• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPANMETODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTSN. 2 MEDANT.A.2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPANMETODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTSN. 2 MEDANT.A.2013/2014."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTsN. 2 MEDAN T.A. 2013/2014

Oleh : Lisa Sahara NIM 408311029

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENERAPANMETODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKAT- KAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII MTsN. 2 MEDAN

T.A.2013/2014

Lisa Sahara (NIM. 408311029) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui metode pembelajaran Quantum Teaching pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII MTsN. 2 Medan T.A 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VII-6 MTsN. 2 Medandan objek penelitian ini adalah metode pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok aritmatika sosial.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan aritmatika sosial dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika metode pembelajaran Quantum Tecahing diterapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes awal sampai tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 9 dari 35 siswa atau 25,7% dengan rata-rata kelas 49,1. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan metode pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 15 dari 35 siswa atau 42,9% dengan rata-rata kelas 59,24. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 31 dari 35 siswa atau 88,6% dengan rata-rata kelas 83,14. Ini berarti terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I hingga siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar.

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Pembelajaran Matematika 9

2.1.3 Masalah dalam Matematika 12

2.1.4 Pemecahan Masalah dalam Matematika 13

2.1.5 Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Matematika 16 2.1.6 Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah 18 2.1.7 Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah 19

2.1.8 Ketuntasan Belajar 22

2.1.8 Model Pembelajaran 23

2.2 Model Pembelajaran Quantum Teaching 25

2.2.1 Pengertian Quantum Teaching 25

2.2.2 Asas – asas Quantum Teaching 25

2.2.3 Prinsip – prinsip Quantum Teaching 26 2.2.4 Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 26

2.3 Materi Ajar Aritmatika Sosial 29

2.3.1 Harga Pembelian, Penjualan, Untung dan Rugi 29

2.3.2 Persentase Untung dan Rugi 30

2.3.3 Rabat (diskon), Bruto, Tara dan Neto 32

2.3.4 Bunga Tabungan 34

(5)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1 Subjek Penelitian 38

3.2.2 Objek Penelitian 38

3.3. Jenis Penelitian 38

3.4. Alat Pengumpul Data 39

3.4.1 Tes 39

3.4.2 Wawancara 40

3.4.3 Observasi 40

3.5. Prosedur Penelitian 41

3.6. Teknik Analisis Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 52

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I 52

4.1.1.1 Permasalahan 52

4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan 54

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan 55

4.1.1.4 Observasi 59

4.1.1.5 Analisis Data Hasil Siklus I 59

4.1.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 59

4.1.1.6 Hasil Observasi 61

4.1.1.7 Refleksi 64

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II 65

4.1.2.1 Permasalahan 65

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan 66

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan 66

4.1.2.4 Observasi 68

4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 68

4.1.2.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 68

4.1.2.6 Hasil Observasi 70

4.1.2.7 Refleksi 73

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 84

5.2 Saran 85

(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 47 Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 53 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 60

Gambar 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 70 Gambar 4.4 Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada

Siklus I dan Siklus II 76

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 20 Tabel 2.2 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 21 Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah 49 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 53 Tabel 4.2 Deskripsi Tingakat Kemampuan Pemecahan Masalah

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 60

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 61

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 63

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 69

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 71

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 72

Tabel 4.8 Tindakan Guru dalam Mengatasi Kesulitan – kesulitan

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 88 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 92 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 97 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 101

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 105

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 107

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 111

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa 114

Lampiran 9. Kisi – kisi Tes Awal 117

Lampiran 10. Tes Awal 118

Lampiran 11. Alternatif Jawaban Pemecahan Tes Awal 119

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Awal 121

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Awal 122

Lampiran 14. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 123 Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 124 Lampiran 16. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 127 Lampiran 17. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 131 Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 132 Lampiran 19. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 133 Lampiran 20. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 134 Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 137 Lampiran 22. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II140 Lampiran 23. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 141

Lampiran 24. Lembar Observasi Guru 142

Lampiran 25. Lembar Observasi Guru 144

Lampiran 26. Lembar Observasi Guru 146

Lampiran 27. Lembar Observasi Guru 148

Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 150 Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 151 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 152 Lampiran 31. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 153

Lampiran 32. Lembar Validator 154

Lampiran 33. Hasil Tes Awal 155

Lampiran 34. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 157 Lampiran 35. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 159

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 20 Tabel 2.2 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 21 Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah 49 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 53 Tabel 4.2 Deskripsi Tingakat Kemampuan Pemecahan Masalah

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 60

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 61

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 63

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 69

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 71

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 72

Tabel 4.8 Tindakan Guru dalam Mengatasi Kesulitan – kesulitan

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 47 Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 53 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada

Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 60

Gambar 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 70 Gambar 4.4 Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada

Siklus I dan Siklus II 76

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 88 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 92 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 97 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 101

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 105

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 107

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 111

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa 114

Lampiran 9. Kisi – kisi Tes Awal 117

Lampiran 10. Tes Awal 118

Lampiran 11. Alternatif Jawaban Pemecahan Tes Awal 119

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Awal 121

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Awal 122

Lampiran 14. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 123 Lampiran 15. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 124 Lampiran 16. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 127 Lampiran 17. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 131 Lampiran 18. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 132 Lampiran 19. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 133 Lampiran 20. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 134 Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 137 Lampiran 22. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II140 Lampiran 23. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 141

Lampiran 24. Lembar Observasi Guru 142

Lampiran 25. Lembar Observasi Guru 144

Lampiran 26. Lembar Observasi Guru 146

Lampiran 27. Lembar Observasi Guru 148

Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 150 Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 151 Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 152 Lampiran 31. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 153

Lampiran 32. Lembar Validator 154

Lampiran 33. Hasil Tes Awal 155

Lampiran 34. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 157 Lampiran 35. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 159

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus

manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri.

Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan

lain. Dengan adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan

anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan

sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting

diajarkan pada pendidikan dasar atau pendidikan menengah. Dalam pedoman

penyusunan kurikulum matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa

memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta sikap

menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin

tahu atau kritis, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika, seperti

yang dinyatakan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) yaitu :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan

(13)

2

kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesdaran terhadap

perkembangan budaya”.

Selain itu Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan

perlunya belajar matematika , yaitu :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan

dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) marupakan saran komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan dan (6) memberikan kepuasan

terhadap usaha memecahkan maslaah yang menantang”.

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya

menjadi kebutuhan dan kegiatan yang meyenangkan. Namun pada kenyataannya

belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan,

hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cederung menghitung

angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan

kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar

matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam

memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan

keuletan.

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu

untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi

banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika. Banyak juga anak

yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan

membosankan.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara

(14)

3

mempelajari matematika. Guru harus mampu mengetahui kesulitan siswa,

sehingga guru dapat menggunakan suatu pembelajaran yang tepat bagi siswa.

Selain itu guru juga diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan, menemukan,

menyelidiki, dan mengungkapkan ide-ide peserta didik itu sendiri.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang

sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa

dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah.

Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada

substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep

matematika sehingga kemampuan siswa delam memecahkan masalah sangat

kurang. Dan siswa selalu bermalas – malasan saja tidak mau mencari sendiri ide –

idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktif dalam proses belajar –

mengajar.

Oleh sebab itu, guru sebagai salah satu komponen yang menentukan

terjadinya proses belajar mengajar harus mampu mendayagunakan metode atau

cara mengajar yang lebih menjamin keberhasilan proses belajar mengajar. Banyak

strategi pembelajaran yang telah ada, tapi tidak semua dari pendekatan tersebut

dapat digunakan untuk mengajar semua pokok bahasan dalam pembelajaran

matematika. Guru perlu memilih, menguasai, dan menggunakan pendekatan,

strategi, metode, dan teknik yang lebih tepat untuk mengajarkan setiap pokok

(15)

4

mempertimbangkan apakah pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang

digunakan sudah efektif dan efisien dalam penerapannya.

Selanjutnya observasi dilakukan lebih dalam dengan pemberian tes

diagnostik pemecahan masalah ke siswa kelas VII, tes yang diberikan berupa tes

berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

matematika. Adapun hasil yang diperoleh adalah masih banyak siswa yang tidak

mampu memahami masalah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang

ditanya pada soal, siswa tidak mampu merencanakan pemecahan masalah dalam

merencanakan rumus yang akan digunakan, dan karena mereka tidak mengetahui

apa yang diketahui dan ditanya pada soal dan juga tidak mengetahui

langkah-langakah penyelesaian soal maka siswa tidak mampu untuk menyelesaikan soal

dengan baik dan benar.

Dalam hal ini peneliti menerapkan pembelajaran Quantum Teaching dalam

upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Quantum Teaching

adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan

interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta munculnya

emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang

baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi

pada diri seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan diri untuk

mencetuskan ide-ide kreatif atau gagasan dari hasil pemikirannya. DePorter

(16)

5

yang meriah, dengan segala nuansanya dan Quantum Teaching juga menyertakan

segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dikatakan pembelajaran Quantum

Teaching sangat menarik dan cukup efektif untuk diterapkan. Sehubungan dengan

itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Aritmatika Sosial Di Kelas VII MTsN 2 Medan

T.A. 2013/2014”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika masih rendah

2. Rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika

3. Rendahnya hasil belajar siswa

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi

masalah pada ”Penerapan Metode Quantum Teaching untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Pokok Aritmatika Sosial di

(17)

6

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi

pokok aritmatika sosial di kelas VII MTsN 2 Medan Tahun Ajaran

2013/2014 ?

2. Apakah penerapan metode Quantum Teaching dapat meningkatkan

ketuntasan belajar siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas

VII MTsN 2 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah

siswa dengan penerapan metode Quantum Teaching pada materi

pokok aritmatika sosial di kelas VII MTs.N 2 medan tahun ajaran

2013/2014 ?

2. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan penerapan metode

Quantum Teaching pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII

(18)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap

peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :

1. Pihak sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka

perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa.

2. Guru matematika khususnya untuk menambah variasi model

pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan

pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Quantum teaching

sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar

siswa.

3. Siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam

menyelesaikan permasalahan matematika.

4. Penulis sendiri dalam menambah dan membekali diri untuk menjadi

(19)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada materi pokok

Aritmatika Sosial di kelas VII MTsN 2 Medan. Upaya yang dilakukan

peneliti pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa adalah menerapkan kerangka pembelajaran Quantum

Teaching yaitu: tumbuhkan, alamai, namai, demonstrasikan, ulangi dan

rayakan.

2. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa

pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus

II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi untuk guru pada

siklus I sebesar 2,445 meningkat pada siklus II menjadi 2,835.

3. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang diberikan

kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,24 dan

meningkat pada siklus II menjadi 83,14 sehingga diperoleh peningkatan

rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa sebesar 23,9. Selain itu,

(20)

85

(42,9%) pada siklus I meningkat menjadi 31 siswa (88,6%) pada siklus II.

Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar,

karena  85% siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan

masalah sedang.

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

a. Kepada Guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang

berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum Teaching

sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa.

b. Kepada kepala sekolah MTsN. 2 Medan, agar dapat mengkoordinasi guru

– guru untuk menerapkan pembelajaran dengan metode pembelajaran

Quantum Teaching sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa.

c. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondinasikan

lingkungan belajar yang optimal, karena kondisi yang optimal dalam

lingkungan belajar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.

d. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran dengan metode

Quantum Teaching pada materi aritmatika sosial ataupun materi lain dan

(21)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

A. M., Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Arikunto, S., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah., (2010), Quantum Teaching Orchestrating Student Success, Terjemahan Ary Nilandari , Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherman, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit Universitas Terbuka: Jakarta.

Sumarno, (2003). Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta

Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sutawidjaja, dkk., (1998), Pendidikan Matematika III, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

(22)

87

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, Schmitthoff menegaskan wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional publik yang

Setelah melakukan penelitian dan menganalisanya, penulis dapat menyimpulkan bahwa perusahaan belum berproduksi sacara efisien sehingga dapat dikatakan pengendalian biaya

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia pada tanaman padi meliputi tindakan petani dalam penggunaan jenis

Bila nilai statistic ( dua sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih berad pada interval. parameter populasi ,maka

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat dalam variabel x ditentukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan sketsa grafik

• Effendy , proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak