• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2021 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2021 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2021

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BAB I PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah kepada Bupati pada akhir tahun anggaran atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomi yang dikelola sesuai dengan perencanaan program serta kegiatan yang dituangkan dalam APBD.

Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah disajikan dalam satu kesatuan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Laporan Operasional, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan dalam satu periode akuntansi.

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Maksud penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja perangkat Daerah adalah untuk mengungkapkan secara wajar dan menyeluruh mengenai kondisi pengelolaan keuangan serta kegiatan SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Kabupaten Klaten, pencapaian kinerja dan pemanfaatan sumber daya ekonomis, serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

Tujuannya adalah menyajikan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan serta kinerja keuangan SKPD, yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan/ kebijakan mengenai alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas terhadap anggaran.

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan sebagai berikut :

a. Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

d. Undang- undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

(2)

2 g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;

j. Peraturan Bupati Klaten Nomor 39 Tahun 2018 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Klaten;

k. Peraturan Bupati Klaten Nomor 14 Tahun 2018 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah

l. Peraturan Bupati Klaten Nomor 55 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penata Usahaan Keuangan Daerah Kabupaten Klaten;

m. Peraturan Bupati Klaten Nomor 9 tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Nomor 55 tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penata Usahaan Keuangan Daerah Kabupaten Klaten.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Sistematika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3 Sistematika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 2.1 Ekonomi Makro

2.2 Kebijakan Keuangan

2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1 Ikhtisar realisasi Pencapaian target kinerja keuangan

3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

4.2 Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3 Basis Pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan

4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintah

Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan

(3)

3 5.1.1 Pendapatan LRA

5.1.1 Belanja 5.1.2 Pembiayaan 5.1.3 Aset

5.1.4 Kewajiban 5.1.5 Ekuitas

5.1.6 Pendapatan LO 5.1.7 Beban

5.1.8 Laporan Perubahan Ekuitas

Bab VI Penjelasan atas Informasi- informasi Non Keuangan Bab VII Kesimpulan

(4)

4 BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 EKONOMI MAKRO

Untuk menunjang kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten dalam fungsinya menjaga ketentraman dan ketertiban umum tahun anggaran 2021 diberikan anggaran kegiatan sebesar Rp. 10.803.876.685,- ( Sepuluh milyar delapan ratus tiga juta delapan ratus tujuh puluh enam ribu enam ratus delapan puluh lima rupiah )

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas perekonomian daerah dibutuhkan investasi dan peranan dunia usaha untuk menciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.

2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN

Kebijakan keuangan SKPD yang ditempuh melalui:

a. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya.

b. Efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan pendapatan daerah.

c. Menekan tingkat kebocoran.

2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

Sebagaimana kita ketahui bahwa penyusunan DPA tahun 2021 mengacu pada Penyusunan Anggaran berbasis kinerja yaitu dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk tingkat efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.

Dalam menyusun anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan, tingkat kegiatan yang direncanakan, dan standar biaya yang ditetapkan pada permulaan siklus tahunan.

(5)

5 BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Realisasi APBD Satuan Polisi Pamong Praja Tahun Anggaran 2021 secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan A. Realisasi Pendapatan:

- Dianggarkan sebesar Rp. 12.726.000,00 - Realisasi Rp. 612.000,00 Kurang dari anggaran sebesar Rp. 12.114.000,00 Atau lebih kecil 95%

B. Realisasi Belanja Daerah :

- Dianggarkan sebesar Rp. 10.803.876.685,00

- Realisasi Rp. 9.844.054.155,00

Kurang dari anggaran sebesar Rp. 959.822.530,00 Atau lebih kecil 9%

Dengan perincian sebagai berikut : 1. Belanja Operasi:

a. Belanja Pegawai

- Dianggarkan sebesar Rp. 6.006.183.685,00

- Realisasi Rp. 5.199.587.200,00

Kurang dari anggaran sebesar Rp. 806.596.485,00 Atau lebih kecil 13 %

b. Belanja Barang dan Jasa

- Dianggarkan sebesar Rp. 4.412.594.000,00

- Realisasi Rp. 4.275.586.955,00

Kurang dari anggaran sebesar Rp 137.007.045,00 Atau lebih 3 %

2. Belanja Modal

- Dianggarkan sebesar Rp. 385.099.000,00

- Realisasi Rp 368.880.000,00

Kurang dari anggaran sebesar Rp. 16.219.000,00 Atau lebih kecil 4 %

Dari perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Satpol PP Kab.Klaten tersebut maka terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp 947.708.530,-

3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan 1. Adanya beberapa kali refocusing anggaran, sehingga menghambat pencapaian

kinerja baik dari segi waktu maupun penyerapan anggaran.

2. Penetepan DPAP yang terlalu mepet diakhir bulan Oktober, sehingga waktu efektif tinggal 2 bulan untuk pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.

3. Merebaknya virus COVID-19 sehingga mengurangi mobilitas masyarakat dan berdampak pada minimnya pencapaian target pendapatan retribusi

(6)

6 BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 ENTITAS AKUNTANSI KEUANGAN SKPD

Menurut Peraturan Bupati Nomor 39 tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi, entitas di pemerintah daerah terdiri atas Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan adalah pemerintah daerah yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban berupa laporan keuangan Pemda. Entitas Akuntansi adalah satuan kerja penguna anggaran/pengguna barang dan PPKD dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Termasuk ke dalam entitas akuntansi adalah SKPD dan PPKD. Entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.

4.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca, pengakuan pendapatan- LO dan beban dalam laporan operasional. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas maka entitas pemerintah daerah wajib menyampaikan laporan demikian.

Basis akrual untuk LO berarti pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi, walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan, dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula di LO.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan basis kas berarti pendapatan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau entitas pelaporan, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. Pemerintah daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada selisih realisasi pendapatan dan pembiayaan penerimaan dengan belanja dan pembiayaan pengeluaran.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.

(7)

7 4.3 BASIS PENGUKURAN YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN

KEUANGAN

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban atau nilai sekarang dari jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kriteria pengakuan pada umumnya didasarkan pada nilai uang akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya.Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada hasil estimasi yang layak. Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pengakuan transaksi demikian cukup diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Penundaan pengakuan suatu pos atau peristiwa dapat terjadi apabila kriteria pengakuan baru terpenuhi setelah terjadi atau tidak terjadi peristiwa atau keadaan lain di masa mendatang.

4.4 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG ADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA SKPD

Kebijakan akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Kabupaten Klaten sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 39 tahun 2018.

Kebijakan akuntansi ini berlaku untuk entitas pelaporan dan entitas akuntansi dalam menyusun laporan keuangan. Entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah yang bersangkutan, sedangkan entitas akuntansi yaitu SKPD dan PPKD dalam lingkup Pemerintah Daerah, tidak termasuk perusahaan daerah.

.

(8)

8 BAB V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 5.1.1 PENJELASAN POS-POS PENDAPATAN

Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selama setahun. Jumlah pendapatan SKPD Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten tahun 2021 sebesar Rp. 612.000,-

5.1.2 PENJELASAN POS – POS BELANJA

Anggaran dan realisasi TA 2021 dan 2020 masing-masing belanja tersebut adalah sebagai berikut.

Belanja Daerah :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

a. Belanja Operasi…... 10.418.777.685,00 9.475.174.155,00 90,94 8.818.101.068,00 b. Belanja Modal……… 385.099.000,00 368.880.000,00 95,79 77.394.500,00

c. Belanja Tak Terduga 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Belanja Transfer…… 0,00 0,00 0,00 000

Jumlah ... 10.803.876.685,00 9.844.054.155,00 91,12 8.886.745.568,00

Rincian dari keseluruhan realisasi belanja adalah sebagai berikut.

a. Belanja Operasi

Belanja Operasi :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

1) Belanja Pegawai…… 6.006.183.685,00 5.199.587.200,00 86,57 4.621.666.423,00 2) Belanja Barang & Jasa 4.412.594.000,00 4.275.586.955,00 96,90 4.196.434.645,00

3) Subsidi ……… 0,00 0,00 0,00 0,00

4) Belanja Hibah ……… 0,00 0,00 0,00 0,00

5) Bantuan Sosial ……. 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah ... 10.418.777.685,00 9.475.174.155,00 90,94 8.818.101.068,00

b. Belanja Modal

5.1.3 PENJELASAN POS – POS PEMBIAYAAN

Anggaran dan realisasi TA 2021 dan realisasi TA 2020, sebagai berikut.

Pembiayaan :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

a. Penerimaan ……… 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Pengeluaran ……… 0,00 0,00 0,00 0,00

Pembiayaan Netto (a-b) 0,00 0,00 0,00 0,00

Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan yang dianggarkan sebesar Rp0,00 dengan realisasinya sebesar Rp. 0,00 merupakan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah kepada BUMD dengan rincian sebagai berikut.

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

a) PT. Bank Jateng ……. 0 0,00 0,00 0,00

b) BPR BKK X …... 0,00 6,00 0,00 0,00

c) PD. BPR X Artha 0,00 0,00 0,00 0,00

Belanja Modal :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

Belanja Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00

2) Belanja Peralatan dan Mesin 385.099.000,00 368.880.000,00 95,79 77.394.500,00

3) Belanja Gedung dan Bangunan 0,00 0,00 0,00 0,00

4) Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,00 0,00 0,00 0,00

5) Belanja Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

6) Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah ... 385.099.000,00 368.880.000,00 95,79 77.394.500,00

(9)

9

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah :

TA 2021 TA 2020

Anggaran Realisasi Rasio Realisasi

Rp Rp % Rp

d) PDAM X ……… 0,00 0,00 0,00 0,00

e) Perusda Aneka Usaha 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah ... 0,00 0,00 0,00 0,00

5.2 PENJELASAN POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas : 31 Desember 2021 31 Desember 2020

Rp Rp

EKUITAS AWAL 5.936.143.827,72 5.628.190.694,00

Surplus/Defisit-LO (10.585.246.346,35) (9.537.229.384,24)

Dampak Kumulatif Perubahan Koreksi Ekuitas Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan

692.955.659,30 9.843.442.155,00

958.916.949,96 8.886.265.568,00

EKUITAS AKHIR 5.887.295.295,67 5.936.143.827,,72

5.2.1 SURPLUS DEFISIT LO

Defisit LO per 31 Desember 2021 sebesar Rp.10.585.246.346,35

5.2.2 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR Nihil

5.2.3 PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.4 ASET

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber dana non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

5.2.4.1 KAS

Rekening ini menggambarkan saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2021 dan 2020 yang dikuasai oleh Bendahara Umum Daerah (BUD), BLUD , Bendahara Pengeluaran pada SKPD dan Bendahara Penerimaan, berupa uang tunai, rekening giro bank, tabungan dan deposito bank, yang seluruhnya merupakan Kas Daerah dengan rincian sebagai berikut.

Kas dan Setara Kas : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

1) Kas di Kas Daerah ... 0,00 0,00 0,00

2) Kas di BLUD..… 0,00 0,00 0,00

3) Kas di Bendahara Pengeluaran. 0,00 0,00 0,00

4) Kas di Bendahara Penerimaan.. 0,00 0,00 0,00

Jumlah 0,00 0,00 0,81

Saldo Kas dan Setara Kas per 31 Desember 2021 sebesar 0,00 dengan rincian sebagai berikut:

Uraian 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran... 0,00 0,00 0,00

2) Utang Perhitungan Pihak Ketiga ... 0,00 0,00 0,00

3) Pajak yang belum disetor……… 0,00 0,00 0,00

4) SP2 D LS yang belum dicairkan .. 0,00 0,00 0,00

Jumlah 0,00 0,00 0,00

1) Kas di Kas Daerah

Rekening ini merupakan saldo Kas Daerah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Per 31 Desember 2021 pada Bank Jateng Cabang Klaten.

(10)

10 2) Kas di Bendahara Pengeluaran

Rekening ini merupakan nilai saldo kas per 31 Desember 2021dan 2020 yang merupakan sisa UP yang sudah tidak dipergunakan lagi dan masih berada di tangan Bendahara Pengeluaran, dengan rincian saldo per 31 Desember 2021 dan 2020, sebagai berikut.

Kas di Bendahara Pengeluaran : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a) Sisa UP : 0,00 0,00 0,00

b) Pajak belum disetor-Utang PFK 0,00 0,00 0,00

Jumlah a + b 0,00 0,00 0,00

3) Kas Di Bendahara Penerimaan Nihil

5.2.4.2 PIUTANG

Rekening ini menggambarkan hak Pemerintah Daerah atas penerimaan kas, baik yang berasal dari pendapatan yang belum diterima kasnya maupun tagihan lain, dengan saldo per 31 Desember 2021 dan 2020 sebagai berikut.

Piutang Daerah : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

1) Piutang Pajak Daerah... 0 0 0

2) Piutang Retribusi Daerah... 0 0 0

3) Piutang Hasil Pengelolaan Kekayan Daerah 0 0 0

4) Piutang Lain-lain PAD yang Sah...

5) Piutang Transfer Pemerintah Pusat...

0 0

0 0

0 0

6) Piutang Transfer Antar Daerah... 0 0 0

7) Piutang Lainnya... 0 0 0

8) Penyisihan Piutang 0 0 0

Jumlah 0 0 0

5.2.4.3 PERSEDIAAN

Nilai persediaan per 31 Desember 2021 dan 2020 sebagai berikut.

Persediaan 31-Des-21 31-Des-20

(Rp) (Rp)

1. Barang Habis Pakai (BHP)……… 0 487.400,00

2. Dokumen………..…… 0 42.500,00

3. Benda Pos ……….... 0 51.000,00

4 Bahan... 42.500,00 0

5. Alat/Bahan Untuk Kegiatan Kantor 538.400,00 0

6. Obat-obatan ……… 8.200.000,00 0

Jumlah………. 10.160.500,00 580.900,00

(11)

11 5.2.4.4 INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi Jangka Panjang : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a. Investasi Non Permanen ……… 0,00 0,00 0,00

b. Investasi Permanen ……….. 0,00 0,00 0,00

Jumlah ...………... 0,00 0,00 0,00

5.2.4.5 ASET TETAP

Nilai Aset Tetap milik Pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA per 31 Desember 2021 dan 2020. Penjelasan lebih lanjut Aset Tetap adalah sebagai berikut.

ASET TETAP : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a. Tanah ………... 1.500.000.000,00 1.360.000.000,00 9,33

b. Peralatan dan Mesin ………... 10.473.361.422,00 10.126.321.422,00 3,31

c. Gedung dan Bangunan ……... 994.202.760,00 865.467.305,00 12,95

d. Jalan, Irigasi dan Jaringan (Jalan)... 44.966.880,00 0,00 0,00

e. Aset Tetap Lainnya …………... 96.484.432,00 96.484.432,00 0,00

f. Konstruksi Dalam Pengerjaan ... 0,00 0,00 0,00

g. Akumulasi Penyusutan ………….. (7.541.679.953,33) (6.824.871.897,28) (9,50) Jumlah... 5.567.335.540,67 5.623.401.261,72 (1,01)

5.2.4.6 DANA CADANGAN

Nilai Dana Cadangan milik Pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA per 31 Desember 2021 dan 2020. Penjelasan lebih lanjut Dana Cadangan adalah sebagai berikut.

Dana Cadangan : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a. Dana Cadangan………... 0,00 0,00 0,00

Jumlah... 0,00 0,00 0,00

5.2.4.7 ASET LAINNYA

Nilai Aset Lainnya milik Pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA per 31 Desember 2021 dan 2020. Penjelasan lebih lanjut Aset Lainnya adalah sebagai berikut.

ASET LAINNYA: 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

b. Tagihan Jangka Panjang....…... 0,00 0,00 0,00

c. Kemitraan dengan Pihak Ketiga... 0,00 0,00 0,00

d. Aset Tidak Berwujud.. ……... 0,00 0,00 0,00

e. Aset Lain-lain... 314.397.123,00 316.816.439,00 (0,77) f. Akumulasi Amortisasi Aset Tidak

Berwujud... 0,00 0,00 0,00

g. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00

Jumlah... 314.397.123,00 316.816.439,00 (0,77)

5.2.5 KEWAJIBAN

Jumlah kewajiban Pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA per 31 Desember 2021 dan 2020. Penjelasan lebih lanjut Kewajiban adalah sebagai berikut;

Kewajiban

31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a. Kewajiban Jangka Pendek :

1) Utang PFK …... 0,00 0,00 0,00

2) Utang Bunga 0,00 0,00 0,00

3) Utang Pinjaman Jangka Pendek 4) Bagian Lancar utang Jangka Panjang 5) Pendapatan Diterima Dimuka 6) Utang Belanja

7) Utang Jangka Pendek Lainnya

0,00 0,00 0,00 4.597.868,00 0,00

0,00 0,00 0,00 4.654.773,00 0,00

0,00 0,00 0,00 (1,24) 0,00

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek... 4.597.868,00 4.654.773,00 (1,24)

b. Kewajiban Jangka Panjang :

1) Utang Kepada Pemerintah Pusat 0,00 0,00 0,00

2) Utang Kepada Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 0,00

3) Utang Kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 0,00

4) Utang Kepada Masyarakat 0,00 0,00 0,00

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang... 0,00 0,00 0,00

Jumlah Kewajiban... 4.597.868,00 4.654.773,00 (1,24)

(12)

12 a. Kewajiban Jangka Pendek

Menurut tabel diatas, Kewajiban Jangka Pendek hampir semuanya saldonya nihil kecuali pada Utang Belanja. Perincian Utang Belanja tersebut adalah sebagai berikut;

Utang Belanja: 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a) Beban Telepon 1.030.845,00 1.250.595,00 (21,32)

b) Beban Air 1.040.540,00 937.900,00 9,86

c) Beban Listrik 2.526.483,00 2.466.278,00 2,38

Jumlah... 4.597.868,00 4.654.773,00 (1,24)

Jumlah Utang Belanja per 31 Desember 2020 Rp. 4.654.773,00. Jumlah Utang Belanja per 31 Desember 2021 sebesar Rp. 4.597.868,00 adalah Utang Belanja Jasa yang sampai dengan 31 Desember 2021 belum dicairkan, yang terdiri dari Beban Telepon, Beban Air dan Beban Listrik

b. Kewajiban Jangka Panjang

Saldo kewajiban Jangka Panjang per 31 Desember 2021 dan 2020 adalah nihil.

5.2.6 EKUITAS

Ekuitas Pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA per 31 Desember 2021 sebesar Rp.5.887.295.295,67 dibandingkan saldo per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 5.936.143.827,72,00

5.3 PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.3.1 PENDAPATAN LO

Pendapatan LO adalah pendapatan yang menjadi hak pemerintah SKPD SATUAN POLISI PAMONG PRAJA dengan realisasi dalam TA 2021 sebagai berikut.

Pendapatan LO :

31Desember 2021 31Desember 2020 Tren

Rp Rp %

Pendapatan Asli Daerah ………. 612.000,00 480.000,00 27,50

Pendapatan Transfer ……….. 0,00 0,00 0,00

Lain – Lain Pendapatan Yang Sah …. 0,00 0,00 0,00

Jumlah ...………... 612.000,00 480.000,00 27,50

5.3.2 BEBAN LO

Beban LO merupakan belanja atau beban yang benar-benar sudah dimanfaatkan dan terjadi pada tahun berkenaan, dengan realisasi dalam tahun 2021. Beban LO per 31 Desember 2021 dan 2020, dengan rincian sebagai berikut;

Beban LO : 31 Desember 2020 31 Desember 2019 Tren

Rp Rp %

Beban Pegawai 5.199.587.200,00 4.621.666.423,00 12,50

Beban Barang dan jasa 4.141.448.115,00 4.189.927.795,00 (1,16)

Beban Lain-lain 21.840.000,00 0,00 0,00

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan

701.335.829,66 17.535.277.69

690.401.794,45 35.713.371,79

1,58 (50,90)

Beban Penyusutan Jalan, Jaringan, Irigasi 374.724,00 0,00 0,00

Surplus dan Defisit Dari Operasi (10.082.121.146,35) (9.537.709.384,24) 5,71

(13)

13 5.3.3 SURPLUS DAN DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL

Surplus/Defisit dari Operasi merupakan selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan dari kegiatan operasi. Surplus/Defisit dari Operasi per 31 Desember 2021 dan 2020 adalah sebagai berikut;

Surplus dan Defisit Dari Kegiatan Operasional :

31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

1. Pendapatan 612.000,00 480.000,00 27,50

2. Beban 10.082.121.146,35 9.537.709.384,24 5,71

Surplus dan Defisit Dari Kegiatan

(10.081.509.146,35) (9.537.229.384,24) 5,71 Operasional ( 1 – 2 )

5.3.4 SURPLUS DAN DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

Surplus/Defisit pada kegiatan Non Operasional per 31 Desember 2021 dan 2020, adapun nilai Surplus/Defisit kegiatan Non Operasional sebesar Rp.00 (NIHIL)

5.3.5 POS LUAR BIASA

Pos Luar Biasa pada periode Tahun 2021 terdapat pada Beban Tak Terduga. Pos Luar Biasa per 31 Desember 2021 dan 2020, dengan rincian sebagai berikut

Pos Luar Biasa : 31 Desember 2021 31 Desember 2020 Tren

Rp Rp %

a. Beban Tak Terduga ………... 503.732.200,00 0,00 0,00

Surplus dan Defisit Dari Pos Luar Biasa (503.732.200,00) 0,00 0,00

5.3.6 SURPLUS/DEFISIT LO

Surplus/Defisit - LO merupakan selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan setelah diperhitungkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa.

Surplus/Defisit pada Laporan Operasional per 31 Desember 2021 mengalami Defisit LO sebesar Rp 10.585.246.346,35

(14)

14 BAB VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2021 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Klaten.

Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 33 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut : ( Tabel 1 )

Tabel 1

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN

K E P A L A

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN UMUM

&KEPEGW.

SUBBAGIAN KEUANGAN PERENCANAAN DAN PELAPORAN

BIDANG KETERTIBAN

UMUM DAN KETENTRAMAN

MASYARAKAT

BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN

PENGEMBANGAN KAPASITAS BIDANG

PENEGAKAN PERDA DAN

PERBUP

SEKSI PERLINDUNGAN

MASYARAKAT

SEKSI PENGEMBANGAN

KAPASITAS SEKSI

PEMBINAAN TIBUM UMUM

& TRANMAS Drs.

Sudarmono

SEKSI OPS & DAL SEKSI

PEMB.

WASAN

&LUHA.

SEKSI LIDIK.&

PENYIDIKAN

JABATAN FUNGSIONAL SEKSI

PEMADAM KEBAKARAN

UNIT PELAKSANA SATPOL PP

(15)

15 Implementasi penjabaran tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten dalam pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Bupati Klaten Nomor 33 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten terdiri dari :

a. Kepala b. Sekretariat :

1. Subbagian Keuangan, Perencanaan dan Pelaporan ; 2. Subagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peratran Bupati : 1. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan ; 2. Seksi Penindakan.

d. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat :

1. Seksi Pembinaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat ; 2. Seksi Operasi dan Pengendalian.

e. Bidang Perlindungan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas : 1. Seksi Perlidungan Masyarakat ;

2. Seksi Bina Potensi.

3. Seksi Pemadam Kebakaran

f. Unit Pelaksana Satuan Polisi Pamong Praja : g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kepala Satuan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang penegakan Peraturan daerah dan Peraturan Bupati, meyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta Linmas.

Saat ini jumlah pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten berjumlah 49 (Empat puluh sembilan) orang berstatus Pegawai Negeri Sipil dan 56 ( Lima puluh enam ) orang berstatus tenaga kontrak/honorer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam matriks kepegawaian sebagaimana berikut pada tabel 2. ( halaman berikut ):

Tabel 2

JENIS DAN SUSUNAN TENAGA MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

NO JENIS TENAGA JUMLAH

1 2 3 4

Kepala Satuan Sekretariat

Bidang Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati

Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat

1 12

5 16

(16)

16 5 Bidang Perlindungan Masyarakat

dan Pengembangan Kapasitas

15

Sumber : Data kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten Tahun per 31 Desember 2021.

Sedangkan Keadaan PNS di Satuan Polisi Pamong Praja menurut tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

Pasca Sarjana : 5 orang Sarjana (S1) : 11 orang Sarjana Muda (D3) : 5 orang

SLTA : 23 orang

SLTP : 5 orang

SD : orang

Tugas Pokok dan Fungsi ( Tupoksi )

Pada Bab II Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2012 ; Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, memelihara dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta linmas.

Untuk menyelengarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:

a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta linmas ;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati ;

c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah ;

d. pelaksanaan kebijakan linmas ;

e. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta linmas dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, PPNS dan/atau aparatur lainnya;

f. pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap masyarakat, aparatur dan/atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

(17)

17 BAB VII

KESIMPULAN

Realisasi Belanja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten dengan Tutup Tahun Anggaran 2021 berdasarkan uraian dari bab-bab dimuka dapat disimpulkan sebagai berikut :

A. Rencana Anggaran Pendapatan : Rp 12.726.000,- Realisasi Pendapatan : Rp. 612.000,-

B. Rencana Anggaran Belanja : Rp. 10.803.876.685,- Ralisasi Belanja : Rp. 9.844.054.155,-

C. Sisa Lebih Perhitungan Tahun Berjalan (Rp 947.708.530,-)

Berdasarkan angka-angka realisasi dan penjelasan secara garis besar tersebut di atas, maka pelaksanaan APBD Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2021 pada umumnya dapat berjalan lancar.

Klaten, 05 Mei 2022

KEPALA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN

JOKO HENDRAWAN, SH., MM Pembina Utama Muda NIP. 19730312 199311 1 001

Referensi

Dokumen terkait

Dimana proses eksfoliasi ini juga telah dilakukan oleh Nugraheni (2017) dengan menambahkan larutan asam kuat HCl pada rGO dari tempurung kelapa tua, sehingga diperoleh

Untuk mengevaluasi risiko dari manajemen proyek, penulis mencoba menganalisa proyek workover PDM 03, dengan perbandingan proyek yang sejenis yaitu PDM 05 dan PDM

Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2021 disusun sebagai pedoman bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

Penyusunan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020 ini didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi antara perlakuan pendahuluan dengan jenis perekat menunjukkan bahwa rendaman dingin dengan perekat MF yang menghasilkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terapi Psikoreligius berpengaruh terhadap penurunan perilaku kekerasan pada pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta, Ada perbedaan

Penelitian lebih menekankan pada proses daripada produk atau hasilnya (bersifat deskriptif analitis): Menurut Miles dan Hubermen tentang aspek- aspek (2009: 15) “Data