• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT YANG TELAH BERKELUARGA TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT YANG TELAH BERKELUARGA TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT YANG TELAH BERKELUARGA TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN

PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA SADAR GIZI Robert purba

ABSTRAK

Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti

“makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”. Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ, serta menghasilkan energi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik.

Dengan pendekatan desain cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.

Menggunakan analisis bivariat dengan uji chi – square.jumlah populasi sebanyak 270 kepala keluarga dan jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode acak sistemis (systemic random sampling).

Berdasarkan penelitian variabel pengetahuan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 13 responden (43,3%). Berdasarkan variabel sikap mayoritas memiliki sikap cukup sebanyak 14 responden (46,7%) dan berdasarkan variabel pendidikan mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 11 responden (36,7) dan berdasarkan variabel jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 responden (53,3%) dan berdasarkan pelaksanaan keluarga sadar gizi mayoritas tidak dilaksanakan sebanyak 19 responden (63,3%). Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, pendidikan, dan jenis kelamin dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi dimana uji chi-square 𝑥2hitung > 𝑥2tabel.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada masyarakat agar lebih menjaga pola hidup sehat dan agar ikut serta dalam pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

Kata Kunci : Gizi, pengetahuan, sikap, pendidikan, jenis kelamin, keluarga sadar gizi,

Daftar Pustaka : 15 buku bacaan ( 2009 – 2013)

LATAR BELAKANG Masalah Gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Masalah Gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan, pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus tertentu, seperti dalam keadaan krisis seperti bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis ekonomi, masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga yaitu

ketidakmampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin.

(Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi.

Jakarta : EGC)

Setiap tahun, dunia selalu defisit cadangan pangan utama. Salah satunya beras. Pertumbuhan penduduk dan kondisi cuaca yang semakin ekstrem sebagai dampak dari perubahan iklim, membuat angka kekurangan gizi penduduk dunia masih sangat tinggi.

Kondisi dunia saat ini, dimana internet dan sosial media merajalela lewat puluhan jenis gadget canggih terkini, ternyata masih terdapat 870 juta orang yang masih mengalami kekurangan gizi.

Angka ini kira-kira sama dengan satu

(2)

dari delapan penduduk dunia masih jauh dari kondisi sehat. Hal ini terungkap dalam laporan terkini PBB. Secara keseluruhan, dunia berharap bisa menekan angka kelaparan hingga 11,6%

di tahun 2015, sebagai salah satu Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development Goals (MDG).

Namun para ahli mengatakan, hal ini mungkin akan sulit untuk dicapai, terutama mengingat pertumbuhan penduduk dunia yang terus terjadi dan meningkatnya berbagai peristiwa cuaca

ekstrem seperti

kekeringan dan banjir, dimana hal itu ter kait langsung dengan perubahan iklim.

Menurut data Riskesdas pada tahun 2010, 17.9% masyarakat di Indonesia berstatus penderita gizi kurang dan gizi buruk (menurun dari 31.0% pada tahun 1990) namun di saat yang sama, 14.0% balita di Indonesia berstatus obesitas / gizi lebih (meningkat dari tahun 2007 yang sebesar 12.2%).

Bukan hanya balita, 26.9% dari

perempuan dewasa dan

16.3% laki laki dewasa berstatus gizi leb ih/ obesitas).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara, sepanjang tahun 2012 sebanyak 746 kasus gizi buruk di Sumut. Dari jumlah itu ada 372 kasus yang akan diberi dana pendampingan sebesar Rp400 ribu per anak yang mendapatkan perawatan di puskesmas atau di rumah sakit.

Dinas Kesehatan Kota Medan sepanjang tahun 2014 telah menurunkan kasus gizi buruk dari 101 menjadi 65.

Penurunan kasus gizi buruk hingga 64,35 persen ini dicapai hanya dalam waktu tiga bulan.Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan drg. Hj Usma Polita Nasution MKes menyebutkan, berdasarkan data jumlah penderita gizi

kurang di

Kota Medan sebanyak 927 kasus, termas uk 65 kasus gizi buruk. Jumlah

penderita gizi kurang ini turun dari tahu n sebelumnya yang lebih dari

1.000 kasus.

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Pada

Tahun 2013 Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki jumlah penduduk laki laki sebanyak 95.457 jiwa dan perempuan 98.168 jiwa. Kabupaten Humbang Hasundutan prevalensi penduduk yang gizi lebih 0,45 %, gizi baik 98,9 %, gizi kurang 0,55% dan gizi buruk 0,55 %. (profil Humbang Hasundutan, 2013).

Data dari Kepala Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Tahun 2015 Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki jumlah Wanita Usia Subur sebanyak 271 orang (WUS) dan jumlah Pria Usia Subur (PUS) sebanyak 120 orang sedangkan jumlah balita sebanyak 116 orang dengan prevalensi gizi kurang sebanyak 1.06 % orang gizi baik 97%

dan gizi lebih sebanyak 1,94 %.

Tingkat sadar gizi keluarga merupakan ukuran keberhasilan program kadarzi. Diharapkan dengan adanya

program kadarzi dapat

meningkatkan kesadaran gizi Keluarga.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dilihat dari minimal 5 Indikator yang dapat mudah dilaksanakan keluarga yaitu :

1. Menimbang berat badan 2. Memberi asi ekslusif, 3. Makan beraneka ragam, 4. menggunakan garam beryodium,

5. Dan minum suplemen gizi (tablet tambah darah, vitamin kapsul)

Keseriusan Program

melaksanakan Perbaikan gizi Menuju Kadarzi ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 747 / MENKES / SK / VI / 2007 Tanggal 21 juni 2007 Tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa Siaga.

Adapun defenisi dari gizi menurut Supariasa, dkk, 2002 adalah makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi

(3)

normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Kurang Gizi pada anak-anak, khususnya kekurangan kalori

protein dalam jangka

waktu yang cukup lama dapat menyebab kan marasmus, khususnya usia

di bawah 1 tahun.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi didominasi oleh masalah Gizi Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan masalah kurang Vitamin A (KVA). Disamping itu diduga ada masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi zink yang sampai saat ini belum terungkapkan karena adanya keterbatasan Iptek Gizi. (Supariasa,

Bakri, Bachyar. &

Fajar, Ibnu. 2012. Penilaian Status Gizi.

Jakarta: EGC.)

Gambaran perilaku gizi yang belum baik dan ditunjukkan dengan masih rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh masyarakat seperti :

1. Saat ini baru sekitar 50% anak balita yang di bawa ke Posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan.

2. Bayi dan balita yang telah mendapat kapsul vitamin A baru mencapai 74%.

3. Ibu hamil yang

mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) baru mencapai 60%.

4. Masih rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif yang baru mencapai 39%.

5. Sekitar 28% rumah tangga belum menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat dan pola makan yang belum beraneka ragam.

Pengambilan keputusan bidang pa ngan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat keluarga karena :

1) Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga.

2) Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak

semata-mata

disebabkan diposkan oleh

kemiskinan dan

ketidaktersediaan pangan.

3) Kebersamaan antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan.

PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan penelitian yaitu :

“Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pelaksanaan program Keluarga Sadar Gizi.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pelaksanaan program Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan masyarakatan dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

2) Untuk mengetahui apakah ada hubungan sikap masyarakatan dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

3) Untuk mengetahui apakah ada hubungan pendidikan masyarakatan dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

4) Untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis kelamin masyarakatan dengan pelaksanaan program keluarga sadar giz.

MANFAAT PENELITIAN Bagi Masyarakat Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat tentang pentingnya sadar gizi dan sebagai masukan informasi tentang peningkatan status gizi.

(4)

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang memuat struktur dan strategi untuk menjawab masalah penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk Deskriptif Analitik dengan menggunakan desain cross sectional dimana variabel bebas dan terikat diteliti secara bersamaan dan sekaligus. Yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang keluarga sadar gizi.

Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan. Lokasi ini dipilih karena terdapat sampel yang dibutuhkan yaitu responden yang sudah berkeluarga dengan usia dan di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang sama.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei - Juni tahun 2015

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Hidayat, & Aziz, Imul.

2011. Metode Penelitian Kabidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika).

Populasi dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas apabila dalam jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut terbatas atau dapat dihitung.

Sedangkan bersifat tidak terbatas berarti tidak dapat ditentukan jumlah individu atau objek dalam populasi tersebut.

(Hidayat, & Imul, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kabidanan Dan Teknik

Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sudah berkeluarga di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 yaitu sebanyak 270 KK.

Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Hidayat, Imul, Aziz. 2011.

Metode Penelitian Kabidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika). Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang telah berkeluarga di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja yang berjumlah 30 orang atau 30 KK. Cara pengambilan sampel ini yaitu dengan metode acak sistemis (systemic random sampling ) yaitu dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sample yang diinginkan, hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak atau satu sampai dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang di inginkan, hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut ( Notoadmojo, 2010) .

Rumus : N : n = I

Keterangan : N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel yang diinginkan

I = Interval Maka Sampel = 270 : 30 = 9

Maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap elemen yang mempunyai nomor kelipatan 9 sampai mencapai jumlah 30 anggota sampel.

(5)

JENIS DAN TEHNIK PENGUMPULAN Jenis Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari responden berdasarkan pengisian kuesioner. Prosesnya adalah peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner tersebut kemudian peneliti memberikan kesempatan kepada responden untuk mengisinya.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah diterima peneliti dari masyarakat Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Tahun 2015.

Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan mengunjungi responden dilakukan dengan cara mengisi kuesioner.

Variabel Menurut FN Kerlinger yang dikutip Suharsimi Arikunto, adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua yakni yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, sebagai contoh, variabel kuantitatif adalah variabel berat badan, umur, tinggi badan, sedangkan variabel kualitatif diantaranya persepsi, respon, sikap, dan lain-lain.(Hidayat, &

Imul, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika).

Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan dan sikap, variabel independen antara lain:

1. Pengetahuan masyarakat tentang keluarga sadar gizi.

a. Baik :Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan `

skor 8-10.

b. Cukup :Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan skor 5-7.

c. Kurang :Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan skor < 4

2. Sikap masyarakat tentang keluarga sadar gizi:

a. Baik : Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan skor 8-10.

b. Cukup : Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan skor 5-7.

c. Kurang : Jika responden dapat menjawab pernyataan dengan skor < 4.

3. Pendidikan masyarakat :

a. SD : Jika saat dilakukan penelitian, jenjang pendidikan responden terakhir adalah SD b. SMP : Jika saat dilakukan

penelitian, jenjang pendidikan terakhir responden adalah SMP a. SMA : Jika saat dilakukan

penelitian, jenjang pendidikan terakhir responden adalah SMA.

b. PT : Jika saat dilakukan penelitian, jenjang pendidikan terakhir responden adalah DIII, SI.

4. Jenis kelamin masyarakat Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel efek, hasil, outcome, atau event. (Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika).

Pelaksanaan masyarakat tentang keluarga sadar gizi.

a. Dilaksanakan :Bila responden melaksanakan program keluarga sadar gizi.

b. Tidak dilaksanakan :Bila responden tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan petangkat lunak komputer. Data yang telah terkumpul,

(6)

diolah dan di distribusikan melalui proses editing, coding dan tabulating.

1. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah dikumpulkan bila terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data maka akan diperbaiki dengan pendataan ulang.

2. Coding

Pengolahan data dengan cara memberi kode pada setiap jawaban responden yang telah diisi.

3. Tabulating

Proses pemasukan data atau menyusun data kedalam bentuk tabel yang telah terkumpul diolah menggunakan komputer dan akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi untuk mempermudah analisa data serta pengambilan keputusan.

a. Analisa Univariat

Menyederhanakan atau

memudahkan interpretasi data kedalam bentuk penyajian baik tekstular maupun tabular menurut variabel yang diteliti, analisa unuvariat dilakukan untuk memperoleh disribusi frekuensi dari setiap variabel yang akan diteliti.

b. Analisa Bivariat

Adalah setelah diketahui variabel, maka dilakukan analisa lebih lanjut berupa analisa bivariat, data yang didapat dari kedua variabel merupakan data kateforite, maka uji statistik menggunakan uji chi-square yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pelaksanaan program

keluarga sadar gizi.

Uji Hipotesa

Untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen maka diajukan uji statistik chi-square. Untuk pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan perbandingan chi-sguare dengan menggunakan uji hitung dan uji tabel sebagai berikut:

a. Jika chi-square hitung lebih besar dari pada chi-square tabel maka HO ditolak, Ha diterima berarti ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pelaksanaan keluarga sadar gizi.

b. Jika chi-square hitung lebih kecil dari pada chi-square tabel maka HO diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pelaksanaan keluarga sadar gizi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menggambarkan penyajian data

dari beberapa variabel dalam bentuk distribusi frekuensi, meliputi distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan, sikap, dan pendidikan responden tentang keluarga sadar gizi dengan pelaksanaan keluarga sadar gizi Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap, Pendidikan,Jenis Kelamin Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Dengan Pelaksanaan Program Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden yaitu berpengetahuan baik 7 responden (23,3%), berpengetahuan cukup yaitu 13 responden (43,3%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 responden (33,3%)

Berdasarkan sikap responden mempunyai sikap baik 7 responden (23,3%) sikap cukup yaitu 14 responden (46,7%) dan mempunyai sikap kurang yaitu 9 responden (30,0 %)

Berdasarkan pendidikan responden yang tamatan SD sebanyak

(7)

9 responden (30%), pendidikan responden tamatan SMP yaitu 11 responden (36,7%), pendidikan responden tamatan SMA 7 responden (23,3%) dan responden tamatan Perguruan Tinggi yaitu 3 responden (10%).

Berdasarkan jenis kelamin responden berjenis kelamin perempuan 16 responden (53,3%) dan berjenis kelamin laki – laki 14 responden (46,7%)

Berdasarkan pelaksanaan responden yaitu tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi yaitu 19 responden ( 63,3%) dan melaksanakan program keluarga sadar gizi 11 responden (36,7%).

Analisa BivariatAnalisa bivariat adalah setelah diketahui variabel, maka

dilakukan analisa lebih lanjut berupa analisa bivariat, data yang didapat dari kedua variabel merupakan data kategori, maka uji statistik menggunakan chi- square yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang keluarga sadar gizi dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Hasil dari pengumpulan data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden melalui penelitian dengan menggunakan data primer tentang Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi

Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Responden Yang Telah Berkeluarga Tentang Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 7 responden berpengetahuan baik mayoritas 6 responden (85,7%) yang melaksanakan program keluarga sadar gizi dan ada 1 responden (14,3%) yang tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi. Dari 13 responden yang berpengetahuan cukup mayoritas 12 responden (92,3%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi dan ada 1 responden (7,7%) melaksanakan program keluarga sadar gizi sementara dari 10 responden yang berpengetahuan kurang 6 responden (60%) tidak

melaksanakan program keluarga sadar gizi dan 4 responden (40%) melaksanakan program keluarga sadar gizi .

Hasil analisa bivariat dari tabel 4.2 diatas maka diperoleh perbandingan chi – square hitung dengan chi – square tabel, dimana diketahui bahwa 𝑥2 hitung 11,999 sedangkan 𝑥2 tabel 5,591 dengan df = 2 dan α = 0,05.

Kesimpulan dari tabel diatas berdasarkan perbandingan chi square hitung dengan chi-square tabel diketahui bahwa 𝑥2 hitung > dari 𝑥2 tabel , 11,999

> 5,591 maka Ho ditolak dan Ha Keluarga Sadar Gizi

Pengetahuan Dilaksanakan Tidak dilaksanakan

Total d

f

n % n % N %

Baik 6 85,7 1 14,3 7 100 2 11,999

Cukup 1 7,7 12 92,3 13 100

Kurang 4 40,0 6 60 10 100

(8)

diterima sehingga ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Sikap Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Hasil dari pengumpulan data dikumpulkan melalui kuesioner yang

dibagikan kepada responden melalui penelitian dengan menggunakan data primer tentang Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Hubungan Sikap Responden Yang Telah Berkeluarga Tentang Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015

Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa dari 7 responden yang mempunyai sikap baik 5 responden (71,4%) melaksanakan program keluarga sadar gizi dan sebanyak 2 responden (28,6%) tidak melaksanakan program sadar gizi. Dari 14 responden yang mempunyai sikap cukup 8 responden (57,1%) melaksanakan program keluarga sadar gizi dan 6 responden (42,9%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi. Dari 9 responden yang mempunyai sikap kurang semua responden tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Hasil analisa bivariat dari tabel 4.3 diatas maka diperoleh perbandingan chi – square hitung dengan chi – square tabel, dimana diketahui bahwa 𝑥2 hitung

9,084 sedangkan 𝑥2 tabel 5,591 dengan df = 2 dan α = 0,05.

Kesimpula n dari tabel diatas berdasarkan perbandingan chi square hitung dengan chi-square tabel diketahui bahwa 𝑥2 hitung > dari 𝑥2 tabel , 9,084 > 5,591 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

ktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4. Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Keluarga Sadar Gizi No Pendidikan Dilaksankan Tidak

Keluarga Sadar Gizi No Sikap Dilaksanakan Tidak

Dilaksanakan

Total df 𝑥2 Hitung

n % N % N % 2 9,084

1 Baik 5 71,4 2 28,6 7 100

2 Cukup 6 42,9 8 57,1 14 100

3 Kurang 0 9 100 9 100

(9)

dilaksanakan

n % n % N % df 𝑥2 hitung

1 SD 1 11,1 8 889 9 100 3 18,566

2 SMP 1 9,1 10 90,9 11 100

3 SMA 6 85,7 1 14,3 7 100

4 PT 3 100 0 0 3 100

Pada tabel 4. dapat dilihat bahwa dari 9 responden yang tingkat pendidikannya SD mayoritas 8 responden (88,9%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi dan ada 1 responden(11,1%) melaksanakan program keluarga sadar gizi , dari 11 responden yang tingkat pendidikannya SMP mayoritas 10 responden (90,9%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi dan ada 1 responden (9,1%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi, dari 7 responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA mayoritas 6 responden (85,7%) melaksanakan program keluarga sadar gizi dan ada 1 responden melaksanakan program keluarga sadar gizi dan dari 3 responden yang tingkat pendidikannya perguruan tinggi seluruhnya melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Hasil analisa bivariat dari tabel 4.4 diatas maka diperoleh perbandingan chi – square hitung dengan chi – square tabel, dimana diketahui bahwa 𝑥2 hitung 18,566 sedangkan 𝑥2 tabel 7,815 dengan df = 3 dan α = 0,05.

Kesimpulan dari tabel diatas berdasarkan perbandingan chi square hitung dengan chi-square tabel diketahui bahwa 𝑥2 hitung > dari 𝑥2 tabel , 18,566

> 7,815 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Jenis Kelamin Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Hasil dari pengumpulan data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden melalui penelitian dengan menggunakan data primer tentang Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5 Hubungan Jenis Kelamin Responden Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Program Keluarga Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa dari 16 responden berjenis kelamin perempuan 9 responden (56,3%) melaksanakan program keluarga sadar gizi dan 7 responden (43,87%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Dan dari 14 responden yang berjenis kelamin laki – laki mayoritas 12 responden (85,7%) tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi dan sebanyak 2 responden (14,3%)

melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Hasil analisa bivariat dari tabel 4.5 diatas maka diperoleh perbandingan chi – square hitung dengan chi – square tabel, dimana diketahui bahwa 𝑥2 hitung 5,622 sedangkan 𝑥2 tabel 3,481 dengan df = 1 dan α = 0,05.

Kesimpulan dari tabel diatas berdasarkan perbandingan chi square hitung dengan chi-square tabel diketahui bahwa 𝑥2 hitung > dari 𝑥2 tabel , 18,566

> 7,815 maka Ho ditolak dan Ha

(10)

diterima sehingga ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 11,999 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”.

Dari 7 responden yang berpengetahuan baik 1 responden tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi karena responden beranggapan bahwa program keluarga sadar gizi hanya untuk mereka yang mempunyai status ekonomi tinggi. Dari responden yang berpengetahuan cukup yang tidak melaksanakan sebanyak 13 orang orang disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui adanya program keluarga sadar gizi dan apa manfaat program kelurga sadar gizi dan yang melaksanakan 1 orang karena dia melakukannya dari apa yang didapatnya dari pengalamannya sendiri. Dari 10 responden yang berpengetahuan kurang 6 orang tidak melaksanakan keluarga sadar gizi hal ini disebabkan mereka tidak mengetahui tentang program keluarga sadar gizi dan bagaimana pengaplikasiannya dal dirinya sendiri

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap mutu objek tertentu. Penginderaan,

pendengaran, pendidikan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut mempunyai objek kajian, metode pendekatan, disusun secara sistematis, bersifat universal .

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat yang baik akan menunjang masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Sikap Masyarakat Telah Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 9,084 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Sikap Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa 7 responden yang memiliki sikap baik yang tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi sebanyak 2 orang hal ini disebabkan karena masyarakat tersebut tidak mengetahui bahwa betapa pentingnya pelaksanaan program keluarga sadar gizi dalam peningkatan status gizi keluarga dan tidak mengerti manfaat program keluarga sadar gizi

Dari 14 responden yang memiliki sikap cukup yang tidak melaksanakan sebanyak 8 orang hal ini disebabkan bahwa masyarakat tersebut tidak mengetahui adanya program keluarga sadar gizi dan tidak ada niat untuk melakukan program keluarga sadar gizi tersebut.

(11)

Dari 9 responden yang memiliki sikap kurang keseluruhannya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini disebabkan karena masyarakat tersebut tidak mengerti manfaat keluarga sadar gizi tersebut.

Menurut Notoatmodjo sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju- tidak setuju, baik- tidak baik dan sebagainya). Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu dalam kehidupan bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat yang baik akan menunjang keberhasilan pelaksanaan keluarga sadar gizi.

Hubungan Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 18,566 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”

Dari 9 responden yang tingkat pendidikannya SD 8 orang diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan wawasan masyarakat yang minim sehingga tidak mengetahui pelaksanaan keluarga sadar gizi namun ada 1 responden yang melaksanakannya hal ini dikarenakan dia melihat dari pengalaman hidup

orang lain dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Diantara 11 responden yang tingkat pendidikannya SMP 10 diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi karena dia tidak ada niat untuk melakukannya dan tidak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Dari 7 responden yang tingkat pendidikannya SMA 1 diantaranya tidak melaksanakannya karenadia tidak mau tahu tentang apa yang terjadi di sekelilingnya sehingga dia tidak melaksanakannya.

Dari 3 responden yang tingkat pendidikannya Perguruan Tinggi keseluruhannya melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini disebabkan karena mereka mengetahui dan mau melaksanakannya di kehidupannya.

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Hal ini sesuai dengan pendapat notoadmodjo yang mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi kualitas hidup manusia.

Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi dimana semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin tinggi juga wawasan masyarakat dan semakin mengetahui manfaat program keluarga sadar gizi dan juga mau mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Hubungan Jenis Kelamin masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

(12)

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 5,622 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Jenis Kelamin Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”

Dari 16 responden perempuan 7 diantaranya tidak melaksanakan hal ini disebabkan oleh karena berbagai faktor salah satunya faktor ekonomi para wanita cenderung lebih memikirkan bahwa uang lebih penting digunakan untuk kepentingan lain daripada untuk memenuhi kebutuhan gizi dirinya sendiri. Dari 14 responden laki- laki 12 diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini terjadi karena laki – laki biasanya lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dibanding perempuan sehingga banyak laki – laki yang tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi akibat tidak dapat menahan diri atau melihat temannya melakukan tindakan yang tidak bagus bagi kesehatan diri sendiri seperti misalnya merokok atau minum – minuman keras.

Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan anatara jenis kelamin dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi dimana perempuan lebih cenderung menjaga pola hidup sehat dibanding laki – laki.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 11,999 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga ada “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”.

Dari 7 responden yang berpengetahuan baik 1 responden tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi karena responden beranggapan bahwa program keluarga sadar gizi hanya untuk mereka yang mempunyai status ekonomi tinggi. Dari responden yang berpengetahuan cukup yang tidak melaksanakan sebanyak 13 orang orang disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui adanya program keluarga sadar gizi dan apa manfaat program kelurga sadar gizi dan yang melaksanakan 1 orang karena dia melakukannya dari apa yang didapatnya dari pengalamannya sendiri. Dari 10 responden yang berpengetahuan kurang 6 orang tidak melaksanakan keluarga sadar gizi hal ini disebabkan mereka tidak mengetahui tentang program keluarga sadar gizi dan bagaimana pengaplikasiannya dal dirinya sendiri

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap mutu objek tertentu. Penginderaan, pendengaran, pendidikan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dapat berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut mempunyai objek kajian, metode pendekatan, disusun secara sistematis, bersifat universal .

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat yang baik akan menunjang masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program keluarga sadar gizi.

Hubungan Sikap Masyarakat Telah Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi

(13)

Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 9,084 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Sikap Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”.

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa 7 responden yang memiliki sikap baik yang tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi sebanyak 2 orang hal ini disebabkan karena masyarakat tersebut tidak mengetahui bahwa betapa pentingnya pelaksanaan program keluarga sadar gizi dalam peningkatan status gizi keluarga dan tidak mengerti manfaat program keluarga sadar gizi.

Dari 14 responden yang memiliki sikap cukup yang tidak melaksanakan sebanyak 8 orang hal ini disebabkan bahwa masyarakat tersebut tidak mengetahui adanya program keluarga sadar gizi dan tidak ada niat untuk melakukan program keluarga sadar gizi tersebut.

Dari 9 responden yang memiliki sikap kurang keseluruhannya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini disebabkan karena masyarakat tersebut tidak mengerti manfaat keluarga sadar gizi tersebut.

Menurut Notoatmodjo sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju- tidak setuju, baik- tidak baik dan sebagainya). Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu dalam kehidupan bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat yang baik akan menunjang keberhasilan pelaksanaan keluarga sadar gizi.

Hubungan Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 18,566 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Pendidikan Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”

Dari 9 responden yang tingkat pendidikannya SD 8 orang diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan wawasan masyarakat yang minim sehingga tidak mengetahui pelaksanaan keluarga sadar gizi namun ada 1 responden yang melaksanakannya hal ini dikarenakan dia melihat dari pengalaman hidup orang lain dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Diantara 11 responden yang tingkat pendidikannya SMP 10 diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi karena dia tidak ada niat untuk melakukannya dan tidak mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Dari 7 responden yang tingkat pendidikannya SMA 1 diantaranya tidak melaksanakannya karenadia tidak mau tahu tentang apa yang terjadi di sekelilingnya sehingga dia tidak melaksanakannya.

Dari 3 responden yang tingkat pendidikannya Perguruan Tinggi keseluruhannya melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini disebabkan

(14)

karena mereka mengetahui dan mau melaksanakannya di kehidupannya.

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Hal ini sesuai dengan pendapat notoadmodjo yang mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi kualitas hidup manusia.

Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan tingkat pendidikan masyarakat dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi dimana semakin tinggi tingkat pendidikannya maka semakin tinggi juga wawasan masyarakat dan semakin mengetahui manfaat program keluarga sadar gizi dan juga mau mengaplikasikannya dalam kehidupannya.

Hubungan Jenis Kelamin masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan uji chi-square di dapatkan hasil diperoleh perbandingan 𝑥2 hitung > 𝑥2 tabel ( 5,622 > 5,591 ), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada ”Hubungan Jenis Kelamin Masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Dengan Pelaksanaan Keluarga Sadar Gizi Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”

Dari 16 responden perempuan 7 diantaranya tidak melaksanakan hal ini disebabkan oleh karena berbagai faktor salah satunya faktor ekonomi para wanita cenderung lebih memikirkan bahwa uang lebih penting digunakan untuk kepentingan lain daripada untuk

memenuhi kebutuhan gizi dirinya sendiri. Dari 14 responden laki- laki 12 diantaranya tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi hal ini terjadi karena laki – laki biasanya lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dibanding perempuan sehingga banyak laki – laki yang tidak melaksanakan program keluarga sadar gizi akibat tidak dapat menahan diri atau melihat temannya melakukan tindakan yang tidak bagus bagi kesehatan diri sendiri seperti misalnya merokok atau minum – minuman keras.

Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan anatara jenis kelamin dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi dimana perempuan lebih cenderung menjaga pola hidup sehat dibanding laki – laki.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat yang telah berkeluarga tentang keluarga sadar gizi dengan pelaksanaan program keluarga sadar gizi di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Tahun 2015, pada 30 orang yang telah berkeluarga maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan pengetahuan masyarakat yang telah berkeluarga dengan pelaksanaan keluarga sadar gizi Di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Ada hubungan sikap masyarakat yang telah berkeluarga dengan pelaksanaan keluarga sadar gizi di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Ada hubungan pendidikan masyarakat yang telah berkeluarga dengan pelaksanaan keluarga sadar gizi di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan.

(15)

4. Ada hubungan jenis kelamin masyarakat yang telah berkeluarga dengan pelaksanaan keluarga sadar gizi di Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan

SARAN

Berdasarkan hasil

penelitian,yang telah dilakukan tentang

”Hubungan Pengetahuan dan sikap masyarakat Yang Telah Berkeluarga Tentang Keluarga Sadar Gizi Dengan Pelaksanaan Program Keluarga Sadar Gizi Berdasarkan Pengetahuan Di Desa Marbun Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.” peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada masyarakat Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan, agar meningkatkan pengetahuan khususnya tentang program keluarga sadar gizi yaitu dengan melaksanakan program keluarga sadar gizi tersebut dikehidupan mereka sehari – hari.

2. Diharapkan kepada Kepala Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan untuk membantu masyarakat dalam peningkatan statas gizi masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Diharapkan kepada petugas kesehatan wilayah kerja Desa Marbun Toruan Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan agar lebih memberikan penyuluhan atau promosi tentang keluarga sadar gizi khususnya kepada masyarakat yang memiliki masalah gizi.

4. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti dan mempertimbangkan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program keluarga sadar gizi selain faktor, pengetahuan,

sikap, dan pendidikan dan jenis kelamin.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Aziz. A. Alimul Hidayat, 2011.

Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Boediman, Dradjat. 2009. Sehat Bersama Gizi. Jakarta : Sagung Seto.

Data Riskesdas Indonesia 2010.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012.

I Dewa Nyoman, & Supariasa, 2012. Penilaian Status Gizi . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

MB, Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.

Mongabay. 2012.”Laporan Pbb Mengenai Data Penduduk Dunia Kurang Gizi” diakses dari

http://www /2012/10/19/laporan -pbb-870-juta-penduduk-dunia-kurang- gizi-100juta diantaranya-balita/, pada tanggal 6 maret 2015.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.

Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Profil Dinas Kesehatan. 2013.

Kabupaten Humbang Hasundutan.

,Handoko.2009.Statistik

Kesehatan.Jogjakarta : Mitra Cendikia.

Siregar, Nova. 2014. Pedoman Bimbingan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Doloksanggul : Akademi Kesehatan Baru Doloksanggul.

Sulaiman, wahid.2002. Jalan Pintas menguasai SPSS 10. Yogyakarta:

Andi

.

(16)

.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

However, regulated usage prices to California residential customers already exceed the cost of electricity generation plus a plausible externality cost for carbon dioxide

Sehubungan dengan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah, ingin mengetengahkan motif hias pada pelipit bagian bawah dan atas,

Dengan adanya proses pemesinan yang lain , sebenarnya proses sekrap ini adalah proses yang paling tidak efisien (waktu yang diperlukan lama) dan kurang efektif (hanya untuk

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengungkapkan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP, sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran

Apabila semua aset dapat digunakan dengan baik dalam melakukan operasional perusahaan maka akan berpengaruh terhadap laba usaha dan tingkat likuiditas perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media boneka jari dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelompok B PAUD Al-Barokah Peningkatan keterampilan

a komputer, output berupa hasil pengolahan yang telah diproses dengan program komputer yang sesuai. Bentuk output komputer bias dalam bentuk cetakan, tampilan, gambar, damn suara.