(Studi Kasus pada Konsumen Restoran Jepang di-Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata dari Program Studi Manajemen Industri Katering
Oleh :
Yeyen Nurhasanah
1006819
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Kasus Pada Konsumen Restoran Jepang di Kota Bandung)
oleh
Yeyen Nurhasanah
1006819
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pariwisata
pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengentahuan Sosial
© Yeyen Nurhasanah
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Konsumen Restoran Jepang di Kota Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
(Woro Priatini, S.Pd.,M.Si)
NIP 1971030309.2201012.2.001
Pembimbing II
(Wendi Andriatna ,STP., M.Si)
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Industri Katering
(Agus Sudono, SE.,MM)
ABSTRAK
Yeyen Nurhasanah, 1006819, Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Trend Produk Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus pada Konsumen Restoran Jepang di-Kota Bandung), Woro Priatini, S.Pd., M.Si, Wendi Andriatna, STP.,M.Si.
Kota Bandung merupakan kota yang dikenal dengan kota kuliner atau
tempat tersedianya segala jenis makanan, termasuk jenis speciality restaurant atau
restoran yang menyediakan masakan suatu daerah maupun negara. Restoran
Jepang menjadi salah satu restoran yang paling banyak di minati, hampir setiap
sudut kota terdapat jenis restoran ini bahkan sudah banyak yang memiliki cabang.
Peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan antara kualitas produk yang berupa
makanan yang disajikan dan trend produk atau fenomena yang terjadi
dimasyarakat seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan pola hidup. Sebuah
restoran dituntut untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen guna
mencapai kepuasan konsumen dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Melalui pengukuran hubungan pengaruh antara masing masing variabel,
terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Pada variabel kualitas produk,
di-mensi rasa mendapatkan skor tertinggi dengan skor 352 sementara untuk variable
trend produk, dimensi Convenience pada aspek kecepatan dan keikutsertaan
memilih bahan pelengkap mendapatkan skor tertinggi yaitu dengan skor 333.
Penerapan kesesuaian kualitas produk sebagai (X1) dan trend produk sebagai (X2)
di restoran Jepang yang ada di kota Bandung diperlukan untuk memenuhi tingkat
harapan yang melebihi atau sama dengan apa yang diharapkan konsumen.
ABSTRACT
Yeyen Nurhasanah, 1006819, Analiysis Connection Quality of Product and Trend of Product Towards Consumer Satisfication. ( Case Study to Japanesse Restaurant Consumer in Bandung City), Woro Priatini, S.Pd., M.Si, Wendi Andriatna, STP.,M.Si.
Bandung is town which famous with “city of culinary” or place avaliability kinds of foods, included menu’s from another country as called speciality restaurant. Japanesse restaurant have been one of intersting restaurant,
every side in this town, there’re many kind of restaurant even franchaise system.
Researcher hypotesize, there is a connection between quality of product or what
food served and trend of product or phenomenon of product in growth people
have increase of life style and life pattern, and restaurant should meet what
consumer needs and wants to get off their satisfication and profitable for both.
Through by measurement of connection each variable, there’re positive
and significant connection. The variable quality of the products , dimensional
Flavour of getting the highest score with a score of 352 while for variable trend
of product , Convenience dimension at the speed aspect and participation selecting
supplementary materials to get the highest score with a score of 333 . Suitability
of quality of product as (X1) and trend of product (X2) of Japanesse restaurant in
Bandung is needed to meet stage over of expectation or same from what consumer
precived.
i
Kata Pengantar ... i
Daftar isi ... ii
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... vii
BAB I Pendahuluan ... 1
Latar Belakang Masalah ... 1
Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9
Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 0
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 10
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 10
BAB 11 Tinjauan Pustaka ... 16
2.1 Pengertian Pariwisata ... 16
2.1.1 Komponen Perjalanan Wisata ... 16
2.1.2 Pariwisata Sebagai Bagian Dari Leisure Studies ... 1
2.I.3. Preference Dalam Leisure Sector ... 14
2.2 Wisata Kuliner ... 15
2.3 Usaha Jasa Boga ... 15
2.4 Restoran dan Jenis-jenisnya ... 16
2.5 Wisata Kuliner Restoran Jepang ... 20
2.5.1 Japanese Dishes as Healty Dishes ... 21
2.5.2 Bahan Makanan dan Bumbu Masakan Jepang ... 22
2.4.3 Menu dalam Masakan Jepang ... 26
2.6 Kualitas ... 35
2.7 Kualitas Produk ... 37
ii
2.8.2 Trend sebagai Bagian dari Perubahan ... 42
2.8.3 Trend Produk Makanan/ minuman ... 43
2.9 Hubungan antara Trend dan Kualitas Produk ... 51
2.9.1 Makanan Jepang sebagai Proses Inovasi yang diadopsi ... 52
2.10 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 53
2.10.1 Model Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Prespektif Psikologi... 55
2.10.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 56
2.10.2.1 Teknik Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 57
2.11 Kepuasan dan Loyalitas ... 58
2.12 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu ... 59
2.13 Kerangka Pemikiran ... 61
2.14 Hipotesis ... 65
BAB III Metodologi Penelitian ... 62
3.1 Objek & Subjek Penelitian ... 62
3.2 Metode Penelitian ... 62
3.3 Opasionalisasi Variabel ... 62
3.4 Jenis & Sumber Data ... 66
3.5 Populasi dan Sampel ... 67
3.5.1 Populasi Penelitian ... 68
3.5.2 Sampel Penelitian ... 68
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 70
3.7 Teknik dan Analisis Data ... 70
3.7.1 Uji Kelayakan Instrumen ... 70
3.7.2 Uji Validitas ... 71
3.7.3 Uji Reliabilitas ... 77
3.7.4 Rancangan Analisis Data ... 79
iii
3.8.2 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji T) ... 81
3.8.3 Uji Normalitas Data ... 84
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 85
4.1 Profil dan Lokasi Penelitian ... 85
4.1.1 Wilayah Kota Bandung ... 85
4.2 Profil Responden Penelitian ... 86
4.2.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86
4.2.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 87
4.2.3 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir ... 90
4.2.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 91
4.2.5.Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan ... 92
4.2.6 Gambaran Restoran Jepang Yang Pernah di Kunjungi ... 92
4.2.7 Gambaran Pengetahuan Tentang Lokasi Restoran Jepang ... 93
4.3 Gambaran Variabel Penelitian ... 94
4.3.1 Tanggapan Terhadap Kualitas Produk yang Dirasakan Responden 95 4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Rasa ... 95
4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Mutu atau Konsistensi Masakan 4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Tekstur ... 96
4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Bentuk ... 97
4.3.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Potongan ... 98
4.3.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Kandungan Gizi ... 99
4.3.1.7 Tanggapan Responden Terhadap Penampakan Penampilan ... 99
4.3.1.8 Tanggapan Responden Terhadap Aroma ... 100
4.3.1.9 Tanggapan Responden Terhadap Suhu ... 101
4.3.2 Tanggapan Terhadap Trend Produk yang Dirasakan Responden ... 103
4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Penyajian ... 105
iv
4.3.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Bahan Dengan ... 106
4.3.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Keamanan Pangan ... 107
4.3.2.7 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Bahan Organik .... 108
4.3.2.8 Tanggapan Responden Terhadap Cita Rasa Tradisional Khas ... 109
4.3.2.9 Tanggapan Responden Terhadap K esesuaian Harga Kualitas ... 110
4.3.2.10 Tanggapan Responden Terhadap Kesegaran Menu ... 111
4.3.2.11 Tanggapan Responden Terhadap Menghilangkan Stress ... 112
4.3.2.10 Tanggapan Responden Terhadap Brand Image ... 112
4.3.3 Rekapitulasi TanggapanKualitas Produk dan Trend Produk (precived) 115 4.3.4 Kepuasan Responden Penelitian Terhadap Kualitas Produk ... 1 16 4.3.5 Kepuasan Responden Penelitian Terhadap Trend Produk ... 1 17 4.3.6 Rekapitulasi Kepuasan Kuliitas Produk dan Trend Produk ... 1 17 4.4 Analisis Linear Berganda ... 119
4.4.1 Pengujian Signifikasi Uji T ... 120
4.4.2 Pengujian Signifikasi Uji F ... 122
4.5 Pembahasan Mengenai Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Restoran Jepang Yang Ada di Kota Bandung . 124 BAB V Kesimpulan ... 126
5.1 Kesimpulan ... 126
v
tahun 2009-2010 berdasarkan Klasifikasi Jenis Usaha ... 4
Tabel 1.2 Restoran/ Rumah Makan Jepang Berijin di Kota Bandung ... 6
Tabel 1.3 Restoran/ Rumah Makan Jepang belum Berijin di Kota Bandung ... 7
Tabel 2.1 Daftar Bumbu dan Bahan yang Digunakan dalam Masakan Jepang ... 26
Tabel 2.2 Presentase Tipe Konsumen terhadap Produk baru ... 47
Tabel 2.3 Hasil Peneltian Terdahulu ... 54
Tabel 3.1 Tabel Oprasionalisasi Variabel ... 61
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 65
Tabel 3.3 Sample Yang Akan digunakan Dalam Penelitian ... 66
Tabel 3.4 Jumlah Sampel ... 67
Tabel 3.5 Interpretasi Besarnya koefisien korelasi ... 69
Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Instrumen Pra Penelitian ... 73
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pra Penelitian ... 78
Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Kota Bandung ... 85
Tabel 4.2 Deskripsi Singkat Sampel Restoran Jepang ... 86
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 87
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir ... 90
Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 91
Tabel 4.7 Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan ... 92
Tabel 4.8 Gambaran Restoran Jepang Yang Pernah di Kunjungi ... 92
Tabel 4.9 Gambaran Pengetahuan Tentang Lokasi Restoran Jepang ... 93
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Rasa ... 95
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Mutu atau Konsistensi Masakan Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Tekstur ... 96
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Bentuk ... 97
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Potongan ... 98
vi
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Suhu ... 101
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Kemudahan Penyajian ... 105
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan Penyajian ... 104
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Penempatan Live Cooking ... 105
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Pelengkap ... 106
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Bahan Dengan ... 106
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Keamanan Pangan ... 107
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Penggunaan Bahan Organik ... 108
Tabel 4.26 Tanggapan Responden Terhadap Cita Rasa Tradisional Khas ... 109
Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Harga Kualitas ... 110
Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Kesegaran Menu ... 111
Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Menghilangkan Stress ... 112
Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Brand Image ... 112
Tabel 4.31 Rekapitulasi Tanggapan Responden ( Kualitas Produk) ... 115
Tabel 4.32 Kepuasan Responden ( Kualitas Produk) ... 116
Tabel 4.33 Rekapitulasi Tanggapan Responden ( Trend Produk) ... 116
Tabel 4.34 Kepuasan Responden ( Trend Produk) ... 117
Tabel 4.35 Rekapitulasi Tanggapan Responden ( Kualitas Produk & Trend) .. 119
Tabel 4.36 Output SPSS Koefisien Regresi ... 121
Tabel 4.37 Output SPSS Anova ... 122
vii
Gambar 1.2 Grafik Jumlah Wisatawan yang datang ke Indonesia Melalui Pintu
Kedatangan 2012-2014 ... 2
Gambar 2.2 Skema Timbulnya Leisure Preference ... 19
Gambar 2.3 Langkah- langkah dalam Proses Perubahan ... 48
Gambar 2.4 Manfaat Kepuasan Pelanggan ... 54
Gambar 4.1 Garis Kontinum Kualitas Produk (precived) ... 103
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri pariwisata di Indonesia semakin meningkat setiap
tahunnya ditandai dengan munculnya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang
hampir merata disetiap daerah yang didukung oleh sektor- sektor pariwisata yang
berupa hotel, restoran, serta fasilitas penunjang lain. Seperti yang tercantum pada
UU NO. 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah disebut dengan pariwisata.
Layanan pariwisata yang didukung oleh seluruh penyedia wisata dimana
mereka akan membentuk suatu usaha yang menyedikan barang dan atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Menurut
Prasadja (2010, hlm. 8) mengatakan bahwa untuk melengkapi struktur aktifitas
wisata diperlukan sarana dan fasilitas penunjangnya, hal ini berkaitan dengan
perkembangan yang menuntun lahirnya Leisure Society atau masyarakat yang
berkarakteristik namun tidak dapat dikenali. Mereka bukan masyarakat dari
aktifitas kerja melainkan aktifitas wisata yang berasal dari banyak munculnya
kegiatan wisata yang sudah menempati posisi sentral dalam kehidupan manusia.
Hal ini dapat terlihat dari jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia
yang mengalami peningkatan disetiap tahun dan juga mengalami beberapa
fluktuasi jumlah kedatangan setiap bulannya, seperti yang tertera pada grafik
Sumber: Bps.go.id Pub (2014). Data diolah kembali.
Gambar 1.1
Grafik Jumlah Wisatawan yang Masuk ke Indonesia Melalui Pintu
Kedatangan (Tiga Tahunan 2012-2014 Periode Januari- Oktober)
Banyaknya wisatawan nusantara yang melakukan kegiatan wisata
diseluruh indonesia serta menjadi sebuah peluang bagi para pelaku- pelaku usaha
yang bergerak dibidang pariwisata atau yang termasuk dalam unsur pokok
pariwisata yang ke sepuluh menurut Pendit (2002, hlm.25) yaitu kesempatan
berbelanja atau biasa disebut shopping adalah kesempatan untuk membeli barang
oleh- oleh atau souvenir untuk dibawa pulang kerumah atau ke negaranya.
Diantara proses kegiatan wisata baik itu mengunjungi tempat wisata, belanja atau
untuk suatu tujuan tertentu hal yang tidak bisa ditinggalkan yaitu makan dan suatu
tempat dimana orang- orang tersebut memenuhinya adalah di restoran atau rumah
makan di kota atau negara yang mereka singgahi.
Masyarakat yang sering menjalankan aktifitas wisata, pada umumnya
berasal dari kota- kota besar dengan rutinitas kerja yang terus menerus sehingga
membutuhkan waktu untuk bersenang- senang/ leisure time. Bandung sebagai
salah satu kota besar yang ada di Indonesia, menjadi tempat bagi masyarakat luar
untuk melakukan aktivitas untuk bersenang- senang/ leisure activity yang
didukung oleh sarana dan fasilitas pariwisata yang memadai baik itu dari
masyarakat, pengusaha maupun pemerintah yang masing- masing saling
berkontribusi untuk menarik minat pelaku wisata. 0
200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000
2012
2013
Ditandai dengan banyak munculnya sarana dan fasilitas penunjang wisata
yang ada di Kota Bandung memberikan dampak sumber pendapatan daerah
(PAD) pada sektor pariwisata. Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pelayanan Pajak
(Disyanjak kota Bandung), Heni Kusmini menuturkan bahwa sampai 5 Agustus
tahun 2013, pajak yang didapat dari hotel mencapai target sebesar Rp. 102,6
miliar dari target Rp. 145 miliar. Sementara untuk restoran mencapai Rp. 65,13
miliar dari target Rp. 99 miliar angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan
sektor pendapatan lain seperti pajak penerangan, pajak parkir,PBB, pajak air tanah
dan lain lain yang jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Dikutip dari
jabar.tribunnews.com.
Sektor pariwisata menjadi sektor yang berpengaruh bagi kelangsungan
pendapatan yang diperoleh pemerintah Jawa Barat, dengan ditandai dengan
munculnya wisatawan yang datang ke kota Bandung dengan rata-rata pengunjung
datang sebesar 5.369.621 jiwa per tahunnya baik itu wisatawan nusantara maupun
wisatawan domestik.
Sementara untuk kenaikan jumlah wisatawan yang datang ke kota
bandung per tahunnya mengalami peningkatan serta penurunan wisatawan.
Kunjungan wisata ke suatu darah diduga diakibatkan oleh terjadinya permintaan
dan penawaran yang muncul dari empat unsur pokok yang saling terkait erat atau
menjalin hubungan dalam suatu sistem yakni a) permintaan atau kebutuhan;
b)penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri; c) pasar dan
kelembagaan yang berperan untukmemfasilitasi keduannya; d)pelaku atau aktor
yang menggerakan ketiga elemen tadi.
Unsur- unsur penting dalam permintaan wisata adalah wisatawan dan
penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa) basis utamanya
adalah ketersediaan waktu dan uang pada kelompok tersebut Kelly, 1998: Gun,
2006 (Damanik 2006, hlm. 3). Dengan adanya ketersedian tersebut maka hal ini
menjadi sebuah peluang bagi para pengusaha maupun masyarakat untuk
menyediakan sarana dan prasarana bagi wisatawan dalam melakukan kegiatan
pariwisata. Salah satu sarana penunjang wisata ialah restoran yang menurut
dimaksudkan dan ditujukan untuk suatu tujuan tertentu. Berikut tabel
perkembangan jumlah restoran yang ada di Kota Bandung:
TABEL 1.1
Data Perkembangan Restoran, Rumah Makan dan Bar Berijin dari Tahun 2009-2013 berdasarkan Klasifkasi Jenis Usaha
No Nama Potensi Tahun
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2014). Data diolah
kembali.
Dari data diatas menunjukan terjadinya peningkatan jumlah restoran,
rumah makan dan bar setiap tahunnya. Yang menandakan tingginya tingkat
konsumsi masyarakat dengan mengandalkan jasa yang disediakan oleh para
pelaku usaha. Menurut Wayan (Suwanthoro 2008, hlm. 21) Adalah industri yang
bergerak dalam bidang penyediaan makanan dan minuman, yang dikelola secara
komersial. Jenis usaha ini dapat dibedakan dalam manajemennya, yaitu cara
pengelolaannya, apakah dikelola secara mandiri maupun terkait dengan usaha
lain. Industri yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman ini merupakan
industri yang paling menjanjikan.
Restoran pada dasarnya berkecimpung dalam produk jasa, dimana yang
dihadapi adalah manusia menurut Marsum (2005, hlm.7). Dibuat dan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui penyediaan makanan dan minuman
guna memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Namun pada perkembangannya banyak
berbeda guna menarik perhatian konsumen. Dalam hal ini salah satu jenis restoran
yang unik dan berbeda adalah jenis speciality restaurant atau restoran yang
suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang
disajikan atau temanya Marsum (2005, hlm.11)
Restoran jenis ini biasanya menyediakan masakan ethnic maupun masakan
khas dari luar dimana restoran ini didirikan. Salah satu jenis specialiti restaurant
yang ada di Kota Bandung ialah restoran Jepang dengan jumlah yang cukup
banyak bila dibandingkan jenis restoran speciality lain dengan jumlah yang
mencapai 69 restoran dengan beberapa sudah membuka sistem franchasie yang
secara tidak langsung mengindikasikan bahwa restoran Jepang cukup diminati di
Kota Bandung. Berikut daftar restoran, kedai maupun rumah makan:
Tabel 1.2
Restoran/ Rumah Makan Jepang Berijin di Kota Bandung
No Nama Restoran Alamat
1 Sushi Groove Jl. Sukajadi 137-139 2 Miyazaki Jl. Ir.H. Djuanda 122 3 Fukuzushi Jl. Sukajadi 137-139 4 Ramen 38 Sanpachi Jl. Sukajadi 228 5 Torigen Jl. Setiabudhi 55 6 Mikawa Jl. Sukaraja II 32
7 Gokanna Teppan Jl. Kepatihan 11-17 lt.IV 8 Good Suki Restaurant Jl. Braga 39
9 Hoka- Hoka Bento Jl. Dr. Setiabudhi 302 A 10 Hoka- Hoka Bento Jl. Merdeka 47
11 Hoka- Hoka Bento Jl. Buah batu 273 12 Hoka- Hoka Bento Jl. Kepatihan 11-17
13 Hoka- Hoka Bento Jl. Soekarno-hatta 590 MTC 14 Midori Jl. Sultan Tirtayasa 31 15 Momiji Jl. Braga 54
Sumber: Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung. Februari 2014
Sementara itu, untuk restoran Jepang yang tidak termasuk kedalam daftar
restoran berijin yaitu:
Tabel 1.3
Restoran/ Rumah Makan Jepang yang Belum Terdaftar di Departemen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
No Nama Restoran Alamat
1 Oishi Steak Kedai Jl. Pandu 5 2 Sushi Alley Jl. Riau 36
3 Pepper Lunch Jl. Sukajadi 137-139 PVJ 4 Ritako House Jl. Cihampelas 160 5 Ta-wan Jl. Sukajadi 137-139 PVJ 6 Noodle Cafe Jl. Pasirkaliki 121-123 (IP) 7 Bakar Celup Jl. Purnawarman 13-15 (BEC)lt 2 8 Chicken Katsu Jl. Puter
9 Crispy Kaatsu Nasi Jl. Simpang
10 Daimanzoku Jl. Gatotsubroto 289
11 Ginza Jl. Pasirkaliki 121-123 lt 3 (IP) 12 Gomidori Jl. Purnawarman 13-15 (BEC) 13 Hikari Bento Jl. Simpang
14 Hotto Suppu Jl. Pasirkaliki 121-123 lt 3 (IP) 15 I Celup Jl. Purnawarman 13-15 (BEC) 16 Mikawa Jl. Raya Gunung Batu
22 Tomodachi Jl. Dr. Radjiman 6 23 Torigen Jl. Dr. Setiabudhi 55 24 Suki Time Jl. Gatot Subroto BSM lt.2 25 Tomo Sushi and More Jl. Sukajadi 137-139 PVJ
26 Litlle Tokyo Jl. Sukajadi 137-139 blok G-c20 27 Kage Jl. Burangrang 34
28 Take Ichi Jl. Surya Sumantri 84 A 29 Tokio Kios Jl. Peta 241
30 Gokkana Teppan Jl. Sukajadi 225
31 Gokkana Teppan Jl. Pelajar Pejuang 45 119 32 Gokkana Teppan Jl. Cihampelas 160 (ciwalk) 33 Ramen Hichimaki Jl. Setiabudhi 42
34 Ichi Bento Jl. Merdeka 27
17 Kimochi Jl. Surapati 184
18 Jeisyoku Jl. Dr. Djunjunan 139 (PFM) 19 Kukeriku Jl. Cihampelas 184
20 My Little Kichen Jl. Setiabudhi 10 21 Orianji Kisaten Jl. Ir. H. Djuanda 81
22 Sushi RAA Jl. Alpina no 1-3 Komp. Dago Asri 23 Takiyo Jl. Purnawarman BEC lt.3
24 Tomo Jl. Sukajadi PVJ 137-139 25 Waroeng Priangan Jl. Merdeka pujasera 26 Yamatoya Jl. Purnawarman BEC lt 3 27 Yuki Jl. Hassanudin
28 Zenbu Jl. Sukajadi PVJ 137-139
Sumber: pra penelitian (2014) diambil dari http://www.streetdirectory.com
Jumlah tersebut belum termasuk jenis ramen maupun kedai yang belum
terdaftar. Hal ini tidak terlepas dari peran produk masakan Jepang itu sendiri yang
bisa diukur dari kualitas, baik itu sebelum, saat dan setelah dikonsumsi.
Untuk kualitas produk itu sendiri peneliti mengambil dimensi yang
dikemukakan oleh Marsum (2005, hlm.159) yakni, flavour yang berarti rasa atau
bau yang ditimbulkan oleh makanan tersebut, consistency atau ketetapan mutu
saat menu tersebut disajikan, texture/foam/shape yaitu susunan menu atau dalam
masakan jepang disebut dengan moritsuke serta textur dan bentuk makanan saat
disajikan, nutritional content atau kandungan gizi yang didapatkan dari makanan
tersebut, visual appeal atau daya tarik yang berupa susunan makanan diatas meja
yang memiliki unsur seni, aromatic appeal atau aroma yang ditimbulkan dari
makanan tersebut dan temperature atau suhu makanan yang disajikan sesuai
dengan keadaan yang seharusnya.
Dimensi diatas mencerminkan mutu makanan yang disajikan dalam suatu
produk bagi konsumen apabila dimensi tersebut mampu dipenuhi oleh sebuah
produk makanan maka produk tersebut layak dinyatakan sebagai produk yang
berkualitas.
Disamping kualitas yang dihasilkan oleh sebuah produk, faktor lain yang
mempengaruhi seseorang memilih sebuah produk ialah Food Trends atau
Pengertian dari trend itu sendiri ialah Perkembangan sosial atau ekonomi yang
bersifat otonom dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama dimana suatu
perkembangan yang pada waktu lampau sudah dapat dimonitor,dianalisis dan
dapat diperkirakan akan terus berlangsung diwaktu yang akan datang baik untuk
jangka pendek maupun jangka panjang Menurut Prasadja (2010, hlm. 105).
Fenomena ini terjadi pada dunia makanan dimana fokus dari makanan
dewasa ini mengenai nutrition and good health, inflation dan crative cooking
Kowtaluk (1982, hlm. 27). Yang bila dilihat dari bahan- bahan maupun cara
memasak dalam makanan Jepang memenuhi beberapa kriteria diatas.
Di negara maju, trend sudah berkembang menjadi alat penenentu bagi
tercapainya keinginan konsumen yang berupa Convenience atau kemudahan bagi
pengguna produk. Selain itu Health and Wellness menjadi perhatian konsumen
dewasa ini, yang mencakup manfaat yang diberikan pada tubuh manusia. Faktor
Pleasure atau keinginan konsumen yang dalam hal ini penyedia usaha jasa boga
berusaha untuk memenuhinya. Dan Value atau nilai lebih dari produk yang
dihasikan menjadi tuntutan yang diinginkan masyarakat. (Beranek, 2003)
Dan fenomena dari banyaknya restoran Jepang yang muncul di kota Bandung
menjadi sebuah kemungkinan bahwa pertumbuhannya tidak lepas dari pengaruh
fenomena yang terjadi di masyarakat.
Implementasi kualitas produk yang disediakan diduga berkaitan dengan
fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya mereka yang tinggal di kota
besar, yang pada akhrirnya muncul kepuasan dari para konsumen/ pelanggan
restoran Jepang diiringi semakin bertumbuhnya jumlah restoran. Faktor yang
menunjang dari kepuasan konsumen itu sendiri dapat dilihat melalui zona
toleransi kualitas produk dan trend produk yang berada diantara expectation atau
yang diharapkan dan preceived performance atau yang diterima.
Dimana zona toleransi berperan sebagai batas jika produk dan trend apat
diterima sebagai kepuasan pelanggan dan jika hasil kepuasan jauh dibawah
tingkat yang diharapkan, maka dapat diindikasikan pelanggan tidak puas. Dan
puas atau bahkan sangat puas. Menurut Barnes (2003, hlm.72) maka dari itu
peneliti mengambil judul
“
Analisis Kualitas Produk dan Trend Produk
Terhadap Kepuasan Konsumen Restoran Jepang (Studi Kasus pada
Konsumen Restoran Jepang di Kota Bandung)
”
1.1Identifikasi dan Perumusan Masalah
Seiring meningkatnya restoran – restoran berijin yang ada di Kota
Bandung dengan menunjukan perbedaan dan keunikan sebagai daya tarik
yang mampu membawa konsumen dalam memutuskan memlilih masakan
jepang tersebut, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas
produk dan variasi produk terhadap daya terima konsumen. Berdasarkan
permasalahan diatas maka perumusan masalah yang dapat diuraikan adalah:
1. Bagaimana gambaran kualitas produk di Restoran Jepang yang ada di
kawasan Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran trend produk di Restoran Jepang yang ada di
kawasan Kota Bandung?
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen mengenai kualitas produk dan
terhadap Restoran Jepang yang ada di kawasan Kota Bandung?
4. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
Restoran Jepang yang ada di Kota Bandung.
5. Bagaimana pengaruh trend produk terhadap kepuasan konsumen
Restoran Jepang yang ada di kawasan Kota Bandung
6. Bagaimana pengaruh kualitas produk dan trend produk terhadap
kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di kawasan Kota
Bandung
1.2Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran kualitas produk di Restoran Jepang yang
ada di kawasan Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran trend produk di Restoran Jepang yang
3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap Restoran
Jepang yang ada di kawasan Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan
konsumen Restoran Jepang yang ada di Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui pengaruh trend produk terhadap kepuasan
konsumen Restoran Jepang yang ada di kawasan Kota Bandung
6. Untuk mengetahui kualitas produk dan trend produk terhadap
kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di kawasan Kota
Bandung
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pemikiran dalam hal akademik, guna
memperkaya kaidah- kaidah keilmuaan terutama pada ilmu
pariwisata yang berkenaan dengan wisata kuliner baik untuk saat
ini maupun masa yang akan datang.
b. Secara Personal
Diharapkan penelitian ini nantinya dapat berkembang
menjadi wadah pemikiran individu yang mampu dan dapat
berinovasi disamping perkembangan globalisasi yang semakin
meningkat. Selain itu guna mendapatkan gelar Sarjana Pariwisata
dari Manajemen Industri Katering di Universitas Pendidikan
3. Metode Penilitian
3.1 Objek dan Subjek dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek kualitas produk, trend
produk dan kepuasan konsumen dengan mengambil subjek penelitiannya adalah
konsumen restoran dimana mereka pernah berkunjung ke restoran- restoran
Jepang yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan survei pra penelitian, dari data
yang didapatkan 647 potensi restoran dan rumah makan berijin yang ada di Kota
Bandung. Peneliti akan melakukan survey terhadap konsumen yang berasal dari
dalam maupun luar kota bandung agar memperoleh puas tidaknya konsumen
terhadap sebuah restoran berdasarkan kualitas produk dan trend produknya.
3.2 Metode Penelitan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
deskriptif dimana metode ini berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum Sugiyono (2013, hlm. 29).
3.3 Oprasional Variabel
Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala
Penguku
Data yang diperoleh menggunakan skala semantik dari pengunjung Restoran Jepang di Kota Bandung.
Kualitas Produk
, sumber daya
- Tekstur masakan makanan yang disajikan di Restoran Jepang - Bentuk masakan yang ada di oleh produk masakan restoran Jepang
Visual Appeal
- Penyusunan artistik pada masakan yang disajikan di
Data yang diperoleh menggunakan skala likert dari konsumen restoran Jepang Kota Bandung.
Convenience
- Kemudahan .untuk di sajikan - Kecepatan penyajian
perkembangan yang
- Penempatan live cooking
- Ketersediaan memilih bahan pelengkap yang berbeda
digunakan dalam bahan masakan
Jepang
- Kandungan organik yang
terdapat dalam bahan masakan
Jepang
Pleasure
- Cita rasa khas tradisional jepang - Keunikan, kualitas yang
sebanding dengan harga
Value
- Kesegaran dari masakan Jepang - Masakan Jepang sebagai
penghilang stress
- Pemilihan restoran Jepang berdasarkan Brand Image
Likert
Likert
Likert
Likert
Kepuasan
Data yang diperoleh menggunakan skala semantik dari konsumen restoran Jepang di Kota Bandung.
Flavour
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai kesesuaian rasa dari masakan Jepang dengan cita rasa orang Indonesia
Consistency
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai kestabilan rasa dari produk masakan jepang
Texture/ Form/Shape
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai tekstur masakan makanan yang disajikan di Restoran Jepang - Tingkat perbandingan antara
harapan dan kenyataan mengenai bentuk masakan yang ada di Restoran Jepang
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai potongan masakan yang ada di Restoran Jepang
Nutritional Content
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Kandungan gizi yang dimiliki oleh produk masakan restoran Jepang
Visual Appeal
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Perbandingan
Penyusunan artistik pada masakan yang disajikan di Restoran Jepang
Aromatic Appeal
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Aroma pada makanan yang ada di Restoran Jepang
Temperature
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Suhu makanan yang disajikan di Restoran Jepang
Convenience
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Kemudahan .untuk di sajikan - Tingkat perbandingan antara
harapan dan kenyataan mengenai Kecepatan penyajian
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Penempatan live cooking
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Ketersediaan memilih bahan pelengkap yang berbeda
Health and Wellness
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai
masakan jepang dengan bahan
dan teknik memasak rendah
lemak
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai
Tingkat keamanan yang
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Hasil Pengolahan Data, 2015
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukan
fakta menurut Riduan (2010:106). Dalam penelitian ini peneliti mencari sumber
data dengan melakukan penelusuran pustaka dimaksudkan untuk mempertajam
metodologi, memperdalam kajian teoritis dan memperoleh informasi mengenai
digunakan dalam bahan masakan
Jepang
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai
Kandungan organik yang
terdapat dalam bahan masakan
Jepang
Pleasure
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Cita rasa khas tradisional jepang - Tingkat perbandingan antara
harapan dan kenyataan mengenai Keunikan, kualitas yang sebanding dengan harga
Value
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Kesegaran dari masakan Jepang - Tingkat perbandingan antara
harapan dan kenyataan mengenai Masakan Jepang sebagai penghilang stress
- Tingkat perbandingan antara harapan dan kenyataan mengenai Pemilihan restoran Jepang berdasarkan Brand Image
penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh para peneliti lain. Moh Nazier
(Sudarwan, 2004:75) mengemukakan bahwa dengan mengadakan survei terhadap
data yang telah ada, si peneliti bertugas memencari teori- teori yang telah
berkembang dalam ilmu yang berkepentingan, mencari metode- metode serta
teknik teknik penelitian, memperoleh orientasi yang lebih luas dalam
permasalahan yang dipilih, serta menghindarkan terjadinya duplikasi- duplikasi
yang tidak diinginkan.
Tabel 3.2
Jenis Dan Sumjber Data
NO Data Jenis Data Sumber Data
1 Perkembangan
perjalanan wisatawan nusantara 2009- 2013
Sekunder Pusdatin Kementrian ekonomi kreatif & Badan Pusat Satatistik.2014
2 Rata- rata
perbandingan
wisatawan luar negeri dan nusantara yang
datang ke Kota
Bandung melalui pintu kedatangan 2008-2013
Sekunder Dishub dan Disbudpar Kota bandung, dinas imigrasi, PT. Jasa marga, PT. KAI, PT. Angkasa Pura II.2014
3 Perkembangan usaha
restoran/ RM berskala menengah dan besar 2007-2011
Sekunder Parekraf.go.id ©copyright
2014
4 Data klasifikasi retoran
jepang di Kota
bandung
Primer Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung 2014
5 Data nama restoran jepang kota Bandung
Sekunder http://www.streetdirectory.com ©2014
Hasil pengolahan data 2014
3.5. Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
61). Dalam penelitian ini diambil dari keseluruhan jumlah penduduk kota
Bandung yang pernah mengkonsumsi makanan di restoran yang telah ditentukan
maupun wisatawan yang pernah merasakan pengalaman makan di restoran Jepang
yang ada di Kota Bandung.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel yang merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiki oleh
populasi. Sugiyono (2012, hlm.62). Untuk memperoleh sampel yang representatif,
apabila peneliti dihadapkan pada jumlah populasi yang besar maka tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu.
Dengan menggunakan teknik sampling yakni simple random sampling
atau teknik sederhana karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
dan dilakukan bila anggota populasi dianggap Homogen.
Tabel 3.3
Sample Yang digunakan Dalam Penelitian
No Nama Restoran Jumlah Pengunjung Total
September Oktober November
1 Hoka-Hoka Bento 7543 7590 6980 22113
2 Mikawa 453 478 566 1497
3 Take Ichi 567 675 684 1916
4 Zenbu 6789 7634 6345 20765
Total populasi 46291
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2015.
Selanjutnya, penentuan jumlah sampel yang dianggap representatif, yaitu
menggunakan rumus jumlah sampel minimun. Dengan menggunakan rumus
Keterangan:
n : Jumlah sampel minimal
N : Ukuran populasi
d : Tingkat kesalahan
dengan menganbil tingkat kesalahan sebesar 10% (0.10), maka jumlah
sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
dibulatkan menjadi 100
Ukuran sampel yang didapatkan adalah sebagai berikut:
Hoka- Hoka Bento
x 100 = 48
Mikawa
x 100 = 3
Take Ichi
x 100 = 4
Zenbu
Jadi, jumlah sampel yang didapatkan berjumlah 100 orang.
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam teknik dan alat pengumpulan data yang akan digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Studi Kepustakaan, yakni mengumpulkan data dengan cara
mempelajari buku- buku sumber, data dari situs/ website resmi
pemerintah dan sumber- sumber terkait penelitian. Yang mana
bertujuan untuk memperkuat landasan teori serta konsep yang
ada dalam penelitian yaitu adanya tren dan kualitas produk.
B. Kuesioner, ialah dengan cara mengumpulkan data-data yang
terkait tentang objek penelitian yang berupa pertanyaan tertulis
guna memperoleh informasi dari responden berdasarkan
pengalamannya makan di restoran Jepang yang ada di kota
bandung.
C. Wawancara, dilakukan kepada instansi- instansi terkait guna
penguatan data pada paenelitian selain itu, hal ini bertujuan
agar reponden lebih mengerti tentang pertanyaan yang diajukan
dalam kuisioner. Dalam penelitian ini mewawancarai manajer
pihak restoran terkait.
3.7 Teknik dan Analisis Data
3.7.1. Uji Kelayakan Instrumen
Instrumen dinyatakan layak atau tidaknya adalah pada saat pengujian,
instrumen itu dinyatakan valid yang menegaskan bahwa alat ukur pada instrumen
instrumen baik test maupun non test terdapat butir- butur atau item pertanyaan
atau pernyataan.
3.7.2 Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis asosiatif dimana terdapat
tiga macam bentuk hubungan antar variabel yaitu hubungan simetris, sebab
akibat (kalusal) dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Sugiyono
(2013, hlm.224).
Dalam engemukakan pengujian validitas mengenai variabel independent (X)
yaitu kualitas produk dan trend produk, serta variabel dependent (Y) yaitu
kepuasan konsumen Restoran Jepang di Kota Bandung. Adapun keputusan
pengujian validitas item instrument, adalah sebagai berikut:
a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid apabila r hitung > r tabel,
dimana level of significant yang digunakan adalah 5% (0,05).
b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel,
dimana level of significant yang digunakan adalah 5% (0,05).
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 30
orang responden, yang bertujuan untuk menguji sejauh mana tingkat kelayakan
kuesioner penelitian:
Maka menggunakan korelasi Product Moment dengan
rumus yang paling sederhana seperti dibawah ini:
√ ∑ ∑
Dimana :
rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = banyaknya responden penelitian
Xy= jumlah perkalian antara skor x dan skor y
y=jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden
penelitian
Dikarenakan skala yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data interval dimana product moment menjadi teknik korelasi
yang digunakan. Tabel dibawah ini merupakan interpretasi mengenai
besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi dalam Sugiono (2012,
hlm. 245):
Tabel 3.5
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0.800 sampai dengan1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0,199 sampai dengan 0.000 Sangat Rendah
Sumber : Sugiono (2012, hlm.245)
Selanjutnya dengan menggunakan metode product moment dengan
jumlah angket yang diujisebanyak 30 responden dengan taraf signifikasi
10% dan derajat kebebasan (dk) n-2, (30-2=28) maka didapat nilai r tabel
0.632. jika koefisien yang diperoleh lebih besar dari koefisien product
moment, maka instrumen dinyatakan valid. Berikut adalah hasil yang di
dapat dalam mengukur validitas terhadap angket yang akan disebarkan
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Pra Penelitian
No Pernyataan r hitung r tabel Probabilitas
3 Tekstur masakan Jepang yang disajikan
0.599 0.00 Valid
4 Bentuk masakan Jepang yang disajikan
0.435 0.00 Valid
5 Potangan/ irisan yang disajikan di masakan Jepang
0.640 0.00 Valid
6 Kandungan gizi yang di dapatkan pada
9 Suhu/ temperatur masakan yang disajikan
0.486 0.00 Valid
Trend Produk 0.543
1 Kemudahan penyajian 0.710 0.00 Valid
2 Kecepatan penyajian 0.675 0.00 Valid
pangan yang disajikan0
0.361 0.05
7 Penggunaa0n bahan organik0
0.685 0.00 Valid
8 Bercitarasa khas tradisional daerah Jepang
0.455 0.00 Valid
9 Kualitas bahan sesuai dengan rasa yang ditawarkan
0.680 0.00 Valid
10 Kesegaran menu yang disajikan
12 Mengunjungi restoran yang sudah memiliki
3 Tekstur masakan Jepang yang disajikan
0.599 0.00 Valid
4 Bentuk masakan Jepang yang disajikan
0.484 0.00 Valid
5 Potangan/ irisan yang disajikan di masakan Jepang
0.435 0.00 Valid
6 Kandungan gizi yang di dapatkan pada
9 Suhu/ temperatur masakan yang
disajikan
0.361
0.361
0.05
0.05 Trend Produk 0.617
1 Kemudahan penyajian 0.646 0.00 Valid
2 Kecepatan penyajian 0.599 0.00 Valid
3 Pertunjukan memasak didepan meja makan
6 Tingkat keamanan pangan yang disajikan
0.553 0.00 Valid
7 Penggunaan bahan organik
0.517 0.00 Valid
8 Bercitarasa khas tradisional daerah Jepang
0.350 0.00 Valid
9 Kualitas bahan sesuai dengan rasa yang ditawarkan
0.460 0.00 Valid
10 Kesegaran menu yang disajikan
12 Mengunjungi restoran yang sudah memiliki
3 Tekstur masakan Jepang yang disajikan
4 Bentuk masakan
5 Potangan/ irisan yang disajikan di masakan Jepang
0.598 0.00 Valid
6 Kandungan gizi yang di dapatkan pada
9 Suhu/ temperatur masakan yang
3 Pertunjukan memasak didepan meja makan
6 Tingkat keamanan pangan yang disajikan
0.630 0.00 Valid
7 Penggunaan bahan organik
0.473 0.00 Valid
8 Bercitarasa khas tradisional daerah Jepang
0.585 0.00 Valid
9 Kualitas bahan sesuai dengan rasa yang ditawarkan
0.489 0.00 Valid
masakan Jepan
0.361 0.05
12 Mengunjungi
rest0oran yang sudah memiliki brand image mengenai kualitas mutunya
0.831 0.00 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2015
Hasil perhitingan pengujian validitas diatas, menunjukan bahwa hasil
tanggapan responden melebihi nilai 0,361 dari setiap item pertanyaan yang
merupakan batas valid tidaknya sebuah instrumen penelitian.
3.7.3 Uji Reliabilitas
Menurut Nazir (2003, hlm. 134) Relaiabilitas merupakan ketepatan atau
tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur Pengujian instrumen dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat
dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya.
Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir- butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera terhadap koefisien korelasi Sugiyono (2013, hlm. 231).
Dengan menggunakan rumus alfa cronbach pengujian untuk data interval:
∑
∑
dimana :
∑
s
t² =
∑ ∑si² =
dimana :
JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = jumlah kuadrat subjek
Pengujian reabilitas instrumen ini dilakukan terhadap 30 responden dengan
tingkat signifikasi 10% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan
menggunakan software komputer SPSS 17.0. jika hasilnya lebih besar
dibandingkan koefisien alpha cronbach maka instrumen dinyatakan reliabel.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden restoran Jepang di
Kota Bandung, untuk menguji sejauh mana tingkat kelayakan kuesioner
penelitian. Berukut ini merupakan hasil uji reliabilitas:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pra Penelitian
No Reliabilitas Alpha
Cronbach
Keterangan
1 Harapan 0,922 Tingkat reliabilitas tinggi,
dikarenakan melebihi nilai
Alpha Cronbach >0.70. dan
hampir mendekati angka
1(satu).
2 Kenyataan 0,925 Tingkat reliabilitas tinggi,
dikarenakan melebihi nilai
Alpha Cronbach >0.70. dan
1(satu).
3 Kepuasan Konsumen 0.906 Tingkat reliabilitas tinggi,
dikarenakan melebihi nilai
Alpha Cronbach >0.70. dan
hampir mendekati angka
1(satu).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2015
Hasil perhitungan pengujian reliabilitas diatas, menunjukan bahwa hasil
tanggapan responden melebihi nilai 0,71 dari setiap item pertanyaan yang
merupakan batas reliabel tidaknya sebuah instrumen penelitian.
3.7.4 Rancangan Analisis Data
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh baik yang
diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner (angket) maupun
dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap,
dalam arti data yang disajikan dapat menarik perhatian pihak lain untuk
membacanya dan mudah memahami isnya. Penyajian data yang komunikatif
dapat dilakukan dengan : penyajian data yang dibuat berwarna, dan bila data yang
disajiakan cukup banyak maka perlu bervariasi penyajiannya Sugiyono (2013,
hlm, 29).
3.7.5 Analisis Linear Berganda
Dengan terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Dalam
Sugiyono (2012:231) menyatakan bahwa, korelasi ganda (multiple correlation)
merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara dua
variabel independent secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel
dependent. Adapun persamaan yang akan digunakan adalah melalui analisis
korelasi berganda, dimana nantinya akan dilihat dari:
a. Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
b. Korelasi Produk Moment antara X1 dengan Y
c. Korelasi Produk Moment antara X2 dengan Y
d. Korelasi Produk Moment antara X1 dengan X2
Sementara untuk mengetahui ukuran besar kecilnya koefisien korelasi yang
ditemukan, dapat berpedoman pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:231).
Namun untuk dapat mengitung korelasi ganda, maka penulis harus
menghitung terlebih dahulu korelasi sederhananya. Sedangkan untuk meramalkan
tingkat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, maka
dilakukan analisis regresi berganda dengan menggunkan persamaan:
Sumber: Sugiyono (2012:275)
Keterangan :
Y : kepuasan konsumen b1b2 : koefisien regresi
X1 : kualitas produk X2 : trend produk
a : konstanta
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Hipotesis penelitian dinyatakan dengan hipotesis statitsik, dengan rumus
yaitu:
F=
(Riduwan dan Kuncoro, 2011:117)
Dimana:
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
R² � = R- square
Dengan taraf signifikasi (α) =0.5, yang artinya terdapat pengaruh
antara kualitas produk (X1) dan trend produk (X2)terhadap kepuasan
konsumen (Y) Jika:
F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan artinya signifikan
F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan artinya tidak signifikan
3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
Melaluai uji statistik yang dirancang menggunakan kaidah uji t yang
dihitung dengan rumus:
�
√( )
(Kusnendi, 2011:155)
Dimana:
txk = nilai t hitung untuk setiap koefisien jalur variabel Xk
pXk = koefisien jalur antara variabel eksogen dan endogen yang
terdapat dalam model yang dianalisis
sepxk = standar error koefisien jalur yang bersesuaian
n = ukuran sampel
k = banyaknya variabel penyebab dalam model yang dianalisis
Ckk = elemen matrix korelasi variabel penyebab model yang dianalisis
Untuk mengetahui signifikasi jalur, dibandingkan dengan nilai
probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig, sebagai dasar pengambilan
sebagai berikur:
1. Jika nilai probabilitas 0.05 < probabilitas sig, maka Ho diterima dan
Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
2. Jika nilai probabilitas 0.05 > probabilitas sig, maka Ho ditolak dan
Ha deteriam, artinya signifikan.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di
Kota Bandung.
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di Kota
Bandung.
Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari trend produk
terhadap kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di Kota
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan dari trend produk terhadap kepuasan konsumen Restoran Jepang yang ada di Kota
Bandung.
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
T hitung > T tabel, maka Ho ditolak dan artinya signifikan
T hitung < T tabel, maka Ho diterima dan artinya tidak signifikan
3.8.3 Uji Normalitas Data
Langkah terakhir dari pengambilan keputusan ini adalah mengambil
hipotesis dengan menggunakan rumus T-test berikut ini sebagai pengujian
normalitas data
√ √
Dimana:
t= nilai thitung
koefisien korelasi hasil rhitung
jumlah responden
ji validitas dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi t, untuk taraf
nyata dan derajat kebebasan (dk= n-2) dan menggunakan kaidah
keputusan,
jika thitung > ttabel, maka, Ha diterima dan Ho ditolak
juka thitung <ttabel maka, Ho diterima dan Ha ditolak
hasil dari pengolahan data tersebut dikonsultasikan dengan harga distribusi
atau tingkat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terbukti bila harga
thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan 95%serta derajat kebebasannya (dk)
=n-2. Maka hipotesisnya:
1. Ha : µ = 0: korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Kualitas Produk dan Trend terhadap Kepuasan
Konsumen Restoran Jepang di Kota Bandung.
2. Ho : µ ≠ 0: korelasi berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Kualitas Produk dan Trend terhadap Kepuasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian
mengenai pengaruh kualitas produk dan trend produk terhadap kepuasan
konsumen restoran Jepang yang ada di Kota Bandung adalah sebagai berikut:
1. Kualitas produk yang dirasakan oleh responden restoran Jepang yang ada
di kota Bandung cenderung menyatakan kesesuaian yang cukup baik.
Ber-dasarkan nilai skor yang diperoleh, dimensi rasa mendapatkan skor
tertinggi yang artinya rasa masakan sudah sesuai dengan cita rasa
responden dimana rasanya sudah enak dan sedap. Dan untuk skor terendah
ada pada dimensi kesesuaian terhadap tekstur dan potongan makanan
yang disajikan.
2. Trend produk yang dirasakan oleh responden restoran Jepang yang ada di
kota Bandung cenderung menyatakan kesesuaian yang cukup baik.
Ber-dasarkan nilai skor yang diperoleh, dimensi convenience mendapatkan
skor tertinggi yaitu keikutsertaan responden memilih bahan pelengkap
makanan di restoran Jepang. Sementara dimensi sajian rendah lemak
mendapatkan skor terendah.
3. Secara keseluuhan responden menyatakan ketidakpuasan terhadap kualitas
produk dan trend produk Restoran Jepang yang ada di kota Bandung. Hal
ini diakibatkan tingkat harapan lebih tinggi dibandingkan kenyataan yang
diterima responden.
4. Kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen restoran
Jepang yang ada di kota Bandung. Artinya kualitas produk seperti rasa,
kemantapan/ketetapan, susunan/bentuk/potongan, kandungan gizi,
penam-pilan, aroma dan temperature dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
5. Trend produk bepengaruh terhadap kepuasan konsumen restoran Jepang
yang ada di kota Bandung. Artinya trend produk seperti convenience,
health and wellness, pleasure dan value dapat mempengaruhi kepuasan
konsumen restoran Jepang yang ada di kota Bandung.
6. Kualitas produk dan trend produk dapat mempengaruhi kepuasan
kon-sumen. Artinya kualitas produk seperti rasa, kemantapan/ketetapan,
susunan/bentuk/potongan, kandungan gizi, penampilan, aroma dan
tem-perature dan trend produk seperti convenience, health and wellness,
pleas-ure dan value dapat mempengaruhi kepuasan konsumen restoran Jepang
yang ada di kota Bandung.
5.2 Saran
Nilai kualitas produk dan trend produk yang dirasakan oleh responden
penelitian sudah menunjukan kecenderungan terhadap kesesuaian pada setiap
aspek dimensinya. Dan untuk mendapatkan kepuasan konsumen maka, aspek
tersebut perlu ditingkatkan untuk menunjang keinginan dan kebutuhan baik
bagi konsumen maupun pelaku usaha restoran.
1. Untuk kualitas produk hendaknya memperbaiki aspek rasa yang
disesuaikan dengan selera konsumen. Aspek konsistensi kemantapan
mutu yang perlu ditingkatkan. Tekstur makanan yang perlu
disesuaikan dengan tujuan waktu makan. Bentuk dan potongan
bahan-bahan yang perlu ditingkatkan. Kandungan gizi yang perlu
diperhatikan guna mencukupi kebutuhan konsumen. Penampilan perlu
ditingkatkan guna mengundang selera makan konsumen. Aroma yang
tetap pada konsistensinya, serta penerapan suhu makanan pada jenis
makanan yang seharusnya. Secara umum, kualitas produk mengenai
restoran Jepang yang ada di kota Bandung perlu ditingkatkan guna
mencapai kepuasan konsumen.
2. Untuk trend produk, penyedia restoran hendaknya memperhatikan
fenomena yang terjadi dimasyarakat guna mengetahui apa yang dicari
telah di sediakan. Dalam restoran Jepang peningkatan aspek
kemudahan dalam menyajikan makanan diperlukan guna memenuhi
keinginan konsumen, aspek kecepatan perlu ditingkatkan melalui
sistem ready to eat. Memperhatikan penempatan live cooking agar
konsumen merasa lebih nyaman ketika makan dan melihat pertunjukan
secara bersama-sama. Penggunaan bahan kandungan rendah lemak
guna memenuhi keinginan konsumen, memperhatikan tingkat
keamanan pangan baik dari bahan- bahan maupun penyajinya.
Menambah bahan makanan organik seiring berubahnya pola hidup
masyarakat, peningkatan rasa yang tradisional pada restoran Jepang
(khususnya) untuk mendapatkan pengalaman makan yang lebih
menarik, peningkatan kesegaran menu baik yang disajikan mentah
maupun matang. Menambah menu- menu yang tujuannya mampu
menghilangkan kepenatan konsumen serta memperbaiki kualitas
restoran guna mendapatkan kepuasan serta loyalitas konsumen.
3. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum mencapai titik
sempurna, maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Misalnya mengenai jumlah
responden yang lebih banyak dan beragam serta aspek aspek lain
seperti harga, lokasi maupun pelayanan yang disajikan di restoran
Daftar Pustaka
Abercrombie, Nicholas. Hill, Stephen. Turner, Bryan. (2010). Kamus Sosiologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bagyono.2007.Pariwisata dan Perhotelan. Surakarta : alfabeta
Barnes, G James.2003. Secrets Of Customer Relationship Management. Yogyakarta : Andi
Damanaik, Janainton. Weber, F Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: andi
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2014). Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Restoran dan Rumah Makan Berijin di Kota Bandung tahun 2014. Tidak dipublikasikan
Dudung, Aguss DRS. 2012. Merancang Produk. Bandung: Rosda Karya
Goodman, J Raymon jr. 2002. F&B Service Manajemen (second ed.) . Jakarta: Erlangga
Griffin,W Riccky.2004. Manajemen Jilid 1 (seventh ed.) Jakarta: Erlangga
Guntur, M Effendi 2010. Transformasi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Sagung
Seto
Ito,Saiko. Fujiki,Takanori, Kodama, Yuki. Helmi, Christian. Dwi, Arieza. Samosir, Partogi. Komariah, Nur.2003. Masakan jepang. JICA
Kowtauk, Helen. Kopan O Alice . Food For Today. USA: Bennet Publishing Company
Marsum, WA 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi
Nazir, Moh.2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Suwanthoro, Gamal SH.2004.Dasar- Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi
Pendit, S Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita
PH, Bartono. E.M, Ruffino. 2005. Food Product Management. Yogyakarta : Andi
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuanttitatif dan Kualitatif. Bandung:
R&D.Alfabeta
Tjiptono, Fandy. Ph.D .2012. Service Management. Yogyakarta: Andi
Tjiptono ,Fandy. Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Manajemen.
Yogyakarta: Andi
Tjiptono, fandy. Chandra,Gregorius. Adriana,dadi. 2008. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: Andi
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. 2007. Service, Quality Satisfication (second ed.). Yogyakarta :Andi
Weiner, Marlyn dan Hill .1983..World of Cook. New York: Macmillan Publishing Company
Sumber internet
Beranek, Magda.2003. Understandings Consumer Trends Can Present New
Opportunities. Publis of `Agriculture and Rural Development, Ministry of
Province Alberta, Canada
Fauziah, Yasinta, 2014. JILBAB SEBAGAI GAYA HIDUP (Studi Fenomenologi
Tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab dan Aktivitas Solo
Hijabers Community). Jurnal Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP
UNS
Parma, I Putu Gede, 2012. Formulasi Strategi Pengembangan Masakan Lokal sebagai Produk Wisata Kuliner di Kabupaten Buleleng, Tesis Pasca SarjanaProgram Studi Kajian Pariwisata Universitas Udayana Bali
Chaniago, Yasmen. (2011). Undang Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.Tersedia:
http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun 2009.html
Tersedia:http://www.antaranews.com/en/news/92378/japanese cuisine-in-indonesia focuses-on-taste-menus-food-safety
http://www.streetdirectory.com/businessfinder/indonesia/bandung/company/ 2822/Ja`an se_Restaurant/
Dawson, Cristoper. Beckett, Fiona. Watanabe, Sayaka. Wainwraight, Annica.
Four expert "foodies" in London introduce the keys to enjoying
Japanese food in the UK. : http://www.uk.emb
japan.go.jp/en/webjapan/food/food.html
Jumlah kedatangan wisatawan ke indonesia melalui pintu kedatangan.(2014 )http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_s byek=16&otab=14
Wikipedia (2015). Kota Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung#Kuliner
Tsm dan Jan. (2014). PAD Kota Bandung Sudah Capai 50 Persen
http://jabar.tribunnews.com/2013/08/13/pad-kota-bandung-sudah-capai-50 persen
Sumber skripsi: