DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh : Adeng Sucipto
122114002
PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh : Adeng Sucipto
122114002
PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
MOTO DAN PERSEMBAHAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
Dimajukan untuk diuji pada bulan Februari 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.
Yogyakarta,13 Januari2017
Yang membuat pernyataan
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Adeng Sucipto
Nomor Mahasiswa : 122114002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal13 Januari 2017
Yang menyatakan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah
dan karuniaNya yang telah dilmpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan kripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing skripsi dan
pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan, saran, bimbingan, dukungan serta motivasi bagi penulis.
3. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
4. Sempai Christina Siwi Handayani dan Sempai Ardhian Novianto yang telah
membantu dalam pendidikan dan perkembaangan pribadi saya.
5. Pengurus OMK St. Albertus Agung Stasi BonohrjoDaniel, Rinto, Retno,
Agata, Fany, Riky, Adri, Ucup, Gadang, Gembong, Sigit, yang telah
6. Pengurus PERKEMI Provinsi D.I. Yogyakarta yang telah mengijinkan saya
untuk belajar menjadi pengurus dan atas kepercayaannya untuk menjadi atlet
D.I.Yogyakarta.
7. Sahabat-sahabat saya Simbah, Jody, Bima, Titus, Jojo, Ben, Dawan, Tomo,
Novianus, Ridho, Dika, Ricky, Sello, Yoshua, Sonya, Tina, Hilda untuk
segala kebersamaan kita.
8. Semua teman-teman dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 13 Januari 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI ... vv
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Corporaate Social responsibility ... 7
1. Definisi Corporate Social Responsibility ... 7
2. Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR ... 8
B. Kesejahteraan Masyarakat ... 12
1. Pengertian Kesejahteraan Sosial... 12
2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN ... 13
3. Prinsip Kesejahteraan Umum ... 16
C. Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 19
D. Populasi Sasaran ... 20
E. Jenis Data ... 20
F. Teknik Pengumpulan Data ... 20
G. Teknik Analisis Data ... 21
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia ... 23
B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 25
C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 26
D. Visi Dan Misi PT PLN ... 27
E. Motto PLN ... 27
F. Logo PT PLN (Persero) Dan Maknanya ... 28
G. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Yogyakarta Dan Diskripsi Jabatan... 30
H. Kebijakan Mutu Perusahaan ... 33
I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta ... 34
J. Ganmaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN ... 37
1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta ... 41
2. Analisis Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat... 47
B.Pembahasan... 51
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 53
B. Keterbatasan Penelitian ... 54
C. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 42
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo PT PLN ... 28
ABSTRAK
DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
Adeng Sucipto 122114002
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2017
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang penelitian ini adalah perusahaan diwajibkan untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR Perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Kuesioner dan observasi digunakan untuk mendapatkan data peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% Masyarakat Desa Gerbosari yang mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN merasakan adanya peningkatan penghasilan secara signifikan. Dengan peningkatan penghasilan tersebut, penerima manfaat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti biaya hidup serta meningkatkan produktivitas mereka sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.
ABSTRACT
THE IMPACT OF CSR PROGRAM PT PLN APJ YOGYAKARTA TOWARD THE IMPROVEMENT OF PUBLIC WELFARE (A Case Study on the rural of Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)
Adeng Sucipto 122114002
Sanata Dharma University Yogyakarta
2017
The purpose of this study is to determine the impact of CSR program PT PLN APJ Yogyakarta in improving public welfare. This research is important because companies are required to contribute actively in improving public welfare through the company’s CSR program.
The kind of his research is a case study at Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. The data collection techniques were questionnaire, observation, and interview. Questionnaire and observation were used for inquiring welfare information, whereas interview was used for getting CSR program information at PT PLN APJ Yogyakarta. Data analysis technique that was used in this research was quantitative descriptive and qualitative descriptive.
The result showed that 100% communities at Gerbosari receiving CSR program from PT PLN indicated increased revenues significantly. Because of their income increases, the beneficiaries may use it for various purposes such as cost of living as well as increasing their productivity, thus improving their quality of life.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masaah
Sebagian besar perusahaan yang ada saat ini didirikan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar perusahaan tetap eksis
beroperasi dan dapat mensejahterakan pemilik perusahaan serta para
karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Apabila laba perusahaan
meningkat, maka banyak orang akan melihat peluang untuk berbisnis di
perusahaan tersebut, misalnya investor. Investor akan menjadikan
perusahaan tersebut sebagai sarana mereka untuk mencari keuntungan
juga. Semakin besar laba perusahaan, maka semakin besar pula
keuntungan yang akan didapatkan oleh para investor tersebut. Untuk
mendapatkan laba yang besar maka perusahaan akan beroperasi maksimal
dan melakukan berbagai cara agar perusahaan tersebut tetap berjalan.
Akan tetapi, perusahaan harus melihat juga dampak apa yang
ditimbulkan oleh perusahaan itu sendiri apabila perusahaan tersebut
terus-menerus beroperasi. Masyarakat sekitar dan lingkungan dari perusahaan
pasti akan merasakan dampak dari usaha tersebut. Misalkan saja limbah
pabrik yang tidak dirawat secara baik oleh perusahaan. Disitulah
pengusaha harus memiliki sikap yang etis dalam melakukan proses usaha.
Bukan hanya memikirkan keuntungan saja, melainkan perusahaan harus
kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan akibat
adanya proses usaha yang dilakukan secara terus menerus.
Menurut Paus Fransiskus,Penurunan kualitas hidup dan
kemerosotan sosial manusia juga makhluk di dunia ini, yang berhak hidup
bahagia dan yang terlebih lagi memiliki martabat khusus. Maka, mau tak
mau kita harus mempertimbangkan bagaimana kerusakan lingkungan,
model pembangunan saat ini, dan budaya buang sampah (limbah)
berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Saat ini, misalnya, kita melihat pertumbuhan banyak kota secara
berlebihan dan tidak terkendali hingga tidak sehat lagi untuk dihuni, bukan
hanya karena polusi yang disebabkan oleh emisi gas beracun, tetapi juga
sebagai akibat dari kekacauan perkotaan, masalah transportasi, polusi
visual dan kebisingan. Banyak kota telah menjadi struktur-struktur besar
yang tidak efisien, terlalu boros energi dan air. Beberapa wilayah kota,
meskipun baru saja dibangun, sudah padat, kacau, dan tanpa tempat hijau
yang memadai. Penduduk bumi ini tidak dimaksudkan untuk hidup
terhimpit oleh beton, aspal, kaca dan logam, hingga kehilangan kontak
fisik dengan alam.
Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial
perusahaan) merupakan komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan
berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar, lingkungan sekitar, dan
karyawan perusahaan itu sendiri. ProgramCSR ini pertamakali dibuat
sangat sering diperbincangkan di kalangan para pengusaha. CSR
merupakan salah satu program perusahaan yang digunakan sebagai sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun kelestarian
lingkungan. Program CSR tersebut dapat diwujudkan melalui
program-program kemasyarakatan seperti pemberdayan masyarakat, pengembangan
usaha masyarakat, menjalin kerjasama usaha (kemitraan) dan juga
membuat desa binaan yang dikelola oleh perusahaan tersebut. Oleh karena
itu program CSR menjadi salah satu elemen perusahaan yang harus
benar-benar dijalankan dengan baik. Dengan adanya CSR maka kelangsungan
hidup dan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar akan
berkembang menjadi baik sehingga dalam proses usaha, perusahaan tidak
banyak gangguan atau protes terhadap perusahaan oleh masyarakat yang
merasakan limbah perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan bisa
melakukan proses usaha dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang
lebih dan perusahan sekaligus melakukan program CSR untuk
kesejahteraan masyarakat.
Wijaya, et al. (2015) membuktikan bahwa masyarakat mempunyai
penilaian yang cukup baik terhadap program CSR dari PT. PINDAD
(Persero), meskipun demikian diharapkan pihak perusahaan dapat
mempertahankan serta meningkatkan mutu dari program-program CSR
yang dijalankan karena menurut masyarakat, program CSR yang ada
belum maksimal. Dalam hal ini masyarakat belum merasakan penuh atas
telitilagi dalam menentukan masyarakat yang mana yang seharusnya
mendapatkan program CSR. Mapisangka (2009) memberikan pernyataan
yang berbeda yaitu CSR memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat penting karena perusahaan harus
bersikap etis dalam menjalankan sebuah bisnis dan perusahaan tidak bisa
menjalankan bisnisnya tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar
atau ingkungan sekitar tempat perusahaan tersebut beoprasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membuat
penelitian yang berjudul “Dampak CSR PT PLN APJ Yogyakarta
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk meneliti apakah
dampak CSR untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat itu ada atau
tidak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan meneliti apakah ada
dampak program CSRPT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat ?
C. Batasan Masalah
1. Peneliti akan meneliti program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT
PLN AJP Yogyakarta hanya dibidang Desa Binaan saja.
2. Peneliti hanya meneliti peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima
program CSR Desa Binaan dari PT PLN AJP Yogyakarta khususnya di
3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan persepsi
masyarakat penerima program CSR PT PLN AJP Yogyakarta di
wilayah Samigaluh, D.I. Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakan ada dampak dari program CSR PT PLN AJP
Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa
Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini bermanfaat untuk melihat apakah program CSR yang
telah dilakukan sudah benar-benar dinikmati oleh masyarakat luas atau
belum serta melihat apakah dengan lapa perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap program CSR atau tidak.
2. Bagi Umum
Masyarakat bisa mengetahui tentang adanya program CSR perusahaan
sehingga menambah wawasan masyarakat sehingga bisa untuk
melakukan penelitian tentang CSR.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk penerapan ilmu yang sudah didapat
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Pada bagian BAB I ini menguraikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan
BAB II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan yang
digunakan pada penelitian ini.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan
penelitiannya.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini membahas tentang gambaran perusahaan yang di
jadikan objek penelitian oleh peneliti.
BAB V : Analisis dan Hasil Penelitian
Pada bab ini menguraikan tentang analisis dan hasil dari
penelitiannya.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility
1. Definisi Corporate Social Responsibility
The World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) mendifinisikan CSR sebagaikomitmen dunia usaha untuk
terus menerus bertindak etis, beroprasi secara legal, dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus, juga peningkatan
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.
Corporate Social Resposibility menurut Wibisono (2007)
merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan
untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif, dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan
sosial dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Wibisono (2007) juga menjelaskan bahwa penerapan Corporate Social
Responsibility yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi empat
tahapan, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
pelaporan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dibagi
menjadi 3 model, yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau
Menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 1 ayat 3,
“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan
untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya.”
2. Teori – Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR
Lass (2010) pada Mardikonto(2015) mengemukakan 5 landasan yang
menempatkan CSR sebagai strategi bisnis, yaitu:
a. CSR sebagai strategi bersaing yaitu yang menempatkan CSR
sebagai keunikan bisnis dan untuk memenangkan persaingan.
Hal ini disebabkan karena, perusahaan yang melakukan CSR
memiliki keunikan yang terkait dengan tanggung jawabnya
dalam pengelolaan bisnis yang tidak hanya mengejar
keuntungan ekonomi, bisnis yang senantiasa mentaati
hukum/peraturan yang berlaku, hukum yang selalu
mengedepankan etika (jujur, transparan, anti korupsi, dll.),
serta senantiasa peduli dengan masalah-masalah sosial yang
sedang dihadapi oleh masyarakat sekitar.
b. CSR sebagai strategi pengelolaan sumber daya alam yang tidak
hanya memiliki makna pelestarian sumber daya hayati, tetapi
juga pencegah perusakan sumber daya alam yang
yang dibutuhkan bagi keberlanjutan bisnis (energi dan bahan
baku). Selain itu pengelolaan sumber daya alam melalui
praktik-praktik; penghematan, pemanfaatan ulang, dan
pemanfaatan produk daur ulang.
c. CSR sebagai strategi memuaskan stakeholder merupakan
praktik bisnis yang terus-menerus menjaga kepuasan dan
loyalitas pelanggan internal dan pelanggan eksternal untuk
selanjutnya kepuasan dan loyalitas pelanggan, pada gilirannya
akan berdampak pada peningkatan aksesibilitas pemasaran
produk, serta aksesibilitas kebijakan untuk memperoleh
dukungan politik dari pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat.
Kepuasan dan loyalitas pelanggan juga merupakan strategi
yang dapat diandalkan sebagai keunggulan bersaing untuk
menghadapi pesaing tradisional dan pesaing baru yang
potensial.
d. CSR sebagai strategi mengatasi issu dan krisis oleh pelaku
bisnis dapat digunakan sebagai alat untuk mendapat dukungan
dari para pemangku kepentingan dalam menghadapi isu-isu
negatif yang merugikan melalui terbangunnya citra perusahaan.
Di pihak lain, praktik CSR yang membangun kepuasan dan
loyalitas pelanggansangat efektif dalam menghadapi krisis.
e. CSR sebagai implementasi strategi philantropy, manajemen
berdampak pada loyalitas dan kepuasan pelanggan utamanya
dalam menghadapi isu-isu dan krisis. Manajemen lingkungan
akan berdampak pada terjaminnya pasokan bahan baku dan
energi, kenaikan keuntungan dari penghematan biaya produksi,
dan terhindarnya ancaman bencana atau kerusakan sumber
daya alam. Penilaian Dampak akan menjaga atau mencegah
terjadinya isu-isu dan krisis kepercayaan dari stakeholder.
Di samping itu, dari sisi kepentingan perusahaan, CSR
dapat dipandang sebagai investasi sosial, yaitu setiap
pengeluaran yang didapat memberikan manfaat sosial bagi
masyarakat sosial di sekitarnya, baik dalam kedudukannya
sebagai stakeholder internal maupun sebagai stakeholder
eksternal.
3. Model PelaksanaanCorporate Social ResponsibilityPerusahaan Saidi dan Abidin (2004) pada Budimanta et al, (2008:22)
menyatakan Sedikitnya ada empat pola CSR yang umumnya
diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:
a. Keterlibatan langsung.
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung
dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau
menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan
public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public
relation.
b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah
perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model
yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau
dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan
yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya
adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto
(perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra,
Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
c. Bermitra dengan pihak lain.
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama
dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM),
instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan
perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang
Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia
(YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu
universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita
Peduli Indosiar).
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau
mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan
sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih
berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah
pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang
dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara
pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga
operasional dan kemudian mengembangkan program
yangdisepakati bersama.
B. Kesejahteraan Masyarakat
1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Menurut UU No 6 Tahun 1974 menyatkan bahwa Kesejahteraan
Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketenteraman lahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap
Warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN
Indikator Keluarga Sejahterapada dasarnya berangkat dari
pokok pikiran yang terkandung didalam undang-undang no. 10
Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan merupakan
variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik
dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan
digunakan oleh kader di desa, yang pada umumnya tingkat
pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat
kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan
untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut
selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang
sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan secara operasional
dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria
keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu
atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai
keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu: Melaksanakan
ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.
1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua)
kali sehari atau lebih.
2) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda
untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
3) Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari tanah.
4) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB
dibawa kesarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi
syarat sosial psykologis 6 sampai 14 yaitu :
5) Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
6) Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan
daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.
7) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
stel pakaian baru per tahun.
8) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi
9) Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam
keadaan sehat.
10) Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang
berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap
11) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa
membaca tulisan latin
12) Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
13) Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih
pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang
hamil)
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan
dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat
pengembangan keluarga yaitu :
14) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan
agama.
15) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk
tabungan keluarga untuk tabungan keluarga.
16) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan
kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar
anggota keluarga.
17) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan
18) Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang
1 kali/6 bulan.
19) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
20) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana
transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan
dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan
keluarganya yaitu :
21) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela
memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat
dalam bentuk materiil.
22) Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai
pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
3. Prinsip Kesejahteraan Umum
Menurut Paus Fransiskus, Ekologi manusia tidak terlepas dari
gagasan kesejahteraan umum, prinsip yang memainkan peran sentral
dan pemersatu dalam etika sosial. Kesejahteraan umum adalah
“keseluruhan kondisi-kondisi kemasyarakatan yang memungkinkan
kelompok-kelompok maupun anggota perorangan, mencapai
Kesejahteraan umum mengandaikan penghormatan terhadap
pribadi manusia apa adanya, dengan hak-hak dasar dan mutlak yang
diarahkan kepada pengembangannya yang integral. Kesejahteraan
umum juga menuntut kesejahteraan sosial dan pengembangan berbagai
kelompok perantara, sesuai dengan prinsip subsidiaritas. Di antaranya
mencolok secara khusus adalah keluarga sebagai sel dasar masyarakat.
Akhirnya, kesejahteraan umum membutuhkan kedamaian sosial, yang
berarti stabilitas dan keamanan berdasarkan tata tertib tertentu, yang
tidak dapat dicapai tanpa perhatian khusus untuk keadilan distributif,
yang pelanggarannya selalu menimbulkan kekerasan. Seluruh
masyarakat dan di dalamnya secara khusus negara memiliki kewajiban
untuk membela dan memajukan kesejahteraan umum.
C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Pada praktiknya, program CSR sangat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat. Setelah menerima program CSR perusahaan,
rata-rata masyarakat sekitar perusahaan mengalami peningkatan pada
penghasilannya. Masyarakat akan merasakan manfaatnya secara langsung
program CSR yang dijalankan oleh perusahaan tertentu, misalnya
menerima bantuan pengembangan untuk usaha, program kemitraan,
bantuan pendidikan dan kesehatan. Penelitian Mapisangka(2009)
dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Pradipta, 2013 pada penelitiannya tentang pengaruh implementasi
CSR terhadap kesejahteraan masyarakat menyatakan bahwa ada
peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah ada program CSR. Hal ini
dapat dilihatdari adanya peningkatan pendapatan yang diterima
masyarakat setelah menerima bantuan CSR dari perusahaan.
Muliawan, 2013 pada penelitiannya mengenai pengaruh CSR PT
Angkasa Pura I terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Bobung,
Gunungkidul menyatakan mampu meningktkan kesejahteraan masyarakat
secara langsung. Hal ini ditunjukkan dari 97% penerima program
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dengan metode studi kasus. Studi kasus
adalah penelitian terhadap suatu objek tertentu secara mendalam.Mode
penelitian ini dengan menggunakan pendekatan deskreptif kuantitatif dan
deskriptifkualitatif. Data akan dipaparkan secara objektif berdasarkan pada
informasi dan fakta yang diperoleh dari PT PLNAPJ Yogyakarta dan dari
masyarakat Desa Gerbosari penerima program CSRPT PLN APJ
Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini di PT PLN APJ Yogyakarta dan Desa Gerbosari,
Samigaluh, Kulon Progo (Desa binaan PLN APJ Yogyakarta)
2. Waktu penelitian
Waktu Pelaksanaan Penelitian ini pada bulan November 2016
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitiannya adalah Kabag Humas PT PLN AJP Yogyakarta
yang menangani program CSR.dan Masyarakat Binaan PT PLN APJ
Yogyakarta.
2. Objek Penelitiannya adalah Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta
dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon
D. Populasi Sasaran
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Binaan PT
PLN APJ Yogyakarta yang menerima program CSR.
E. Jenis Data
1. Data gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakartadiperoleh dari
Wawancara Kabag Humas PT PLN APJ Yogyakarta.
2. Data mengenai gambaran masyarakat Desa Binaan PT PLN AJP
Yogyakarta penerima CSR yang diperoleh melalui kuesioner.
(terlampir pada halaman 54-56)
3. Data gambaran umum perusahaan yang diperoleh dari hasil
wawancara. (terlampir pada halaman53)
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur
maupun tidak terstruktur dengan tujuan memperoleh informasi secara
luas mengenai objek penelitian. Teknik wawancara ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.
2. Kuesioner
Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
dijawab dengan memberikan angket. Metode ini akan digunakan untuk
dirasakanmasyarakat terkait dengan penghasilan sebelum dan sesudah
merasakan program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta.
3. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh objek
penelitian. Metode observasi merupakan metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang akurat. Metode ini akan digunakan untuk
mengambil data mengenai kondisi masyarakat penerima program CSR
PT PLN APJ Yogyakarta.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dampak CSR terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat, penulis akan menggunakan
metode diskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan /melukiskan keadaan
objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya. Metode ini memusatkan perhatiannya
pada penemuan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.
Model Deskreptif yang digunakan adaah:
1. Deskriptif Kuantitatif
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan
fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk
(Syamsudin & Damiyanti, 2011). Metode ini digunakan untuk
menganalisis peningkatan penghaslian yang dirasakan oeh
masyarakat Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo yang
menerima bantuan usaha dari Program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta.
2. Deskreptif Kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis,
menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari
berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau
pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di
lapangan (Wiranatha, 2006). Metode ini digunakan untuk
menganalisis hasil dari wawancara dan pembagian kuesioner
kepada masyarakat penerima program CSR PT PLN APJ
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN GAMBARAN SINGKAT PENERIMA BANTUAN CSR
A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia
Perkembangan Listrik di Indonesia berawal sejak akhir abad ke-19,
melalui pembangun pembangkit listrik untuk keperluan sendiri di beberapa
perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan
perkebunan teh. Kemudian antara tahun 1942 – 1945 terjadi pengalihan
pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut kepada Jepang.
Seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II di akhir
tahun 1945, para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi buruh atau
pegawai listrik dan gas bersama-sama dengan Pimpinan Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) berinisiatif menghadap Presiden Republik
Indonesia Soekarno untuk menyerahkan perusahan-perusahaan tersebut
kepada Republik Indonesia.Tanggal 27 Oktoner 1945 Presiden Republik
Indonesia membentuk jawatan listrik dan gas yang ada dibawah
departemen pekerjaan umum dan tenaga dengan kapasitas pembangkit
tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW. Tanggal 1 Januari 1961 jawatan
listrik dan gas diubah menjadi BPU-PLN ( Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara) dengan bidang usaha penyediaan listrik, gas
dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965 BPU-PLN dibubarkan, diikuti
(PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas.
Tahun 1972, sesuai dengan peraturan pemerintah No. 17, status
PLN berubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara, bertindak
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Tahun 1994
Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak
dalam bidang penyedia tenaga listrik. PLN kemudian beralih menjadi
perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik
bagi kepentingan umum.
Seiring dengan terbitnya UU No. 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi
sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan tugas menyediakan listrik bagi kepentingan umum. Total daya
pembangkit listrik milik PLN yang dikelola sampai akhir tahun 2014 telah
semakin berkembang menjadi 39.257 MW.
PT PLN (Persero) hingga saat ini telah berkembang menjadi
perusahaan yang besar. Terlihat dari anak perusahaan yang dimiliko oleh
PT PLN (Persero). Berikut anak perusahaan milik PT PLN (Persero),
yaitu:
a. PT Indonesia Power.
b. PT Pembangkitan Jawa Bali.
c. PT Indonesia Coments Plus.
e. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring.
f. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan.
g. PT PLN Batu Bara.
h. PT PLN Geotermal.
i. Majapahit Holding BV.
j. PT Pelayanan Bahtera Adhiguna.
k. PT Haleyora Power.
B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta
PT PLN (Persero) mendirikan kantor-kantor PLN di berbagai kota
di seluruh Indonesia dan salah satunya bertempat di Yogyakarta. PT PLN
APJ Yogyakarta merupakan bagian dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Semarang Jawa
Tengah.
Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang
juga merupakan Ibukota dan Pusat Pemerintahan Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terdiri dari 1 Kota dan 4 Kabupaten, yaitu Kota
Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten
Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman dengan jumlah kecamatan sebanyak
78 dan jumlah desa sebanyak 483.
Pendapatan yang diperoleh pada PT PLN APJ Yogyakarta berasal
dari :
a. Penjualan Rekening.
c. Penyisihan Tarif
d. P2TL (Penerbitan Pemakaian Tenaga Listrik)
e. Pasang Baru, Meliputi :
1) Biaya Penyambungan
2) UJL (Uang Jaminan Langganan)
C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta
PT. PLN (Persero) APJ Yogyakarta berlokasi di Jalan Gedong
Kuning no.3 Yogyakarta. Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ (Area
Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta yang
bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Di kantor tersebut juga terdapat loket pembayaran,
dimana pelanggan dapat membayar rekening listrik. PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang membentuk perseroan terbatas. Perusahaan
ini bergerak dalam bidang jasa pelayanan masyarakat dibidang kelistrikan.
APJ membawahi beberapa UPJ ( Unit Pelayanan dan Jaringan)
yang ada di setiap daerah. Unit-unit tersebut antara lain :
1) UPJ Yogyakarta Utara. Berlokasi di Jl. Mangkubumi 16 Yogyakarta.
2) UPJ Yogyakarta Selatan. Berlokasi di Jl. Gedong Kuning 3 Yogyakarta.
3) UPJ Kalasan. Berlokasi di Jl. Solo Km. 12 Yogyakarta.
4) UPJ Wates berlokasi di Jl. Raya Purworejo Wates.
6) UPJ Wonosari. Berlokasi di Jl. P. Kol. Sugiyono 63 Wonosari.
7) UPJ Sleman. Berlokasi di Jl. Parasmnya 12 Beran, Sleman.
8) UPJ Bantul. Berlokasi di Jl. Dr. W. Sudirohusodo Bantul.
D. Visi dan Misi PT PLN
Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani
Misi
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
E. Motto PLN
F. Logo PT PLN ( Persero) Dan Maknanya
Sumber: PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta
Gambar 4.1 Logo PT PLN (Persero)
1. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni
1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik
Negara.
2. Elemen-elemen Dasar Lambang a. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning
juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap
insan yang berkarya di perusahaan ini.
b. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang
merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap
insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
c. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para
insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan
(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan
yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggan.
G. Struktur Organisasi PT PLN APJ Yogyakarta dan Deskripsi Jabatan
Sumber : PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta
Gambar 4.2
Struktur Organisasi diatas merupakan struktur organisasi yang masih
berlaku di PT PLN APJ Yogyakarta. PT PLN APJ Yogyakarta dipimpin
oleh seorang Manajer area. Tugas dan fungsi dari Manajer area adalah
sebagai berikut :
a. Mensinergikan seluruh unit dn fungsi yang terdapat dalam wilayah
area untuk memaksimalkan kirerja dan membangun citra
perusahaan berdasarkan ketentuan dan hukum yang berlaku.
b. Menjalani serta memelihara komunikasi dan hubungan kerja baik
internal maupun eksternal yang efektif dan dapat mengembangkan
perusahaan serta merangkul dan membina seluruh potensi yang
dimiliki oleh sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan
budaya perusahaan dan Good Government.
c. Berkoordinasi dengan unit P3B ( Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban) terkait, APD (Area Pengatur Distribusi), unit distribusi dan
area lain yang berbatasan.
d. Melengkapi peraturan yang belum diatur oleh kantor distribusi
serta melaksanakan monitoring dan audit internal.
Manajer area sebagai pimpinan memiliki beberapa asisten manajer
yang dipercaya dapat mengkoordinir bagiannya masing-masing. Terdapat
1) Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi
Asisten Manajer ini memimpin bagian perencanaan dan evaluasi yang
terdiri dari beberapa unit kerja. Masing-masin unit kerja tersebut di
pimpin oleh seorang supervisor yang akan mengontrol kinerja
karyawan dibagiannya masing-masing. Asisten Manajer ini
membawahi perencanaan dan evaluasi sistem distribusi, perencanaan
dan evaluasi konstruksi distribusi, perencanaan dan evaluasi anggaran,
sistem teknologi informasi.
2) Asisten Manajer Konstruksi
Asisten Manajer inimemimpin bagian konstruksi yng terbagi dalam
beberapa unit kerja. Terdapat empat unit kerj yang masing-masing
dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : Pengadaan, Perencanaan dan
pengendalian konstruksi, penyambungan, serta logistik.
3) Asisten Manajer Jaringan
Asisten Manajer ini memimpin bagian jaringan ang terbagi dalam
beberapa unit kerja. Terdapat tiga unit kerja yang masing-masing
dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : operasi, pemeliharaan dan
PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan)
4) Asisten Manajer Transaksi Energi
Asisten manajer transaksi energi memimpin bagian transaksi energi
yang terbagi dalam tiga unti kerja. Tiga unit kerja tersebut dipimpin
transaksi energi listrik, pengendalian susut, pemeliharaan meter
transaksi.
5) Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi
Asisten manajer ini memimpin bagian dan pelayanan dan administrasi
yang terbagi dalam dua unit kerja dan kedua unit kerja tersebut
masing-masing dipimpin leh seorang supervsor. Dua unit kerja
tersebut adalah pelayanan pelanggan dan administrasi umum.
6) Hukum dan Humas
Humas PT PLN APJ Yogyakarta bersifat fungsionl. Humas Kantor
PLN APJ Yogyakarta tidak memiliki jabatan khusus. Hal ini dapat
terjadi karena humas PT PLN APJ Yogyakarta hanya berdasarkan
penunjukan melalui Surat Keputusan dari General Manager. Tugas
humas yaitu bertanggung jawab penuh pada komunikasi informasi baik
pada pihak internal maupun eksternal dan menjelaskan sosialisasi serta
mengurangi isu negatif yang ada pada perusahaan.
H. Kebijakan Mutu Perusahaan
1. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta beserta seluruh area pelayanan dan jaringan menyatakan
koitmen terhadap peningkatan kepuasan pelanggan secara terus
menerus dalam rangka mewujudkan perussahaan yang unggul dan
2. Peningktan kepuasan pelanggan diperoleh dengan cara menetapkan
dan mendokumentasikan prosedur kerja serta sasaran mutu yang
dilaksanakan secara konsisten serta sejalan dengan visi dan misi
perusahaan.
3. Manajemen dan karyawan menjamin pemahaman, penerapan dan
pemeliharaan kebijakan mutu ini pada semua level organisasi dengan
budaya perusahaan yang saling percaya, integritas, peduli, serta
pembelajaran.
I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta 1. Dasar Pemberian CSR
Dasar hukum pemberian program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta adalah pada Peraturan Menteri BUMN Nomor:
PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 juli 2015, bahwa perum dan persero wajib
melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan atau
diperusahaan disebut dengan istilah CSR (Corporate Socia
Responsibility). Adapun alokasi untuk kegiatan bina lingkunganatau
CSR ini sebesar 4% dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya.
Pada tahun 2013 sampai sekarang PT PLN APJ Yogyakarta fokus
pada program bina lingkungan yang dilakukan dibeberapa tempat
seperti membuatkan waduk penampung air di bantul, membina
pengelolaan wisata taman sungai mudal, serta membina Desa
Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas PT PLN APJ
Yogyakarta mengatakan bahwa model pemberian program CSR
kepada masyarakat berdasarkan dari kebutuhan penerima manfaat dari
masyarakat yang paling mendesak sesuai permintaan masyarakat,
karena perusahaan sendiri tidak dapat menentukan apa yang harus
diberikan kepada masyarakat. PT PLN APJ Yogyakarta selain
menerima permohonan dari masyarakat juga aktif untuk mencari
komunitas-komunitas kebudayaan seperti komunitas andong yang ada
di Yogyakarta. Mereka juga terlibat melestarikan angkutan tradisional
tersebut dengan cara memerikan bantuan perlengkapan transportasi
serta memberikan seragam bagi kusir andong tersebut.
Dengan demikian PT PLN membuka kesempatan bagi siapa
saja yang akan mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta tersebut. Masyarakat yang hendak mengajukan
permohonan bantuan CSR PT PLN APJ Yogyakarta dengan cara
mengajukan proposal atau permohonan kepada PT PLN. Dengan
pengajuan proposal tersebut PT PLN akan tahu apakah sebenarnya
yang paling dibutuhkan warga masyarakat saat ini. Namun tidak
semua proposal akan disetujui oleh PT PLJ APJ Yogyakarta karena
keterbatasan dana yang ada maka PT PLN APJ Yogyakarta akan
melakukan seleksi dan melihat dari sumber daya alam, sumber daya
masyarakat akan dilibatkan dalam setiap kegiatan yang didanai oleh
PT PLN APJ Yogyakarta.
2. Sasaran Pemberian Dana CSR
PT PLN APJ Yogyakarta mempunyai sasaran untuk
mengalokasikan dana CSR tersebut bukan untuk individu, melainkan
untuk kelompok-kelompok masyarakat maupun komunitas-komunitas.
PT PLN mempunyai tujuan agar memberikan dampak yang luas bagi
penerima manfaat tersebut dan tidak hanya dirasakan oleh beberapa
individu. Sesuai motto PLN yaitu “listrik untuk kehidupan yang lebih
baik” maka kehidupan yang baik tersebut dapat dirasakan semua
masyarakat yang telah dibantu dan dibina oleh PT PLN.
3. Pemantauan Program CSR
Dana yang diberikan oleh PT PLN kepada masyarakat maupun
pelaku usaha tidak serta merta diberikan dalam satu kali, melainkan
dibagi menjadi beberapa tahap. Bagi kelompok masyarakat binaan PT
PLN yang telah menerima bantuan program CSR tiap tahap
diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan
progres yang telah dicapai oleh kelompok masyarakat tersebut.
Apabila menurut PT PLN progres yang didapat dari masyarakat
mengalami peningkatan, maka usaha atau kegiatan tersebut akan
mendapatkan prioritas untuk menerima dana tahap selanjutnya dan
Yoyakarta menggunakan laporan pertanggungjawaban yang dibuat
oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang mendapatkan bantuan
program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.
J. Gambaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN
1. Sistem Pengajuan Bantuan Dan Pengawasan Program CSR Desa Gerbosari
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Staf Desa yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana CSR tersebut
mengatakan bahwa masyarakat membuat sebuah kelompok tani
yang berjumlah 25-30 orang. Dari kelompok tani tersebut, mereka
membuat proposal pengajuan dana ke PT PLN melalui persetujuan
Kepala Desa. Setelah itu Kepala Desa Gerbosari yang akan
menindaklanjuti permohonan tersebut dan menyampaikan ke PT
PLN APJ Yogyakarta. Oleh sebab itu, setiap dana yang masuk
akan melalui desa dan akan dibelanjakan barang-barang sesuai
permohonan dari kelompok tani yang mengajukan. Setelah
barang-barang pengajuan sudah lengkap, maka desa bertanggungjawab
untuk mendistribusikan barang sarana dan prasarana petani krisan.
Oleh sebab itu, Kepala Desa menjadi salah satu pengawas
dari PLN atas dana yang telah diberikan. Kepala Desa akan selalu
monitoring terhadap kinerja dari petani yang sudah diberikan
bantuan tersebut.
Untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari petani, maka
kelompok tani tersebut melaporkan setiap progres yang telah
dilaksanakan kepada Kepala Desa dan melalui Kepala Desa
laporan tersebut akan diteruskan kepada PT PLN APJ Yogyakarta.
Apabila progres dinilai baik oleh PT PLN APJ Yogyakarta, maka
bantuan tahap selanjutnya akan diberikan oleh PT PLN dan
seterusnya hingga kelompok tani tersebut bisa mandiri.
2. Jumlah Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan staf Desa
Gerbosari mengenai jumlah penerima bantuan Program CSR,
dikatakan bahwa ada 2 kelompok tani yang sudah mengajukan
permohonan bantuan Program CSR. Kelompok tani tersebut terdiri
dari kelompok tani Nilam sebanyak 30 orang dan kelompok tani
bunga krisan sebanyak 30 orang. Dari kedua kelompok tani
tersebut sudah sejak tahun 2013 berjalan. Namun karena faktor
cuaca yaitu musim kemarau yang panjang di Kulon Progo
menyebabkan kegagalan pada kelompok tani nilam. Oleh karena
itu saat ini PT PLN fokus pada petani krisan yang memberikan
3. Kondisi Masyarakat Sebelum Menerima bantuan Program CSR Hasil wawancara dengan masyarakat penerima program CSR dari
PT PLN APJ Yogyakarta, sebelum mereka menerima bantuan, para
penerima manfaat sebagian sudah memiliki kubung krisan sendiri
yang sederhana dengan sarana dan prasarana yang berkualitas rendah.
Ketika musim penghujan datang, plastik UV yang berkualitas rendah
mudah sobek dan mengakibatkan banjir di dalam kubung krisan. Hal
ini membuat sarana dan prasarana seperti insect screen dan lampu
menjadi cepat rusak. Selain itu, pertumbuhan bunga juga terganggu
karena bunga krisan harus ditanam di tempat yang kering.Kondisi
seperti itulah yang mengakibatkan hasil panen yang kurang
memuaskan.
Bagi mereka yang sudah memiliki kubung krisan, lahannya
puntidak luas karena hanya di pekarangan sekitar rumah mereka yang
luasnya sekitar 80 meter persegi sehingga hasil panen pun juga tidak
banyak. Dengan demikian masyarakat mengharapkan adanya program
dari pemerintah ataupun dari perusahaan untuk membantu mereka
dalam mengembangkan pertanian mereka tersebut.
Selain itu, ada pula yang belum memiliki lahan sama sekali dan
mereka bekerja sebagai buruh harian lepas yang tidak setiap hari ada
pekerjaan. Adapula yang sudah memilki kubung krisan dengan cara
Sistem sewanya dengan cara bagi hasil karena mereka belum yakin
betul akan penghasilan menanam krisan.
4. Jenis Bantuan Yang Diterima
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima
program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta, mereka mendapatkan
bantuan berupa barang yaitu sarana dan prasarana secara gratis yang
berbentuk kubung krisan (rumah krisan) yang digunakan untuk
menanam bunga krisan. Kubung krisan tersebut terdiri dari plastik
UV, insect screen, lampu, pompa air, selang air dan spra yer dari
sarana dan prasarana tersebut, setiap penerima bantuan dapat
menanam krisan seluas 100 meter persegi. Barang-barang tersebut
tidak diberikan sekaligus namun melalui tahap-tahap yang sudah
ditentukan oleh pemberi bantuan yaitu PT PLN APJ Yogyakarta.
Apabila dikalkulasi, jumlah bantuan tersebut sebesar Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah) untuk tiap penerima manfaat. Sedangkan untuk
kelompok petani nilam, merekan mendapatkan bantuan bibit nilam
untuk setiap 100 meter persegi tiap orang. Namun karena mengalami
kegagalan, maka pemberian bantuan bibit nilam dihentikan oleh PT
PLN karena dilihat musimnya sedang tidak cocok untuk bertani nilam.
Namun ada wacana dari PT PLN untuk membantu kelompok petani
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Dan Analisis Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Binaan di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana program CSR PT PLN APJ Yogyakarta yang sudah dilakukan
dan dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta untuk masyarakat
di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Aalisis Deskriptif
Kuantitatif dan Deskreptif Kualitatif. Data pada penelitian ini adalah data
primer. Data diperoleh dengan cara wawancara Bapak Kardiman selaku
Humas PT PLN APJ Yogyakarta yang menangani program CSR. Untuk
mendapatkan informasi masyarakat penerima CSR, peneliti membagikan
kuesioner kepada 30 warga Desa Gerbosari yang mendapatkan program CSR
melalui pendampingan Yohanes Adven Tody selaku sekertaris kelompok tani
penerima Program CSR Desa Gerbosari.
1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Berikut ini adalah data responden yang sudah berhasil dikumpulkan
melalui penyebaran kuesioner :
Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data diolah 2016
No Jenis Kelamin Julmah Persentase (%)
1 Laki-Laki 29 96,67
2 Perempuan 1 3,33
Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang menerima
bantuan Program CSR berjenis kelamin laki-laki sebesar 96,67%
sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 3,33%.
Kondisi ini melihatkan bahwa bantuan Program CSR tidak
dikhususkan bagi masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki saja dan
kebetulan ada satu perempuan yang bergabung dalam kelompok tani
tersebut.
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status
No Status Jumlah Persentase (%)
1 Lajang 9 30
2 Menikah 21 70
Total 30 100
Sumber : Data diolah 2016
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa status dari responden yang
masih lajang sebesar 30 % dan responden yang sudah menikah sebesar
70 %. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penerima Program CSR
PT PLN tidak harus menjadi kepala keluarga terlebih dahulu,
melainkan semua kalangan masyarakat.
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SD 0 0
Berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa responden tidak
ada yang tamatan Sekolah Dasar. Adapun tamatan SMP sebesar
sebesar 26,67%. Dapat dilihat dari data di atas bahwa responden
memiiki pendidikan hingga tingkat atas, bahkan sampai perguruan
tinggi, dan hanya 1 responden saja yang tamatan Sekolah Menengah
Pertama.
Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa pekerjaan responden
adalah wiraswasta dan petani. Adapun persentase dari pekerjaan
sebaggai petani sebesar 23,33% sedangkan persentase pekerjaan
sebagai wiraswasta sebesar 76,67%. Berdasarkan data yang diperoleh,
menunjukkan bahwa penerima Program CSR berasal dari sektor
pertanian dan wiraswasta. Namun berdasarkan observasi
menunjukkan bahwa sebenarnya pekerjaan mereka adalah petani
bunga krisan sekaligus sebagai wiraswasta penjual bunga krisan
karena mereka menanam sendiri dan memasarkan sendiri hasil panen
Tabel 5.5 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Sumber: Data diolah 2016
Berdasarkan data pada tabel 5 peneliti mendapatkan hasil kuesioner
dari 30 responden penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta
Sebesar 100 % atau 30 responden merasakan adanya peningkatan
penghasilan mereka. Besaran peningkatannya pun berbeda-beda.
Salah satu responden (TA) mengatakan bahwa penghasilannya naik
kira-kira di atas Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) perbulan dari
sebelumnya berpenghasilan kurang lebih Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).
Dari peningkatan penghasilan tersebut masyarakat
mengalokasikan untuk berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan
No Indikator Peningkatan Kesejahteraan Jumlah Peresentase (%)
S TS S TS
Makan teratur dengan gizi yang
cukup 28 2 93,33 6,67
Yakin dengan masa depan yang lebih
baik 30 0 100 0
sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan menabung,
kebutuhan makan, merenovasi tempat tinggal, kebutuhan
liburan/rekreasi, untuk memberi sumbangan, dan menambah atau
meningkatkan produktivitas mereka.
Berikut ini adalah data penghasilan masyarakat Desa Gerbosari,
Samigaluh Kulon Progo yang menerima Program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta mulai dari penghasilan awal, tambahan penghasilan
hingga total penghasilan setelah mereka menjalankan usaha dari
Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta sebagai berikut:
Dari data di bawah ini dapat dilihat bahwa rata-rata penghasilan
sebelum menjalankan usaha dari program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta adalah sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)
sedangkan rata-rata tambahan penghasilannya sebesar
Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah), dan setelah
mengalami peningkatan penghasilan maka penghasilan mereka saat
Tabel 5.6 Data Penghasilan Masyarakat Penerima Program CSR Per Bulan No Nama Penghasilan Sebelum
CSR (Rp)
Jumlah 30.000.000,00 39.000.000,00 69.000.000,00
Rata-Rata 1.000.000,00 1.300.000,00 2.300.000,00
Nilai Tertinggi 1.500.000,00 2.000.000,00 3.200.000,00
Nilai Terendah 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00
2. Analisis Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa 100 % responden mengalami
peningkatan penghasilan setelah menjalankan usaha dari adanya
Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Hasil tersebut didapat dari
keuntungan menjual bunga krisan yang mereka panen.
Peningkatannya memang cukup banyak karena usaha ini terus
berkelanjutan dan cepat panen sehingga makin sering juga
mendapatkan keuntungan yang jumlahnya cukup banyak. Dengan
adanya tambahan penghasilan ini mereka dapat menggunakan
uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu sesuai keinginan
masing-masing penerima manfaat. Adapun pengalokasian dana yang
mereka miliki setelah mendapat keuntungan dari menanam bunga
krisan sebagai berikut:
1) Sebesar 96,67% atau sebanyak 29 responden menggunakan
keuntungan tersebut untuk menanggung biaya hidup mereka
sehari-hari. Kebutulhan tersebut seperti kebutuhan pokok yang setiap hari
dibutuhkan seperti kebutuhan makan. Selain kebutuhan pokok juga
ada kebutuhan yang sifatnya mendadak dan tidak terencana seperti
sumbangan, meningkatkan produksi, rekreasi, renovasi rumah,
kebutuhan pendidikan anak serta kebutuhan menabung.
2) Dari 30 responden, hanya 15 penerima program CSR PT PLN APJ
Yogyakarta menggunakan tambahan penghasilan mereka untuk