• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Tuna Ganda

Tuna ganda adalah seseorang yang memiliki kerusakan, kekhususan dan ketidakmampuan dalam beberapa hal sekaligus. Sebagai contoh, anak yang tunarungu sekaligus tunanetra, anak tunadaksa sekaligus tuna wicara Pandji (2013:21). Tuna Ganda adalah (1) mereka memiliki ketunaan yang berat dan parah. (2) mereka membutuhkan program pendidikan dengan sumber yang lebih besar daripada program biasa (3) mereka memerlukan program dan focus pada keterampilan dalam fungsi kemandirian dan pemenuhan diri. Dollar dan Brooks (dalam snell, 1983).

Tuna ganda adalah anak yang kebutuhan dasar pendidikannya memerlukan pemantapan dan pengembangan keterampilan dasar dalam bidang social, bantu diri dan komunikasi yang merepresentasikan potensi anak untuk bertahan dalam dunianya. (Sontag, Smith dan Sailor (dalam Kirk Galagher.1986). Tuna ganda merupakan anak yang menderita dua / lebih kelainan dalam segi jasmani, keindraan, mental, social dan emosi sehingga untuk mencapai perkembangan kemampuan yang optimal diperlukan pelayanan khusus dalam pendidikan, medis dan sebagainya.

DNIKS dan BP3K (dalam Mangunsong, dkk. 1998).

Melalui berbagai definisi yang telah disebut di atas, dapat disimpulkan bahwa anak tuna ganda merupakan bagian dari kelompok anak berkebutuhan khusus yang biasa untuk mencapai perkembangan yang optimal.

(2)

a. Jenis Tunaganda dalam Penelitian ini

Pada penelitian ini, tunaganda yang dialami subyek adalah (a) tunadaksa dan low vision; (b) autis dan tuna grahita; (c) tuna daksa dan tuna wicara. Berikut dijelaskan kajian tentang masing-masing ketunaan yang dialami subyek penelitian.

1) Tuna daksa

a) Pengertian Tuna Daksa

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, (2016). Secara etimologis, gambaran seseorang yang diidentifikasi mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan

Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh (tuna daksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu layanan secara khusus Suroyo dan Kneedler dalam Efendi(2006).

Menurut Pandji, (2013:18). Tuna Daksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh beragam hal seperti di antaranya kelainan neuromuscular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit seperti infeksi di masa kehamilan, plasenta yang tidak mencukupi, kelahiran premature, cerebral palsy, trauma fisik, penyakit kronis serta faktor-faktor terkait lainnya yang dapat membahayakan setelah kelahiran.

(3)

b) Karakteristik Tuna Daksa

a) Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam

b) Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/sempurna/lebih kecil dari biasa

c) Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali, bergetar)

d) Terdapat cacat pada anggota gerak e) Anggota gerak layu, kaku, lemah/lumpuh ( Choiri dan Yusuf, 2009:14.)

c) Klasifikasi Tuna Daksa

Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan keturunan. Kerusakan tersebut meliputi: Club-foot (kaki seperti tongkat), Club hand (tangan seperti tongkat), Polydactylism (jari yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki), Syndactylism (jari-jari yang berselaput atau menempel satu dengan yang lainnya), Torticollis (gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka), Spina bifida (sebagian dari sumsum tulang belakang tidak tertutup).

Kerusakan pada waktu kelahiran. Kerusakan tersebut meliputi; Erb’s palsy (kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau tertarik waktu kelahiran), dan Fragilitas osium (tulang yang rapuh dan mudah patah)

Infeksi Kerusakan tersebut meliputi; Tuberculosis tulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku), Osteomyelitis (radang didalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri), Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan). Dan adapun kerusakan Pott’s disease (tuberculosis sumsum tulang belakang), Still’s disease (radang pada tulang yang menyebabkan kerusakan permanen pada tulang), dan Tuberculosis pada lutut atau pada sendi lain.

(4)

Kondisi traumatik atau kerusakan traumatik. Kerusakan tersebut meliputi; amputasi (anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan), kecelakaan akibat luka bakar, dan patah tulang.

Tumor. Kerusakan tersebut meliputi; Oxostosis (tumor tulang) dan Osteosis fibrosa cystica (kista atau kantang yang berisi cairan didalam tulang).

Kondisi-kondisi lainnya. Kerusakan tersebut meliputi;

Flatfeet (telapak kaki yang rata, tidak berteluk), Kyphosis (bagian belakang sumsum tulang belakang yang cekung), Lordosis (bagian muka sumsum tulang yang cekung). Dan kerusakan Perthe’s disease (sendi paha yang rusak atau mengalami kelainan), Rickets (tulang yang lunak karena nutrisi, menyebabkan kerusakan tulang dan sendi), Scilosis (tulang belakang yang berputar, bahu, dan paha yang miring). (Fatin, 2017)

d) Penyebab Tuna Daksa

Sebab-sebab yang timbul sebelum kelahiran; faktor keturunan, trauma dan infeksi pada waktu kehamilan, usia ibu yang sudah lanjut pada waktu melahirkan anak, pendarahan pada waktu kehamilan, dan keguguran yang dialami ibu.

Sebab-sebab yang timbul pada waktu kelahiran;

pengggunaan alat-alat pembantu kelahiran (seperti ting, tabung, vacuum, dan lain-lain) yang tidak lancar, penggunaan obat bius pada waktu kelahiran.

Sebab-sebab sesudah kelahiran; infeksi, trauma, tumor dan kondisi-kondisi lainnya. (Fatin, 2017)

e) Hambatan Tuna Daksa

a) Ringan, yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik, tetapi masih dapat ditingkatkan melalui terapi.

b) Sedang, yaitu memiliki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik.

(5)

c) Berat, yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.

( Pandji, 2013:18 ) f) Dampak Tuna Daksa

Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari lingkungan.

(Karyana, Widati. 2013) 2) Low Vision / tuna netra

a) Pengertian

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:9). Anak yang mengalami gangguan daya penglihatan sedemikian rupa, sehingga membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya.

Menurut Pandji, (2013:4). Setiap gangguan atau kelainan yang terjadi pada indera penglihatan seseorang sehingga mengalami kendala dalam beraktivitas dan buntutnya, merekapun memerlukan alat khusus yang dapat membantu penglihatan atau menggantikan fungsi matanya.

b) Karakteristik Low Vision

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).

(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.

(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.

(3) Keterbatasan dalam mobilitas.

c) Klasifikasi Low Vision

Menurut The International Classification of Disease, 9 th Revision, Clinical Modifiication (ICD-9-CM)

(1) Moderate visual impairment. Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi kurang dari 20/60 sampai 20/ Severe visual impairment. Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter

(6)

lapang pandangan adalah 20 0 atau kurang ( diameter terbesar dari isopter Goldmann adalah III4e, 3/100, objek putih)

(2) Profound visual impairment.Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau diameter lapang pandangan adalah 100 atau kurang.

(3) Near-total vision loss. Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi 20/1250 atau kurang.

(4) Total blindness. No light perception. (3,4,8,9,10) d) Penyebab Low Vision

Menurut Solider (2014),Low vision dapat terjadi pada setiap jenjang usia, dari bayi hingga lanjut usia, dari bayi hingga lanjut usia. Penyebab umum dari low vision, terutama dengan orang dewasa yang lebih tua, termasuk degenerasi macula, glaucoma, retinopati diabetic, dan katarak, serta karena penyakit langka stargrand. Pengobatan dan penanganan dini dapat lebih efektif dan memungkinkan orang mempertahankan penglihatan atau visi.Low vision juga bisa terjadi akibat tumor, infeksi, cedera, fibroplasias, retrolental, diabetes, gangguan pembuluh darah, atau miopi.Namun demikian low vision juga dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak-anak, dengan istilah lain kelainan congenital.Demikian pula dapat diakibatkan oleh virus rubella maupun diabetes yang diderita oleh ibunya saat mengandung, serta albino.

e) Hambatan Low Vision

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:10).

(1) Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.

(2) Keterbatasan dalam berinteraksi dalam lingkungan.

(3) Keterbatasan dalam mobilitas.

f) Dampak Low Vision

(1) Masalah penglihatan buram, gelap mengakibatkan minimnya orientasi mobilitas (Nafian, 2017)

(7)

(2) Menurut Tjahjono, (2018) menambahkan, kecelakaan pada retina mata, glaukoma, dan diabetes, merupakan salah satu penyebab dari terjadinya low vision yang bisa berujung kebutaan, contohnya kalau orang tersebut matanya kecelakaan, korneanya robek dan jadi katarak, hal itu yang menyebabkan indra penglihatannya lama-lama akan turun, kemudian jika tidak ditambah alat bantu akan menyebabkan kebutaan.

3) Tuna grahita

a) Pengertian Tuna Grahita

Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:12). Pengertian dari tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual.

b) Karakteristik Tunagrahita

Menurut pendapat Salim, dan Yusuf, (2009:13).

(1) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar

(2) Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia

(3) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (4) Kordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali) c) Klasifikasi Tunagrahita

Menurut pendapat Salim dan Yusuf, (2009:12) (1) Tunagrahita ringan memiliki IQ 50 – 70

(2) Tunagrahita sedang memiliki IQ 25 – 50 (3) Tunagrahita berat memiliki IQ di bawah 25 d) Penyebab Tuna Grahita

Menurut Grossman (dalam Delphie, 2006) tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, berikut ini penjelasannya (1) Genetik

(a). Kerusakan / kelainan / biokimiawi

(8)

(b). Abnormalitas (chromosomal abnormalities)

(c). Anak tunagrahita yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah Sindroma Down atau sindrom mongol (mongolism) dengan IQ antara 20-60 dan rata-rata memiliki IQ 30-50

(2) Prenatal ( masa sebelum kelahiran) (1). Infeksi rubella (cacar)

(2). Faktor rhesus (Rh) (3) Perinatal ( saat kelahiran)

Retardasi mental atau tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, asphysia, dan lahir prematur

(4) Post natal ( setelah lahir )

Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya meningitis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi yaitu kekurangan gizi misalnya kekurangan protein yang diderita bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita (5) Gangguan metabolisme/nutrisi lain

(a). Phenylketonuria adalah gangguan pada metabolism asam amino, yaitu gangguan pada enzym Phenylketonuria

(b). Gargoylisme adalah gangguan metabolism dalam hati, limpa kecil.

(c). Cretinisme adalah gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena defisiensi yodium.

e) Hambatan Tuna Grahita

(1) Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata.

(2) Ketidakmampuan dalam prilaku social atau adaptif

(3) Hambatan prilaku social/adaptif terjadi pada usia perkembangan yaitu sampai dengan usia 18 tahun.

( Pandji, 2013:18 )

(9)

f) Dampak Tuna Grahita

Menurut Kaplan (1997) dampak dari tunagrahita adalah (1). Gangguan neurologis, berdasarkan berbagai hasil penelitian dan kajian menyatakan bahwa resiko untuk psikopatologi meningkat dalam berbagai kondisi neurologis, seperti gangguan kejang.

(2). Sindroma genetic, adanya gangguan deficit atensi/hiperaktivitas yang sangat tinggi; gangguan autistik.

(3). Faktor Psikososial, citra diri yang negatif dan harga diri yang buruk (harga diri rendah) sering ditemukan pada individu tunagrahita ringan dan sedang. Tidak sedikit dari mereka yang merasa berbeda dari orang lain. Mereka mengalami kegagalan dan kekecewaan berulang karena tidak memenuhi harapan orang tuanya dan masyarakat secara progresif tertinggal di belakang teman sebayanya dan bahkan oleh sanak saudaranya yang lebih kecil atau lebih muda darinya. Kesulitan komunikasi semakin meningkatkan kerentanan mereka terhadap kecanggungan terhadap orang-orang di sekelilingnya. Perilaku yang tidak sesuai, seperti menarik diri, biasanya sering terjadi. Perasaan isolasi dan ketidakberdayaan yang terus menerus sangat berhubungan dengan perasaan kecemasan, disforia, dan depresi.

4) Tuna Wicara

a) Pengertian Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Setiap gangguan bicara yang dialami seseorang dan berpotensi menghambat komunikasi verbal yang efektif disebut tuna wicara.

b) Karakteristik Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Karakteristik khusus pada anak tunawicara :

(1) Terjadi pada anak-anak yang lahir prematur

(10)

(2) Kemungkinannya empat kali lipat pada anak yang belum berjalan pada usia 18 bulan

(3) Belum bisa berbicara dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun (4) Memiliki gangguan penglihatan

(5) Sering dikategorikan sebagai anak yang kikuk oleh gurunya (6) Dari segi perilaku kurang bisa menyesuaikan diri

(7) Sulit membaca

(8) Banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan

c) Klasifikasi Tuna Wicara

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain.

d) Penyebab Tuna Wicara

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 7. Disebabkan karena ketunarunguan dan organic yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ wicara maupun adanya gangguan pada organ motoris yang berkaitan dengan wicara

e) Hambatan Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20). Gangguan bicara dapat muncul dalam berbagai bentuk:

a) Terlambat bicara

b) Artikulasi yang aneh dan tidak sesuai c) Gagap

d) Tidak mampu menggunakan kata-kata yang tepat sesuai konteks e) Penggunaan bahasa yang aneh atau sedikit sekali berbicara f) Dampak Tuna Wicara

Menurut Pandji, (2013:20).

a) Orang yang memiliki gangguan ini memiliki kesulitan memahami bahasa lisan yang didengarnya ataupun tidak bisa mengekspresikan pikiran secara verbal akibat gagal menemukan

(11)

kata yang sesuai. Penderitanya sendiri seringkali tidak menyadari terlebih orang-orang di lingkungannya.

b) Merasa sangat frustasi akibat ketidakmampuan berbicara secara wajar selayaknya orang-orang.

5) Autis

a) Pengertian Autis

Menurut Choiri dan Yusuf, (2009:21). Autis dari kata auto, yang berarti sendiri, dengan demikian dapat diartikan seorang anak yang hidup dalam dunianya. Anak autis cenderung mengalami hambatan dalam interaksi, komunikasi, perilaku social.

Menurut Pandji, (2013:4). Autism yaitu penarikan diri yang ekstrem dari lingkungan sosialnya, gangguan dalam berkomunikasi, serta tingkah laku yang terbatas dan berulang yang muncul sebelum usia 3 tahun.

b) Karakteristik Autis

Menurut pendapat Mudjito, Praptono, dan Asep Jiehad. Hal 46.

(1) Tidak ada kontak mata atau terbatas (2) Sulit menerima perubahan.

(3) Gangguan kognisi.

(4) Menyukai kegiatan rutin

(5) Lebih berminat kepada benda daripada orang.

(6) Hambatan motorik.

(7) Kurang imajinasi.

(8) Kurang berminat bermain dengan teman.

(9) Kurang mengerti peraturan social.

(10) Suka bermain sendiri.

c) Klasifikasi Autis

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 52

(1) Pervasive Developmental Disordet-Not Otherwis Specified (PDD-NOS). Autis ringan, juga memperlihatkan gejala

(12)

gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi interaksi dan perilaku

(2) Aspetger’s Syndtome

Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar meskipun ada juga yang bicaranya agak lambat. Meskipun mereka pandai bicara, mereka kurang bisa berkomunikasi timbal balik

(3) Autistic Syndrome(autis).

Suatu ketidakmampuan perkembangan anak yang sangat mempengaruhi komunikasi verbal dan non verbal dan interaksi sosial.

d) Penyebab Autis

Menurut Mudjito, Praptono, dan Jiehad. Hal 35 (1) Teori Psikososial

Pengaruh psikogenik sebagai penyebab autis dimana orangtua yang emosional, kaku dan obsesif yang mengasuh anak mereka dalam suatu keluarga, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi terhadap perkembangan emosi anak. Anak menjadi tidak hangat dan selalu dingin.

(2) Teori Biologis

Adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental (75-80%), perbandingan laki-laki : Perempuan = 4:1, meningkatnya insiden gangguan kejang. Berbagai kondisi yang mempengaruhi sisi saraf pusat meliputi :

(a). Faktor genetik

Penelitian pada keluarga dan anak kembar menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam perkembangan autis (b). Faktor prenatal

Komplikasi yang paling sering dilaporkan adanya pendarahan setelah tri semester pertama dan adanya kotoran janin, cairan amnion yang merupakan tanda bawaan dari janin (fetal distress)

(13)

(c). Model Neuroanatomi

Adanya kesamaan perilaku autistic dan perilaku abnormal pada orang dewasa yang diketahui mempunyai lesi (perlukaan) di otak, dijadikan dasar dari beberapa teori penyebab autis.

(d). Hipotesis Neurokimia

Adanya kenaikan kadar serotonin di dalam darah pada sepertiga anak autis.

e) Hambatan Autis

(1) Mengalami hambatan di dalam bahasa

(2) Kesulitan dalam mengenal dan merespon emosi dengan isyarat sosial.

(3) Kekakuan dan miskin dalam mengekspresikan perasaan.

(4) Kurang memiliki perasaan dan empati

(5) Sering berperilaku di luar kontrol dan meledak-ledak.

(6) Secara menyeluruh mengalami masalah dalam perilaku.

(7) Kurang memahami akan keberadaan dirinya sendiri (8) Keterbatasan dalam mengekspresikan diri

(9) Berprilaku monoton dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

f) Dampak Autis

Menurut Mudjito, Praptono, jiehad : hal 12-14 (1) Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari (2) Masalah penyesuaian diri

(3) Masalah penyaluran ke tempat kerja (4) Masalah kesulitan belajar

(5) Masalah gangguan kepribadian dan emosi (6) Masalah pemanfaatan waktu luang

b. Kajian tentang Keterampilan Bermain Musik Angklung 1) Pengertian Keterampilan Bermain Musik Angklung

(14)

a) Permainan Musik Angklung

Menurut Azhari dan Andarini, Angklung merupakan alat musik tradisional yang berkembang di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat. Tidak diketahui kapan angklung pertama kali dibuat dan digunakan.

Alat musik ini sangat berkaitan erat dengan bamboo, dimana sejak dahulu bamboo memang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bambu sering digunakan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga, dan kerajinan. Begitu pula dengan alat musik bambu, dimana berbagai daerah di Indonesia pada umumnya memiliki alat musik yang terbuat dari bamboo, seperti suling, kolintang, calung dan sebagainya. Angklung yang digunakan umumnya hanya terdiri atas lima nada (pentatonis) seperti salendro, pelog dan madenda.

b). Pengertian Keterampilan

Menurut Desy Anwar, (2003). Terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Kata keterampilan identik dengan kata kecekatan. Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar. Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang tersebut bukanlah orang yang disebut dengan terampil. Begitupun sebaliknya, jika orang tersebut menyelesaikan pekerjaanya dengan benar tetapi lambat dalam menyelesaikannya, maka orang tersebut juga tidak dapat dikatakan terampil.

Pengertian keterampilan menurut para ahli

Gordon (1994) Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Pendapat tentang keterampilan ini lebih mengarah pada aktivitas yang bersifat psikomotorik

Dunette (1976) Keterampilan merupakan pengetahuan yang didapatkan dan dikembangkan melalui latihan atau training dan pengalaman dengan melakukan berbagai tugas.

(15)

Nadler (1986) Keterampilan harus dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas.

Menurut Robbin (2000) Keterampilan dibagi menjadi 4 Kategori sebagai berikut:

(1) Basic Literacy Skill adalah suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh setiap orang seperti menulis, membaca, mendengarkan, maupun kemampuan dalam berhitung

(2) Technical Skill adalah suatu keahlian yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti menggunakan computer, memperbaiki handphone, dan lain sebagainya

(3) Interpersonal Skill yaitu keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi antar sesama, seperti mengemukakan pendapat dan bekerja secara dalam tim

(4) Problem Solving yaitu keahlian seseorang dalam memecahkan masalahnya dengan menggunakan logika

Secara umum keterampilan adalah suatu kemampuan dalam mempergunakan akal, ide, serta kreatifitas dalam mengerjakan, membuat ataupun mengubah sesuatu menjadi yang lebih bermakna sehingga dapat menghasilkan sebuah nilai tambah dari hasil yang dikerjakan tersebut.

c) Keterampilan Bermain Musik Angklung (1) Pengertian bermain

Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:380).

Main adalah perbuatan untuk menyenangkan hati yang dilakukan dengan alat-alat kesenangan, melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati.

Menurut Desy Anwar, (2003). Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Dengan bermain disebabkan karena adanya sisa kekuatan di

(16)

dalam dirinya yang sedang berkembang dan tumbuh. Produksi kekuatan dalam diri anak itu melebihi apa yang dibutuhkan lahir dan batin.

(2) Pengertian Musik

Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi itu adalah puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama Dewi itu adalah Clio, Thalia, Melpomene, Terpischore, Erato, Polyhymnia, Calliope, Urania, dan Euterpe. Dalam sejarah Yunani, musik menduduki tempat istimewa sebagai perwujudan pikiran dan perasaan. Kebudayaan Eropa sepenuhnya bersumber dari kebudayaan Yunani.

Menurut Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (2003:403).

Musik adalah bunyi-bunyian yang berirama.

Menurut Wikipedia Ensiklopedia pengertian dari musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama [1] Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

(3) Pengertian bermain musik

Bermain musik adalah aktivitas musik yang dilakukan manusia.

Dalam prosesnya, permainan musik dapat dilakukan secara perorangan atau tunggal (solo) atau kelompok.

(4) Pengertian Keterampilan bermain musik angklung

Menurut Azhari dan Andarini (2012), angklung adalah instrument yang mudah dimainkan oleh semua orang termasuk yang tidak mengenal seni musik. Hanya dengan membunyikan angklung secara bergantian sesuai dengan notasi, sebuah lagu dapat diperdengarkan dengan baik.

Namun untuk menyempurnakan kemampuan bermain angklung agar

(17)

terdengar lebih menarik dan bernilai seni tinggi ada teknik-teknik permainan yang harus dikuasai

Di dalam belajar memainkan angklung, seorang anak yang sedang memegang angklung akan berperanan sebagai sesuatu nada dalam satu tangga nada. Kita ambil sebuah contoh susunan nada satu oktaf :

1 = C : 1 2 3 4 5 6 7 1

C D E F G A B C

a) Belajar Tingkat Permulaan

Yang perlu dipersiapkan dalam tarap permulaan ini ialah :

(1). Pelatih atau guru hendaklah menyiapkan lebih dahulu sebuah tangga nada pada papan tulis atau sehelai kertas yang jelas dilihat dari jarak kurang lebih 5 meter : 1 2 3 4 5 6 7 1’

(2). Pelatih mengatur cara memegang angklung. Cara anak membunyikan angklungnya. Siapa yang akan membunyikannya.

Kapan seorang anak memulai / membunyikan dan kapan pula ia harus memberhentikan bunyi angklungnya

(3). Pelatih membimbing cara dasar dalam membunyikan angklung yaitu dengan tiga cara kurulung, tengkep dan centok.

(a). Kurulung adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggetarkan tabung suara. Kurulung dilakukan dengan

(18)

menggoyangkan angklung ke kiri dan ke kanan secara cepat dan rapat

(b). Centok adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara memukul tabung horizontal pada bagian dasar angklung oleh telapak tangan

(c). Tengkep adalah teknik dasar memainkan angklung dengan cara menggetarkan tabung besar saja.

Menurut Azhari dan Andarini, (2012)

(4). Pelatih membimbing not – not nada dasar yang akan dibunyikan.

b. Aspek-aspek bermain musik angklung

Menurut Azhari dan Andarini (2012:48). Keterampilan dalam memahami detailnya musik, antara lain.

1) Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya ketukan pada lagu. Tempo akan mempengaruhi seberapa cepat pemain harus mengakhiri nada yang dimainkan. Lagu riang dan gembira, biasanya memiliki tempo yang cepat dan pergerakan nada yang lebih progresif. Sementara lagu-lagu mellow dan mendayu akan memiliki tempo lebih lambat

2) Dinamika

Dinamika merupakan istilah untuk menggambarkan bagaimana volume angklung yang harus dihasilkan oleh pemain, apakah pelan,

(19)

kencang, lembut, semakin lama semakin besar, semakin lama semakin kecil.

3) Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara tersebut bisa ditangkap dalam benak pendengaran. Dalam musik gelombang suara bisa dibahas tidak dalam panjang gelombang maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek dasar suara dalam musik dijelaskan pada tala, durasi, intensitas dan timbre

4) Nada

Suara dapat dibagi dalam nada yang memiliki tinggi nada atau frekuensi dan jarak nada atau amplitude. Perbedaan antara dua nada disebut dengan interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda

5) Ritme

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tangga birama menunjukkan jumlah hitungan dalam ketukan.

6) Notasi

Notasi merupakan gambaran tertulis atas musik baik angka maupun symbol

7) Melodi

Melodi adalah rangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dibunyikan secara individual. Melodi adalah rentetan nada nada yang disusun secara ritmis dengan ketinggian masing-masing

8) Harmoni

Harmoni adalah sebuah kejadian dua atau lebih yang tinggi nadanya berbeda dibunyikan bersamaan dan hasilnya enak di dengar.

Harmoni dalam seni musik adalah keserasian, keselarasan, kesesuaian bunyi dari setiap instrument dalam kelompok musik yang tampil sebagai suatu bentuk yang utuh enak di dengar dan memenuhi isyarat karya musik dinamik dalam seni musik adalah volume bunyi yang

(20)

kuat lembut dan perubahan berangsur angsur dari lemah kekuat dan sebaliknya.

9) Tangga Nada

Susunan nada yang diatur menurut tinggi rendahnya sesuai jarak tertentu

a) Mayor berawal dari nada do dan berpola interval (jarak); 1 - 1 - ½ - 1 - 1 - 1 - ½

b) Minor berawal dari nada la dan berpola interval (jarak);;1 - ½ - 1 - 1 - ½ - 1 – 1

c. Bagian-bagian dari angklung terdiri atas beberapa bagian :

1) Tabung sora (tabung suara) yang terdiri atas 2 – 4 tabung, merupakan bagian terpenting yang dapat menghasilkan nada.

a) Tabung kecil (tabung anak) terletak di sebelah kiri.

b) Tabung besar (tabung indung) yang berada di sebelah kanan 2) Ancak yaitu bagian rangka angklung yang dibagi menjadi beberapa

bagian.

a) Jejer (rangka angklung) b) Tabung dasar (bawah)

c) Palang gantung sebagai penyangga tabung sora ( Ajimufti Azhari & Asri Andarini, 2012)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain musik angklung

Daeng Sutigna memberikan lima kata kunci (5M) bagi alat musik angklung :

(21)

1) Mudah

Cara memainkan angklung sangat mudah, tidak perlu keahlian khusus seperti piano atau biola. Siapapun bisa memainkannya, termasuk anak-anak.

2) Murah

Satu set/unit besar angklung dapat dipakai untuk kelompok beramai-ramai, tidak seperti halnya alat musik piano atau biola yang diperlukan per pemain dengan harga satuan lebih mahal 3) Menarik

Selain keunikan bentuk dan karakteristik alat musik angklung ini, cara memainkan alat musik angklung yang berkelompok dan nada tersebar beserta suaranya menjadi hal yang menarik.

4) Massal

Alat musik angklung umumnya dimainkan secara berkelompok sehingga memberikan kesan bersama dan missal 5) Mendidik

Melalui cara permainan secara berkelompok, alat musik angklung mendidik para pemainnya untuk disiplin, bekerja sama dan bertenggang rasa sehingga membangun karakter positif kelompok (character building).

6) Tujuan Bermain Musik Angklung

Menurut Sunaryo,BA,(1983). Apabila kita tinjau dari segi manfaat bermain angklung ternyata besar juga pengaruhnya dalam segi kejiwaan. Lebih-lebih bagi seorang pendidik akan merupakan alat pembantu untuk melihat jiwa pada anak didik khususnya, serta menunjang untuk menuju ke pembangunan mental Pancasila pada umumnya. Adapun kegunaan segi-segi mental bagi seorang anak yang bermain angklung antara lain :

a) Memupuk pertumbuhan dan perkembangan seni

(22)

b) Melatih kecerdasan serta kecekatan berpikir c) Melatih dan mengembangkan sikap disiplin

d) Memupuk dan mempertebal rasa tanggungjawab dan harga diri yang penuh kebijaksanaan

e) Memupuk jiwa dan semangat bergotong royong f) Memupuk jiwa toleransi yang sehat

g) Berjiwa : dinamis, kreatif dan ideal

3. Kajian Tentang Metode Drill a Pengertian Metode Drill

Menurut Djamarah dan Aswan Zain (1996:108) mengatakan bahwa “Metode drill / latihan atau disebut juga metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam proses belajar mengajar, metode ini dapat juga digunakan memperoleh suatu ketangkasan, ketetapan dan ketrampilan serta kecakapan”.

Menurut Fachrudin (1985:204) mengatakan bahwa “Metode drill (latihan) merupakan suatu pola mengajar yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui kegiatan melakukan / mengerjakan sesuatu dengan berulang-ulang hingga tercapai suatu assosiasi yang mengkondisi (conditioning) antara stimulus dengan respon tertentu dan bersifat permanen. Jelas sekali metode ini menekankan upaya pembentukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada proses pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu”.

Roestiyah (2001:125) mengatakan bahwa “Metode drill dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar yang mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan dan ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”. Latihan-latihan yang dilakukan diharapkan dapat membuat siswa selalu siap siaga pada saat untuk menggunakan pengetahuan itu dalam menghadapi masalah”.

(23)

b Prosedur Metode Drill

Metode ini umumnya dilaksanakan oleh para pengajar dengan berpedoman pada pola kegiatan sebagai berikut:

1) Merumuskan spesifikasi kerja (job specification) yang akan dan harus dibina serta dihadapi para peserta latihan di kemudian hari (di lapangan).

2) Menjabarkan pekerjaan/ ketrampilan yang sudah di spesifikasi tersebut ke dalam stimulus dan respon tertentu untuk kepentingan proses belajar mengajar.

3) Stimulus dan respon yang sudah dibakukan (stimulus respon bond) disampaikan kepada para siswa.

4) Siswa merespon berkali-kali stimulus yang sama sehingga siswa terbiasa dengan merespon untuk stimulus tertentu.

5) Pengulangan dan pembakuan stimulus respon tertentu merupakan inti kegiatan yang harus diberi peluang yang secukupnya oleh guru.

c. Manfaat Metode Drill

Roestiyah juga menguraikan tentang fungsi manfaat metode drill sebagai berikut: Metode mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :

1) Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata- kata, menulis, menggunakan alat/membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olah raga.

2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda / bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat

(24)

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di depan, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut : Siswa tuna ganda memiliki prestasi belajar yang rendah dalam pembelajaran musik angklung hal ini disebabkan karena kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran yang membutuhkan penguasaan kemampuan memainkan alat musik karena minimnya latihan.

Dengan berlatar belakang permasalahan yang dihadapi siswa tuna ganda tersebut, maka salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain musik angklung siswa tuna ganda adalah dengan menerapkan metode drill. Sehingga dalam pembelajaran ini siswa tuna ganda akan lebih aktif dalam pembelajaran dan akan membuat pengalaman yang lebih berkesan dan terkonsep dalam ingatan siswa.Pemberian latihan, bagi siswa dalam pembelajaran keterampilan bermain musik angklung diharapkan dapat meningkat sehingga tujuan penggunaan metode mengajar dapat tercapai. Pengetahuan siswa akan lebih berkembang ditunjang dengan adanya media pembelajaran yang mendukung guru dalam menyajikan materi belajar keterampilan bermain musik angklung.

Bertolak dari dasar pemikiran di atas, maka hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(25)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Menurut Sasmoko (2011), Hipotesis adalah jawaban sementara atau deduksi teori. Menurut Nasution (2003), Hipotesis adalah tiap pernyataan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Hipotesis adalah kesimpulan yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada pengaruh penggunaan metode drill untuk meningkatkan keterampilan bermain musik angklung pada siswa kelas X SMALB Bhakti Luhur Kota Madiun tahun ajaran 2019 – 2020”.

Belum terampil memainkan alat musik tradisi angklung

Pemberian metode Drill

Meningkatkan keterampilan bermain musik angklung Tunaganda

Referensi

Dokumen terkait

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Karakteristik Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa FK USU Angkatan 2011 – 2013 Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Susu dan Produk Susu Serta Frekuensinya ………

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

Ledakan penduduk juga terjadi karena rumah tangga tidak direncanakan secara baik dan tidak melihat faktor sebab akibat, banyak rumah tangga yang berdiri tapi tidak

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

dan M otivasi Belajar Siswa SM K Pada Topik Limbah Di Lingkungan Kerja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.