• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahtern masyarakat studi kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahtern masyarakat studi kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Adeng Sucipto

122114002

PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA

TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Adeng Sucipto

122114002

PROGRAM STUDI AKNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Dimajukan untuk diuji pada bulan Februari 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.

Yogyakarta,13 Januari2017

Yang membuat pernyataan

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Adeng Sucipto

Nomor Mahasiswa : 122114002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal13 Januari 2017

Yang menyatakan,

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah

dan karuniaNya yang telah dilmpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan kripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku dosen pembimbing skripsi dan

pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan, saran, bimbingan, dukungan serta motivasi bagi penulis.

3. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

4. Sempai Christina Siwi Handayani dan Sempai Ardhian Novianto yang telah

membantu dalam pendidikan dan perkembaangan pribadi saya.

5. Pengurus OMK St. Albertus Agung Stasi BonohrjoDaniel, Rinto, Retno,

Agata, Fany, Riky, Adri, Ucup, Gadang, Gembong, Sigit, yang telah

(9)

6. Pengurus PERKEMI Provinsi D.I. Yogyakarta yang telah mengijinkan saya

untuk belajar menjadi pengurus dan atas kepercayaannya untuk menjadi atlet

D.I.Yogyakarta.

7. Sahabat-sahabat saya Simbah, Jody, Bima, Titus, Jojo, Ben, Dawan, Tomo,

Novianus, Ridho, Dika, Ricky, Sello, Yoshua, Sonya, Tina, Hilda untuk

segala kebersamaan kita.

8. Semua teman-teman dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada banyak kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 Januari 2017

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI ... vv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Corporaate Social responsibility ... 7

1. Definisi Corporate Social Responsibility ... 7

2. Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR ... 8

(11)

B. Kesejahteraan Masyarakat ... 12

1. Pengertian Kesejahteraan Sosial... 12

2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN ... 13

3. Prinsip Kesejahteraan Umum ... 16

C. Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek Dan Objek Penelitian ... 19

D. Populasi Sasaran ... 20

E. Jenis Data ... 20

F. Teknik Pengumpulan Data ... 20

G. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia ... 23

B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 25

C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta ... 26

D. Visi Dan Misi PT PLN ... 27

E. Motto PLN ... 27

F. Logo PT PLN (Persero) Dan Maknanya ... 28

G. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Yogyakarta Dan Diskripsi Jabatan... 30

H. Kebijakan Mutu Perusahaan ... 33

I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta ... 34

J. Ganmaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN ... 37

(12)

1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta ... 41

2. Analisis Dampak Program CSR Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat... 47

B.Pembahasan... 51

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 53

B. Keterbatasan Penelitian ... 54

C. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 42

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 43

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo PT PLN ... 28

(15)

ABSTRAK

DAMPAK PROGRAM CSR PT PLN APJ YOGYAKARTA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang penelitian ini adalah perusahaan diwajibkan untuk berkontribusi aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program CSR Perusahaan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Kuesioner dan observasi digunakan untuk mendapatkan data peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 100% Masyarakat Desa Gerbosari yang mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN merasakan adanya peningkatan penghasilan secara signifikan. Dengan peningkatan penghasilan tersebut, penerima manfaat menggunakannya untuk berbagai keperluan seperti biaya hidup serta meningkatkan produktivitas mereka sehingga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

(16)

ABSTRACT

THE IMPACT OF CSR PROGRAM PT PLN APJ YOGYAKARTA TOWARD THE IMPROVEMENT OF PUBLIC WELFARE (A Case Study on the rural of Gerbosari Samigaluh Kulon Progo)

Adeng Sucipto 122114002

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study is to determine the impact of CSR program PT PLN APJ Yogyakarta in improving public welfare. This research is important because companies are required to contribute actively in improving public welfare through the company’s CSR program.

The kind of his research is a case study at Gerbosari Samigaluh Kulon Progo. The data collection techniques were questionnaire, observation, and interview. Questionnaire and observation were used for inquiring welfare information, whereas interview was used for getting CSR program information at PT PLN APJ Yogyakarta. Data analysis technique that was used in this research was quantitative descriptive and qualitative descriptive.

The result showed that 100% communities at Gerbosari receiving CSR program from PT PLN indicated increased revenues significantly. Because of their income increases, the beneficiaries may use it for various purposes such as cost of living as well as increasing their productivity, thus improving their quality of life.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masaah

Sebagian besar perusahaan yang ada saat ini didirikan dengan

tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar perusahaan tetap eksis

beroperasi dan dapat mensejahterakan pemilik perusahaan serta para

karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Apabila laba perusahaan

meningkat, maka banyak orang akan melihat peluang untuk berbisnis di

perusahaan tersebut, misalnya investor. Investor akan menjadikan

perusahaan tersebut sebagai sarana mereka untuk mencari keuntungan

juga. Semakin besar laba perusahaan, maka semakin besar pula

keuntungan yang akan didapatkan oleh para investor tersebut. Untuk

mendapatkan laba yang besar maka perusahaan akan beroperasi maksimal

dan melakukan berbagai cara agar perusahaan tersebut tetap berjalan.

Akan tetapi, perusahaan harus melihat juga dampak apa yang

ditimbulkan oleh perusahaan itu sendiri apabila perusahaan tersebut

terus-menerus beroperasi. Masyarakat sekitar dan lingkungan dari perusahaan

pasti akan merasakan dampak dari usaha tersebut. Misalkan saja limbah

pabrik yang tidak dirawat secara baik oleh perusahaan. Disitulah

pengusaha harus memiliki sikap yang etis dalam melakukan proses usaha.

Bukan hanya memikirkan keuntungan saja, melainkan perusahaan harus

(18)

kelangsungan hidup masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan akibat

adanya proses usaha yang dilakukan secara terus menerus.

Menurut Paus Fransiskus,Penurunan kualitas hidup dan

kemerosotan sosial manusia juga makhluk di dunia ini, yang berhak hidup

bahagia dan yang terlebih lagi memiliki martabat khusus. Maka, mau tak

mau kita harus mempertimbangkan bagaimana kerusakan lingkungan,

model pembangunan saat ini, dan budaya buang sampah (limbah)

berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Saat ini, misalnya, kita melihat pertumbuhan banyak kota secara

berlebihan dan tidak terkendali hingga tidak sehat lagi untuk dihuni, bukan

hanya karena polusi yang disebabkan oleh emisi gas beracun, tetapi juga

sebagai akibat dari kekacauan perkotaan, masalah transportasi, polusi

visual dan kebisingan. Banyak kota telah menjadi struktur-struktur besar

yang tidak efisien, terlalu boros energi dan air. Beberapa wilayah kota,

meskipun baru saja dibangun, sudah padat, kacau, dan tanpa tempat hijau

yang memadai. Penduduk bumi ini tidak dimaksudkan untuk hidup

terhimpit oleh beton, aspal, kaca dan logam, hingga kehilangan kontak

fisik dengan alam.

Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial

perusahaan) merupakan komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan

berkontribusi positif bagi masyarakat sekitar, lingkungan sekitar, dan

karyawan perusahaan itu sendiri. ProgramCSR ini pertamakali dibuat

(19)

sangat sering diperbincangkan di kalangan para pengusaha. CSR

merupakan salah satu program perusahaan yang digunakan sebagai sarana

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun kelestarian

lingkungan. Program CSR tersebut dapat diwujudkan melalui

program-program kemasyarakatan seperti pemberdayan masyarakat, pengembangan

usaha masyarakat, menjalin kerjasama usaha (kemitraan) dan juga

membuat desa binaan yang dikelola oleh perusahaan tersebut. Oleh karena

itu program CSR menjadi salah satu elemen perusahaan yang harus

benar-benar dijalankan dengan baik. Dengan adanya CSR maka kelangsungan

hidup dan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitar akan

berkembang menjadi baik sehingga dalam proses usaha, perusahaan tidak

banyak gangguan atau protes terhadap perusahaan oleh masyarakat yang

merasakan limbah perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan bisa

melakukan proses usaha dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang

lebih dan perusahan sekaligus melakukan program CSR untuk

kesejahteraan masyarakat.

Wijaya, et al. (2015) membuktikan bahwa masyarakat mempunyai

penilaian yang cukup baik terhadap program CSR dari PT. PINDAD

(Persero), meskipun demikian diharapkan pihak perusahaan dapat

mempertahankan serta meningkatkan mutu dari program-program CSR

yang dijalankan karena menurut masyarakat, program CSR yang ada

belum maksimal. Dalam hal ini masyarakat belum merasakan penuh atas

(20)

telitilagi dalam menentukan masyarakat yang mana yang seharusnya

mendapatkan program CSR. Mapisangka (2009) memberikan pernyataan

yang berbeda yaitu CSR memberikan pengaruh terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat penting karena perusahaan harus

bersikap etis dalam menjalankan sebuah bisnis dan perusahaan tidak bisa

menjalankan bisnisnya tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar

atau ingkungan sekitar tempat perusahaan tersebut beoprasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk membuat

penelitian yang berjudul “Dampak CSR PT PLN APJ Yogyakarta

Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Untuk meneliti apakah

dampak CSR untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat itu ada atau

tidak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan meneliti apakah ada

dampak program CSRPT PLN APJ Yogyakarta terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat ?

C. Batasan Masalah

1. Peneliti akan meneliti program CSR yang telah dilaksanakan oleh PT

PLN AJP Yogyakarta hanya dibidang Desa Binaan saja.

2. Peneliti hanya meneliti peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima

program CSR Desa Binaan dari PT PLN AJP Yogyakarta khususnya di

(21)

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan persepsi

masyarakat penerima program CSR PT PLN AJP Yogyakarta di

wilayah Samigaluh, D.I. Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakan ada dampak dari program CSR PT PLN AJP

Yogyakarta terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa

Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk melihat apakah program CSR yang

telah dilakukan sudah benar-benar dinikmati oleh masyarakat luas atau

belum serta melihat apakah dengan lapa perusahaan mempunyai

pengaruh terhadap program CSR atau tidak.

2. Bagi Umum

Masyarakat bisa mengetahui tentang adanya program CSR perusahaan

sehingga menambah wawasan masyarakat sehingga bisa untuk

melakukan penelitian tentang CSR.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini berguna untuk penerapan ilmu yang sudah didapat

(22)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Pada bagian BAB I ini menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

BAB II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan yang

digunakan pada penelitian ini.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan

penelitiannya.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini membahas tentang gambaran perusahaan yang di

jadikan objek penelitian oleh peneliti.

BAB V : Analisis dan Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan tentang analisis dan hasil dari

penelitiannya.

BAB VI : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Corporate Social Responsibility

1. Definisi Corporate Social Responsibility

The World Business Council for Sustainable Development

(WBCSD) mendifinisikan CSR sebagaikomitmen dunia usaha untuk

terus menerus bertindak etis, beroprasi secara legal, dan berkontribusi

untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas

hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus, juga peningkatan

kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas.

Corporate Social Resposibility menurut Wibisono (2007)

merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan

untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif, dan

memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan

sosial dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Wibisono (2007) juga menjelaskan bahwa penerapan Corporate Social

Responsibility yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi empat

tahapan, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi, dan

pelaporan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dibagi

menjadi 3 model, yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau

(24)

Menurut Undang – Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 1 ayat 3,

“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,

baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat

pada umumnya.”

2. Teori – Teori Yang Melandasi Pemikiran Tentang CSR

Lass (2010) pada Mardikonto(2015) mengemukakan 5 landasan yang

menempatkan CSR sebagai strategi bisnis, yaitu:

a. CSR sebagai strategi bersaing yaitu yang menempatkan CSR

sebagai keunikan bisnis dan untuk memenangkan persaingan.

Hal ini disebabkan karena, perusahaan yang melakukan CSR

memiliki keunikan yang terkait dengan tanggung jawabnya

dalam pengelolaan bisnis yang tidak hanya mengejar

keuntungan ekonomi, bisnis yang senantiasa mentaati

hukum/peraturan yang berlaku, hukum yang selalu

mengedepankan etika (jujur, transparan, anti korupsi, dll.),

serta senantiasa peduli dengan masalah-masalah sosial yang

sedang dihadapi oleh masyarakat sekitar.

b. CSR sebagai strategi pengelolaan sumber daya alam yang tidak

hanya memiliki makna pelestarian sumber daya hayati, tetapi

juga pencegah perusakan sumber daya alam yang

(25)

yang dibutuhkan bagi keberlanjutan bisnis (energi dan bahan

baku). Selain itu pengelolaan sumber daya alam melalui

praktik-praktik; penghematan, pemanfaatan ulang, dan

pemanfaatan produk daur ulang.

c. CSR sebagai strategi memuaskan stakeholder merupakan

praktik bisnis yang terus-menerus menjaga kepuasan dan

loyalitas pelanggan internal dan pelanggan eksternal untuk

selanjutnya kepuasan dan loyalitas pelanggan, pada gilirannya

akan berdampak pada peningkatan aksesibilitas pemasaran

produk, serta aksesibilitas kebijakan untuk memperoleh

dukungan politik dari pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat.

Kepuasan dan loyalitas pelanggan juga merupakan strategi

yang dapat diandalkan sebagai keunggulan bersaing untuk

menghadapi pesaing tradisional dan pesaing baru yang

potensial.

d. CSR sebagai strategi mengatasi issu dan krisis oleh pelaku

bisnis dapat digunakan sebagai alat untuk mendapat dukungan

dari para pemangku kepentingan dalam menghadapi isu-isu

negatif yang merugikan melalui terbangunnya citra perusahaan.

Di pihak lain, praktik CSR yang membangun kepuasan dan

loyalitas pelanggansangat efektif dalam menghadapi krisis.

e. CSR sebagai implementasi strategi philantropy, manajemen

(26)

berdampak pada loyalitas dan kepuasan pelanggan utamanya

dalam menghadapi isu-isu dan krisis. Manajemen lingkungan

akan berdampak pada terjaminnya pasokan bahan baku dan

energi, kenaikan keuntungan dari penghematan biaya produksi,

dan terhindarnya ancaman bencana atau kerusakan sumber

daya alam. Penilaian Dampak akan menjaga atau mencegah

terjadinya isu-isu dan krisis kepercayaan dari stakeholder.

Di samping itu, dari sisi kepentingan perusahaan, CSR

dapat dipandang sebagai investasi sosial, yaitu setiap

pengeluaran yang didapat memberikan manfaat sosial bagi

masyarakat sosial di sekitarnya, baik dalam kedudukannya

sebagai stakeholder internal maupun sebagai stakeholder

eksternal.

3. Model PelaksanaanCorporate Social ResponsibilityPerusahaan Saidi dan Abidin (2004) pada Budimanta et al, (2008:22)

menyatakan Sedikitnya ada empat pola CSR yang umumnya

diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

a. Keterlibatan langsung.

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung

dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau

menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan

(27)

public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public

relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah

perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model

yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.

Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau

dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan

yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya

adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto

(perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra,

Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

c. Bermitra dengan pihak lain.

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama

dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/LSM),

instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam

mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan

perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang

Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia

(YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu

(28)

universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita

Peduli Indosiar).

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau

mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan

sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih

berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah

pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang

dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara

pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga

operasional dan kemudian mengembangkan program

yangdisepakati bersama.

B. Kesejahteraan Masyarakat

1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Menurut UU No 6 Tahun 1974 menyatkan bahwa Kesejahteraan

Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil

maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketenteraman lahir bathin, yang memungkinkan bagi setiap

Warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi

diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak

(29)

2. Indikator Sejahtera Menurut BKKBN

Indikator Keluarga Sejahterapada dasarnya berangkat dari

pokok pikiran yang terkandung didalam undang-undang no. 10

Tahun 1992 disertai asumsi bahwa kesejahteraan merupakan

variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator yang spesifik

dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan

digunakan oleh kader di desa, yang pada umumnya tingkat

pendidikannya relatif rendah, untuk mengukur derajat

kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus sebagai pegangan

untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut

selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang

sedemikian rupa, sehingga cukup sederhana dan secara operasional

dapat di pahami dan dilakukan oleh masyarakat di desa.

Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria

keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Keluarga Pra Sejahtera

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu

atau lebih dari 5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai

keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran

(30)

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu: Melaksanakan

ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.

1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua)

kali sehari atau lebih.

2) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda

untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

3) Bagian yang terluas darilantai rumahbukan dari tanah.

4) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB

dibawa kesarana/petugas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera tahap II

Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat

memenuhi kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi

syarat sosial psykologis 6 sampai 14 yaitu :

5) Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

6) Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan

daging/ikan/telur sebagai lauk pauk.

7) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru per tahun.

8) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi

(31)

9) Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam

keadaan sehat.

10) Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang

berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan tetap

11) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa

membaca tulisan latin

12) Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.

13) Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih

pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang

hamil)

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan

dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat

pengembangan keluarga yaitu :

14) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan

agama.

15) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk

tabungan keluarga untuk tabungan keluarga.

16) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan

kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar

anggota keluarga.

17) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan

(32)

18) Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang

1 kali/6 bulan.

19) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

20) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana

transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan

dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan

keluarganya yaitu :

21) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela

memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat

dalam bentuk materiil.

22) Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai

pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

3. Prinsip Kesejahteraan Umum

Menurut Paus Fransiskus, Ekologi manusia tidak terlepas dari

gagasan kesejahteraan umum, prinsip yang memainkan peran sentral

dan pemersatu dalam etika sosial. Kesejahteraan umum adalah

“keseluruhan kondisi-kondisi kemasyarakatan yang memungkinkan

kelompok-kelompok maupun anggota perorangan, mencapai

(33)

Kesejahteraan umum mengandaikan penghormatan terhadap

pribadi manusia apa adanya, dengan hak-hak dasar dan mutlak yang

diarahkan kepada pengembangannya yang integral. Kesejahteraan

umum juga menuntut kesejahteraan sosial dan pengembangan berbagai

kelompok perantara, sesuai dengan prinsip subsidiaritas. Di antaranya

mencolok secara khusus adalah keluarga sebagai sel dasar masyarakat.

Akhirnya, kesejahteraan umum membutuhkan kedamaian sosial, yang

berarti stabilitas dan keamanan berdasarkan tata tertib tertentu, yang

tidak dapat dicapai tanpa perhatian khusus untuk keadilan distributif,

yang pelanggarannya selalu menimbulkan kekerasan. Seluruh

masyarakat dan di dalamnya secara khusus negara memiliki kewajiban

untuk membela dan memajukan kesejahteraan umum.

C. Dampak Corporate Social Responsibility terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Pada praktiknya, program CSR sangat mempengaruhi tingkat

kesejahteraan masyarakat. Setelah menerima program CSR perusahaan,

rata-rata masyarakat sekitar perusahaan mengalami peningkatan pada

penghasilannya. Masyarakat akan merasakan manfaatnya secara langsung

program CSR yang dijalankan oleh perusahaan tertentu, misalnya

menerima bantuan pengembangan untuk usaha, program kemitraan,

bantuan pendidikan dan kesehatan. Penelitian Mapisangka(2009)

(34)

dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Pradipta, 2013 pada penelitiannya tentang pengaruh implementasi

CSR terhadap kesejahteraan masyarakat menyatakan bahwa ada

peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah ada program CSR. Hal ini

dapat dilihatdari adanya peningkatan pendapatan yang diterima

masyarakat setelah menerima bantuan CSR dari perusahaan.

Muliawan, 2013 pada penelitiannya mengenai pengaruh CSR PT

Angkasa Pura I terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Bobung,

Gunungkidul menyatakan mampu meningktkan kesejahteraan masyarakat

secara langsung. Hal ini ditunjukkan dari 97% penerima program

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan metode studi kasus. Studi kasus

adalah penelitian terhadap suatu objek tertentu secara mendalam.Mode

penelitian ini dengan menggunakan pendekatan deskreptif kuantitatif dan

deskriptifkualitatif. Data akan dipaparkan secara objektif berdasarkan pada

informasi dan fakta yang diperoleh dari PT PLNAPJ Yogyakarta dan dari

masyarakat Desa Gerbosari penerima program CSRPT PLN APJ

Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini di PT PLN APJ Yogyakarta dan Desa Gerbosari,

Samigaluh, Kulon Progo (Desa binaan PLN APJ Yogyakarta)

2. Waktu penelitian

Waktu Pelaksanaan Penelitian ini pada bulan November 2016

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitiannya adalah Kabag Humas PT PLN AJP Yogyakarta

yang menangani program CSR.dan Masyarakat Binaan PT PLN APJ

Yogyakarta.

2. Objek Penelitiannya adalah Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta

dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Gerbosari Samigaluh Kulon

(36)

D. Populasi Sasaran

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Binaan PT

PLN APJ Yogyakarta yang menerima program CSR.

E. Jenis Data

1. Data gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakartadiperoleh dari

Wawancara Kabag Humas PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Data mengenai gambaran masyarakat Desa Binaan PT PLN AJP

Yogyakarta penerima CSR yang diperoleh melalui kuesioner.

(terlampir pada halaman 54-56)

3. Data gambaran umum perusahaan yang diperoleh dari hasil

wawancara. (terlampir pada halaman53)

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur

maupun tidak terstruktur dengan tujuan memperoleh informasi secara

luas mengenai objek penelitian. Teknik wawancara ini digunakan untuk

mendapatkan gambaran program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Kuesioner

Metode kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk

dijawab dengan memberikan angket. Metode ini akan digunakan untuk

(37)

dirasakanmasyarakat terkait dengan penghasilan sebelum dan sesudah

merasakan program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta.

3. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh objek

penelitian. Metode observasi merupakan metode yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi yang akurat. Metode ini akan digunakan untuk

mengambil data mengenai kondisi masyarakat penerima program CSR

PT PLN APJ Yogyakarta.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah dampak CSR terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat, penulis akan menggunakan

metode diskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan /melukiskan keadaan

objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya. Metode ini memusatkan perhatiannya

pada penemuan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.

Model Deskreptif yang digunakan adaah:

1. Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan

fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk

(38)

(Syamsudin & Damiyanti, 2011). Metode ini digunakan untuk

menganalisis peningkatan penghaslian yang dirasakan oeh

masyarakat Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo yang

menerima bantuan usaha dari Program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta.

2. Deskreptif Kualitatif

Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis,

menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari

berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawacara atau

pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di

lapangan (Wiranatha, 2006). Metode ini digunakan untuk

menganalisis hasil dari wawancara dan pembagian kuesioner

kepada masyarakat penerima program CSR PT PLN APJ

(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN GAMBARAN SINGKAT PENERIMA BANTUAN CSR

A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Indonesia

Perkembangan Listrik di Indonesia berawal sejak akhir abad ke-19,

melalui pembangun pembangkit listrik untuk keperluan sendiri di beberapa

perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan

perkebunan teh. Kemudian antara tahun 1942 – 1945 terjadi pengalihan

pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut kepada Jepang.

Seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II di akhir

tahun 1945, para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi buruh atau

pegawai listrik dan gas bersama-sama dengan Pimpinan Komite Nasional

Indonesia Pusat (KNIP) berinisiatif menghadap Presiden Republik

Indonesia Soekarno untuk menyerahkan perusahan-perusahaan tersebut

kepada Republik Indonesia.Tanggal 27 Oktoner 1945 Presiden Republik

Indonesia membentuk jawatan listrik dan gas yang ada dibawah

departemen pekerjaan umum dan tenaga dengan kapasitas pembangkit

tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW. Tanggal 1 Januari 1961 jawatan

listrik dan gas diubah menjadi BPU-PLN ( Badan Pimpinan Umum

Perusahaan Listrik Negara) dengan bidang usaha penyediaan listrik, gas

dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965 BPU-PLN dibubarkan, diikuti

(40)

(PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN)

sebagai pengelola gas.

Tahun 1972, sesuai dengan peraturan pemerintah No. 17, status

PLN berubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara, bertindak

sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas

menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Tahun 1994

Pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak

dalam bidang penyedia tenaga listrik. PLN kemudian beralih menjadi

perusahaan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik

bagi kepentingan umum.

Seiring dengan terbitnya UU No. 30 Tahun 2009, PLN bukan lagi

sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

dengan tugas menyediakan listrik bagi kepentingan umum. Total daya

pembangkit listrik milik PLN yang dikelola sampai akhir tahun 2014 telah

semakin berkembang menjadi 39.257 MW.

PT PLN (Persero) hingga saat ini telah berkembang menjadi

perusahaan yang besar. Terlihat dari anak perusahaan yang dimiliko oleh

PT PLN (Persero). Berikut anak perusahaan milik PT PLN (Persero),

yaitu:

a. PT Indonesia Power.

b. PT Pembangkitan Jawa Bali.

c. PT Indonesia Coments Plus.

(41)

e. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring.

f. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan.

g. PT PLN Batu Bara.

h. PT PLN Geotermal.

i. Majapahit Holding BV.

j. PT Pelayanan Bahtera Adhiguna.

k. PT Haleyora Power.

B. Sejarah Singkat PT PLN APJ Yogyakarta

PT PLN (Persero) mendirikan kantor-kantor PLN di berbagai kota

di seluruh Indonesia dan salah satunya bertempat di Yogyakarta. PT PLN

APJ Yogyakarta merupakan bagian dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Semarang Jawa

Tengah.

Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang

juga merupakan Ibukota dan Pusat Pemerintahan Daerah Istimewa

Yogyakarta yang terdiri dari 1 Kota dan 4 Kabupaten, yaitu Kota

Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten

Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman dengan jumlah kecamatan sebanyak

78 dan jumlah desa sebanyak 483.

Pendapatan yang diperoleh pada PT PLN APJ Yogyakarta berasal

dari :

a. Penjualan Rekening.

(42)

c. Penyisihan Tarif

d. P2TL (Penerbitan Pemakaian Tenaga Listrik)

e. Pasang Baru, Meliputi :

1) Biaya Penyambungan

2) UJL (Uang Jaminan Langganan)

C. Profil Singkat PT PLN APJ Yogyakarta

PT. PLN (Persero) APJ Yogyakarta berlokasi di Jalan Gedong

Kuning no.3 Yogyakarta. Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ (Area

Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan di area Yogyakarta yang

bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta. Di kantor tersebut juga terdapat loket pembayaran,

dimana pelanggan dapat membayar rekening listrik. PT. PLN (Persero)

Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang membentuk perseroan terbatas. Perusahaan

ini bergerak dalam bidang jasa pelayanan masyarakat dibidang kelistrikan.

APJ membawahi beberapa UPJ ( Unit Pelayanan dan Jaringan)

yang ada di setiap daerah. Unit-unit tersebut antara lain :

1) UPJ Yogyakarta Utara. Berlokasi di Jl. Mangkubumi 16 Yogyakarta.

2) UPJ Yogyakarta Selatan. Berlokasi di Jl. Gedong Kuning 3 Yogyakarta.

3) UPJ Kalasan. Berlokasi di Jl. Solo Km. 12 Yogyakarta.

4) UPJ Wates berlokasi di Jl. Raya Purworejo Wates.

(43)

6) UPJ Wonosari. Berlokasi di Jl. P. Kol. Sugiyono 63 Wonosari.

7) UPJ Sleman. Berlokasi di Jl. Parasmnya 12 Beran, Sleman.

8) UPJ Bantul. Berlokasi di Jl. Dr. W. Sudirohusodo Bantul.

D. Visi dan Misi PT PLN

Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani

Misi

1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

E. Motto PLN

(44)

F. Logo PT PLN ( Persero) Dan Maknanya

Sumber: PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta

Gambar 4.1 Logo PT PLN (Persero)

1. Bentuk Lambang

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan

(45)

Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni

1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik

Negara.

2. Elemen-elemen Dasar Lambang a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya,

melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau

organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk

menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik

mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning

juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap

insan yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai

produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun

mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam

memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang

merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik

pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap

insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan

(46)

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga

bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,

penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para

insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi

pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan

(sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam

kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan

yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik

bagi para pelanggan.

G. Struktur Organisasi PT PLN APJ Yogyakarta dan Deskripsi Jabatan

Sumber : PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta

Gambar 4.2

(47)

Struktur Organisasi diatas merupakan struktur organisasi yang masih

berlaku di PT PLN APJ Yogyakarta. PT PLN APJ Yogyakarta dipimpin

oleh seorang Manajer area. Tugas dan fungsi dari Manajer area adalah

sebagai berikut :

a. Mensinergikan seluruh unit dn fungsi yang terdapat dalam wilayah

area untuk memaksimalkan kirerja dan membangun citra

perusahaan berdasarkan ketentuan dan hukum yang berlaku.

b. Menjalani serta memelihara komunikasi dan hubungan kerja baik

internal maupun eksternal yang efektif dan dapat mengembangkan

perusahaan serta merangkul dan membina seluruh potensi yang

dimiliki oleh sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan

budaya perusahaan dan Good Government.

c. Berkoordinasi dengan unit P3B ( Penyaluran dan Pusat Pengatur

Beban) terkait, APD (Area Pengatur Distribusi), unit distribusi dan

area lain yang berbatasan.

d. Melengkapi peraturan yang belum diatur oleh kantor distribusi

serta melaksanakan monitoring dan audit internal.

Manajer area sebagai pimpinan memiliki beberapa asisten manajer

yang dipercaya dapat mengkoordinir bagiannya masing-masing. Terdapat

(48)

1) Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi

Asisten Manajer ini memimpin bagian perencanaan dan evaluasi yang

terdiri dari beberapa unit kerja. Masing-masin unit kerja tersebut di

pimpin oleh seorang supervisor yang akan mengontrol kinerja

karyawan dibagiannya masing-masing. Asisten Manajer ini

membawahi perencanaan dan evaluasi sistem distribusi, perencanaan

dan evaluasi konstruksi distribusi, perencanaan dan evaluasi anggaran,

sistem teknologi informasi.

2) Asisten Manajer Konstruksi

Asisten Manajer inimemimpin bagian konstruksi yng terbagi dalam

beberapa unit kerja. Terdapat empat unit kerj yang masing-masing

dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : Pengadaan, Perencanaan dan

pengendalian konstruksi, penyambungan, serta logistik.

3) Asisten Manajer Jaringan

Asisten Manajer ini memimpin bagian jaringan ang terbagi dalam

beberapa unit kerja. Terdapat tiga unit kerja yang masing-masing

dipimpin oleh seorang supervisor, yaitu : operasi, pemeliharaan dan

PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan)

4) Asisten Manajer Transaksi Energi

Asisten manajer transaksi energi memimpin bagian transaksi energi

yang terbagi dalam tiga unti kerja. Tiga unit kerja tersebut dipimpin

(49)

transaksi energi listrik, pengendalian susut, pemeliharaan meter

transaksi.

5) Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi

Asisten manajer ini memimpin bagian dan pelayanan dan administrasi

yang terbagi dalam dua unit kerja dan kedua unit kerja tersebut

masing-masing dipimpin leh seorang supervsor. Dua unit kerja

tersebut adalah pelayanan pelanggan dan administrasi umum.

6) Hukum dan Humas

Humas PT PLN APJ Yogyakarta bersifat fungsionl. Humas Kantor

PLN APJ Yogyakarta tidak memiliki jabatan khusus. Hal ini dapat

terjadi karena humas PT PLN APJ Yogyakarta hanya berdasarkan

penunjukan melalui Surat Keputusan dari General Manager. Tugas

humas yaitu bertanggung jawab penuh pada komunikasi informasi baik

pada pihak internal maupun eksternal dan menjelaskan sosialisasi serta

mengurangi isu negatif yang ada pada perusahaan.

H. Kebijakan Mutu Perusahaan

1. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

Yogyakarta beserta seluruh area pelayanan dan jaringan menyatakan

koitmen terhadap peningkatan kepuasan pelanggan secara terus

menerus dalam rangka mewujudkan perussahaan yang unggul dan

(50)

2. Peningktan kepuasan pelanggan diperoleh dengan cara menetapkan

dan mendokumentasikan prosedur kerja serta sasaran mutu yang

dilaksanakan secara konsisten serta sejalan dengan visi dan misi

perusahaan.

3. Manajemen dan karyawan menjamin pemahaman, penerapan dan

pemeliharaan kebijakan mutu ini pada semua level organisasi dengan

budaya perusahaan yang saling percaya, integritas, peduli, serta

pembelajaran.

I. Model Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta 1. Dasar Pemberian CSR

Dasar hukum pemberian program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta adalah pada Peraturan Menteri BUMN Nomor:

PER-09/MBU/07/2015 tanggal 3 juli 2015, bahwa perum dan persero wajib

melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan atau

diperusahaan disebut dengan istilah CSR (Corporate Socia

Responsibility). Adapun alokasi untuk kegiatan bina lingkunganatau

CSR ini sebesar 4% dari laba setelah pajak tahun buku sebelumnya.

Pada tahun 2013 sampai sekarang PT PLN APJ Yogyakarta fokus

pada program bina lingkungan yang dilakukan dibeberapa tempat

seperti membuatkan waduk penampung air di bantul, membina

pengelolaan wisata taman sungai mudal, serta membina Desa

(51)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas PT PLN APJ

Yogyakarta mengatakan bahwa model pemberian program CSR

kepada masyarakat berdasarkan dari kebutuhan penerima manfaat dari

masyarakat yang paling mendesak sesuai permintaan masyarakat,

karena perusahaan sendiri tidak dapat menentukan apa yang harus

diberikan kepada masyarakat. PT PLN APJ Yogyakarta selain

menerima permohonan dari masyarakat juga aktif untuk mencari

komunitas-komunitas kebudayaan seperti komunitas andong yang ada

di Yogyakarta. Mereka juga terlibat melestarikan angkutan tradisional

tersebut dengan cara memerikan bantuan perlengkapan transportasi

serta memberikan seragam bagi kusir andong tersebut.

Dengan demikian PT PLN membuka kesempatan bagi siapa

saja yang akan mendapatkan bantuan dari program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta tersebut. Masyarakat yang hendak mengajukan

permohonan bantuan CSR PT PLN APJ Yogyakarta dengan cara

mengajukan proposal atau permohonan kepada PT PLN. Dengan

pengajuan proposal tersebut PT PLN akan tahu apakah sebenarnya

yang paling dibutuhkan warga masyarakat saat ini. Namun tidak

semua proposal akan disetujui oleh PT PLJ APJ Yogyakarta karena

keterbatasan dana yang ada maka PT PLN APJ Yogyakarta akan

melakukan seleksi dan melihat dari sumber daya alam, sumber daya

(52)

masyarakat akan dilibatkan dalam setiap kegiatan yang didanai oleh

PT PLN APJ Yogyakarta.

2. Sasaran Pemberian Dana CSR

PT PLN APJ Yogyakarta mempunyai sasaran untuk

mengalokasikan dana CSR tersebut bukan untuk individu, melainkan

untuk kelompok-kelompok masyarakat maupun komunitas-komunitas.

PT PLN mempunyai tujuan agar memberikan dampak yang luas bagi

penerima manfaat tersebut dan tidak hanya dirasakan oleh beberapa

individu. Sesuai motto PLN yaitu “listrik untuk kehidupan yang lebih

baik” maka kehidupan yang baik tersebut dapat dirasakan semua

masyarakat yang telah dibantu dan dibina oleh PT PLN.

3. Pemantauan Program CSR

Dana yang diberikan oleh PT PLN kepada masyarakat maupun

pelaku usaha tidak serta merta diberikan dalam satu kali, melainkan

dibagi menjadi beberapa tahap. Bagi kelompok masyarakat binaan PT

PLN yang telah menerima bantuan program CSR tiap tahap

diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan

progres yang telah dicapai oleh kelompok masyarakat tersebut.

Apabila menurut PT PLN progres yang didapat dari masyarakat

mengalami peningkatan, maka usaha atau kegiatan tersebut akan

mendapatkan prioritas untuk menerima dana tahap selanjutnya dan

(53)

Yoyakarta menggunakan laporan pertanggungjawaban yang dibuat

oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang mendapatkan bantuan

program CSR PT PLN APJ Yogyakarta.

J. Gambaran Singkat Penerima Program CSR PT PLN

1. Sistem Pengajuan Bantuan Dan Pengawasan Program CSR Desa Gerbosari

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Staf Desa yang

bertanggungjawab terhadap pengelolaan dana CSR tersebut

mengatakan bahwa masyarakat membuat sebuah kelompok tani

yang berjumlah 25-30 orang. Dari kelompok tani tersebut, mereka

membuat proposal pengajuan dana ke PT PLN melalui persetujuan

Kepala Desa. Setelah itu Kepala Desa Gerbosari yang akan

menindaklanjuti permohonan tersebut dan menyampaikan ke PT

PLN APJ Yogyakarta. Oleh sebab itu, setiap dana yang masuk

akan melalui desa dan akan dibelanjakan barang-barang sesuai

permohonan dari kelompok tani yang mengajukan. Setelah

barang-barang pengajuan sudah lengkap, maka desa bertanggungjawab

untuk mendistribusikan barang sarana dan prasarana petani krisan.

Oleh sebab itu, Kepala Desa menjadi salah satu pengawas

dari PLN atas dana yang telah diberikan. Kepala Desa akan selalu

(54)

monitoring terhadap kinerja dari petani yang sudah diberikan

bantuan tersebut.

Untuk mempertanggungjawabkan kinerja dari petani, maka

kelompok tani tersebut melaporkan setiap progres yang telah

dilaksanakan kepada Kepala Desa dan melalui Kepala Desa

laporan tersebut akan diteruskan kepada PT PLN APJ Yogyakarta.

Apabila progres dinilai baik oleh PT PLN APJ Yogyakarta, maka

bantuan tahap selanjutnya akan diberikan oleh PT PLN dan

seterusnya hingga kelompok tani tersebut bisa mandiri.

2. Jumlah Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan staf Desa

Gerbosari mengenai jumlah penerima bantuan Program CSR,

dikatakan bahwa ada 2 kelompok tani yang sudah mengajukan

permohonan bantuan Program CSR. Kelompok tani tersebut terdiri

dari kelompok tani Nilam sebanyak 30 orang dan kelompok tani

bunga krisan sebanyak 30 orang. Dari kedua kelompok tani

tersebut sudah sejak tahun 2013 berjalan. Namun karena faktor

cuaca yaitu musim kemarau yang panjang di Kulon Progo

menyebabkan kegagalan pada kelompok tani nilam. Oleh karena

itu saat ini PT PLN fokus pada petani krisan yang memberikan

(55)

3. Kondisi Masyarakat Sebelum Menerima bantuan Program CSR Hasil wawancara dengan masyarakat penerima program CSR dari

PT PLN APJ Yogyakarta, sebelum mereka menerima bantuan, para

penerima manfaat sebagian sudah memiliki kubung krisan sendiri

yang sederhana dengan sarana dan prasarana yang berkualitas rendah.

Ketika musim penghujan datang, plastik UV yang berkualitas rendah

mudah sobek dan mengakibatkan banjir di dalam kubung krisan. Hal

ini membuat sarana dan prasarana seperti insect screen dan lampu

menjadi cepat rusak. Selain itu, pertumbuhan bunga juga terganggu

karena bunga krisan harus ditanam di tempat yang kering.Kondisi

seperti itulah yang mengakibatkan hasil panen yang kurang

memuaskan.

Bagi mereka yang sudah memiliki kubung krisan, lahannya

puntidak luas karena hanya di pekarangan sekitar rumah mereka yang

luasnya sekitar 80 meter persegi sehingga hasil panen pun juga tidak

banyak. Dengan demikian masyarakat mengharapkan adanya program

dari pemerintah ataupun dari perusahaan untuk membantu mereka

dalam mengembangkan pertanian mereka tersebut.

Selain itu, ada pula yang belum memiliki lahan sama sekali dan

mereka bekerja sebagai buruh harian lepas yang tidak setiap hari ada

pekerjaan. Adapula yang sudah memilki kubung krisan dengan cara

(56)

Sistem sewanya dengan cara bagi hasil karena mereka belum yakin

betul akan penghasilan menanam krisan.

4. Jenis Bantuan Yang Diterima

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima

program CSR dari PT PLN APJ Yogyakarta, mereka mendapatkan

bantuan berupa barang yaitu sarana dan prasarana secara gratis yang

berbentuk kubung krisan (rumah krisan) yang digunakan untuk

menanam bunga krisan. Kubung krisan tersebut terdiri dari plastik

UV, insect screen, lampu, pompa air, selang air dan spra yer dari

sarana dan prasarana tersebut, setiap penerima bantuan dapat

menanam krisan seluas 100 meter persegi. Barang-barang tersebut

tidak diberikan sekaligus namun melalui tahap-tahap yang sudah

ditentukan oleh pemberi bantuan yaitu PT PLN APJ Yogyakarta.

Apabila dikalkulasi, jumlah bantuan tersebut sebesar Rp5.000.000,00

(lima juta rupiah) untuk tiap penerima manfaat. Sedangkan untuk

kelompok petani nilam, merekan mendapatkan bantuan bibit nilam

untuk setiap 100 meter persegi tiap orang. Namun karena mengalami

kegagalan, maka pemberian bantuan bibit nilam dihentikan oleh PT

PLN karena dilihat musimnya sedang tidak cocok untuk bertani nilam.

Namun ada wacana dari PT PLN untuk membantu kelompok petani

(57)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Dan Analisis Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Binaan di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana program CSR PT PLN APJ Yogyakarta yang sudah dilakukan

dan dampak dari program CSR PT PLN APJ Yogyakarta untuk masyarakat

di Desa Gerbosari Samigaluh Kulon Progo.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Aalisis Deskriptif

Kuantitatif dan Deskreptif Kualitatif. Data pada penelitian ini adalah data

primer. Data diperoleh dengan cara wawancara Bapak Kardiman selaku

Humas PT PLN APJ Yogyakarta yang menangani program CSR. Untuk

mendapatkan informasi masyarakat penerima CSR, peneliti membagikan

kuesioner kepada 30 warga Desa Gerbosari yang mendapatkan program CSR

melalui pendampingan Yohanes Adven Tody selaku sekertaris kelompok tani

penerima Program CSR Desa Gerbosari.

1. Diskripsi Data Penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Berikut ini adalah data responden yang sudah berhasil dikumpulkan

melalui penyebaran kuesioner :

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data diolah 2016

No Jenis Kelamin Julmah Persentase (%)

1 Laki-Laki 29 96,67

2 Perempuan 1 3,33

(58)

Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa responden yang menerima

bantuan Program CSR berjenis kelamin laki-laki sebesar 96,67%

sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebesar 3,33%.

Kondisi ini melihatkan bahwa bantuan Program CSR tidak

dikhususkan bagi masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki saja dan

kebetulan ada satu perempuan yang bergabung dalam kelompok tani

tersebut.

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

No Status Jumlah Persentase (%)

1 Lajang 9 30

2 Menikah 21 70

Total 30 100

Sumber : Data diolah 2016

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa status dari responden yang

masih lajang sebesar 30 % dan responden yang sudah menikah sebesar

70 %. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penerima Program CSR

PT PLN tidak harus menjadi kepala keluarga terlebih dahulu,

melainkan semua kalangan masyarakat.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 0 0

Berdasarkan data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa responden tidak

ada yang tamatan Sekolah Dasar. Adapun tamatan SMP sebesar

(59)

sebesar 26,67%. Dapat dilihat dari data di atas bahwa responden

memiiki pendidikan hingga tingkat atas, bahkan sampai perguruan

tinggi, dan hanya 1 responden saja yang tamatan Sekolah Menengah

Pertama.

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa pekerjaan responden

adalah wiraswasta dan petani. Adapun persentase dari pekerjaan

sebaggai petani sebesar 23,33% sedangkan persentase pekerjaan

sebagai wiraswasta sebesar 76,67%. Berdasarkan data yang diperoleh,

menunjukkan bahwa penerima Program CSR berasal dari sektor

pertanian dan wiraswasta. Namun berdasarkan observasi

menunjukkan bahwa sebenarnya pekerjaan mereka adalah petani

bunga krisan sekaligus sebagai wiraswasta penjual bunga krisan

karena mereka menanam sendiri dan memasarkan sendiri hasil panen

(60)

Tabel 5.5 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan data pada tabel 5 peneliti mendapatkan hasil kuesioner

dari 30 responden penerima Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta

Sebesar 100 % atau 30 responden merasakan adanya peningkatan

penghasilan mereka. Besaran peningkatannya pun berbeda-beda.

Salah satu responden (TA) mengatakan bahwa penghasilannya naik

kira-kira di atas Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) perbulan dari

sebelumnya berpenghasilan kurang lebih Rp1.000.000,00 (satu juta

rupiah).

Dari peningkatan penghasilan tersebut masyarakat

mengalokasikan untuk berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan

No Indikator Peningkatan Kesejahteraan Jumlah Peresentase (%)

S TS S TS

Makan teratur dengan gizi yang

cukup 28 2 93,33 6,67

Yakin dengan masa depan yang lebih

baik 30 0 100 0

(61)

sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, kebutuhan menabung,

kebutuhan makan, merenovasi tempat tinggal, kebutuhan

liburan/rekreasi, untuk memberi sumbangan, dan menambah atau

meningkatkan produktivitas mereka.

Berikut ini adalah data penghasilan masyarakat Desa Gerbosari,

Samigaluh Kulon Progo yang menerima Program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta mulai dari penghasilan awal, tambahan penghasilan

hingga total penghasilan setelah mereka menjalankan usaha dari

Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta sebagai berikut:

Dari data di bawah ini dapat dilihat bahwa rata-rata penghasilan

sebelum menjalankan usaha dari program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta adalah sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

sedangkan rata-rata tambahan penghasilannya sebesar

Rp1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah), dan setelah

mengalami peningkatan penghasilan maka penghasilan mereka saat

(62)

Tabel 5.6 Data Penghasilan Masyarakat Penerima Program CSR Per Bulan No Nama Penghasilan Sebelum

CSR (Rp)

Jumlah 30.000.000,00 39.000.000,00 69.000.000,00

Rata-Rata 1.000.000,00 1.300.000,00 2.300.000,00

Nilai Tertinggi 1.500.000,00 2.000.000,00 3.200.000,00

Nilai Terendah 800.000,00 1.000.000,00 1.800.000,00

(63)

2. Analisis Dampak Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa 100 % responden mengalami

peningkatan penghasilan setelah menjalankan usaha dari adanya

Program CSR PT PLN APJ Yogyakarta. Hasil tersebut didapat dari

keuntungan menjual bunga krisan yang mereka panen.

Peningkatannya memang cukup banyak karena usaha ini terus

berkelanjutan dan cepat panen sehingga makin sering juga

mendapatkan keuntungan yang jumlahnya cukup banyak. Dengan

adanya tambahan penghasilan ini mereka dapat menggunakan

uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu sesuai keinginan

masing-masing penerima manfaat. Adapun pengalokasian dana yang

mereka miliki setelah mendapat keuntungan dari menanam bunga

krisan sebagai berikut:

1) Sebesar 96,67% atau sebanyak 29 responden menggunakan

keuntungan tersebut untuk menanggung biaya hidup mereka

sehari-hari. Kebutulhan tersebut seperti kebutuhan pokok yang setiap hari

dibutuhkan seperti kebutuhan makan. Selain kebutuhan pokok juga

ada kebutuhan yang sifatnya mendadak dan tidak terencana seperti

sumbangan, meningkatkan produksi, rekreasi, renovasi rumah,

kebutuhan pendidikan anak serta kebutuhan menabung.

2) Dari 30 responden, hanya 15 penerima program CSR PT PLN APJ

Yogyakarta menggunakan tambahan penghasilan mereka untuk

Gambar

Tabel 5.1    Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 41
Gambar 4.2    Struktur Organisasi PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta ..... 30
Gambar 4.1 Logo PT PLN (Persero)
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) APJ Yogyakarta
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

In this religious approach, waqf as a charitable institution in Islam is expected to play its significant role to carry out environmental protection and therefore to ensure

Hasil penelitian menunjukkan nilai mean evaluasi pendidikan Kepangudiluhuran menurut responden atas keseluruhan aspek adalah 73,0 yang menunjukkan bahwa secara umum

Sehingga tidak heran apabila suatu perangkat yang telah dilengkapi regulator tegangan, keluaran masih tetap turun dibawah batas level tegangan tersebut karena

Pada grafik tersebut terlihat bahwa jumlah SFC minyak solar yang terkecil terjadi pada start of injection 45° ATDC dengan durasi injeksi 25 ms, yaitu naik

Total Kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian dari tahun 2016 - Juli 2018 di dapatkan urutan daerah atau desa dengan angka kejadian kasus DBD dari yang

Hal tersebut se- rupa dengan pernyataan beberapa responden laki- laki yang tidak antusias mencapai karir lebih baik, melihat perusahaan tidak mempunyai pengembang- an

Pandangan paling sederhana proses eksekusi program adalah dengan mengambil pengolahan instruksi yang terdiri dari dua langkah, yaitu : operasi pembacaan instruksi (fetch) dan