002/S/PGSD – REG/8/JULI/2014
PENERAPAN METODE TALKING STICK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI
MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya
Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Duru Sekolah Dasar
Oleh Neng Karmila
1003426
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
002/S/PGSD – REG/8/JULI/2014
PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya
Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Neng Karmila
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Neng Karmila 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli2014
Hak Cipta dilindungi undang – undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian,
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ……… i
KATA PENGANTAR ………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR TABEL ………. vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ………. viii
BABI PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ………... 5
D. Manfaat Penelitian ……….…...……… 5
E. Hipotesis Tindakan..………... 6
F. Definisi Operasional....………... 7
BABII PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA ...……... 9
A. Metode Talking Stick...……… 9
B. Kemampuan Berpikir Kritis………. 12
C. Pembelajaran IPS ...………. 20
D. Materi Permasalahan Sosial... 23
E. Penelitian yang Relevan...………... 27
v
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BABIII METODOLIGIPENELITIAN ……… 30
A. Metode Penelitian ……… 30
B. Model Penelitian...………..………….. 31
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian…….…...………….. 33
D. Prosedur Penelitian ……….….……… 34
E. Instrumen Penelitian...….………. 36
F. Pengolahan Data ………...……… 38
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ………... 41
A. Deskripsi Kondisi Awal ……….…….……… 41
B. Deskripsi PelaksanaanPenelitian ……… 42
C. HasilPenelitian ………...……… 51
B. PembahasanPenelitian …………...……… 104
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………...………. 112
A. Simpulan ……….. 112
B. Saran ………...……... 114
DAFTAR PUSTAKA ……… 116
LAMPIRANA:Perangkat Pembelajarandan Instrumen Penelitian...……. 119
LAMPIRAN B : HasilPenelitian ……...…………...………. 173
LAMPIRAN C :Arsip Penelitian ………...………...………. 218
LAMPIRAN D :DokumentasiPenelitian ………...…………. 227
vi
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis...………....…..…….……
Tabel 4.1 Analisis Proses Aktivitas Guru Siklus I... 17
51
Tabel 4.2 Analisis Proses Aktivitas Siswa Siklus I... 57
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Siklus I.... 66
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I ... Tabel 4.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I... 70 71 Tabel 4.6 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I... 73
Tabel 4.7 Analisis Proses Aktivitas Guru Siklus II... 77
Tabel 4.8 Analisis Proses Aktivitas Siswa Siklus II....……....…..…….…… Tabel 4.9 Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Kelompok Siklus II... 82 93 Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II... 97
Tabel 4.11 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II... 99
Tabel 4.12 Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II... 101
vii
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir...………..…….……
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas.. 29
33
Gambar 4.1 Diagram Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I... 75
Gambar 4.2 Diagram Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II... 102
Gambar 4.3 Diagram Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
viii
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian...………..…………
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...…
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...………..…………
A. 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I...………..…………
A. 4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I...………..………...
A. 5 Instrumen Berpikir Kritis (Pertanyaan dan Jawaban) Siklus I..……
A. 6 Format Wawancara dengan Guru...………..…………
A. 7 Instrumen Berpikir Kritis...………..…………
A. 8 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II...………..…………
A. 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...………..………...
A. 10 Instrumen Berpikir Kritis (Pertanyaan dan Jawaban) Siklus II...…
A. 11 Format Wawancara dengan Siswa...………..…………
A. 12 Instrumen Berpikir Kritis...………..…………
B. Hasil Penelitian...……...………..…………
B. 1 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus I...…
B. 2 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I...…..…………
B. 3 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I...….………...
B. 4 Hasil Instrumen Berpikir Kritis (Pertanyaan dan Jawaban) Siklus I.
B. 5 Hasil Wawancara dengan Guru...……...…..…………
B. 6 Hasil Instrumen Berpikir Kritis...………..…………
B. 7 Hasil Lembar Kerja Kelompok Siklus II...…
ix
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. 8 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II...….…………
B. 9 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II...….………...
B. 10 Hasil Instrumen Berpikir Kritis (Pertanyaan dan Jawaban) Siklus
II...
B. 11 Sampel Wawancara dengan Siswa...………..…………
B. 12 Hasil Instrumen Berpikir Kritis...………..…………
C. Arsip Penelitian...………
C. 1 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing...…
C. 2 Surat Perijinan Penelitian dari BAAK...…..…………...
C. 3 Surat Perijinan Penelitian dari Kabupaten Bandung Barat………....
C. 4 Surat Keterangan Pelaksanaan PTK...
C. 5 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing I.……...…..…………
C. 6 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing II...………..…………
200
205
209
212
215
218
219
220
221
222
223
225
D. Dokumentasi Penelitian...……….
D. 1 Foto Dokumentasi Penelitian...…
227
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS
MATERI MENGENAL PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh Neng Karmila
1003426
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS. Hal ini ditandai dengan keadaan siswa yang kurang berpartisipasi ketika guru memberikan waktu untuk bertanya jawab. Siswa tidak banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, dikarenakan siswa tidak percaya diri, malu dan ragu untuk menjawab dan membuat pertanyaan. Dalam kegiatan pembelajaran IPS biasanya siswa hanya mengafal dan mencatat materi dari pada berpikir kritis dengan cara membuat atau menjawab pertanyaan. Pembelajaran IPS yang masih berpusat pada guru membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga peneliti menerapkan metode Talking Stick agar siswa tidak ribut, tidak bosan dan kelas menjadi kondusif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Sutenjaya Lembang dengan subjek penelitian siswa kelas IV. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, aktivitas dan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS materi mengenal permasalahan sosial di daerahnya dengan menggunakan metode talking
stick . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang diadaptasi dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66) . Dengan teknik pengumpulan data menggunakan soal tes, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, rekaman dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam aktivitas pembelajaran maupun kemampuan berpikir kritis siswa. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang mampu membuat pertanyaan sebesar 56%. Siswa yang menggunakan kata tanya bagaimana atau mengapa sebesar 16%. Siswa yang mengunakan kata tanya apa sebesar 40%. Dan siswa yang tidak membuat pertanyaan sebesar 44%. Dengan pertanyaan yang dapat dijawab sebesar 28%. Pada pelaksanaan siklus II siswa yang mampu membuat pertanyaan sebesar 89,66%. Siswa yang membuat pertanyaan menggunakan kata tanya bagaimana atau mengapa sebesar 48,3%. Siswa yang membuat pertanyaan mengunakan kata tanya apa sebesar 41,38%. Dan siswa yang tidak membuat pertanyaan sebesar 10,34%. Dengan pertanyaan yang dapat dijawab sebesar 44,83%.
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
This research is motivated by the less students’ critical thinking skill in learning
social (IPS). This is indicated by the situation when students were less in participating while students were invited to debrief. Students did not ask and answer many questions, because students were not confident enough, reluctant and uncertain to answer and ask the questions. In the learning social activity, generally students memorize and take note instead of thinking critically by asking or answering the questions. Teacher oriented in learning social activity makes students less encouraged in learning, therefore the researcher applied Talking Stick to make students quiet, fascinated and conducive in the class. This research was accomplised in SDN 2 Sutenjaya Lembang and the subjects research were fourth grader. This research was aimed to describe the plan, activity and improve of critical thinking skill in learning social at introducing social problem students’ area material by applying Talking Stick method. The method used in this research was Classroom Action Research that was adapted by Kemmis and Taggart. The
collection data used tests, observation of students’ and teacher’s activity, field
notes, record and interview. This research was completed by 2 cycles that consist of plan, act, observe and reflect. This research presented that there was improve in
learning activity also students’ critical thinking. In applying first cycle, students
who made question were 56%. Students who used question ‘how or why’ were
16%. Students who used ‘what’ were 40%. Besides students who did not made
question were 44%. In addition, the questions that could be answered were 28%. In applying second cycle, students who could make questions were 89,66%.
Students who could make question by using ‘how or why’ were 48,3%. Students who used ‘what’ were 41,38%. Besides the students who used ‘what’ were
10,34%. In addition, the questions that could be answered were 44,83%.
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang ada. Pada Pasal 1 ayat 1 Undang –
undang NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam
Yuslianti, 2010, hlm. 1) dinyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan
sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan
pendidikan kehidupan manusia menjadi teratur. Namun keberhasilan
proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya
adalah guru, siswa, tujuan, metode dan model pembelajaran.
Menurut Somantri (2001:103) tersedia dalam (http://erna-ips.blogspot.com/2010/02/pengertian-ips.html) bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 Tahun 2006 yang tersedia dalam
(http://yannahazmah.wordpress.com/2009/12/17/pembelajaran-ips-di-sd-jauh-dari-tujuan/), tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
2
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global
Tujuan pembelajaran IPS yang tercantum pada permendiknas
nomor 22 tahun 2006, pada saat ini belum tercapai sepenuhnya. Hal
tersebut dikarenakan materi pembelajaran IPS kebanyakan berupa hafalan
dan bacaan. Sehingga ditemukan kasus beberapa siswa terlihat bosan,
malas dan mengantuk ketika pembelajaran IPS berlangsung. Selain itu
sering ditemukan kejadian ketika guru sedang menerangkan di depan kelas
siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri seperti mengobrol dan keluar
bangku untuk bermain dengan temannya. Dengan demikian keributan di
dalam kelas tidak dapat dihindarkan dan kondisi kelas menjadi tidak
kondusif. Akibatnya materi yang disampaikan guru tidak terdengar,
sehingga ketika guru bertanya mengenai materi yang disampaikan
sebelumnya siswa tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut dapat
berdampak pada hasil belajar yang di peroleh siswa.
Berdasarkan temuan peneliti ketika menjadi observer maupun
menjadi guru ketika mengajar di kelas IV SDN 2 Suntenjaya. Terdapat
banyak siswa yang mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Selain itu dalam proses pembelajaran IPS siswa
cenderung pasif sehingga guru harus selalu memberikan dorongan agar
siswa mau menjawab pertayaan. Dalam proses pembelajaran IPS siswa
lebih senang menghafal dari pada berpikir kritis sehingga materi yang
disampaikan hari ini belum tentu diingat kembali ketika pembelajaran IPS
3
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan materi mengenal permasalahan sosial di daerahnya
melalui kegiatan membuat dan menjawab pertanyaan yang akan dilakukan
siswa. Materi tersebut diambil karena berdasarkan catatan hasil
pengamatan yang ditemukan di lingkungan siswa kelas IV SDN 2
Suntenjaya banyak permasalahan sosial yang timbul. Tetapi siswa tidak
mengetahui penyebab, akibat, bahkan cara menyelesaikan permasalahan
sosial tersebut. Selain itu, agar siswa mampu mengetahui permasalahan
yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. Dan agar siswa tahu cara
menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di sekitarnya.
Membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan harus sesuai dengan
indikator berpikir kritis yaitu membuat pertanyaan yang menggunakan
kata tanya bagaimana atau mengapa. Sedangkan jawaban yang termasuk
berpikir kritis yaitu jawaban yang memerlukan proses analisis. Dari 33
jumlah siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya, teramati hanya 4 orang siswa
yang dapat membuat pertanyaan dengan kata tanya bagaimana atau
mengapa. Sedangkan siswa yang lainnya dapat membuat pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya apa.
Pembelajaran IPS di kelas IV SDN 2 Suntenjaya masih berpusat
kepada guru. Guru sering menggunakan metode ceramah dalam kegiatan
pembelajaran IPS, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa cenderung bosan dan ribut dalam proses
pembelajaran. Sehingga ketika guru menerangkan materi didepan siswa
memiliki aktivitas sendiri dengan teman – temannya. Penggunaan metode
ceramah itulah yang menyebabkan anak malas dan bosan ketika
pembelajaran IPS berlangsung. Sekarang metode pembelajaran harus
bervariasi agar siswa dapat tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran
IPS. Salah satu caranya yaitu guru harus memiliki inisiatif ataupun inovasi
4
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan karakter dan kondisi
siswanya. Agar siswa dapat paham dengan apa yang dipelajarinya.
Metode pembelajaran Talking Stick merupakan alternatif model
pembelajaran yang dapat membantu siswa meningkatkan berpikir kritis
terhadap pembelajaran IPS. Dengan metode Talking Stick guru tidak lagi
menjadi pusat di dalam kelas tetapi siswa yang akan menjadi pusat dalam
pembelajaran. Metode pembelajaran Talking Stick banyak mendorong
siswa untuk melakukan aktivitas pembelajaran sendiri dan guru hanya
membimbing. Selain itu, metode ini mendorong siswa untuk berpikir kritis
dengan cara membuat dan menjawab pertanyaan melalui permainan.
Metode pembelajaran Talking Stick adalah metode pembelajaran
yang menggunakan tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Tongkat tersebut
dapat dibuat dari bambu dan dapat diisi oleh pertanyaan yang dibuat oleh
siswa. Tongkat tersebut dapat digilir dari siswa satu ke siswa lainnya
dengan cara sambil bernyanyi. Apabila nyanyian sudah berhenti maka
siswa yang terakhir memegang tongkat akan mendapat pertanyaan yang
keluar dari tongkat dan siswa tersebut harus menjawab pertanyaannya.
Dengan adanya hal tersebut siswa dapat berpikir kritis ketika membuat
pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Metode Talking Stick dapat
membuat suasana kelas menjadi aktif dan siswa pun tidak akan merasa
bosan ketika kegiatan pembelajaran IPS berlangsung .
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti berupaya
meningkatkan berpikir kritis siswa kelas IV dengan judul penelitian
“Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya” untuk siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPS menggunakan metode
5
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerahnya untuk meningkatkan kemampuan berpikr kritis siswa kelas
IV SDN 2 Suntenjaya?
2. Bagaimanakah aktivitas pembelajaran IPS menggunakan metode
Talking Stick dengan materi mengenal permasalahan sosial di
daerahnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
IV SDN 2 Suntenjaya?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran IPS materi mengenal permasalahan sosial di daerahnya
dengan menggunakan metode Talking Stick pada siswa kelas IV SDN
2 Suntenjaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh dan mendeskripsikan data mengenai penerapan metode
Talking Stick untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran IPS materi mengenal perermasalahan sosial di daerahnya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPS menggunakan metode
Talking Stick dengan materi mengenal permasalahan sosial di
daerahnya untuk meningkatkan kemampuan berpikr kritis siswa kelas
IV SDN 2 Suntenjaya
2. Mendeskripsikan aktivitas pembelajaran IPS menggunakan metode
Talking Stick dengan materi mengenal permasalahan sosial di
daerahnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
IV SDN 2 Suntenjaya.
3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran IPS materi mengenal permasalahan sosial di daerahnya
dengan menggunakan model Talking Stick pada siswa kelas IV SDN 2
Suntenjaya.
D. Manfaat Penelitian
6
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan
untuk pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dalam memperbaiki proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah agar kemampuan berpikir kritis
siswa di sekolah dapat meningkat.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
1) Dengan penelitian ini, diharapkan kemampuan penulis dalam
mengembangkan potensi dan keberanian siswa juga meningkat,
sehingga pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
bermakna.
2) Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penulis, dan menjadi alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi dan potensi siswa.
b. Manfaat bagi siswa
Siswa dapat lebih bersemangat dalam belajar dengan menggunakan
model yang bervariatif yang diberikan sehingga siswa mampu
memahami materi yang diajarkan.
c. Manfaat bagi guru
1) Meningkatnya profesionalisme guru.
2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan
metode Talking Stick dalam pembelajaran IPS.
3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam
menyampaikan materi mengenal permasalahan sosial di
daerahnya.
d. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pihak sekolah dalam
meningkatkan proses belajar mengajar dalam rangka perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran.
7
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan teori yang melandasi
pada penelitian ini, jika siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya menggunakan
metode Talking stick pada pembelajaran IPS materi mengenal
permasalahan sosial di daerahnya diduga kemampuan berpikir kritis siswa
dikelas dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas
pertanyaan yang dibuat siswa dan dapat dilihat pula dari kualitas jawaban
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
F. Definisi Operasional
a. Metode Talking Stick
Metode Talking Stick adalah metode yang dalam proses
pembelajarannya menggunakan tongkat sebagai alat pelantara untuk
tanya jawab. Tongkat tersebut juga sebagai alat untuk penunjuk giliran
kapan siswa menjawab pertanyaan.
Tongkat pada metode Talking Stick akan bergiliran dipegang oleh
siswa sambil diiringi nyanyian. Selain itu tongkat diisi oleh pertanyaan
yang dibuat oleh siswa. Dan siswa yang memegang tongkat terakhir
akan menjawab pertanyaan yang keluar. Dengan begitu dalam proses
pembelajaran penggunaan metode Talking Stick berorientasi pada
aktivitas siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan.
Metode Talking Stick sesuai digunakan untuk mata pelajaran IPS
di sekolah dasar karena metode ini dalam penyajiannya berupa
permainan yang akan membuat siswa tidak jenuh atau bosan ketika
proses pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan metode ini siswa
dapat berlatih untuk berpikir kritis.
2) Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah suatu cara seseorang berpikir
tentang beberapa hal yang berhubungan dengan konsep atau masalah
yang dipaparkan. Berpikir kritis sangat sesuai apabila diterapkan dalam
mata pelajaran IPS karena kebanyakan materi IPS berupa konsep.
8
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode Talking Stick. Metode Talking Stick akan
membantu siswa untuk berpikir kritis dengan cara siswa membuat
pertanyaan yang akan disimpan didalam tongkat dan pertanyaan yang
keluar harus dijawab oleh siswa
Siswa dapat berpikir kritis dengan metode Talking Stick apabila
siswa membuat pertanyaan menggunakan kata tanya bagaimana atau
mengapa. Siswa dapat termasuk berpikir kritis ketika siswa menjawab
pertanyaan yang keluar dari tongkat dengan jawaban yang memerlukan
proses analisisi. Hal – hal tersebut adalah indikator siswa dapat
dikategorikan kritis.
Instrumen yang akan digunakan berupa pertanyaan yang dibuat
oleh siswa untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dan
catatan lapangan untuk membantu meneliti pertanyaan siswa mana
yang keluar dan jawaban siswa yang mendapat pertanyaan. Selain itu
ada catatan lapangan mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Classroom Action Research yang artinya Action Research (penelitian dengan
tindakan). Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Suyadi, 2012, hlm. 3), PTK
terdiri dari tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
Pertama, penelitian. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal – hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
Kedua, tindakan. Tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu.
Ketiga, kelas. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga unsur pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam
bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Sedikit berbeda dengan pengertian diatas, Carr & Kemmis (McNiff,
1991) (dalam Arikunto, 2006, hlm. 74) menggaris bawahi bahwa PTK
mengandung beberapa ide pokok. Beberapa diantaranya:
1. PTK merupakan suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
2. PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
3. PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. 4. Tujuan PTK adalah memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari
praktik – praktik, pemahaman dari praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan
Dari keempat ide pokok diatas, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
31
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri
dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek pembelajaran.
dengan kata lain, PTK adalah pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
profesinya sebagai guru sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat.
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK mempunyai karakter tersendiri
jika dibandingkan dengan penelitian – penelitian lain pada umumnya. Beberapa
karakter tersebut adalah:
1. Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk segera
diselesaikan di dalam kelasnya. Dengan kata lain, guru menyadari bahwa
ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus dibenahi dan ia
terpanggil untuk melakukan tindakan – tindakan tertentu untuk
memperbaiki persoalan tersebut. Dengan demikian, PTK menjadi khas
hanya dilakukan dan diprakarsai oleh guru kelas, bukan oleh pihak lain.
2. Refleksi diri. Refleksi merupakan ciri khas PTK yang paling esensial. Hal
ini sekaligus membedakan antara penelitian pada umumnya yang
menggunakan responden atau populasi secara objektif dalam
mengumpulkan data, sedangkan dalam PTK pengumpulan data dilakukan
dengan berefleksi diri.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga fokus
perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa melalui
interaksi. Kelas yang dimaksud di sini tidak sebatas ruang tertutup yang
dibatasi dinding dan pintu, tetapi tempat di mana tempat terjadi proses
pembelajaran anatara guru dan siswa.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran tiada
henti. Esensi PTK adalah untuk memperbaiki pola pembelajaran secara terus
menerus tiada henti. Siklus demi siklus di dalamnya harus mencerminkan
perbaikan demi perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan
dasar bagi siklus selanjutnya. Tentu, hasil pada siklus berikutnya jauh lebih
32
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Model Penelitian
Ada beberapa model PTK yang sering digunakan dalan dunia
pendidikan, namun kali ini peneliti akan mengembangkan model spiral dari
Kemmis dan Taggart 1998 (dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 66). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
SIKLUS I
SIKLUS II
Identifikasi Masalah
Hasil Refleksi Refleksi
Pelaksanaan dan
Observasi Perencanaan
Revisi Perencanaan
Pelaksanaan dan
Observasi Refleksi
33
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993:48) yang
tercantum (dalam Wiriaatmadja, 2010, hlm. 66) menjelaskan tahap – tahap
penelitian tindakan yang dilakukannya. Permasalahan penelitian difokuskan
kepada strategi bertanya siswa dalam pembelajaran IPS . Keputusan ini timbul
dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa belajar IPS
dengan cara mengafal dan bukan dalam proses inkuiri. Strategi yang dirancang
adalah strategi yang mendorong siswa untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan yang dibuat. Kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan.
1. Pada tahap pelaksanaan, siswa mulai membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan yang dilakukan melalui model pembelajaran Talking Stick untuk
mendorong siswa agar dapat berpikir kritis.
2. Pada tahap observasi atau pengamatan, pertanyaan – pertanyaan dan
jawaban – jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang
terjadi. Pengamat juga membuat catatan apa pertanyaan yang dibuat oleh
siswa dan jawaban yang dijawab oleh siswa.
3. Pada tahap refleksi, semua kekurangan dan kelebihan ketika proses
penelitian berlangsung dicatat untuk diperbaiki dan dipertahankan di siklus
selanjutnya.
4. Pada tahap hasil refleksi, guru dapat mencatat hasil refleksi pada siklus I
dan kekurangannya akan diperbaiki pada siklus II agar dapat mencapai
peningkatan.
Pada siklus II, perencanaan di revisi sesuai dengan kekurangan yang
terjadi pada siklus I. Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk melihat
pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Begitu juga dengan tahap – tahap
selanjutnya dapat dilakukan sama seperti pada siklus I.
34
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Suntenjaya, yang
beralamat di Kampung Gandok, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan April
sampai bulan Juni 2014.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri 2 Suntenjaya tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 orang
siswa. Terdiri dari 14 orang siswa laki – laki dan 19 orang siswa perempuan
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa kelas IV SD Negeri 2 Suntenjaya dengan materi Permasalahan Sosial.
Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak 2 siklus. Berawal dari permasalahan
yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan diuraikan tahapan – tahapan
kegiatan pada 2 siklus tersebut diantaranya:
1. Perencanaan (Planning)
a. Menganalisis kondisi awal kelas, mengenai masalah dan kebutuhan kelas
yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
b. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan pada saat penelitian.
c. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam penelitian yaitu tongkat
yang dapat diisi oleh pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
d. Menyusun materi Permasalahan Sosial yang akan disampaikan dalam
pembelajaran agar terciptanya kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya
berpikir kritis.
e. Menentukan langkah – langkah dalam startegi pembelajaran dengan
35
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat tingkat keberhasilan siswa dalam
hal meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan metode Talking Stick.
h. Membuat kelompok.
i. Mendiskusikan dengan observer mengenai pembelajaran yang akan
dilaksanakan, tugas observer serta indikator yang akan dicapai.
2. Pelaksanaan (Action)
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada
tahap perencanaan tindakan seperti langkah – langkah pembelajaran
sesuai dengan silabus dan RPP.
b. Menerapkan strategi pembelajaran metode Talking Stick dalam
pembelajaran IPS materi Permasalahan Sosial.
c. Dengan berlangsungnya metode Talking Stick dapat dilihat kemampuan
berpikir kritis siswa ketika membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan.
d. Mengadakan evaluasi belajar terkait dengan peningkatan kemampuan
berpikir kritis siswa
e. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat sebagai alat
observasi untuk melihat dan merekam aktivitas siswa dan guru ketika
peroses belajar mengajar menggunakan metode Talking Stick.
f. Melaksanakan pengolahan data.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi ini dilakukan berjalan bersamaan dengan
pelaksanaan. Observasi dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahapan observasi, observer meneliti aktifitas guru (peneliti) dan
siswa. Observer dan guru (peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengamatan dapat dilihat ketika siswa membuat pertanyaan
36
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode Talking Stick. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk
pengamatan secara cermat terhadap pelaksanaan skenario tindakan dari
waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian
kembali tindakan yang telah dilakukan, terhadap subjek penelitian dan
dicatat dalam observasi langkah refleksi ini berusaha mencari alur
pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan
dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan
sebagai bahan perbaikan di siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitilian ini menggunakan
berbagai macam instrumen penelitian yang akan membantu peneliti dalam
mendapatkan data sesuai dengan indikator yang diharapkan oleh peneliti ketika
proses penelitian berlangsung. Menurut Suharsimi Arikunto (2000, hlm. 134)
yang dimuat dalam halaman internet instrumen pengumpulan data adalah alat
batu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah,
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan tersistematis
sehingga lebih mudah diolah. Adapun berbagai instrumen yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama
pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
lembar kerja kelompok (LKK)
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
37
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Soal Tes
Instrumen soal tes ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data
hasil belajar siswa dengan menggunakan pertanyaan yang dibuat siswa
dan dijawab siswa. Pertanyaan yang dibuat siswa sesuai dengan materi
mata pelajaran IPS yang sedang diteliti.
b. Lembar Observasi
1) Lembar Aktivitas Guru
Instrumen lembar observasi kegiatan guru dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data proses dari aktivitas yang sedang dilakukan
guru/peneliti pada saat melakukan penelitian. Lembar observasi
kegiatan guru ini diisi oleh observer ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi kegiatan guru dapat dijadikan refleksi
oleh guru/peneliti ketika merefleksi proses pembelajaran apabila ada
langkah – langkah kegiatan yang tidak dilaksanakan ketika
pembelajaran berlangsung dapat diperbaiki di siklus selanjutnya.
2) Lembar Aktivitas Siswa
Instrumen lembar observasi kegiatan siswa dilakukan peneliti
untuk mendapatkan data proses dari aktivitas siswa ketika melakukan
pembelajaran dengan menggunakan langkah – langkah pembelajaran
menggunakan metode Talking Stick. Lembar observasi kegiatan guru
ini diisi oleh observer ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
c. Catatan Lapangan
Instrumen catatan lapangan digunakan untuk mengamati gejala –
gejala yang tampak pada proses pembelajaran, yaitu catatan mengenai
identitas siswa yang membuat pertanyaan dan catatan pertanyaan yang
38
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekaligus catatan jawaban yang dikemukakan siswa meskipun
jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan.
d. Catatan Refleksi
Instrumen catatan refleksi yaitu catatan yang dibuat oleh peneliti
ketika pembelajaran telah usai. Catatan refleksi digunakan untuk
memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dan
diperbaiki pada siklus selanjutnya.
e. Dokumentasi
Instrumen ini merupakan penelaah terhadap fokus permasalahan
yang akan diteliti. Data yang disajikan berupa rekaman selama penelitian
berlangsung. Data dari rekaman ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
menguji dan menafsirkan fokus permasalahan dalam penelitian. Sehingga
ketika peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian akan lebih
diperjelas lagi menggunakan rekaman apabila terjadi kekeliruan.
f. Format Wawancara
Arikunto (2001, hlm 20) mengemukakan bahwa
Instrumen wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara. Wawancara adalah suatu cara memperoleh jawaban atau informasi dari responden atau subjek dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara secara mendalam dilakukan untuk memperoleh data
atau informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin baik dari guru
yang bisa mengajar IPS dikelas IV SDN 2 Suntenjaya maupun dari
siswanya sendiri. Pertanyaan pada pedoman wawancara dapat mengenai
kesan siswa ketika belajar dengan menggunakan metode Talking Stick.
Selain itu juga untuk mengungkap kesulitan – kesulitan belajar dalam
menanggapi dan memberikan saran suatu peristiwa.
39
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data dapat terkumpul melalui teknik dan instrumen pengumpulan data,
selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data. Pada penelitian ini, peneliti
melakukan pengolahan data dengan menggunakan analisis data kualitatif dan
kuantitatif.
Menurut McMillan & Schumacher (2003) yang tercantum (dalam Syamsuddin, 2009, hlm. 27) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang – orang di tempat penelitian.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif ini peneliti akan
menggambarkan dan menganalisis aktivitas guru dan siswa ketika
pembelajaran menggunakan metode Talking Stick berlangsung serta
menganalisis aktivitas siswa berkelompok . Pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang penting untuk memahami suatu fenomena sosial dan
perspektif individu yang diteliti. Tujuan pokoknya adalah menggambarkan,
mempelajari, dan menjelaskan fenomena itu. Pemehaman fenomena ini dapat
diperoleh dengan cara mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam
sebuah narasi. Dengan cara tersebut, peneliti harus dapat memperlihatkan
hubungan antara peristiwa dan makna peristiwa. Dengan pendekatan kualitatif
masalah pendidikan muncul berdasarkan pada fenomena atau kesenjangan
yang “nyata” di lapangan, misalnya, guru - guru dan siswa – siswanya memandang apa yang terjadi di kelas dari perspektif yang sangat berbeda.
Data kulatitatif merupakan sumber dari deskripsi yang akurat, serta
memuat penjelasan tentang proses – proses yang terjadi ketika penelitian
berlangsung. Setelah data terkumpul peneliti menganalisis, mereduksi dan
menyimpulkan data. Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 269) menjelaskan
analisis data deskriptif kualitatif yaitu sebagai berikut :
40
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun analisis data secara deskriptif kualitatif dalam penelitian ini
adalah memaknai data dengan cara membandingkan hasil dari sebelum
dilakukan tindakan dan sesudah tindakan. Analisis data ini dilakukan pada saat
tahapan refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi untuk
melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
Selain melalui analisis data kualitatif, peneliti menggunakan analisis data
kuantitatif juga. Penghitungan data kuantitatif dengan cara menghitung rata –
rata perkembangan anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar
observasi yang telah disusun sebelumnya. Dengan rata – rata yang diperoleh
dapat diketahui persentase perkembangan kemampuan seriasi pada anak.
Data kuantitatif dapat diperoleh dari skor pertanyaan dan jawaban siswa
yang sesuai dengan indikator dan dapat diperoleh dari lembar kerja
kelompok. Pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dan dipersentasekan
dengan menggunakan rumus:
Jumlah Skor Total Subjek
Presentase Berpikir Kritis = X 100
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis peneliti terhadap data dari
penelitian serta temuan dilapangan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Suntenjaya Lembang, dengan judul penelitian
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Meteri Mengenal Permasalahan Sosial Di
Daerahnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran metode Talking Stick pada materi mengenal
permasalahan sosial di daerahnya dibuat dalam sebuah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang dibuat pada setiap siklus pada
dasarnya sama, namun yang membedakannya adalah indikator capaian
kompetensi dan langkah –langkah pembelajaran yang ada pada kegiatan
inti. Indikator yang digunakan pada RPP siklus I dan siklus II adalah (1)
Menjelaskan penyebab terjadinya permasalahan sosial, (2) Menjelaskan
akibat yang ditimbulkan permasalahan sosial, (3) Menjelaskan cara
menyelesaikan permasalahan sosial, (4) Membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan menggunakan kata tanya Bagaimana dan Mengapa. Indikator
capaian kompetensi pada setiap siklus sama yang membedakannya adalah
materi pokok yang disampaikannya. Pada siklus I materi pokok yang
disampaikan adalah kependudukan, kemiskinan, kebodohan, pengangguran
dan tindak kejahatan. Sedangkan pada siklus II materi pokok yang
disampaikan adalah masalah sampah dan pencemaran lingkungan. Langkah
– langkah pembelajaran yang digunakan dalam RPP mengikuti langkah – langkah pembelajaran metode Talking Stick. Langkah –langkah
pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap siklus berbeda. Setelah
113
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siklus II apabila ada kekurangan yang terjadi pada siklus I. Seperti pada
pelaksanaan siklus I guru dan siswa tidak mendiskusikan pertanyaan yang
dibuat siswa. Akibatnya beberapa siswa membuat pertanyaan tidak sesuai
dengan materi, hal tersebut diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada pembelajaran IPS materi permasalahan
sosial berlangsung dengan menggunakan metode Talking Stick. Dimana
aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan menjadi lebih baik pada
setiap siklusnya. Ada beberapa aktivitas guru dan siswa yang mengalami
perubahan pada siklus II dan itu disesuaikan dengan hasil refleksi dan hasil
observasi yang dilakukan observer pada siklus I. Aktivitas guru pada
penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran IPS dengan materi
permasalahan sosial. Begitu juga dengan siswa, dengan penggunaan metode
Talking Stick diharapkan mampu berpikir kritis. Dilihat dari hasil penelitian
yang telah terkumpul dari setiap siklus menunjukkan hasil aktivitas guru
dan siswa yang meningkat menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
aktivitas guru yang mampu mendorong siswa untuk meningkatkan berpikir
kritis siswa. Dengan adanya dorongan dan bimbingan dari guru siswa
mampu antusias dan lebih berpartisispasi dalam setiap pembelajaran
sehingga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.
3. Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode Talking Stick dilakukan dalam dua siklus. Hasil dari
membuat dan menjawab pertanyaan dengan menggunakan metode Talking
Stick dapat dikatakan meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan
jumlah pertanyaan dan jawaban siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus
I siswa yang mampu membuat pertanyaan mencapai 56 %. Siswa yang
menggunakan kata tanya bagaimana atau mengapa mencapai 16% dari 25
orang siswa. Dan pada siklus II siswa yang mampu membuat pertanyaan
114
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengapa mencapai 48,38% dari 29 siswa. Sedangakan pertanyaan yang
mampu dijawab pada siklus I mencapai 28% dan pada siklus II mencapai
44,83%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut beberapa saran yang dapat diuraikan.
1. Bagi Guru
a. Sebelum pembagian kelompok guru harus mengetahui karakteristik
dan kesesuaian antar siswa agar tidak menimbulkan suasana kelas
yang tidak kondusif.
b. Guru hendaknya memberikan instruksi ketika siswa siap untuk
mendapatkan instruksi dari guru. Jangan sampai ketika guru sedang
memberikan instruksi dalam keadaan kelas yang tidak kondusif dan
sulit didengar siswa.
c. Materi pokok yang diberikan kepada siswa jangan terlalu banyak agar
mudah dimengerti siswa.
d. Guru hendaknya lebih memaksimalkan lagi aktivitas - aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick. Agar
ketertarikan dan keterlibatan siswa pada saat pembelajaran lebih baik
lagi.
e. Sebelum memasukan pertanyaan kedalam tongkat, guru harus
mendiskusikan pertanyaan tersebut bersama dengan siswa. Agar
pertanyaan yang dibuat siswa sesuai dengan materi dan indikator
berpikir kritis.
f. Pengaturan waktu yang tepat dalam penerapan metode Talking Stick
agar proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan alokasi waktu
yang telah direncanakan.
2. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam lagi
kepada siswa mengenai kemampuan berikir kritis. Hal tersebut dapat
115
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjawab pertanyaan. Membuat dan menjawab pertanyaan dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran lain bukan hanya IPS saja. Serta
menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode Talking Stick agar
mempermudah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian tindakan kelas,
sebaiknya menggunakan metode Talking Stick sebagai salah satu rujukan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada
mata pelajaran IPS mengenai permasalahan sosial. Karena metode Talking
Stick pada proses pembelajarannya disajikan dalam bentuk permainan
untuk membuat siswa antusias dan mendorong siswa untuk membuat dan
menjawab pertanyaan.
Demikian simpulan dan saran yang dapat peneliti kemukakan.
Semoga dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aridanu, Ihwan (2011). Model Pembelajaran Talking Stick. [Online]. Tersedia di:
http://ihwanaridanu.blogspot.com/p/pembelajaran.html [Diakses tanggal 11
november 2013].
Arikunto, S. (2000) Manajemen Penelitian. Jakarta: Rinea Cipta.
Arikunto, S. (2001) Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. dkk. (2006) Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Fisher, A. (2008) Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hamzah, Y. (2009) Pembelajaran IPS di SD. [Online]. Tersedia di:
http://yannahazmah.wordpress.com/2009/12/17/pembelajaran-ips-di-sd-jauh-dari-tujuan/ [Diakses 1 November 2013].
Haris, A. (2010) Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia di:
https://agustianharis.wordpress.com/pembelajaran-ips-di-sekolah-dasar [Diakses 1
November 2013]
Hassaoubah, Z.I. (2004) Developing Cretive and Critical Thinking Skills, Cara
Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Penerbit Nuansa.
Hisnu, T. (2008) Ilmu Pengetahuan Sosial 4: SD/MI Kelas IV (BSE). Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
117
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kartini, T. (2010) Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Komalasari, K. (2010) Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Refika Aditama.
Lasmawan. (2010) Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. [Online].
Tersedia di:https://lasmawan.blogspot.com/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.
[diakses 1 November 2013]
Lestary, E. (2010) Pengertian IPS. [Online]. Tersedia di:
http://erna-ips.blogspot.com/2010/02/pengertian-ips.html [Diakses 11 Maret 2014].
Ramadhan, T. (2010) Talking Stick. [Online]. Tersedia di:
http://tarmizi.wordpress.com/2010/02/15/talking-stick/ [Diakses 11 Maret 2014].
Santrock, J W. (2010) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Seiji, O. (2011) Paradigma Pendidikan IPS Di Indonesia. [Online]. Tersedia di:
http://oktaseiji.wordpress.com/2011/04/24/paradigma-pendidikan-ips-di-indonesia/ [Diakses 1 November 2013].
Sugiarti, W. (2013) Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Berorintasi
Pendekatan Kooperatif dalam Pembelajaran Membaca Teks Biografi. Skripsi
118
Neng Karmila, 2014
Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS Materi Mengenal Permasalahan Sosial Di Daerahnya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Susanto, A. (2013) Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana
Suyadi, (2012) Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Penerbit Andi
Syamsuddin dan Damaianti, V.S. (2009) Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pujiati, R.H. (2008) Cerdas Pengetahuan Sosial 4 : untuk kelas VI SD/MI kelas IV
(BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Wiriaatmadja, R. (2012) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Yuliani, N. (2012) Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui
Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam Pembelajaran
IPS Di SD. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Yuliani, S.N. (2010) Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
Meningkatkan Keemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran PKN.