• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA/I DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA/I DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL SKRIPSI"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA/I DI SMA NEGERI 1 SUNGGAL

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DISUSUN OLEH :

SRI MARIATI TINAMBUNAN 140901030

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(2)

Dampak Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa/i SMA Negeri 1 Sunggal

Sri Mariati Tinambunan ABSTRAK

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai visi yang mulia melalui penciptaan suasana belajar yang kondusif, untuk mengembangkan potensi-potensi siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sekolah membentuk karakter manusia atau siswan yang cerdas dan beriman melalui berbagai mata pelajaran yang ada seperti IPA, IPS, bahasa, agama dan PKN. Selain mata pelajaran wajib yang ada, di sekolah juga terdapat kegiatan-kegiatan lain yang dapat membantu mengembangkan kreatifitas siswa siswinya yaitu kegiatan ekstrakulikuler dan juga organisasi siswa intra sekolah.

Melalui sebuah survey angket dengan pendekatan kuantitatif,dengan mengumpulkan data dari nilai setiap siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, bertempat di SMA Negeri 1 Sunggal dengan responden sebanyak 80 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan berprestasi. Melihat korelasi dari kedua variabel ekstrakurikuler dengan prestasi belajar siswa/i.

Ekstrakurikuler merupakan salah satu sarana pembentuk pengembangan diri siswa. Didalam organisasi atau ekstrakurikuler yang diikuti siswa, banyak memberi pengetahuan tentang ilmu dan pengalaman dalam organisasi, rasa bertanggung jawab kepada tugasnya, disiplin dalam melaksanakan kewajiban kegiatan, sportif dalam berkompetisi, menanamkan jiwa berprestasi, kreatif dalam menyumbangkan ide demi kemajuan ekstrakurikuler dan sekolah. Dengan meninjau angka signifikansi uji korelasi tiap indicator kedua variabel yang >0,05, sehingga tidak berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Ekstrakurikuler dilakukan pada saat selesai jam belajar disekolah, tidak mengganggu dalam hal pengerjaan tugas yang diberikan oleh guru karena guru memiliki kebijakan mengumpulkan tugas sebelum jam belajar dimulai dan tidak meningkatkan absensi disekolah.

Kata kunci : Ekstrakurikuler, prestasi siswa, motivasi berprestasi

(3)

The Impact of Extracurricular on Learning Achievement of Students of SMA 1 Sunggal

ABSTRACT

Schools as formal education institutions have a noble vision through the creation of a conducive learning atmosphere, to develop students' potential in realizing national education goals. Schools form intelligent and faithful human or social characters through various subjects such as science, social studies, language, religion and PKN. In addition to the compulsory subjects available, there are also other activities in school that can help develop students' creativity, namely extracurricular activities and also intra-school student organizations.

Through a questionnaire survey with a quantitative approach, by collecting data from the value of each student participating in extracurricular activities, located at SMA Negeri 1 Sunggal with as many as 80 students taking extracurricular activities and achieving. Looking at the correlation of the two extracurricular variables with student achievement.

Extracurricular is one of the means of forming students' self-development. In organizations or extracurricular activities, students give a lot of knowledge about knowledge and experience in the organization, a sense of responsibility to their duties, discipline in carrying out their activities, sportsmanship in competition, instilling a spirit of achievement, creative in contributing ideas for extracurricular and school progress. By reviewing the number of significance of the correlation test for each indicator the two variables are> 0.05, so it does not correlate with student learning achievement.

Extracurricular is done at the time of study hours at school, does not interfere with the assignment given by the teacher because the teacher has a policy of collecting assignments before the learning hours begin and does not increase attendance at school.

Keywords: Extracurricular, student achievement, achievement motivation.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat-Nya yang berlimpah, kasih karunia, dan hikmat yang selalu tercurah di setiap waktu sehingga penulis dapat menjalani setiap tahap penyusunan skripsi yang berjudul ” Dampak Ekstrakurikuler terhadap Prestasi Belajar Siswa/i SMA Negeri 1 Sunggal” hingga selesai. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana kepada setiap tahap proses penyelesaian penelitian ini. Penulis juga menyadari dan berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga kesulitan, keterbatasan dan kemampuan yang dialami dan dimiliki penulis dapat teratasi.

Pada proses penelitian di dalam skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan, terutama dari kedua orangtua penulis Bapak D.

Tinambunan dan Ibu J. Simamora dan juga dukungan dari ketiga saudara kandung penulis adek Ewin Toni Dwi Cahyo Tinambunan, adik Yanna Vera Tinambunan dan adik Saskia Vivi Yani Tinambunan yang merupakan penyemangat penulis dalam menjalani kehidupan hingga sekarang. Terima kasih atas kasih sayang, semangat, doa, dan dukungan dalam segala hal, terkhusus dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada kalian yang sudah banyak disusahkan oleh saya selama mengerjakan skripsi ini. Saya persembahkan skripsi ini untuk kalian.

Penulis juga menyadari bahwa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu penulis baik dalam masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Harmona Daulay S.Sos M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi yang banyak memberikan masukan, dorongan, dan nasehat. Penulis ucapkan terima kasih banyak atas ilmu pengetahuan, motivasi yang diberikan serta kesabaran selama perjalanan studi dan penulisan skripsi ini.

Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keselamatan kepada Ibu.

4. Bapak Henri Sitorus M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan dorongan, masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Rizabuana M. Phd.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Sosiologi USU. Terima kasih atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Yang teristimewa teman bahagia penulis Agus Sutiwi, Nia Widya Siregar, Juniarta Sitindaon, Dina Onisa Samosir, Sulastri Purba yang selalu berbagi baik suka maupun duka, dukungan, penghiburan dan sukacita kepada penulis mulai dari awal perkuliahan sampai penyelesaian skripsi.

8. Teman seperjuangan Sosiologi yang selalu baik dan memberikan penulis semangat dan pelajaran hidup yang berharga, Nivo Pranata Panjaitan,

(5)

Diagung Gultom, Khairul Arif, Iman Jaya Berkat Harefa, Obed Sihite, Gapson Pandiangan, Muhammad Ikhwanul Ihsan, Rika Iswanti, Rabiatul Idawiyah, Namira Dwi Andila, Miftahul, Selly, Lili Tupa Silaban dan teman-teman angkatan 2014 Departemen Sosiologi FISIP USU yang lain.

Terima kasih atas kenangan dan pembelajaran yang saya dapatkan selama berada di kelas bersama kalian. Semoga kita semua sukses di masa depan.

9. Sahabat saya dari SMP Maria Tri Oktavia Gultom. A.Md dan Johan Obi Sanjaya Situngkir yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis, terimakasih banyak.

10. Untuk „Al‟ yang selalu ada menemani penulis dan membantu dalam biaya pembuatan karya ilmiah ini. Terimakasih banyak.

11. Seluruh partisipan dalam penelitian penulis. Terimakasih banyak kepada seluruh siswa/, Kepala Sekolah maupun staf yang ada di SMA Negeri 1 Sunggal penulis dalam penyelesaian skripsi.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan karya tulis ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Terimakasih.

Medan, Oktober 2018 Penulis,

Sri Mariati Tinambunan

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 5

1.3. Tujuan Penelitian 6

1.4. Manfaat Penelitian 6

1.5. Hipotesis 11

1.6. Kerangka Pemikiran 8

1.7. Defenisi Konsep 9

BAB II Kerangka Teori 20

1.7. Motivasi Berprestasi McClelland 20

1.8. Meningkatkan Motivasi Berprestasi 24

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Jenis Penelitian 26

3.2. Populasi dan Teknik Penarikan Sempel 26

3.3. Teknik Pengumpulan Data 27

3.4. Analisis Data 28

(7)

BAB IV Hasil Dan Analisis Data 32 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.2. Sejarah SMA Negeri 1 Sunggal

4.3. Deskripsi Responden 55

4.4. Identitas Responden 45

4.5. Analisis Tabel Tunggal 50

4.6 Uji Validitas Instrumen Penelitian 60

4.7. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian 63

4.8. Hasil Uji Korelasi 64

4.9. Hasil Uji T (test) 71

4.10. Crosstab 72

4.11. Variabel Hasil Belajar Matematika 72

4.12. Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar

siswa/i di SMA Negeri 1 Sunggal 76

4.13. Analisis Teori Motivasi McClellaand dalam hubungan kegiatan ekstrakurikuler dan prestasi belajar 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 83

5.1. Kesimpulan 83

5.2. Saran 84

DAFTAR PUSTAKA 86

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang terjadi saat ini memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi.

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pada sumber daya manusia adalah pendidikan. Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di peringkat ke-69. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:

1. Angka partisipasi pendidikan dasar,

2. Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, 3. Angka partisipasi menurut kesetaraan gender,

4. Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).

Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

(9)

macam perbaikan yang telah dilakukan baik dari segi kurikulum, tenaga kependidikan, pendanaan, sarana dan prasarana.

Kualitas pendidikan sering kali dikaitkan dengan prestasi akademik.

Prestasi akademik dijadikan tola ukur untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Masing-masing sekolah mempunyai otoritas dalam menentukan standar ketuntasan untuk mengetahui prestasi akademik dari peserta didiknya. Hal ini tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 36 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang isinya kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengamanatkan bahwa kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita- cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pemerintah merumuskan dalam Undang- Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional telah ditegaskan mengenai tujuan pendidikan nasional, yakni : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

(10)

jawab. Jadi, jelas bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No 20/ 2003.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai visi yang mulia melalui penciptaan suasana belajar yang kondusif, untuk mengembangkan potensi-potensi siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sekolah membentuk karakter manusia atau siswanya yang cerdas dan beriman melalui berbagai mata pelajaran yang ada seperti IPA, IPS, bahasa, agama dan PKN.

Selain mata pelajaran wajib yang ada, di sekolah juga terdapat kegiatan-kegiatan lain yang dapat membantu mengembangkan kreatifitas siswa siswinya yaitu kegiatan ekstrakulikuler dan juga organisasi siswa intra sekolah. Ekstrakurikuler bukan sebuah mata pelajaran namun merupakan kegiatan yang diadakan di sekolah diluar jam belajar sekolah, keaktifan siswa dalam ekstrakulikuler didasari atas penalaran dan bakat minat siswa yang pelaksanaannya diatur dan disesuaikan dengan keadaan masing-masing.

Program ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Sunggal memiliki ekstrakurikuler dalam bidang olahraga seperti basket, futsal, voli, bulutangkis.

Kerohanian seperti Rohani Islam, Rohani Kristen, Rohani Katolik. Kedisiplinan dan kemasyarakatan seperti pramuka, paskibra, PMR. Siswa/i rata-rata berusia 16- 18 tahun. Pada usia-usia seperti ini membutuhkan kegiatan yang positif agar tidak terjebak pada pergaulan yang negatif yang dapat mempengaruhi prestasi dalam belajar peserta didik tersebut.

(11)

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan berorientasi pada otak kiri dan kanan adalah kegiatan Pramuka.

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia. Tujuan gerakan Pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia menjadi manusia yang berwatak, berakhlak mulia, berkepribadian, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup, mencerdaskan kehidupan bangsa dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Siswa/i diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang di ikuti SMA Negeri 1 Sunggal,. Dengan mengikuti minimal satu ekstrakurikuler siswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya di luar jam sekolah. Selain itu ekstrakurikuler merupakan salah satu sarana pembentuk pengembangan diri siswa. Didalam organisasi atau ekstrakurikuler yang diikuti siswa, banyak memberi pengetahuan tentang ilmu dan pengalaman dalam organisasi, rasa bertanggung jawab kepada tugasnya, disiplin dalam melaksanakan kewajiban kegiatan, sportif dalam berkompetisi, menanamkan jiwa berprestasi, kreatif dalam menyumbangkan ide demi kemajuan ekstrakurikuler dan sekolah.

Siswa mampu mengembangkan bakat dibidang yang sesuai dengan kemampuannya dan mengisi waktu luang siswa seusai jam pelajaran sekolah dengan mengisi kegiatan yang positif. Dengan tujuan tersebut program ekstrakulikuler diharapkan sejalan dengan tujuan sekolah yaitu agar siswa mampu berwawasan dan berprestasi tidak hanya di dalam kelas namun juga di luar kelas melalui ekstrakulikuler tersebut. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler diharapkan mampu berplikaku positif, aktif, kreatif, menggali potensi, mengambil

(12)

pelajaran dan manfaat dalam keikutsertaannya, sehingga menjadikan motivasi untuk berprestasi dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat yang dimilikinya.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti dilapangan menurut Yanna Vera siswa kelas X Mia 3 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, waktu ekstrakurikuler dari pulang sekolah hingga sore hari membuat siswa menjadi lelah, dirumah siswa menghabiskan waktunnya untuk beristirahat, sehingga tidak ada waktu untuk belajar. SMA Negeri 1 Sunggal dijadikan sebagai tempat penelitian karena adanya kesenjangan harapan sekolah akan siswa yang mampu berprestasi baik, di dalam kelas maupun di luar kelas tidak sesuai dengan kenyataan walaupun sekolah sudah melaksanakan salah satu usaha dengan kegiatan ekstrakulikuler agar mendorong siswa berkegiatan positif guna menunjang prestasi belajar.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan urainan pada latar belakang yang telah di paparkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian yang terkait dengan dampak ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa, sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk modal sosial. Oleh sebab itu permasalah yang akan diangkat oleh peneliti adalah :

1. Dampak kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa/i di sma negeri 1 sunggal?

2. Perbedaan prestasi siswa yang aktif maupun pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan paskibra ?

(13)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa/i di SMA Negeri 1 Sunggal.

2. Untuk mengetahui perbedaan prestasi siswa yang aktif maupun pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan paskibra ?

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi Ilmu Sosiologi khususnya Sosiologi Pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah rujukan bagi mahasiswa mengenai penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dan referensi terhadap Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi dalam keefektifan pemberian sarana dan perasarana kepada sekolah yang membutuhkan.

2. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu acuan dalam melihat apa yang dibutuhkan untuk kemajuan prestasi siswa disekolah.

(14)

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan di masyarakat mengenai tingkat sekolah mana yang memiliki prestasi baik.

4. Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi mahasiswa yang sedang dan akan menempuh pendidikan yang tinggi di universitas.

1.5 Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan / pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitan lebih lanjut. Hipotesis statistik ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Suatu pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan /diuji.

Peneliti menggunakan hipotesis, karena hipotesis sesungguhnya adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.

1. Hipotesis Nol (H0) ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki statment yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y yang akan diteliti atau variabel Independen (X) tidak mempengaruhi variabel Dependent (Y).

2. Hipotesis Alternatif (Ha) merupakan lawan dari hipotesis nol sehingga hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak.

(15)

Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hipotesis yang pertama :

Ho : Tidak ada dampak kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa/i di sma negeri 1 sunggal.

Ha : Ada dampak kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa/i di sma negeri 1 sunggal.

2. Hipotesis yang kedua :

Ho : Tidak ada perbedaan prestasi siswa yang aktif maupun pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan paskibra.

Ha : Ada perbedaan prestasi siswa yang aktif maupun pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka dan paskibra.

1.5 Kerangka pemikiran

Kurikulum Pramuka

Akademik

Ekstrakurikuler r

Paskibra

1. Disiplin 2. Kepemimpi

nan

3. Kecerdasan Sosial 4. Kreativitas

Prestasi Belajar Sekolah

(16)

1.6 Defenisi Konsep 1.6.1 Pengertian Prestasi

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan.

Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.” Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru” (Tulus Tu`u, 2004: 75). Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.

Kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/ dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

(17)

Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa SMA Negeri 1 Sunggal melalui nilai raport semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam memahami dan menyerap proses belajar mengajar oleh guru/pendidik.

1.6.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi

Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81).

Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu‟u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:

(18)

a. Faktor kecerdasan

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada pada dirinya.

b. Faktor bakat

Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

c. Faktor minat dan perhatian.

Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Apabila siswa menaruh minat pada satu pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

d. Faktor motif

Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

e. Faktor cara belajar

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif.

(19)

f. Faktor lingkungan keluarga

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif member pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, member semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.

g. Faktor sekolah

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan (Tulus Tu‟u, 2004: 78).

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat

kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81). Sedangkan (Syah, 1999: 144) secara global menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

(20)

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi – materi pelajaran.

Keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.

1.6.3 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa struktur kurikulum pada setiap satuan pendidikan memuat tiga komponen, yaitu: mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Komponen pengembangan diri meliputi kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam hal ini kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Lebih lanjut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta

(21)

didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (Suryosubroto, 2009;287) mendefinisikan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum, disebut kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh peserta didik, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa (Suryosubroto;2009:286). Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik dapat memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai.

1.6.4 Fungsi Kegiatan Ektrakurikuler

Dalam buku Panduan Pengembangan Diri Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

(22)

1.6.5 Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibraka

Paskibraka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka penanaman character building generasi muda Indonesia.

Peserta kegiatan ini adalah siswa-siswi yang berminat atau memiliki rasa ingin mempelajari kegiatan ekstrakuriluler paskibra. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler ini adalah mempelajari praktek baris-berbaris (PBB) dan bagaimana mengibarkan atau menurunkan Bendera pada setiap Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada tanggal 17 Agustus dan upacara bendera hari besar nasional lainnya.

Prestasi anak di sekolah selain dipengaruhi kemampuan kognitif juga dipengharuhi kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak yang agresif, tidak disiplin, suka menyerang dan sukar diatur biasanya memiliki prestasi yang kurang baik. Salah satunya fenomena yang sekarang sedang berkembang kita hadapi adalah menipisnya disiplin moral dikalangan generasi muda. Ada beberapa hal yang mempengharuhi disiplin moral ini antara lain.

1) Berkurangnya tokoh panutan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menjadi teladan dalam sikap dan perilaku baik dalam kepribadian, keluarga maupun kehidupan sosial

2) Dunia pendidikan kita lebih memperhatikan intelektualisasi nilai-nilai Agama dan moral namun mengesampingkan internalisasi nilai

3) Melemahnya sanksi terhadap pelanggaran, baik yang berupa saksi moral maupun saksi material

(23)

4) Pengaruh jejak kebiasaan dan kebudayaan luar yang dengan leluasa masuk di negara kita tanpa ada penyaringan.

1.6.6 Pengertian Pramuka

Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan yang merupakan satu- satunya wadah pendidikan kepramukaan yang menggunakan prinsipprinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan di Indonesia. Sebagai organisasi pendidikan, maka di samping segala sesuatu diusahakan bernilai pendidikan juga Gerakan Pramuka mempunyai ciri khas, yang membedakan dengan organisasi lain, yaitu antara lain digunakannya pakaian seragam Pramuka dan tanda pengenalnya (Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 088 :1981) Dari pengertian gerakan pramuka tersebut, maka kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat diartikan sebagai kegiatan berorganisasi siswa yang mempunyai lambang tunas kelapa dan dilakukan diluar program yang tertulis di kurikulum dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan seragam dan tanda pengenal yang telah ditentukan.

Seragam pramuka adalah pakaian yang dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka, yang bentuk, corak, warna dan tata cara pemakaian seragam, sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka serta disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Fungsi dari pakaian seragam pramuka diambil dari (Lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 088 :1981) sebagai berikut :

a. Menumbuhkan rasa jiwa kesatuan dan jiwa Pramuka.

b. Memberi latihan/pendidikan tentang kerapihan, kesederhanaan, keindahan dan kesopanan.

(24)

c. Menanamkan harga diri, kebangsaan nasional, jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

d. Menanamkan rasa disiplin.

Sesuai dengan pendidikan yang dilakukan di dalam Gerakan Pramuka, maka pakaian seragam inipun merupakan alat pendidikan, yang diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku Pramuka yang mengenakannya.

Penggunaan warna coklat muda dan coklat tua mengingatkan para pramuka akan pakaian yang digunakan oleh pejuang-pejuang kita di masa revolusi yang lalu, dan para prajurit yang berada di garis pertempuran. Oleh karena itu penggunaan pakaian seragam ini dipakai untuk menanamkan jiwa patriotisme yang besar dikalangan Pramuka. Di samping itu pakaian seragam ini harus praktis, menarik, menyenangkan dan membanggakan bagi pemakainya.

Selain seragam, kegiatan pramuka juga menggunakan tanda pengenal.

Pengertian Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda penghargaan yang dimilikinya.Menurut Dimas Rahmat PSAP (2010: 10), Kepramukaan pada hakekatnya adalah :

1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;

2) Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;

3) Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

(25)

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, yang dimaksud kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

1.6.7 Fungsi Pramuka

Adapun fungsi dari kegiatan pramuka yaitu (Yahya. 2009 : 12-13) : a) Kegiatan Menarik Bagi Anak dan Pemuda

Kegiatan menarik disini adalah kegiatan yang disajikan kepada anak peuda dengan dibungkus oleh cerita atau permainan, sehingga anak dan pemuda tidak merasa adanya pembina langsung dari dirinya.

b) Pengabdian dan kewajiban bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, melainkan suatu tugas dan keajiban yang dilakukan dengan penuh rasa keikhlasan, kerelaan dan rasa pengabdian. Orang dewasa mempunyai kewajiban secara sukarela membaktikan dirinya, pengembangan peserta didiknya, serta membawanya ketujuan gerak kepramukaan.

c) Alat Bagi Masyarakat dan Organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk membentuk warga masyarakat yang dicita-citakan, yang diperlukan bagi perkembangan

(26)

masyarakatnya. Melalui kegiatan kepramukaan para peserta didik dibina menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat setempat.

1.6.8 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Tabel 1.1 Operasionalisasi Tabel

Dalam penelitian ini prestasi pelajaran matematika dapat diukur dari nilai raport mata pelajaran yang dijadikan sebagai indikator. Sehingga tidak perlu mempersiapkan pertanyaan seperti pada teknik pengumpulan data menggunakan angket.

Variabel (X)

Ekstrakurikuler Pramuka Dan Paskibra

Disiplin

Kepemimpinan Kecerdasan Sosial Kreativitas

Variabel (Y) Prestasi Belajar Nilai Tinggi

Nilai Sedang Nilai Rendah

(27)

BAB II Kerangka Teori

1.7 Motivasi Berprestasi ( Need For Achievment ) McClelland

McClelland menyatakan bahwa selalu berfikir dan berusaha untuk menemukan cara – cara baru untuk memperbaiki kualitas kerja yang dicapainya, inilah yang oleh McClelland disebut sebagai motivasi berprestasi atau juga sering disebut sebagai keputusan berprestasi. Jika seseorang menggunakan waktu luangnya tersebut untuk kenikmatan hidup, seperti misalnya untuk tidur dan bersenang – senang, maka orang tersebut memiliki motivasi berprestasi yng sangat rendah. Namun jika seseorang menghabiskan waktunya untuk lebih banyak mengenang teman – temannya, keluarga, kegiatan sosial, pesta dan sebagainya, maka orang tersebut memiliki kebutuhan berprestasi sangat rendah.

Hanya jika seseorang berpikir tentang bagaimana meningkatkan situasi sekarang ke arah yang lebih, dan hendak melaksanakan tugas – tugas yang dihadapinya dengan cara yang lebih baik, maka orang itu barulah bisa disebut memiliki kebutuhan berprestasi yang amat kuat. Pertanyaan yang mucul adalah bagaimana mengukur kebutuhan prestasi ini. Rumusan rumusan pertanyaan tertulis bukan merupkan metode yang bagus untuk mengukur motivasi berprestasi.

Karena cara seperti ini memberi peluang seseorang untuk berbohong tentang motif, kepentingan dan sikapnya. Oleh karena itu, McClelland menerapkan metode proyeksi untuk mengukur motivasi prestasi seseorang.

Setelah menunjukkan suatu gambar dari pokok penelitiannya kepada sekelompok orang, McClelland kemudian meminta kepada masing – masing orang untuk menulis cerita dari gambar yang telah mereka lihat. Dari cerita yang

(28)

mereka buat ini, McClelland melakukan kebutuhan berprestasi yang dimiliki oleh masing – masing pembuat cerita. Ia menganggap, bahwa cerita – cerita tersebut bukan sekedar cerita yang tanpa arti, melainkan merupakan gambaran dari motivasi mereka melalui media cerita.

Misalnya, setelah ditunjukkan sebuah gambar dari seorang laki – laki yang melihat sebuah potret diatas sebuah meja kerja, salah seorang sasaran penelitian menerjemahkannya sebagai seorang yang sedang melamun, yang berpikir tentang bagaimana ia telah menggunakan masa liburannya dengaan keluarganya, dan sedang merencanakan bagaimana ia hendak menghabiskan masa akhir pekannya yang akan datang dalam cara yang lebih menarik. Seorang subjek penelitian yang lain menerjemahkan gambar yang sama sebagai seorang insinyur yang sedang bekerja untuk merumuskan sesuatu masalah yang penting tentang bagaimana membangun sebuah jembatan yang mampu menahan gerak angin yang sangat tinggi. Dari dua cerita itu nampak jelas, bahwa sasaran penelitian yang menulis cerita kedua mendapat nilai yang lebih tinggi.

McClelland mengajukan pertanyaan yang menantang untuk melihat sejauh mana kebutuhan berprestasi ini berkaitan dengan pembangunan ekonomi Nasional ( yang dalam hal ini diukur dengan konsumsi tenaga listrik ). Dari hasil penelitian antar negara, McClelland menemukan, bahwa negara yang memiliki derajat yang tinggi pula pembangunan ekonominya. Disamping itu, McClelland juga melaporkan pentingnya peran waktu, muncul, berkembang, dan matinya kebutuhan berprestasi juga berkaitan dengan muncul berkembang dan surutnya pembangunan ekonomi. Misalnya, sekalipun Inngris raya memiliki skala yang tinggi dalam kebutuhan berprestasi pada abad ke - 19 , namun demikian pada

(29)

tahun 1950 kebutuhan berprestasinya berada dibawah nilai rata – rata. Dilain pihak, sekalipun Prancis, Rusia dan Jerman memiliki skala rendah dari kebutuhan berprestasinya pada masa peralihan abad ke - 20, namun sejak tahun 1950-an, Amerika Serikat memiliki kebutuhan berprestasi yang kurang lebih sama dengan Uni Soviet, namun demikian sekarang ini nilai kebutuhan berprestasi Uni Soviet sedang berada pada masa naik, sementara Amerika Serikat sedang berada pada pasang surut. McClelland menyatakan, bahwa diperlukan setidaknya sekitar limapuluh tahun untuk menyamakan kecenderungan antara pembangunan ekonomi negara dengan kecenderungan meningkatnya kebutuhan berprestasi.

McClelland mencari cara untuk menaikkan skala kebutuhan berprestasi.

Sebagai ahli psikologi, McClelland cenderung untuk mendeteksinya dari hubungan keluarga, khususnya pada tahapan proses pembimbingan anak – anak.

Pertama, orang tua hendaknya menentukan standar motivasi yang tinggi pada anak – anaknya, misalnya melalui pengharapan agar anaknya memiliki prestasi yang gemilang disekolah, kemudian memiliki pekerjaan yang mapan dan menjadi dikenal dimasyarakat. Kedua, hendaknya orang tua lebih menggunakan metode memberikan dorongan dan hubungan yang sangat sosialisasi dengan anak – anak mereka. Orang tua hendaknya memberikan dorongan dan perhatian yang cukup dan memberikan ganjaran yang memadai jika memang anak – anak mereka mampu mencapai dan menyelesaikan beban yang diberikan orang tua mereka.

Ketiga, orang tua hendaknya tidak bersikap otoriter. Mereka tidak diharapkan memanjakan atau berinisiatif sendiri demi kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan oleh anak – anaknya, akan tetapi justru sebaliknya, mereka hendaknya memberikan kesempatan kepada anak – anaknya untuk mengambil inisiatif dan

(30)

menentukan cara – caranya sendiri untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya.

Lebih dari itu, McClelland menunjukkan, bahwa cara – cara pendidikan barat dan penyebaran budayanya akan sangat membantu negara barat untuk menanamkan tumbuh dan berkembangnya kebutuhan berprestasi dari negara – negara dunia ketiga.

Kebijaksanaan yang ditimbulkan dari hasil kajian ini, misalnya terlihat pada upaya – upaya untuk meningkatkan motivasi berprestasi dari para wiraswataan negara dunia ketiga, jika memang negara dunia ketiga hendak membangun ekonominya. Bantuan keuangan, tekhnologi dan sarana – sarana kebijaksanaan yang diberikan Amerika Serikat pada negara duni ketiga untuk mencukupi, dan tidak akan mampu membangkitkan gairah pembangunan ekonomi negara dunia ketiga tersebut. Bagi McClelland, negara dunia ketiga seharusnya mempunyai sekelompok wiraswastaan yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi yang diharapkan mampun untuk mengubah bantuan asing menjadi investasi produktif. Selain itu, bahwa semakin tinggi negara dunia ketiga dengan negara Barat dengan jalan pendidikan atau pengenalan budaya, maka akan semakin mempermudah dan mempercepat negara dunia ketiga untuk menyerap ciri – ciri motivasi berprestasi tinggi yang dimiliki oleh negara Barat.

Teori Motivasi Mc. Clelland dalam Hasibuan (1996:162-163):

mengemukakan bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial.

Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan dengan dorongan: (1) kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, (2) harapan keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang

(31)

terlekat pada tujuan. Tiga kebutuhan manusia yang memotivasi gairah bekerja menurut Mc.Clelland dalam Danim dan Suparno (2004 :3) (dalam binsar, 2017) yaitu : kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power ) Kebutuhan akan afiliasi (Need for affiliation)/Keanggotaaan Kebutuhan akan prestasi (Need for Achievement).

McClelland mengemukakan 6 karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, diantaranya :

1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2. Berani mengambil dan memikul resiko,

3. Memiliki tujuan realistik,

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan,

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan,

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogram.

1.8 Meningkatkan Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi bukan dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari, dilatih, ditingkatkan dan dikembangkan. Langkah–langkah untuk mengembangkannya adalah sebagai berikut (dalam Tejo, 2010) :

1. Tetapkan tujuan atau impian (goal setting). Tanamkan sugesti dan keyakinan bahwa seseorang itu dapat berubah dan memang harus selalu berubah menuju kesuksesan yang lebih tinggi. .

(32)

2. Visualisasikan tujuan dan impian. Buatlah gambar-gambar atau tulisan-tulisan tentang impian dan tujuan dari hidup kita, kemudian tempelkan di tempat yang setiap hari kita melihatnya.

3. Tanamkan impian dan tujuan hidup kita. Impian dan tujuan hidup kita harus tertanam dengan jelas di pikiran kita, biji tomat tidak akan tumbuh menjadi pohon tomat dan berbuah tomat kecuali ditanam.

4. Siramilah impian dan tujuan hidup kita. Agar impian dan tujuan hidup kita tumbuh subur maka kita harus selalu menyiraminya dengan cara membuat kebiasaan-kebiasaan positif yang membuat impian dan tujuan hidup kita akan tercapai

5. Fokus pada impian dan tujuan hidup kita. Dengan tetap fokus pada impian dan tujuan hidup kita maka otak kita akan menginstruksikan pada seluruh panca indera kita untuk mencapai pada apa yang kita fokuskan dan alam akan memberikan energinya pada apa yang kita fokuskan.

6. Memanfaatkan motivasi berprestasi. Dorongan dapat dibangun dari dalam diri (Self motivation). Demikian juga dorongan dari luar dapat dimanfaatkan misalnya dukungan emosional dan rasional dari orang–orang terdekat.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah srategi umum yang dipakai dalam menggunakan data dan menganalisa data yang digunakan untuk menjawab persoalan yang dihadapi (Arif, 1982: 50). Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, karena berhasil tidaknya sebuah penelitian tergantung pada ketepatan metode yang digunakan.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dan dikarenakan hasil dari angket penelitian berupa angka, maka hasil penelitian diuji dan diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS (Bernandus dkk, 2012).

3.2 Populasi dan Teknik Penerikan Sampel

Dalam penelitian ini, pemilihan sampel/responden sebagai unit penelitian dilakukan dengan total sampling , populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang aktif dan pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berjumlah 80 siswa . Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dinggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut sugiyoni (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

(34)

Dengan kriterian responden sebagai berikut :

1. Aktif dikegiatan ekstrakurikuler Paskibra dan ekstrakurikuler Pramuka.

2. Mendapat pringkat 1 – 10 dikelas 3. Siswa yang mengikuti lomba.

4. Siswa yang mendapatkan kejuaraan lomba.

3.3 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian. Langkah-langkah pengumpulan data primer adalah dengan cara : 1. Dokumentasi pengamatan dan pengambilan gambar yang di lakukan atau

diambil secara langsung dari lapangan penelitian.

2. Kuesioner, menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan tertutup, dimana responden bebas menentukan jawaban yang terbaik. Bentuk seperti ini dengan memakai pedoman untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang penelitian sehingga hasilnya bersifat valid.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang tersedia. Instrumen digunakan untuk mengukur variabel kegiatan ekstarurikuler terhadap prestasi belajar.

b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari data kedua atau sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebelum menuju tahap berikutnya. Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal,artikel dan dari internet yang dianggap

(35)

relevan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Analisis Data 1. Uji Korelasi Pearson

Korelasi merupakan mencari bukti terhadap kekuatan hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Apabila menemukan hubungannya maka dapat dilihat besar kecilnya hubungan antar variabel. Serta untuk memperoleh kejelasan dan kepastian hubungan tersebut signifikan atau tidak signifikan.

Dalam dua variabel dapat memiliki korelasi yang tinggi, korelasi yang rendah, korelasi negatif ataupun tidak memiliki korelasi sama sekali hal dilihat besar kecilnya suatu angka yang disebut dengan angka indeks korelasi. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment, yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Analisis data Statistik dengan menggunakan program SPSS 17 dengan melakukan analisis antara variabel- variabel sehingga dapat diketahui hubungan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Sunggal.

Dalam penelitian ini juga akan diuji validitas dan reliabilitas sehingga diketahui ketepatan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tingkatan kekuatan hubungan variabel bebas X (Ekstrakurikuler) dengan variabel terikat Y (Prestasi belajar) dapat dilihat pada tabel berikut:

(36)

Interpretasi Koefisien Korelasi

No. Interval Koefisien Tingkat Kekuatan Korelasi

1. 0,00 – 0,19 Sangat Rendah

2. 0,20 – 0,39 Rendah

3. 0,40 – 0,59 Sedang

4. 0,60 – 0,79 Kuat

5. 0,80 – 1.00 Sangat Kuat

Dengan menggunakan program SPSS dengan melakukan analisis antara variabel- variabel sehingga dapat diketahui hubungan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar siswa.

2. Uji T (test)

Uji T digunakan untuk menilai apakah rata-rata dua kelompok secara statistik berbeda satu dengan yang lain. Penggunaan uji T cocok ketika kita akan membandingkan rata-rata dua kelompok serta untuk menganalisis desain experimental post test dua kelompok yang dipilih secara random (posttest only two group randomized experimental design), yang dimaksud dengan perbedaan rata-rata secara statistik ialah adanya perbedaan variabilitas atau sebaran data antara kelompok yang dibandingkan. Maksudnya dua kelompok mempunyai perbedaan rata-rata jika sebaran data atau variabilitas berbeda satu dengan yang lain. Analisis uji T digunakan untuk menguji perbedaan tersebut (Santoso, 2014).

Dalam hal ini, peneliti menggunakan uji T (test) guna untuk melihat perbedaan prestasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Paskibra di SMA Negeri 1 Sunggal.

(37)

3. Crosstab (Tabulasi Silang)

Tabulasi silang atau crosstab adalah sebuah tabel silang yang terdiri dari satu baris atau lebih, dan dalam bentuk satu kolom atau lebih. Analisis tabulasi silang pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dua kolom dan data untuk penyajian crosstab adalah berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2005).

Hasil yang diperoleh pada analisis Chi-square dengan menggunakan program SPSS yaitu nilai Asymp. Sig (2-sided) Chi-Square hitung dimana jika nilai Asymp.Sig (2-sided) Chi-Square > α (0,05). Maka Ho diterima dan jika nilai Asymp.Sig (2-sided) Chi-Square < α (0,05). Maka H0 ditolak (Ghozali, 2005)..

4. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu instrumen dapat dilihat dari isi atau konsep maupun daya ramal yang terdapat pada instrumen itu.Validitas berfungsi untuk mengukur validnya instrumen (kuesioner) yang digunakan sesuai dengan topik pertanyaan yang hendak ingin diukur. Untuk mendapatkan hasil dari Uji Validitas tersebut maka dicari korelasi kedua instrumen tersebut secara keseluruhan maka diperoleh akan didapat nilai r-nya. Apabila nilai r (korelasi) itu setelah dibandingkan dengan nilai r tabel ternyata signifikan, maka dapat dikatakan bahwa tes/instrumen yang disusun sesuai atau sejajar dengan kriteria.

5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama dan diberikan dalam waktu yang berbeda.

Reliabilitas sebagai suatu perkiraan tingkatan (degree) konsistensi atau kestabilan

(38)

antara pengukuran ulangan dan pengukuran pertama dengan instrumen yang sama. (Yusuf, 2014)

Uji ini digunakan untuk mengetahui ketepatan pengukuran objek yang dikaji yaitu untuk menentukan sejauh mana alat ukur dapat dipertanggung jawabkan ataupun jika diulangi pengukurannya akan menghasilkan data yang tidak berbeda. Uji reabilitas ini menggunakan alat ukur Alpha Cronbach. Apabila suatu komponen di uji akan menunjukkan angka lebih dari 0.50 berarti item-item kuesioner yang diukur telah mempunyai kepercayaan yang cukup berarti.

(39)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis

Letak geografis SMA Negeri 1 Sunggal terletak di Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. SMA Negeri 1 Sunggal terletak ± 2 km dari kecamatan. SMA Negeri 1 sunggal mempunyai 4 batas wilayah desa, diantaranya adalah batasan sebelah utara berbatasan dengan Desa Sei Semayang, Medan Krio, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Telaga Sari, Pancur Batu, Suka Maju, sebelah timur berbatasan dengan Desa Medan Krio, Suka Maju dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Binjai Timur/Kutalimbaru. Total luas tanah SMA Negeri 1 Sunggal sebesar 22,000 M². Dari kantor kecamatan menuju SMA Negeri 1 Sunggal bisa ditempuh dengan jarak ± 2 km, dan lama perjalanan yang dibutuhkan adalah sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor.

4.1.2 Pendidikan dalam Angka

Pendidikan merupakan modal sosial bagi seorang individu untuk keberlangsungan hidup, menurunnya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi inflansi jumlah tenaga kerja yang memiliki kemampuan dalam bekerja. Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari jumlah rata – rata angka pertumbuhan murid ada sebanyak 1.975 siswa dengan jumlah sekolah sebanyak 10 dan memiliki tenaga pengajar 193 guru.

Tabel 4.1 Pendidikan dalam Angka Kecamatan Sunggal

Jumlah Sekolah Murid Guru

10 1.975 193

Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang, 2018

4.2 Sejarah SMA Negeri 1 Sunggal

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan pencerahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Berbagai paradigma baru menyangkut guru, proses pembelajaran dan elemen-elemen penting dalam pendidikan dimuat dalam undang-undang tersebut. Dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Itu dijelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi

(40)

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan yang kompleks tersebut, pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar nasional pendidikan. Dalam Peraturan pemerintah ini dijelaskan bahwa standar Nasional pendidikan meliputi:

Standar isi, Standar kompetensi lulusan, standar proses, Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar sarana prasarana, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar penilaian pendidikan. Melalui Standar Nasional Pendidikan, sekolah dapat”berkaca diri” sejauh mana setiap standar pendidikan dicapainya, dan sejauh mana kepala sekolah dapat mengelola sekolah.

SMA Negeri 1 Sunggal, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang terletak di antara kotamadya Medan dan Kotamadya Binjai dan didirikan pada bulan Juli tahun 2005. Warga masyarakat mayoritas berprofesi sebagai buruh pabrik dan petani. Dari segi ekonomi masyarakat, warga masyarakat Sunggal dirata-ratakan dalam kategori kelas menengah ke bawah.

SMA Negeri 1 Sunggal merupakan SMA satu-satunya di kecamatan sunggal. Sehingga menjadi idola bagi siswa-siswi lulusan SMP yang ada di kecamatan tersebut. Di kecamatan Sunggal terdapat 4 SMP Negeri dan ditambah 7 sekolah SMP Swasta, sehingga siswa pendaftar ke SMA Negeri 1 Sunggal tiap

(41)

tahun melebihi siswa yang akan diterima, pada tahun pembelajaran 2011/2012 jumlah siswa yang mendaftar 564 orang dan yang diterima sebanyak 270 orang.

Dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah, terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMA cukup baik. Pemerintah pusat melalui provinsi Sumatera Utara cukup banyak membantu penyelenggaraan pendidikan.

Pada 2 tahun terakhir jenis bantuan yang telah diterima SMA Negeri 1 Sunggal adalah computer, LCD, alat-alat LAB bahasa, buku-buku olimpiade, beasiswa BKM, dan blogrant rintisan sekolah standard nasional. Pengusaha peduli pendidikan memberikan bantuan berupa pembangunan ruang belajar baru satu unit.

4.1 Profil SMA Negeri 1 Sunggal

Kegiatan belajar mengajar pada sekolah ini hanya dilakukan pada pagi hari yaitu dari mulai pukul 07.15 sampai dengan pukul 14.15. Setiap mulai dan selesai pelajaran selalu diiringi doa menurut kepercayaan masing-masing. Pada hari kamis pukul 07.15 diadakan senam kesegaran jasmani yang diikuti oleh seluruh warga sekolah SMA Negeri 1 Sunggal. Sedangkan pada sore hari sekolah ini mengadakan kegiatan ekstrakulikuler sepeerti kegiatan olahraga, bimbingan belajar dan sebagainya.

Fasilitas yang terdapat pada sekolah ini adalah gedung sekolah, kantor dan ruang laboratorium. Gedung sekolah terdiri dari: 17 ruangan belajar, 1 ruangan perpustakaan dan 1 ruangan aula. Kantor terdiri dari: 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan kantor tata usaha, 1 ruangan kantor guru, 1 ruangan OSIS dan 1 ruangan BP. Sedangkan ruang laboraorium terdiri dari: 1 ruangan laboratorium fisika, 1

(42)

ruangan laboratorium kimia, 1 ruangan laboratorium biologi dan 1 ruangan laboratorium komputer.

4.2 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan secara efektif dan rasional. Pembentukan organisasi dan pembagian tugas merupakan unsur utama dan alat utama untuk mencapai kontrol yang baik. Pengorganisasian berarti menetukan bagian-bagian mana yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil dan menentukan kerja sama yang sesuai antara bagian.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah rangka atau bagian yang menunjukan tugas untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi, dan tanggung jawab antara setiap anggota organisasi. Dengan adanya struktur organisasi, maka

Kepala Sekolah

Tata Usaha

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Humas

Bidang sarana/Pr

asarana Bidang Osis

Bidang Kurikulum

Wali Kelas

Siswa/Siswi

(43)

pimpinan dan bawahan yang ada didalamnya akan mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dan batas-batas kekuasaan yang ada padanya.

4.3 Uraian Tugas dan Fungsi Organisasi

Perangkat yang ada disekolah juga memiliki beberapa tugas yang telah ditetapkan oleh sekolah.

4.3.1 Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manejer, administrator, supervisor serta pemimpin / Leader inovator.

4.3.2 Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan:

1. Menyusun kurikulum.

Kurikulum dalam pengembanganya selalu membutuhkan landasan – landasan yang kokoh dan kuat serta didasarkan atas hasil – hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam sebab kurikulum pada hakikatnya merupakan rancangan atau program yang menempati posisi / kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan di masa yang akan datang.

2. Mengatur segala program kesiswaan.

Upaya meningkatkan mutu kualitas Suber Daya Manusia yang cerdas, terampil, berakhlak mulia dan mampu hidup bersaing adalah tuntutan dari perkembangan zaman pada saat ini. Oleh karena itu upaya peningkatan SDM ini harus diprogramkan secara terstruktur.

(44)

3. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana.

Demi menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaanya.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas kegiatan untuk dilaksanankan yang disesuaikan dengan tersediannya dana dan tingkat kepentingan.

4. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat.

Jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima ditengah – tengah masyarakat untuk mendapatakan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensukseskan program – program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.

5. Mengatur dan mengawasi penyelenggaraan program pendidikan.

Mengatur penyelenggaraan sekolah, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaran sekolah. pengawasan sekolah seperti tindakan sesuai dengan ketentuan praturan sekolah

6. Mengatur mutasi siswa.

Mengatur perpindahan peserta didik dari sekolah satu kesekolah yang lain yang sejenis. Umumnya, peserta didik atau siswa hanya pindah pindah kelas saja dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar.

(45)

7. Menyusun program kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler maka pembina menyusun program kerja mingguan, bulanan dan tahunan dan program kerja insendential. Seperti latihan rutin sekali seminggu dengan tujuan supaya anggota dapat meningkatkan keterampilan.

8. Mengatur penyusunan bahan pengajaran dan pengembangan kurikulum.

4.3.3 Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah.

Tata usaha sekolah adalah bagian dari unit pelaksnaan teknis penyelenggaran sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. informasi yang tata usaha sekolah kelola penting sebagai basis pelayanan dan bahan pengambilan keputusan sekolah

2. Pengolahan keuangan sekolah.

Melalui kegiatan manajemen keungan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaanya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efesien.

3. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.

Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Memelihara agar tugas – tugas murid yang diberikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan optimal.

(46)

4. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara umum.

Menyusun program mingguan, bulanan dan tahunan. Seperti melaporkan apa saja yang kinerja yang sudah dilakukan oleh tata usaha.

4.4.4 Pembantu Kepala Sekolah 4.4.4.1 Bidang Sarana dan Prasarana Tugas yang dilakukan disini adalah:

1. Pembangunan sarana dan prasarana.

Membuat dan menyusun program kerja tahunan kegiatan sekolah di bidang srana dan prasarana dan mengkordinir. Melakukan inventaris dan menganalisis kebutuhn sarana dan prasarana baik yang berhubungan lansung dengan kelancaran KBM atau yang bersifat mendukung KBM.

2. Pengawasan dalam hal sarana dan prasarana yang ada.

Melakukan pengawasaan inventaris terhadap keberadaan sarana dan prasarana secara berkala untuk kemudian dilakukan pemilahan apakah barang itu layak pakai, habis pakai, dsb.

4.4.4.2 Bidang Kurikulum

Membantu Kepala Sekolah dalam hal:

1. Pelaksanaan kurikulum.

Kurikulum yang telah di desain optimal harus diimplementasikan dan mempunyai hasil bagi pembelajaran. Sebuah kurikulum sekolah akan lebih berharga jika kurikulum tersebut dapat memberi hasil pada siswa, kurikulum

Gambar

Tabel 1.1  Operasionalisasi Tabel
Tabel 4.1 Pendidikan dalam Angka Kecamatan Sunggal
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Tabel 4.1 Jenis ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Sunggal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam berbagai peraturan perundang-undangan telah dijelaskan bahwa mem- beri atau menerbitkan izin atau kuasa pertambangan dalam suatu usaha per- tambangan bahan galian, pada

Kelangsungan khidupan pikiran dari pertalian pikiran satu sama lain, sebagaimana yang ditetapkan oleh Ibnu Sina, sama dengan hasil pemikiran tokoh-tokoh pikir modern seperti

Accept answer without working from correct listing, correct tree diagram or correct grid for K1N1... Do not accept any solution solved no using

[r]

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa dengan penambahan kalsium hidroksida dan lama perendaman dari semua sampel tidak terdapat perbedaan nyata dengan sampel kontrol tepung

Faktur pajak sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya dengan Faktur Pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kepada

Dapat diambil kesimpulan dari pengerjaan penelitian ini berdasarkan hasil proses pengembangan dan pengimplementasian, yaitu dari hasil pengujian yang telah dilakukan baik itu

Untuk secara manual menyambungkan speakerphone ke perangkat yang terakhir digunakan (misalnya, setelah sambungan terputus), pastikan perangkat lain tersebut telah diaktifkan,