• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA, GERAK DAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TOYS DAN TRICK SISWA KELAS V SDN BANGKLE 05 KEC. BLORA KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA, GERAK DAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TOYS DAN TRICK SISWA KELAS V SDN BANGKLE 05 KEC. BLORA KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN 2009/2010."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SDN BANGKLE 05 KEC. BLORA

KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN

2009/2010

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)

Oleh :

KHOIRIYATIN FITRIANA A510081012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia

Indonesia seutuhnya. Merujuk dari tujuan Sisdiknas tersebut maka tujuan

pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan merupakan salah satu

kebutuhan yang harus dipehuhi serta ditingkatkan, khususnya kualitas sumber

daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan

orang tua. Semua usaha ini akan berhasil jika pihak yang terkait dengan

pendidikan akan bekerja sama dan menyatukan visi dan misi yang sama untuk

peningkatan mutu pendidikan.

Mutu pendidikan nasional akan menjadi barometer sumber daya

manusia terutama generasi penerus. Apabila kita menginginkan generasi

penerus yang kreatif, mandiri, inovatif, dan demokratis yang bertumpu pada

akhlak mulia seperti yang tertera pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

(3)

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Untuk merealisasikan hal tersebut di atas, pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar bertujuan untuk: (1) memperoleh

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasar keberadaan, keindahan,

dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan dan

konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari; (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan

masyarakat; (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; dan (5)

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan.

Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan

IPA diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Pendidikan

IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat lebih mendalam tentang alam

(4)

Jika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilakukan hanya dengan

bersifat tekstual, maka akan menimbulkan salah konsep, pengetahuan hafalan

serta kemampuan semu pada siswa. Untuk itu pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar dikembangkan pembelajaran yang

memberdayakan siswa. Sebuah pembelajaran yang tidak hanya

mengharuskan peserta didik untuk menghafal fakta-fakta tetapi pembelajaran

yang mendorong siswa untuk kreatif, aktif, dan mengkonstruksikan di benak

mereka sendiri.

Dalam pembelajaran IPA untuk memperdayakan siswa agar

mempunyai kemampuan berpikir ilmiah banyak hambatan maupun kendala

sehingga fakta nyata sehari-hari menyatakan bahwa tingkat kemampuan

berpikir ilmiah siswa Sekolah Dasar masih rendah. Hal ini dapat kita lihat

pada nilai rata-rata sikap ilmiah dalam Nilai Ulangan Harian maupun Nilai

Ulangan Akhir Semester masih rendah. Disamping itu ketika anak kita beri

pertanyaan yang mengacu pada kemampuan berpikir ilmiah anak kesulitan

menjawab dan ketika dalam proses pembelajaran pada umumnya siswa jarang

bertanya.

Faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut di atas adalah faktor dari

guru, siswa, maupun sarana dan prasarana yang menunjang. Guru dalam

memberikan atau mentransfer ilmu atau materi dalam pembelajaran IPA

mungkin hanya mengejar aspek pengetahuan saja dan mengesampingkan

sikap dan ketrampilan ilmiah. Guru dalam pembelajaran kurang optimal

(5)

sikap dan ketrampilan ilmiah. Selain itu penggunaan metode dan strategi

pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran konvensional. Itu

semua dapat membuat siswa hanya duduk, dengar, dan catat sehingga proses

pembelajaran kurang mengaktifkan siswa yang dampaknya menjadi bosan.

Hal tersebut di atas juga dialami oleh siswa kelas V SD Negeri Bangkle

05 Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Bahwa nilai kemampuan sikap dan

ketrampilan ilmiah siswa kelas V semester I tahun 2009/2010 SD Negeri

Bangkle 05.

Untuk itu penelitian yang berbentuk kaji tindakan pada pembelajaran

IPA ini berupaya menyajikan semacam terapi secara strategis terhadap

pembelajaran IPA agar tingkat kemampuan berpikir ilmiah siswa akan

menjadi lebih baik.

Pada hakekatnya permasalahan yang pokok di dalam penelitian ini

dirumuskan dan disajikan dari berbagai permasalahan yang ada di lapangan

dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Permasalahan tersebut

dipecahkan di lapangan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi serta

fasilitas sumber belajar yang dimiliki sekolah dan guru yang terkait. Oleh

karena itu permasalahan di lapangan perlu dirumuskan seperlunya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut :

(6)

2. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik bagi

siswa.

3. Motivasi belajar siswa rendah.

4. Arena belajar selalu di dalam kelas.

5. Pemilihan strategi belajar yang kurang memperhatikan keberadaan

lingkungan siswa.

6. Siswa lebih banyak menghafal dan mengandalkan aspek kognitif sehingga

ketika menemui pertanyaan yang mengarah pada kemampuan berpikir

ilmiah hasilnya masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini menitik beratkan pada peningkatan

kemampuan berpikir dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

menggunakan Model Pembelajaran toys dan trick pada siswa kelas V SD

Negeri Bangkle 05 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 1 tahun

pelajaran 2009/2010.

Berpikir ilmiah dalam pembelajaran IPA merupakan kegiatan siswa

ketika menentukan fenomena alam yang ditemukan baik dalam soal maupun

dalam kehidupan sehari-hari dapat mengemukakan pendapat secara ilmiah

atau sesuai ilmu pengetahuan.

Toys adalah segala mainan anak yang dapat dimanfaatkan untuk

menghadirkan fenomena alam sedang trick adalah segala usaha untuk

(7)

ilmiah terlebih dahulu. Model Pembelajaran toys dan trick terdapat tiga

kegiatan yang dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu Predict,

Observe, dan Explain atau disebut juga KBM POE.

D. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa pada intinya permasalahan

dalam penelitian ini dirumuskan dan diambil dari berbagai permasalahan yang

ditemukan di lapangan. Permasalahan pokok yang dirumuskan adalah :

“Apakah dengan menggunakan model pembelajaran toys dan trick

kemampuan berpikir ilmiah dalam pembelajaran IPA tentang gaya, gerak dan

energi siswa kelas V SD Negeri Bangkle 05 Kecamatan Blora Kabupaten

Blora dapat meningkat?”

Permasalahan yang telah dikemukakan pada rumusan masalah di atas

dapat teratasi dengan menyusun beberapa langkah yang akan diambil, yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran IPA dengan menggunakan Model

Pembelajaran toys dan trick.

b. Membuat rencana kegiatan siswa yang mengacu pada Model Pembelajaran

toys dan trick.

c. Menyediakan media pembelajaran yang berupa mainan siswa yang sesuai

dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

d. Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model

Pembelajaran toys dan trick, penilaian proses, refleksi dan revisi sebanyak

(8)

e. Membuat tes berupa soal yang mengacu pada kemampuan berpikir ilmiah

tiap siklus.

f. Membuat kriteria penilaian kegiatan belajar kemampuan berpikir ilmiah.

g. Melakukan analisis kemajuan siswa dalam kemampuan berpikir ilmiah

daripada tiga siklus.

h. Melaksanakan tes kemampuan berpikir ilmiah pada siswa dalam

pembelajaran IPA Sekolah Dasar.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan hal-hal

yang berguna bagi kemajuan pendidikan yiatu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir ilmiah

dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran toys

dan trick siswa kelas V SD Negeri Bangkle 05 Kecamatan Blora

Kabupaten Blora.

2. Menemukan langkah-langkah untuk mengorganisasi pelaksanaan

pembelajaran IPA Sekolah Dasar melalui Model Pembelajaran toys dan

trick.

3. Mengkaji kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan Model

Pembelajaran toys dan trick.

4. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam

(9)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi dunia

pendidikan yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti agar dapat

mengembangkan ilmu yang telah di dapat dalam bangku kuliah

diterapkan dalam kehidupan di masyarakat terutama dalam

pengembangan dunia pendidikan. Selain itu juga sebagai sumbangan

pemikiran dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran di

Sekolah Dasar terutama pelajaran IPA dan umumnya mata pelajaran

yang ada di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Model Pembelajaran toys dan trick, dapat memotivasi siswa agar

kemampuan berpikir ilmiah meningkat sehingga nilai prestasi belajar

IPA siswa kelas V akan lebih baik. Model Pembelajaran toys dan trick

menimbulkan respon positif bagi siswa kelas V Sekolah Dasar

sehingga siswa senang terhadap pembelajaran IPA.

b. Bagi Guru

Penelitian ini, dapat memperluas wawasan guru Sekolah Dasar

terutama dalam mengetahui, memilih, dan menggunakan model

(10)

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini, bias sebagai salah satu acuan dan motivasi bagi

Sekolah dasar dalam usaha mengembangkan model pembelajaran

sehingga akan berdampak pada peningkatan dan kemajuan sekolah

dalam prestasi belajar.

G. Indikator Pencapaian Tujuan

Untuk mengatur ketercapaian tujuan penelitian ini, maka peneliti

menentukan standar batasan pencapaian target pada tiap siklus yaitu:

1. Siklus pertama, target yang diharapkan peneliti adalah nilai kemampuan

berpikir ilmiah siswa > 6,00 mencapai prosentase60,00% dengan nilai

rata-rata 55,00.

2. Siklus kedua, target yang diharapkan penelitia adalah nilai kemampuan

berpikir ilmiah siswa > 6,00 mencapai 70,00% dengan nilai rata-rata

60,00.

3. Siklus ketiga, target yang diharapkan peneliti aalah nilai kemampuan

berpikir ilmiah siswa > 6,00 mencapai prosentase 80,00% dengan nilai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak pemberian makanan jajanan yang mengandung gula kelapa diperkaya provitamin A dari minyak sawit merah

[r]

Diversity analysis was based on 212 polymorphic characters revealed relationship Garcinia mangostana to other species of Garcinia, and successfully grouped Garcinia genus

Hal ini berarti 39,4% dapat diintepretasikan bahwa kesempatan investasi, konsentrasi kepemilikan, leverage , komposisi aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : BA/53/IV/2015/ULP, tanggal 1 April 2015, sehubungan dengan pengadaan pekerjaan tersebut di atas, kami Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Peningkatan cadangan karbon pada perkebunan sawit di Kabupaten Lamandau dan Kotawaringin Barat merupakan hasil dari perubahan tutupan lahan yang 48.7% berasal dari kegiatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar biologi dengan menerapkan metode kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) materi fotosintesis siswa

Materi yang diberikan pada program Pembelajaran luar sekolah diantaranya konservasi tentang tumbuhan dan satwa, sehingga anak-anak tidak hanya melihat hewan dan