PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK
MENGEMBANGKAN PERILAKU BELAJAR EFEKTIF
SISWA
(Studi Pengembangan Program Bimbingan pada Siswa Kelas XI IPS di SMAN 11
Garut Tahun Pelajaran 2012 / 2013)
T
T
E
E
S
S
I
I
S
S
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
O Olleehh::
E
ENNUUNNGG MMUULLYYAATTII
1
1110022112277
P
PRROOGGRRAAMM SSTTUUDDII BBIIMMBBIINNGGAANN DDAANN KKOONNSSEELLIINNGG
S
SEEKKOOLLAAHH PPAASSCCAASSAARRJJAANNAA
U
Program Bimbingan Belajar untuk
Mengembangkan Perilaku Belajar
Efektif Siswa
Oleh Enung Mulyati S.Pd UPI Bandung, 2003
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
© Enung Mulyati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Enung Mulyati
1102127
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU BELAJAR EFEKTIF SISWA
(Studi Pengembangan Program Bimbingan pada Siswa Kelas XI IPS di SMAN 11
Garut Tahun Pelajaran 2012 / 2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd
PEMBIMBING II
Dr. Suherman, M.Pd
Mengetahui,
KETUA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH PASCASARJANA UPI
Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd
ABSTRAK
Enung Mulyati (2013), Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa (Studi Pengembangan Program Bimbingan pada Siswa Kelas XI IPS di SMAN 11 Garut Tahun Pelajaran 2012 / 2013)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena masih rendahnya perilaku belajar efektif siswa. Perilaku belajar akan berpengaruh pada keberhasilan dan kegagalan siswa dalam menempuh pendidikannya. Untuk memperbaiki perilaku belajar pada taraf yang lebih baik, maka dibutuhkan pondasi dan keinginan yang kuat serta kesungguhan dari dalam diri siswa itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan belajar untuk mengembangkan perilaku belajar efektif siswa. Untuk memenuhi tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode R & D (Research and Development) atau metode penelitian dan pengembangan. Instrumen yang digunakan adalah angket perilaku belajar efektif siswa, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif (Mixed Methodology Design). Hasil penelitian di SMA Negeri 11 Garut menunjukkan bahwa: (1) Perilaku belajar siswa kelas XI IPS Tahun Pelajaran 2012/2013 pada umumnya berada pada kategori rendah. Perilaku belajar siswa yang masih rendah atau belum efektif ini terlihat pada kelima dimensi yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yaitu sikap belajar, minat belajar, kemandirian belajar, motivasi berprestasi, dan pengelolaan diri dalam belajar (Academic Self Management). (2) Program bimbingan belajar efektif untuk mengembangkan perilaku belajar efektif siswa. Dengan demikian program bimbingan belajar hasil penelitian ini direkomendasikan untuk menjadi bagian dari program bimbingan dan konseling komprehensif yang diterapkan di sekolah dan pelaksanaannya melibatkan kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran, serta seluruh personil sekolah lainnya.
ABSTRACT
Enung Mulyati (2013), Learning Guidance Program for Developing Effective Learning Behavior of Students (Development Studies of Guidance Program of Class XI IPS in SMAN 11 Garut for Academic Year 2012/2013)
This research is motivated by the phenomenon of the low effective student learning behavior. Learning behavior will affect the success and failure of students in his education. To improve the learning behavior at a better level, then the required foundation and a strong desire and sincerity of the student's own. The objectives of this research is to produce a learning guidance program for developing efective learning behavior of students. To meet these objectives, this study using the R & D (Research and Development). The instrument used was a questionnaire of effective student learning behavior, observation, interview, and documentation. The data analysis technique used is quantitative and qualitative data analysis (Mixed Methodology Design). The results of the research in SMAN 11 Garut show that: (1) The students learning behavior of class XI IPS for Academic Year 2012/2013 in general is in the low category. The learning behavior of students who are low or not effective is seen in the five dimensions that the primary focus in this study, namely; the attitude of learning, the interest in learning, the independence of learning, achievement motivation, and self-management in learning (Academic Self Management). (2) The learning guidance program ist effective to develop effective student learning behavior. Thus the learning guidance program that the results of this research is recommended to be a part of a comprehensive guidance and counseling program that implemented in schools and implementation involves principals, guidance and counseling teachers, “wali kelas”, subject teachers, as well as all other school personnels.
i
UCAPAN TERIMAKASIH……….. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… ix
DAFTAR ISI ……….. x
DAFTAR BAGAN ……… xiii
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR GRAFIK ……….. xv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1 PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU BELAJAR EFEKTIF SISWA ….………. 13
A. Konsep Bimbingan Belajar Di SMA ……….. 13
1. Karakteristik Perkembangan Siswa SMA ………. 14
2. Makna Bimbingan Belajar di SMA ……….. 16
3. Tujuan Bimbingan Belajar di SMA ……….. 19
4. Bentuk Kegiatan Bimbingan Belajar di SMA ……..………… 21
B. Program Bimbingan Belajar ………... 23
1. Konsep Dasar Program Bimbingan Belajar ………. 23
3. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ……….. 38
3. Proses dan Hasil Belajar ……… 39
D. Perwujudan Perilaku Belajar Efektif ……….. 48
1. Pengertian Perilaku Belajar ……….. 48
2. Dimensi-dimensi Perilaku Belajar Efektif ……… 55
E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ……….. 96
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 101
A. Desain Penelitian ………... 101
1. Pendekatan Penelitian ………. 101
2. Metode dan Teknik Penelitian ……… 102
B. Variabel dan Definisi Operasional ……… 103
1. Variabel ………... 103
E. Instrumen Penelitian ………. 109
1. Pedoman Wawancara ……….. 109
2. Observasi ………. 110
3. Dokumentasi ……… 110
4. Angket ………. 110
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ……… 112
1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 113
2. Penimbangan (judgement) Instrumen Penelitian ………. 114
3. Validitas ………... 115
4. Reliabilitas ……… 117
G. Prosedur dan Langkah-langkah Penelitian ……… 119
iii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 123
A. Gambaran Perilaku Belajar Efektif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013 ……….. 123
1. Gambaran Kualitas Perilaku Belajar Efektif Siswa Berdasarkan Aspek dalam Setiap Dimensi ……….. 127
2. Gambaran Kualitas Perilaku Belajar Efektif Siswa Berdasarkan Indikator dalam Setiap Aspek dan Dimensi …… 134
B. Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa ……….. 146
1. Rumursan Program Bimbingan Belajar ……… 146
2. Uji Coba Program Bimbingan Belajar Melalui Pemberian Treatment ……….. 147
C. Pengujian Efektivitas Program Bimbingan Belajar Hipotetik untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa …………. 159
1. Pengujian Efektivitas Program Bimbingan Belajar Melalui Focused Group Discussion (FGD) ……… 160
2. Pengujian Efektivitas Program Bimbingan Belajar Melalui Hasil Angket ……… 164
D. Pembahasan ………...…. 180
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………... 187
DAFTAR PUSTAKA ……… 191
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Bagan
v
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Kisi-kisi Angket Perilaku Belajar Efektif ………. 113
4.1 Kategori Perilaku Belajar Efektif Siswa Kelas XI IPS SMAN 11 Garut Berdasarkan Pengelompokkan Skor ……… 123
4.2 Hasil Uji Asumsi Statistik untuk Uji Z (Uji Kenormalan)………. 165
4.3 Hasil Uji Asumsi Statistik untuk Uji F (Uji Homogenitas) …….. 166
4.4 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar secara
Keseluruhan ……….. 167
4.5 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Aspek pada Dimensi Sikap Belajar ………. 168
4.6 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Sikap Belajar ………. 169
4.7 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Aspek pada Dimensi Minat Belajar ………... 171
4.8 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Minat Belajar ………. 172
4.9 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Aspek pada Dimensi Kemandirian Belajar ……….. 173
4.10 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Kemandirian Belajar ………. 174
4.11 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Aspek pada Dimensi Motivasi Berprestasi ……….. 175
4.12 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Motivasi Berprestasi ………. 176
4.13 Hasil Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Setiap Aspek pada Dimensi Pengelolaan Diri dalam Belajar ………. 178
DAFTAR GRAFIK
Grafik
4.1 Gambaran Perilaku Belajar Efektif Siswa Berdasarkan Setiap
Dimensi ………. 125
4.2 Gambaran Kualitas Aspek-aspek Perilaku Belajar Efektif pada Dimensi Sikap Belajar ……….. 127
4.3 Gambaran Kualitas Aspek-aspek Perilaku Belajar Efektif pada Dimensi Minat Belajar ………. 128
4.4 Gambaran Kualitas Aspek-aspek Perilaku Belajar Efektif pada Dimensi Kemandirian Belajar ……….. 130
4.5 Gambaran Kualitas Aspek-aspek Perilaku Belajar Efektif pada Dimensi Motivasi Berprestasi ……….. 131
4.6 Gambaran Kualitas Aspek-aspek Perilaku Belajar Efektif pada Dimensi Pengelolaan Diri dalam Belajar ……….. 133
4.7 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Sikap terhadap Guru ……… 135
4.8 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Sikap terhadap Pelajaran ………. 135
4.9 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Sikap terhadap Tugas ……….. 136
4.10 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Volenter ……….. 137
4.11 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Involenter ……… 137 4.12 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada
Aspek Nonvolenter ………. 138
4.13 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Keaktifan ………. 138
4.14 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Kebebasan Bertindak ……… 139
vii
4.16 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Tanggungjawab ……… 140
4.17 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Memilih Resiko Moderat ………. 140
4.18 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Menghendaki Umpan Balik ………. 141
4.19 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Berorientasi pada Keberhasilan ……… 142
4.20 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Tahan Terhadap Tekanan ………. 142
4.21 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Mengintegrasikan Tugas ………. 143
4.22 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Strategi Motivasi ……….. 144
4.23 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Metode Belajar ………. 144
4.24 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Penggunaan Waktu ……….. 145
4.25 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Lingkungan Fisik dan Sosial ……… 145
4.26 Profil Perilaku Belajar Efektif Siswa berdasarkan Indikator pada Aspek Performa Belajar ……….. 146
4.27 Perbedaan Skor Gain Setiap Dimensi Perilaku Belajar Efektif Siswa ………... 168
4.28 Perbedaan Skor Gain Setiap Aspek pada Dimensi Sikap Belajar .. 169
4.29 Perbedaan Skor Gain Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Sikap Belajar ………. 170
4.30 Perbedaan Skor Gain Setiap Aspek pada Dimensi Minat Belajar .. 171
4.31 Perbedaan Skor Gain Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam
Dimensi Minat Belajar ………. 172
4.32 Perbedaan Skor Gain Setiap Aspek pada Dimensi Kemandirian Belajar ………. 173
4.34 Perbedaan Skor Gain Setiap Aspek pada Dimensi Motivasi
Berprestasi ……….. 176
4.35 Perbedaan Skor Gain Setiap Indikator pada Setiap Aspek dalam Dimensi Motivasi Berprestasi ………. 177
4.36 Perbedaan Skor Gain Setiap Aspek pada Dimensi Pengelolaan Diri dalam Belajar ……….. 178
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumen - dokumen
1. SK Pembimbing 2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
1. Angket Perilaku Belajar Efektif
2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru BK
4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Obyektif Siswa
5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kelengkapan Sarana Layanan BK 6. Pedoman Dokumentasi
Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik
1. Data Hasil Uji Validitas Angket Perilaku Belajar Efektif
2. Data Hasil Uji Coba Awal (Pretest) Angket Perilaku Belajar Efektif
Lampiran 4 Laporan Uji Keterbacaan
1. Laporan Uji Keterbacaan Instrumen (Angket Perilaku Belajar Efektif) oleh Siswa
2. Laporan Uji Keterbacaan dan Kepraktisan Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa oleh Praktisi BK
Lampiran 5 Program Bimbingan Belajar
1. Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Rencana Operasional Program Bimbingan Belajar
4. Materi-Materi Layanan Bimbingan Belajar (MATERI 1-3) 5. Lembar Kerja Siswa (LEMBAR KERJA 1-8)
6. Laporan Indikator Ketercapaian Tujuan Konseling Individual 7. Laporan Konseling Individual (KONSELING INDIVIDUAL 1-2) 8. Lembar Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Belajar
9. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Belajar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan
perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan
individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi
yang bermutu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengemban tugas
yang cukup berat diantaranya sebagai fasilitator bagi siswa untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Indikator keberhasilan
sekolah dalam mengemban tugasnya dapat dilihat dari pencapaian prestasi
akademik yang tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh
peserta didik (Nurwati, 2004).
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang
penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Ditengah semakin ketatnya
persaingan di dunia pendidikan dewasa ini, merupakan hal yang wajar apabila
para siswa sering khawatir akan mengalami kegagalan atau ketidakberhasilan
dalam meraih prestasi belajar atau bahkan takut tinggal kelas. Banyak usaha yang
dilakukan oleh para siswa untuk meraih prestasi belajar agar menjadi yang terbaik
2
seperti mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Usaha semacam itu jelas
positif, namun masih ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai
keberhasilan yang gemilang dalam belajar yaitu dengan mengembangkan perilaku
belajar efektif selama mengikuti proses pendidikan.
Dalam kegiatan belajar akan timbul berbagai masalah bagi siswa itu sendiri
maupun bagi guru. Bagi guru misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik
agar berhasil, bagaimana membuat rencana bagi siswa, menyesuaikan proses
belajar, penilaian hasil belajar, kesulitan belajar dan sebagainya. Bagi siswa
sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul adalah pengaturan waktu
belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, mempersiapkan
ujian dan sebagainya. Sehingga perlunya program bimbingan dan konseling untuk
membantu siswa agar berhasil dan mencapai prestasi akademik yang diinginkan
(Yusuf & Nurihsan, 2008).
Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk keberhasilan siswa dalam
mencapai prestasi belajar yang ditandai dengan tercapainya Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Untuk
mencapai standar kelulusan dan standar kompetensi ini siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain faktor ekstern atau disebut faktor luar yaitu faktor yang
berasal dari luar individu seperti sarana belajar, ekonomi orang tua, lingkungan
dan metode mengajar guru. Faktor intern atau faktor dalam yaitu faktor yang
berasal dari dalam individu itu sendiri, seperti motivasi belajar, minat, tingkat
kecerdasan, sikap dan kebiasaan belajar. Di sekolah sering ditemukan siswa yang
3
mendukung, namun prestasi belajarnya masih dibawah rata-rata atau dibawah
potensinya. Hal ini dimungkinkan oleh faktor kebiasaan belajar yang kurang baik
atau negatif.
Hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pada kenyataannya di
lapangan, hasil belajar siswa di sekolah tidak selalu sesuai dengan tujuan
pendidikan yang diharapkan. Indikasinya adalah masih banyak ditemukan
siswa-siswa yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar dengan baik.
Beberapa diantaranya adalah berkenaan dengan masih rendahnya kualitas perilaku
belajar siswa. Karakteristik siswa yang tidak memiliki perilaku belajar efektif
pada umumnya adalah malas belajar, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru, tidak mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, sering menunda-nunda
pekerjaan atau tugas yang diberikan guru, dan lain sebagainya (Sriyono, 2011;
Sarjun, 2010; Supena, 2010)
Rendahnya kualitas perilaku belajar siswa tersebut ditunjukkan dengan
nilai-nilai prestasi siswa yang naik turun atau tidak stabil. Siswa cenderung
mengabaikan tugas jika kurang mendapatkan pengawasan dari guru. Siswa
menunjukkan kurang kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri untuk
mencapai prestasi yang lebih baik. Padahal ini merupakan bentuk perilaku belajar
yang berkaitan dengan motivasi yang semestinya terefleksikan dalam
perilaku-perilaku siswa seperti menyukai pencapaian tujuan yang sulit, menginginkan
penentuan rekor baru, ingin sukses dalam tugas sulit, dan senang mengerjakan
4
Fenomena serupa dijumpai di SMA Negeri 11 Garut. Hasil pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti selama bertahun-tahun juga diperkuat oleh hasil studi
observasi terhadap siswa kelas XI IPS selama penelitian berlangsung
menunjukkan adanya permasalahan belajar yang muncul yaitu rendahnya kualitas
perilaku belajar siswa. Data tentang kondisi siswa tersebut diperkuat pula dengan
hasil wawancara kepada guru BK, wali kelas, serta guru mata pelajaran.
Berdasarkan data hasil pra survei yang dilakukan terhadap keadaan siswa kelas XI
IPS tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kurangnya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru di kelas.
2) Siswa kurang percaya diri (malu) untuk mengajukan pertanyaan pada saat
guru menyampaikan materi.
3) Kurangnya semangat, ketekunan, dan keuletan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar.
4) Kurangnya keterlibatan siswa pada saat proses pembelajaran.
5) Siswa kurang serius dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
6) Rendahnya keinginan siswa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
7) Rendahnya keinginan dan semangat siswa untuk belajar di rumah maupun di
sekolah.
8) Rendahnya motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang baik.
9) Siswa sering ribut di kelas saat proses belajar.
5
Secara teori dapat dijelaskan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa, seperti metode pembelajaran, kemampuan siswa, minat,
motivasi, fasilitas, bimbingan, keadaan ekonomi, tingkat inteligensi siswa,
kecerdasan emosional siswa, perilaku belajar efektif, dan lain-lain. Dalam hal ini
dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah yang dijumpai seperti tersebut diatas
yaitu berakar dari masih rendahnya perilaku belajar efektif siswa sehingga pada
akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X1 IPS SMAN 11 Garut
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMAN 11 Garut berupa
penyebaran instrumen awal yaitu angket perilaku belajar efektif menunjukkan
hasil yang mendukung data-data observasi yang telah dilakukan oleh penulis.
Secara lebih spesifik, masalah perilaku belajar yang menjadi fokus kajian di
SMAN 11 Garut tersebut tercermin dalam lima dimensi, yaitu: (1) sikap belajar,
(2) minat belajar, (3) kemandirian belajar, (4) motivasi berprestasi, dan (5)
pengelolaan diri dalam belajar (academic self management). Berdasarkan hasil
penghitungan ststistik menunjukkan perolehan skor siswa dalam perilaku belajar
efektif secara keseluruhan dalam kelima dimensi sebanyak 60,53% berada pada
kategori rendah, 31,58%, berada pada kategori sedang, dan 7,89% berada pada
kategori tinggi. Perolehan skor rendah yang cukup banyak mengindikasikan
bahwa kualitas perilaku belajar efektif siswa yang tergambar dalam kelima
dimensi yang diperoleh dari aspek-aspek dan indikator-indikator pendukung
6
sedang secara keseluruhan, jika tidak mendapat penanganan atau tindak lanjut
yang tepat dikhawatirkan bisa berubah menjadi lebih buruk.
Berdasarkan fenomena di atas, kiranya diperlukan suatu upaya preventif
dan kuratif dari bimbingan dan konseling untuk mengembangkan perilaku belajar
siswa supaya lebih efektif sehingga mereka dapat mencapai prestasi yang baik.
Bimbingan dan konseling sebagai suatu sub sistem pendidikan memiliki peran
penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran dengan memfasilitasi
siswa agar mampu mencapai perkembangannya dengan optimal.
Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa mengembangkan
perilaku belajar efektif ialah bimbingan akademik (belajar), karena bimbingan
belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik yang meliputi
kebiasaan belajar, mengembangkan motivasi berprestasi, cara belajar yang efektif,
dan menyelesaikan tugas-tugas (Juntika Nurihsan, 2003:21).
Bimbingan akademik (belajar) untuk meningkatkan perilaku belajar efektif
siswa disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang
direncanakan secara sistematis, terarah, dan terpadu sebagai upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa. Program bimbingan belajar selain dapat membantu siswa
dalam meningkatkan perilaku belajar efektif juga dapat membantu siswa
mengatasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul terkait dengan tugas
perkembangan siswa SMA yang berada dalam rentang usia remaja.
Berdasarkan fenomena yang dipaparkan tersebut, penulis tertarik untuk
7
khususnya dalam ranah bimbingan belajar untuk meningkatkan perilaku belajar
efektif siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Para pakar pendidikan mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa ke arah
perkembangan yang optimal. Berdasarkan hal tersebut, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana upaya guru bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif siswa khususnya kelas XI IPS di SMA
Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013. Upaya ini dipandang penting karena
perilaku belajar efektif siswa berkaitan erat dengan prestasi belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh para siswa secara optimal. Sedangkan pada
kenyataannya, prestasi yang sudah dicapai oleh siswa kelas XI IPS pada
umumnya belum optimal bahkan tergolong rendah. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan secara umum
sebagai berikut:
“Bagaimana program bimbingan belajar yang dapat diterapkan di SMA untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif siswa.”
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi kondisi objektif
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMAN 11 Garut khususnya
bimbingan belajar yang telah dilaksanakan saat ini, kualitas perilaku belajar
8
yang dapat diterapkan, serta evaluasi terhadap proses dan hasil program
bimbingan dan konseling hipotetik tersebut.
Selanjutnya permasalahan ini dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan,
yaitu :
1. Bagaimana gambaran atau profil perilaku belajar siswa kelas XI IPS di SMA
Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Seperti apa rumusan program bimbingan belajar untuk mengembangkan
perilaku belajar efektif siswa?
3. Apakah program bimbingan belajar efektif untuk mengembangkan perilaku
belajar efektif siswa?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu
program bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang bimbingan belajar
yang dapat diterapkan di SMA untuk mengembangkan perilaku belajar efektif
siswa yang diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta
menangani permasalahan yang terkait di dalamnya.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Memperoleh gambaran empirik mengenai kualitas perilaku belajar efektif
9
2. Merumuskan program bimbingan belajar yang sesuai sehingga dapat
menambah wawasan guru pembimbing dalam mengembangkan perilaku
belajar efektif siswa kelas XI IPS di SMAN 11 Garut Tahun Pelajaran
2012/2013.
3. Memperoleh gambaran keefektifan program bimbingan belajar untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif siswa kelas XI IPS di SMAN 11
Garut Tahun Pelajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bisa dilihat dari 2 segi, yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan pemikiran atau bahan kajian untuk kemajuan dunia pendidikan
khususnya dalam bidang keilmuan bimbingan dan konseling. Diharapkan pula
penelitian ini menghasilkan suatu rancangan program bimbingan dan
konseling di SMA khususnya bidang bimbingan belajar untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif siswa yang diharapkan akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa serta mampu menangani permasalahan
yang terkait didalamnya.
2. Secara praktis adalah:
a. Sebagai masukan bagi para pendidik, yaitu bagi guru pembimbing, wali
kelas, dan guru mata pelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
10
bimbingan dan konseling khususnya bidang bimbingan belajar untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif yang diharapkan akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa serta mampu menangani
permasalahan yang terkait didalamnya.
b. Bagi pihak sekolah khususnya kepala sekolah sebagai pemegang otoritas
dalam pengambilan keputusan dan kebijakan adalah sebagai bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan perilaku belajar efektif siswa, juga sebagai pedoman
bahwa program bimbingan dan konseling di SMA penting untuk
diselenggarakan berdasarkan rancangan yang matang oleh tenaga
profesional.
c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi agar siswa
lebih memotivasi diri untuk selalu berusaha mencapai prestasi belajar yang
maksimal. Selanjutnya, setelah mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling melalui program yang terencana, terarah, dan terpadu,
diharapkan siswa akan dapat lebih memahami dan mengenali dirinya serta
tugas dan kewajibannya sebagai pelajar sehingga akan terwujud di dalam
dirinya perilaku belajar efektif.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar beberapa asumsi sebagai berikut:
11
2. Perilaku belajar efektif bukanlah bakat alamiah atau bawaan sejak lahir dari
siswa. Perilaku individu tergantung pada tujuan dan cita-citanya. Siswa dapat
membentuk sendiri perilaku belajarnya sesuai dengan tujuan dan cita-cita
yang ingin dicapainya. Setiap siwa yang telah mengalami proses belajar,
perilakunya akan tampak berubah.
3. Bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga individu sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar,
sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat (Rochman
Natawidjaya, dalam Winkel, 1991:67).
4. Bimbingan akademik ialah bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik
(Juntika Nurihsan, 2003: 21).
5. Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang tepat untuk mengembangkan
motivasi siswa dalam mencapai suatu prestasi dan membantu siswa dalam
menghadapi permasalahan akademik atau belajar misalnya menemukan cara
belajar yang tepat, cara mengatasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, dan
cara mengelola diri dan waktu dalam belajar, serta menciptakan suasana yang
kondusif dalam belajar (Dewa Ketut Sukardi, 2002: 464).
F. Lokasi, Subyek, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Garut berdasarkan atas
12
bimbingan dan konseling, namun belum terstruktur dan tersusun secara sistematis
khususnya dalam bidang bimbingan belajar.
Populasi dan sampel yang diteliti adalah siswa kelas XI IPS sebanyak 3
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 114 orang. Pemilihan siswa kelas XI IPS
sebagai subyek penelitian didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1. Siswa SMA sudah mampu berpikir secara abstrak. Hal ini sangat diperlukan
dalam pemecahan masalah khususnya yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar di sekolah.
2. Siswa SMA kelas XI berada pada masa remaja madya (middle adolescence)
yang sedang mengalami tahap krisis identitas diri sehingga perlu diarahkan
perilakunya khususnya yang berkaitan dengan perilaku belajarnya supaya
lebih efektif.
3. Siswa SMA jurusan IPS pada umumnya sering dipandang negatif sebagai
siswa yang tingkat intelektualnya rendah, perilakunya buruk, sering berbuat
onar, dan lain sebagainya. Ironisnya paradigma negatif seperti itu acapkali
memang terjadi. Seperti halnya yang terjadi di SMAN 11 Garut, siswa kelas
XI IPS seringkali menjadi bahan pembicaraan para guru yang mengajar di
kelas tersebut. Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi diperoleh
hasil bahwa siswa kelas X1 IPS SMAN 11 Garut terindikasi memiliki perilaku
belajar yang rendah atau tidak efektif.
Waktu penelitian akan dilaksanakan sejak bulan Pebruari sampai bulan
101
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan pendekatan Penelitian
dan Pengembangan atau Research & Development (R & D) yang bertujuan
menghasilkan produk serta menguji keefektifannya. Dalam bidang pendidikan,
Educational Research and Development biasa juga disebut Research Based
Development. “ Educational Research and Development is a process used to
develop and validate educational products” (Borg and Gall, 2003:772). Penelitian
dan Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program bimbingan belajar
untuk mengembangkan perilaku belajar efektif siswa kelas XI IPS di SMA Negeri
11 Garut.
Karakteristik Research & Development adalah penelitian yang berbentuk
“siklus”, diawali dengan adanya kebutuhan serta permasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam bidang
pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas pendidikan.
Menurut Borg and Gall (2003 : 571), langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam penelitian pengembangan meliputi: (1) studi pendahuluan,
102
(2) perencanaan, (3) pengembangan model hipotetik, (4) penelaahan model
hipotetik, (5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji coba
lebih luas, (9) revisi model akhir, dan (10) diseminasi dan sosialisasi.
2. Metode dan Teknik Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembahasan hasil penelitian ini adalah
Mixed Methodology Design, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif digunakan
secara bersama-sama, terpadu dan saling mendukung. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk mengetahui profil perilaku belajar siswa kelas XI di SMA
Negeri 11 Garut. Profil perilaku belajar siswa yang ditampilkan dapat dilihat
melalui data numerikal atau angka yang diperoleh secara statistika (analisis
statistik). Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memperkuat dan
mengecek validitas data hasil kuesioner/angket yang telah dianalisis, kemudian
dideskripsikan serta dihubungkan dengan hasil wawancara dan observasi agar
hasil penelitian lebih valid.
Selain itu terdapat metode dan teknik lain yang ikut dilibatkan dalam
penelitian Research & Development (R & D) ini karena disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu dalam cara pengambilan data responden yang akan dijadikan
sampel akhir dalam penelitian. Kegiatan uji coba lapangan secara lebih mendalam
dengan membagikan angket penelitian kepada siswa yang dijadikan sampel awal
penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan
teknik Pretest-Posttest Control Group Design. Uji coba dilakukan dengan
103
diambil dari populasi dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Alasan
penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling atau sampling bertujuan karena sampling bertujuan adalah suatu strategi
jika seseorang menginginkan agar dapat memahami sesuatu mengenai
kasus-kasus terpilih tertentu tanpa membutuhkan (atau berhasrat) untuk
menggeneralisasi kepada semua kasus seperti itu. Peneliti menggunakan
Purposive Sampling untuk meningkatkan kegunaan informasi yang diperoleh dari
sampel yang sedikit.
Kemudian pemberian treatment dilakukan kepada sampel kelompok
eksperimen untuk selanjutnya akan dilihat hasilnya dari penerapan treatment yang
berupa program bimbingan belajar tersebut.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas : (1) Program Bimbingan Belajar,
dan (2) Perilaku Belajar Efektif.
2. Definisi Operasional
a. Program Bimbingan Belajar
Program bimbingan dan konseling yang akan digunakan dalam penelitian
ini difokuskan pada ranah bimbingan belajar yang komprehensif serta disesuaikan
dengan kondisi di lapangan. Program bimbingan belajar dalam penelitian ini
104
siswa mempunyai perilaku belajar yang efektif sehingga prestasi yang diharapkan
bisa tercapai secara optimal.
Program bimbingan belajar yang baik dapat disusun berdasarkan kepada
kerangka berpikir yang tepat dan hasilnya dapat mempengaruhi pola dasar yang
dipegang dalam mengatur seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Agar program
bimbingan belajar dapat dikembangkan dengan baik maka program tersebut perlu
dievaluasi, baik prosesnya maupun hasil yang dicapai dari pelaksanaan program
tersebut. Oleh karena itu program bimbingan belajar yang akan disusun haruslah
direncanakan secara matang.
b. Perilaku Belajar Efektif
Berdasarkan tinjauan beberapa teori yang telah dipaparkan sebelumnya
dalam Bab II tentang konsep perilaku belajar efektif, maka perilaku belajar dalam
penelitian ini bisa didefinisikan secara operasional sebagai cara berpikir dan
berperilaku yang otomatis dalam belajar. Dengan kata lain, perilaku belajar adalah
cara belajar yang telah dilakukan secara rutin dan berulang-ulang yang bersifat
teratur dan seragam serta tetap dengan sendirinya. Dengan demikian, perilaku
belajar akan berpengaruh pada keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
menempuh pendidikannya. Untuk memperbaiki perilaku belajar pada taraf yang
lebih baik, maka dibutuhkan pondasi dan keinginan yang kuat serta kesungguhan
dari dalam diri siswa itu sendiri.
Sedangkan pengertian efektif dalam makna perilaku belajar efektif yang
105
terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
tahun 2003, halaman 284 yang disusun oleh Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional, Efektif adalah: 1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya,
kesannya); 2) manjur atau mujarab; 3) dapat membawa hasil, berhasil guna; 4)
mulai berlaku (misalnya: undang-undang, peraturan).
Berkaitan dengan definisi efektif tersebut, perilaku belajar bukanlah bakat
alamiah atau bawaan sejak lahir dari siswa. Perilaku individu tergantung pada
tujuan dan cita-citanya. Siswa dapat membentuk sendiri perilaku belajarnya
menjadi efektif atau tidak efektif sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang ingin
dicapainya. Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, perilakunya akan
tampak berubah. Menurut Bhurgardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses
penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang
berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan
perilaku yang tidak diperlukan (tidak efektif). Karena proses penyusutan atau
pengurangan inilah maka muncul satu pola bertingkah laku baru yang relatif
menetap dan otomatis.
Perilaku belajar efektif dapat terwujud apabila siswa sadar akan tanggung
jawab mereka sebagai siswa sehingga mereka dapat membagi waktu mereka
dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar. Perilaku belajar efektif
juga merupakan perilaku yang menyangkut keanekaragaman perasaan (afeksi),
misalnya perasaan takut, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan
106
Oleh karenanya, kondisi tersebut juga dapat dianggap sebagai perwujudan
perilaku belajar.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer.
Data primer (Margono:156) adalah data yang diperoleh dari tangan pertama. Data
primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang langsung diambil
dari sampel, yaitu profil perilaku belajar efektif siswa kelas XI IPS SMA Negeri
11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini merupakan subyek darimana data
diperoleh.
a. Populasi Penelitian
Populasi (Margono:118) adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi dalam
penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif ini meliputi tiga unsur yang
berinteraksi secara sinergis, yaitu :
1) Tempat; dalam hal ini lokasi yang dipilih adalah SMA Negeri 11 Garut
dengan alasan SMA tersebut sudah memiliki program bimbingan dan
konseling, namun belum terstruktur dan tersusun secara sistematis serta masih
107
2) Pelaku; meliputi siswa, guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas,
dan kepala sekolah.
3) Aktivitas yang berlangsung di sekolah sehubungan dengan program
bimbingan dan konseling.
Populasi dalam penelitian ini yang merupakan sumber data primer adalah
seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013
sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 114 orang.
b. Sampel Penelitian
Sampel (Margono:121) sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel penelitian untuk
menggambarkan profil perilaku belajar efektif siswa diambil dari populasi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan sesuai dengan penjelasan Arikunto (2006:
112): “Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi”.
Ketentuan pemilihan sampel tergantung setidak-tidaknya dari:
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang
108
Jadi, karena populasi kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Garut terdiri dari 3
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang per kelas sehingga total menjadi
114 orang siswa, maka dengan berbagai pertimbangan, sampel dalam penelitian
ini diambil seluruh siswa kelas XI IPS, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik wawancara,
observasi, dokumentasi, dan angket. Alasan pemilihan keempat teknik ini karena
melalui teknik-teknik tersebut dapat diperoleh informasi secara mendalam dan
dapat dilakukan sebelum penelitian berlangsung sampai penelitian berakhir.
Data yang menjadi sasaran utama dalam penelitian ini adalah perilaku
siswa khususnya yang menyangkut perilaku belajarnya serta pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling khususnya dalam program yang telah disusun untuk
kepentingan penelitian.
Data awal mengenai profil perilaku belajar siswa diambil dengan
menggunakan angket dengan jawaban tertutup. Sedangkan gambaran tentang
program bimbingan dan konseling yang selama ini diterapkan di SMAN 11 Garut
diperoleh melalui dokumentasi dan observasi terhadap kegiatan sehari-hari siswa,
guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas, dan kepala sekolah selama di
sekolah yang ada kaitannya dengan program bimbingan dan konseling serta
observasi terhadap prasarana dan sarana yang ada di sekolah termasuk
109
Untuk melengkapi gambaran tersebut di atas, peneliti melakukan
wawancara terbuka terhadap guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas,
dan kepala sekolah. Sedangkan data tentang perilaku siswa khususnya yang
terkait dengan perilaku belajarnya, prestasi belajarnya, serta masalah-masalah lain
yang terkait didalamnya diperoleh melalui telaah dokumen yang dicatat guru
pembimbing, guru mata pelajaran, dan wali kelas selama 1 semester.
E. Instrumen Penelitian
Agar data yang diperoleh lengkap dan baik mengenai pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah saat ini, maka penulis mempergunakan
beberapa instrumen penelitian, antara lain:
1. Pedoman Wawancara
Untuk memperoleh data tentang program bimbingan dan konseling di
SMA Negeri 11 Garut, maka dikembangkan daftar wawancara sebagai berikut :
a. Rumusan tujuan program bimbingan dan konseling.
b. Rencana tahunan untuk program bimbingan dan konseling dengan tujuan
dan sasaran tertulis.
c. Kurikulum bimbingan belajar dan metode penerapannya.
d. Layanan responsif dalam menangani masalah.
e. Layanan perencanaan individual dan kelompok.
f. Dukungan sistem dalam memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
perilaku belajar yang efektif.
110
h. Evaluasi program bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang
bimbingan belajar.
2. Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat kelengkapan sarana dan
prasarana BK yang ada di lokasi penelitian, juga digunakan untuk mengamati
aktifitas siswa sebelum dan selama berlangsungnya proses pelaksanaan
bimbingan. Observasi juga digunakan untuk mengamati respon atau perilaku
verbal siswa selama dan setelah proses pemberian layanan bimbingan belajar.
3. Dokumentasi
Yaitu proses menemukan atau mengumpulkan informasi tentang
dokumen-dokumen yang berkenaan dengan pelaksanaan program bimbingan
belajar di lokasi penelitian. Dokumen merupakan salah satu sumber data
penelitian tindakan yang banyak tersedia dalam institusi dan biasanya dapat
diperoleh dengan cepat (Burn, 1999: 140). Dokumen dapat berupa catatan dan
profil klien, rencana program intervensi, dan laporan berkala perkembangan
siswa. Dokumen-dokumen tersebut dapat membantu menjelaskan aspek-aspek
praktis yang terakumulasi selama penelitian.
4. Angket
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengetahui profil perilaku
111
mendapatkan data yang akurat maka dalam penelitian ini dikembangkan
instrumen berbentuk angket perilaku belajar efektif.
Kuesioner (Margono:167) adalah suatu alat pengumpul informasi dengan
cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komponen atau
dimensi-dimensi perilaku belajar efektif sebagai kisi-kisi angket perilaku belajar
efektif. Angket disusun dalam bentuk pilihan ganda dengan menyediakan lima
alternatif jawaban. Dalam menjawab pertanyaan angket, siswa diminta untuk
memberikan satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan siswa.
Ada dua macam skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini.
Khusus untuk angket perilaku belajar efektif yang berkaitan dengan dimensi sikap
belajar yaitu menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban lima point
penilaian sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju (skor = 5)
S : Setuju (skor = 4)
N : Netral (skor = 3)
TS : Tidak Setuju (skor = 2)
STS : Sangat Tidak Setuju (skor = 1)
Sedangkan untuk angket perilaku belajar efektif yang berkaitan dengan
dimensi-dimensi minat belajar, kemandirian belajar, motivasi berprestasi, dan
pengelolaan diri dalam belajar (Academic Self Management) adalah menggunakan
112
SL : Selalu (skor = 5)
SR : Sering (skor = 4)
KD : Kadang-kadang (skor = 3)
JR : Jarang (skor = 2)
TP : Tidak Pernah (skor = 1)
Langkah-langkah pengumpulan data melalui angket yang ditempuh dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: menyiapkan angket perilaku belajar efektif,
meminta izin kepada guru bimbingan dan konseling untuk membagikan angket
perilaku belajar efektif pada siswa, membagikan angket pada siswa dan memberi
petunjuk cara menjawab angket, mengumpulkan jawaban angket siswa.
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan instrumen angket perilaku
belajar efektif yang dimensi-dimensi didalamnya merupakan kompilasi dari
beberapa teori yang relevan dengan perilaku belajar efektif yang dikemukakan
oleh beberapa ahli. Dimensi-dimensi perilaku belajar efektif yang dikembangkan
dalam penelitian ini meliputi; (1) sikap belajar, (2) minat belajar, (3) kemandirian
belajar, (4) motivasi berprestasi, dan (5) pengelolaan diri dalam belajar (Academic
Self Management).
Langkah-langkah pengembangan instrumen penelitian ini diuraikan
113
1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian berupa kisi-kisi angket
perilaku belajar efektif siswa (setelah proses validasi) disajikan pada Tabel 3.1
dibawah ini.
Tabel 3.1
KISI-KISI ANGKET PERILAKU BELAJAR EFEKTIF
N o
Dimensi Aspek Indikator No.
Item Jml
1 Sikap Belajar a. Sikap terhadap guru
(1) Pengakuan terhadap eksistensi guru 1 1 (2) Penghargaan terhadap guru 2, 3 2 (3)Berfikir positif 4, 5, 6 3 b. Sikap terhadap mata
pelajaran
(1) Ingin berprestasi dalam suatu pelajaran 7 1 (2) Bersikap positif terhadap semua
pelajaran
(1) Berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu
11 1 (2) Mendahulukan mengerjakan tugas
daripada hal lainnya
12, 13 2 (3) Tidak terpengaruh hal-hal negatif dari
lingkungan
(1) Hasrat meningkatkan prestasi dalam semua mata pelajaran.
19 1 (2) Rasa ingin tahu yang tinggi dalam
berbagai bidang.
20, 21 2 (3) Meningkatkan kualitas diri pribadi. 22, 23 2 (4) Hasrat menerima pujian dari orang tua,
guru atau teman (2) Mengikuti kegiatan yang dianjurkan
oleh guru. (2) Berlatih keras agar menjadi juara
114
d. Tanggung Jawab (1) Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses
45, 46 2 (2) Menyelesaikan tugas dengan baik 47, 48 2 4 Motivasi
Berprestasi
a. Memilih resiko moderat
(1) Berhati-hati dalam setiap tindakan. 49, 50 2 (2) Aktifitas yang terencana 51, 52 2 (3) Mempertimbangkan untung rugi 53 1 b. Menghendaki umpan
(1) Tidak mengharapkan imbalan 62, 63 2 (2) Mendahulukan menyelesaikan tugas 64, 65 2 (3) Mengutamakan hasil yang baik 66, 67 2 d. Tahan terhadap
tekanan
(1) Menyelesaikan tugas yang sulit 68, 69 2 (2) Pantang menyerah 70, 71 2 (3) Tidak mudah terpengaruh 72, 73 2 e. Mengintegrasikan
tugas
(1) Tepat waktu 74, 75 2
(2) Tidak menganggap tugas sebagai beban 76, 77 2 (3) Menyukai pekerjaan/tugas 78, 79 2 5 Pengelolaan
(1) Memiliki tujuan dan harapan yang jelas. 80, 81 2 (2) Merasa yakin mampu menyelesaikan
tugas
82 1 (3) Berusaha mencapai kesuksesan dan
berani menghadapi kegagalan
83, 84 2 b. Metode Belajar
(1) Membuat jadwal dan melaksanakannya 85, 86, 87
2 (2) Menerapkan teknik dan strategi belajar
yang tepat
88, 89 2 c. Penggunaan Waktu
(1) Rencana menguasai suatu materi dalam waktu tertentu.
90, 91 2 (2) Sediakan waktu istirahat secukupnya 92, 93 2 d.Lingkungan Fisik dan
Sosial
(1) Mengatur lokasi belajar yang tenang dan tidak ada gangguan
94, 95 2 (2) Menentukan kapan belajar sendiri atau
belajar bersama teman.
96, 97 2 (3) Menentukan kapan perlu bantuan dari
guru, teman, dll.
98, 99 2 e.Performa/
penampilan belajar
(1) Meningkatkan kualitas hasil karya dalam belajar.
100, 101
2 (2) Bekerja dengan cara terbaik sebelum
memperoleh penilaian dari guru
102, 103
2
TOTAL 103
1. Penimbangan (Judgement) Instrumen Penelitian
Penimbangan instrumen penelitian dilakukan oleh empat orang pakar
Bimbingan dan Konseling. Para pakar yang diminta untuk menilai dan memberi
115
Sugandhi, M.Pd, dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd. Expert Judgement ini merupakan
proses yang harus dilakukan agar instrumen yang telah dirancang memenuhi
standar penelitian sehingga hasilnya layak untuk diuji coba. Kegiatan
penimbangan ini berorientasi pada validitas konstruk dan validitas isi, berupa
dimensi, aspek, dan indikator yang hendak diukur, redaksi setiap butir pernyataan,
keefektifan susunan kalimat, dan koreksi terhadap bentuk format yang digunakan.
Para pakar diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu apakah
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total.
Berdasarkan beberapa masukan tersebut kemudian dikembangkan revisi kisi-kisi
instrumen penelitian tahap II.
3. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Gay dalam Sukardi, 2003:121). Validitas
suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana
suatu instrumen mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip suatu instrumen
adalah valid, tidak universal. Validitas suatu instrumen adalah bahwa ia hanya
valid untuk suatu tujuan tertentu saja.
Dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya telah menggunakan validitas ahli
yaitu pengujian validitas oleh pendapat para ahli bimbingan dan konseling serta
berdasarkan teori yang relevan. Setelah pengujian dari para ahli dan berdasarkan
hasil uji keterbacaan oleh responden (siswa), maka dilanjutkan dengan uji coba
116
tingkat validitasnya. Penghitungan tingkat validitas instrumen ini dilakukan secara
kuantitatif dengan data statistik menggunakan bantuan SPSS 17.
Pengujian validitas tiap item instrumen dilakukan dengan mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
Item tidak valid
: Item valid
Kriteria : tolak jika
Berdasarkan statistika tersebut, langkah awal adalah menentukan
yang terdapat pada tabel hasil kali product moment (terlampir pada gambar)
dengan memilih N=50 (sesuai dengan jumlah responden). Diperoleh nilai
. Kemudian dihitung nilai tiap item dengan bantuan SPSS
17, hasilnya secara detil tercantum dalam lampiran.
Nilai dapat dilihat dari kolom Corrected Total Item Correlation.
Jika nilai dari kolom tersebut lebih besar dari 0,279 maka item tersebut valid,
namun jika nilainya kurang atau sama dengan 0,279 maka item tersebut tidak
valid. Sehingga diperoleh hasil bahwa item-item yang tidak valid berjumlah 14
item, yaitu item-item nomor 2, 8, 12, 13, 16, 17, 26, 31, 36, 42, 45, 50, 65, dan 96.
Sedangkan item-item yang lain dikatakan valid, yaitu berjumlah 103 item.
Selanjutnya item yang valid tersebut akan dijadikan pertanyaan dalam Angket
Perilaku Belajar Efektif yang akan digunakan sebagai salah satu instrumen dalam
117
keefektifan perilaku belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Garut Tahun
Pelajaran 2012/2013.
4. Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang
tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur
yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes memiliki persyaratan
maka semakin yakin kita dapat menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes
mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes dalam penelitian ini, maka peneliti
menggunakan rumus K-R. 21 menurut Arikunto (2006:189) sebagai berikut:
r11 =
Sedangkan untuk mengukur keajegan dari angket digunakan rumus
Alpha (Arikunto, 2010 : 239), yaitu:
118
11
r = reliabilitas yang dicari
2
b
jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t
varians total
k = banyaknya butir soal
Untuk mencari varians total digunakan rumus :
Keterangan :
Varians total
= Jumlah data yang dikuadratkan
= Jumlah kuadrat data
= Banyak data
Sugiyono (2010:257) mengemukakan kriteria untuk penafsiran indeks
reliabilitas adalah sebagai berikut:
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
119
Sehingga hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.953 117
Tabel di atas menunjukkan koefisien reliabilitas pada kolom Cronbach’s
Alpha, yaitu sebesar 0,953 atau 95,3%. Artinya hasil yang diperoleh pada
responden untuk instrumen ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi atau
kekonsistenan hasil yang akan diperoleh jika instrumen ini diujikan pada
responden lain pada waktu yang akan datang.
G. Prosedur dan Langkah-langkah Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
mengacu pada siklus penelitian dan pengembangan (R & D). Pada awal
munculnya pendekatan R & D menurut Borg dan Gall ini, langkah-langkah yang
digunakan masih panjang yaitu 10 langkah/tahapan penelitian. Dalam
perkembangan selanjutnya, pendekatan R & D disederhanakan oleh beberapa ahli
menjadi 4 langkah utama, yaitu survey (studi lapangan), perencanaan
(pengembangan produk awal), validasi dan revisi, serta pengembangan (uji coba
program).
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, pelaksanaan penelitian ini
mengacu kepada 4 langkah yang telah disederhanakan tersebut, kemudian
diorganisasikan secara lebih spesifik ke dalam lima tahap kegiatan, yaitu: tahap I
120
hipotetik, tahap IV perbaikan program hipotetik, dan tahap V uji lapangan
program akhir. Rancangan kegiatan setiap tahap adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama; persiapan dan pengembangan program, meliputi:
a. Kajian konseptual dan analisis penelitian terdahulu.
b. Identifikasi masalah siswa, bersama guru BK melalui penyebaran angket
perilaku belajar.
c. Mengkaji dokumen-dokumen pendukung lainnya di SMA Negeri 11
Garut.
2. Tahap kedua; merancang program bimbingan belajar.
Berdasarkan kajian teoritik, hasil-hasil penelitian terdahulu, hasil studi
pendahuluan, analisis kondisi lapangan, kemudian disusunlah “Program
Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku Belajar Efektif Siswa”.
3. Tahap ketiga; uji kelayakan program.
Untuk mendapatkan program bimbingan belajar bagi siswa SMA yang
memiliki kehandalan, terpercaya, dan dapat digunakan untuk mengembangkan
perilaku belajar efektif siswa, maka pada tahap ini dilakukan kegiatan berupa:
a. Uji rasional program dengan mengidentifikasi masukan-masukan
konseptual dari para pakar bimbingan dan konseling.
b. Uji keterbacaan oleh pakar bimbingan dan konseling.
c. Uji kepraktisan program, dilakukan melalui diskusi terfokus yang
melibatkan guru pembimbing, bertujuan untuk melihat berbagai dimensi
121
program bimbingan belajar untuk mengembangkan perilaku belajar efektif
siswa.
4. Tahap keempat; revisi program bimbingan belajar.
Berdasarkan uji kelayakan program, kegiatan berikutnya adalah:
a. Mengevaluasi dan menginventarisasi hasil uji kelayakan program
bimbingan belajar.
b. Memperbaiki redaksi dan program bimbingan belajar.
c. Tersusun program yang sudah direvisi.
5. Tahap kelima; pengujian lapangan
Pada tahap ini dilaksanakan uji lapangan program bimbingan belajar melalui
pemberian tindakan (treatment) untuk mengembangkan perilaku belajar efektif
siswa, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan uji lapangan.
b. Melaksanakan uji lapangan.
c. Mendeskripsikan hasil pelaksanaan uji lapangan.
Setelah kelima tahapan penelitian ini selesai, maka dihasilkan sebuah
produk berupa “Program Bimbingan Belajar untuk Mengembangkan Perilaku
Belajar Efektif Siswa” yang telah beberapa kali mengalami proses validasi dan
122
H. Analisis Data
Teknik untuk menganalisis data disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Data yang terkumpul yakni skor angket perilaku belajar efektif siswa. Analisis
data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan hasil analisis.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi,
pengelompokkan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi
bermakna.
2. Paparan Data
Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan
mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, grafik, atau perwujudan lainnya.
3. Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah
terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan
187
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada umumnya siswa kelas XI IPS SMA Negeri 11 Garut Tahun Pelajaran
2012/2013 mempunyai masalah belajar yang disebabkan oleh rendahnya
perilaku belajar efektif siswa. Gambaran tersebut ditunjukkan oleh pencapaian
skor dan prosentase perilaku belajar efektif siswa yang tergolong rendah pada
seluruh dimensi yang diteliti. Ada lima dimensi perilaku belajar efektif siswa
yang dijadikan fokus kajian dalam penelitian ini, antara lain: (1) sikap belajar,
(2) minat belajar, (3) kemandirian belajar, (4) motivasi berprestasi, dan (5)
pengelolaan diri dalam belajar.
2. Program bimbingan belajar untuk meningkatkan perilaku belajar efektif siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 11 Garut dilaksanakan dengan menggunakan
beberapa strategi yang terintegrasi dalam program bimbingan dan konseling
secara keseluruhan yang meliputi layanan dasar, layanan responsif, layanan
perencanaan individual, serta dukungan sistem.
3. Program bimbingan belajar efektif untuk mengembangkan perilaku belajar
efektif siswa. Pelaksanaan program bimbingan belajar tersebut
diimplementasikan dalam sebelas sesi pemberian tindakan yang terencana
188
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil yang diperoleh setelah pemberian
tindakan tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam
prosentase kualitas perilaku belajar efektif siswa dari rendah menjadi sedang,
dari sedang menjadi tinggi, bahkan dari rendah menjadi tinggi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa program bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa
terbukti efektif untuk meningkatkan perilaku belajar mereka.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dihasilkan rekomendasi
untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagi seluruh personil sekolah
Program bimbingan belajar hendaknya dapat dilaksanakan secara kolaboratif,
yaitu adanya kerjasama seluruh personil sekolah demi keberhasilan kegiatan
bimbingan belajar. Sehingga program bimbingan belajar yang dilaksanakan
dapat lebih efektif dan efisien. Program bimbingan belajar tersebut diharapkan
dapat membantu para siswa dalam meningkatkan perilaku belajar efektif.
2. Bagi Kepala Sekolah
Berkenaan dengan hasil penelitian ini bahwa perilaku belajar siswa kelas XI
IPS SMAN 11 Garut Tahun Pelajaran 2012/2013 secara umum berada pada
tingkat atau kualitas rendah, maka hal ini selayaknya menjadi perhatian serius