BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
SHANDY FAUZAN
0906012
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP
EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI SEKOTA BANDUNG
Oleh
Shandy Fauzan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan
© Shandy Fauzan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Pengaruh Komitmen Pegawai Terhadap Efektivitas Penerapan
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... .i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 11
A. Kajian Pustaka... 11
1. Konsep Komitmen Pegawai ... 11
2. Konsep Efektivitas ... 13
3. Konsep Sistem Manajemen Mutu Iso 9001: 2008 ... 14
B. Kerangka Pemikiran ... 44
C. Hipotesis Penelitian... 45
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 46
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
B. Desain Penelitian ... 49
C. MetodePenelitian ... 51
D. DefinisiOperasional ... 52
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 60
G. Teknik Pengumpulan Data ... 65
H. Analisis Data ... 66
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75
A. Hasil Penelitian ... 75
1. Seleksi Data ... 75
2. Klasifikasi Data ... 76
3. Hasil Pengolhan Data ... 78
4. Pengujian Hasil Hipotesis Penelitian ... 99
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102
1. Gambaran Komitmen Pegawai di SMK Negeri Sekota Bandung . 102 2. Gambaran Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Sekota Bandung ... 105
3. Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Sekota Bandung ... 109
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 111
A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 112
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka ... 3
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ... 45
Tabel 3.2 Perhitungan Besaran Sampel ... 49
Tabel 3.3 Skala Likert ... 56
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ... 56
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ... 58
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X ... 62
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 63
Tabel 3.8 Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 65
Tabel 3.9 Kriteria Harga Koefisien Korelasi ... 69
Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket ... 76
Tabel 4.2 Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y ... 76
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X... 78
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y... 85
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Proses SMM ISO 9001:2000 ... 24
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 44
Gambar 2.3 Gambaran Hubungan Variabel ... 45
Gambar 4.1 Grafik Normalitas Variabel X ... 98
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ... 114
Lampiran 2 ... 124
Lampiran 3 ... 135
Lampiran 4 ... 154
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat
perkembangan dan kemajuannya. Hal tersebut menuntut sumber daya
manusia di suatu negara berkompetisi untuk mencukupi tuntutan hidupnya.
Untuk itu setiap sumber daya manusia dituntut memiliki kualitas dan
kuantitas sehingga dapat berkompetisi dikehidupan global ini. Dalam upaya
peningkatan kualitas hidupnya setiap manusia membutuhkan pendidikan
yang bermutu.
Pada Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pasal 1
(2003:1) dijelaskan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sehubungan dengan hal tersebut mutu pendidikan menjadi isu yang
sangat penting dalam pembangunan bangsa. Berbicara tentang mutu atau
kualitas, sebagaimana dikemukakan oleh Goetsch dan Davis, „Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.‟
(Tjiptono dan Diana, 2003: 4).
Dalam prosesnya, pendidikan dikatakan bermutu apabila seluruh
komponen pendidikan terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri.
Faktor-faktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input, seperti bahan ajar,
metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana dan
sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan
mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada prestasi
dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (semisal ulangan umum, UAS dan UN).
Kualitas pendidikan di Indonesia sendiri masih tertinggal
dibandingkan dengan negara Asia lainnya. Menurut survei Political and
Economic Risk Consultant (PERC) (Shabri : 2013) , kualitas pendidikan di
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara, berada di bawah
Vietnam. Akibat rendahnya kualitas pendidikan, maka Indonesia memiliki
daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara
yang disurvei (The World Economic Forum Swedia Report, 2000).
Indonesia pun hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai leader teknologi dari 53 negara di dunia. Dengan kondisi mutu pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) yang tidak mampu bersaing, cita-cita untuk
membangun kehidupan bangsa yang sejahtera akan sulit tercapai. Kaitan
kualitas pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi disuatu negara memang
sangat erat. Karena untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, suata
negara membutuhkan sumber daya yang berkualitas dan berdaya saing
tinggi. Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith
pada tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu
negara, dengan mengisolasi dua faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi;
dan 2) pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua
inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya
pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka penjaminan
mutu pendidikan menjadi salah satu cara agar kualitas lulusan SDM dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat.
Dalam Pedoman Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Standar
Nasional Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) 2012, dijelaskan bahwa :
mengidentifikasi aspek pencapaian dan prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu berkelanjutan.
Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi
terhadap peningkatan mutu pendidikan. SMK sebagai satuan lembaga
pendidikan sekolah yang mempunyai misi menyiapkan tenaga kerja tingkat
menengah yang mampu mengisi lapangan kerja dan berkualitas profesional
diharapkan mampu berperan sebagai alat unggulan bagi industri-industri
Indonesia dalam menghadapi persaingan global sekaligus membantu
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 15, yang menjelaskan bahwa”...
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Namun pada kenyataanya pada lulusan SMK masih terdapat angka
pengangguran yang cukup besar,dan menjadi penyumbang pengangguran
terbanyak setelah SMA dan SMP dilihat dari tingkat pendidikan terakhir.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran lulusan
SMK sebagai angkatan kerja pada tahun 2013 masih berada pada angka
diatas 7,68%. Berikut disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun
Ke Atas Menurut pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011-2013
(persen)
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011 2012 2013
Februari Agustus Februari Agustus Februari
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Data tersebut mencerminkan adanya penurununan jumlah
pengangguran pada lulusan SMK setiap tahunnya namun angka ini masih
cukup besar bagi lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusannya bersaing
didunia kerja. Maka jaminan kualitas sekolah kejuruan ini menjadi tuntutan
bagi lembaga pemerintah melalui pemberlakuan standarisasi yang berlaku
secara nasional maupun internasional. Salah satu kebijakan Pendidikan
Dasar Menengah (Dikdasmen) yang diambil untuk meningkatkan kualitas
tamatan Sekolah Menengah Kejuruan adalah program pengembangan
sekolah yang berstandar Nasional dan Internasional. Program
pengembangan ini telah menetapkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi
bagi sekolah-sekolah yang akan melaksanakannya. Salah satu kriteria
Sekolah Menengah Kejuruan berstandar Internasional adalah mengadopsi
sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dan bersertifikat ISO 9001:2008.
Sertifikat ISO 9001:2008 sebagai salah satu bentuk pengakuan mutu, adalah
salah satu alternatif yang memberikan harapan bagi upaya penjaminan mutu
proses dan produk pendidikan di SMK sehingga benar-benar dapat selaras
dengan kebutuhan Industri. Dan dengan menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 ini diharapkan terjadi pengembangan berkelanjutan
(continual improvement) terhadap kinerja lembaga sebagai sebuah institusi
penyelenggara pendidikan yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Standar ISO 9001 adalah standar tentang Sistem Manajemen Mutu
(SMM) yang penerapannya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk
dan jasa/pelayanan, sehingga mampu memberikan dan meningkatkan
kepuasan pelanggan dan kinerja organisasi. Senada seperti yang di jelaskan
Prabowo (2009:45) bahwa “ISO 9001 merupakan standar internasional yang
mengatur tentang Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System)”.
ISO sendiri merupakan singkatan dari International Standardization
Organization yang merupakan federasi badan-badan standarisasi dari
seluruh dunia yang berdiri pada 23 Februari 1947 di Jenewa, Switzerland.
ISO 9001 menguraikan serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang
bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Pada 14 November
2008, ISO telah merilis edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:
2008. Keuntungan penerapan ISO 9001 pada lembaga pendidikan menurut
Sendari (Usman, 2011: 550) adalah “...dengan diperolehnya sertifikat ISO
9001 oleh suatu sekolah, berarti sekolah tersebut terbukti telah menerapkan
sistem penjaminan mutu ISO 9001.”.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan diterimanya
sertifikat ISO 9001 pada suatu sekolah adalah dapat menetapkan
aturan-aturan dasar untuk sistem kualitas terhadap barang/jasa agar tetap konsisten,
terdokumentasi, dan terevaluasi. Mengingat banyaknya manfaat yang dapat
diambil, sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dibutuhkan oleh organisasi
dalam bidang pendidikan terutama SMK untuk meningkatkan kualitas mutu
lulusannya agar dapat bersaing di dunia kerja.
Sebagai standar mutu internasional, implementasi Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten akan meningkatkan mutu sekolah
serta efisiensi dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Selain itu, sekolah
akan mendapatkan nilai lebih di mata masyarakat sebagai sekolah
berkualitas internasional atau memiliki citra yang lebih baik dibanding
sekolah lainnya. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan sekolah
dalam memancing minat masyarakat untuk memasukan anaknya pada
sekolah tersebut.
Di kota Bandung terdapat 15 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
yang fokus pada beberapa program keahlian. Dan semua SMK Negeri di
Bandung sudah menerapkan SMM ISO. Salah satunya adalah SMK N 11
Bandung yang beralamat di JL. Budi Cilember. SMK N 11 Bandung telah
menerapkan SMM ISO 9001:2008 sejak tahun 2010, tetapi untuk Seri
9001:2000 SMK N 11 Bandung sudah menerpakannya sejak tahun 2008.
Dalam perjalanan penerapan SMM ISO 9001:2008 pada setiap
lembaga tentunya menemui berbagai kendala. Termasuk di SMK N 11.
Berdasarkan studi pendahuluan di SMK N 11 Bandung dengan
pada tanggal 13 September 2013 dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal
yang mempengaruhi efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2008.
Diantaranya komitmen, konsekuen, dan konsisten dari seluruh stake holder
dalam menjalankan program sesuai prosedur dari SMM ISO 9001 2008.
Dan salah satu yang paling mempengaruhi efektifitas penerapan SMM ISO
9001:2008 di SMK N 11 Bandung adalah komitmen dari tenaga pendidik
dan kependidikan dalam menjalankan program SMM ISO 9001:2008
dengan segala konsekuensi yang telah ditetapkan. .
Dan permasalahan tersebut senada dengan hasil pemantauan awal dan
analisis sederhana dari Tim IDEA Consultant (2010) bahwa terdapat beberapa faktor penyebab utama kegagalan sekolah dan organisasi lain
dalam menerapkan SMM ISO 9001:2008. Dan salah satu faktor yang paling
utama yang mempengaruhi keberhasilan dari program SMM ISO 9001:2008
adalah komitmen yang penuh dan kesungguhan dalam pelaksanaan program
yang telah dirancang dari semua pihak yang terlibat, termasuk tenaga
pendidikan dan kependidikan disekolah.
Komitmen adalah kekuatanyang utama untuk menggerakkan mesin
manajemen dalam menerapkan SMM. Tanpa komitmen dari manajemen
puncak/kepala sekolah yang didukung oleh seluruh perangkat sekolah maka
SMM tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Senada seperti yang
diungkapkan Robbins (2002:284) “Komitmen merupakan sikap kesediaan
diri untuk memegang teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan
seluruh usaha dalam melaksanakan tugas. Komitmen karyawan tidak akan
tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan signifikan antara budaya kerja
dengan komitmen karyawan”.
Mengutip kata-kata bijak “Mempertahankan lebih sulit daripada
mendapatkan”. Mempertahankan Sistem Manajemen Mutu bukan hanya
sekedar untuk memenuhi persyaratan saja, namun harus menjadi bagian dari
budaya lembaga pendidikan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab
sekolah dalam menjamin mutu jasa yang di hasilkan. Begitupula dengan
sama yang baik dari semua unsur yang ada dalam suatu
organisasi/perusahaan dalam mengimplementasikan klausul-klausul yang
ada dalam ISO. Jika pengguna bisa menyadari bahwa alat bantu ini
membawa ke arah kinerja yang lebih baik, maka yang dituntut oleh SMM
ISO 9001: 2008 adalah komitmen dari semua pihak yang terdapat disekolah
dalam implementasinya yang terdiri dari tenaga pendidik dan kependidikan
meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru, kepala
kompetensi keahlian, pustakawan, teknisi, sumber belajar, dan tenaga
administrasi sekolah.
Dengan demikian dapat diduga komitmen pegawai berpengaruh
terhadap efektivitas penerapan SMM ISO 9001: 2008 di Sekolah Menengah
Kejuruan. Namun perlu diteliti lebih mendalam. Untuk mengetahui hal
tersebut peneliti mengambil objek penelitian di SMK Negeri Se-Kota
Bandung, karena peneliti melihat sudah semua SMK Negeri di kota
Bandung menerapkan SMM ISO 9001: 2008.
Maka peneliti mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH
KOMITMEN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIFITAS PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 DI SMK NEGERI
SEKOTA BANDUNG”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berikut ini diuraikan beberapa masalah hasil identifikasi lapangan,
yaitu :
1. Lulusan SMK masih menjadi penyumbang pengangguran terbanyak
setelah SMA dan SMP dilihat dari tingkat pendidikan terakhir.
2. Pentingnya sistem penjaminan mutu pendidikan terutama di SMK dan
salah satu penjaminan mutu pendidikan adalah SMM ISO 9001: 2008.
3. Penyebab utama kegagalan sekolah dan organisasi lain dalam
menerapkan SMM ISO 9001: 2008 adalah komitmen yang penuh
kesungguhan dalam pelaksanaan program yang telah dirancang dari
Mohammad Ali (1987: 36) mengemukakan bahwa: “Rumusan
masalah pada hakekatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup
masalah penelitian dalam pembatasan dimensi dan analisis variabel yang
tercakup di dalamnya”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran komitmen pegawai dalam hal ini tenaga pendidik
dan kependidikan di SMK Negeri se-kota Bandung?
2. Bagaimana efektifitas penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:
2008 di SMK Negeri se-kota Bandung?
3. Seberapa Besar pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri
se-kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami pengaruh komitmen pegawai
terhadap efektifitas penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMK Negeri Sekota Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami komitmen pegawai di SMK Negeri
Sekota Bandung.
b. Untuk mengetahui dan memahami efektifitas penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri Sekota Bandung.
c. Seberapa Besar pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas
penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 di SMK Negeri
Sekota Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam pengembangan keilmuan khususnya disipin ilmu Administrasi
Pendidikan tentang “Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas
Secara praktis dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menumbuhkan wawasan pengetahuan peneliti mengenai disiplin ilmu
Administrasi Pendidikan, khsususnya tentang Pengaruh Komitmen Pegawai
dalam Penerapan ISO 9001: 2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung.
1. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan yang berarti bagi
kepala sekolah agar dapat membantu menciptakan komitmen pegawai
yang baik dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu disekolah.
2. Bagi Pegawai Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi pegawai dalam
menciptakan komitmen dalam diri yang baik dalam rangka penerapan ISO
9001:2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung.
3. Bagi Khalayak Luas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan
sumber inspirasi bagi peneliti lain yang akan memperdalam permasalahan
yang berkaitan dengan komitmen pegawai dengan implimentasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sebagai kerangka dalam penelitian ini, maka sistematika penulisan
disusun sebagai berikut :
1. BAB I: Pendahuluan yang berisi tentang atar belakang masalah,
identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
2. BAB II: Kajian Pustaka yang berisi Kerangka Pemikiran dan Konsep yang
mendukung terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini,
diantaranya Konsep Komitmen Pegawai, Konsep Sistem Manajemen Mutu
Pegawai.
3. BAB III: Metode Penelitian yang berisi tentang Lokasi dan Subjek
Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional,
4. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yag berisi tentang deskripsi
hasil Pengolahan atau Analisis Data dan Pembahasan atau Analisis
Temuan Pengaruh Komitmen Pegawai terhadap efektifitas penerapan ISO
9001: 2008 Di SMK Negeri Sekota Bandung
5. BAB V: Kesimpulan dan saran yang berisi tentang penyajian penafsiran
dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang
ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan, dan kepada peneliti berikutnya yang
berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya kepada pemecahan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI, POPULASI, DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
Se-Kota Bandung, dengan jumlah sekolah yang dituju yaitu dua belas
sekolah.
2. Populasi Penelitian
Akdon (2008: 96) mengemukakan bahwa “populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.
Sesuai dengan permasalahan penelitian, yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai sekolah menengah kejuruan di Kota
Bandung, yang terdiri dari pegawai tata usaha dan unit kerja yang ada
dalam struktur organisasi sekolah. Adapun populasi seluruhnya
berjumlah 541 orang, sebagai berikut:
3. Sampel Penelitian
Menurut Akdon (2008: 98) “Sampel adalah bagian dari polpulasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Dengan kata lain, sampel merupakan contoh yang diambil dari sebagian
populasi penelitian, yang dapat mewakili populasi. Berkaitan dengan
teknik pengambilan sampel, Nasution (Akdon, 2008: 99) menyatakan
bahwa „mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel
akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya
serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya‟. Oleh karena itu, untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian, cukup mengambil
sampel yang mewakilinya.
Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
menggunakan rumus dari Taro Yamane (Akdon, 2008: 107), yaitu:
dimana:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (0,1)
maka,
n = N___
N. d2 + 1
n = ____541_____
541. (0,1)2 + 1
n = ____541_____
541. (0,01) + 1
n = __41___
n = N___
5,41 + 1
n = _541_
6,41
n = 84, 399375975
n = 84 (dibulatkan)
Berdasarkan penghitungan diatas, maka jumlah sampel yang
ditetapkan pada penelitian ini berjumlah 84 responden. Adapun untuk
menentukan sampel dari masing-masing sekolah, digunakan rumus
proporsional random sampling yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam
Akdon (2008: 108), yaitu:
dimana:
n
i= jumlah sampel menurut stratumn = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
n
i= Ni . nSecara lebih rinci, diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Perhitungan Besaran Sampel
Berdasarka teknik proporsional random sampling
NAMA SEKOLAH
Ni
n
i = Ni . nN
SAMPEL
SMKN 1 BANDUNG 40 40/ 541 x 84 = 6,21 6
SMKN 2 BANDUNG 49 49/541 x 84 = 7,60 8
SMKN 4 BANDUNG 65 65/ 541 x 84 = 10,09 10
SMKN 5 BANDUNG 31 31/ 541 x 84 = 4,81 5
SMKN 6 BANDUNG 64 64/ 541 x 84 = 9,93 10
SMKN 7 BANDUNG 45 45/ 541 x 84 = 6,98 7
SMKN 8 BANDUNG 47 47 / 541 x 84 = 7,29 7
SMKN 9 BANDUNG 52 52/ 541 x 84 = 8,17 8
SMKN 10 BANDUNG 35 35/ 541 x 84 = 5,43 5
SMKN 11 BANDUNG 39 39/ 541 x 84 = 6,05 6
SMKN 12 BANDUNG 45 45/ 541 x 84 = 6,73 7
SMKN 15 BANDUNG 29 29/ 541 x 84 = 4,502 5
Jumlah 541 84
B. DESAIN PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian,
agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis dan
efektif.
Menurut Nasution (2009:23) menjelaskan bahwa ”Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.”
penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada
desain penelitian yang telah dibuat.
Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar
memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang
menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi,
metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data,
cara menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh komitmen pegawai terhadap efektifitas penerapan SMM ISO
9001:2008 di SMK Negeri Se-kota Bandung. Fokus penelitian mengenai
komitmen karyawan meliputi :
1) Komponen afektif yang berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan
keterlibatan pegawai di dalam suatu organisasi
2) Komponen continuance berkaitan dengan persepsi pegawai tentang
kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi.
3) Komponen normatif yang berkaitan dengan perasaan pegawai tentang
kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi
Sedangakan efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2008 berfokus
pada:
1) Kepemimpinan
2) Keterlibatan Personel
3) Pendekatan Proses
4) Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
5) Peningkatan Terus-Menerus
6) Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
7) Fokus Pelanggan
8) Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Penelitian ini dilaksanakan di Seluruh SMK Negeri Sekota Bandung
menjadi objek penelitian sebanyak 12 sekolah. Jumlah guru SMK Negeri
Sekota Bandung seluruhnya sebanyak 541orang. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi relatif kecil.
“Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2011: 118). Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai permasalahan pada saat penelitian dilakukan. Teknik pengumpulan
data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data
dilakukan setelah seluruh data terkumpul.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan
desain survey. Nasution (2009:250) mengemukakan bahwa: “Desain survey bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya
besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk
pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner.
Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.
C. METODE PENELITIAN
Sugiyono (2011:3) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.”
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengadakan penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang.
Hal ini, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana dan
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Dengan demikian yang disebut dengan metode deskriptif adalah
suatu cara dalam penelitian yang berusaha menggambarkan dan berusaha
memecahkan permasalahan mengenai berbagai peristiwa yang sedang
terjadi sekarang ini. Dengan demikian, dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan aktual
yang terjadi pada masa sekarang, yaitu Pengaruh Penilaian Kinerja
terhadap Disiplin Kerja Pegawai di bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
2. Pendekatan Kuantitatif
Sugiyono (2011:14) menjelaskan tentang metode penelitian
kuantitatif, sebagai berikut:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statisik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.”
Definisi pendekatan kuantitatif lebih difokuskan pada sistem
pengumpulan dan pengolahan yang menggunakan angka-angka.
Pada pendekatan ini mengutamakan nilai-nilai matematis, terencana
dan keakuratan dalam memecahkan permasalahan serta membuktikan
hipotesis penelitian. Dengan pertimbangan tersebut dalam penelitian ini
digunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan untuk lebih terencana,
cermat dan pengumpulan data yang sistematis terkontrol sehingga hasil
D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Dari sumber
yang sama dikemukakan pula oleh Surakhmad bahwa “Pengaruh adalah
kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam
yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di
sekelilingnya”. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya atau kekuatan yang dimiliki
suatu benda atau orang yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud kontribusi yaitu komitmen
pegawai terhadap efektifitas sistem mnajemen mutu ISO 9001: 2008
pada SMK negeri di Kota Bandung.
2. Komitmen Pegawai
Menurut Mahis dan Jackson (2000) dalam Sopiah (2008 : 155)
memberikan definisi, „Organizational Commitment is the degree to which employees believe in and accept organizational goals and desire
to remain with the organization‟. (Komitmen organisasional adalah
derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan
organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasi).
Adapun yang dimaksud komitmen pegawai dalam penelitian ini
adalah sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan
dimana seseorang pegawai dapat bertahan dengan kesetiaannya demi
kepentingan sekolah sehingga terbentuk sebuah loyalitas sehingga
membuat seseorang dapat bertahan untuk memelihara keanggotaannya
disekolah.
Robbins dalam Tika P. (2008:129) memberikan definisi efektivitas
sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka
penjang. Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu standar
pengkuran untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu organisasi
dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam penelitian yang dimaksud efektifitas adalah pencapaian
secara tepat dari program SMM ISO 9001:2008 sesuai dengan
prinsip-prinsip yang ada,dan sekolah menjalankan dengan baik.
4. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008
ISO 9001:2008 adalah standar international yang digunakan untuk
menetapkan kebijakan dan sasaran mutu (quality objective) serta
pencapaiannya yang bisa diterapkan dalam setiap jenis
organisasi/perusahaan berdasarkan persyaratan delapan klausul ISO
9001:2008:
1) Ruang lingkup
2) Rujukan normatif
3) Istilah dan definisi
4) Sistem manajemen mutu
5) Tanggung jawab manajemen
6) Manajemen sumber daya
7) Realisasi produk
8) Pengukuran, Analisis dan Peningkatan.
Dalam penelitian yang dimaksud SMM ISO 9001:2008 adalah
sistem manajemen yang diterapkan sekolah dengan berorientasi mutu dan
sesuai dengan standar internasional.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2011:148) “Instrumen penelitian adalah suatu alat
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus
mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:134)
bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan
instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
akurat, efisien dan komunikatif”.
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa angket.
Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa “kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Secara lebih rinci, angket dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.
Seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 132) bahwa
angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakterisik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ().
1. Variabel Penelitian dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X
(Komitmen Pegawai) dan variabel Y (Efektifitas Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001: 2008). Adapun yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah pegawai tata usaha dan unit kerja yang ada dalam
struktur organisasi sekolah untuk memberikan gambaran terkait
variabel-variabel yang diteliti.
2. Teknik Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk mengukur masing-masing variabel, disusun dua format
instrumen penelitian yang sesuai dengan variabel yang diteliti, yaitu
format instrumen variabel X dan variabel Y. Teknik pengukuran kedua
variabel dilakukan dengan mengunakan Skala Likert. “Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
Dalam pengukuran dengan menggunakan Skala Likert, masing-masing
variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator yang akan dijadikan titik
tolak dalam merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan. Skala
Likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat gradasi atau
skala yang masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis
kuantitatif. Adapun analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert,
tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert
Analisis Jawaban Skor
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian sangat dibutuhkan untuk
mempermudah penyusunan instrumen penelitian, karena akan terlihat
dimensi dan indikator dari masing-masing variabel yang selanjutnya
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai instrumen
penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat dua format kisi-kisi instrumen,
yaitu kisi-kisi instrumen variabel X dan kisi-kisi instrumen variabel Y,
yang terdapat dalam tabel dbawah ini:
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen
7. Tetap bekerja karena
Variabel Y = Efektifitas Sistem Manajemen ISO 9001: 2008
Variabel Y
1. Fokus Pelanggan 1. Sekolah memahami
karateristik siswa
2. Kepemimpinan 5. Pimpinan harus
8. Pimpinan harus
3. Keterlibatan Personel 9. Semua karyawan dilibatkan penuh
5. Pendekatan Sistem bagi setiap individu dalam organisasi.
bersama dan kegiatan perbaikan.
26
26. Berbagi informasi dan rencana masa depan.
F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Angket sebagai instrumen dalam penelitian ini, tidak langsung
digunakan untuk mengumpulkan data. Namun, diuji coba terlebih dahulu
untuk mengetahui tingkat akurasinya pada responden yang memiliki
karakteristik yang sama dengan objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan
untuk menghindari kegagalan total pada pengumpulan data, karena instrumen
yang disiapkan namun belum diuji coba seringkali terdapat beberapa
kelemahan, baik dari segi bahasa maupun indikator masing-masing variabel.
Selain itu, yang terpenting dalam uji coba angket ini adalah mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian.
1. Pengujian Validitas
Arikunto (Akdon, 2008: 143) menjelaskan yang dimaksud dengan
validitas adalah „suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Sementara itu, Sugiyono (2011: 173)
menegaskan bahwa “instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunaka
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk dan validitas isi. Uji validitas konstruk dilakukan dengan
berkonsultasi dengan para ahli, dalam hal ini dosen pembimbing.
Sedangkan uji validitas isi, dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan teori atau konsep yang relevan dengan variabel yang
diteliti serta melakukan konsultasi dengan para ahli (dosen pembimbing).
Pada dasarnya, uji validitas konstruk dan isi dilakukan menggunakan
kisi-kisi instrumen yang didalamnya terdapat teori atau konsep serta item-item
pernyataan sebagai penjabaran dari indikator variabel yang diteliti.
Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini
adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi
= jumlah responden
= jumlah perkalian X dan Y
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil
koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien
korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t)
untuk = 0,05 dan dk = 11 – 2 = 9, dengan uji satu pihak, maka diperoleh
= 1,833.
Kaidah keputusan: Jika > berarti valid dan < berarti tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas
(rincian terlampir) dan juga dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Exel 2007 untuk variabel X terdapat 25 item dan variabel Y 35
item.
Uji Validitas Variabel X (Komitmen Pegawai)
Tabel 3.6
√
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X
Setelah dilakukan uji validitas angket variabel y, dapat disimpulkan
bahwa dari 22 item yang diujikan, semua item yang dinyatakan memiliki
validitas konstruksi yang baik.
Uji Validitas Variabel Y (Efektifitas Sistem Manajemen ISO 9001: 2008)
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y
5. 0,828 4,441 1,833 Valid Diambil
Setelah dilakukan uji validitas angket variabel y, dapat disimpulkan
bahwa dari 27 item yang diujikan, semua item yang dinyatakan memiliki
validitas konstruksi yang baik.
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen merupakan istilah yang dipakai untuk
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulang dua kali. Arikunto (2006:178) memaparkan bahwa
“Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik”.
Rumus yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008:
161) sebagai berikut:
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= Varians total
= Jumlah item.
Kemudian di uji dengan kriteria: jika > dari dengan
dk= (n-1) pada tingkat kepercayaan 95% maka variabel tersebut
reliabel.
Reabilitas variabel X (Iklim Organisasi). Dari hasil
perhitungan (terlampir) nilai reabilitas variabel X diperoleh harga
= 1,009 dan = 0,666. Dengan taraf signifikansi 5%. Artinya
> . Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel iklim
organisasi adalah reliabel.
Reabilitas variabel Y (Kinerja Pegawai). Dari hasil
perhitungan (terlampir) nilai reabilitas variabel X diperoleh harga
= 0,98 dan = 0,666. Dengan taraf signifikansi 5%. Artinya
> . Berdasarkan hal tersebut maka data dari variabel iklim
organisasi adalah reliabel. Hasil uji coba reliabilitas dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Reliabilitas Variabel X (Iklim Organisasi) dan Variabel Y (Kinerja Pegawai)
Variabel Distribusi Data Keterangan
Hitung Tabel
X 0,87 0,666 Reliabel
Y 0,97 0,666 Reliabel
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh
data dalam usaha pemecahan permasalahan dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu, sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan
benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Adapun teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh
dan mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek
penelitian.
Sugiyono (2011:137) mengungkapkan bahwa “Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik kuesioner (angket) dan studi dokumentasi.
1. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan daftar tertulis yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga
diperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono
(2011:142) mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-5).
2. Metode Dokumentasi
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006:
231)”.Hadari (1993: 133) mengemukakan bahwa “dalam penelitian
kuantitatif, teknik dokumentasi berfungsi untuk menghimpun secara
kolektif bahan-bahan yang digunakan didalam kerangka/landasan teori,
Studi dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data
serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil,
dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang
relevan, peraturan-peraturan atau kebijakan, laporan kegiatan, serta sumber
data lainnya yang relevan dengan penelitian.
H. ANALISIS DATA
Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak makna jika data
tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak dianalisis. “Analisis data
merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
dilakukan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian” Nazir( 2003: 346). Dengan
melakukan analisis data, dapat diperoleh kesimpulan atas generalisasi
masalah yang diteliti, baik berupa implikasi-implikasi maupun rekomendasi
untuk kebijakan selanjutnya. Adapun tahapan analisis data, sebagai berikut:
1. Seleksi Angket
Seleksi angket dilakukan setelah data terkumpul. Seleksi angket
merupakan kegiatan awal dalam analisis data, yakni memeriksa
kelengkapan angket yang telah terkumpul setelah disebarkan. Kegiatan
ini penting dilakukan untuk meyakinkan bahwa data-data yang telah
terkumpul siap untuk diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam
tahap seleksi angket, yaitu:
Memeriksa jumlah angket yang terkumpul sesuai dengan responden
penelitian.
Memeriksa apakah semua pernyataan dijawab sesuai petunjuk yang
diberikan.
Memeriksa apakah data yang telah terkumpul tersebut layak untuk diolah. Data dinyatakan layak diolah jika data tersebut telah
memenuhi kelengkapan seperti yang dipaparkan pada poin-poin
2. Klasifikasi Data
“Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan,
mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi
tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti” (Akdon, 2008:
180).
Pada tahap ini, data diklasifikasikan berdasarkan varabel
penelitian, yaitu variabel X dan variabel Y. Kemudian dilakukan
pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Pengklasifikasiaan ini dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan skor-skor responden terhadap dua variabel yang diteliti.
Kriteria yang digunakan dalam pemberian skor ini yaitu menggunakan
Skala Likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor
mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan
data selanjutnya.
3. Pengolahan Data
“Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan” (Akdon, 2008: 180). Adapun tahapan-tahapan dalam
pengolahan data dalam penelitian ini, yaitu:
a. Uji Kecenderungan Umum Skor Responden masing-masing
Variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS)
Teknik WMS digunakan untuk menghitung kecenderuangan
rata-rata variabel penelitian dan untuk menentukan gambaran atau
kecenderungan umum responden pada variabel penelitian.
Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap
item sesuai dengan kriteria atau tolok ukur yang telah ditentukan.
Adapun rumus WMS, sebagai berikut:
Keterangan:
N
X
̅ = rata-rata skor responden
X = jumlah skor dari jawaban responden
N = jumlah responden
Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.0 for Windows untuk mengetahui gambaran deskriptif
hasil pengolahan data masing-masing variabel serta menggunakan
bantuan aplikasi Ms. Excel. Adapun langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus WMS, sebagai
berikut:
1) Memberikan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban dengan
menggunakan Skala Likert yang nilainya 1 sampai 4.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.
3) Menjumlahkan jawaban dari setiap responden untuk setiap item
dan langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing
kolom.
5) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan
kriteria konsultasi hasil perhitungan WMS, sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kriteria Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
6) Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria
masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap
variabel atau dengan kata lain mengetahuai arah kecenderungan
masing-masing variabel.
Nilai Keterangan Penafsiran
3,00 – 4,00 Sangat Baik Selalu (SL)
2,00 – 3,00 Baik Sering (SR)
1,00 – 2,00 Cukup Kadan-kadang (KD)
b. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui
tingkat normalitas distribusi data. Selaai itu,uji normalitas distribusi
data ini berguna untuk menetukan secara lebih lanjut teknik analisis
apa yang akan digunkan. Bila distribusi data membentuk distribusi
normal maka teknik analisis statistik parametrik yang akan digunakan.
Sebaiknya, jika distribusi data membentuk distribusi yang tidak
normal, maka teknik analisis statistik non paramatrik yang akan
digunakan. Rumus yang digunakan adalah rumus Chi-kuadrat (x2)
fo = frekuaensi yang diobservasi (frekuensi empiris)
fe = frekuensi tang diharapkan (frekuensi teoritis)
Dalam penelitian ini untuk perhitungan uji normalitas data
dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dengan
uji Kolmogrov-Smirnov. Adapun dasar pengambilan keputusan teknik
pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors
(Wijaya, 2000:42) dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji
normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom
signifikansi (Sig.). Untuk menetapkan kenormalan,kriteria yang
berlaku adalah sebagai berikut:
3) Jika signifikansi yang diperoleh >α , maka sampel berasal dari populasi yangberdistribusi normal;
4) Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Adapun langkah-langkah untuk mencari uji normalitas dengan
bantuan SPSS 17.0 for Windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov
adalah sebagai berikut:
1) Buka program SPSS;
2) Masukan data mentah variabel X dan variabel Y;
3) Pilih analyze;
4) Pilih Descriptive Statistics;
5) Pindahkan kedua veriabel ke kolam Dependent List;
6) Pilih Plots;
7) Pilih (Checklist)Normality Plots with Test, lalu Continue;
8) Terakhir Ok.
4. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan hasil uji
normalitas data, bahwa menghasilkan data variabel X dan variabel Y
berdistribusi tidak normal sehingga ukuran yang digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik non
parametrik dengan teknik Korelasi Spearman Rhank .
Koefesien Korelasi Spearman Rank: berfungsi untuk
mengukur derajat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X dan
variabel Y jika sekurang-kurangnya tercapai pengukuran data ordinal
pada statistik non parametrik
Langkah-langkah dalam mengukur rumus Koefesien Korelasi
1) Memberikan rangking, observasi-observasi pada
masing-masing variabel X dan variabel Y hingga N (N adalah jumlah data
obeservasi)
2) Menentukan perbedaan harga untuk setiap subjek
dengan cara mengurangkan rangking Y pada rangking X. Kemudian
kaudratkan harga untuk memperoleh harga dan untuk
selanjutnya jumlahkan semua harga itu.
3) Selanjutnya data yang telah di ranking dimasukan kedalam
rumus korelasi Spearman rank. Adapun rumusnya sebagai berikut:
(Sugyiono,2004: 255)
Keterangan :
= koefesien korelasi rank spearman
= selisih rangking variabel X dan variabel Y
= kuadrat selisih rangking
Namun, dalam pengujian koefisien korelasi pada penelitian
ini menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows. Adapun ketentuannya sebagai berikut:
1) Mengajukan hipotesis yaitu:
Ho : Tidak ada pengaruh yang postif dan signifikan antara iklim
kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara antara
iklim kerja organisasi terhadap disiplin kerja pegawai.
Untuk mendapatkan hasil hasil analisis korelasi, di bawah ini
diuraikan langkah-langkahnya, sebagai berikut:
b) Pada halaman Data View ketikan nilai-nilai variabel X dan Y; c) Pada kolom Name ketikan simbol dari variabel X dan Y, pada
kolom Label kerikan nama variabel X dan Y;
d) Kemudian klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate dan pilih Bivariate;
e) Sorot dan pilih variabel X dan Y lalu pindahkan ke kotak
variabel;
f) Pilih (Checklist) pada kotak Spearman;
g) Klik Option dan tandai pilihan pada kotak Mean and Standart
Deviation. Klik Continue;
h) Klik Ok, maka hasilnya akan muncul.
i) Kemudian lihat output dan konsultasikan dengan melihat tabel interpretasi koefisien korelasi.
2) Pengambilan keputusan
Sugiyono (2011:183) menyatakan “Apabila signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”.
Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya
terdapat pengaruh antara iklim kerja organisasi terhadap disiplin
kerja pegawai, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara iklim kerja
organisasi terhadap disiplin kerja pegawai. Adapun langkah
selanjutnya yaitu menafsirkan besaran koefisien korelasi dengan
tabel kriteria harga koefisien korelasi dari Akdon (2008: 188) yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Harga Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
b. Uji Signifikansi
Uji signifikansi bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi
keterkaitan antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan
untuk uji signifikansi seperti yang dikemukakan oleh Riduwan dan
Akdon (2010: 127):
Keterangan:
t = Nilai
= Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian terhadap uji satu pihak dengan derajat
kebebasan (dk = n-2) pada tingkat signifikansi tertentu. Kaidah
pengujian adalah jika hasil konsultasi harga thitung ≥ ttabel, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa keofisien korelasi
antara variabel X dan Y adalah signifikan. Tetapi jika thitung ≤ ttabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa koefisien
korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk
mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk
mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon
(2008: 188) sebagai berikut:
√
√
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan memaparkan beberapa
kesimpulan yang dapat diambil dan saran yang didasarkan pada temuan
hasil penelitian. Secara umum penulis menyimpulkan bahwa Komitmen
Pegawai berpengaruh kuat terhadap Efektifitas Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Se-Kota Bandung sudah
baik, sehingga Ho yaitu: “Tidak adanya pengaruh yang positif dan
signifikan dari Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas Penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri Se-Kota Bandung”,
tidak terbukti. Secara lebih khusus penulis dapat menari kesimpulan
sebagai berikut :
1. Komitmen pegawai yang dirasakan oleh responden diSMK Negeri
Se-Kota Bandung dalam kondisi sangat baik, dilihat dari aspek-aspeknya
yaitu komponen afektif,komponen berkelanjutan,dan komponen
normatif.
2. Efektifitas Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di
SMK Negeri Se-Kota Bandung tergolong dalam kriteria yang sangat
baik ini berdasar pada jawaban responden, dilihat dari aspek-aspeknya
yaitu Fokus Pelanggan, Kepemimpinan, Keterlibatan Personel,
Pendekatan Proses, Pendekatan Sistem terhadap Manajemen, Perbaikan
Berkesinambungan, Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta,dan
Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok.
3. Komitmen Pegawai memiliki pengaruh yang sangat kuat Efektifitas
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri
B. Saran
Hasil penelitian terkait Komitmen Pegawai terhadap Efektifitas
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SMK Negeri
Se-Kota Bandung secara umum sudah menunjukkan kondisi yang sangat baik.
Namun tidak ada salahnya bila peneliti menyarankan beberapa
rekomendasi yang semoga bermanfaat bagi kemajuan sekolah pada
khususnya dan bagi pendidikan pada umumnya, diantaranya:
1. Bagi Pihak Sekolah
Bagi kepala sekolah sebagai pimpinan puncak yang memiliki
peran strategis dalam efektifitas sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 di sekolah, tentunya harus terlibat langsung dan mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan pelaksanaannya di lapangan. Karna hal
yang tidak dapat dipungkiri adalah „Sumber daya manusia‟ yang
menjadi pelaksana sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 ini.
Berdasarkan hasil temuan peneliti terkait komitmen pegawai di
SMK Negeri Se-Kota Bandung sudah sangat baik. Oleh karna itu
pimpinan harus mampu „membantu‟ menjaga komitmen pegawai ini
agar tetap kondusif. Tidak hanya penerapan SMM ISO 9001:2008 saja
yang efektif dengan kondusifnya komitmen pegawai namun tujuan dari
program-program yang telah direncanakan sebelumnyapun dapat
tercapai dengan efektif.
Kepala sekolah dapat mempertimbangkan tindakan kedepannya
untuk menjaga komitmen pegawai dengan melihat
komponen-komponen komitmen yang terdiri dari komponen-komponen afektif, normatif dan
berkelanjutan.
Dan untuk responden hendaknya menjawab pernyataan
instrumen dengan sungguh-sungguh dan jujur, karna pada hakekatnya
penelitian dibuat bukan untuk melihat kesalahan yang terjadi,namun
untuk terus meningkatkan kualitas dari setiap variabel yang menjadi
dasar penelitan, dan juga mampu menjadikan bayangan bagi lembaga
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak
sumber maupun referensi yang terkait dengan SMM ISO 9001:2008
sehingga mampu lebih mengetahui komponen-komponen yang
mempengaruhi SMM ISO 9001:2008. Faktor mengenai kepemimpinan
dapat menjadi pengaruh yang besar bagi efektifitas penerapan SMM
ISO 9001:2008.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih mempersiapkan
dengan lebih baik lagi segala sesuatunya sehingga penelitian dapat
dilaksanakan dengan lebih baik. Dalam proses pengambilan dan
pengumpulan data diharapkan ditunjang pula dengan wawancara
dengan sumber yang kompeten dalam kajian komitmen pegawai
maupun Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Terakhir, saran bagi peneliti selanjutnya, berdasarkan
kesimpulan penelitian tersebut komitmen pegawai sangat baik dan
efektifitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pun sudah sangat
baik. Maka tidak ada salahnya untuk kedepan meneliti indikator lain
yang mempengaruhi efektifitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
lainnya, seperti kempemimpinan kepala sekolah, kompetensi pendidik
dan budaya kerja dalam menerapkan sistem manajemen mut ISO
9001:2008 yang kemungkinan berpengaruh dan berkontribusi terhadap
Daftar Pustaka
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi
Pendidikan dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Ali, Mohammad. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Anadra, Fellovy. (2011). Hubungan Antara Pendidikan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi [online] Tersedia :
(http://kantawbackup.blogspot.com/2011/07/hubungan-antara-pendidikan-dan.html (15 Desember 2013)
Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik. (2013). Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2013.
Budi Wahyono & Sugeng Prabawo. (2012). pengaruh implementasiproduk dalam smm iso 9001:2008 terhadap prestasi belajar siswa SMK negeri 6
surakarta tahun ajaran 2010/2011[online]. Tersedia:
http://eprints.uns.ac.id/8204/1/208791111201111261.pdf (15 Desember 2013)
Consultant, IDEA. (2010). Penyebab Utama Kegagalan Penerapan Smm ISO
9001:2008. [online] Tersedia:
http://www.idea- koes.blogspot.com/2010/07/penyebab-utama-kegagalan-penerapan-smm.html (15 Desember 2013).
Gaspersz, V. 2001. ISO 9001:200 And Continual Quality Improvement.
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Infometrik. (2009). Prinsip Dasar ISO 9001:2008. [online]. Tersedia:
http://www.infometrik.com/2009/08/prinsip-dasar-iso-90012008/ (4
November 2013)
Kurniawan Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan
Moch.Nazir. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta,63.
Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 1993. Metode penelitian bidang sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Pres Publishing.
Nuraini,Siti. (2011). Kajian Permasalahan Sistem Manajemen Mutu Iso
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.63 Tahun 2009. (2009)
Robbins. P.S.,2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi kelima , Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rukman, Nana. 2006. Model Manajemen Pendidikan Berbasis Komitmen.
Semarang: Alfabeta
Shabri, M. (2013). Potret Buram Pendidikan Kita. [online]. Tersedia: http://aceh.tribunnews.com/2013/01/03/potret-buram-pendidikan-kita (16 November 2013)
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional, Yogyakarta : C.V Andi Offset
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tika, Pabundu, 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi Aksara, Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tjiptono Fany & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003.(2003)
Usman. (2011). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Terhadap Kinerja Guru Di Smk Negeri 1 Sedayu Bantul [online]. Tersedia: eprints.uny.ac.id/.../Jurnal%20(Eko%20Supriyadi).pdf (14 Desember 2013)
Wijaya. (2000). Analisis Statistik dengan Program SPSS. Bandung: Rajawali Pers.
Yoyo. (2008). Arti & Manfaat ISO 9001 ( System Manajemen Mutu ). [online].
Tersedia: