• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I SMAN 17 Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I SMAN 17 Garut."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

DINAR SITI JENAB

0906408

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut)

Oleh

Dinar Siti Jenab

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dinar Siti Jenab 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya

atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

DINAR SITI JENAB

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS XI IPS 1 SMAN 17 GARUT)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd

NIP : 19570408 198403 1 003

Pembimbing II

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd

NIP : 19660113 199001 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd

(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Permainan ... 10

B. Metode Permainan Bingo ... 18

1. Pengertian Metode Permainan Bingo... 18

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan Bingo ... 23

C. Motivasi Belajar Siswa ... 25

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 25

2. Jenis-Jenis Motivasi Belajar ... 29

3. Komponen Motivasi Belajar ... 31

4. Fungsi Motivasi Belajar ... 33

D. Motivasi Dalam Pembelajaran Sejarah ... 35

E. Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 39

1. Teori ... 39

2. Hasil Penelitian Terdahulu ... 43

BAB III METODOLOGI PEELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 50

B. Desain Penelitian ... 50

C. Metode Penelitian... 55

D. Definisi Operasional... 58

1. Metode Permainan Bingo ... 58

2. Motivasi Belajar Siswa ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ... 63

1. Observasi ... 64

2. Wawancara ... 64

3. Studi Dokumentasi ... 65

F. Alat Pengumpulan Data ... 65

(7)

2. Catatan Lapangan ... 70

3. Pedoman Wawancara ... 71

G. Pengolahan Dan Analisis Data ... 71

1. Teknik Analisis Data ... 72

b. Tahap Reduksi Data ... 72

c. Penyajian Data ... 72

d. Penarikan Dan Pengujian Kesimpulan ... 73

2. Validasi Data ... 73

a. Member Check ... 73

b. Audit Trail ... 74

c. Expert Opinion ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Desain Perencanaan Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 76

1. Langkah-Langkah Perencanaan ... 76

2. Deskripsi Silabus dan RPP ... 83

B. Pelaksanaan dan tahapan-Tahapan Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 85

1. Deskripsi Tahapan Tiap Siklus ... 85

a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ... 85

b. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 ... 115

c. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 3 ... 138

d. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 4 ... 158

2. Analisis Kegiatan Pelaksanaan Tindakan ... 172

a. Kegiatan Pendahuluan ... 172

b. Kegiatan Inti ... 174

c. Kegiatan Penutup ... 177

C. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Setelah Menerapkan Metode Permainan Bingo Dalam Pembelajaran Sejarah ... 178

1. Analisis Dara Persiklus ... 178

a. Siklus 1 ... 179

b. Siklus 2 ... 181

c. Siklus 3 ... 183

d. Siklus 4 ... 185

2. Analisis Hasil Penelitian Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... 187

D. Kendala-Kendala Dalam Pelaksnaan Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Beserta Solusinya ... 199

1. Kendala-Kendala Yang Dihadapi ... 199

2. Solusi ... 201

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 204

(8)

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo ... 66 Tabel 3.2 Lembar Observasi Perkembangan Motivasi Belajar Siswa ... 68 Tabel 4.1 Perencanaan SKKD Pada Pelaksnaan Tindakan ... 84 Tabel 4.2 Perencanaan Materi dan Media Pembelajaran Pada

Pelaksanaan Tindakan ... 86 Tabel 4.3 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan I ... 99 Tabel 4.4 Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo

Pada Pelaksanaan Tindakan I ... 106 Tabel 4.5 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan II ... 124 Tabel 4.6 Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo Pada

Pelaksanaan Tindakan II ... 131 Tabel 4.7 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan III ... 146 Tabel 4.8 Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo Pada

Pelaksanaan Tindakan III ... 154 Tabel 4.9 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan IV ... 163 Tabel 4.10 Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo Pada

Pelaksanaan Tindakan IV ... 167 Tabel 4.11 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada

Pelaksanaan Tindakan I ... 179 Tabel 4.12 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada

Pelaksanaan Tindakan II ... 181 Tabel 4.13 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada

Pelaksanaan Tindakan III ... 183 Tabel 4.14 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada

Pelaksanaan Tindakan IV ... 185 Tabel 4.15 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Selama IV

Tindakan ... 188 Tabel 4.16 Presentase Penilaian Penerapan Metode Permainan Bingo

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan I ... 180 Grafik 4.2 Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan II ... 182 Grafik 4.3 Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan III ... 184 Grafik 4.4 Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan

Tindakan IV ... 186 Grafik 4.5 Presentase Penilaian Motivasi Belajar Siswa Tindakan I

Sampai Dengan Tindakan IV ... 188 Grafik 4.6 Presentase Penilaian Penerapan Metode Permainan Bingo

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mata pelajaran sejarah adalah sebuah disiplin ilmu tentang segala peristiwa

yang benar-benar terjadi di masa lampau, yang dapat dijadikan tolak ukur untuk masa

kini dan masa depan. Sejarah bukan semata-mata hanya mengajarkan mengenai masa

lalu, tetapi menjadikan masa lalu sebagai cerminan dan pelajaran untuk masa kini

dan masa yang akan datang. Sejarah akan terus ada selama manusia itu hidup,

sehingga kehidupan manusia tidak akan bisa terlepas dari sejarah. Hal ini senada

dengan definisi sejarah menurut Carr dalam Ismaun (2005 :15) ialah sebagai berikut:

History is a continuous process of interaction between the historian and his facts, and an unending dialogue between the present and the past (Sejarah adalah suatu proses interaksi antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada padanya, suatu dialog tiada hentinya antara masa sekarang dengan masa datang)

Pembelajaran sejarah sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang

menitikberatkan pada pengetahuan mengenai masa lalu, hal ini yang kemudian

membuat siswa tidak merasa tertarik untuk mempelajari sejarah. Kebanyakan siswa

beranggapan bahwa mempelajari sejarah tidak berpengaruh dan tidak berkaitan

dengan kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang. Tidak jarang pula

siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran sejarah itu kuno, sehingga tidak

menganggap mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran yang penting untuk

dipelajari. Sesuai dengan pernyataan :

(13)

Anggapan keliru ini lah yang kemudian hidup dalam pemikiran setiap siswa,

sehingga sangat jarang ditemukan siswa yang merasa tertarik untuk belajar sejarah.

Bahkan pembelajaran sejarah yang berlangsung di dalam kelas terkesan pasif.

Padahal belajar sejarah bukan semata-mata belajar mengenai masa lalu, tetapi sejarah

dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk kehidupan masa kini dan masa depan.

Siswa juga mengkategorikan pembelajaran sejarah sebagai proses

pembelajaran yang membosankan, baik dilihat dari segi materi pembelajaran sejarah

yang dianggap monoton maupun dari metode pembelajaran yang tidak memberikan

ketertarikan kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sejarah. Proses

pembelajaran sejarah yang hadir pada saat ini, menjadikan guru sebagai pusat dari

pembelajaran dan sumber dari ilmu pengetahuan. Semua yang dikemukakan dan

dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dianggap benar. Sementara siswa

hanya berperan sebagai subjek dari proses pembelajaran, yang hanya mendengar dan

menerima apa saja yang dikemukakan oleh guru tanpa diberi kesempatan untuk

memberikan tanggapan ataupun komentar. Hal inilah yang membuat siswa merasa

malas dan bosan mengikuti proses pembelajaran sejarah, sehingga kebanyakan siswa

tidak memiliki ketertarikan dan motivasi untuk belajar mengenai sejarah. Selain itu,

yang menyebabkan siswa tidak memiliki motivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran karena siswa tidak diberi tanggung jawab untuk berpartisipasi aktif

dalam mempelajari materi pembelajaran sejarah. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Subakti (2010:3) yaitu :

Dalam proses pembelajaran sejarah, masih banyak guru menjadikan paradigma konvensional yaitu „guru menjelaskan-murid mendengarkan‟. Metode pembelajaran sejarah semacam ini telah menjadikan pelajaran sejarah membosankan. Ia kemudian tidak memberikan sentuhan emosional karena siswa merasa tidak terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.

Peranan guru dalam proses pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi

pembelajaran secara utuh, tetapi juga mampu menyajikan proses pembelajaran yang

sesuai dengan minat dan ketertarikan siswa. Perlu diingat, bahwa minat dan

(14)

meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Motivasi

merupakan hal yang mendasari seseorang untuk berbuat dan melakukan sebuah

kegiatan. Siswa yang memiliki motivasi belajar maka akan memiliki perhatian dan

mampu untuk terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam hal ini,

guru hendaknya harus memahami minat belajar siswa dengan baik sehingga guru

dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang dapat mendorong

timbulnya motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2001 :

105) :

Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka kearah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka.

Motivasi belajar siswa memiliki kedudukan yang penting dalam proses

pembelajaran, siswa maupun guru harus mampu memelihara motivasi untuk selalu

dalam proses pembelajaran. Motivasi dan proses pembelajaran merupakan sesuatu

yang tidak dapat dipisahkan, proses pembelajaran dapat berlangsung apabila terdapat

motivasi belajar dalam diri siswa sedangkan motivasi belajar juga dapat ditumbuhkan

melalui proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, guru

harus menciptakan proses pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa. Hal

tersebut dapat dengan mudah mengubah proses pembelajaran yang membosankan

menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran yang

menyenangkan akan mendorong siswa ingin belajar dengan terus menerus, dan

mendekatkan siswa dengan apa yang dipelajarinya dalam proses pembelajaran.

Dengan proses pembelajaran yang demikian, diharapkan siswa akan terjauh dari rasa

bosan dan merasakan bahwa proses belajar merupakan sebuah kebutuhan yang harus

dipenuhi dalam kehidupannya sehingga motivasi belajar pun akan tumbuh dengan

sendirinya. Dimyati dan Mudjono dalam Riyanto (2010 : 72) menyatakan :

(15)

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi belajar siswa selain dapat mendorong siswa untuk melakukan

kegiatan dalam pembelajaran, diharapkan pula dengan adanya motivasi belajar siswa

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Motivasi belajar lah yang

dapat menggerakan siswa untuk beraktivitas demi tercapainya tujuan pembelajaran,

karena sesngguhnya apapun yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. “Motivasi dalam belajar tidak saja

merupakan energi yang menggerakan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu

yang mengarahkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar” (Prayitno, 1989 : 8). Kedudukan motivasi sangatlah penting dalam proses pembelajaran, sudah seharusnya

guru maupun siswa menumbuhkan dan meningkatkan proses pembelajaran dalam

setiap proses pembelajaran yang berlangsung.

Melihat pernyataan diatas, motivasi belajar siswa merupakan hal yang harus

dimiliki siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Kelas XI IPS SMAN 17 Garut

merupakan kelas yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Ketika proses

pembelajaran berlangsung jarang sekali ditemukan siswa yang merasa tertarik dan

perhatian terhadap materi sejarah yang disajikan dalam proses pembelajaran. Hal

tersebut ditunjukkan dengan kegiatan pembelajaran yang tergolong pasif. Ketika

proses pembelajaran sejarah berlangsung jarang sekali ditemukan siswa yang

benar-benar fokus memperhatikan apa yang dijelaskan guru, siswa hanya mendengar tanpa

disertai perhatian yang dalam terhadap materi sejarah yang dijelaskan oleh gurunya.

Terlebih metode pembelajaran yang digunakan di dalam kelas tergolong monoton dan

membosankan sehingga tidak mendorong siswa untuk termotivasi mengikuti proses

pembelajaran sejarah di dalam kelas. Padahal sesungguhnya metode yang diperlukan

siswa bukan hanya metode yang mampu menyampaikan materi pelajaran dengan

baik, tetapi metode pembelajaran yang menyenangkan dan metode yang mampu

membuat siswa terdorong dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran demi

(16)

permasalahan yang dialami oleh kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut ini adalah

rendahnya motivasi belajar pada siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Untuk solusi dari permasalahan di kelas XI IPS 1, maka peneliti akan

menerapkan metode Permainan Bingo, diharapkan melalui metode ini dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode Permainan Bingo adalah metode

pembelajaran yang mengajak siswa untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa

melalui proses pembelajaran yang lebih menyenangkan. Plato menyatakan bahwa

„anak-anak relatif lebih tertarik dalam menerima apapun yang diajarkan padanya melalui metode bermain‟ (Astuti, 2010 :2). Metode Permainan Bingo ini juga

tergolong ke dalam metode pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Dengan metode permainan maka siswa akan terbebas dari rasa

penekanan dalam proses pembelajaran, sehingga lebih terdorong dan termotivasi

untuk terlibat dalam setiap proses pembelajaran. Apabila siswa memiliki motivasi

belajar yang tinggi, maka siswa tersebut akan banyak terlibat ataupun berbuat dalam

proses pembelajaran. Sebaliknya, apabila siswa memiliki motivasi yang rendah maka

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pun dikatakan rendah. Dalam hal ini,

motivasi memiliki peranan penting dalam mendorong seseorang untuk melakukan

kegiatan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Howley

(1973) dalam Prayitno (1989 :3) yaitu:

Menyarankan agar guru sebanyak mungkin mempergunakan waktunya dalam mengajar untuk memotivasi siswanya, Ia mengatakan bahwa siswa-siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar, melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Selanjutnya Howley menegaskan bahwa waktu yang dipergunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi siswa menjadi modal bagi siswa untuk belajar lebih baik dan lebih berhasil.

Berdasarkan uraian diatas diharapkan dengan penerapan Metode Permainan

Bingo mampu meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMA Negeri

(17)

pentingnya Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Judul yang kemudian dipilih dalam penelitian ini adalah “Penerapan Metode

Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut)”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan peneliti maka

permasalahan utama yang hendak dikaji yaitu “Bagaimana Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut” yang kemudian dijabarkan ke dalam

beberapa pertanyaan penelitian yaitu :

1. Bagaimana desain perencanaan penerapan Metode Permainan Bingo untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut?

2. Bagaimana melaksanakan tahapan-tahapan Metode Permainan Bingo untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut?

3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMAN 17

Garut setelah adanya penerapan Metode Permainan Bingo?

4. Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kendala-kendala dari penerapan

Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar di kelas XI

IPS 1 SMAN 17 Garut?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan yang

hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengkaji dan memaparkan desain perencanaan penerapan Metode Permainan

Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS 1 SMAN

(18)

2. Mengkaji dan mendeskripsikan tahapan-tahapan penerapan Metode

Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas XI IPS

1 SMAN 17 Garut.

3. Mengkaji dan menganalisis peningkatan motivasi belajar siswa di kelas XI

IPS 1 SMAN 17 Garut setelah diterapkannya Metode Permainan Bingo.

4. Mengkaji dan mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru pada saat

menerapkan Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk semua pihak yang

berhubungan langsung ataupun tidak langsung dalam bidang pendidikan. Manfaat

penelitiannya yaitu :

Bagi sekolah, diharapkan Metode Permainan Bingo ini menjadi masukan

dalam melaksanakan sebuah pembelajaran yang mempu meningkatkan motivasi

belajar siswa. Khususnya untuk mata pelajaran sejarah umumnya bagi mata pelajaran

lain.

Bagi guru, dapat memberikan masukan untuk menyelenggarakan proses

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan efektif bagi proses pembelajaran sejarah.

Diharapkan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran melalui metode yang lebih menyenangkan.

Bagi siswa, memfasilitasi siswa untuk lebih termotivasi untuk mengikuti

proses pembelajaran dengan suasana yang lebih menyenangkan. Siswa akan terhindar

dari rasa bosan, lebih tertarik mengetahui lebih dalam mengenai mata pelajaran

sejarah, serta mampu lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai tuntunan dan pedoman untuk

menerapkan Metode Permainan Bingo dalam pembelajaran sejarah yang bertujuan

(19)

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini peneliti memaparkan mengenai latar

belakang masalah dari penelitian yang dikaji sehingga peneliti memilih judul

“Penerapan Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut)”.

Selain itu peneliti juga memaparkan identifikasi dan perumusan masalah yang hendak

dikaji, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian, manfaaat dari penelitian serta

struktur organisasi dari penelitian.

BAB II Kajian Pustaka. Bab ini mengkaji mengenai kajian pustaka yang

digunakan dalam penelitian yang dianggap relevan dan sesuai dengan penelitian. Bab

ini meliputi : pengertian metode permainan, pengertian Metode Permainan Bingo,

keunggulan dan kelemahan Metode Permainan Bingo, pengertian motivasi belajar,

jenis-jenis motivasi, komponen motivasi serta fungsi motivasi dalam proses

pembelajaran. Selain itu bab ini juga menjelaskan motivasi belajar dalam proses

pembelajaran sejarah, serta penerapan Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa

BAB III Metodologi Penelitian. Bab ini memaparkan tentang langkah-langkah

atau prosedur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu mengenai lokasi dan

subjek penelitian, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang

digunakan, definisi operasional dari masing-masing variabel, teknik dan instrument

penelitian serta teknik analisis dan validasi data dalam penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memaparkan mengenai

hasil temuan yang ditemukan oleh peneliti yang merupakan hasil penelitian dan hasil

pengumpulan data selama proses penelitian berlangsung. Selain hasil temuan, dalam

bab ini juga dilakukan tahapan analisis terhadap data-data yang dihasilkan dalam

penelitian serta pembahasan mengenai penerapan Metode Permainan Bingo untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini memaparkan tentang

(20)

pertanyaaan penelitian yang diajukan sebelumnya serta memberikan rekomendasi

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah kegiatan yang didalamnya terdapat sebuah proses

pengumpulan, penggalian dan pengolahan data secara sistematis dan logis. Penelitian

dilakukan bertujuan untuk menentukan permasalahan, memecahkan permasalahan

yang ada serta untuk menemukan kebenaran dalam sebuah ilmu pengetahuan.

Penelitian ini hendaknya dilakukan dengan jujur, teliti dan objektif sehingga

menghasilkan sebuah hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian akan di lakukan di kelas XI IPS 1 di SMAN 17 Garut. Sekolah ini

beralamat di jalan Raya Samarang km 45 Desa Cintarakyat, Kecamatan Samarang,

Kabupaten Garut. Siswa di kelas ini terdiri dari 35 siswa, yang kebanyakan tidak

menaruh perhatian ataupun tertarik untuk belajar sejarah. Siswa kebanyakan merasa

bosan dengan proses pembelajaran sejarah yang berlangsung, sehingga proses

pembelajaran menjadi tidak efektif dan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

di kelas XI IPS 1 ini memiliki motivasi yang rendah dalam proses pembelajaran,

sudah seharusnya guru menciptakan proses pembelajaran yang mendorong motivasi

belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

B. Desain Penelitian

Di dalam sebuah penelitian tentunya tidak akan dapat dilepaskan dari adanya

desain penelitian, karena desain penelitian yang akan membantu jalannya penelitian

menjadi lebih terarah. Desain penelitian yang dipilih adalah desain penelitian Model

Kemmis dan Mc. Taggart. Peneliti menggunakan desain penelitian Kemmis dan

(22)

memerlukan pengalokasian waktu yang maksimal, sehingga desain model Kemmis

dan Taggart yang dirasa sesuai untuk penelitian ini.

Desain penelitian ini adalah salah satu desain penelitian yang dalam satu

siklusnya hanya terdiri dari satu tindakan saja. Dalam satu siklus terdiri terdiri dari

beberapa kegiatan yaitu plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan) dan

reflect (refleksi). Siklus ini akan terus dilakukan sampai pada titik jenuh.

Gambar 3.1 Gambar Spiral dari Kemmis Dan Taggart

(23)

Langkah-langkah pada penelitian yaitu :

1. Perencanaan (Plan)

Tahap perencanaan merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam

penelitian tindakan kelas, yaitu merencanakan hal-hal apa saja yang akan dilakukan

dalam penelitian. Tahap perencaan sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena

proses ini yang akan mengarah pada tindakan dalam sebuah penelitian. Dengan

adanya perencanaan dalam sebuah penelitian maka penelitian menjadi lebih terarah

dan sistematis. Dalam proses perencanaan ini tentunya peneliti harus melakukan

berbagai kegiatan agar perencanaan yang dibuat berjalan seperti semestinya. Kegiatan

yang akan dilakukan dalam tahap penelitian adalah :

a. Langkah yang pertama yaitu memilih kelas yang akan dijadikan sebagai objek

penelitian dan kelas yang dipilih adalah XI IPS 1 SMAN 17 Garut. Setelah

dipilih kelas, maka peneliti mulai melakukan observasi sebagai bagian dari

kegiatan pra penelitian, melalui kegiatan ini maka peneliti bisa mengetahui

permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan

permasalahan yang dialami adalah rendahnya motivasi belajar siswa.

b. Langkah selanjutnya yaitu memilih dan meminta kesediaan mitra atau

kolaborator yang nantinya akan dijadikan sebagai mitra ketika melakukan

penelitian. Mitra juga berperan sebagai pengamat (observer) sehingga peneliti

dapat mengetahui kekurangan serta melakukan perbaikan terhadap tindakan

penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian.

c. Langkah yang ketiga, yaitu menentukan solusi yang tepat terhadap

permasalahan yang dihadapi kelas tersebut yaitu dengan menentukan metode

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode

yang kemudian dipilih adalah Metode Permainan Bingo.

d. Menentukan waktu penelitian dengan kolaborator, sehingga penelitian dapat

(24)

e. Menyusun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan

dilaksanakan dalam penelitian, RPP ini lah yang nanti akan membantu dalam

terwujudnya kegiatan penelitian dalam proses pembelajaran.

f. Menentukan materi pembelajaran yang cocok dengan metode yang dipilih

juga yang sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta proses pembelajaran

yang berjalan dengan baik dan efektif.

g. Menyiapkan berbagai hal yang mendukung proses penelitian berjalan dengan

lancar termasuk didalamnya menyiapkan alat-alat permainan yang

mendukung metode ini salah satunya adalah kartu pertanyaan dan kartu bingo.

h. Menyusun teknik dan alat penelitian yang nantinya akan menjadi tolak ukur

untuk menilai keberhasilan dari tindakan penelitian yang dilakukan. Dengan

adanya penyusunan teknik dan alat penelitian dapat memudahkan peneliti

dalam mengumpulkan dan mengolah data dan fakta dalam proses penelitian.

i. Menyusun rencana untuk melakukan diskusi dengan kolaborator mengenai

pengamatan yang dilakukan sehingga peneliti menerima saran dan juga kritik

dari kolaborator. Dengan adanya diskusi maka peneliti mengetahui

kekurangan dan kesalahan dalam proses kegitan penelitian, sehingga peneliti

akan melakukan perbaikan dalam proses penelitian di siklus selanjutnya.

j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan

yang ditemukan pada saat melakukan penelitian.

k. Mengolah data yang telah dikumpulkan melalui instrumen dengan

menggunakan teknik penelitian apabila penelitian sudah selesai dilaksanakan

2. Act (tindakan)

Langkah selanjutnya setelah melakukan perencaaan pembelajaran adalah

melakukan tindakan penelitian. Tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa melalui Penerapan Metode Permainan Bingo di kelas XI IPS 1 SMAN

(25)

mampu memecahkan permasalahan yang dialami di dalam kelas. Tindakan yang

dilakukan meliputi :

a. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Permainan

Bingo sesuai dengan langkah-langkah yang sudah direncanakan sebelumnya.

b. Mengoptimalkan penerapan Metode Permainan Bingo dalam proses

pembelajaran sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.

c. Menggunakan alat observasi yang telah direncanakan dan dibuat sebelumnya,

hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat peningkatan motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran

d. Melakukan wawancara kepada siswa mengenai proses pembelajaran dengan

menggunakan Metode Permainan Bingo

e. Melakukan diskusi dengan kolaborator mengenai penerapan Metode

Permainan Bingo.

f. Merencanakan perbaikan-perbaikan yang akan dilaksanakan mengenai

kekurangan-kekurangaan setelah melakukan diskusi dengan kolaborator.

g. Mengolah data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan

3. Observ (Pengamatan)

Pengamatan merupakan kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari siklus PTK

karena pengamatan akan terus berlangsung selama dilakukannya penelitian.

Pengamatan adalah kegiatan mengobservasi dan mengamati setiap kegiatan yang

berlangsung dalam setiap proses pembelajaran, hal itu dijadikan sebagai tolak ukur

keberhasilan dari tindakan yang dilakukan. Dengan observasi ini, bisa terlihat hal-hal

apa saja yang sudah tercapai, atau hal yang belum tercapai, sehingga inilah yang

kemudian akan menjadi masukan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus

selanjutnya. Pengamatan yang dilakukan yaitu :

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan penelitian.

b. Melakukan pengamatan terhadap materi yang akan digunakan untuk

(26)

c. Melakukan pengamatan kesesuaian antara Metode Permainan Bingo dengan

permasalahan siswa.

d. Melakukan pengamatan terhadap guru mengenai keterampilan dan

kemampuan untuk menggunakan Metode Permainan Bingo dengan baik.

4. Reflect (Refleksi)

Refleksi adalah proses penilaian terhadap akumulasi kegiatan yang telah

dilakukan dari proses perencanaan, tindakan sampai pada proses pengamatan yang

dilakukan oleh kolaborator. Dengan adanya tahap refleksi ini, maka peneliti dapat

melakukan evaluasi dari penelitian yang telah dilakukan, dan dapat memperbaiki

untuk siklus berikutnya. Selain itu, refleksi juga bertujuan untuk menentukan apa

tindakan akan terus dilanjutkan, atau akan dihentikan karena terdapat beberapa

kendala yang tidak bisa diatasi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas atau classroom action research. Beberapa pengertian para ahli

mengenai Penelitian Tindakan Kelas, yaitu :

a. Hopkins (1993), PTK adalah suatu bentuk kajian yang reflektif yang

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakannya salam melaksanakan tugas dan memperdalam

pemahaman terhadap kondisi dalam praktek pembelajaran.

b. Kemmis dan MC Taggart (1998) PTK adalah studi yang dilakukan untuk

memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara

sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri.

c. Rochman Natawijaya (1977) PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan

praktis yang bersifat situasional dan kontekstual yang ditujukan untuk

menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang

(27)

d. T Raka Joni (1998) dalam Hasan, dkk (2011 :72) mengemukakan bahwa PTK

adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan tindakan

yang dilakukannya serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana

praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.

Berdasar pada definisi menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan

Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan secara sistematis,

logis dan terarah baik untuk memecahkan permasalahan dan memperbaiki kondisi

atau kualitas proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas menitikberatkan pada

keberhasilan penelitian atau perbaikan yang dilakukan oleh penelitian, sehingga

penelitian dilakukan secara bersiklus sampai pada titik jenuh. Penelitian ini dikatakan

sudah sampai pada titik jenuh jika penelitian tersebut sudah pada titik stagnan

sehingga kondisi atau keadaan proses pembelajaran sudah pada titik yang tidak

mengalami perubahan. Penelitian tindakan kelas juga bergantung pada karakteristik

dan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dalam setiap kelas,

sehingga solusi tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan permasalahan yang ada

dalam kelas tersebut.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik sesuai dengan prosedur dan

cara kerja penelitian itu sendiri. Karakteristik dari penelitian tindakan kelas dalan

Hasan, dkk (2011 : 72-73) , yaitu :

a. Situasional, yaitu berkaitan langsung dengan permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa.

b. Kontektual, yaitu pelaksaan PTK bersamaan dengan keadaan pembelajran yang sesuangguhnya.

c. Kolaboratif, adanya partisipasi antara guru-siswa atau pihak lain yang terkait membantu proses pembelajaran

d. Self-Reflective dan Self-Evaluative, dimana pelaksanaan dan pelaku tindakan serta objek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai.

e. Luwes dimana guru ataupun siswa tidak merasakan bahwa mereka sedang menjadi objek pengamatan atau penelitian.

(28)

Tujuan Peneltian Tindakan Kelas menurut DEPDIKBUD (1999:9-10) dalam

Adhishifa (2012: 36), adalah :

1. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan demi perbaikan dan/atau peningkatan

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya

melakatnya pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban

guru.

2. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah pengembangan kemampuan

keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di

kelasnya dan/atau di sekolahnya sendiri.

3. Tujuan penyertaan penelitian tindakan kelas ialah dapat ditumbuhkannya

budaya meneliti di kalangan guru dan pendidik.

Tujuan penelitian tindakan kelas menurut Muslich (2009 : 10) adalah “bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di

sekolah”.

Berdasar pada pendapat diatas dapat dipahami bahwa tujuan dari penelitian

tindakan kelas adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di

dalam kelas. Melalui Penelitian tindakan kelas dapat membantu memberikan solusi

terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga kualitas

pembelajaran bisa ditingkatkan. Penelitian ini lebih menitikberatkan kepada

kemampuan guru untuk menanggulangi permasalahan yang ditemukan dalam proses

pembelajaran di dalam kelas.

“PTK dianggap berakhir setelah semua prosedur telah ditempuh dan tujuan yang ingin dicapai berupa terpecahnya masalah atau lahirnya sebuah solusi, model,

atau prosedur dalam pembelajaran dapat dicapai” (Supriatna, 2007: 198). Penelitian

akan dikatakan selesai dan menemukan titik jenuh apabila penelitian telah mencapai

tujuan yang diharapkan yaitu mampu memecahkan permasalahan yang dialami di

(29)

dikatakan berhasil. Setiap siklus dalam penelitian terdiri dari empat kegiatan yaitu :

Plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (refleksi).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini bertujuan untuk menjelaskan atau memberikan

deskripsi tentang variabel-variabel yang ada di dalam penelitian secara rinci dan jelas.

Setiap variabel yang ada dalam penelitian harus mewakili indikator dan yang harus

dicapai dari variabel tersebut. Variabel yang digunakan yaitu :

1. Metode Permainan Bingo

Metode Permainan Bingo merupakan metode yang dapat membantu siswa

meningkatkan motivasi belajar siswa di dalam kelas dengan cara dan suasana yang

lebih menyenangkan. Metode ini membuat siswa merasa tertarik dan perhatian

terhadap proses pembelajaran, serta dapat mendorong siswa untuk melakukan

kegiatan atau beraktivitas dalam proses pembelajaran. Metode ini menggunakan alat

bantu berupa kartu bingo dan kartu pertanyaan. Apabila siswa yang sudah

menyelesaikan pertanyaan secara diagonal, vertical ataupun horizontal harus mengatakan “bingo”.

Langkah-langkah Metode permainan Bingo:

a. Permainan Bingo ini adalah permainan berkelompok, setiap siswa terdiri dari

5-6 orang. Setiap kelompok akan diberi satu kartu Bingo dan kartu

pertanyaan.

b. Kartu pertanyaan adalah kartu bernomor yang berisikan pertnyaan yang harus

dijawab oleh siswa. Nomor dalam kartu pertanyaan disesuaikan dengan

nomor yang ada dalam kartu bingo. Pertanyaan yang disajikan berupa gambar,

pertanyaan, peristiwa, ataupun sebab-akibat yang berhubungan dengan materi

yang sedang dijelaskan guru.

c. Kartu bingo terdiri dari 25 sel, setiap sel akan diberi nomor secara acak dan

akan ada zona jackpot atau bebas. Setiap sel dalam kartu bingo masih berupa

(30)

d. Siswa diharuskan mencari ataupun menyiapkan informasi ataupun sumber

belajar yang berhubungan dengan materi sejarah yang dipelajari. Sumber

belajar tersebut nantinya akan membantu siswa dalam menjawab soal-soal

yang mereka pilih dari kartu pertanyaan yang telah disiapkan.

e. Untuk mengisi sel siswa diharuskan memilih sederetan no yang akan dia pilih,

no yang dipilih harus berbentuk diagonal, vertical ataupun horizontal. Setelah

dia memilih no, maka dia harus mencari kartu pertanyaan yang sesuai dengan

no tersebut dan harus menjawab pertanyaan tersebut dalam sel Kartu Bingo.

Untuk zona bebas maka siswa tidak diharuskan memilih pertanyaan ataupun

menjawab pertanyaan.

f. Setiap pertanyaan dalam sederatan sel baik itu diagonal, vertical ataupun

horizontal memiliki jawaban yang saling keterhubungan satu sama lain. Maka

tugas siswa bukan hanya menjawab pertanyaan tetapi juga menghubungkan

jawaban yang satu dengan jawaban yang lain dalam satu deretan sel .

g. Setiap jawaban yang diberikan harus menggunakan bahasa Indonesia yang

benar dan merupakan jawaban yang berasal dari kata-kata sendiri.

h. Setelah siswa mampu menjawab dan menghubungkan jawaban satu deretan

sel atau 5 sel, maka mereka harus menyebutkan kata “Bingo”, hal itu berarti

mereka sudah menyelesaikan sebuah permainan.

i. Siswa yang sudah menjawab pertanyaan 5 sel maka ada siswa dari perwakilan

setiap kelompok yang yang harus menjelaskan kesimpulan dari proses

pembelajaran melalui permainan yaitu dengan menjelaskan jawaban serta

menjelaskan keterhubungan antar jawaban di depan kelas sehingga menjadi

suatu penjelasan yang utuh..

j. Ketika siswa melakukan presentasi atau penjelasan di depan kelas, maka

siswa dari kelompok lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan

atupun mengemukakan pendapat mengenai kesimpulan yang dijelaskan oleh

(31)

k. Siswa dikatakan sudah memiliki motivasi belajar apabila siswa tersebut

sudah mulai perhatian terhadap proses pembelajaran serta berkeinginan untuk

terlibat dalam proses pembelajaran Metode Permainan Bingo. Selain itu,

siswa dikatakan sudah memiliki motivasi apabila siswa memiliki semangat

dan kesiapan belajar untuk mengikuti proses pembelajaran. Siswa juga

dikatakan sudah memiliki motivasi belajar apabila siswa mampu

menyelesaikan tugas belajarnya dengan baik, sudah mampu berinteraksi

dalam kelompoknya serta mampu meningkatkan pretasi belajarnya.

2. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi dan belajar merupakan hal yang tidak dipisahkan, motivasi akan

mendorong siswa untuk belajar serta dalam proses belajar siswa membutuhkan

motivasi yang tinggi. Motivasi merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa

dalam proses pembelajaran, dengan memiliki motivasi akan mendorong siswa untuk

melakukan kegiatan dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan

memiliki motivasi belajar maka siswa akan lebih mudah untuk mewujudkan tujuan

dari proses pembelajaran.

Mengingat pentingnya motivasi belajar, guru harusnya mampu mendorong

siswa untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajarnya, yaitu dengan

menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa mampu fokus

dan perhatian terhadap proses pembelajaran. Selain guru, siswa juga harusnya mampu

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar dalam dirinya, hal tersebut

tentunya akan meningkatkan perkembangan belajarnya. Ciri-ciri motivasi belajar

menurut Sardiman (2006 : 83) adalah :

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah

4. Lebih senang bekerja mandiri

(32)

6. Dapat mempertahankan pendapat

7. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Syamsuddin (1998 : 30) menjelaskan indikator-indikator motivasi, dalam

term-term tententu antara lain :

1. Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk

melakukan kegiatan)

2. Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu

tertentu)

3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan

kesulitan untuk mencapai tujuan

5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahwa jiwanya

atau nyawanya) untuk mencapai tujuan

6. Tingkatan aspirasinya ( maksud rencana, cita-cita, atau target. Dan idolanya)

7. Tingkatan kulifikasi pretasi atau produk atau output yang ingin dicapai dari

kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak)

8. Arah sikapnya terhadap kegiatan (like or dislike, positif atau negatif)

Berangkat dari ciri-ciri motivasi yang diungkapkan dalam pernyataan diatas,

maka perkembangan motivasi belajar siswa melalui Metode Permainan Bingo,

mampu dilihat dari beberapa indikator yaitu :

1. Tekun menghadapi tugas

a. Memiliki perhatian terhadap setiap tugas yang diberikan dalam proses

pembelajaran melalui permainan.

b. Siswa rajin dalam menyelesaikan tugas-tugas (memilih pertanyaan, menjawab

pertanyaan serta mempresentasikan jawaban) yang ada dalam proses

(33)

c. Siswa bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas-tugas (memilih

pertanyaan, menjawab pertanyaan serta mempresentasikan jawaban) yang ada

dalam proses pembelajaran melalui permainan.

d. Siswa berusaha untuk teliti dalam memilih serta menjawab pertanyaan yang

ada dalam permainan

e. Siswa mempersentasikan jawaban dengan penuh rasa tanggung jawab.

2. Ulet menghadapi kesulitan

a. Bekerja keras untuk mampu menyelsaikan permainan dengan baik

b. Berusaha untuk mampu memilih pertanyaan dengan baik sesuai dengan

kemampuan kelompok

c. Berusaha untuk mampu mencari serta menggunakan sumber belajar untuk

menjawab pertanyaan dengan baik.

d. Berusaha untuk mempersiapkan setiap anggota kelompoknya untuk

mempresentasikan jawaban di depan kelas

3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah

a. Memiliki semangat yang tinggi ketika mengikuti proses pembelajaran melalui

permainan

b. Memiliki kesiapan belajar yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran

melalui permainan

c. Memiliki sumber belajar yang mampu menunjang berjalannya proses

pembelajaran melalui permainan

4. Lebih senang bekerja mandiri

a. Siswa dalam kelompok berkontribusi dalam mengerjakan tugas dari proses

pembelajaran melalui permainan

b. Siswa dalam kelompok mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang

dikerjakannya.

5. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin

a. Siswa berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh

(34)

b. Siswa berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai

dengan apa yang ditugaskan

6. Dapat mempertahankan pendapat

a. Siswa dalam kelompok memiliki dorongan untuk mampu berdiskusi ataupun

bekerjasama dalam memilih serta menjawab pertanyaan yang ada dalam

permainan

b. Siswa memiliki keberanian untuk mengeluarkan pertanyaan ketika proses

presentasi berlangsung

c. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya apabila ada sesuatu yang tidak

dimengerti dalam proses pembelajaran melalui permainan

7. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakininya

a. Siswa berusaha untuk mematuhi aturan permainan yang berlaku dalam

permainan bingo

b. Siswa berusaha untuk menyelesaikan serta memenangkan permainan bingo

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

a. Siswa merasa senang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui

permainan

b. Siswa merasa senang untuk terlibat aktif dalam mengerjakan tugas-tugas

proses pembelajran melalui permainan

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian bukan hanya pemilihan metode saja yang perlu

diperhatikan tetapi juga teknik pengumpulan data, untuk menghasilkan data dan fakta

yang objektif dan relevan. Pemilihan teknik pengumpulan data tentunya

memperhatikan sifat data yang akan dikumpulkan, sehingga peneliti harus lebih teliti

dan cermat ketika akan memilih teknik pengumpulan data. Pemilihan teknik

pengumpulan data akan berpengaruh terhadap pengolahan data dan pemecahan

(35)

yang objektif, sahih, dan reliable. Teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti

yaitu :

1. Observasi

Observasi yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan

dan pencatatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang

pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan, atau situasi

yang terjadi (Djaelani, 2010 : 89). Sehingga dari pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa observasi suatu kegiatan mengamati setiap kejadian atau kegiatan yang

dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung dalam hal ini adalah ketika adanya

penerapan Metode Permainan Bingo. Observasi yang dilakukan dalam penelitian kali

ini adalah untuk mengamati jalannya penerapan Metode Permainan Permainan Bingo

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Observasi ini merupakan teknik

pengumpulan data yang lebih mengamati dari sisi sikap atau tindakan yang bisa

dilihat oleh panca indera dan tidak bisa dinilai dengan angka. Dengan observasi ini

pula peneliti mampu mengetahui apa saja kesalahan dan juga kekurangan yang terjadi

pada saat proses penelitian, juga bisa mengetahui tanggapan siswa mengenai proses

pembelajaran tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah sejumlah atau sederet pertanyaan yang diajukan kepada

responden secara lisan yang berguna untuk menggali informasi yang lebih banyak

mengenai proses penelitian yang dilakukan. Wawancara bisa dilakukan kepada siswa

yang terlibat langsung dalam penelitian mengenai Penerapan Metode Permainan

Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya wawancara ini

maka peneliti bisa mengumpulkan berbagai tanggapan yang dirasakan setiap individu

ketika proses penelitian berlangsung, sehingga peneliti bisa mengetahui informasi

setiap individu lebih banyak yang kemungkinan tidak bisa diketahui dengan teknik

(36)

3. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data pada saat proses

penelitian berlangsung. Data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan

dengan penelitian baik itu dokumen, foto, gambar ataupun hal lainnya yang

membantu penelitian. Studi dokumnetasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Lembar Observasi, Kartu Bingo, serta

foto-foto yang diambil pada saat proses penelitian berlangsung.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Pedoman Observasi dengan menggunakan Rating Scale

Pedoman observasi ini digunakan untuk mengetahui dan mengamati segala

kegiatan yang dilakukan oleh komponen pembelajaran pada saat penelitian

berlangsung. Rating scale merupakan suatu alat penilaian dengan menggunakan

prosedur tertentu untuk mengetahui suatu infromasi dari aspek yang diamati,

sehingga dapat mengetahui kedudukan dari aspek yang diamati tersebut terhadap

aspek yang lainnya. Rating scale berisi mengenai pernyataan-pernyataan yang berupa

karakteristik dari aspek yang akan diukur ataupun diamati, sehingga rating scale ini

menilai kedudukan atau kualitas dari karakteristik aspek-aspek yang diamati atau

diobservasi tersebut. Selain itu, dalam rating scale pernyataan-pernyataan mengenai

karakteristik aspek-aspek yang diamati tersebut disertai dengan adanya petunjuk

penilaian tentang pernyataan tersebut, biasanya berupa pilihan atau option. Sehingga

option atau pilihan inilah yang akan menilai kualitas, atau kedudukan dari

karakteristik setiap aspek yang diamati atau diobservasi.

Pedoman penerapan Metode Permainan Bingo digunakan untuk mengamati

pelaksanaan Metode Permainan Bingo di dalam kelas. Pedoman tersebut berisi

(37)
[image:37.612.117.528.149.638.2]

Tabel 3.1

Lembar Observasi Penerapan Metode Permainan Bingo

Indikator Metode Permainan Bingo Penilaian

SB B CB KB

1. Menarik perhatian

a. Siswa terdorong untuk fokus dalam mengikuti proses pembelajaran

b. Siswa terdorong untuk memberikan perhatian penuh terhadap proses pembelajaran

2. Memilih pertanyaan

a. Siswa terdorong untuk bekerjasama dalam kelompok untuk memilih pertanyaan dalam kartu pertanyaaan

b. Siswa dalam kelompok mampu memilih pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan kelompoknya

c. Siswa dalam kelompok memiliki dorongan untuk memilih pertanyyan secara diagonal, vertical, maupun horizontal

3. Menjawab Pertanyaaan

a. Siswa memiliki kesiapan belajar dalam menjawab pertanyaan.

b. Siswa dalam kelompok memiliki sumber belajar yang dapat digunakan menunjang untuk menjawab pertanyaan yang dipilihnya c. Siswa dalam kelompok memiliki dorongan

untuk bekerjasama dalam menjawab pertanyaan yang telah dipilih sebelumnya. d. Siswa dalam kelompok memiliki dorongan

untuk bekerjasama dalam menuliskan jawabannya pada kartu bingo

(38)

4. Mempresentasikan Jawaban di Depan Kelas a. Siswa dalam kelompok terdorong untuk

bekerjasama dalam mempersiapkan anggota kelompoknya untuk mempresentasikan jawabnnya di depan kelas.

b. Siswa dalam kelompok terdorong untuk mempesentasikan jawaban di depan kelas dengan baik, sesuai dengan aturan main dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Keterangan :

SB : Sangat Baik : Skor yang didapat 4

B : Baik : Skor yang didapat 3

CB : Cukup Baik : Skor yang didapat 2

KB : Kurang Baik : Skor yang didapat 1

Penilaian Skor

Sangat Baik 37-48

Baik 25-36

Cukup Baik 13-24

Kurang Baik 1-12

Pedoman Observasi Motivasi Belajar, berisi beberapa indikator yang harus

(39)
[image:39.612.114.531.140.702.2]

Tabel 3.2

Lembar Observasi Perkembangan Motivasi Belajar Siswa

Aspek Yang Dinilai SB B CB KB

1. Tekun menghadapi tugas

a. Memiliki perhatian terhadap setiap tugas yang diberikan dalam proses pembelajaran melalui permainan.

b. Siswa rajin dalam menyelesaikan tugas-tugas (memilih pertanyaan, menjawab pertanyaan serta mempresentasikan jawaban) yang ada dalam proses pembelajaran melalui permainan

c. Siswa bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas-tugas (memilih pertanyaan, menjawab pertanyaan serta mempresentasikan jawaban) yang ada dalam proses pembelajaran melalui permainan.

d. Siswa berusaha untuk teliti dalam memilih serta menjawab pertanyaan yang ada dalam permainan

e. Siswa mempersentasikan jawaban dengan penuh rasa tanggung jawab.

2. Ulet menghadapi kesulitan

a. Bekerja keras untuk mampu menyelsaikan permainan dengan baik

b. Berusaha untuk mampu memilih pertanyaan dengan baik sesuai dengan kemampuan kelompok

c. Berusaha untuk mampu mencari serta menggunakan sumber belajar untuk menjawab pertanyaan dengan baik

d. Berusaha untuk mempersiapkan setiap anggota kelompoknya untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas

3. Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah

a. Memiliki semangat yang tinggi ketika mengikuti proses pembelajaran melalui permainan

(40)

c. Memiliki sumber belajar yang mampu menunjang berjalannya proses pembelajaran melalui permainan

4. Lebih senang bekerja mandiri

a. Siswa dalam kelompok berkontribusi dalam mengerjakan tugas dari proses pembelajaran melalui permainan

b. Siswa dalam kelompok mampu bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya. 5. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin

a. Siswa berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh gurunya tepat waktu b. Siswa berusaha untuk menyelesaikan setiap

tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang ditugaskan

6. Dapat mempertahankan pendapat

a. Siswa dalam kelompok memiliki dorongan untuk mampu berdiskusi ataupun bekerjasama dalam memilih serta menjawab pertanyaan yang ada dalam permainan

b. Siswa memiliki keberanian untuk mengeluarkan pertanyaan ketika proses presentasi berlangsung c. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya apabila ada sesuatu yang tidak dimengerti dalam proses pembelajaran melalui permainan 7. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang

diyakininya

a. Siswa berusaha untuk mematuhi aturan permainan yang berlaku dalam permainan bingo b. Siswa berusaha untuk menyelesaikan serta

memenangkan permainan bingo

8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

a. Siswa merasa senang untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui permainan

b. Siswa merasa senang untuk terlibat aktif dalam mengerjakan tugas-tugas proses pembelajran melalui permainan

Keterangan :

(41)

B (Baik) : Skor 3

CB (Cukup Baik) : Skor 2

KB (Kurang Baik) : Skor 1

Penilaian Skor

Sangat Baik 70-92

Baik 47-69

Cukup Baik 24-46

Kurang Baik 1-23

Dengan menggunakan pedoman observasi, diharapkan proses observasi

menjadi lebih terarah, dan sistematis sehingga penelitian menjadi lebih terukur dan

lebih memudahkan observer untuk melakukan pengamatan. Pedoman pengamatan

dapat digunakan untuk menganalisis tindakan yang dilakukan dalam proses

pembelajaran, selain itu pedoman pengamatan juga dapat digunakan untuk

mengetahui dan menganalisis ketercapaian Metode Permainan Bingo untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan yaitu berupa catatan yang dilakukan peneliti ataupun

observer tentang segala kegiatan yang terjadi dalam proses penelitian, dalam hal ini

penerapan Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Catatan lapangan ini tidak hanya menitikberatkan pengamatan pada kegiatan siswa

tetapi juga pada semua komponen pembelajaran baik itu guru, ataupun metode yang

digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan catatan lapangan ini peneliti

atau observer bisa menulis atau mencatat hal-hal yang dia amati dengan bebas tanpa

adanya batasan, karena dalam catatan lapangan ini tidak adanya indikator-indikator

yang harus diamati. Catatan lapangan ini sangat sesuai untuk mengamati perilaku

(42)

bisa diukur jika menggunakan instrumen lain. Dan seperti yang kita tahu, bahwa

perilaku itu merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dibatasi, dikontrol, dimanipulasi

ataupun diperkirakan karena perilaku manusia merupakan sesuatu yang spontan dan

bebas sehingga catatan lapangan ini dirasa cocok untuk mengukur setiap perilaku dari

komponen penelitian, dalam hal ini perilaku guru dan siswa ketika penelitian

berlangsung.

3. Pedoman wawancara

Pedoman Wawancara yaitu berupa sederet pertanyaan yang akan diajukan

pada responden, yang memang dilakukan demi menggali informasi lebih luas dan

mendalam mengenai penelitian yang dilakukan. Wawancara tentunya ada wawancara

yang terencana dan yang tidak terencana, dalam penelitian kali ini peneliti

menggunakan wawancara yang terencana, peneliti menyiapkan terlebih dahulu

pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara ini digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan dari penelitian yang dilakukan, sementara sasaran dari wawancara ini

adalah siswa kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut yang menjadi subjek penelitian.

Wawancara akan dilakukan sebelum dan sesudah penelitian berlangsung, sehingga

bisa dilihat perbedaan dan tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah tahap yang paling penting dalam penelitian, tahap

meliputi analisis data, yang harus dilakukan dalam setiap siklusnya. Tahap ini

merupakan tahap mengolah data dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh

melalui proses penelitian, sehingga tahap ini dirasakan sangat penting keberadaanya

dalam sebuah penelitian. Dengan adanya tahap pengolahan dan analisis data ini,

peneliti dapat mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan dari penelitian yang

dilakukan. Tahap pengolahan dan analisis data ini dilakukan setelah melalui tahap

sebelumnya yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pedoman observasi

(43)

pengumpulan data tersebut maka data tersebut baru bisa diolah, sehingga hasil

penelitian dapat diketahui.

1. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan yang sangat penting dalam penelitian, data

yang didapatkan dalam penelitian akan menjadi lebih bermakna apabila telah melalui

tahap analisis data. Tujuan analisis data ini sendiri adalah untuk menyusun secara

sistematis data-data yang telah dikumpulkan, sehingga hasil penelitian dapat

diketahui dengan cermat dan mudah dipahami. Analisis data model Milles dan

Huberman terdapat 3 tahap yaitu :

a. Tahap Reduksi Data

Pada tahapan reduksi ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu

mengelompokkan data, melakukan pengkodean, serta meringkas data yang telah

ditemukan dalam penelitian. Tahap ini juga bertujuan untuk menyusun kode ataupun

catatan yang telah dimiliki oleh peneliti, sehingga peneliti mengetahui data apa saja

yang diperlukan dan dianggap relevan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang

dianggap tidak relevan dengan penelitian, maka akan disimpan atau direduksi dan

tidak digunakan kembali dalam penelitian. Adanya tahapan reduksi data ini, peneliti

dapat menyederhanakan serta mentranformasikan data yang telah dimilikinya,

sehingga memudahkan dalam analisis data.

b. Penyajian Data (Display Data)

Tahap ini merupakan tahapan lanjutan dari reduksi data, dalam tahap ini

adanya kegiatan mengorganisir data, menghubungkan antara data yang satu dengan

data yang lain, sehingga data akan lebih mudah dipahami dan merencanakan tahapan

selanjutnya. Data yang disusun adalah data yang relevan yang sesuai dengan

kerangka teori dari penelitian yang dilakukan, sehingga nantinya akan menghasilkan

sebuah informasi atau makna yang dapat dipahami. Penyajian data ini yang akan

memungkinkan terjadinya penarikan kesimpulan yang masih bersifat sementara dan

pengambilan tindakan untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian atau display data

(44)

Penyajian data yang baik merupakan salah satu hal yang penting demi tercapainya

analisis data yang sahih dan valid.

c. Penarikan Dan Pengujian Kesimpulan (Drawing and verifying

conclusion)

Tahap selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan terhadap data

yang dianalisis, dan penarikan kesimpulan ini disertai dengan adanya verifikasi data.

Verifikasi data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung, verifikasi adalah proses

untuk mengumpulkan bukti-bukti ataupun meninjau kembali data yang diperoleh

guna menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diberikan merupakan kesimpulan yang

sewaktu-waktu bisa berubah, sesuai dengan data atau bukti-bukti kuat yang

mendukung tahap pengumpulan data. Dengan adanya verifikasi data, peneliti juga

dapat memutuskan antara data yang mempunyai makna dengan data yang tidak

bermakna. Makna yang muncul hendaknya dapat diuji kebenarannya, kekokohannya,

serta kecocokannya. Dengan mengetahui setiap makna dari data yang ditemukan,

diharapkan peneliti dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk

mendukung tercapainya tujuan penelitian.

2. Validasi Data

Validasi data adalah salah satu tahapan yang juga tidak boleh ditinggalkan

dalam penelitian, karena melalui tahapan ini peneliti dapat mengukur keberhasilan

dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, tahap ini juga digunakan untuk menguji

tingkat kebenaran dan kesahihan dari sebuah penelitian. Sehingga nanti data yang

dihasilkan berupa data yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk melakukan Validasi

Data yaitu melalui :

a. Member Check

Member Check yaitu memeriksa kembali kebenaran atau kesahihan dari

keterangan atau informasi data yang diperoleh dari sumber data. Dengan begitu, maka

peneliti dapat mengetahui kebenaran dan juga kesahihan dari setiap data yang

(45)

Permainan Bingo di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut. Dan proses ini dilakukan pada

akhir setiap siklus, sehingga dengan adanya proses ini peneliti dapat memperbaiki

tindakan selanjutnya. Menggunakan member check, karena dengan memeriksa

kembali maka peneliti akan memevaluasi setiap tindakan yang telah dilakukan dalam

proses penelitian. Selain itu, peneliti juga bisa memeriksa informasi data yang

diperoleh dengan instrumen yang dipakai sehingga jika terjadi keganjilan bisa

langsung untuk diperbaiki.

b. Audit Trail

Audit Trail yaitu memvalidasi penelitian yang dilakukan dengan cara

memeriksa kesalahan atau kekeliruan dalam metode atau prosedur yang digunakan

oleh penelti atau kesalahan yang diambil ketika memberikan kesimpulan. Cara seperti

ini bermanfaat untuk memeriksa catatan-catatan yang dibuat oleh penulis atau

observer (Hasan, dkk, 2011:80). Dalam hal ini dilakukan ketika akan memeriksa

informasi atau data yang telah dikumpulkan atau pada saat akan mempersiapkan

laporan. Dengan audit trail ini maka peneliti mencoba memeriksa kesalahan ketika

menerapkan Metode Permainan Bingo sehingga kesalahan itu tidak terulang dan

dapat diperbaiki. Dan dengan audit trail ini peneliti bisa mempertimbangkan ketika

mengambil kesimpulan terhadap peneltian yang dilakukan yaitu ketika menerapkan

Metode Permainan Bingo di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut. Dengan menggunakan

ini maka peneliti akan mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan

sehingga ini bisa dijadikan sebagai alat evaluasi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti. Setelah mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut maka peneliti akan

memperbaiki setiap kesalahan dalam setiap siklusnya, dan hal dengan melakukan

proses ini peneliti juga akan lebih mudah mempertimbangkan kesimpulan yang

diambil dari peneltian yang dilakukan.

c. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu meminta saran atau pendapat dari pakar atau ahli setelah

sebelumnya, pakar atau ahli tersebut memeriksa semua tahapan penelitian. Dengan

(46)

permasalahan yang terjadi dalam peneltian penerapan Metode Permainan Bingo ini

dan cara untuk memperbaikinya. Dalam hal ini adalah saran dan kritikan dari

pembimbing selama melakukan penelitian di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut

mengenai Penerapan Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. Peneliti menggunakan expert opinion karena dengan adanya pendapat dari

seorang ahli yang lebih tahu dan berpengalaman maka akan ada rekan untuk

berdiskusi tentang hal-hal berkenaan dengan penelitian baik itu mengenai kesulitan

ataupun kesalahan dalam proses penelitian. Dengan adanya pendapat dari mereka

maka akan menjadi masukan yang sangat besar dalam pelaksanaan proses penelitian,

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan yang didapatkan dari

penelitian yang telah diselesaikan dan memaparkan rekomendasi untuk berbagai

pihak dalam melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya. Adapun kesimpulan

serta rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Mengacu pada penjelasan bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan data

penelitian mengenai Penerapan Meode Permainan Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS 1 SMAN 17 Garut, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, menyusun perencanaan yang dikembangkan oleh peneliti dalam

penerapan Metode Permainan Bingo untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran sejarah di kelas XI IPS I. Hal yang pertama dilakukan

dalam tahap perencanaan adalah peneliti menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang disesuaikan dengan kondisi serta karakteristik siswa untuk

diterapkan dalam setiap pelaksanaan tindakan, mempersiapkan materi pembelajaran

yang akan disampaikan dalam setiap siklusnya dan mempersiapk

Gambar

Grafik 4.1 Penilaian Motivasi Belajar Siswa Pada Pelaksanaan  Tindakan I ..................................................................................
Gambar 3.1 Gambar Spiral Kemmis dan Taggart ..........................................
Gambar 3.1 Gambar Spiral dari Kemmis Dan Taggart
Tabel 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar sejarah siswa dengan adanya kontribusi bimbingan belajar terhadap kelas XI IPS SMA Negeri 3 Medan Tahun Ajaran

Dengan demikian menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh tentang kompetensi guru dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi di

Pengaruh Minat Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kabupaten Garut)..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model

Soekarno dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo; (4) kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dan solusi dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 2 pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS SMAN 1 SUKASADA Ida Ayu Widya Pratiwi1, Tuty Maryati2, Ketut Sedana Arta3 Email :