• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK PESANTREN MODERN WILAYAH JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK PESANTREN MODERN WILAYAH JOMBANG."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

NOVICHA ZAYANTINOOR FANSURI

NPM. 1043010110

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK“

NamaMahasiswa : Novicha Zayantinoor Fansuri

NPM : 1043010110

Pr ogram Studi : IlmuKomunikasi

Fakultas : FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik

Telahdisetujuiuntukmengikuti Seminar Proposal

Menyetujui,

PEMBIMBING UTAMA

J UWITO S. Sos, MSi NPT. 3 6704 95 00361

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI

(3)

Nama Mahasiswa : Novicha Zayantinoor Fansuri

NPM : 1043010110

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal 31 Oktober 2013

PEMBIMBING TIM PENGUJ I

J UWITO S. Sos, MSi Ir . DIDIK TRENGONO, MSi

NPT. 3 6704 95 00361 NPT. 3 6704 95 00361

Dr a . HERLINA SUSKMAWATI, M.Si

NIP. 196412251993092001

J UWITO S. Sos, MSi

NPT. 3 6704 95 00361

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI

(4)

Disusun Oleh :

NOVICHA ZAYANTINOOR F. NPM. 10 43010 110

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Pada tanggal 15 J anuar i 2014

Menyetujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. Ketua

J UWITO S. Sos, M.Si

NPT. 3 6704 95 00361 J UWITO S. Sos, M.Si

NPT. 3 6704 95 00361

2. Sekr etaris

Drs. KUSNARTO, M.Si NIP. 195808011984021001

3. Anggota

DR. Catur Sur atnoaji, M.Si NPT. 3 6804 94 00281

Mengetahui, D E K A N

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(5)

anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis

menyadari bahwa tanpa pertolongan Allah SWT, skripsi ini tidak dapat terselesaikan.

Penulis skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi sistem kredit

semester jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur. Proposal ini disusun dengan judul

“PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA

AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK

PESANTREN MODERN WILAYAH J OMBANG”.

Dalam penyusun ini, peneliti memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak. Peneliti mengucapan terimakasih kepada Juwito, S.Sos. , M.Si selaku dosen

pebimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Atas partisipasi dari semua pihak yang telah banyak membantu serta

memberikan semangat, motivasi, kritik, saran, pengalaman, petunjuk dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si. , Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Juwito, S.Sos. , M.Si. , Selaku Kepala program studi Ilmu Komunilasi Fakultas

(6)

menjadi moodbooster ketika mengerjakan skripsi ini yang selalu memberikan

kritikan, masukan, dukungan serta menemani penulis mengerjakan skripsi ini.

5. Yayas, Riri, Bonek, Enta, Heni, Jojo, Vivi, Umik ( Komunikasi UPN ), Teman

seperjuanagn lainya dan temen sibuk di kampus mengurus dari awal sampe akhir.

6. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya untuk penulis dan mahasiswa pada umumnya.

Surabaya, 22 Desember 2013

(7)

HALAMAN PERSETUJ UAN ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Penelitian Terdahulu ... 12

2.2 Landasan Teori ... 15

2.2.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa ... 15

2.2.2 Komunikasi Massa ... 19

2.2.3 Teori Manajemen Privasi Komunikasi ... 20

2.2.4 Pondok Pesantren ... 25

2.2.5 Santri (Perempuan) ... 28

2.2.6 Facebook ... 30

(8)

3.2.1 Pengaturan Privasi Komunikasi ... 37

3.2.2 Pondok Pesantren ... 38

3.2.3 Santri (Perempuan) ... 40

3.2.4 Facebook ... 42

3. 3 Informan ... 44

3. 4 Lokasi Penelitian ... 44

3. 5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data ... 48

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

4.1.2 Penyajian Data ... .. 50

4.2 Lokasi Penelitian ... 55

4.3 Identitas Informan ... 57

4.4 Analisis Data ... 58

4.4.1 Pengaturan Privasi Komunikasi Santriwati Pada Aktifitasnya di Media Sosial Facebook di Pondok Pesantren Modern Wilayah Jombang ... . 58

4.4.1.1 Informasi Privat ... ... 59

(9)

4.5 Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... . 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

Penelitian ini didasarkan perkembangan teknologi yang semakin meluas ke berbagai wilayah hingga dapat masuk ke dalam wilayah pondok pesantren modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaturan privasi komunikasi pada aktifitasnya yang dilakukan oleh santriwati pondok pesantren di facebook. Terhubung dengan teori Manajemen Privasi Komunikasi yang memiliki 5asumsi yaitu Informasi Privat¸Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan dan Dialektika Manajemen. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Serta peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan berpedoman pada pertanyaan pedoman. Hasil dari penelitian adalah santriwati juga menggunakan pengaturan privasi komunikasi dalam aktifitasnya di media sosial facebook. Dan sesuai dengan 5 asumsi dasar dari teori Manajemen Privasi Komunikasi.

Kata Kunci : Pengaturan Privasi Komunikasi, Pondok Pesantren Modern, Santriwati, Facebook.

ABSTRACT

NOVICHA ZAYANTINOOR FANSURI. FEMALE STUDENT COMMUNICATIONS PRIVACY SETTINGS ON SOCIAL MEDIA FACEBOOK ACTIVITIES IN THE REGION J OMBANG MODERN BOARDING SCHOOL.

This research is based development technologies increasingly extends to various areas to be entered into the territory of the modern boarding school. The purpose of this study is to investigate and understand of female student communications privacy settings on social media facebook activities in the region jombang modern boarding school. Connect with the Communication Privacy Management theory has 5 assumptions that is¸ Private Information, Private limitation , control and ownership, Rules Based Management System and Dialectics of Management. The method used qualitative research. As well as the researchers used in-depth interview techniques based on the guideline questions. The result of the study were female students also use the privacy settings of communication in social media activities on facebook. And according to the 5 basic assumptions Communivation Privacy Management Theory.

(11)

1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak sekali pondok pesantren Islam di wilayah Indonesia yang

mempunyai ciri khas tersendiri atau kewajiban – kewajiban yang sudah

ditentukan. Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas

kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu

pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren Salaf dan

pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan

Pendidikan Agama sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran

pendidikan umum atau Kurikulum.

Pondok pesantren modern tentunya berbeda dengan pondok pesantren salaf,

perbedaannya pondok pesantren modern tidak sepenuhnya mempelajari ilmu –

ilmu agama atau hukum – hukum islam tertentu tapi pondok modern

memperadukan atau menggabungkan ilmu agama dengan ilmu lain perihal dari

religi, seperti ilmu umum yang banyak di ketahui oleh masyarakat luar.

Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, di mana

persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada

ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya). Ini sering disebut dengan

istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari

kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Pada pesantren

(12)

Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah. Pesantren

campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah

Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah.

Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren

memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak. Ada

juga jenis pesantren semimodern yang masih mempertahankan kesalafannya dan

memasukkan kurikulum modern di pesantren tersebut.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren)

Sedangkan pondok pesantren salaf, lebih mengutamakan ilmu keagamaan

yang mendalam, tidak menggabungkan atau memperadukan ilmu – ilmu selain

dari imu agama Islam. Pondok salaf hanya berpedoman kepada Al-Qur’an, Hadits,

Kitab dan surat – surat Islam lainnya. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu

agama Islam saja umumnya disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang

diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka -

bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain

sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka

tersebut. Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat

tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa

biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu

sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi

hingga mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi

(13)

pengajian dengan kyai atau ustaz mereka untuk memperdalam pelajaran agama

dan al-Qur'an. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren)

Berbagai macam kebijakan dan peraturan yang terdapat pada suatu pondok

pesantren modern dan pondok pesantren salaf yang sudah di sepakati oleh petinggi

atau para kyai dari pondok pesantren tersebut. Sehingga mewajibkan para santri

mematuhi peraturan, bahkan adanya sanksi atau hukuman jika para santri

melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren. Dalam

menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri

keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri yang

satu dengan lainnya.

Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di dalam pesantren

tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan

pelanggaran yang dilakukan. Kehidupan di dalam pondok pesantren modern Islam

sangat identik dengan peraturan yang ada di seluruh aspek kehidupan masyarakat

pesantren. Adanya peraturan tersebut merupakan suatu pembentuk identitas dari

masyarakat pesantren itu sendiri. Menurut Littlejohn identitas adalah sebuah rupa

serta usaha apa yang kita lakukan untuk membentuk rupa kita (Littlejohn, 2009:

295).

Ketakutan komunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terdiri atas

penghindaran sosial, kecemasan sosial kemudian kecemasan dalam berinteraksi

dan keseganan (Vivian, 2008: 99). Maka dari itu, berbagai macam peraturan yang

(14)

mereka merasa diawasi keberadaanya dengan aturan yang dapat menempatkannya

pada posisi bersalah jika diketahui melanggar peraturan tersebut.

Banyak santri yang masih belum terbiasa dengan peraturan – peraturan yang

ada, karena kebanyakan santri pondok pesantren adalah seorang remaja yang

masih duduk di bangku sekolah SMP dan SMA. Seorang remaja yang masih ingin

melakukan banyak aktivitas dan banyak interaksi dengan siapa pun atau teman –

teman sebayanya. Bahkan santri remaja banyak pula yang sudah bisa merasakan

rasanya jatuh cinta dan menjalin suatu hubungan dengan lawan jenisnya atau

pacaran.

Masa remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa

anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan

pertumbuhan dalam segi fisik. Baik ditinjau dalam bentuk badan, sikap, cara

berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum

dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.Pada masa remaja

adalah masa dimana seseorang membentuk atau mulai membangun siapa dirinya.

Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama

di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren

yang telah disediakan, namun ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang

telah disediakan tersebut yang biasa disebut dengan santri kalong sebagaimana

yang telah penulis kemukakan pada pembahasan di depan. Menurut Zamakhsyari

Dhofir berpendapat bahwa: “Santri yaitu murid-murid yang tinggal di dalam

pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitab Islam

(15)

yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di

lingkungan pesantren. - Santri Kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa

sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan kompleks peantren

tetapi setelah mengikuti pelajaran mereka pulang. (

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren )

Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya santri mengurus

sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara

santri yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang

ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan

dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Adanya perkembangan teknologi yang berdampak kepada pondok

pesantren modern, santri mendapatkan sebuah jalan keluar dengan adanya

keberadaan internet di lingkungan pesantren. Internet tersebut dapat diakses

dengan mudah oleh santri tanpa adanya pengawasan yang ketat dari pengasuh

pesantren terhadap akitifitas yang dilakukan santri dengan memanfaatkan

teknologi internet.

Internet adalah jaringan dasar yang membawa pesan. Sedangkan web

adalah struktur kode – kode yang mengizinkan pertukaran bukan hanya antar teks

tetapi juga grafis, video, dan audio. Komunikasi web menggeser banyak dari

kontrol komunikasi melalui media massa ke penerima, membalikkan proses

komunikasi tradisional. Penerima tidak hanya menerima pesan, seperti biasa kita

(16)

altermatif melalui jaringan yang mirip dengan jaring laba – laba. (Vivian, 2008:

262).

Banyak cara yang dilakukan oleh santri untuk melakukan interaksinya atau

aktivitasnya yang tidak diketahui oleh orang lain. Seperti, membawa handphone

meskipun dilarang, menggunakan surat dan menggunakan media sosial yaitu

facebook. Dari cara – cara tersebut, yang paling sering digunakan oleh santri

adalah media sosial facebook, karena facebook adalah media sosial yang mudah

untuk di operasikan, dan mudah digunakan oleh kalangan remaja. Di wilayah

pondok pesantren Jombang juga terdapat warnet yang mudah dijangkau oleh

santri, sehingga mereka menggunakan privasi komunikasi nya untuk melakukan

aktivitas nya dan melakukan interaksi dengan orang lain. Melalui facebook,

seseorang bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapa saja. Bagi seorang

santri, facebook bisa digunakan sebagai sebuah jalan keluar untuk mengurangi

ketakutan komunikasi. Oleh beberapa santri, facebook juga digunakan sebagai

salah satu sarana untuk terbebas dari aturan yang melanggar santri bergaul dan

berinteraksi dengan lawan jenisnya.

Disini peneliti lebih terfokus oleh santri perempuan atau biasa disebut

santriwati, karena seorang perempuan lebih cenderung tertutup dalam hal – hal

pribadinya dan aktifitas yang dilakukannya. Bahkan seorang perempuan lebih

sulit untuk melakukan keterbukaan dalam hal apapun kepada siapapun. Tapi

disini, santriwati pondok pesantren Jombang justru melakukan keterbukaan

aktifitas – aktifitas dan interaksi yang dilakukannya di dalam media jejaring sosial

(17)

dan melakukan keterbukaan privasi yang dimilikinya, padahal di dalam pondok

pesantren sendiri mempunyai peraturan – peraturan yang sudah ditetapkan

termasuk menggunakan media sosial. Maka dari itu, santriwati pondok pesantren

wilayah Jombang ini meggunakan pengaturan privasi komunikasi pada

penggunaan media jejaring sosial facebook agar tidak dapat diketahui oleh banyak

orang.

Dikarenakan salah satu peraturan yang ada di podok pesantren yaitu tidak

boleh berinteraksi dengan lawan jenis dan tidak boleh bertemu secara langsung

dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya. Apabila ada santriwati yang

melanggar peraturan tersebut, akan terkena hukuman dan sanksi yang sudah

ditetapkan. Maka dari itu, santriwati melakukan interaksi komunikasi dengan

teman – teman nya secara sembunyi – sembunyi atau tidak diketahui oleh orang

lain, atau santriwati tersebut meggunakan pengaturan privasi komunikasinya di

media facebook sehingga membuat santriwati tersebut tidak terkena hukuman oleh

pihak pondok.

Disini peneliti hanya memahami pengaturan privasi seperti apa yang

digunakan oleh santriwati pondok pesantren Jombang dalam menggunakan media

sosial facebook. Dengan meneliti aktifitas yang dilakukan santriwati dalam media

sosial facebook dan memahami pengaturan yang seperti apa sehingga membuat

santriwati tersebut dapat terbuka dalam interaksinya.

Peneliti mengambil wilayah kota Jombang karena sudah memenuhi syarat

yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian. Bukan hanya itum kota

(18)

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa

Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa

(2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang

terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di

atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota

Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat

strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa

(Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur

Malang-Tuban.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang )

Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya

sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo

yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena

hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di

antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak

Beras, dan Darul Ulum (Rejoso). Banyak tokoh terkenal Indonesia yang

dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH

Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid

Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun

Najib. Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu

ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri

(agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua

(19)

elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.

( http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang ).

Banyak sekali santri remaja yang terdapat di pondok pesantren modern di

wilayah Jombang. Selain itu, teknologi internet juga sudah memasuki kawasan

pondok di Jombang seperti Tebu Ireng dan Darul ‘Ulum. Di sini memudahkan

peneliti untuk memilih wilayah Jombang sebagai lokasi penelitian untuk

menegetahui permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti lebih memfokuskan

kepada santriwati atau santri perempuan karena santri remaja perempuan lebih

suka atau gemar menggunakan media jejaring sosial facebook.

Maka dari itu peneliti memilih lokasi penelitian hanya beberapa pondok

pesantren modern di wilayah jombang. Yaitu pondok pesantren Tebu Ireng dan

pondok pesantren Darul ‘Ulum. Peneliti memang tidak menemukan artikel bahwa

pondok Darul ‘Ulum dan pondok Tebu Ireng yang memiliki banyak santriwati,

namun menurut dari masyarakat umum khususnya di kota Jombang mengatakan

bahwa wilayah yang paling banyak terdapat santriwati adalah di pondok Darul

‘Ulum dan Tebu Ireng.

Dari latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dalam

hal memahami pengaturan privasi komunikasi pada aktifitas – aktifitas yang

dilakukan oleh santriwati di pondok pesantren wilayah Jombang. Karena banyak

sekali para santriwati (santri wanita) yang menggunakan media sosial facebook

sebagai media sarana privasi komunikasi terhadap orang lain. Peneliti akan

memahami privasi komunikasi nya dan mengetahui pengaturan privasi

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaturan Privasi Komunikasi

Santriwati Pondok Pesantren Modern Di Wilayah Jombang Pada Aktifitasnya di

Media Jejaring Sosial Facebook”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam peneltian ini adalah untuk mengetahui

dan memahami pengaturan privasi komunikasi pada aktifitas yang dilakukan oleh

santriwati pondok pesantren modern di Jombang di media jejaring sosial

facebook.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis

Berguna untuk menambah wawasan mengenai pengaturan privasi

komunikasi pada media jejaring sosial yaitu facebook, serta memahami

aktifitas di dalam privasi komunikasi tersebut. Hal ini diwujudkan dalam

(21)

2. Secara Praktis

Proses pemahaman dan pengenalan pada pengaturan privasi komunikasi

yang dilakukan oleh santriwati pondok peantren modern dalam

(22)

2.1 Penelitian Terdahulu

Disini peneliti mencari jurnal ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang

akan diteliti. Tentunya jurnal ilmah program studi Ilmu Komunikasi, peneliti

menemukan jurnal dari berbagai universitas Indonesia dan melalui e-journal

beberapa kampus yang ada di Indonesia. Jurnal ini nantinya akan berguna sebagai

refrensi penelitian bagi peneliti.

Penelitian terdahulu yang pernah diteliti oleh Universitas Kristen Petra

Surabaya Program Studi Ilmu Komunikasi oleh Anneke Mahthilda Ukung dengan

judul “Commnuication Privacy Management Penderita HIV di Media

Facebook”.

Dalam penelitian ini membahas tentang dimana seseorang yang terjangkir

penyakit HIV, dan dia hanya bisa membuka dirinya melalui jejaring sosial

facebook. seseorang tersebut memanfaatkan jejaring sosial sebagai tempat

pengungkapan informasi privasi tentang dirinya. Dia secara terbuka menceritakan

awal mula dia mendapat penyakit HIV, walaupun hal tersebut merupakan

informasi yang privat bagi seseorang.

Menurut West dan Turner (2008, p.257) informasi privat, merujuk pada cara

tradisional untuk berpikir mengenai pembukaan : ini merupakan pengungkapan

(23)

terinfeksi HIV Indonesia, bagian Jawa Timur, selain sebagai ketua, dia juga sering

dipanggil sebagai narasumber di berbagai media seperti media radio dan bahkan

media televisi terkait HIV/AIDS.

Penelitian ini menggunakan teori Communication Privacy Management dari

Petronio (2002), khususnya 5 asumsi dasar yang membentuk teori tersebut yaitu

Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen

Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi

kasus. Metode studi kasus bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai

bagaimana kelompok masyarakat yang berbeda mengambil keputusan mengenai

persoalan yang terkait dengan keberadaan untuk kepentingan warga ( Awito,

2007, p. 85). Menurut Daymon & Holloway (2008, p.162), tujuan studi kasus

adalah meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa – peristiwa komunikasi

yang nyata. Sedangkan menurut Yin, studi kasus adalah salah satu metode

penelitian ilmu – ilmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang

lebih cocok bila pokok pertahanan suatu penelitian berkenaan dengan How atau

Why, bila peneliti hanya memimilki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa

yang akan diselidiki, bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena

kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. (Yin, 2009, p.1).

Hasil dari penelitian ini adalah, dari hasil temuan data dari hasil observasi dan

wawancara, peneliti melakukan analisis yang didukung oleh teori Communication

(24)

membentuk teori tersebut yaitu Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan

Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.

Sehingga hanya orang – orang tertentu yang dapat memahami dan mengetahui

informasi dan komunikasi yang dilakukannya pada media facebook.

(http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/922/822)

Sedangkan untuk jurnal ilmiah yang kedua juga ditemukan melalui e-journal dari Universitas Dipenogoro Program studi Ilmun Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan judul “Memahami Pengatur an Pr ivasi Komunikasi Santr i Pondok Pesantr en Islam Ter kait Dengan Aktifitas Dalam Media J ejar ing Sosial Facebook” oleh Erva Maulita.

Penelitian ini lebih terfokus pada memahami pengaturan privasi komunikasi yang digunakan oleh santri di pondok islam Assalam Surakarta dengan alasan bahwa PPMI Assalam Surakarta memiliki keterbukaan terhadap media internet. Melalui facebook, seseorang bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapa saja.

Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori Pengaturan Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management) oleh Sandra Petronio. Dengan asumsi pertama dari teori ini adalah Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan,

Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk

menggambarkan penngaturan privasi komunikasi yang dilakukan santri pondok

pesantren Assalam. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan

(25)

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa santri menggunakan media

jejaring sosial facebook sebagai suatu upaya untuk terlepas dari adanya aturan

yang mengikutinya dalam kehidupan sehari – hari di pesantren. Kegiatan di dalam

facebook tersebut merupakan sebuah informasi privat yang didalamnya terdapat

sebuah pengaturan privasi komunikasi yang dilakukan oleh santri bersama dengan

sahabatnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa

Internet merupakan media komunikasi modern yang kini mewabah dan

digemari masyarakat. Hal ini dikarenakan sifat internet yang mudah diakses

dan dianggap sebagai jendela dunia baru. Lewat media baru ini kini manusia

sebagai pelaku komunikasi dapat lebih mudah berinteraksi dan menemukan

berbagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari.

Internet bukan hanya sekedar saluran komunikasi modern, namun juga

merupakan rumah baru bagi kelompok-kelompok sosial yang tersegmentasi.

Berbagai forum dan komunitas terbentuk dan berkembang melalui kehadiran

internet. Hal ini menunjukan seberapa besar pengaruh internet dalam

kehidupan manusia dewasa ini.

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media

massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja,

komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of massa

(26)

hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa

(Nurudin, 2007:4).

Dengan demikian, media massa adalah alat – alat dalam komunikasi

yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang

luas. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah

bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu

menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang terbatas.

Internet mirip dengan medium massa tradisional yang mengirim pesan

dari titik transmisi sentral, tetapi internet lebih dari itu. Penerima pesan bisa

mengklik hampir seketika dari satu sumber ke sumber lain. Internet punya

kapasitas untuk memampukan orang berkomunikasi, bukan sekedar

menerima pesan belaka, dan mereka bisa melakukannya secara real time. (

Vivian, 2008: 263 ).

Bermacam – macam situs dan media sosial yang ada di dunia internet

tersebut. Bahkan seseorang bisa dengan mudah menuliskan suatu informasi

dan dapat dengan mudah pula dilihat atau dibaca oleh pengguna internet.

Pengguna media sosial di Indonesia diperkirakan akan mencapai 100

juta pada 2014. Saat ini Indonesia berada di urutan ketiga pengguna twitter

terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Berdasarkan data yang

dikeluarkan salingsilang.com, orang indonesia menghasilkan 1,3 juta kicauan

(27)

peringkat keempat di dunia.(

http://www.voaindonesia.com/content/lebih-banyak-orang-perlu-menggunakan-media-sosial/1404117.html).

Situs yang didesain dengan baik memanfaatkan keunggulan internet

sebagai medium visual. Pada saat yang sama, halaman web harus bisa cepat

dibuka sehingga pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama untuk

menyaksikan halaman web terpampang di komputer. (Vivian, 2008: 277).

Keberadaan internet seperti sekarang ini, sebagai media baru tentunya

terlepas dari awal dibuatnya internet yang waktu itu internet berawal dari

sebuah jaringan yang disebut ARPANET ( Advance Research Projects

Agency Network ) yang dibuat sekitar tahun 1980. ARPANET ini merupakan

proyek dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang mula-mula hanya

menghubungkan para peneliti diberbagai pusat komputer yang terpencil

sehingga memungkinkan mereka saling berbagi informasi perangkat keras

dan lunaknya. Di awal tahun 1980 ARPANET pecah menjadi dua jaringan

yakni ARPANET dan Milnet, yaitu suatu jaringan militer rahasia.

Perkembangan jaringan komputer yang sangat pesat, maka jaringan komputer

ini tidak dapat lagi disebut ARPANET karena semakin banyak komputer dan

jaringan-jaringan regional yang terhubung. Konsep ini yang kemudian

berkembang dan dikenal sebagai konsep Internetworking. Oleh karena itu

istilah internet menjadi semakin popular, dan orang menyebut jaringan besar

(28)

Mengkategorikan internet ke dalam salah satu bentuk media massa

yang ada sekarang ini memang tidaklah mudah karena internet menawarkan

potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis

dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Supriyanto,

2005:445) karena itulah banyak pakar menyebut internet sebagai media

transisional. Berikut beberapa ciri dari internet yang biasa dikatakan sebagai

media transaksional menurut McManus dalam Severin dan Tankard (2005 :

4)

1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan

penyiaran sekarang bergabung dalam internet.

2. Internet merupakan pergeseran dari kelangkaan media menuju media yang

berlimpah

3. Internet merupakan pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens

kolektif menuju kepuasaan grup atau individu

4. Internet merupakan pergeseran dari media satu arah ke media interaktif.

Ciri lain dari internet adalah interaktifitas yaitu kemampuan pengguna

untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer dan memiliki dampak

pada pesan apapun yang sedang dibuat, progaram-program yang dapat

digunakan dalam berinteraksi dengan orang lain diantaranya ruang chatting

atau dengan saling mengirim email. Hal inilah yang menyebabkan khalayak

semakin banyak beralih menggunakan internet sebagai media informasi

(29)

terjadi dengan cara pemberian informasi daripada dengan persuasi, lebih

banyak kontrol oleh pengguna, lebih banyak aktfitas oleh pengguna, nukan

komunikasi satu arah tapi dua arah, komunikasi terjadi pada waktu-waktu

yang fleksibel dan komunikasi terjadi di tempat yang tidak sebenarnya.

(Severin dan Tankard, 2005 : 448-449)

2.2.2 Komunikasi Massa

` Komunikasi Massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan

menggunakan saluran-saluran komunikasi ini. walaupun komunikasi massa

biasanya meruu pada surat kabar, video, CD-Room, dan radio, kita akan

melebarkan dan membahas media baru (New Media), yang terdiri atas

teknologi berbasis komputer.

Konteks komunikasi massa yang pertama memberikan kemampuan

baik kepada pengirim maupun pada penerima untuk melakukan kontrol.

Sumber dari media tersebut membuat keputusan mengenai informasi apa

yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali teasirhadap apa

yang mereka baca, dengarkan, tonton, atau bahas.

Komunikasi massa mengalami perubahan yang sangat pesat dan apa

yang dianggap sebagai kemajuan hari ini dapat dianggap kuno keesokan

harinya. Media massa telah menjadi bagian yang biasa dan tersedia dalam

kehidupan masyarakat kita, dan karenanya para teoritikus media harus

menyadari pengaruh media terhadap proses komunikasi itu sendiri. (Turner,

(30)

2.2.3 Teori Manajemen Privasi Komunikasi

Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy

Management - CPM) dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Ia

menyatakan bahwa CPM adalah teori praktis yang didesain untuk

menjelaskan isu-isu “keseharian” seperti yang digambarkan dalam kegiatan

kita sehari-hari. Ketika kita bertemu dengan berbagai macam orang dalam

kehidupan – rekan sekerja, teman sekelas, anggota keluarga, teman sekamar,

dan seterusnya – kita terlibat di dalam negosiasi kompleks antara privasi dan

keterbukaan. Memutuskan apa yang akan diungkapkan dan apa yang harus

dirahasiakan bukanlah keputusan yang dapat langsung diambil, melainkan

merupakan tindakan penyeimbangan yang berlangsung secara terus-menerus.

Dalam mengatur privasi komunikasinya, seseorang dihadapkan kepada

dua pilihan antara kebutuhan untuk berbagi informasi tentang dirinya dengan

kebutuhan untuk melindungi diri. Hal tersebut mengharuskan seseorang untuk

menegosiasikan dan menyelaraskan batasan – batasan yang dijalaninya

bersama orang lain. Hal inilah yang menjadi latar belakang ditemukannya

teori pengaturan privasi komunikasi (Communication Privacy Management)

oleh Sandra Petronio.

Teori manajemen privasi komunikasi mencapai tujuan – tujuan ini

dengan mengajukan lima asumsi dasar yaitu : Informasi Privat¸Batasan

Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan dan

(31)

Gambar Asumsi Dasar CPM

(Communication Privacy Management) (Turner, 2008: 256).

Asumsi

Informasi Privat

Batasan Privat

Kontrol dan Kepemilikan

Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan

Dialektika Manajemen

Proses – proses dalam sistem manajemen berdasarkan aturan Karakteristik aturan privasi

1. Pengembangan aturan

2. Atribut – atribut aturan

Koordinasi batasan

1. Pertalian batasan

2. Hak – hak kepemilikan

3. Permeabilitas batasan

(32)

a. Infor masi Privat

Asumsi pertama dari teori ini adalah informasi rahasia tentang diri

seseorang disebut dengan informasi privat. Teori pengaturan privasi

komunikasi memberikan penekanan pada substans dari proses pembukaan

pribadi atau pada hal – hal yang dianggap pribadi. Teori ini juga mempelajari

bagaimana orang melakukan pembukaan melalui sistem yang didasarkan

kepada aturan (Turner, 2008: 257).

b. Batasan Privat

Asumsi yang kedua adalah batasan privat (private boundaries). Bahwa

terdapat garis antara bersikap publik dan bersikap privat. Pada satu sisi

batasan ini, orang menyimpan informasi privat untk diri mereka sendiri dan

pada sisi yang lain, orang membuka beberapa informasi privat kepada orang

lain di dalam relasi sosial dengan mereka. Ketika informasi privat dibagikan,

batasan di sekelilingnya disebut batasan kolektif (collective boundary), dan

informasi itu tidak hanya mengenai diri, informasi ini menjadi milik

hubungan yang ada. Ketika informasi privat tetap disimpan oleh seseorang

individu dan tidak dibuka, maka batasannya disebut batasan personal

(33)

c. Kontrol dan Kepemilikan

Asumsi yang ketiga berkaitan dengan kontrol dan kepemilikan. Asumsi

ini bergantung pada ide bahwa orang merasa mereka memiliki informasi

privat mengenai diri mereka sendiri. sebagai pemilik informasi ini, mereka

percaya bahwa mereka harus ada dalam posisi untuk mengontrol. (Turner,

2008: 257).

d. Sistem Manajemen Berdasar kan Atur an

Asumsi keempat dari teori CPM adalah sistem manajemen berdasarkan

aturan. Sistem ini adalah kerangka untuk memahami keputusan yang dibuat

orang mengenai informasi privat. Sistem manajemen berdasarkan aturan

memungkinkan pengelolaan pada level individual dan kolektif serta

merupakan pengaturan rumit yang terdiri atas tiga proses yaitu karakteristik

aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan (Turner, 2008: 259).

e. Dialektika Manajemen

Asumsi yang kelima, dialektika manajemen privasi, berfokus pada

ketegangan – ketegangan antara keinginan untuk mengungkapkan informasi

privat dan keinginan untuk menuutupinya. Petronio (2002) menyatakan

bahwa teori ini didasrkan pada kesatuan dialektika, yang merujuk pada

ketegangan – ketegangan yang dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi

(34)

Asumsi yang keempat, sistem manajemen berdasrkan aturan,

bergantung pada tiga proses manajemen aturan privasi yaitu karakteristik

aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan (Turner, 2008: 261).

1. Karakteristik Aturan Privasi

Karakteristik aturan privasi (privacy rule characteristics) memiliki

dua fitur utama yaitu pengembangan dan atribut. Pengembangan

aturan dituntun oleh kriteria – kriteria keputusan orang untuk

mengungkapkan atau menutupi informasi privat. Sedangkan atribut

aturan privasi dapat dibagi menjadi dua yaitu cara orang mendapatkan

bahwa orang mempelajari aturan melalui proses sosialisasi atau

memilih negoisasi dengan orang lain untuk menciptakan aturan yang

baru.

2. Koordinasi Batasan

Proses kedua yang terdapat di bawah sistem manajemen berdasarkan

aturan adalah koordinasi batasan (boundary coordination), yang

merujuk pada bagaimana kita mengelola informasi yang dimiliki

bersama. Koordinasi batasan adalah proses melalui mana sebuah

keputusan dibuat dan melalui seseorang yang sama – sama menjadi

pemilik dari sebuah infromasi privat. Pertalian batasan merujuk pada

hubungan yang membentuk aliansi batasan antarindividu.

Kepemilikan batasan merujuk pada hak – hak dan keistimewaan yang

(35)

Permeabilitas batasan yang merujuk pada seberapa banyak informasi

dapat melalui batasan yang ada. Ketika akses terhadap suatu informasi

privat ditutup, batasannya disebut sebagai batasan tebal, sedangkan

ketika aksesnya terbuka batasannya disebut sebagai batasan tipis.

3. Turbulensi Batasan

Tubulensi batasan muncul ketika aturan – aturan koordinasi batasan

tidak jelas atau ketika harapan orang untuk manajemen privasi

berkonflik antara satu dengan lainnya. Aturan batasan tidak selalu

merupakan sistem yang berjalan dengan lancar, dan orang – orang

yang terlibat dapat mengalami benturan yang disebut oleh Petronio

sebagai turbulensi.

2.2.4 Pondok Pesantren

Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam,

umumnya dengan cara non klasikal dimana seorang kiyai mengajarkan

ilmu agama islam kepada santri – santri berdasarkan kitab – kitab yang

ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santri

biasanya tinggal di pondok atau asrama dalam pesantren tersebut.

(Bawani, 1993: 89).

Menurut Sudjoko Prasodjo,sebagaiman telah dikutip oleh Dr.

Manfred Ziemek, mungkin istilah pondok diambil dari khasanah bahasa

arab “funduq” yang berarti ruang tidur, wisma, atau orang sederhana.

(36)

fungsinya sebagai tempat tinggal atau asrama santri sekaligus untuk

membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan pesantren atau

tidak (Bawani, 1993: 94).

Dalam lembaga pendidikan Islam yang disebut pesantren sekurang –

kurangnya ada unsur – unsur : kiyai yang mengajar dan mendidik, santri

yang belajar dari kiyai , masjid sebagai tempat penyelenggaran

pendidikan, shalat berjamaah, dan sebagainya serta pondok atau asrama

tempat tinggal para santri. Sementara itu, Dr. Zamakhsyari Dhofier

menyebutkan lima elemen pesantren yaitu pondok, masjid, pengajaran

kitab – kitab klasik, santri, dan kiyai (Bawani, 1993: 89).

Pada masa lalu, pengajaran kitab – kitab klasik, terutama karangan

ulama yang menganut faham Syafi’i, merupakan satu – satunya pengajaran

yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Sekarang, meskipun

kebanyakan pesantren telah memasukkan pengajaran ilmu umum, namun

pengajaran kitab – kitab islam klasik tetap diberikan sebagai upaya untuk

meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan yaitu mendidik calon –

calon ulama yang setia kepada faham islam.

Dalam pengajaran kitab – kitab kepada santri, untuk tingkat yang

tergolong rendah atau menengah, biasanya diserahkan kepada para ustadz

atau asisten kiyai, sedang yang tergolong level tinggi maka kiyai sendirilah

(37)

Dan agar lebih jelasnya, ciri – ciri kehidupan pesantren yaitu sebagai

berikut:

1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiyai. Kiyai

memperhatikan sekali kepada para santrinya dan hal ini dimungkinkan

karena sama – sama tinggal dalam satu kompleks.

2. Tunduknya santri pada kiyai. Para santri menganggap bahwa

menentang kiyai selain tidak sopan juga dilarang oleh ajaran agama.

3. Hidup hemat dan sederhana benar – benar dilakukan dalam

lingkungan pesantren.

4. Semangat menolong diri sendiri amat terasa di pesantren. Para santri

mencuci pakaian sendiri, merapikan kamar sendiri, dan lain – lain.

5. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai

pergaulan di pesantren.

6. Disiplin sangat ditekankan

7. Berani mendertita untuk mencapai suatu tujuan, merupakan salah satu

segi pendidikan yang diperoleh para santri di pesantren. Banyak

diketahui, mereka terbiasa “tirakat”, baik dengan puasa sunnat, sholat

tahajjud dan lain – lain (Bawani, 1993: 99).

Mungkin baru sejak awal abad ke 20, unsur baru berupa sistem

pendidikan klasikal mulai dalam pendidikan ini ialah : sejumlah pelajar

yang kurang lebih sebaya, didalam ruang dan waktu yang sama diberi mata

pelajaran yang sama pula. Pada tiap tahun pelajaran diadakan ulangan atau

(38)

maka lembaga pendidikan baru itu mengenal adanya kelas yang berjenjang

(Prasodjo dkk, 1994: 12-13).

2.2.5 Santri (perempuan)

Istilah santri sebenarnya mempunyai dua konotasi atau pengertian.

Pertama, adalah mereka yang taat menjalankan perintah agama islam.

Dalam pengertian ini, santri dibedakan secara kontras dengan mereka yang

disebut kelompok “abangan” yakni mereka yang lebih dipengaruhi oleh

nilai – nilai budaya jawa islam, khusunya yang berasal dari mitisime

Hindu dan Budha. Kedua, santri adalah mereka yang tengah menuntut

pendidikan di pesantren. Keduanya berbeda, tetapi jelas mempunyai segi

kesamaan, yaitu sama – sama taat dalam menjalankan syariat islam.

Selanjutnya, istilah santri juga menunjuk kelompok penuntut ilmu

yang bisa dibedakan dengan kalangan mereka yang disebut murid

madrasah atau siswa sekolah, walau mereka sama – sama berada dalam

lingkup lembaga pendidikan islam. Perbedaan tersebut antara lain tampak

bila didentifikasi dari segi rata – rata usia mereka, proses seleksi masuk ke

lembaga pendidikan masing – masing, materi dan sistem pelajaran yang

mereka ikuti, kebiasaan dan pola hidup sehari – hari dan lingkungan

belajar pada umumnya.

Lainhalnya dengan murid madrasah dan siswa sekolah, perbedaan

usia dikalangan santri pesantren tidaklah dipersoalkan. Terhadap

penguasaan ilmu tertentu juga tidak menjadi syarat bagi diterima atau

ditolaknya seorang santri ketika pertama kali mendaftarkan diri ke

(39)

atau seleksi masuk bagi para calon santrinya. Kecuali sebagian pesantren

yang dikategorikan sebagai modern, memang akhir – akhir ini melakukan

seleksi tersebut. Untuk jenis pesantren tradisional, para santri hanya

menerima bidang studi keagamaan semata malah dengan sistem dan

metode pengajaran yang khas berbeda dengan apa yang diterima dan

dialami kawan mereka di madrasah dan sekolah umum (Bawani, 1993:

92-93).

Pondok pesantren pada dasarnya tidak menggunakan batasan umur

atau batasan pendidikan. Seluruh anggota masyarakat boleh menjadi santri.

Santri boleh belajar di pesanren sampai kapan saja bermukim di situ

selama – lamanya jika ia menghendaki atau sewaktu – waktu pindah atau

mencari guru di pesantren lain atau pulan ke tempat asal bila telah merasa

cukup dan mampu mengembangkan diri (Prasodjo dkk, 1974: 12).

Dibanding murid madrasah dan sekolah umum, kebiasaan dan pola

hidup sehari – hari seorang santri ditemui banyak perbedaan. Pada

umumnya, dikalangan santri terbiasa hidup mandiri dengan mencuci dan

memasak makanan sendiri, sederhana dalam hal pakaian, memperhatikan

amaliah sunnah seperti puasa dan shalat malam, sangat berhati –hati,

hormat dan tawadhu’ kepada guru terlebih – lebih kiyai. Semua ini

dimungkinkan, karena para santri khususnya mereka yang mukmin

(tinggal) di dalam kompleks pesantren berada dalam suasana khas

keagamaan, kesederhanaan, kedisplinan, dan langsung di bawah

bimbingan para ustad dan para kiyai, yang keadaan semacam ini jarang

dialami oleh murid madrasah juga siswa sekolah umum (Bawani, 1993:

(40)

2.2.6 Facebook

Facebook merupakan salah satu layanan jaringan pertemanan online

yang disediakan secara gratis dengan layanan yang memungkinkan anda

terhubung dengan terman, rekan kerja, dan lain lain yang berbagi minat

yang sama atau yang memiliki latarbelakang umum yang sama. Dan dari

jaringan yang kita bentuk, kita dapat memperhatikan aktifitas mereka,

mengikuti permainan, atau juga join game. Di dialam permainan ataupun

di dalam lingkungan jaringan dan teman yang kita miliki, kita dapat

memperoleh teman baru atau menemukan teman lama yang sudah lama

tidak kita jumpai. Biasanya, jaringan tersebut terbentuk berdasarkan

orgnisasi di sekolah, daeraha domisili asal, hobi bermain game yang sama,

dan seterusnya. Bisa dibilang fasilitas untuk berteman dan membina

kehidupan sosial benar-benar lengkap di facebook.

Seringkali facebook digunakan sebagai cara untuk tetap

berkomunikasi sesuai sekolah, atau sebagai cara untuk berbagi kehidupan

ke publik. Dibandingkan dengan banyak jaringan sosial, facebok

menyediakan fitur-fitur baru yang selalu up to date dan melakukan

perbaikan secara berkala bila merasa ada beberapa aplikasinya yang

kurang sempurna. Berbagai inovasi dan respon cepat itu membuat

pengguna facebook terus bertambah.

Menurut peneliti facebook adalah media jejaring sosial yang

memungkinkan seseorang khususnya remaja berinteraksi dengan

seseorang yang disukai bahkan tidak tidak disukainya dengan instan.

(41)

sebebas-bebasnya tanpa ada yang melaramg sehingga seringkali digunakan

untuk hal-hal yang berbau negatif karena jiwa remaja juga masih labil.

Mark Zuckerberg merupakan orang yang telah mendirikan facebook.

dia membuat facebook bersama teman-temanya ketika dia menjadi

mahasiswa di Universitas Harvard. Pada awalnya, facebook ini disebut

sebagai “The Facebook” dan berada di domain www.thefacebook.com.

Awal dari Facebook sendiri, dimulai di 4 Febuary 2004. Pada saat

itu,akses facebook eklusif hanya dapat diakses oleh mahasiswa Harvard.

Pada bulan maret tahun 2004, facebook ini telah diperluas ke Stanford,

Coloumbia, dan Yale. Kemudian diperluas lagi hingga ke semua sekolah

dan Universitas yang masuk dalam Ivy League dan juga

Universita-universitas di Kanada dan Amerika Serikat. Mark mengganti nama “The

Facebook” menjadi “Facebook”. Mereka pun melakukan migrasi ke

domain mereka yang baru, yang beralamat di www.facebook.com yang

berharga USD $200,000 .

Pada September 2006, Facebook melakukan ekspansi lagi. Bahkan

setelah adanya berita buruk tentang fitu “ News Feed”, yang dikatakan

menggangu dan dianggap melanggar privasi orang, pengguna dan

facebook justru semakin bertambah. Antara Mei 2006 dan Mei 2007,

pengunjung facebook telah bertumbuh pesat hingga 89%. Ketika musim

panas 2006, yahoo pun melirik Facebook dan mencoba untuk membelinya

dengan tawaran sebesar USD $ 1 Miliar. Berdasarkan Informasi yang ada

di internet, sebenarnya zuckerberg telah memilih untuk melepaskan

facebook ke Yahoo tetapi beberapa hari kemudian saham yahoo menurun

(42)

zuckerberg memutuskan untuk tidak menjual Facebook. Setelah beberapa

hari Yahoo menawarkan harga yang sama sebesar USD $ 1Miliar, Mark

menolaknya mentah-mentah. Hal ini bukan pertama kalinya Zuckerberg

menolak tawaran seperti itu. Viacom sebelumnya juga tidak berhasil untuk

mendapatkan facebook sebesar USD $750 juta pada bulan maret 2006.

Facebook telah berkembang pesat selama beberapa tahun. Dibulan

Januari 2010, Facebook melaporkan bahwa emrela memiliki lebih dari

350jura pengguna aktifitas dan dari jumplah tersebut lebih dan 175 juta

penggunanya telah log in (masuk) kedalam website Facebook itu

setidaknya satu kali perhari. Bag banyak orang, login ke Facebook telah

menjadi rutinitas sehari-harinya seperti melakukan kegiatan rutinitas

harianya saja, walaupun hanya melihat aktifitas dan kegiatan dan

dilakukan oleh anggota jaringanya itu. Jaringan sosial seperti Facebook

ini, memiliki banyak efek positif bagi penggunanya serta beberapa efek

negatif.

Melejitnya pengguna Facebook juga menjadi kesempatan emas

untuk para Entrepreneur dalam meraup pundi-pundi keuntungan. Tidak

hanya mampu berkomunikasi memlalui jejaring sosial, berbisnis di media

online seakan kegiatan baru yang cukup menjanjikan bagi sebagian

masyarakat. Dalam bukunya “Sukses di era Facebook” Haris Priyatna

mengutip perusahaan yang sukses memanfaatkan media online untuk

berbisnis seperti Oracle, Starbuck, Wal-mart dan H&R blog. Selain itu

kesuksesan coca-cola dalam menggunakan media sosial ini yang di kutip

(43)

2.3 Kerangga Berpikir

Disini peneliti melakukan penelitian terhadap santriwati pondok pesantren

wilayah Jombang dalam hal pengaturan privasi komunikasi pada aktifitasnya di

media jejaring sosial facebook. Dengan teori manajemen privasi komunikasi oleh

Sandra Petronio yang menyatakan bahwa teori tersebut terdapt 5 asumsi dasar

yaitu Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan

Aturan dan Dialektika Manajemen. Maka dari itu, santriwati yang berada di

pondok pesantren jombang dan menggunakan aktif media jejaring sosial facebook

akan diteliti perihal pengaturan privasi komunikasi apa yang digunakan. Karena

santriwati tersebut bisa membuka diri terhadap media sosial yang bersifat umum

tapi dia dapat mengatur privasinya sendiri. Dan juga dalam wilayah pondok

pesantren modern yang tidak didukung oleh peraturan yang ada tentang

penggunaan facebook bahkan melakukan interaksi oleh lawan jenis. Sehingga

peneliti akan melakukan wawancara terhadap informan yaitu santriwati pondok

pesantren wilayah jombang, sehingga akan ditemukannya hasil berupa memahami

pengaturan privasi komunikas yang digunakan oleh santriwati pada aktifitasnya di

(44)

Teori manajemen privasi komunikasi dengan lima asumsi dasar yaitu : Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen

Berdasarkan Aturan dan Dialektika Manajemen.

(Sandra Petronio)

Santriwati menggunakan media jejaring sosial facebook

Penggunaan pengaturan privasi komunikasi pada media jejaring sosial facebook

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini fokus pada memahami pengaturan privasi komunikasi

pada santriwati di pondok pesantren wilayah jombang dalam aktifitasnya di

media jejaring sosial facebook sehingga tipe penelitian yang digunakan

adalah tipe penelitian deskriptif dan menggunakan analisis kualitatif.

Tipe penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran atau deskripsi

secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah memiliki konsep dan kerangka

konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan

operasionalilsasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta

indikatornya. (Rachmat, 2006:69).

Menurut Denzin dan Lincoln dalam buku metodologi penelitian

kualitatif, mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan. Selain itu penelitian kualitatif juga merupakan peneliti

yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami

sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.

(46)

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin (1997), penelitian kualitatif

merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan – penemuan yang

tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara

kuantifikasi lainnya. Hasil dari penelitian kualitatif ini tidak dapat

digeneralisasikan (membuat kesimpulan yang bersifat umum) atau bersifat

universal, jadi hanya berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan

situasi dan keadaan dimana penelitian serupa dilakukan. (Kountur,2003:29).

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam – dalamnya melalui pengumpulan data sedalam – dalamnya. Dalam

penelitian kualitatif, yang lebih di tekankan adalah persoalan kedalaman data

bukan banyaknya data (Kriyanto, 2006: 192).

Dengan ini peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (in

depth interview). Dikarenakan, teknik wawancara mendalam ini digunakan

dengan wawancara secara langsung antara peneliti dengan informan, jawaban

yang didapat akan lebih murni, dan tidak di manipulasi atau lebih terpercaya.

Metode wawancara adalah “proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan” (Supardi, 2006 : 99). Sedangkan pendapat lain mengatakan

bahwa “wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau

(47)

akan diwawancarai yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan yang

akan diajukan” (Moleong, 2005 : 186).

Peneliti menggunakan wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin

ialah disebut dengan interview guide. Ciri pokok wawancara terpimpin adalah

bahwa “pewawancara terikat oleh suatu fungsi, bukan saja sebagai

pengumpul data tetapi relevan dengan maksud penelitian yang telah

dipersiapkan, serta data pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab”

(Supardi, 2006 : 100).

Maka dengan teknik ini kami dapat memberikan pertanyaan kepada

informan secara detail dan dapat membantu kita mengetahui hasil dari

penelitian ini. Dan pertanyaan ini akan dikhususkan kepada santri perempuan

atau santriwati yang berada di pondok pesantren wilayah Jombang yang

menggunakan jejaring media sosial facebook.

Penelitian ini diarahkan untuk dapat menggali lebih dalam dan

memahami pengaturan privasi komunikasi yang digunakan oleh santriwati di

pondok pesantren wilayah jombang pada aktifitasnya dalam media jejaring

sosial facebook.

3.2 Definisi Konseptual

3.2.1 Pengaturan Pr ivasi Komunikasi

Dalam mengatur privasi komunikasinya, seseorang dihadapkan

(48)

dirinya dengan kebutuhan untuk melindungi diri. Hal tersebut

mengharuskan seseorang untuk menegosiasikan dan menyelaraskan

batasan – batasan yang dijalaninya bersama orang lain. Hal inilah yang

menjadi latar belakang ditemukannya teori pengaturan privasi

komunikasi (Communication Privacy Management) oleh Sandra

Petronio.

Teori manajemen privasi komunikasi mencapai tujuan – tujuan ini

dengan mengajukan lima asumsi dasar yaitu : Batasan Privat, Kontrol

dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan dan

Dialektika Manajemen (Turner, 2008: 256).

Disini santriwati menggunakan media sosial facebook pada

aktifitasnya, tentu akan menggunakan pengaturan privasi komunikasi.

Maka dari itu, peneliti akan memahami pengaturan privasi komunikasi

yang digunakan apakah sama dengan teori manajemen privasi

komunikasi oleh Sandra Petronio yaitu berdasarkan oleh 5 asumsi dasar

diantaranya batasan privat, kontrol dan kepemilikan, sistem manajemen

berdasarkan aturan dan dialektika manajemen.

3.2.2 Pondok Pesantren

Menurut Sudjoko Prasodjo,sebagaiman telah dikutip oleh Dr.

Manfred Ziemek, mungkin istilah pondok diambil dari khasanah bahasa

(49)

Dalam dunia pesantren, pondok merupakan unsur penting karena

fungsinya sebagai tempat tinggal atau asrama santri sekaligus untuk

membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan pesantren atau

tidak (Bawani, 1993: 94).

Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama

islam, umumnya dengan cara non klasikal dimana seorang kiyai

mengajarkan ilmu agama islam kepada santri – santri berdasarkan kitab

– kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan,

dan para santri biasanya tinggal di pondok atau asrama dalam pesantren

tersebut. (Bawani, 1993: 89).

Dan agar lebih jelasnya, ciri – ciri kehidupan pesantren yaitu

sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang akrab antara santri dengan kiyai. Kiyai

memperhatikan sekali kepada para santrinya dan hal ini dimungkinkan

karena sama – sama tinggal dalam satu kompleks.

2. Tunduknya santri pada kiyai. Para santri menganggap bahwa

menentang kiyai selain tidak sopan juga dilarang oleh ajaran agama.

3. Hidup hemat dan sederhana benar – benar dilakukan dalam

lingkungan pesantren.

4. Semangat menolong diri sendiri amat terasa di pesantren. Para santri

(50)

5. Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai

pergaulan di pesantren.

6. Disiplin sangat ditekankan

7. Berani mendertita untuk mencapai suatu tujuan, merupakan salah satu

segi pendidikan yang diperoleh para santri di pesantren. Banyak

diketahui, mereka terbiasa “tirakat”, baik dengan puasa sunnat, sholat

tahajjud dan lain – lain (Bawani, 1993: 99).

Peneliti memilih pondok pesantren wilayah kota Jombang karena

banyak pondok pesantren modern. Sehingga peneliti memilih 2

pondok pesantren yang dikenal oleh masyarakat umum yaitu pondok

pesantren Darul ‘Ulum dan pondok pesantren Tebu Ireng. Aktifitas

pada pondok pesantren tersebut tidak jauh beda dengan penjelasan

atau definisi di atas yang sudah dijelaskan.

3.2.3 Santri (perempuan)

Istilah santri juga menunjuk kelompok penuntut ilmu yang bisa

dibedakan dengan kalangan mereka yang disebut murid madrasah atau

siswa sekolah, walau mereka sama – sama berada dalam lingkup

lembaga pendidikan islam. Perbedaan tersebut antara lain tampak bila

didentifikasi dari segi rata – rata usia mereka, proses seleksi masuk ke

lembaga pendidikan masing – masing, materi dan sistem pelajaran

(51)

lingkungan belajar pada umumnya. Lainhalnya dengan murid

madrasah dan siswa sekolah, perbedaan usia dikalangan santri

pesantren tidaklah dipersoalkan. Terhadap penguasaan ilmu tertentu

juga tidak menjadi syarat bagi diterima atau ditolaknya seorang santri

ketika pertama kali mendaftarkan diri ke pesantren karena pada

umumnya pesantren tidak melakukan semacam tes atau seleksi masuk

bagi para calon santrinya. Kecuali sebagian pesantren yang

dikategorikan sebagai modern, memang akhir – akhir ini melakukan

seleksi tersebut. Untuk jenis pesantren tradisional, para santri hanya

menerima bidang studi keagamaan semata malah dengan sistem dan

metode pengajaran yang khas berbeda dengan apa yang diterima dan

dialami kawan mereka di madrasah dan sekolah umum (Bawani,

1993: 92-93).

Istilah santri sebenarnya mempunyai dua konotasi atau

pengertian. Pertama, adalah mereka yang taat menjalankan perintah

agama islam. Dalam pengertian ini, santri dibedakan secara kontras

dengan mereka yang disebut kelompok “abangan” yakni mereka yang

lebih dipengaruhi oleh nilai – nilai budaya jawa islam, khusunya yang

berasal dari mitisime Hindu dan Budha. Kedua, santri adalah mereka

yang tengah menuntut pendidikan di pesantren. Keduanya berbeda,

tetapi jelas mempunyai segi kesamaan, yaitu sama – sama taat dalam

(52)

Penjelasan di atas sudah mencakup defiinisi dari seorang

santriwati atau santri perempuan, karena santri itu bersifat universal

bisa laki – laki bisa perempuan. Tapi disini peneliti lebih terfokus

santri perempuan yang sedang berada di pondok pesantren wilayah

kota Jombang. Tentunya santriwati yang menggunakan aktif media

sosial facebook.

3.2.4 Facebook

Menurut peneliti facebook adalah media jejaring sosial yang

memungkinkan seseorang khususnya remaja berinteraksi dengan

seseorang yang disukai bahkan tidak tidak disukainya dengan instan.

Facebook juga memungkinkan bagi seorang remaja untuk

berkomunikasi sebebas-bebasnya tanpa ada yang melaramg sehingga

seringkali digunakan untuk hal-hal yang berbau negatif karena jiwa

remaja juga masih labil.

Mark Zuckerberg merupakan orang yang telah mendirikan

facebook. dia membuat facebook bersama teman-temanya ketika dia

menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. Pada awalnya, facebook

ini disebut sebagai “The Facebook” dan berada di domain

www.thefacebook.com. Awal dari Facebook sendiri, dimulai di 4

Febuary 2004. Pada saat itu,akses facebook eklusif hanya dapat

diakses oleh mahasiswa Harvard. Pada bulan maret tahun 2004,

Gambar

Gambar Asumsi Dasar CPM

Referensi

Dokumen terkait

Hasil data penelitian ini menunjukkan bahwa kecepatan geser elektroda yang relatif cepat pada proses pengelasan dapat menurunkan nilai kekuatan tarik namun sebaliknya dapat

Jenis kayu Pulai umumnya memiliki ciri anatomi berupa pori tersebar (baur), soliter dan ganda/multi radial 2(-3-4-5), terkadang bergerombol; bidang perforasi sederhana; noktah

Diperlukan ide kreatif dan satu identitas yang khas tentang bangsa kita, menjadi negara yang berbeda dari negara lainnya dengan memiliki Pancasila sebagai falsafah

Explore the common components of a neural network and its essential operations Conclude this lesson by exploring a trained neural network created using TensorFlow... What are

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika dan kemampuan penalaran matematis

Menteri Perencenaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro berpendapat bahwa manfaat ekonomi yang akan tercipta dalam perhelatan Asian Games

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepuasan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. (dikunjungi pada tanggal 20 September 2016