• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

(Studi Deskriptif terhadap Alumni Pelatihan Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Menperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Luar Sekolah

Oleh :

Sandi Andriansyah

0901019

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

Efektivitas Pelatihan Perlindungan

Anak Terhadap Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat

(TKSM)

(Studi Deskriptif terhadap Alumni Pelatihan

Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan

Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung)

Oleh

Sandi Andriansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sandi Andriansyah Universitas Pendidikian Indonesia

(3)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

SANDI ANDRIANSYAH NIM. 0901019

Judul :

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

(Studi Deskriptif Terhadap Alumni Pelatihan Perlindungan Anak Di Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr, H. Mustofa Kamil, M.Pd. NIP. 19611109 198703 1 001

Pembimbing II

Dr. Viena Rusmiati Hasanah, S.IP., M.Pd. NIP. 19760814 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

(4)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

ABSTRAK

Efektivitas Pelatihan Perlindungan Anak Terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) (Studi Desktiptif Terhadap Alumni Pelatihan Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung).

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan hak-haknya sebagai anak dan perlu ditingkatkan mutu dan kemampuannya agar menjadi anak yang sehat, dapat bertumbuh kembang dengan baik, mendapatkan pendidikan, berpengetahuan tinggi, berakhlak mulia dan terlindungi dari berbagai masalah dan kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung sesuai tugan dan fungsi lembaga menyelenggarakan pelatihan perlindungan anak terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui TKSM yang diselenggarakan BBPPKS Bandung 2) Mengetahui kompetensi dasar terhadap TKSM 3) Mengetahui efektivitas yang terjadi dari implementasi hasil program pelatihan Perlindungan Anak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desktiptif dengan metode ex post paxto, dengan populasi penelitian sebanyak tiga puluh orang. Adapun teknik pengupulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi litelatur. Penelitian dilakukan di BBPPKS Bandung Jalan Panorama No. 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian diperoleh data mengenai: Program pelatihan perlindungan anak diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap, dan keterampilan TKSM. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan perlindungan anak mengacu pada pendekatan peserta pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan. Dengan penggunaan metode tersebut dapat menjadikan suasana pelatihan yang efektif dan menjadikan peserta pelatihan cepat beradaptasi dengan lingkungan belajar barunya selama proses pelatihan. Evaluasi menjadi salah satu indikator yang cukup penting dalam mengungkapkan efektivitas pelatihan. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa evaluasi pelatihan dilaksanakan pada saat awal pelatihan dengan menggunakan evaluasi Post Test dan diakhiri dengan Pre Test.

Diperoleh data dari hasil evaluasi Pre Test dan Post Test pada pelaksanaan pelatihan dapat dilihat dari hasil pencapaian kemampuan peserta sesuai dengan tujuan program pelatihan. Hal ini diukur dari perbandingan kemampuan awal peserta hasil (Pre Test) dengan setelah mengikuti pelatihan (Post Test). Dari hasil

(6)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

(7)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 8

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 8

2. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ... 9

(8)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

B. Konsep Pelatihan ... 12

1. Pengertian Pelatihan ... 12

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan ... 13

3. Efektivitas Penyelenggaraan Pelatihan ... 14

4. Prinsip-Prinsip Pelatihan ... 15

5. Komponen Pelatihan Ditinjau Dari Sistem Pendidikan Luar Sekolah ... 20

C. Konsep Perlindungan Anak... 22

D. Konsep Benyamin Bloom ... 23

1. Aspek Kongnitif ... 24

2. Aspek Afektif ... 26

3. Aspek Psikomotor ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan Populasi Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi Penelitian ... 31

3. Sampel Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian... 34

D. Definisi Operasional... 35

1. Pelatihan ... 35

2. Perlindungan Anak ... 36

3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Observasi ... 36

2. Wawancara ... 37

3. Studi Dokumentasi ... 37

4. Studi Litelatur ... 37

(9)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

G. Proses Pengumpulan Data ... 42

1. Pelaksanaan Pendataan... 42

2. Teknik Pengolahan Data Pre Test dan Post Test ... 43

3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 43

H. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

1. Profil Lembaga ... 46

a. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung ... 46

b. Visi dan Misi Lembaga ... 48

c. Tujuan Lembaga... 48

d. Sasaran Lembaga ... 49

e. Program Kerja Lembaga ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

1. Deskripsi Program Diklat Perlindungan Anak ... 56

2. Hasil Pre Test dan Post Test Diklat Perlindungan Anak ... 67

3. Efektivitas program pelatihan Perlindungan Anak bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) ... 72

a. Aspek Kongnitif ... 73

b. Aspek Afektif ... 74

c. Aspek Psikomotor ... 75

C. Pembahasan Hasil Analisis ... 76

1. Program Diklat Perlindungan Anak Terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)... 76

a. Tujuan Pelatihan... 76

b. Materi Pelatihan ... 77

c. Metode Penelitian... 78

(10)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

2. Pemahaman Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)

Terhadap Materi-Materi Pelatihan Perlindungan Anak ... 81

3. Efektivitas program pelatihan Perlindungan Anak bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) ... 82

a. Aspek Kongnitif ... 83

b. Aspek Afektif ... 84

c. Aspek Psikomotor ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 88

(11)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sebagai penerus bangsa merupakan salah satu komunitas

yang harus diperhatikan dan dilindungi serta dijamin hak-haknya

sebagai seorang anak. Berdasarkan data dari Kementrian Sosial RI

Tahun 2010, bahwa jumlah anak-anak yang berada dalam situasi sulit

sebanyak 17,7 juta anak, meliputi anak-anak terlantar, anak-anak yang

dieksploitasi dan anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus

termasuk anak cacat, anak-anak yang berada di lembaga

pemasyarakatan, anak-anak yang berada dalam panti asuhan dan juga

anak-anak yang berada di sektor formal maupun sektor informal.

Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak, anak

berhak mendapatkan hak-haknya sebagai anak yang perlu

ditingkatkan mutu dan kemampuannya agar menjadi anak sehat, dapat

bertumbuh kembang dengan baik, mendapatkan pendidikan,

berpengetahuan tinggi, berakhlak mulia dan terlindungi dari berbagai

masalah dan kekerasan yang dilakukan oleh pihak lain. Permasalahan

pada anak sudah menjadi tugas komitmen bangsa bahwa melindungi,

memenuhi kebutuhan anak, dan menjamin hak anak adalah tanggung

jawab negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan khususnya

perlindungan yang diberikan orang tua.

Berkaitan dengan hal ini menunjukan bahwa komunitas anak

adalah komunitas rentan yang mudah terabaikan berkaitan dengan

keterpenuhan akan hak-haknya. Secara realistis, banyak anak yang

terabaikan secara disengaja atau tidak disengaja oleh orang tua,

(12)

2

secara berlarut-larut karena dampak yang ditimbulkan berakibat pada

pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri seperti mengalami

kecacatan, lemah fisik, gangguan mental dan spiritual serta

berkemampuan rendah. Kelemahan-kelemahan ini akan berdampak

luas pada kemampuan anak mengelola masa depan bangsa.

Secara umum permasalahan anak di Indonesia tidak terlepas dari

kondisi bangsa Indonesia yang termasuk negara berkembang, dengan

bercirikan pada tingkat ekonomi rata-rata rendah. Hal ini menyebabkan

setiap keluarga berupaya memaksimalkan pendapatannya, diantaranya

dengan memanfaatkan setiap anggota keluarga termasuk anak-anak

untuk bekerja. Ironisnya secara sektor formal maupun informal

memanfaatkan anak-anak untuk bekerja guna memperoleh keuntungan

besar.

Perlakuan buruk terhadap anak juga terjadi dalam keluarga,

misalnya kurangnya perhatian orang tua, adanya bentuk pemaksaan

kehendak orang tua terhadap anak, bahkan penganiayaan terhadap

anak. Perlakuan yang salah pada anak akan menimbulkan kerugian

bagi masa depan bangsa Indonesia. Hal ini akan berpengaruh pada

rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang menyebabkan

bangsa Indonesia kalah bersaing dengan bangsa-banga lain di dunia.

Dalam upaya perlindungan anak, anak memiliki hak asasi yang

sama dengan individu lainnya. Anak harus memiliki pengakuan

terhadap pengakuannya sebagai anak sesuai dengan kedudukannya.

Akan tetapi dalam kenyataannya anak seringkali mengalami kendala

yang disebabkan oleh individu lain, hal ini disebabkan karena

keberadaan anak merupakan hal yang rentan dan tidak memiliki

kemampuan untuk menerima pembelaan atas perlakuan yang tidak

sesuai dan diinginkann dengan kondisinya sebagai anak. Dalam

pandangan masyarakat pada perlindungan hak anak, anak harus

(13)

3

Aturan “kepatuhan” merupakan aturan anak terhadap anak kepada orang tua yang memiliki bermacam-macam kehendak pada anak.

Menurut hukum internasional dan hukum Indonesia menyatakan,

bahwa anak memiliki hak khusus. Negara dan pemerintah dalam hal

ini memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak dari perlakuan

salah, penelantaran dan eksploitasi. Dalam permasalahan ini yang

paling bertanggung jawab dan memiliki peran penting adalah

masyarakat, keluarga dan orang tua anak agar tidak terhindar dari

berbagai bentuk permasalahan seperti Neglet Children (penelantaran

anak), Physical Abuse (kekerasan fisik), Child Sexual Abuse

(pelecehan sexual) dan Psycological Abuse (pelecehan psikologis)

serta eksploitasi.

Keberhasilan pembangunan dan pelayanan kesejahteraan sosial

dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesejahteraan sosial yang menguasai

disiplin ilmu pekerjaan sosial. Begitu pula keberhasilan pelayanan

kesejahteraan sosial bagi kesejahteraan sosial anak, sangat ditentukan

oleh pemahaman petugas/pekerja sosial anak terhadap perkembangan

dan permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak.

Pekerjaan sosial merupakan profesi yang mempunyai banyak

dimensi, karena menangani berbagai permasalahan yang dihadapi

manusia serta melakukan berbagai kegiatan perubahan sosial,

disamping berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan dan

berbagai macam populasi yang ditangani termasuk di dalamnya

anak-anak.

Praktek pekerjaan sosial bagi perlindungan anak merupakan salah

satu disiplin utama pekerjaan sosial, dimana kegiatan utamanya antara

lain memberikan konseling, advokasi, dan perlindungan lainnya yang

ditujukan agar anak dapat tumbuh berkembang secara wajar,

terpelihara kelangsungan hidupnya, terlindungi hak-haknya serta

memiliki masa depan yang lebih baik. Untuk mewujudkan kondisi

(14)

4

mendukung dalam pelaksanaan tugas yang dimaksud. Namun kondisi

empirik pada saat ini menunjukan bahwa tenaga kesejahteraan sosial

dalam hal ini tenaga kesejahteraan sosial perlindungan anak masih

memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang mendukung

dalam pelaksanaan tugasnya.

Tujuan utama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dalam

suatu negara adalah salah satunya bagaimana negara tersebut mampu

memberikan dan menjamin perlindungan pada anak. Dalam hal ini

negara harus melindungi dan menjamin anak-anak dari hak-haknya

agar anak dapat tumbuh berkembang dan berpartisipasi aktif terhadap

dirinya dan negara secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan. Selain negara harus bisa memberikan perlindungan pada

anak dari kekerasan dan diskriminasi, pernyataan tersebut sesuai

dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2002. Dalam pengertian ini

dapat diartikan bahwa anak harus terlindungi dari segala sesuatu

bentuk kekerasan, perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi pada

anak.

Sebagian dari unsur yang mempersiapkan Tenaga Kesejahteraan

Sosial, pembangunan kesejahteraan sosial Balai Besar Pendidikan dan

Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung turut

serta berkontribusi dalam menangani permasalahan anak di wilayah

kerja melalui Penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak.

Terkait dengan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam

pelaksanaan perlindungan anak, maka berdasarkan surat keputusan

kuasa pengguna anggaran BBPPKS Regional II Bandung Nomor :

447/BKS/BBPPKS-BDG/SK-PDK/04/2013 tanggal 8 April 2013, pada

tanggal 22 April sampai dengan 4 Mei 2013 Balai Besar Pendidikan

dan Pelatihan

Bertolak dari uraian di atas, maka penulisan skripsi ini meneliti

(15)

5

“Efektivitas Pelatihan Perlindungan Anak Terhadap Tenaga Kerja Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan BBPPKS Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dilapangan, maka penulis

mencoba mengidentifikasi masalah yang terdapat di BBPPKS

Bandung. Adapun hasil identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penyelenggaraan Pelatihan Perlindungan Anak adalah

untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan,

sikap dan keterampilan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat

(TKSM) dalam kegiatan perlindungan anak.

2. Sasaran program Pelatihan Perlindungan Anak yaitu Para Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) berjumlah 30 Peserta

yang berasal dari 6 (enam) provinsi wilayah kerja BBPPKS

Regional Bandung yaitu Provinsi Jawa Barat, Provinsi

Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi

Lampung, Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Baanten yang

menjadi pengurus panti sosial anak swasta, organisasi sosial,

yayasan maupun LSM yang bergerak di bidang perlindungan

anak.

3. Narasumber dan Fasilitator Pelatihan Perlindungan Anak berasal

dari pejabat struktural kementrian sosial dan widyaiswara

BBPPKS Regional II Bandung. Dalam penggunaan metode

pembelajaran, narasumber dan fasilitator menggunakan metode

ceramah, ice breaking, Tanya jawab, focus group discussion dan

dialog.

4. Dalam proses awal pelatihan sampai hasil pelaksanaan pelatihan

terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu, (1) tahap persiapan yang diawali

dengan registrasi peserta, pengarahan program, pembukaan dan

pre test, (2) tahap pembelajaran, (3) tahap evaluasi, post test,

(16)

6

C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Dari identifikasi masalah diatas maka diperoleh pernyataan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung?

2. Bagaimana pemahaman yang didapatkan oleh Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) terhadap materi-materi

dalam program pelatihan Perlindungan Anak yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung?

3. Bagaimana efektivitas pelatihan Perlindungan Anak terhadap

Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang

diselenggarakan BBPPKS Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan untuk :

1. Mengetahui pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung.

2. Mengetahui kompetensi dasar terhadap Tenaga Kesejahteraan

Sosial Masyarakat (TKSM) dalam program pelatihan Perlindungan

Anak yang diselenggarakan BBPPKS Bandung.

3. Mengetahui efektivitas yang terjadi dari implementasi hasil

program pelatihan Perlindungan Anak yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil kegiatan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kegunaan Teoritik, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

(17)

7

salah satu referensi untuk mengembangkan pembelajaran

pendidikan luar sekolah khususnya yang berkaitan dengan

efektivitas program diklat perlindungan anak pada peserta tenaga

kerja sosial masyarakat di BBPPKS Bandung.

2. Kegunaan Praktis, untuk menambah pengetahuan, wawasan dan

pengalaman dengan membandingkan antara teori yang diperoleh

penulis selama perkuliahan dengan praktek yang dilaksanaan oleh

BBPPKS Bandung.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya

bagi praktisi atau peneliti dalam pengembangan meningkatkan

pelayanan kesejahteraan anak.

F. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan Pedoman penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah UPI

(2013:20), sistematika yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Identifikasi

dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan

Manfaat Penelitian.

BAB II :Kajian Pustaka, membahas beberapa teori dan

konsep mengenai efektivitas pelatihan,

perlindungan anak dan TKSM

BAB III : Metode Penelitian , membahas lokasi dan Subjek

populasi/sampel penelitian, desain penelitian,

metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, didalamnya

membahas hasil temuan di lapangan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran yang menyatakan mengenai

hasil penelitian dan pemberian rekomendasi bagi

(18)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Populasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di BBPPKS Bandung yang beralamat di Jalan

Panorama 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini memiliki populasi dan sampel yang berkaitan dengan

pengumpulan dan perolehan data-data dalam penelitian. Populasi dan sampel

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Populasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa populasi merupakan

sumber data yang sangat diperlukan dalam setiap penelitian, populasi ini

berupa objek atau subjek yang berada disuatu wilayah tertentu yang memiliki

keterkaitan dengan masalah penelitian. Sugiyono (2008:117) memberikan

pengertian bahwa polulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri objek atau

subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam Penelitian ini adalah peserta pelatihan perlindungan anak

(TKSM) di BBPPKS Bandung yang berjumlah 30 (tiga puluh) orang. Berikut

adalah tabel daftar jumlah populasi :

Tabel 3.1

Populasi Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-Laki 23 76%

(19)

32

Jumlah 30 99%

Populasi berjumlah 30 orang praktisi perlindungan anak yang berasal

dari 6 provinsi wilayah kerja BBPPKS Bandung dengan jumlah peserta 23

laki-laki dan 7 orang perempuan.

Tabel 3.2

Populasi Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Uraian Jenis Kelamin Jumlah %

P % W %

1. S1 10 43% 3 42% 13 43%

2. D4 2 8% 1 14% 3 10%

3. D3 3 13% 1 14% 4 13%

4. SMA 8 34% 2 28% 10 33%

Dari tabel diatas menggambarkan klasifikasi tingkat pendidikan populasi

diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung pada tahun 2013. Berdasarkan

tabel diatas sebagian besar peserta pelatihan memiliki tingkat pendidikan

sarjana dan tingkat pendidikan paling bawah yaitu SMA.

b. Sampel

Populasi yang ada pada suatu penelitian tidak semuanya diteliti, namun

hanya sebagian kelompok kecil saja yang dianggap dapat mewakili populasi

yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulannya. Sebagian kelompok kecil

dari populasi inilah yang dinamakan dengan sampel penelitian. Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2008:118). Meskipun penelitian hanya dilakukan terhadap sampel

yang merupakan bagian dari populasi, tetapi kesimpulan dan penelitian

haruslah berunsur representative dalam arti dapat berlaku dan mewakili baik

dari jumlah maupun karakteristik yang menjadi populasi penelitian.

Menurut Sugiyono (2008:119) bahwa teknik sampling pada dasarnya

(20)

33

Probability sampling dan non-probability sampling. Probability sampling meliputi sampel random, proportionate strartified random,

disproportionate stratified random, area random. Non-probability

sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.”

Mengenai teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik starfiled sampling. Menurut Yuyun Wahyuni (2011:6)

“starfiled sampling adalah metode pengambilan sampel dimana unsur-unsur yang ada dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok (strata) dan setiap lapisan

diambil sampel secara acak”.

Selanjutnya mengenai penentuan jumlah sampel yang akan penulis guakan

di dalam penelitian ini, berpedoman pada penjelasan yang dikemukakan oleh

Arikunto (2006:134) bahwa:

”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi juga jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-35% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, b) sempit luasnya wilayah pengamatan, c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik.”

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang dibuat guna memecahkan

atau menjawab permasalahan yang sudah terjadi atau sedang terjadi saat ini,

dan ciri-ciri dari disain penelitian yaitu mendeskripsikan kejadian atau

peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan secara survei, bersifat mencari

informasi yang faktual dan dilakukan secara mendetail, mengidentifikasi

masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan perktek yang sudah atau

sedang berlangsung.

Bertolak dari pernyataan diatas, pengertian desain penelitian ini mengarah

pada cara kerja yang ilmiah untuk memahami suatu objek penelitan. Dalam

menentukan metode penelitian, penulis bertitik tolak pada tujuan yang ingin

dicapai yakni untuk mengungkap data tentang efektivitas pelatihan

(21)

34

Penulisan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

metode ex post pacto. Tujuan dari penelitian ex post pacto adalah melihat

akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari suatu

fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari kejadian yang

dikumpulkan telah selesai berlangsung. Lebih lanjut Sukardi (2003:174)

memaparkan bahwa “penelitian ex post pacto merupakan penelitian dimana rangkaian variable-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai

melakukan pengamatan terhadap variabel terikat”. Lebih lanjut Nazir

(2003:73) menguraikan ciri utama dalam penelitian ex post pacto sebagai

berikut: “sifat penelitian ex post pacto, yaitu tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap

variabel, variabel dilihat sebagaimana adanya”.

Arikunto (2006:237) menjelaskan bahwa, “pada penelitian ini peneliti

tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil’.

Lebih lanjut Sukardi (2003:165) mengemukakan hal yang sama bahwa “…

karena sesuai dengan arti ex post pacto, yaitu dari apa yang dikerjakan setelah kenyataan, maka penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah

kejadian”.

Dari penjelasan di atas penelitian ini menggunakan desain penelitian ex

post pacto, dengan meneliti kegiatan Pelatihan Perlindungan Anak yang sudah

berlangsung di BBPPKS Bandung untuk mendapatkan data dan informasi

dalam penulisan.

C. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang harus dilaksanakan

dengan metode-metode atau teknik-teknik tertentu sesuai dengan kaidah

keilmuan. Hal ini pada suatu pemahaman bahwa metode penelitian dapat

dijadikan suatu cara atau langkah untuk mempeoleh suatu data, menganalisis

data, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan hasil dari sasaran serta tujuan

penelitian yang dilakukan.

Berkenaan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2009:100), bahwa

(22)

35

mengunpulkan data”. Yang dimaksud “cara” disini adalah menunjuk pada

sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata,

tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

yang mana merupakan suatu metode penelitian yang dutujukan untuk

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang telah berlangsung atau

masa lampau. Nazir (2003:95) menyatakan bahwa secara harfiah, metode

deskriptif adalah metode penelitian yang membuat gambaran mengenai situasi

atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data

dasar berkala. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

Peneliti memilih menggunakan metode deskriptif ini bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan efektivitas pelatihan perlindungan

anak terhadap TKSM di BBPPKS Bandung.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional yang terdapat dalam penelitian ini bertujuan untuk

memperjelas beberapa istilah agar tidak memiliki arti luas, adapun beberapa

definisi operasional sebagai berikut:

1. Pelatihan

Menurut Sikula dalam Sumantri (2001:2) mengemukakan bahwa,

pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan

prosedur yang sistematis dan terorganisir. Definisi tersebut menggambarkan

bahwa pelatihan merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk

menggambarkan sumber daya melalui rangkaian kegiatan identifikasi,

pengkajian serta proses belajar terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya

untuk membantu mengembangkan kemampuan-kemampuan utama yang

diperlukan agar dapat melaksanakan pekerjaan, baik sekarang maupun pada

(23)

36

terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM), Pelatihan ini

diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, minat, sikap,

dan pemahaman para peserta pelatihan terhadap perlindungan anak.

2. Perlindungan Anak

Pengertian Perlindungan Anak di dalam UU N0.23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak diartikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan

serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Tujuan dari

pelatihan perlindungan anak untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,

sikap, keterampilan para tenaga kesejahteraan sosial untuk dapat memecahkan

permasalahan pada anak.

3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009 menjelaskan tentang tenaga

kesejahteraan sosial masyarakat sebagai salah satu pekerja yang memiliki

peran dalam menangani permaalahan kesejahteraan sosial.

Selain itu dapat diartikan juga Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara profesional untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial dan/atau seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraan sosial sesuai tugas dan fungsi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pada masalah penelitian, teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah teknik yang digunakan dengan mengkaji suatu gejala

dan/atau peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data secara

sistematis. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

(24)

37

Peneliti menggunakan teknik observasi untuk mengamati dan melihat

secara langsung situasi dan konsidi daripada objek dan lokasi penelitian.

Peneliti menggunakan teknik observasi untuk melakukan studi pendahuluan

yang sifatnya meninjau, dan mengidentifikasi masalah yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul data melalui komunikasi langsung

(tatap muka) antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya

atau penjawab (interviewee). Wawancara dilakukan oleh penanya dengan

menggunakan pedoman wawancara (Sudjana, 2006:194).

Teknik wawancara merupakan teknik pelengkap untuk memperoleh data

dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh data yang tidak terungkap.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari objek yang sedang

diteliti, yaitu untuk memperoleh data tentang aktivitas pelaksanaan Pelatihan

Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan

Sosial (BBPPKS) Bandung.

4. Studi Litelatur

Studi Litelatur adalah teknik yang digunakan dengan mempelajari

beberapa referensi buku dan sumber bacaan lainnya yang ada hubungannya

dengan masalah yang sedang diteliti guna mendapatkan informasi yang

menjadi landasan teoritis.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen penegumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya. Dalam setiap penelitian, instrument merupakan sesuatu yang

mempunyai kedudukan sangat penting, karena instrument akan menentukan

kualitas data yang dikumpulkan. Secara lebih jelas instrumen penelitian dalam

penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel kisi-kisi penelitian sebagai

(25)

38

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub. Variabel Indikator

1. Pelatihan

1.1.1 Tujuan yang ingin dicapai

1.1.2 Ketepatan rumusan tujuan

pelatihan

1.1.3 Kesesuaian antara materi

dengan tujuan pelatihan

1.1.4 Ketercapaian tujuan yang

telah dirumuskan

1.2.1 Sumber materi

1.2.2 Struktur materi

1.2.3 Tingkat kesukaran materi

pelatihan

1.2.4 Kesesuaian materi dengan

kebutuhan peserta pelatihan

1.3.1 Pendekatan/Identifikasi

1.3.2 Metode pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan

2.1Energiser 1.1.1 Ice Breaking sebagai

penyegaran dan mencairkan

suasana diklat perlindungan

anak

(26)

39

2.3.1 Input, proses, dan output dari

proses perlindungan anak

2.4.1 Hak-hak dan pendekatan

berbasis sistem

2.4.2 Memperkenalkan pendekatan

berbasis sistem

2.4.3 Pengasuhan kontinum

2.4.4 Bekerjasama untuk menjaga

keselamatan anak

2.5.1 Memenuhi kebutuhan anak

2.5.2 Perkembangan anak

2.5.3 Psikologi anak dan

pentingnya keluarga

2.5.4 Mengeksploitasi dan

mendefinisikan perlakuan

salah

2.5.5 Akibat-akibat perlakuan

salah, tanda dan gejala

2.5.6 Perlakuan salah secara

(27)

40

2.5.9 Pencegahan perlakuan salah

2.5.10 Kerangka hukum dan

pencegahan tindak perlakuan

salah

2.6.1 Intervensi awal dan dukungan

keluarga

2.6.2 Asesmen dan menentukan

kepentingan terbaik

2.6.3 Bekerjasama dengan

keluarga

2.6.4 Kemiskinan dan

penanganannya

2.6.5 Melibatkan anak-anak dan

remaja

2.6.6 Intervensi/bekerja secara

langsung

2.6.7 Keterampilan komunikasi

2.6.8 Bekerja dengan kelompok

2.7.1 Melindungi anak

2.7.2 Mengukur dan memahami

resiko

2.7.3 Tanggapan atas kasus

2.7.4 Bekerjasama dengan mitra

lain dan kerangka hukum

2.7.5 Mewawancarai anak

(28)

41

2.7.7 Dukungan bagi anak-anak

dan keluarga

2.8.1 Definisi dan model-model

pengasuhan institusi dan non

isntitusi

2.8.2 Ketetapan tempat pengasuhan

yang berbeda

2.8.3 Standar kualitas pengasuhan

2.8.4 Pengasuhan institusional

2.8.5 Praktik yang baik,

perencanaan pengasuhan dan

perencanaan kasus

2.8.6 Menjaga hubungan dengan

keluarga dan membuat

2.9.2 Seminar Pra PBL

2.9.3 Pelaksanaan PBL

2.9.4 Seminar Pasca PBL

2.9.5 Revisi hasil laporan PBL

3. Efektivitas

program

pelatihan

Perlindungan

Anak terhadap

3.1Kongnitif 3.1.1 Mampu memahami,

menganalisis dan

menjelaskan tentang materi

pelatihan perlindungan anak

(29)

42

TKSM

3.2Afektif

3.3Psikomotor

pemahaman, kemampuan,

sikap dan keterampilan

TKSM dalam kegiatan

perlindungan anak

3.2.1 Percaya diri

3.2.2 Disiplin

3.2.3 Tanggung jawab

3.2.4 Memiliki motivasi

3.3.1 Keterampilan intelektual

3.3.2 Keterampilan gerak

3.3.3 Keterampilan produktif

G. Proses Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data akan dibahas hal-hal yang berhubungan

dengan pengumpulan data. Dalam bagian ini dibahas mengenai

langkah-langkah pengumpulannya sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pendataan

Dalam pelaksanaan pengumpulan data harus diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

a. Tahap persiapan

1) Mempersiapkan pedoman wawancara dan observasi.

2) Mempersiapkan alat-alat tulis yang dipergunakan apabila terdapat

informasi-informasi tambahan yang tidak ada pada pedoman wawancara

dan observasi.

3) Mempersiapkan surat ijin penelitian, untuk disampaikan kepada lembaga

yang berwenang dan berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini.

b. Tahap pelaksanaan

(30)

43

1) Menghubungi pihak BBPPKS Bandung untuk memperoleh persetujuan

atau surat ijin melaksanakan penelitian.

2) Dengan ijin dari BBPPKS Bandung, penulis langsung mendatangi objek

sasaran penelitian untuk mendapat sumber-sumber informasi tentang

pelatihan perlindungan anak.

3) Melihat, membaca, dan kemudian mencatat informasi-informasi yang

diperlukan dalam penelitian.

2. Teknik pengolahan data Pre Test dan Post Test

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)

Regional II Bandung melakukan Per Test dan Post Test pada peserta pelatihan

perlindungan anak. Pre Test adalah tes yang dilakukan sebelum peserta

pelatihan mempelajari materi-materi perlindungan anak. Sedangkan Post Test

adalah tes yang dilakukan setelah mempelajari materi-materi perlindungan

anak. Hasil dari Pre Test maupun Post Test yang sudah diisi oleh peserta

pelatihan kemudian diperiksa jawabannya oleh bidang evaluasi sehingga tidak

akan terjadi adanya kecurangan pada hasil tes. Setelah perhitungan selesai,

maka hasil dari perhitungan itu adalah nilai yang diperoleh oleh

masing-masing peserta pelatihan perlindungan anak.

3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Validitas

Menurut Arikunto (2009:168) vali1ditas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu

instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan

instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Data

valid adalah data yang baik sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2005 : 64).

Maka dari itu untuk memperoleh data yang valid instrumen atau alat yang

untuk mengevaluasi harus valid. Untuk mengukur validitas instrumen

menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh

(31)

44

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ } {� ∑ − ∑ }

Dalam pengujian validitas penulis menggunakan SPSS, item pertanyan

dikatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel), item pertanyaan

dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel).

(Sumber: Arikunto, 2009)

b. Realiabilitas

Menurut Arikunto (2009:154) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengertian umum

menyatakan bahwa instrument penelitian harus reliabel. Pada penelitian ini

mencari reliabilitas dengan rumus alpha dengan terbentuk skala 1 – 5.

Rumus Alpha :

=[ ��− ][ −∑ ��

Keterangan :

� : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ � � : Jumlah varians butir

� : Varians total

(Sumber: Arikunto, 2009)

H. Analisis Data

Setelah data ditabulasikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

pengolahan dan analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif dan

interprestasinya berdasarkan persentase dari alternatif jawaban yang telah

dikemukakan oleh responden. Perhitungan diatas menempuh tahapan-tahapan

sebagai berikut:

a. Menurut table dengan lajur: nomor urut, alternatif jawaban, frekuensi,

(32)

45

b. Mencari frekuensi yang observasi dengan jalan menjumlah hasil dari

setiap jawaban.

c. Mencari frekuensi keseluruhan dengan menjumlah observasi dari setiap

alternatif jawaban.

(33)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggambarkan efektivitas program Pelatihan Perlindungan

Anak terhadap Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang

diselenggarakan BBPPKS Bandung. Adapun beberapa kesimpulan untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian.

Jawaban-jawaban tersebut kemudian diuraikan sebagai berikut :

1. Program Pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung.

Hasil penelitian sebagaimana diungkapkan pada bab IV diperoleh

gambaran sebagai berikut: program pelatihan perlindungan anak

diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan,

sikap, dan keterampilan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM).

Materi pelatihan yang diberikan pada pelatihan perlindungan anak dilihat

dari sumber materi, struktur materi, tingkat kesukaran materi dan kesesuaian

materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan memberikan petunjuk

dan penguatan bahwa pelatihan perlindungan anak berjalan secara efektif.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan perlindungan anak

mengacu pada pendekatan peserta pelatihan dan menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan. Dengan

penggunaan metode tersebut dapat menjadikan suasana pelatihan yang efektif

dan menjadikan peserta pelatihan cepat beradaptasi dengan lingkungan belajar

barunya selama proses pelatihan.

Evaluasi menjadi salah satu indikator yang cukup penting dalam

(34)

87

bahwa evaluasi pelatihan dilaksanakan pada saat awal pelatihan dengan

menggunakan evaluasi Post Test dan diakhiri dengan Pre Test.

2. Pemahaman Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM)

terhadap materi-materi dalam Pelatihan Perlindungan Anak yang

diselenggarakan BBPPKS Bandung.

Diperoleh data dari hasil evaluasi Pre Test dan Post Test pada pelaksanaan

pelatihan Perlindungan Anak dapat dilihat dari hasil pencapaian kemampuan

peserta sesuai dengan tujuan program pelatihan. Hal ini diukur dari

perbandingan kemampuan awal peserta hasil (Pre Test) dengan setelah

mengikuti pelatihan (Post Test). Dari hasil Pre Test dan Post Test dinyatakan

sebelum diklat terdapat sebanyak 71,38% peserta pelatihan kurang atau tidak

mengetahui materi yang dipelajari, tetapi setelah mengikuti diklat terjadi

pengurangan menjadi 4,12%. Hal tersebut menunjukan setelah akhir pelatihan

peserta menyatakan mengetahui dan sangat mengetahui sebesar 95,88%.

Hasil evaluasi pada pelatihan perlindungan anak mencakup beberapa

kategori pemahaman peserta pelatihan terhadap materi-materi pelatihan,

diantaranya kategori sangat mengetahui, mengetahui, cukup mengetahui,

kurang mengetahui dan sangat tidak mengetahui. Secara rata-rata nilai untuk

keseluruhan pemahaman peserta pelatihan pada evaluasi Pre Test menunjukan

kategori mengetahui, akan tetapi setelah mengikuti pelatihan perlindungan

anak dilihat dari hasil Post Test pengetahuan peserta pelatihan rara-rata berada

dikategori sangat mengetahui dan dapat dikatakan pelatihan perlindungan

anak menunjukan hasil yang efektif untuk para peserta pelatihan.

3. Efektivitas program Pelatihan Perlindungan Anak terhadap Tenaga

Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang diselenggarakan

BBPPKS Bandung

Efektivitas pelatihan perlindungan anak berada dikategori tinggi dan

efektif, hal ini dikatakan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan

pemahaman tentang kegiatan perlindungan anak dari hasil post tes dan pre test

(35)

88

afektif dan aspek pasikomotor. Efektivitas pelatihan perlindungan anak

memiliki kecenderungan nilai yang tinggi tinggi, hal ini didukung oleh hasil

sebagai berikut: Presepsi pemberian makna yang ditentukan oleh faktor

personal dan faktor situsional sehingga dapat menjadikan pelatihan

perlindungan anak yang efektif, minat dan partisipasi peserta pelatihan

perlindungan anak dikatakan berhasil, partisipasi dilkukan oleh peserta

pelatihan perlindungan anak dengan mengikuti setiap kegiatan yang

diselenggarakan BBPPKS Bandung, peserta pelatihan dapat berpartisipasi

aktif dalam melaksanakan kegiatan tersebut karena peserta pelatihan

perlindungan anak memiliki minat dan motivasi yang kuat untuk menambah

pengetahuan tentang perlindungan anak.

B. Saran

Saran untuk pihak yang terkait dalam penelitian ini diantaranya:

1. Bagi Lembaga Penyelenggara

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan pelatihan di

BBPPKS Bandung terhadap para Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat

(TKSM), pihak pengelola lembaga harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a. Dalam setiap diklat yang diselenggarakan BBPPKS Bandung terhadap

Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM), diharapkan dapat lebih

berkelanjutan dan berkesinambungan.

b. Kerjasama yang tekah dibina dengan semua pihak hendaknya lebih

ditingkatkan lagi, baik di bidang Pendidikan dan Pelatihan maupun dalam

bentuk lainnya.

c. Perlu ditingkatkan koordinasi dengan Direktorat Kesejahteraan Sosial

Anak Kementrian Sosial RI agar pelaksanaan diklat sesuai dengan

program yang telah ditetapkan.

d. Dalam pelaksanaan Pre Test dan Post Test lebih ditegaskan agar semua

peserta pelatihan dapat mengikuti tes tersebut, sehingga dapat diperoleh

(36)

89

e. Sebaiknya untuk alumni diklat perlindungan anak dapat difasilitasi untuk

dapat membentuk suatu forum komunikasi setelah diklat berakhir. Agar

para alumni dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman kerja

dilapangan setelah mengikuti diklat perlindungan anak.

2. Bagi Peserta Pelatihan Perlindungan Anak

Pelatihan Perlindungan anak yang diselenggarakan BBPPKS

Bandung, dilaksanakan karena adanya berbagai macam permasalahn dan

kekerasan terhadap anak di Indonesia, oleh karena itu peserta pelatihan

diharapkan dapat mengikuti program pelatihan perlindungan anak dengan

baik sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, memiliki komitmen dan

motivasi yang tinggi untuk meningkatkan dan memahami pengetahuan

tentang perlindungan anak.

Agar para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, sikap, dan keterampilan peserta pelatihan yang

diperoleh setelah mengikuti pelatihan perlindungan anak di BBPPKS

Bandung, sehingga para peserta pelatihan dapat dapat memecahkan

permasalahan tentang perlindungan anak di wilayah kerja mereka

masing-masing sebagai tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.

(37)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara.

Atmodiwirjo. S. (2006). Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardizya Jaya

Damayanti dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

PT.Rineka Cipta

Gosita, Arief, (1996). Makalah Pengembangan Aspek Hukum

Undang-undang Peradilan Anak dan Tanggung Jawab Bersama, Seminar

Nasional Perlindungan Anak, diselenggarakan Oleh UNPAD,

Bandung

Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan. (Konsep dan

Aplikasi). Bandung: Alfabeta

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1998). Jakarta: Balai Pustaka

Kementerian Sosial RI, (2011). Pedoman Pelatihan Untuk Pekerja

Kesejahteraan Anak. Jakarta: Kementerian sosial RI dan UNICEF

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah) usul tesis,

desain penelitian, hipotesis, validitas, sampling, populasi,

observasi, wawancara dan angket. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Simamora, H. (2001). Manajemen SDM – Edisi Kedua. Yogyakarta: Bag,

Penerbitan STIE YKPN.Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal. Bandung: Falah Production

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

(38)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan

Sumantri, S. (2001) Pelatihan Dan Pengembangan. Bandung: UNPAD

Surakhmad, Winarno. (1982), Pengantar penelitian-penelitian ilmiah,

dasar, metoda, teknik. Bandung: Trasito

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta:

Depdiknas.

2. Sumber Jurnal

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial. (2013).

Laporan Penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak Tahun 2013.

Bandung: BBPPKS

Kementrian Sosial (2009). Undang-undang Kesejahteraan sosial No 11.

Jakarta: Kemensos

Kementerian Sosial RI, (2011). Pedoman Pelatihan Untuk Pekerja

Kesejahteraan Anak. Jakarta: Kementerian sosial RI dan UNICEF

3. Sumber Skripsi

Husni Amalia. (2010). Efektivitas penggunaan metode inkubasi bisnis

dalam membangun minat peserta pelatihan (studi deskriptif pada

pencari kerja di Lembaga Pelatihan Bandung Barat). Skripsi UPI:

tidak diterbitkan

Sucianingsih (2012). Dampak pelatihan dasar pekerja sosial terhadap

kesejahteraan sosial masyarakat (studi deskriptif terhadap alumni

pelatihan dasar pekerjaan sosial BBPPKS Provinsi Jawa Barat).

Skripsi UPI: tidak diterbitkan

4. Sumber Internet

Bustami. (2012). Inilah Tanggungjawab Pemerintah Dalam Pendidikan

Nasional. [Online]. Tersedia:

(39)

Andriansyah, Sandi. 2014

EFEKTIVITAS PELATIHAN PERLINDUNGAN ANAK TERHADAP TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (TKSM)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan

Edratna. (2013). Perlindungan Anak. [Online]. Tersedia:

http://anakbersinar.com/news/detail/id/95/Perlindungan-Anak.html.

[03 Maret 2014]

Elfilany (2011). Taksonomi Bloom. [Online]. Tersedia:

http://www.elfilany.com/2011/01/posisi-ranah-kognitif-dalam-taksonomi.html [03 Maret 2014]

Rajadireja. (2011). Konsep Pelatihan. [Online]. Tersedia:

http://rejadireja.wordpress.com/2011/11/22/konsep-pelatihan/.

[03 Maret 2014]

Wikipedia bahasa Indonesia. (2014). Taksonomi Bloom [Online].

Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_bloom

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Apabila menduduki jabatan stuktural Eselon III / IV *), sanggup untuk mengikuti Diklatpim sesuai peraturan kepegawaian yang

Reboisasi di desa dena kec.madapangga seluas 50 Ha pada Satuan Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Bima, bersama ini kami mengundang Direktur atau yang dikuasakan

(1) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia disingkat Kapolri adalah Pimpinan Polri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden sesuai dengan ketentuan

besi untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC. c) Mengetahui sifat-sifat marshall akibat variasi penggunaan filler pasir besi dan semen untuk Campuran Laston Lapis Aus AC-WC

Data yang dikumpulkan diperoleh langsung dari PLTU Pangkalan Susu unit 1 berupa data beban. yang dibangkitkan per jam dan data jumlah bahan bakar yang

This stage includes the tests of all materials used in this study; that was, asphalt, coarse aggregate, fine aggregate, filler and crumb rubber.. (a) Tests

generator dibebani akan menimbulkan fluks jangkar (ФA) yang ber integrasi dengan fluks yang dihasilkan medan rotor (ФF), sehingga akan dihasilkan suatu fluks resultan

Hasil yang diharapkan dari pembuatan website ini adalah pemanfaatan media informasi internet untuk menyajikan informasi kegiatan operasional terbaru perusahaan, sehingga semua