TRAUMA MEDULLA SPINALIS M. Idris Ibnu Ikhsan, Happy Handaruwati
A. Pendahuluan
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang terhubung ke susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis yang dibentuk oleh tulang vertebra. Ketika terjadi kerusakan pada medula spinalis, masukan sensoris, gerakan dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi involunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali. Ketika gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula spinalis. Trauma medula spinalis adalah cedera pada tulang belakang baik langsung maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan atau kematian.1
Trauma medulla spinalis yang merupakan komplikasi dari trauma pada tulang belakang, adalah kejadian yang tidak jarang kita jumpai di poliklinik maupun bangsal neurologi. Trauma medulla spinalis merupakan 75% penyebab dari paraplegia , yang kita jumpai di bagian neurologi.
Penyebab trauma antara lain : jatuh dari pohon, jatuh dari tebing, kecelakaan lalu-lintas, terjun ke dalam air yang dangkal, luka tembak dan sebagainya.1
B. Epidemiologi
Trauma medulla spinalis adalah masalah kesehatan mayor yang mempengaruhi 150.000 orang di Amerika Serikat, dengan perkiraan 10.000
Pada usia 45-an fraktur banyak terjadi pada pria di bandingkan pada wanita karena olahraga, pekerjaan, dan kecelakaan bermotor. Tetapi belakangan ini wanita lebih banyak dibandingkan pria karena faktor osteoporosis yang di asosiasikan dengan perubahan hormonal (menopause). 1
C. Anatomi Medula Spinalis dan Dermatom
Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat.
Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1. Medula spinalis terletak di canalis vertebralis, dan dibungkus oleh tiga meninges yaitu duramater, arakhnoid dan piamater. Syaraf Spinal dilindungi oleh tulang vertebra, ligament, meningen spinal dan juga cairan LCS (liquor cerebro spinal). LCS mengelilingi medulla spinalis di dalam ruang subarachnoid. Bagian superior dimulai dari bagian foramen magnum pada tengkorak, tempat bergabungnya dengan medulla oblongata. Medula spinalis berakhir di inferior di region lumbal. Dibawah medulla spinalis menipis menjadi konus medularis dari ujungnya yang merupakan lanjutan piamater, yaitu fillum terminale yang berjalan kebawah dan melekat dibagian belakang os coccygea. Akar syaraf lumbal dan sakral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap
Gambar 1. Anatomi Medula spinalis2
Disepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang saraf spinal melalui radix anterior atau radix motorik dan radix posterior atau radix sensorik.
Masing-masing radix melekat pada medulla spinalis melalui fila radikularia yang membentang disepanjang segmen-segmen medulla spinalis yang sesuai. Masing-masing radix saraf memiliki sebuah ganglion radix posterior, yaitu sel-sel yang membentuk serabut saraf pusat dan tepi.
31 pasang saraf spinal diantaranya yaitu : 2-4 a. 8 pasang syaraf servikal,
b. 12 pasang syaraf torakal, c. 5 pasang syaraf lumbal, d. 5 pasang syaraf sakral dan e. 1 pasang syaraf koksigeal.
Gambar 2. 31 pasang saraf spinal.2
Struktur medulla spinalis terdiri dari substansi abu abu (substansia grisea) yang dikelilingi substansia putih (substansia alba). Pada potongan melintang, substansia grisea terlihat seperti hurup H dengan kolumna atau
akson terminal dari neuron. Bagian Posterior sebagai input atau afferent, anterior sebagai Output atau efferent, comissura grisea untuk refleks silang dan substansi alba merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin. Fungsi medula spinalis :2-4
a. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.
b. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai, Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh.
Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau visceral.
c. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum.
d. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
Fungsi lengkung refleks : 2-4 a. Reseptor: penerima rangsang.
b. Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks).
d. Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor.
Bila sel efektornya berupa otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf atau penggerak).
e. Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.
D. Dermatom
Berkaitan dengan masukan sensorik, setiap daerah spesifik di tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinal tertentu yang disebut area dermatom. Saraf spinal juga membawa serat-serat yang bercabang untuk mempersarafi organ-organ dalam, dan kadang-kadang nyeri yang berasal dari salah satu organ tersebut dialihkan ke dermatom yang dipersarafi oleh saraf spinal yang sama.5
Gambar 4. Standard Neurological Clasification of Spinal Cord Injury5
E. Etiologi
Penyebab penyakit medulla spinalis baik intrinsic ataupun ekstrinsik6
Diturunkan
Paraplegia spastic herediter Congenital
Disrafisme
Malformasi Arnold-chairi Trauma
Fraktur atau dislokasi vertebra Prostrusi diskus
Infeksi
Abses epidural
Abses tuberculosis dan penyakit pott vertebra Sifilis
HIV
Paraparesis spastic tropis Inflamasi
Sklerosis multiple
Mielitis transversa pasca infeksi virus Sarkoidosis
Spondilitis Neoplasma
Metastasis vertebra yang menekan medulla spinalis Tumor instrinsik benigna- neurofibroma-meningioma Tumor medulla spinalis ekstrinsik-ependioma, glioma Metabolic
Degenerasi campuran subakut Kompresi akibat paget
Grade A Hilangnya seluruh fungsi morotik dan sensorik dibawah tingkat lesi
Grade B Hilangnya seluruh fungsi motorik
dan sebagian fungsi sensorik di bawah tingkat lesi.
Grade C Fungsi motorik intak tetapi dengan
kekuatan di bawah 3.
Grade D Fungsi motorik intak dengan
kekuatan motorik di atas atau sama dengan 3.
Grade E Fungsi motorik dan sensorik
normal.
Penilaian terhadap gangguan motorik dan sensorik dipergunakan Frankel Score.5,7
Frankel Score A kehilangan fingsi motorik dan sensorik lengkap
(complete loss).
Frankel Score B Fungsi motorik hilang, fungsi sensorik utuh.
Frankel Score C Fungsi motorik ada tetapi secara praktis tidak berguna (dapat menggerakkan tungkai tetapi tidak dapat berjalan).
Frankel Score D Fungsi motorik terganggu (dapat berjalan tetapi tidak dengan normal ”gait”).
Frankel Score E Tidak terdapat gangguan neurologik.
G. Skala kerusakan berdasarkanAmerican spinal injury association/International medical society of Paraplegia (IMSOP)5
Grade Tipe Gangguan spinalis ASA/IMS
A Komplit Tidak ada fungsi sensorik dan motorik sampai S4-5
B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik ta
fungsi motorik terganggu sampai segmen sacral S4-5
C Inkomplit Fungsi motoik terganggu
dibawah level, tapi otot-otot motorik utama masih punya kekuatan < 3
D Inkomplit Fungsi motorik terganggu
dibawah level, otot-otot motor utamanya punya kekuatan > 3
E Normal Fungsi sensorik dan motorik
normal Sedangkan lesi pada medula spinalis menurut ASIA resived 2000, terbagi atas :5
a. Paraplegi : Suatu gangguan atau hilangnya fungsi motorik atau dan sensorik karena kerusakan pada segment thoraco-lumbo-sacral.
b. Quadriplegi : Suatu gangguan atau hilangnya fungsi motorik atau dan sensorik karena kerusakan pada segment cervikal.