6 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 63
Tabel V.7 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Mesin/Mold menurut perusahaan ... 63
Tabel V.8 Biaya Overhead Pabrik untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat menurut perusahaan ... 64
Tabel V.9 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik ... 65
Tabel V.10 Harga Pokok Produk Pesanan Menurut Perusahaan ... 66
Tabel V.11 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Mesin/Mold berdasarkan kajian teori ... 66
Tabel V.12 Biaya Bahan Baku untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat berdasarkan kajian teori ... 67
Tabel V.13 Biaya Bahan Baku Sesungguhnya ... 67
Tabel V.14 Biaya Tenaga Kerja langsung untuk Pembuatan Mesin/Mold berdasarkan kajian teori ... 68
Tabel V.15 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat berdasarkan kajian teori ... 68
Tabel V.16 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya ... 69
Tabel V.17 Biaya Overhead Pabrik ... 72
Tabel V.18 Harga Pokok Produk Pesanan Menurut Kajian Teori ... 72
Tabel V.19 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Untuk Pembuatan Mesin/Mold ... 73
Tabel V.20 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat ... 74
Tabel V.21 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Pesanan Menurut Perusahaan dan Kajian Teori ... 75
Tabel V.22 Perbandingan Penentuan Harga Pokok Produk ... 77
Tabel V.23 Biaya Administrasi dan Umum untuk Pembuatan Mesin/Mold menurut perusahaan ... 84
Tabel V.24 Biaya Administrasi dan Umum untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat menurut perusahaan ... 84
Tabel V.25 Biaya Pemasaran untuk Pembuatan Mesin/Mold menurut perusahaan ... 85
Tabel V.27 Biaya Administrasi dan Umum untuk Pembuatan Mesin/Mold berdasarkan kajian teori ... 86 Tabel V.28 Biaya Administrasi dan Umum untuk Injeksi Produk Cetakan
Coklat berdasarkan kajian teori ... 86 Tabel V.29 Biaya Pemasaran untuk Pembuatan Mesin/Mold berdasarkan kajian
teori ... 87 Tabel V.30 Biaya Pemasaran untuk Injeksi Produk Cetakan Coklat berdasarkan
kajian teori ... 87 Tabel V.31 Perbandingan Harga Jual Produk Pesanan Pada Perusahaan dan
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING
SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK
Studi Kasus Pada PT ATMI IGI Center Surakarta
Dewi Kartikasari NIM : 082114107 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk pada PT ATMI IGI Center Surakarta.
Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi langsung ke objek penelitian sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriptif dan teknik analisis komparatif. Analisis dilakukan dengan cara menghitung harga pokok produksi dan harga jual produk dalam perusahaan.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION UNDER THE JOB ORDER COSTING METHOD
AS A BASIS TO DETERMINE THE PRODUCT SELLING PRICE
A Case Study at PT ATMI IGI Center Surakarta
Dewi Kartikasari NIM : 082114107 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
The purpose of this research is to find out the accuracy in determining the production cost and selling price of the product at PT ATMI IGI Center Surakarta.
The techniques used in data collection are interview, documentation, and observation directly to the object of research, where as the techniques used in data analysis are descriptive analysis and comparative analysis. The analysis were done by calculating the production cost and selling price of the product in the company.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri dewasa ini sangat pesat dengan didukung oleh
kemajuan teknologi di berbagai bidang yang dapat menimbulkan pesaingan
yang sangat ketat antara perusahaan yang satu dengan yang lain, sehingga
semakin banyak tantangan yang dihadapi oleh perusahaan, terutama dalam hal
pemasaran produknya dengan memperoleh keuntungan yang cukup. Umumnya
suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Untuk
mencapai tujuan tersebut perusahaan berusaha menjalankan operasinya dengan
menggunakan sumber-sumber ekonomi dan perusahaan harus menekan biaya
produksi agar harga pokok produksi menjadi lebih rendah, sehingga harga jual
dapat ditekan. Hal ini akan membuat para pengusaha benar-benar
memperhatikan setiap biaya yang dikeluarkan di dalam kegiatan produksinya.
Dengan penentuan harga jual yang terjangkau diharapkan konsumen tertarik
untuk membeli produk yang ditawarkan, karena mutu produk merupakan
variabel utama dalam menarik dan mempertahankan konsumen.
Pada perusahaan manufaktur, biaya produksi dapat digolongkan menjadi
tiga elemen pokok biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Setiap elemen biaya tersebut sangat
oleh kenaikan harga pokok produksi, ini akan menimbulkan dampak lebih
lanjut yaitu penurunan laba perusahaan.
Perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu faktor yang tidak
dapat ditinggalkan, sebab apabila manajer atau pimpinan perusahaan kurang
tepat menentukan perhitungan harga pokok produksi dimana harga pokok
produksi terlalu tinggi, maka otomatis harga jual akan tinggi pula. Dengan
tingginya harga jual kemungkinan pesanan berkurang dan konsumen akan
beralih ke perusahaan lain. Akibatnya dari hal tersebut volume penjualan akan
berkurang sehingga tujuan perusahaan tidak tercapai. Oleh sebab itu, kesalahan
perhitungan harga pokok produksi harus dihindarkan agar perusahaan dapat
berjalan dengan baik dan rutinitas perusahaan berjalan lebih terjamin.
Mengingat pentingnya harga pokok produksi bagi perusahaan industri dan
dalam menghadapi persaingan dimana proses produksi yang cukup kompleks
dengan variasi produknya dibutuhkan perhitungan harga pokok produksi yang
teliti dan tepat sehingga harga jual dapat ditetapkan dengan tepat pula.
Sehingga dapat membantu perusahaan tersebut untuk merebut pasar dari
pesaingnya, karena harga merupakan salah satu unsur dalam mempengaruhi
pemasaran yang akhirnya tujuan perusahaan tercapai dengan baik.
Selain harga pokok produksi, banyak faktor lain yang harus diperhatikan
oleh manajemen perusahaan dalam menentukan harga jual produk, yaitu faktor
eksternal perusahaan yang meliputi: pasar dan permintaan, biaya, harga, dan
Analisis terhadap harga pokok produksi perlu dilakukan agar ketepatan
biaya dapat diandalkan dan diharapkan akan terjadi penghematan biaya dan
optimalisasi biaya. Karena pentingnya analisis terhadap harga pokok produksi,
maka pembahasan mengenai evaluasi tersebut mengambil objek penelitian
“Perusahaan PT ATMI IGI Center Surakarta”. Berdasarkan unsur-unsur biaya yang mempengaruhi harga pokok, metode pengumpulan harga pokok produksi
yang selama ini ditetapkan oleh perusahaan tersebut adalah menggunakan
metode job order costing, dimana proses produksinya berdasarkan pesanan dari
konsumen (pemesan). Kekurangtepatan dalam penentuan harga pokok produksi
akan mempengaruhi penentuan harga jual produk. Sedangkan penentuan harga
jual produk yang dibebankan kepada pemesan, dimana harga jual ditentukan
dengan menambah biaya produksi untuk pesanan dengan biaya nonproduksi
yang dibebankan kepada pemesan dan laba yang diinginkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan
pengambilan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual Produk (Studi
B. Rumusan Masalah
1. Apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh PT ATMI IGI Center
Surakarta sudah sesuai dengan metode job order costing?
2. Apakah perhitungan harga jual produk yang ditetapkan oleh PT ATMI IGI
Center Surakarta sudah sesuai dengan kajian teori?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh PT
ATMI IGI Center Surakarta sudah sesuai dengan metode job order costing
atau belum.
2. Untuk mengetahui apakah perhitungan harga jual produk yang ditetapkan
oleh PT ATMI IGI Center Surakarta sudah sesuai dengan kajian teori atau
belum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini, perusahaan dapat mengetahui pengklasifikasian
unsur-unsur harga pokok produksi dengan benar dan dapat menentukan harga
jual produk berdasarkan harga pokok produksi yang telah diperhitungkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang
diperoleh selama kuliah ke praktek yang sesungguhnya di perusahaan.
4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat menambah wacana baru serta wawasan dan
pengetahuan pembaca yang sedang mempelajari atau melakukan penelitian
pada bidang yang sama dan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk mempelajari akuntansi biaya dalam menentukan harga pokok
produksi dan menentukan harga jual produk.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan harga
pokok produksi, yang meliputi pengertian harga pokok produksi
dan metode pengumpulan harga pokok produksi, membahas
tentang metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok
proses yang meliputi pengertian dan karakteristik dari metode
tersebut, membahas tentang metode penentuan harga pokok
costing, juga membahas tentang pencatatan unsur-unsur biaya
produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik serta membahas tentang harga jual yang
meliputi pengertian dan metode penentuan harga jual serta
membahas tentang siklus kegiatan manufaktur.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bagian ini menguraikan mengenai jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik
analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah umum
perusahaan yang terdiri dari sejarah umum dan perkembangan
perusahaan, struktur organisasi, serta akan menjelaskan deskripsi
data yang berisi informasi penentuan harga pokok dan harga jual
produk yang dilakukan perusahaan.
BAB V : ANALISIS DATA
Pada bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian dengan
cara membandingkan mengenai perhitungan harga pokok
produksi dan harga jual produk yang dilakukan perusahaan
dengan kajian teori untuk melihat apakah perhitungan harga
pokok produksi dan harga jual produk yang dilakukan perusahaan
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari hasil pembahasan yang dipandang perlu bagi kemajuan
perusahaan khususnya yang berkaitan dengan perhitungan harga
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Harga Pokok Produksi
Informasi mengenai harga pokok produksi sangat penting bagi
perusahaan yaitu sebagai pedoman bagi pihak manajemen dalam rangka
menentukan harga jual yang akan ditawarkan kepada pembeli, agar mampu
bersaing di pasar.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai harga pokok produksi, maka
akan dibahas mengenai pengertian harga pokok produksi, metode
pengumpulan harga pokok produksi, metode penetapan harga pokok produksi,
serta unsur-unsur dan pencatatan biaya produksi.
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Hansen & Mowen (2009: 60), “Harga pokok produksi (cost
of goods manufactured) mencerminkan total biaya manufaktur dari bahan
langsung, tenaga kerja langsung, overhead selama periode berjalan.”
Harga pokok produksi merupakan jumlah dari biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan baku, dan biaya overhead pabrik untuk membuat
suatu produk. Produk yang sudah jadi akan diserahkan ke gudang dan
2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Pola pengumpulan harga pokok dapat dikelompokkan menjadi dua
metode yaitu Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing Method)
dan Metode Harga Pokok Proses (Process Costing Method).
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan
pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar.
Metode ini menunjukkan biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk
memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.
Sedangkan perusahaan yang berdasarkan produksi proses
melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan barang
di gudang, umumnya produksi ini merupakan produk standar. Metode ini
menunjukkan biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan
harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode
tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode
tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.
Pada dasarnya kedua metode akuntansi biaya ini bertujuan
menentukan harga pokok produksi, tetapi dalam hal pembebanan biaya
harga pokok pesanan menunjukkan proses akumulasi biaya terfokus pada
pekerjaan atau proyek, sedangkan metode harga pokok proses terfokus pada
departemen-departemen dalam pabrik atau pusat-pusat biaya dan proses
produksi.
B.Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan (job order costing method) merupakan
salah satu metode pengumpulan harga pokok produksi, dimana proses
produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen (pemesan). Untuk
mengetahui lebih jelas tentang harga pokok pesanan, akan diuraikan sedikit
mengenai metode harga pokok pesanan.
1. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi (2005: 35), “Harga pokok pesanan merupakan metode yang biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.”
Metode harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi biaya
perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-pekerjaan (job)
tertentu. Sistem ini cocok untuk elemen-elemen pekerjaan yang unik dan
biasanya mahal, dimana barang atau jasa yang dibuat atau diproduksi
berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh para pelanggan atau pemesan.
Metode harga pokok pesanan banyak yang digunakan dalam
pesawat terbang, dan lain-lain. Di samping itu, metode harga pokok pesanan
dapat pula digunakan dalam bidang manufaktur seperti perusahaan reparasi
mobil, konsultan, proyek penelitian, dan lain-lain.
Jadi, metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga
pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak
atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan
identitasnya.
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan
Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan
(job order costing method) memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang
bentuknya tergantung pada spesifikasi pemesan, sehingga sifat
produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan
identitasnya secara jelas.
b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat
dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil.
c. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada pesanan
tersebut selesai, dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan
kepada pesanan tersebut. Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu
dihitung dengan membagi jumlah total harga pokok pesanan tersebut
d. Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk selesai dan
biasanya segera akan diserahkan (dijual) kepada pemesan sesuai dengan
saat/tanggal pesanan harus diserahkan.
Pada perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi
harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:
(Mulyadi, 2005: 39-41)
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp XXX
Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX+
Taksiran total biaya pesanan Rp XXX
Laba yang diinginkan Rp XXX+
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
Biaya produksi pesanan:
Taksiran biaya bahan baku Rp XXX
Taksiran biaya tenaga kerja Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Taksiran total biaya produksi Rp XXX
Biaya nonproduksi:
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XXX
Taksiran biaya pemasaran Rp XXX +
Taksiran biaya nonproduksi Rp XXX +
c. Memantau realisasi biaya produksi.
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi sesungguhnya Rp XXX
d. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
Biaya produksi pesanan tertentu:
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp XXX
Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +
Total biaya produksi pesanan Rp XXX -
Laba bruto Rp XXX
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
C.Metode Harga Pokok Proses
Dalam pengumpulan harga pokok produksi, selain menggunakan metode
harga pokok pesanan juga menggunakan metode harga pokok proses, yang
akan dibahas sebagai berikut:
1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses
Menurut Horngren & Foster (2005: 110), “Sistem harga pokok proses adalah suatu sistem untuk membebankan biaya ke produk sejenis yang
diproduksi secara massal secara berkesinambungan lewat serangkaian
langkah produksi yang disebut proses.”
Metode harga pokok proses (process costing method) merupakan
salah satu metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengolah produknya secara massal tidak berdasarkan
pesanan dari konsumen. Biasanya metode ini digunakan dalam kondisi
produksi yang bersifat massal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Karakteristik utama dari metode harga pokok proses adalah sebagai
berikut:
a. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan,
tahun dan sebagainya.
b. Produk yang dihasilkan bersifat homogen dan bentuknya standar, tidak
c. Kegiatan produksi didasarkan pada anggaran produksi atau jadwal
produksi untuk satuan waktu tertentu dan bersifat kontinyu atau
terus-menerus.
d. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual.
e. Jumlah total biaya maupun biaya satuan dihitung setiap akhir periode,
misalnya akhir bulan, akhir tahun.
D.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Selain metode pengumpulan harga pokok produksi, satu hal yang juga
tidak kalah penting adalah metode penentuan harga pokok produksi. Metode
penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksinya. Dalam akuntansi biaya, untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi, terdapat
dua pendekatan, yaitu:
1. Metode Full Costing
Menurut Mulyadi (2005: 17), “Full Costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.”
Harga pokok produk yang dihitung melalui pendekatan Full Costing
terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya
Harga pokok produksi menurut metode full costing dengan rumus
sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
2. Metode Variable Costing
Menurut Mulyadi (2005: 18), “Variable Costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.”
Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan
Variable Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran
Harga pokok produksi menurut metode variable costing dengan rumus
sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
Metode Full Costing ataupun metode Variable Costing merupakan
metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada
diantara kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap
biaya produksi yang berperilaku tetap. Adanya perlakuan terhadap biaya
produksi tetap ini akan mempunyai akibat pada:
Perhitungan harga pokok produksi
Penyajian laporan laba/rugi
E.Pencatatan Unsur-Unsur Biaya Produksi
Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi disebut biaya produksi. Biaya
produksi sendiri terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
1. Biaya Bahan Baku
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa
yang sedang diproduksi.”
Biaya bahan baku adalah salah satu dari tiga elemen biaya dari suatu
produk dan biasanya merupakan bagian yang besar dan berarti dalam jumlah
biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur. Melalui suatu proses
produksi yaitu dengan menggunakan tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik, bahan-bahan diubah menjadi barang jadi. Biaya bahan yang dipakai
dalam produksi menjadi bagian dari harga pokok barang yang dihasilkan
disebut harga pokok produksi. Jika barang dijual, maka biaya bahan menjadi
bagian dari beban pokok penjualan yang digunakan dalam menentukan laba.
Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen penting dari biaya
produksi. Masalah yang biasa dihadapi oleh perusahaan yang berhubungan
dengan bahan baku yaitu keterlambatan tersedianya bahan baku, sedangkan
bahan baku yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja.
Tetapi dalam tahap pengadaan dan penyimpanan bahan baku tersebut timbul
masalah penentuan harga pokok bahan baku yang dibeli dan penentuan
2. Biaya Tenaga Kerja
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi.”
Biaya tenaga kerja terjadi dan diperlukan dalam suatu proses produksi
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya-biaya ini timbul
sehubungan dengan penggunaan sumber daya manusia atau tenaga kerja
tersebut dalam memproduksi suatu produk. Manajemen perusahaan sangat
membutuhkan informasi biaya tenaga kerja yang tepat waktu dan akurat
untuk digunakan sebagai suatu dasar dalam perencanaan, pengandalian, dan
pengambilan keputusan.
Biaya tenaga kerja terdiri atas dua elemen utama, yaitu:
a. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor)
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat
diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang
diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan.
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah semua biaya tenaga kerja
yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi, sehingga
biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara khusus kepada suatu operasi
3. Biaya Overhead Pabrik
Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “Biaya overhead pabrik
adalah semua biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung.”
Untuk penentuan harga pokok produk pada metode harga pokok
pesanan, biaya overhead pabrik harus dibebankan kepada setiap pesanan
atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (predetermined rate of factory
overhead), begitu pula pada metode harga pokok proses dalam keadaan atau
dalam kondisi tertentu diperlukan pula tarif biaya overhead pabrik untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan proses, biaya
overhead pabrik yaitu meliputi semua biaya produksi di departemen
produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja ditambah semua biaya
pada departemen pembantu yang ada di pabrik. Apabila perusahaan tidak
memiliki departemen pembantu di pabrik, maka biaya overhead pabrik
meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya adalah sebagai
berikut: (Mulyadi, 2005: 194-195)
a. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong yaitu bahan yang tidak menjadi bagian
produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi
tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok
produksi tersebut.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang
(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,
mesin-mesin dan equipment, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan
untuk keperluan pabrik.
c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang
dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang, tetapi tidak
terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja
tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan
Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:
1) Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu, seperti
departemen-depertemen pembangkit listrik tenaga uap, bengkel dan
juga departemen gudang.
2) Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi,
seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik,
dan mandor.
d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin
dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain
yang digunakan di pabrik.
e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah
biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan
equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan karyawan.
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran uang tunai
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume produksi dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu: (Mulyadi, 2005: 195)
a. Biaya Overhead Tetap
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak
berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
b. Biaya Overhead Variabel
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang
berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang
relevan.
c. Biaya Overhead Semivariabel
Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik
yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk
keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian
biaya, biaya overhead yang bersifat semivariabel dibagi menjadi dua
Beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk
membebankan BOP kepada produk, antara lain:
(Mulyadi, 2005: 200-202)
a. Satuan Produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung
membebankan BOP kepada produk.
Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP
Taksiranjumlah satuan produk
b. Biaya Bahan Mentah
Jika BOP yang dominan dengan nilai bahan mentah, maka dasar yang
dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan
baku yang dipakai.
Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP
Taksiran biaya bahan mentah yang dipakai
c. BiayaTenaga Kerja
Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah TKL, maka dasar yang dipakai untuk
membebankan BOP adalah biaya TKL.
Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP
d. Jam Tenaga Kerja Langsung
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL
dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar
jam tenaga kerja langsung.
Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP
Taksiran Jam Tenaga Kerja Langsung
e. Jam Mesin
Apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar
yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.
Tarif BOP per satuan = Taksiran BOP
Taksiran Jam Kerja Mesin
F. Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang
akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa
barang maupun jasa.
Harga jual adalah harga yang dibebankan oleh suatu unit usaha
2. Metode Penentuan Harga Jual (Mulyadi, 2001: 348-363)
a. Penentuan Harga Jual Normal (Cost Plus Pricing)
Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan
istilah cost plus pricing, karena harga jual ditentukan dengan
menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu presentase
mark-up.
Persentase mark-up = Laba yang diharapkan + Biaya nonproduksi
Biaya produksi
Mark-up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada
biaya-biaya untuk mendapatkan harga jual per unit. Penentuan harga jual
produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Harga jual = Taksiran penuh biaya + mark-up
b. Penentuan Harga Jual dengan Cost Type Contract
Cost-Type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa
yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada
harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung
Dapat ditentukan dengan rumus:
Biaya langsung Rp XXX
Biaya tidak langsung Rp XXX +
Total biaya penuh Rp XXX
Laba yang diharapkan Rp XXX +
Harga jual Rp XXX
c. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan
Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya
merupakan cost plus pricing. Penentuan harga jual waktu dan
bahan ditentukan dengan rumus:
1) Harga Jual Waktu
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Laba yang diharapkan Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Taksiran jam tenaga kerja langsung Rp XXX :
Mark-up per jam tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX +
2) Harga Jual Bahan
Biaya tidak langsung Rp XXX
Laba yang diharapkan Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Taksiran nilai bahan yang dibeli Rp XXX :
Persentase mark-up Rp XXX
Harga beli bahan Rp XXX +
Harga Jual Bahan Rp XXX
d. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan
di luar pesanan regular perusahaan.
Dapat ditentukan dengan rumus:
Biaya tetap Rp XXX
Laba yang diharapkan Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Biaya variabel Rp XXX :
Persentase mark-up Rp XXX
Harga jual pesanan khusus ditentukan dengan rumus:
Biaya variabel Rp XXX
Mark-up (% x biaya variabel) Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Volume produksi Rp XXX :
e. Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
Menghitung biaya produksi dengan rumus:
Biaya bahan baku Rp XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX
Biaya overhead pabrik Rp XXX +
Taksiran biaya produksi Rp XXX
Menghitung persentase mark-up dengan rumus:
Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XXX
Taksiran biaya pemasaran Rp XXX
Laba yang diharapkan Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Taksiran biaya produksi Rp XXX :
Persentase mark-up Rp XXX
Menghitung harga jual produk atau jasa dengan rumus:
Taksiran biaya produksi Rp XXX
Mark-up (% x taksiran biaya produksi) Rp XXX +
Jumlah Rp XXX
Volume produksi Rp XXX :
G. Siklus Kegiatan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan
mentah, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai dan
menjualnya kepada konsumen yang membutuhkannya.
Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan
baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke
bagian gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai
dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam
proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi,
serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang
diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang. Siklus akuntansi biaya
pada perusahaan manufaktur dapat dilihat pada gambar II.1.
Biaya Tenaga Kerja
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah studi kasus, yaitu
pengumpulan data dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap
perusahaan dengan menggunakan objek tertentu yaitu mengenai penentuan
harga jual produk pesanan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT ATMI IGI Center Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk penelitian adalah antara bulan Mei
sampai dengan bulan Juni tahun 2012.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Pimpinan Perusahaan
b. Bagian Akuntansi
c. Bagian Produksi
d. Bagian Pemasaran
2. Objek Penelitian
1. Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi dan untuk
menghitung harga jual produk pada PT ATMI IGI CENTER
Surakarta pada tahun 2011.
2. Metode penentuan harga pokok produksi dan metode penentuan
harga jual produk.
D. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi
terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan
metode survei dan metode observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
langsung.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data
yang ada dalam perusahaan yang berhubungan dengan perhitungan harga
pokok produksi dan harga jual produk.
F. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum perusahaan
2. Biaya produksi
3. Biaya nonproduksi
4. Penentuan Harga Pokok Produksi
5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan
6. Data Penjualan
7. Laba yang diharapkan
8. Penentuan harga jual produk pesanan
9. Data tentang jumlah produk yang dipesan
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang pertama adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
dengan mengumpulkan seluruh biaya produksi yang meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
2. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan teori
dengan menggunakan metode job order costing dengan cara sebagai
berikut:
a. Melakukan perbandingan perhitungan harga pokok produksi dengan
membandingkan antara biaya produksi menurut perusahaan dengan
kajian teori, perhitungan biaya overhead pabrik, dan perhitungan harga
pokok produksi dengan metode job order costing.
b. Menghitung biaya produksi langsung sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu yang didasarkan pada biaya yang dibebankan. Biaya
overhead pabrik diperhitungkan ke dalam job order costing berdasarkan
tarif yang ditentukan dimuka, yaitu dengan membagi estimasi biaya
overhead pabrik dengan estimasi jam mesin.
Tarif BOP = Estimasi BOP
c. Menghitung total harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order
costing method) menurut metode full costing dengan rumus sebagai
berikut:
Biaya Bahan Baku Rp XXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +
Harga Pokok Produksi Rp XXX
3. Membandingkan hasil perhitungan harga produk produksi menurut
perusahaan dengan perhitungan harga produk produksi menurut kajian
teori menggunakan metode job order costing.
4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan perhitungan komponen harga
pokok produksi menurut perusahaan dan kajian teori dengan metode job
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
yang kedua adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan penetapan harga jual produk menurut perusahaan dengan
mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik serta biaya nonproduksi.
2. Mendiskripsikan penetapan harga jual produk dengan cara menentukan
harga jual produk berdasarkan teori yang dibebankan kepada pemesan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghitung biaya produksi dan biaya nonproduksi
b) Menghitung besarnya laba yang diharapkan
c) Menentukan besarnya volume produk
d) Menghitung harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
Taksiran biaya produksi Rp XXX
Taksiran biaya nonproduksi Rp XXX +
Taksiran total biaya pesanan Rp XXX
Laba yang diinginkan Rp XXX +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
e) Menghitung harga jual per produk
Total harga jual Rp XXX
Volume produk Rp XXX :
3. Membandingkan penetapan harga jual produk menurut perusahaan dengan
penetapan harga jual produk menurut kajian teori yang dibebankan kepada
pemesan.
4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan penetapan harga jual produk
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Sejarah Perusahaan
Politeknik ATMI Surakarta adalah institusi pendidikan tinggi yang
berkonsentrasi pada pendidikan vokasi di bidang manufaktur (mesin industri)
di Indonesia yang mengadopsi model pendidikan dual sistem dari Jerman dan
Swiss. Politeknik ATMI Surakarta berdiri pertama kali pada tahun 1968
dengan nama ATMI (Akademi Tehnik Mesin Industri) yang beralamat di Jl.
Mojo No 1 Surakarta. Direktur pendiri ATMI Surakarta ini adalah Gerard
Chetelat SJ dan koordinator di Swiss adalah F.A. Plattner SJ, seorang direktur
Yayasan Franz-Xaver, yang sudah berpengalaman lama dengan proyek-proyek
sosio-ekonomi di Asia. Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta
merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang pertama kali berdiridi
Surakarta, sebagai bagian dari Kolose Mikael yang berdiri di bawah naungan
Yayasan Karya Bakti Surakarta.
ATMI Surakarta melalui metode pendidikan dan pelatihan berbasis
produksi mengadakan kegiatan belajarnya dalam lingkungan nuansa industri
modern yang berorientasi pada kebutuhan pasar. ATMI Surakarta dikenal
sebagai mitra unggulan untuk inovasi produk dan layanan berkualitas dalam
bidang produksi, konstruksi dan jasa produksi khusus dan diklat industri.
ATMI Surakarta memiliki unit produksi yang telah menghasilkan beragam
juga telah meraih sertifikat ISO 9001:2000 sejak tahun 2001 yang kemudian di
upgrade menjadi ISO 9001:2008 pada tahun 2010 dalam penerapan
manajemen mutu bidang pendidikan dan produksi.
Visi ATMI terdiri dari 3C yaitu:
1. Competentia dalam keterampilan teknis
2. Conscientia dalam tanggung jawab moral
3. Compassio dalam pengaruh sosial dari kegiatan industri
Misi ATMI terdiri dari 6K yaitu:
1. Keadilan yang mengutamakan praktik fair play.
2. Komunitas yang menetapkan kerjasama di atas prestasi individu.
3. Keutuhan Moral (integritas) yang mengutamakan kejujuran.
4. Keluwesan dalam menjawab kebutuhan customer dan pasar.
5. Keunggulan yang menuntut usaha terus menerus untuk memperbaiki
diri.
6. Kenyamanan Kerja yang menjamin suatu lingkungan kerja yang
kondusif bagi perkembangan setiap pribadi.
Dengan bergabungnya ATMI dalam program kerjasama
Indonesian-German Institute (IGI) sebagai pusat pendidikan dan pelatihan unggulan (IGI
Center) dalam bidang alat dan mesin produksi, maka semakin mengukuhkan
komitmen ATMI dalam bidang pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi
juga menjadi model untuk sistem pelatihan teknis di seluruh Indonesia.
Dalam kapasitasnya sebagai IGI Center di bidang alat dan mesin produksi
masyarakat tidak mampu, sekaligus memperkuat daya saing industri lokal,
maka ATMI Surakarta membina 4 institusi yang terdiri dari: SMK Mikael
Surakarta, SCTC (Surakarta Competency and Technology Center) di
Surakarta, ATK Yogyakarta dan P4TK Medan.
Pada tahun 2002, ATMI mendirikan PT ATMI IGI Center (Mold dan Alat
Produksi) sebagai unit usaha untuk memproduksi alat-alat, cetakan, suntikan
plastik dan berbagai jenis bagian industri. Untuk pembuatan alat itu, PT ATMI
IGI Center dilengkapi dengan mesin berteknologi canggih dan didukung oleh
tim yang berpengalaman yang terdiri dari desainer, insinyur proyek dan tenaga
ahli pembuat alat.
Pada tahun yang sama, ATMI Surakarta juga mendirikan pabrik kedua di
Cikarang, Jawa Barat, Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan
industri yang lebih baik dan untuk meningkatkan hubungan lebih dekat dengan
pelanggan. Perusahaan tidak hanya memproduksi produk dan jasa, tetapi juga
mempromosikan produk terbaik melalui pelayanan dengan nilai-nilai terbaik
bagi pelanggan.
Lokasi PT ATMI IGI Center terdapat di dua daerah di Indonesia yaitu:
1. PT ATMI IGI Center Surakarta
Kompleks Kampus 1 Politeknik ATMI Surakarta
Jl. Mojo No. 1 Surakarta
2. PT ATMI IGI Center Cikarang
Jl. Kampus Hijau No. 3
Visi PT ATMI IGI Center adalah menjadi salah satu cetakan plastik
terbaik dengan kualitas yang tinggi, komponen presisi, dan stamping dies
perusahaan di Indonesia.
Misi PT ATMI IGI Center adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan nilai tambah solusi untuk mitra bisnis perusahaan.
2. Untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan untuk
memastikan profesionalisme sumber daya manusia dan untuk
melanjutkan proses perbaikan.
3. Untuk memberikan kepuasan pelanggan dengan memberikan bantuan
dalam pemecahan masalah serta memberikan kualitas dan pelayanan,
melayani pembangunan berkelanjutan untuk sumber daya kita melalui
pengembangan produk.
4. Untuk melayani nilai tambah bagi pemegang saham.
5. Memberikan kontribusi positif bagi perkembangan industri Indonesia
B.Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan kerjasama yang baik dan terkoordinir
dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi ini dibuat supaya
semua kegiatan dikerjakan sesuai dengan bidangnya masing-masing dan dapat
berjalan dengan baik, teratur dan lancar. Kekuasaan tertinggi di dalam struktur
organisasi pada PT ATMI IGI Center dipegang oleh komisaris, sedangkan
dewan komisaris tidak ikut campur dalam operasional kerjanamunhanya
memantau dan mengawasi jalannya perusahaan. Kedudukan tertinggi dalam
operasionalnya dipegang oleh direktur dan dibantu oleh beberapa manajer serta
karyawan dan tenaga kerja langsung yang terjun langsung di lapangan dalam
kaitannya dengan proses produksi dalam bidang manufaktur yang telah dipesan
oleh konsumen. PT ATMI IGI Center mempunyai struktur organisasi yang
masing-masing bagian mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri.
Director
Vice Director
General Manager
Executive Marketing Finance & Accounting Secretary Manager
Finance Accounting Administrative Logistic Officer Officer Officer
MTP Manager WI Manager
PPC Engineering CAD/CAM Training Center Production Maintenance Mold Setter Mold Preparation
Daftar nama pengurus dan jabatannya pada PT ATMI IGI Center:
1. Komisaris : B.B. Triatmoko, SJ
2. Direktur : Andreas Sugijopranoto, SJ
3. Wakil Direktur : Wahyo Nursanto
4. General Manager : Ig. Joko Suprayitno 5. Marketing : Dian Setiati
6. Finance & Accounting Manager : Iskandar
7. Finance Officer : Dwi Aryanto
8. Accounting Officer : MTh. Erwin Susilowati 9. Administrative Officer : Maria F. Lucky Rompis
10. Logistic : Edwin Sukmono
11. MTP Manager : VY. Suryadi
12. Product Planning Control : Santoso Marno
13. Engineering : Suryadi
14. CAD/CAM : Cayani
15. Training Center : Wijana
16. WI Manager : Vipi Andhika Pradipta
17. Production : Budi Harihanto
18. Maintenance : Joko Winarno
19. Mold Setter : Sarsito
C.Personalia
PT ATMI IGI Center memiliki 123 orang karyawan yang terdiri dari 92
karyawan tetap dan 31 karyawan tidak tetap/borongan. Para karyawan
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing yang telah dibebankan oleh perusahaan guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karyawan di bagian produksi
diwajibkan minimal lulusan SMA/SMK atau yang sederajat sedangkan untuk
karyawan bagian office kebanyakan lulusan Diploma/Sarjana.
Perusahaan menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi oleh seluruh
karyawan dan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan maka
akan dikenai sanksi sebagai berikut:
a. Teguran Tertulis (TL) dari atasan langsung sebanyak 2 kali
b. Surat Peringatan I (SP I) sebanyak 4 kali
c. Surat Peringatan II (SP II) sebanyak 2 kali
d. Surat Peringatan Terakhir (SPT) sebanyak 3 kali
Perusahaan ini memiliki beberapa haluntuk karyawan guna menunjang
keberhasilan perusahaan, yang terdiri dari:
1. Fasilitas Kerja
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, ATMI menyediakan:
a. PPPK
b. Perlengkapan keselamatan kerja
c. Pakaian kerja (pakaian kerja yang rusak ditukar baru dengan
2. Jam kerja karyawan
Jumlah jam kerja normal dalam satu minggu adalah 40 jam.
a. Bagian Administrasi
Senin – Kamis : jam 07.00-16.00 WIB Jumat : jam 07.00-13.00 WIB
b. Bagian Produksi
Shift I :
Senin – Kamis : jam 07.00-16.00 WIB Jumat : jam 07.00-13.00 WIB
Shift II :
Senin – Kamis : jam 15.30-22.00 WIB Jumat : jam 12.30-18.00 WIB
3. Penggajian
Gaji adalah imbalan uang yang diberikan oleh ATMI untuk jasa
kerja selama satu bulan kerja yang besarnya minimal sama dengan Upah
Minimal Kota/Kabupaten (UMK) yang berlaku di kota Surakarta. PT
ATMI IGI Center memberikan gaji kepada para karyawan dari hasil
produksi. Gaji yang diberikan untuk karyawan tetap yaitu sebulan sekali
yang diserahkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya, sedangkan gaji yang
diberikan untuk karyawan tidak tetap/borongan yaitu sebulan 2 kali yang
diserahkan pada minggu pertama dan minggu ketiga dengan minimal
4. Jaminan Sosial
Setiap karyawan diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek). Program jamsostek dalam hal ini meliputi:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yangdibayar oleh ATMI.
b. Jaminan Kematian (JKM) yang dibayar oleh ATMI.
c. Jaminan Hari Tua (JHT) yang dibayar oleh karyawan bersangkutan.
5. Mutasi
a. Karyawan wajib bersedia dimutasi oleh Direktur.
b. Karyawan wajib bersedia dialihtugaskan bidang kerja dan atau diubah
jam kerjanya oleh kepala unit kerja terkait.
D.Proses Produksi
1. Hasil Produksi
Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produk yang dibagi
menjadi 2 macam yakni:
a. Mold yaitu alat untuk mencetak produk. Contohnya: Mold and Dies, Alu Die Casting, Gravity Casting Mold.
b. Produk, contohnya: Plastic Injection dan Metal Stamping.
Berbagai produk PT ATMI IGI Center berupa Mold Injeksi Plastik
meliputi berbagai bidang, sebagai berikut:
a. Produk Otomotif Roda 4
b. 2 Roda Produk Otomotif
d. Produk Elektronik
e. Pipa dan Plumbing
f. Mebel Produk
Perusahaan juga memproduksi bagian stamping logam, seperti:
a. High Speed Stamping b. Manual Stamping
2. Peralatan
Perusahaan ini menggunakan peralatan berupa mesin yang terbuat
dari Jepang, Taiwan, Jerman, dan Switzerland yang terdiri dari mesin
Manual, mesin CMM, mesin Erosi, mesin Milling CNC, mesin Injeksi dan
mesin Stamping.
3. Bahan Baku
PT ATMI IGI Center memakai bahan baku yang berkualitas dan
bersertifikat. Bahan baku yang digunakan meliputi macam-macam besi,
tembaga, aluminium, dan plastik yang masing-masing material tersebut
mempunyai tipe yang berbeda.
4. Tahapan Proses Produksi
Proses Produksi pada PT ATMI IGI Center dapat dibagi menjadi
beberapa tahap, dimana masing-masing tahap saling berhubungan satu
dengan yang lain dalam proses manufaktur. Struktur tahapan proses
Marketing
Design
Produksi
Tool Inspection
Trial
Product Inspection
Delivery
Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a. Marketing
Bagian ini tugasnya adalah menginput data dan menerima purchase
order dari pelanggan untuk dibuatkan sales order, memantau seluruh
proses realisasi pemesanan, menerima informasi produk selesai, dan
memberi validasi pengiriman produk ke pelanggan.
b. Design
Bagian ini tugasnya menerima perintah dan data input, realisasi design,
mengikuti (update) proses realisasi tool sampai trial, dan melakukan
penjaminan kualitas produk sesuai spesifikasi yang disepakati antara
marketing dengan pelanggan.
c. Produksi
Bagian ini tugasnya menerima sales order dan merencanakan proses
produksi, melakukan realisasi produk sesuai spesifikasi yang tertuang
dalam gambar, memberi info ke design atas realisasi tool untuk siap trial
atau kirim, dan membuat surat penyerahan barang sebagai
keberterimaan bukti kirim.
d. Tool Inspection
Bagian ini tugasnya melakukan inspeksi atas bagian dan produk dari
produksi, memberi laporan atas ketidaksesuaian kepada kepala unit
kerja, dan memberi laporan kepada pelanggan melalui marketing sejauh