• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

SHANDY FAUZAN

0906012

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP

EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI SEKOTA BANDUNG

Oleh

Shandy Fauzan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan

© Shandy Fauzan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul: “Pengaruh Komitmen Pegawai Terhadap Efektivitas Penerapan

(5)

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... .i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 11

A. Kajian Pustaka... 11

1. Konsep Komitmen Pegawai ... 11

2. Konsep Efektivitas ... 13

3. Konsep Sistem Manajemen Mutu Iso 9001: 2008 ... 14

B. Kerangka Pemikiran ... 44

C. Hipotesis Penelitian... 45

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 46

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

B. Desain Penelitian ... 49

C. MetodePenelitian ... 51

D. DefinisiOperasional ... 52

(7)

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 65

H. Analisis Data ... 66

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Hasil Penelitian ... 75

1. Seleksi Data ... 75

2. Klasifikasi Data ... 76

3. Hasil Pengolhan Data ... 78

4. Pengujian Hasil Hipotesis Penelitian ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

1. Gambaran Komitmen Pegawai di SMK Negeri Sekota Bandung . 102 2. Gambaran Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Sekota Bandung ... 105

3. Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Sekota Bandung ... 109

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 112

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka ... 3

Tabel 3.1 Jumlah Populasi ... 45

Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel ... 49

Tabel 3.3 Skala Likert ... 56

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ... 56

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ... 58

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 62

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 63

Tabel 3.8 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 65

Tabel 3.9 Kriteria Harga Koefisien Korelasi ... 69

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 76

Tabel 4.2 Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y ... 76

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 78

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y... 85

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 96

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Proses SMM ISO 9001:2000 ... 24

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 44

Gambar 2.3 Gambaran Hubungan Variabel ... 45

Gambar 4.1 Grafik Normalitas Variabel X ... 98

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 114

Lampiran 2 ... 124

Lampiran 3 ... 135

Lampiran 4 ... 154

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat

perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya

manusia di suatu negara berkompetisi untuk mencukupi tuntutan hidupnya.

Untuk itu setiap sumber daya manusia dituntut memiliki kualitas dan

kuantitas sehingga dapat berkompetisi dikehidupan global ini. Dalam upaya

peningkatan kualitas hidupnya setiap manusia membutuhkan pendidikan

yang bermutu.

Pada Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 1

(2003:1) dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Sehubungan dengan hal tersebut mutu pendidikan menjadi isu yang

sangat penting dalam pembangunan bangsa. Berbicara tentang mutu atau

kualitas, sebagaimana dikemukakan oleh Goetsch dan Davis, „Kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.‟

(Tjiptono dan Diana, 2003: 4).

Dalam prosesnya, pendidikan dikatakan bermutu apabila seluruh

komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri.

Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar,

metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana dan

sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan

mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi

(12)

dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (semisal ulangan umum, UAS dan UN).

Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri masih tertinggal

dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Menurut survei Political and

Economic Risk Consultant (PERC) (Shabri : 2013) , kualitas pendidikan di

Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara, berada di bawah

Vietnam. Akibat rendahnya kualitas pendidikan, maka Indonesia memiliki

daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara

yang disurvei (The World Economic Forum Swedia Report, 2000).

Indonesia pun hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai leader teknologi dari 53 negara di dunia. Dengan kondisi mutu pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) yang tidak mampu bersaing, cita-cita untuk

membangun kehidupan bangsa yang sejahtera akan sulit tercapai. Kaitan

kualitas pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi disuatu negara memang

sangat erat. Karena untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, suata

negara membutuhkan sumber daya yang berkualitas dan berdaya saing

tinggi. Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith

pada tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu

negara, dengan mengisolasi dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi;

dan 2) pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua

inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya

pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka penjaminan

mutu pendidikan menjadi salah satu cara agar kualitas lulusan SDM dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat.

Dalam Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Standar

Nasional Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah

Aliyah Kejuruan (MAK) 2012, dijelaskan bahwa :

(13)

mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan.

Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi

terhadap peningkatan mutu pendidikan. SMK sebagai satuan lembaga

pendidikan sekolah yang mempunyai misi menyiapkan tenaga kerja tingkat

menengah yang mampu mengisi lapangan kerja dan berkualitas profesional

diharapkan mampu berperan sebagai alat unggulan bagi industri-industri

Indonesia dalam menghadapi persaingan global sekaligus membantu

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 15, yang menjelaskan bahwa”...

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Namun pada kenyataanya pada lulusan SMK masih terdapat angka

pengangguran yang cukup besar,dan menjadi penyumbang pengangguran

terbanyak setelah SMA dan SMP dilihat dari tingkat pendidikan terakhir.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran lulusan

SMK sebagai angkatan kerja pada tahun 2013 masih berada pada angka

diatas 7,68%. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun

Ke Atas Menurut pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011-2013

(persen)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus Februari

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(14)

Data tersebut mencerminkan adanya penurununan jumlah

pengangguran pada lulusan SMK setiap tahunnya namun angka ini masih

cukup besar bagi lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusannya bersaing

didunia kerja. Maka jaminan kualitas sekolah kejuruan ini menjadi tuntutan

bagi lembaga pemerintah melalui pemberlakuan standarisasi yang berlaku

secara nasional maupun internasional. Salah satu kebijakan Pendidikan

Dasar Menengah (Dikdasmen) yang diambil untuk meningkatkan kualitas

tamatan Sekolah Menengah Kejuruan adalah program pengembangan

sekolah yang berstandar Nasional dan Internasional. Program

pengembangan ini telah menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi

bagi sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya. Salah satu kriteria

Sekolah Menengah Kejuruan berstandar Internasional adalah mengadopsi

sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan bersertifikat ISO 9001:2008.

Sertifikat ISO 9001:2008 sebagai salah satu bentuk pengakuan mutu, adalah

salah satu alternatif yang memberikan harapan bagi upaya penjaminan mutu

proses dan produk pendidikan di SMK sehingga benar-benar dapat selaras

dengan kebutuhan Industri. Dan dengan menerapkan sistem manajemen

mutu ISO 9001:2008 ini diharapkan terjadi pengembangan berkelanjutan

(continual improvement) terhadap kinerja lembaga sebagai sebuah institusi

penyelenggara pendidikan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Standar ISO 9001 adalah standar tentang Sistem Manajemen Mutu

(SMM) yang penerapannya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk

dan jasa/pelayanan, sehingga mampu memberikan dan meningkatkan

kepuasan pelanggan dan kinerja organisasi. Senada seperti yang di jelaskan

Prabowo (2009:45) bahwa “ISO 9001 merupakan standar internasional yang

mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)”.

ISO sendiri merupakan singkatan dari International Standardization

Organization yang merupakan federasi badan-badan standarisasi dari

seluruh dunia yang berdiri pada 23 Februari 1947 di Jenewa, Switzerland.

ISO 9001 menguraikan serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang

(15)

bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Pada 14 November

2008, ISO telah merilis edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:

2008. Keuntungan penerapan ISO 9001 pada lembaga pendidikan menurut

Sendari (Usman, 2011: 550) adalah “...dengan diperolehnya sertifikat ISO

9001 oleh suatu sekolah, berarti sekolah tersebut terbukti telah menerapkan

sistem penjaminan mutu ISO 9001.”.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan diterimanya

sertifikat ISO 9001 pada suatu sekolah adalah dapat menetapkan

aturan-aturan dasar untuk sistem kualitas terhadap barang/jasa agar tetap konsisten,

terdokumentasi, dan terevaluasi. Mengingat banyaknya manfaat yang dapat

diambil, sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dibutuhkan oleh organisasi

dalam bidang pendidikan terutama SMK untuk meningkatkan kualitas mutu

lulusannya agar dapat bersaing di dunia kerja.

Sebagai standar mutu internasional, implementasi Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten akan meningkatkan mutu sekolah

serta efisiensi dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Selain itu, sekolah

akan mendapatkan nilai lebih di mata masyarakat sebagai sekolah

berkualitas internasional atau memiliki citra yang lebih baik dibanding

sekolah lainnya. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan sekolah

dalam memancing minat masyarakat untuk memasukan anaknya pada

sekolah tersebut.

Di kota Bandung terdapat 15 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

yang fokus pada beberapa program keahlian. Dan semua SMK Negeri di

Bandung sudah menerapkan SMM ISO. Salah satunya adalah SMK N 11

Bandung yang beralamat di JL. Budi Cilember. SMK N 11 Bandung telah

menerapkan SMM ISO 9001:2008 sejak tahun 2010, tetapi untuk Seri

9001:2000 SMK N 11 Bandung sudah menerpakannya sejak tahun 2008.

Dalam perjalanan penerapan SMM ISO 9001:2008 pada setiap

lembaga tentunya menemui berbagai kendala. Termasuk di SMK N 11.

Berdasarkan studi pendahuluan di SMK N 11 Bandung dengan

(16)

pada tanggal 13 September 2013 dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal

yang mempengaruhi efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2008.

Diantaranya komitmen, konsekuen, dan konsisten dari seluruh stake holder

dalam menjalankan program sesuai prosedur dari SMM ISO 9001 2008.

Dan salah satu yang paling mempengaruhi efektifitas penerapan SMM ISO

9001:2008 di SMK N 11 Bandung adalah komitmen dari tenaga pendidik

dan kependidikan dalam menjalankan program SMM ISO 9001:2008

dengan segala konsekuensi yang telah ditetapkan. .

Dan permasalahan tersebut senada dengan hasil pemantauan awal dan

analisis sederhana dari Tim IDEA Consultant (2010) bahwa terdapat beberapa faktor penyebab utama kegagalan sekolah dan organisasi lain

dalam menerapkan SMM ISO 9001:2008. Dan salah satu faktor yang paling

utama yang mempengaruhi keberhasilan dari program SMM ISO 9001:2008

adalah komitmen yang penuh dan kesungguhan dalam pelaksanaan program

yang telah dirancang dari semua pihak yang terlibat, termasuk tenaga

pendidikan dan kependidikan disekolah.

Komitmen adalah kekuatanyang utama untuk menggerakkan mesin

manajemen dalam menerapkan SMM. Tanpa komitmen dari manajemen

puncak/kepala sekolah yang didukung oleh seluruh perangkat sekolah maka

SMM tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Senada seperti yang

diungkapkan Robbins (2002:284) “Komitmen merupakan sikap kesediaan

diri untuk memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan

seluruh usaha dalam melaksanakan tugas. Komitmen karyawan tidak akan

tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan signifikan antara budaya kerja

dengan komitmen karyawan”.

Mengutip kata-kata bijak “Mempertahankan lebih sulit daripada

mendapatkan”. Mempertahankan Sistem Manajemen Mutu bukan hanya

sekedar untuk memenuhi persyaratan saja, namun harus menjadi bagian dari

budaya lembaga pendidikan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab

sekolah dalam menjamin mutu jasa yang di hasilkan. Begitupula dengan

(17)

sama yang baik dari semua unsur yang ada dalam suatu

organisasi/perusahaan dalam mengimplementasikan klausul-klausul yang

ada dalam ISO. Jika pengguna bisa menyadari bahwa alat bantu ini

membawa ke arah kinerja yang lebih baik, maka yang dituntut oleh SMM

ISO 9001: 2008 adalah komitmen dari semua pihak yang terdapat disekolah

dalam implementasinya yang terdiri dari tenaga pendidik dan kependidikan

meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, kepala

kompetensi keahlian, pustakawan, teknisi, sumber belajar, dan tenaga

administrasi sekolah.

Dengan demikian dapat diduga komitmen pegawai berpengaruh

terhadap efektivitas penerapan SMM ISO 9001: 2008 di Sekolah Menengah

Kejuruan. Namun perlu diteliti lebih mendalam. Untuk mengetahui hal

tersebut peneliti mengambil objek penelitian di SMK Negeri Se-Kota

Bandung, karena peneliti melihat sudah semua SMK Negeri di kota

Bandung menerapkan SMM ISO 9001: 2008.

Maka peneliti mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH

KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI

SEKOTA BANDUNG”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berikut ini diuraikan beberapa masalah hasil identifikasi lapangan,

yaitu :

1. Lulusan SMK masih menjadi penyumbang pengangguran terbanyak

setelah SMA dan SMP dilihat dari tingkat pendidikan terakhir.

2. Pentingnya sistem penjaminan mutu pendidikan terutama di SMK dan

salah satu penjaminan mutu pendidikan adalah SMM ISO 9001: 2008.

3. Penyebab utama kegagalan sekolah dan organisasi lain dalam

menerapkan SMM ISO 9001: 2008 adalah komitmen yang penuh

kesungguhan dalam pelaksanaan program yang telah dirancang dari

(18)

Mohammad Ali (1987: 36) mengemukakan bahwa: “Rumusan

masalah pada hakekatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup

masalah penelitian dalam pembatasan dimensi dan analisis variabel yang

tercakup di dalamnya”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran komitmen pegawai dalam hal ini tenaga pendidik

dan kependidikan di SMK Negeri se-kota Bandung?

2. Bagaimana efektifitas penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:

2008 di SMK Negeri se-kota Bandung?

3. Seberapa Besar pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas

penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri

se-kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami pengaruh komitmen pegawai

terhadap efektifitas penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di

SMK Negeri Sekota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dan memahami komitmen pegawai di SMK Negeri

Sekota Bandung.

b. Untuk mengetahui dan memahami efektifitas penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri Sekota Bandung.

c. Seberapa Besar pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas

penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri

Sekota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam pengembangan keilmuan khususnya disipin ilmu Administrasi

Pendidikan tentang “Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas

(19)

Secara praktis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

menumbuhkan wawasan pengetahuan peneliti mengenai disiplin ilmu

Administrasi Pendidikan, khsususnya tentang Pengaruh Komitmen Pegawai

dalam Penerapan ISO 9001: 2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung.

1. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan yang berarti bagi

kepala sekolah agar dapat membantu menciptakan komitmen pegawai

yang baik dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu disekolah.

2. Bagi Pegawai Sekolah

Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi pegawai dalam

menciptakan komitmen dalam diri yang baik dalam rangka penerapan ISO

9001:2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung.

3. Bagi Khalayak Luas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan

sumber inspirasi bagi peneliti lain yang akan memperdalam permasalahan

yang berkaitan dengan komitmen pegawai dengan implimentasi sistem

manajemen mutu ISO 9001:2008.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai kerangka dalam penelitian ini, maka sistematika penulisan

disusun sebagai berikut :

1. BAB I: Pendahuluan yang berisi tentang atar belakang masalah,

identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

2. BAB II: Kajian Pustaka yang berisi Kerangka Pemikiran dan Konsep yang

mendukung terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini,

diantaranya Konsep Komitmen Pegawai, Konsep Sistem Manajemen Mutu

Pegawai.

3. BAB III: Metode Penelitian yang berisi tentang Lokasi dan Subjek

Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional,

(20)

4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yag berisi tentang deskripsi

hasil Pengolahan atau Analisis Data dan Pembahasan atau Analisis

Temuan Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap efektifitas penerapan ISO

9001: 2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung

5. BAB V: Kesimpulan dan saran yang berisi tentang penyajian penafsiran

dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang

ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil

penelitian yang bersangkutan, dan kepada peneliti berikutnya yang

berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya kepada pemecahan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI, POPULASI, DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

Se-Kota Bandung, dengan jumlah sekolah yang dituju yaitu dua belas

sekolah.

2. Populasi Penelitian

Akdon (2008: 96) mengemukakan bahwa “populasi merupakan

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah pegawai sekolah menengah kejuruan di Kota

Bandung, yang terdiri dari pegawai tata usaha dan unit kerja yang ada

dalam struktur organisasi sekolah. Adapun populasi seluruhnya

berjumlah 541 orang, sebagai berikut:

(22)

3. Sampel Penelitian

Menurut Akdon (2008: 98) “Sampel adalah bagian dari polpulasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dengan kata lain, sampel merupakan contoh yang diambil dari sebagian

populasi penelitian, yang dapat mewakili populasi. Berkaitan dengan

teknik pengambilan sampel, Nasution (Akdon, 2008: 99) menyatakan

bahwa „mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel

akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya

serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya‟. Oleh karena itu, untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian, cukup mengambil

sampel yang mewakilinya.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

menggunakan rumus dari Taro Yamane (Akdon, 2008: 107), yaitu:

dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan (0,1)

maka,

n = N___

N. d2 + 1

n = ____541_____

541. (0,1)2 + 1

n = ____541_____

541. (0,01) + 1

n = __41___

n = N___

(23)

5,41 + 1

n = _541_

6,41

n = 84, 399375975

n = 84 (dibulatkan)

Berdasarkan penghitungan diatas, maka jumlah sampel yang

ditetapkan pada penelitian ini berjumlah 84 responden. Adapun untuk

menentukan sampel dari masing-masing sekolah, digunakan rumus

proporsional random sampling yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam

Akdon (2008: 108), yaitu:

dimana:

n

i= jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

n

i= Ni . n

(24)

Secara lebih rinci, diuraikan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Perhitungan Besaran Sampel

Berdasarka teknik proporsional random sampling

NAMA SEKOLAH

Ni

n

i = Ni . n

N

SAMPEL

SMKN 1 BANDUNG 40 40/ 541 x 84 = 6,21 6

SMKN 2 BANDUNG 49 49/541 x 84 = 7,60 8

SMKN 4 BANDUNG 65 65/ 541 x 84 = 10,09 10

SMKN 5 BANDUNG 31 31/ 541 x 84 = 4,81 5

SMKN 6 BANDUNG 64 64/ 541 x 84 = 9,93 10

SMKN 7 BANDUNG 45 45/ 541 x 84 = 6,98 7

SMKN 8 BANDUNG 47 47 / 541 x 84 = 7,29 7

SMKN 9 BANDUNG 52 52/ 541 x 84 = 8,17 8

SMKN 10 BANDUNG 35 35/ 541 x 84 = 5,43 5

SMKN 11 BANDUNG 39 39/ 541 x 84 = 6,05 6

SMKN 12 BANDUNG 45 45/ 541 x 84 = 6,73 7

SMKN 15 BANDUNG 29 29/ 541 x 84 = 4,502 5

Jumlah 541 84

B. DESAIN PENELITIAN

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian,

agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis dan

efektif.

Menurut Nasution (2009:23) menjelaskan bahwa ”Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar

dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”

(25)

penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada

desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang

menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi,

metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data,

cara menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas penerapan SMM ISO

9001:2008 di SMK Negeri Se-kota Bandung. Fokus penelitian mengenai

komitmen karyawan meliputi :

1) Komponen afektif yang berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan

keterlibatan pegawai di dalam suatu organisasi

2) Komponen continuance berkaitan dengan persepsi pegawai tentang

kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi.

3) Komponen normatif yang berkaitan dengan perasaan pegawai tentang

kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi

Sedangakan efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2008 berfokus

pada:

1) Kepemimpinan

2) Keterlibatan Personel

3) Pendekatan Proses

4) Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen

5) Peningkatan Terus-Menerus

6) Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

7) Fokus Pelanggan

8) Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Penelitian ini dilaksanakan di Seluruh SMK Negeri Sekota Bandung

(26)

menjadi objek penelitian sebanyak 12 sekolah. Jumlah guru SMK Negeri

Sekota Bandung seluruhnya sebanyak 541orang. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi relatif kecil.

“Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2011: 118). Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai permasalahan pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan

data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data

dilakukan setelah seluruh data terkumpul.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan

desain survey. Nasution (2009:250) mengemukakan bahwa: “Desain survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya

besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk

pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner.

Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.

C. METODE PENELITIAN

Sugiyono (2011:3) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.”

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengadakan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang.

Hal ini, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana dan

(27)

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Dengan demikian yang disebut dengan metode deskriptif adalah

suatu cara dalam penelitian yang berusaha menggambarkan dan berusaha

memecahkan permasalahan mengenai berbagai peristiwa yang sedang

terjadi sekarang ini. Dengan demikian, dalam penelitian ini menggunakan

metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan aktual

yang terjadi pada masa sekarang, yaitu Pengaruh Penilaian Kinerja

terhadap Disiplin Kerja Pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Pendekatan Kuantitatif

Sugiyono (2011:14) menjelaskan tentang metode penelitian

kuantitatif, sebagai berikut:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statisik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan.”

Definisi pendekatan kuantitatif lebih difokuskan pada sistem

pengumpulan dan pengolahan yang menggunakan angka-angka.

Pada pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana

dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan

hipotesis penelitian. Dengan pertimbangan tersebut dalam penelitian ini

digunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk lebih terencana,

cermat dan pengumpulan data yang sistematis terkontrol sehingga hasil

(28)

D. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pengaruh adalah daya

yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Dari sumber

yang sama dikemukakan pula oleh Surakhmad bahwa “Pengaruh adalah

kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam

yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di

sekelilingnya”. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya atau kekuatan yang dimiliki

suatu benda atau orang yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud kontribusi yaitu komitmen

pegawai terhadap efektifitas sistem mnajemen mutu ISO 9001: 2008

pada SMK negeri di Kota Bandung.

2. Komitmen Pegawai

Menurut Mahis dan Jackson (2000) dalam Sopiah (2008 : 155)

memberikan definisi, „Organizational Commitment is the degree to which employees believe in and accept organizational goals and desire

to remain with the organization‟. (Komitmen organisasional adalah

derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan

organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan

organisasi).

Adapun yang dimaksud komitmen pegawai dalam penelitian ini

adalah sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan

dimana seseorang pegawai dapat bertahan dengan kesetiaannya demi

kepentingan sekolah sehingga terbentuk sebuah loyalitas sehingga

membuat seseorang dapat bertahan untuk memelihara keanggotaannya

disekolah.

(29)

Robbins dalam Tika P. (2008:129) memberikan definisi efektivitas

sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka

penjang. Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu standar

pengkuran untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu organisasi

dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam penelitian yang dimaksud efektifitas adalah pencapaian

secara tepat dari program SMM ISO 9001:2008 sesuai dengan

prinsip-prinsip yang ada,dan sekolah menjalankan dengan baik.

4. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008

ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan untuk

menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (quality objective) serta

pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis

organisasi/perusahaan berdasarkan persyaratan delapan klausul ISO

9001:2008:

1) Ruang lingkup

2) Rujukan normatif

3) Istilah dan definisi

4) Sistem manajemen mutu

5) Tanggung jawab manajemen

6) Manajemen sumber daya

7) Realisasi produk

8) Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.

Dalam penelitian yang dimaksud SMM ISO 9001:2008 adalah

sistem manajemen yang diterapkan sekolah dengan berorientasi mutu dan

sesuai dengan standar internasional.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2011:148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat

(30)

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus

mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:134)

bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif”.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa angket.

Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa “kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Secara lebih rinci, angket dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.

Seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 132) bahwa

angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakterisik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ().

1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X

(Komitmen Pegawai) dan variabel Y (Efektifitas Sistem Manajemen

Mutu ISO 9001: 2008). Adapun yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah pegawai tata usaha dan unit kerja yang ada dalam

struktur organisasi sekolah untuk memberikan gambaran terkait

variabel-variabel yang diteliti.

2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format

instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu

format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua

variabel dilakukan dengan mengunakan Skala Likert. “Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

(31)

Dalam pengukuran dengan menggunakan Skala Likert, masing-masing

variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator yang akan dijadikan titik

tolak dalam merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan. Skala

Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat gradasi atau

skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis

kuantitatif. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert,

tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk

mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat

dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang selanjutnya

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen

penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen,

yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y,

yang terdapat dalam tabel dbawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen

(32)
(33)

7. Tetap bekerja karena

Variabel Y = Efektifitas Sistem Manajemen ISO 9001: 2008

Variabel Y

1. Fokus Pelanggan 1. Sekolah memahami

karateristik siswa

2. Kepemimpinan 5. Pimpinan harus

(34)

8. Pimpinan harus

3. Keterlibatan Personel 9. Semua karyawan dilibatkan penuh

(35)

5. Pendekatan Sistem bagi setiap individu dalam organisasi.

bersama dan kegiatan perbaikan.

26

26. Berbagi informasi dan rencana masa depan.

(36)

F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Angket sebagai instrumen dalam penelitian ini, tidak langsung

digunakan untuk mengumpulkan data. Namun, diuji coba terlebih dahulu

untuk mengetahui tingkat akurasinya pada responden yang memiliki

karakteristik yang sama dengan objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan

untuk menghindari kegagalan total pada pengumpulan data, karena instrumen

yang disiapkan namun belum diuji coba seringkali terdapat beberapa

kelemahan, baik dari segi bahasa maupun indikator masing-masing variabel.

Selain itu, yang terpenting dalam uji coba angket ini adalah mengetahui

tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian.

1. Pengujian Validitas

Arikunto (Akdon, 2008: 143) menjelaskan yang dimaksud dengan

validitas adalah „suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

kesahihan suatu alat ukur. Sementara itu, Sugiyono (2011: 173)

menegaskan bahwa “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunaka

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah validitas

konstruk dan validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan dengan

berkonsultasi dengan para ahli, dalam hal ini dosen pembimbing.

Sedangkan uji validitas isi, dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan teori atau konsep yang relevan dengan variabel yang

diteliti serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dosen pembimbing).

Pada dasarnya, uji validitas konstruk dan isi dilakukan menggunakan

kisi-kisi instrumen yang didalamnya terdapat teori atau konsep serta item-item

pernyataan sebagai penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini

adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

(37)

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil

koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien

korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil

n = Jumlah responden

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t)

untuk = 0,05 dan dk = 11 – 2 = 9, dengan uji satu pihak, maka diperoleh

= 1,833.

Kaidah keputusan: Jika > berarti valid dan < berarti tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas

(rincian terlampir) dan juga dengan menggunakan bantuan program

Microsoft Exel 2007 untuk variabel X terdapat 25 item dan variabel Y 35

item.

Uji Validitas Variabel X (Komitmen Pegawai)

Tabel 3.6

(38)

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X

Setelah dilakukan uji validitas angket variabel y, dapat disimpulkan

bahwa dari 22 item yang diujikan, semua item yang dinyatakan memiliki

validitas konstruksi yang baik.

Uji Validitas Variabel Y (Efektifitas Sistem Manajemen ISO 9001: 2008)

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y

(39)

5. 0,828 4,441 1,833 Valid Diambil

Setelah dilakukan uji validitas angket variabel y, dapat disimpulkan

bahwa dari 27 item yang diujikan, semua item yang dinyatakan memiliki

validitas konstruksi yang baik.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen merupakan istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran diulang dua kali. Arikunto (2006:178) memaparkan bahwa

“Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik”.

Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008:

161) sebagai berikut:

(40)

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

= Jumlah item.

Kemudian di uji dengan kriteria: jika > dari dengan

dk= (n-1) pada tingkat kepercayaan 95% maka variabel tersebut

reliabel.

 Reabilitas variabel X (Iklim Organisasi). Dari hasil

perhitungan (terlampir) nilai reabilitas variabel X diperoleh harga

= 1,009 dan = 0,666. Dengan taraf signifikansi 5%. Artinya

> . Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel iklim

organisasi adalah reliabel.

 Reabilitas variabel Y (Kinerja Pegawai). Dari hasil

perhitungan (terlampir) nilai reabilitas variabel X diperoleh harga

= 0,98 dan = 0,666. Dengan taraf signifikansi 5%. Artinya

> . Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel iklim

organisasi adalah reliabel. Hasil uji coba reliabilitas dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel X (Iklim Organisasi) dan Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Variabel Distribusi Data Keterangan

Hitung Tabel

X 0,87 0,666 Reliabel

Y 0,97 0,666 Reliabel

(41)

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh

data dalam usaha pemecahan permasalahan dengan menggunakan

teknik-teknik tertentu, sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan

benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

Adapun teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh

dan mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek

penelitian.

Sugiyono (2011:137) mengungkapkan bahwa “Pengumpulan data

dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik kuesioner (angket) dan studi dokumentasi.

1. Angket (Kuesioner)

Angket (kuesioner) merupakan daftar tertulis yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga

diperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono

(2011:142) mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-5).

2. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:

231)”.Hadari (1993: 133) mengemukakan bahwa “dalam penelitian

kuantitatif, teknik dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara

kolektif bahan-bahan yang digunakan didalam kerangka/landasan teori,

(42)

Studi dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data

serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil,

dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang

relevan, peraturan-peraturan atau kebijakan, laporan kegiatan, serta sumber

data lainnya yang relevan dengan penelitian.

H. ANALISIS DATA

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak makna jika data

tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak dianalisis. “Analisis data

merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan

dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian” Nazir( 2003: 346). Dengan

melakukan analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi

masalah yang diteliti, baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi

untuk kebijakan selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Seleksi angket dilakukan setelah data terkumpul. Seleksi angket

merupakan kegiatan awal dalam analisis data, yakni memeriksa

kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan

ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah

terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam

tahap seleksi angket, yaitu:

 Memeriksa jumlah angket yang terkumpul sesuai dengan responden

penelitian.

 Memeriksa apakah semua pernyataan dijawab sesuai petunjuk yang

diberikan.

 Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah. Data dinyatakan layak diolah jika data tersebut telah

memenuhi kelengkapan seperti yang dipaparkan pada poin-poin

(43)

2. Klasifikasi Data

“Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan,

mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi

tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti” (Akdon, 2008:

180).

Pada tahap ini, data diklasifikasikan berdasarkan varabel

penelitian, yaitu variabel X dan variabel Y. Kemudian dilakukan

pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Pengklasifikasiaan ini dilakukan untuk mengetahui

kecenderungan skor-skor responden terhadap dua variabel yang diteliti.

Kriteria yang digunakan dalam pemberian skor ini yaitu menggunakan

Skala Likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor

mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan

data selanjutnya.

3. Pengolahan Data

“Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan” (Akdon, 2008: 180). Adapun tahapan-tahapan dalam

pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden masing-masing

Variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS)

Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan

rata-rata variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau

kecenderungan umum responden pada variabel penelitian.

Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap

item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditentukan.

Adapun rumus WMS, sebagai berikut:

Keterangan:

N

X

(44)

̅ = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari jawaban responden

N = jumlah responden

Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan aplikasi

SPSS versi 17.0 for Windows untuk mengetahui gambaran deskriptif

hasil pengolahan data masing-masing variabel serta menggunakan

bantuan aplikasi Ms. Excel. Adapun langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS, sebagai

berikut:

1) Memberikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban dengan

menggunakan Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.

3) Menjumlahkan jawaban dari setiap responden untuk setiap item

dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan

kriteria konsultasi hasil perhitungan WMS, sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

6) Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria

masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap

variabel atau dengan kata lain mengetahuai arah kecenderungan

masing-masing variabel.

Nilai Keterangan Penafsiran

3,00 – 4,00 Sangat Baik Selalu (SL)

2,00 – 3,00 Baik Sering (SR)

1,00 – 2,00 Cukup Kadan-kadang (KD)

(45)

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui

tingkat normalitas distribusi data. Selaai itu,uji normalitas distribusi

data ini berguna untuk menetukan secara lebih lanjut teknik analisis

apa yang akan digunkan. Bila distribusi data membentuk distribusi

normal maka teknik analisis statistik parametrik yang akan digunakan.

Sebaiknya, jika distribusi data membentuk distribusi yang tidak

normal, maka teknik analisis statistik non paramatrik yang akan

digunakan. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi-kuadrat (x2)

fo = frekuaensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = frekuensi tang diharapkan (frekuensi teoritis)

Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data

dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dengan

uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik

pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors

(Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji

normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom

signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan,kriteria yang

berlaku adalah sebagai berikut:

(46)

3) Jika signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari populasi yangberdistribusi normal;

4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

Adapun langkah-langkah untuk mencari uji normalitas dengan

bantuan SPSS 17.0 for Windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov

adalah sebagai berikut:

1) Buka program SPSS;

2) Masukan data mentah variabel X dan variabel Y;

3) Pilih analyze;

4) Pilih Descriptive Statistics;

5) Pindahkan kedua veriabel ke kolam Dependent List;

6) Pilih Plots;

7) Pilih (Checklist)Normality Plots with Test, lalu Continue;

8) Terakhir Ok.

4. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji

normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X dan variabel Y

berdistribusi tidak normal sehingga ukuran yang digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non

parametrik dengan teknik Korelasi Spearman Rhank .

Koefesien Korelasi Spearman Rank: berfungsi untuk

mengukur derajat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X dan

variabel Y jika sekurang-kurangnya tercapai pengukuran data ordinal

pada statistik non parametrik

Langkah-langkah dalam mengukur rumus Koefesien Korelasi

(47)

1) Memberikan rangking, observasi-observasi pada

masing-masing variabel X dan variabel Y hingga N (N adalah jumlah data

obeservasi)

2) Menentukan perbedaan harga untuk setiap subjek

dengan cara mengurangkan rangking Y pada rangking X. Kemudian

kaudratkan harga untuk memperoleh harga dan untuk

selanjutnya jumlahkan semua harga itu.

3) Selanjutnya data yang telah di ranking dimasukan kedalam

rumus korelasi Spearman rank. Adapun rumusnya sebagai berikut:

(Sugyiono,2004: 255)

Keterangan :

= koefesien korelasi rank spearman

= selisih rangking variabel X dan variabel Y

= kuadrat selisih rangking

Namun, dalam pengujian koefisien korelasi pada penelitian

ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai berikut:

1) Mengajukan hipotesis yaitu:

Ho : Tidak ada pengaruh yang postif dan signifikan antara iklim

kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai.

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara antara

iklim kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai.

Untuk mendapatkan hasil hasil analisis korelasi, di bawah ini

diuraikan langkah-langkahnya, sebagai berikut:

(48)

b) Pada halaman Data View ketikan nilai-nilai variabel X dan Y; c) Pada kolom Name ketikan simbol dari variabel X dan Y, pada

kolom Label kerikan nama variabel X dan Y;

d) Kemudian klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate;

e) Sorot dan pilih variabel X dan Y lalu pindahkan ke kotak

variabel;

f) Pilih (Checklist) pada kotak Spearman;

g) Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and Standart

Deviation. Klik Continue;

h) Klik Ok, maka hasilnya akan muncul.

i) Kemudian lihat output dan konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien korelasi.

2) Pengambilan keputusan

Sugiyono (2011:183) menyatakan “Apabila signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”.

Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya

terdapat pengaruh antara iklim kerja organisasi terhadap disiplin

kerja pegawai, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara iklim kerja

organisasi terhadap disiplin kerja pegawai. Adapun langkah

selanjutnya yaitu menafsirkan besaran koefisien korelasi dengan

tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188) yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

(49)

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi

keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan

untuk uji signifikansi seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan

Akdon (2010: 127):

Keterangan:

t = Nilai

= Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat

kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah

pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi

antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel,

maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien

korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk

mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008: 188) sebagai berikut:

(50)

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa

kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan

hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa Komitmen

Pegawai berpengaruh kuat terhadap Efektifitas Penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Se-Kota Bandung sudah

baik, sehingga Ho yaitu: “Tidak adanya pengaruh yang positif dan

signifikan dari Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas Penerapan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Se-Kota Bandung”,

tidak terbukti. Secara lebih khusus penulis dapat menari kesimpulan

sebagai berikut :

1. Komitmen pegawai yang dirasakan oleh responden diSMK Negeri

Se-Kota Bandung dalam kondisi sangat baik, dilihat dari aspek-aspeknya

yaitu komponen afektif,komponen berkelanjutan,dan komponen

normatif.

2. Efektifitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di

SMK Negeri Se-Kota Bandung tergolong dalam kriteria yang sangat

baik ini berdasar pada jawaban responden, dilihat dari aspek-aspeknya

yaitu Fokus Pelanggan, Kepemimpinan, Keterlibatan Personel,

Pendekatan Proses, Pendekatan Sistem terhadap Manajemen, Perbaikan

Berkesinambungan, Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta,dan

Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok.

3. Komitmen Pegawai memiliki pengaruh yang sangat kuat Efektifitas

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri

(52)

B. Saran

Hasil penelitian terkait Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri

Se-Kota Bandung secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik.

Namun tidak ada salahnya bila peneliti menyarankan beberapa

rekomendasi yang semoga bermanfaat bagi kemajuan sekolah pada

khususnya dan bagi pendidikan pada umumnya, diantaranya:

1. Bagi Pihak Sekolah

Bagi kepala sekolah sebagai pimpinan puncak yang memiliki

peran strategis dalam efektifitas sistem manajemen mutu ISO

9001:2008 di sekolah, tentunya harus terlibat langsung dan mengetahui

apa yang menjadi kebutuhan pelaksanaannya di lapangan. Karna hal

yang tidak dapat dipungkiri adalah „Sumber daya manusia‟ yang

menjadi pelaksana sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini.

Berdasarkan hasil temuan peneliti terkait komitmen pegawai di

SMK Negeri Se-Kota Bandung sudah sangat baik. Oleh karna itu

pimpinan harus mampu „membantu‟ menjaga komitmen pegawai ini

agar tetap kondusif. Tidak hanya penerapan SMM ISO 9001:2008 saja

yang efektif dengan kondusifnya komitmen pegawai namun tujuan dari

program-program yang telah direncanakan sebelumnyapun dapat

tercapai dengan efektif.

Kepala sekolah dapat mempertimbangkan tindakan kedepannya

untuk menjaga komitmen pegawai dengan melihat

komponen-komponen komitmen yang terdiri dari komponen-komponen afektif, normatif dan

berkelanjutan.

Dan untuk responden hendaknya menjawab pernyataan

instrumen dengan sungguh-sungguh dan jujur, karna pada hakekatnya

penelitian dibuat bukan untuk melihat kesalahan yang terjadi,namun

untuk terus meningkatkan kualitas dari setiap variabel yang menjadi

dasar penelitan, dan juga mampu menjadikan bayangan bagi lembaga

(53)

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak

sumber maupun referensi yang terkait dengan SMM ISO 9001:2008

sehingga mampu lebih mengetahui komponen-komponen yang

mempengaruhi SMM ISO 9001:2008. Faktor mengenai kepemimpinan

dapat menjadi pengaruh yang besar bagi efektifitas penerapan SMM

ISO 9001:2008.

Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih mempersiapkan

dengan lebih baik lagi segala sesuatunya sehingga penelitian dapat

dilaksanakan dengan lebih baik. Dalam proses pengambilan dan

pengumpulan data diharapkan ditunjang pula dengan wawancara

dengan sumber yang kompeten dalam kajian komitmen pegawai

maupun Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Terakhir, saran bagi peneliti selanjutnya, berdasarkan

kesimpulan penelitian tersebut komitmen pegawai sangat baik dan

efektifitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pun sudah sangat

baik. Maka tidak ada salahnya untuk kedepan meneliti indikator lain

yang mempengaruhi efektifitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

lainnya, seperti kempemimpinan kepala sekolah, kompetensi pendidik

dan budaya kerja dalam menerapkan sistem manajemen mut ISO

9001:2008 yang kemungkinan berpengaruh dan berkontribusi terhadap

(54)

Daftar Pustaka

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi

Pendidikan dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Anadra, Fellovy. (2011). Hubungan Antara Pendidikan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi [online] Tersedia :

(http://kantawbackup.blogspot.com/2011/07/hubungan-antara-pendidikan-dan.html (15 Desember 2013)

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. (2013). Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2013.

Budi Wahyono & Sugeng Prabawo. (2012). pengaruh implementasiproduk dalam smm iso 9001:2008 terhadap prestasi belajar siswa SMK negeri 6

surakarta tahun ajaran 2010/2011[online]. Tersedia:

http://eprints.uns.ac.id/8204/1/208791111201111261.pdf (15 Desember 2013)

Consultant, IDEA. (2010). Penyebab Utama Kegagalan Penerapan Smm ISO

9001:2008. [online] Tersedia:

http://www.idea- koes.blogspot.com/2010/07/penyebab-utama-kegagalan-penerapan-smm.html (15 Desember 2013).

Gaspersz, V. 2001. ISO 9001:200 And Continual Quality Improvement.

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Infometrik. (2009). Prinsip Dasar ISO 9001:2008. [online]. Tersedia:

http://www.infometrik.com/2009/08/prinsip-dasar-iso-90012008/ (4

November 2013)

Kurniawan Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaruan

Moch.Nazir. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta,63.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 1993. Metode penelitian bidang sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Pres Publishing.

Nuraini,Siti. (2011). Kajian Permasalahan Sistem Manajemen Mutu Iso

(55)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.63 Tahun 2009. (2009)

Robbins. P.S.,2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi kelima , Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rukman, Nana. 2006. Model Manajemen Pendidikan Berbasis Komitmen.

Semarang: Alfabeta

Shabri, M. (2013). Potret Buram Pendidikan Kita. [online]. Tersedia: http://aceh.tribunnews.com/2013/01/03/potret-buram-pendidikan-kita (16 November 2013)

Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional, Yogyakarta : C.V Andi Offset

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tika, Pabundu, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara, Jakarta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Tjiptono Fany & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.(2003)

Usman. (2011). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Terhadap Kinerja Guru Di Smk Negeri 1 Sedayu Bantul [online]. Tersedia: eprints.uny.ac.id/.../Jurnal%20(Eko%20Supriyadi).pdf (14 Desember 2013)

Wijaya. (2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS. Bandung: Rajawali Pers.

Yoyo. (2008). Arti & Manfaat ISO 9001 ( System Manajemen Mutu ). [online].

Tersedia:

Gambar

Gambar 2.1 Model Proses SMM ISO 9001:2000 .................................. 24
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolaan pasien TB Resistan Obat yang baik menggunakan strategi pengobatan yang tepat dengan OAT lini kedua. Untuk mengobati pasien TB Resistan Obat, diperlukan paduan

Ber dasar kan hasil penelit ian yang dilakukan dapat diket ahui bahw a: Pelaksaan kekuasaan kehakim an dalam penanganan kasus Kom ando Jihad t idak ber j alan independen dan t

200!, Evaluasi Kinerja Terminal Terboyo Semarang, Tugas Akhir, Jurusan Teknik sipil. Fakultas Teknik Sipil

Selain itu harga dan tempat juga memiliki kaitan dengan kepuasan, karena harga dan tempat merupakan suatu titik penentu pertemuan terhadap produk yang ditawarkan, selain

Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan – Untuk Menaikkan Pangsa Pasar , Jakarta: Rineka Cipta.. Sumarni

Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang siswa yang belajar melalui PBM berdasarkan kemampuan awal matematis (KAM) siswa, yaitu untuk KAM

Peneliti meminta anda untuk mengisi kuesioner untuk mengetahui pendapat anda mengenai pengaruh produk, harga, dan tempat terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada butik

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia Pengadaan Barang / Jasa menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka sesuai dengan Surat