7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Metode Hasil
1 Muhammad Kholil, Bonitasari Nurul Alfa, Madjumsyah Hariadi (2017)
CPM & PERT Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua metode pembangunan rumah berpengaruh sangat signifikan tentang waktu penyelesaian proyek. Total durasi yang dibutuhkan untuk sebuah rumah dengan metode CPM adalah 131 hari sdangkan dengan metode PERT waktu yang
dibutuhkan adalah 134 hari. Probabilitas penyelesaian proyek adalah 75,54 % yang berarti kemungkinan kegiatan proyek pembangunan rumah dapat selesai tepat waktu cukup tinggi.
2 Ezekiel R. M.
Iwawo (2016)
CPM Hasil penerapan Metode
CPM pada penelitian ini khususnya pada proyek konstruksi pembangunan gedung baru kompleks Eben Haezar Teling Manado didapat :
- Dapat diketahui dengan tingkat kepastian yang tinggi durasi proyek ini yaitu 241 hari
- Dapat diketahui
kegiatan mana yang kritis - Dengan diketahuinya lintasan proyek/ network
8
planning, maka
percepatan durasi proyek akan lebih mudah
dilakukan, karena dasar percepatan dan
pengendalian proyek adalah network planning.
3 Yenika Purhariani (2017)
CPM Dengan implementasi
CPM menunjukkan terdapat delapan jalur aktivitas, yang
merupakan jalur kritis yaitu aktivitas
A,B,E,F,I,J,K, dan L.
Dari aktivitas kritis yang ditentukan tersebut, maka hasilnya menunjukkan waktu penyelesaian proyek lebih cepat selesai dari waktu yang
diperkirakan pemilik yaitu 90 hari. Melalui perhitungan penerapan CPM waktu penyelesaian proyek selesai dalan 74 hari. Aktivitas yang dilakukan bersamasama pada proyek
pembangunan rumah ini yaitu pada hari ke 8 dan hari ke 32. Dimana pada pengerjaan proyek hari ke 8 aktivitas yang melakukan pengerjaan proyek secara
bersamasama adalah ativitas B,C, dan D.
Dimana aktivitas B merupakan aktivitas pemasangan pondasi, aktivitas C merupakan aktivitas pembesian, dan aktivitas D yang
merupakan aktivitas pengecoran slop pada proyek. Sedangkan pada
9
hari ke 32 pengerjaan proyek, aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama adalah aktivitas G,H, dan I.
Dimana aktivitas G merupakan aktivitas pemasangan gewel, aktivitas H merupakan aktivitas pemasangan ring usuk, dan aktivitas I yang merupakan aktivitas pemasangan genteng.
4 Eva Dewi Yusdiana dan Inne Satyawi (2018)
PERT & CPM Penerapan metode PERT (Program evaluation and review technique) pada proyek pembangunan jalan paving di Dusun Paras Desa Paras Kec.
Pangkur Kab. Ngawi Jawa Timur dapat mencapai efektivitas waktu yaitu pelaksanaan proyek pembangunan jalan paving dapat dikerjakan selama 41 hari.
Penerapan metode CPM (Critical Path Method) pada proyek
pembangunan jalan paving di Dusun Manggong Desa Paras Kec. Pangkur Kab.
Ngawi Jawa Timur dapat mencapai efektivitas waktu yaitu pelaksanaan proyek pembangunan jalan paving dapat dikerjakan selama 11 hari. 3. Penerapan metode PERT dan CPM dalam efektivitas waktu penyelesaian proyek pembangunan jalan paving Desa Paras Kec.
10
Pangkur Kab. Ngawi Jawa Timur dapat mencapai efektivitas waktu daripada pelaksanaan proyek pembangunan jalan paving yang tidak menggunakan metode jaringan kerja (network planning) dalam
pelaksanaannya.
Putri Endah Suwarni, Dwi Prasetio
CPM dan PERT Dari hasil perhitungan di atas dimana kita
menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode CPM dan PERT. Pada metode CPM dapat dilihat lintasan kritis pada kegiatan 1.1 –2.5 – 4.2 –4.1 –2.3 –2.6 –6 dan waktu pengerjaan
selama 106 minggu.
Sedangkan dengan menggunakan metode PERT dapat diketahui waktu penyelesaian selama 108
minggu.Dalam melakuan percepatan waktu kerja hanya kegiatan dalam lintasan kritis saja yang dapat dipercepat karena kegiatan tersebut yang tidak mempunyai waktu jeda. Karena dalam metode PERT menggunakan
pendekatan probalistas maka metode CPM lah yang lebih valid dalam menghitung waktu percepatan.Dari hasil perhitungan dengan penambahan 2 jam kerja waktu
11
penyelesaian dapat dipersingkat menjadi 101 minggu dengan adanya penambahan biaya sebesar Rp.
71,820,000. Sedangkan jika dengan penambahan waktu 3 jam kerja waktu dapat dipersingkat menjadi 94 minggu dengan penambahan biaya Rp. 107,730,000.
Reno Desi Irawati PERT Dalam proyek
pembangunan rumah tipe 165 ini ada urutan atau pekerjaan aktifitas yang perlu dilaksanakan.
Urutan pekerjaan akifitas itu adalah: pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan pasangan dan plesteran, pekerjaan railing, teralis dan besi, pekerjaan atap,
pekerjaan plafond langit dan partisi, pekerjaan lantai & keramik serta pekerjaan cat-cat.
2. Adapun bentuk jaringan kerja yang dibuat jaringan kritis terletak pada kegiatan A,B,C,D,F,G,H,I, yaitu pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan pasangan dan plesteran, pekerjaan atap, pekerjaan plafond langit dan
partisi, pekerjaan lantai
& keramik serta pekerjaan cat-cat.
Dengan menggunakan
12
tabel distribusi normal kumulatif dengan harga z
= -0,95 maka diperoleh hasil 0,1711. Lalu kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 308 hari adalah 17,11%, kemungkinan proyek dapat
diselesaikan dalam waktu 315,9 hari atau 316 hari adalah 50%,
kemungkinan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 340 hari adalah 99,81%.
Penghitungan crashing project tanpa tambahan hari kerja dibagi dengan durasi hari kerja normal lalu kemudian hasilnya ditambahkan dan pendapat hasil biaya dengan penambahan 1 hari kerja. Diperoleh hasil total akhir biaya pekerjaan proyek sebesar Rp. 393.432.570,8.
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesamaan pada penelitian diatas dengan penelitian ini diantaranya penggunaan metode PERT (Project Evaliation Review Technique) dan jenis luasan objek, adapun perbedaannya adalah penggunaan metode CPM (Critical Path Method) yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Alasan penulis memilih menggunakan metode PERT dibandingkan CPM adalah karena PERT memiliki tiga estimasi waktu
13
yang dapat diketahui sehingga dapat memprediksi durasi pengerjaan yang lebih spesifik pada proyek perumahan.
B. Landasan Teori
1. Manajemen Proyek
Project management is a critical skill set in today’s world. A project is defined as a non routine, one time effort limited by time,resources, and performance specification designed to meet customer needs. (Larson & Gray, 2014)
Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja. (Abrar, 2011)
a. Jenis proyek berdasarkan komponen kegiatan utama dan komponen kegiatan akhir :
1) Proyek konstruksi
2) Proyek industri manufaktur
3) Proyek penelitian dan pengembangan 4) Proyek padat modal
5) Proyek pengembangan produk baru 6) Proyek pelayanan manajemen 7) Proyek infrastruktur
14 b. Siklus Proyek Konstruksi
1) Tahap Konseptual Gagasan
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka acuan, studi kelayakan awal, Indikasi awal dimensi, biaya dan jadwal proyek
2) Tahap Studi Kelayakan
Studi Kelayakan dengan tujuan mendapatkan keputusan tentang kelanjutan investasi pada proyek yang akan dilakukan.
Informasi dan data dalam implementasi perencanaan proyek lebih lengkap dari langkah di atas, sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih akurat lagi dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, finansial, legal, teknis, dan administratif yang komprehensif
3) Tahap detail design
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, pendalaman, berbagai aspek persoalan, design engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan anggaran serta menentukan perencanaan sumber daya, pembelian dini, penyiapan perangkat dan penentuan peserta proyek dengan program lelang.
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara teknis dan administratif, untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
15 4) Tahap pengadaan
Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan dokumen perencanaan, aturan teknis, dan administrasi yang lengkap, produk tahapan detail desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi yang baik.
5) Tahap Implementasi
Tahap ini terdiiri atas kegiatan, design engineering yang rinci, pembuatan spesifikasi dan kriteria,pembelian peralatan dan meterial, fabrikasi dan kontruksi, inspeksi mutu, uji coba, start up, demobilisasi dan laporna penutup proyek.
6) Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini terdiiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat.
2. Jaringan Kerja
Jaringan kerja diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-Pont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantunngan yang kompleks. Etode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah
16
monitoring serta tindakan koreksi dapat dilakukan , yakni dengan memperbaharui jawal. Akan tetapi metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif. (Abrar, 2011)
a) Tahapan penyusunan network scheduling
1) Menginventarisasi kegiatan-kegiatan dari paket WBS berdasar item pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
2) Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.
3) Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.
4) Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan stelah langkah-langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.
b) Manfaat Penerapan Jaringan Kerja
1) Penggambaran logika hubungan antarkegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih rinci dan detail.
2) Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat
17
diketahui sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
3) Dalam networkplanning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus disegerakan
4) Membantu mengkomunikasikan hasil network yang ditampilkan
5) Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
6) Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan pengendalian biaya.
7) Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.
8) Terdiri atas metode Activity on Arrow dan Activity on Node
Gambar 2.1 Perbedaan AOA dan AON
18
3. Program Evaluation Review Technique (PERT)
PERT dikembangkan sejak tahun 1958 oleh US Navy dalam proyek pengembangan Polais Missiel System. Teknik ini mampu mereduksi waktu selama dua tahun dalam pengambangan sistem sejata tersebut dan sejak itu mulai digunakan secara luas. (Ervianto, 2004)
PERT mempunyai banyak kesamaan dengan CPM. Seperti dalam CPM, PERT menggunakan teknik diagram Activity On Arow (AOA) yang berarti bahwa arrow digunakan untuk menggambarkan kegiatan sedangkan node menggambarkan event. Metode PERT dapat digunakan untuk memperkirakan durasi suatu proyek dan memungkinkan melakukan komputasi nilai probabilias sebuah kegiatan atau proyek secara keseluruhan.
Dalam metode PERT, dapat diketahui tiga estimasi durasi setiap kegiatan, sedangkan dalam metode CPM dan PDM hanya diperoleh satu estimasi durasi pada setiap kegiatannya. Ketiga estimasi durasi tersebut adalah waktu optimis, waktu pesimis, dan waktu paling memungkinkan.
19 C. Kerangka Pikir
Pada diagram diatas dijelaskan bahwa langkah pertama dalam penelitian ini adalah menemukan data-data yang berkaitan dengan manajemen proyek yaitu data kegiatan, tiga durasi kegiatan, durasi yang diharapkan, dll. Setelah mendapatkan data manajemen proyek, kemudian data-data tersebut diolah menjadi sebuah jaringan kerja dengan metode Project Evaluation Review Technique.
Rumah Subsidi
Manajemen Proyek Permasalahan
Penjadwalan Jaringan Kerja
Project Evaluation Review Technique (PERT)
Waktu Optimis Waktu Paling Memungkinkan Waktu Diharapkan
Waktu Pesimis
Gambar 2.2 Kerangka Pikir