PENGGUNAAN MEDIA KARTU KWARTET DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD(STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERANAN TOKOH PERJUANGAN
DALAM KEMERDEKAAN RI DI KELAS V SDN GUNUNGGADUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
Oleh
Yulia Ganda S 0902762
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR GRAFIK xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 6
1. Rumusan Masalah ... 6
2. Pemecaham Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Batasan Istilah ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPS ... 14
1. Pengertian IPS ... 14
2. Konsep dalam IPS ... 15
B. Pembelajaran Pendidikan IPS di SD ... 16
1. Tujuan Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 16
2. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 18
3. Hasil Belajar Pendidikan IPS Sd ... 19
a. Hakikat Hasil Belajar ... 19
b. Materi Pembelajaran Pendidikan IPS SD ... 19
C. Media Pembelajaran ... 22
1. Konsep Media Pembelajaran... 22
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 22
b. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 23
c. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran ... 24
2. Media Pembelajaran Kartu Kwartet ... 25
a. Pengertian Kartu Kwartet ... 25
b. Karakteristik Kartu Kwartet ... 26
c. Kelebihan Kartu Kwartet ... 26
d. Kriteria Kartu Kwartet ... 27
e. Langkah-Langkah Penggunaan Kartu Kwartet ... 27
D. Model Pembelajaran STAD ... 28
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 28
2. Pengertian Model Pembelajaran STAD ... 29
3. Strategi Pelaksanaan STAD ... 29
ii
E. Penelitian yang Relevan ... 32
F. Hipotesis Tindakan... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
1. Lokasi Penelitian ... 35
2. Waktu Penelitian ... 38
B. Subjek Penelitian ... 38
C. Prosedur Penelitian... 40
1. Metode Penelitian... 40
2. Desain Penelitian ... 41
D. Langkah-Langkah Penelitian ... 43
E. Instrumen Penelitian... 46
1. Tes ... 46
2. Pedoman Wawancara ... 46
3. Pedoman Observasi ... 47
4. Catatan Lapangan ... 47
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 47
1. Teknik Pengolahan Data ... 47
2. Teknik Analisis Data ... 51
G. Validasi Data ... 52
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 54
B. Paparan Data Tindakan ... 58
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 58
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 58
b. Paparan Data Proses Siklus I... 58
c. Paparan Hasil Siklus I ... 67
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 68
2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 74
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 74
b. Paparan Data Proses Siklus II ... 75
c. Paparan Hasil Siklus II ... 83
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 85
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 90
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 90
b. Paparan Data Proses Siklus III ... 90
c. Paparan Hasil Siklus III ... 98
d. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 103
1. Paparan Pendapat Siswa ... 104
2. Paparan Pendapat Guru ... 105
iii
1. Perencanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 106
2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ... 107
3. Hasil Belajar dalam Penggunaan Media Kartu Kwartet dan Penerepan Model Pembelajarn STAD ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 117
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Belajar Siswa pada Data Awal ... 5
3.1 Daftar Staf Pengajar SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 37
3.2 Daftar Siswa SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 37
3.3 Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 49
4.1 Deskripsi Pembelajaran ... 54
4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru ... 55
4.3 Data Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V ... 57
4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 63
4.5 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 65
4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67
4.7 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus I ... 73
4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 78
4.9 Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 81
4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83
4.11 Rangkuman Analisis Hasil Observasi, Catatan Lapangan, dan Hasil Belajar Siklus II... 88
4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 94
4.13 Hasil Penilaian Ativitas Siswa Siklus III ... 96
4.14 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tokoh Proklamasi Ir.Soekarno ... 19
2.2 Tokoh Proklamasi Moh. Hatta... 20
2.3 Tokoh Proklamasi Achmad Soebardjo ... 20
2.4 Tokoh Proklamasi Sukarni ... 21
2.5 Tokoh Proklamasi Sayuti Melik ... 22
3.1 Denah SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ... 36
3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 42
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 72 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja
Guru Pada Tindakan Siklus II ... 80 4.3 Grafik Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Tindakan Siklus II ... 83 4.4 Grafik Persentase Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan
Tindakan Siklus II ... 85 4.5 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan
Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88 4.6 Grafik Persentase Peningkatan Pencapaian Target Kinerja
Guru Pada Tindakan Siklus III ... 95 4.7 Grafik Persentase Pencapaian Aktivitas Siswa Pelaksanaan
Tindakan Siklus III ... 98 4.8 Grafik Rata-ratan Peningkatan Nilai Tes Tertulis Pelaksanaan
Tindakan Siklus III ... 100 4.9 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN A DATA AWAL
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 117
A.2 Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar ... 118
A.3 Hasil Tes Belajar Data Awal ... 119
LAMPIRAN B DATA SIKLUS I B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 124
B.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus I ... 135
B.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 136
B.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 138
B.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 141
B.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 143
B.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 145
B.8 Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 146
B.9 Foto Kegiatan Siklus I ... 149
LAMPIRAN C DATA SIKLUS II C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 150
C.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus II ... 162
C.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II... 162
C.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 164
C.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 168
C.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 170
C.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 172
C.8 Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 173
C.9 Foto Kegiatan Siklus II ... 176
LAMPIRAN D DATA SIKLUS III D.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 176
D.2 Tabel Tes Hasil Belajar Siklus III ... 187
D.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 188
D.4 Hasil Lembar Kerja Siswa ... 190
D.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 192
D.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 194
D.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 196
D.8 Hasil Wawancara pada Guru ... 197
D.9 Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 199
viii LAMPIRAN E
INSTUMEN
E.1 Soal Tes Hasil Belajar ... 203
E.1.1 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 203
E.1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ... 204
E. 1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus III ... 205
E.2 Format Tes Hasil Belajar ... 206
E.3 Lembar Kerja Siswa ... 207
E.4 Pedoman Observasi Kinerja Guru ... 210
E.5 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ... 215
E.6 Pedoman Wawancara Guru ... 218
E.7 Pedoman Wawancara Siswa ... 219
E.8 Catatan Lapangan... 220
LAMPIRAN F SURAT-SURAT F.1 SK Pembimbing ... 221
F.2 Surat Ijin Penelitian... 222
F.3 Surat Keterangan Penelitian ... 223
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa “setiap sekolah/madrasah mengembangkan KTSP berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
berpedoman pada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)” (Sukmara, 2007: 21).
Salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam KTSP 2006 adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Adapun definisi IPS Menurut Winataputra (2007: 1.26) “IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi dan tata negara”.
Definisi lain mengenai IPS diungkap oleh Somantri (Hanifah, 2009: 121) menjelaskan bahwa „pengertian IPS mempunyai arti sebagai pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, tingkat menengah‟. Selain itu Sapriya (2006: 5) “IPS adalah suatau mata pelajaran atau program studi yang ada didalam kurikulum persekolahan.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan
suatu wujud penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial yang merupakan bagian dari
kurikulum. Namun pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar dibatasi sampai
pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi dan sejarah.
Oleh karena itu pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar harus bisa
menggali pengalaman siswa, meningkatkan kemampuan berpikir dan
memotivasinya untuk bisa mengkaji gejala masalah sosial kehidupan sehari-hari
yang ada pada lingkungan hidup mereka sehingga pembelajaran merupakan realita
2
Berbicara mengenai proses pembelajaran, didalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara dua unsur manusia, yakni siswa dan guru. Proses tersebut
memiliki ciri khusus yang mebedakan dengan proses lainnya yakni salah satunya
bahwa proses pembelajaran memiliki tujuan agar bisa membantu anak dalam
suatu perkembangan tertentu. Begitu pula dengan berlangsungnya pembelajaran
IPS, tujuan dari pembelajaran IPS seperti yang diungkap oleh Hanifah (2009: 121)
yaitu tujuan IPS berdasarkan taksonomi tujuan pendidikan yang berorientasi pada
perubahan tingkah laku para sisiwa yakni :
1. Pengetahuan dan pemahaman mengenai fakta, mengenai konsep-konsep, dan mengenai generalisasi.
2. Nilai dan sikap
3. Keterampilan sosial, intelektual dan personal.
Selanjutnya tujuan IPS dalam kurikulum (2006: 25) adalah sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan masyarakat.
4. Memiliki kemaampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majaemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
Merujuk pada tujuan yang tercantum dalam pembelajaran IPS, maka
seharusnya pembelajaran yang dilaksanakan bisa memberikan potensi bagi siswa
untuk merubah tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar. Siswa diharapkan
mampu memahami konsep-konsep yang ada di lingkungan sekitarnya, selain itu
juga dengan adanya IPS ini seharusnya siswa mampu berpikir logis dan kritis.
Namun semua itu bergantung juga pada seorang guru yang dijadikan tolak ukur
dalam ketercapaian tujuan dari pembelajaran IPS, guru diharapkan mampu
menyajikan pembelajaran yang memuat kegiatan yang dapat menyelesaikan
ketercapaian dari tujuan IPS yakni bukan hanya pengetahuan atau pemahaman
saja melainkan ada aspek-aspek lain yang memang harus dicapai oleh siswa
setelah pembelajaran, seperti memperoleh nilai-nilai dalam kehidupan dan juga
3
Namun dalam kenyataan di lapangan masih terdapat beberapa fakta atau
fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran IPS di SD. Menurut
Hanifah (2009: 120)
Pembelajaran IPS sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menarik, bersifat hapalan dan kurang bermakna bagi siswa. Sehingga ketika belajar siswa bersifat pasif, duduk, diam, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dan tidak terlibat di dalamnya.
padahal Menurut Sukmara (2009: 79)
Gerakan fisik meningkatkan proses mental, menghalangi gerakan tubuh maka menghalangi pikiran untuk berfikir secara maksimal. Sebaliknya melibatkan tubuh dalam belajar cenderung akan membangkitkan kecerdasan terpadu manusia sepenuhnya.
Keadaan seperti itu terjadi tidak terlepas dari peran guru. Guru disini
beranggapan bahwa semua anak yang sedang belajar pada saat itu tidak memiliki
skemata awal dan hanya menjadikan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran.
Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pun kurang menarik.
Untuk terselenggaranya kegiatan belajar yang menarik, maka guru harus bisa
membuat strategi belajar, baik itu untuk perencanaan maupun pelaksanaannya,
sehingga ketika pembelajaran berlangsung semua kegiatan sudah terkonsep
sebelumnya, dengan memperhatikan komponen-komponen yang ada dalam
pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh Jumhana (2006: 10) bahwa “Proses
pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen”.
Peranan guru dalam membuat perencanaan harus memperhatikan
komponen-komponen yang ada didalamnya. Salah satunya yaitu penggunaan model dan
media. Model yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan potensi siswa, daya
dukung, dan keterampilan guru dalam mengajar. Selain itu penggunaan media
juga penting adanya dalam proses pembelajaran karena dengan adanya media
siswa akan merasa tertarik dan mungkin juga akan melibatkan mereka secara
langsung, baik aspek fisik maupun non fisiknya. Jika pembelajaran tidak
mempertimbangkan hal-hal tersebut maka pembelajaran yang terlaksana akan
4
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari senin 17 September
2012 di SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan, pembelajaran IPS di
Kelas V pada pokok bahasan peranan tokoh dalam Kemerdekaan RI belum
memperoleh hasil yang memuaskan. Ada beberapa hal yang terjadi dilihat dari
beberapa aspek yaitu sebagai berikut ini.
a. Kinerja Guru
Ketika pembelajaran berlangsung dalam penyampaian materi guru tidak
menggunakan media, tidak menggunakan model yang dapat menarik perhatian
siswa untuk belajar, sumber hanya LKS dan buku paket. Selain itu ketika dilihat
pada RPP, RPP yang dibuat dengan apa yang telah diajarkan oleh guru tidak
sesuai. Hal itu tentu akan membuat keadaan belajar menjadi mebosankan dan
tidak menimbulkan ketertarikan bagi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar.
b. Aktivitas Siswa
Ketika proses belajar berlangsung terlihat siswa kurang bergairah, bahkan ada
sebagian anak yang mengobrol ketika proses belajar berlangsung. Tidak fokus
terhadap pembelajaran dan tidak ada keterlibatan siswa ketika proses
5 c. Hasil Belajar
Tabel 1.1 Daftar Nilai Kelas V
Mata Pelajaran IPS “Menghargai Peranan Tokoh dalam Proklamasi”
No Nama Skor Nilai
Tafsiran Tuntas Belum
Tuntas
1 Aisyah 7 70 √
2 Angki 3 30 √
3 Asep 3 30 √
4 Dika 5 50 √
5 Fitria 5 50 √
6 Ima 4 40 √
7 Indra 2 20 √
8 Indri 3 30 √
9 Intan Triyana 7 70 √
10 Marisa 4 40 √
11 M. Abdur R 5 50 √
12 M. Iqbal A 3 30 √
13 Mia 4 40 √
14 Okpriani 7 70 √
15 Rismayanti 5 50 √
16 Rosvita 4 40 √
17 Septian 2 20 √
18 Setiana 2 20 √
19 Shinta 8 80 √
20 Siti Nur A 5 50 √
21 Ujang Firmansyah 3 30 √
22 Wiki W 4 40 √
JUMLAH 4 18
Presentase 19% 81%
Keterangan : KKM adalah 65
Dari data awal yang diperoleh dari menjawab pertanyaan hanya 4 orang
(19%) siswa yang tuntas, dan sebanyak 18 orang (81%) siswa yang belum tuntas.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti melihat perlu adanya perbaikan terhadap
kondisi pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah ini, penulis mengajukan
pengguanaan Media kartu kwartet dalam pemecahan masalah ini karena
6
media kartu kwartet mereka akan merasa seperti bermain padahal sedang belajar
karena pembelajaran yang dilaksanakan menyenangkan.
Penggunaan media kartu kwartet dalam materi ini bertujuan untuk membuat
siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran. Dengan menggunakan media ini,
membuat siswa akan berada pada kondisi belajar yang menyenangkan karena
dilaksanakan dengan proses permainan kartu kwartet. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat dari Molly (2008), “sebagaimana permainan yang lain, bermain kartu
memang bisa dinikmati anak-anak karena cukup menarik dan mampu membuat
anak-anak menjadi relaks”.
Selain itu penggunaan media ini menggunakan model pembelajaran STAD
dan diharapkan siswa bisa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga tercapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Model STAD ini merupakan model pembelajaran diskusi yang dapat melatih
kerjasama, memberikan peluang untuk menyatakan suatu pendapat dan juga
mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi antar siswa maupun guru.
Sehingga siswa akan merasa terlibat langsung dalam pembelajaran.
Alasan menggunakan Model STAD dan media kartu gambar karena
disesuaikan dengan masalah-masalah yang terjadi di lapangan dimana, terjadinya
komunikasi satu arah saja yakni hanya guru kepada siswa saja, dengan model ini
tentu akan melibatkan siswa secara keseluruhan sehingga terjadi komunikasi baik
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
Adapun judul penulisan ini yaitu “Penggunaan Media Media Kartu Kwartet Melalui Penerapan Model Pembelajaran STAD (Students Teams Achievement
Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Peranan Tokoh
Perjuangan Dalam Kemerdekaan RI Di Kelas V SDN Gununggadung”.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraiakan di atas, muncul
suatu rumusan masalah umum yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam
7
Pengetahuan Sosial) dengan menggunakan media kartu kwartet melalui
penerapan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh perjuangan
dalam Kemerdekaan RI? Secara lebih rinci rumusan masalah tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut ini.
a. Bagaimana perencanaan penggunaan media kartu kwartet melalui
model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh
perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana pelaksanaan penggunaan media kartu kwartet melalui
model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan tokoh
perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?, secara lebih
rinci rumusan masalah tentang pelaksanaan dapat dinyatakan sebagai
berikut ini.
1) Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan penggunaan media
kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams
Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di
Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan
Kabupaten Sumedang?
2) Bagaimana aktivitas siswa setelah menggunakan media kartu
kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams
Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di
Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan
8
c. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu
kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams
Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V
SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 17 September
2012 yakni diperoleh masalah dalam pembelajaran IPS pada pokok bahasan
menghargai jasa dan tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan RI, yaitu dimana
Ketika proses belajar berlangsung terlihat siswa kurang bergairah, bahkan ada
sebagian anak yang mengobrol ketika proses belajar berlangsung, sehingga nilai
yang diperoleh oleh siswa masih banyak yang belum tuntas.
Dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media, tidak
menggunakan model yang dapat menarik siswa untuk belajar, sumber hanya LKS
dan buku paket. Selain itu ketika dilihat pada RPP, RPP yang dibuat dengan apa
yang telah diajarkan oleh guru tidak sesuai.
Berdasarkan masalah tersebut diperlukan adanya pembaharuan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan alternatif yang
ditawarkan yaitu dengan penggunaan media kartu kwartet melalui penerapan
model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division).
Media kwartet dapat digunakan sebagai alat bermain sambil belajar secara
kelompok. Penggunaan dari media kartu kwartet berdasarkan pengamatan dari
peneliti yaitu:
a. Jumlah pemain dari masing-masing kelompok yaitu terdiri dari 4-5
orang
b. Kartu dikocok dan dibagikan pada anggota kelompok sebanyak 4
kartu, dan sisanya dsimpan di tengah
c. Apabila ada pemain yang sudah mempunyai 4 kartu dan berseri sama
9
Agar penggunaan media kwartet lebih menarik, maka alternatif yang
digunakan yaitu dengan menambah model pembelajaran STAD sebagai perantara
bagi siswa untuk memudahkan mereka dalam memahami materi.
Menurut Hanifah (2009: 129) “STAD (Students Teams Achievement
Division) adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif learning yang
dikembangkan oleh Robert dan kawan-kawannya”. Model pembelajaran STAD
merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki tahapan-tahapan
sederhana. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan STAD menurut Suprijono
(2010: 133) langkah langkah STAD yaitu sebagai berikut ini.
a. Membentuk kelompok b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. e. Memberikan evaluasi
f. Kesimpulan
Selain itu, tahapan-tahapan pelaksanaan STAD menurut Hanifah (2009:
130) yaitu sebagai berikut ini.
a. Penjelasan materi pelajaran
Pada tahapan ini guru menyajikan materi sesuai dengan materi yang telah direncanakan.
b. Diskusi atau kerja kelompok
Dalam tahap ini, para siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 orang dengan anggota kelompok heterogen. Kemudian guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan LKS.
c. Validasi oleh guru
Pada tahap ini, guru mengetes kebenaran kemampuan siswa dengan bermain kuis atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dan tidak boleh saling membantu.
d. Evaluasi (tes)
Pada tahap ini guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
e. Menentukan nilai individu dan kelompok
Pada tahap ini, tiap siswa dan kelompok diberi skor atau nilai atas penguasaannya terhadap materi pelajaran
f. Penghargaan individu atau kelompok.
10
Oleh karena itu untuk menguatkan evaluasi dari alternatif tindakan yang
diajukan, ditentukan pula target pencapaian keberhasilan tindakan tersebut,
sebagai berikut:
a. Untuk perencanaan yang dibuat guru 90% dari semua indikator penilaian
yang telah ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:
1) Menyusun materi dan Evaluasi
2) Membuat Media
3) Membuat RPP
4) Membuat LKS
b. Untuk pelaksanaan 90% dari semua indikator penilaian yang telah
ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:
1) Kejelasan dalam menyampaikan materi
2) Keterampilan Mengelompokan Siswa
3) Melakukan Validasi
4) Mengadakan Evaluasi
5) Memberikan Nilai
6) Memberikan Penghargaan
c. Untuk hasil belajar siswa 90% dari semua indikator penilaian yang telah
ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:
1) Hasil tes
d. Untuk aktivitas siswa 90% dari semua indikator penilaian yang telah
ditentukan dapat tercapai. Adapun indikator yang diukur yaitu:
1) Respon belajar
2) Kerjasama
3) Keaktifan
4) Ketepatan
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
11
kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD (Students Teams
Achievement Division), sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan penggunaan media kartu kwartet
melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement
Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan
tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN
Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan media kartu kwartet
melalui model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement
Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi peranan
tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V SDN
Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
1) Untuk mengetahui kinerja guru dalam menggunakan media
kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students
Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam
Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
2) Untuk mengetahui aktivitas siswa setelah menggunakan media
kartu kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students
Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi peranan tokoh perjuangan dalam
Kemerdekaan RI di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu
kwartet melalui model pembelajaran STAD (Students Teams
Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi peranan tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI di Kelas V
SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
12 D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi siswa
Dapat meningkatkan minat dan keberanian siswa dalam
menghargai para pejuang Indonesia, sehingga diharapkan materi yang
diterimapun menjadi lebih bermakna dalam ingatan mereka yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mata
pelajaran IPS .
2. Manfaat Bagi Guru
Dapat memberi sumbangan untuk membangkitkan kembali serta
meningkatkan daya kreatifitas dalam menyajikan materi
pembelajaran sehingga mampu menghilangkan suasana bosan dan
monoton di kelas berganti dengan suasana yang hidup dan energik.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Dapat membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif di
sekolah dan untuk membantu ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan dalam menyelesaikan masalah dalam dunia
pendidikan khususnya di kelas, sehingga dapat membawa proses
pembelajaran dengan suasana yang lebih hidup dan siswa lebih
berminat dalam mengikuti proses pembelajaran.
E. Batasan Istilah
Untuk memperjelas kajian penelitian, penulis memberikan batasan istilah
yang berkaiatan dengan judul penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Kartu kwartet adalah sejenis permaianan yang terdiri atas beberapa jumlah
kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan
13
2. STAD atau Students Teams Achievement Division merupakan “salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru
menggunakan metode kooperatif” (Hidayat, 2009: 95).
3. Meningkatkan hasil belajar adalah usaha atau kegiatan untuk memperbaiki
produk yang dihasilkan setelah belajar (Sudjana, 2010: 3). Dalam
penelitian ini hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan tes tertulis dan
aktivitas siswa. Untuk tes tertulis indikator ketercapaiannya yaitu jika siswa memperoleh nilai ≥ 65, sedangkan untuk aktivitas siswa indikator yang diukurnya yaitu:
1) Respon belajar
2) Kerjasama
3) Keaktifan
35 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gununggadung
yang berada di dusun Gununggadung Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang
Selatan Kabupaten Sumedang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian
di SDN Gununggadung yaitu sebagai berikut ini.
a. Terdapat masalah yang dihadapi oleh guru di SDN Gununggadung terutama
dalam pembelajaran IPS yang berhubungan dengan hasil belajar dalam materi
menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan
Republik Indonesia.
b. Sekolah tersebut berada di wilayah tempat tinggal peneliti dan juga peneliti
terdaftar sebagai guru sukwan di sekolah tersebut, sehingga mempermudah
peneliti untuk mengidentifikasi siswa yang dianggap bermasalah,
memudahkan peneliti.
SDN Gununggadung memiliki beberapa ruangan diantaranya enam ruangan
kelas, satu ruang kesenian, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah da satu
ruang penjas. Keadaan tersebut dapat digambarkan pada gambar denah dibawah
36 Gambar 3.1
Denah SDN Gununggadung KecamatanSumedang Selatan
SDN Gununggadung juga memiliki empat belas jumlah guru yang mengajar
dan satu penjaga yang dapat dirinci pada tabel berikut ini.
37 Tabel 3.1
Daftar Staf Pengajar SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
No Nama NIP Jabatan
1 EDI KUSNADI M, S.PD I 195804281983081003 Kepala Sekolah 2 NINING S, S.Pd 19580402198305 2001 Guru Kelas VI a 3 MULYADI SUNARYA S.PD 19611211198305 1002 Guru Penjas 4 AGUS SUPENDI, S.Pd 19620901198410 1006 Guru Kelas V 5 INGE ROSALINA 19720806199603 2002 Guru Kelas IV a 6 RURUH, S.Pd 19601101198405 1004 Guru Kelas IV b
7 EKO SEPTIANINGSIH Sukwan Guru Kelas VI b
8 ENTIN JUBAEDAH Sukwan Guru Kelas I
9 JUJU JUARIAH Sukwan Guru Kelas III
10 SRI MIRAWATI Sukwan Guru Kelas II
11 YULIA GANDA S Sukwan Operator
12 SITI NURLELA Sukwan Guru Agama
13 ASEP SUNANDANG Sukwan Guru Penjas
14 ERNI ERNAWATI, S.PD I Sukwan Guru Agama
15 ENJANG Sukwan TU
16 SUDARYAT Sukwan Penjaga
SDN Gununggadung memiliki siswa sebanyak 211 orang dengan jumlah
siswa laki-laki sebanyak 104 siswa dan 107 siswa perempuan, dengan rincian
sebagai berikut ini.
Tabel 3.2
Daftar Siswa SDN Gununggadung
Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
No. Kelas
Banyak Siswa
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. I 14 14 28
2. II 17 18 35
3. III 24 13 37
4. IV 16 28 44
5. V 13 13 26
6. VI 20 21 41
Jumlah 104 107 211
38 2. Waktu Penelitian
PTK dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar, maka kegiatan
penelitian akan dilakukan dalam beberapa bulan hingga permasalahan yang
muncul di data awal dapat diatasi. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan
dari bulan Januari 2013 sampai bulan Juni 2013. Waktu enam bulan tersebut
difokuskan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pihak-pihak atau
komponen-komponen yang menjadi sasaran dalam pengumpulan data, data tersebut diperoleh
dari guru dan siswa.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V Sekolah
Dasar Negeri Gununggadung Dusun Gununggadung Desa Sukajaya Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada tahu ajaran 2012-2013. Siswa kelas
V tersebut berjumlah 26 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa
perempuan. Alasan peneliti mengambil sampel kelas V, karena permasalahan
ditemukan ketika peneliti mengobservasi di Kelas V pada materi menghargai
peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan Kemerdekaan Republik Indonesia.
39 Tabel 3.3
Daftar Nama Siswa Kelas V
SDN Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan
No No Induk Nama Jenis Kelamin
L P
1 70801007 Angki Sugianto √
2 70801035 Rusman Ramdani √
3 80901001 Aisah Rahayu √
4 80901002 Asep Kusnadi √
5 80901003 Okpriani √
6 80901004 Dika Adittya √
7 80901005 Fitria Ripani √
8 80901006 Ima Julianti √
9 80901007 Indra Nani Lasmana √
10 80901008 Indri Adriansyah √
11 80901009 Intan Triana √
12 80901010 Marisa Rosdiana √
13 80901011 Mia Miati √
14 80901012 Muhammad Abdur Rakhman √
15 80901013 Muhamad Iqbal Arrafi √
16 80901014 Risma Yanti Septiani √
17 80901015 Rosvita Vebrianti √
18 80901016 Septian Muhamad Soleh √
19 80901017 Setiana Nugraha √
20 80901018 Shinta Dewi Pebriyanti √
21 80901019 Sri Wahyuni √
22 80901020 Siti Nuraisyah √
23 80901021 Ujang Firmansyah √
24 80901022 Wiki Andriana √
25 91002046 Rismayanti √
26 111204034 Muhamad Iqbal Setiadi √
40 C. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Adapun
penjelasan penelitian tindakan kelas seperti yang diungkapkan oleh Rapoport
(Wiriaatmadja, 2005: 11) bahwa
penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Penelitian Tindakan Kelas yang dimaksudkan disini yaitu untuk
menuangkan ide-ide atau gagasan baru yang dimiliki oleh guru dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran kearah yang lebih
baik. Hal tersebut Selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Somadoyo (2013:
24) menyatakan bahwa manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu,
1. Inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan di tingkat kelas.
3. Meningkatkan profesionalisme guru.
Selanjutnya masih mengenai manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut
Somadoyo (2013: 24) bahwa,
1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, 2. Meningkatkan profesionalisme guru,
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru,
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya,
5. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis,
6. PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.
Berdasarkan pendapat Sumandoyo di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
manfaat PTK secara umum itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan kearah
yang lebih baik. Kualitas pendidikan tersebut untuk melihat dari kinerja guru
dalam mengajar agar lebih profesionalisme dan kreatif dalam mengajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
pendekatan kualitatif. Definisi pendekatan penelitian kualitatif yang dikemukakan
41
Pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah metode eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Pemilihan pendekatan kualitatif sangat cocok dengan penelitian kegiatan
belajar-mengajar, karena yang akan dijadikan objek penelitian di dalam proses
pembelajaran ini adalah siswa , sedangkan peneliti diposisikan sebagai orang yang
mengumpulkan data utama. Sesuai dengan salah satu kekhasan penelitian
kualitatif yang menghendaki pembatasan dalam penelitian, peneliti melakukan
pembatasan untuk meneliti desain pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada desain penelitian
tindakan kelas (classroom action research) model spiral yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Taggart. Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart, yaitu
penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang. Perencanaan kembali
merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Dalam
perencanaan penggunaan desain Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
digunakan alur sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari perencanaan (plan),
tindakan (act), pengamatan (observe), refleksi (reflect), dan perencanaan kembali
42
Gambar 3.3
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
Pada tahap perencanaan (Plan) adalah merancang pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dibuatnya rencana pembelajaran dengan tujuan agar pelaksanaan lebih terarah
pada tujuan yang akan dicapai.
Setelah disusun rencana, kemudian dilakukan tindakan (act) sebagai
realisasi dari rencana yang telah disusun pada tahap sebelumnya.
Selama proses pemberian tindakan maka kita juga melakukan kegiatan
observasi (observe) terhadap pelaksanaan tindakan tersebut, dan juga mencatat
hasil observasi tersebut dengan menggunakan instrument yang telah dibuat.
Setelah dilakukan observasi maka tahap selanjutnya yaitu mengadakan
43
observasi yang kita peroleh, sehingga dapat diperoleh perbaikan atau peningkatan
mengenai proses belajar mengajar.
Jika terjadi perbaikan maka dilaksanakan revisi perencanaan (revised plan)
dan kemudian dilaksanakan lagi tindakan sampai dengan refleksi yang dapat kita
namakan dengan siklus. Siklus ini dapat dilakukan beberapa kali tergantung dari
kebutuhan pengguna sehingga tidak harus dibatasi. Adapun pelaksanaan beberapa
siklus dalam pembelajaran menghargai tokoh perjuangan dalam Kemerdekaan RI
[image:31.595.123.495.262.623.2]yang dapat tergambarkan dalam pelaksanaan siklus dibawah ini.
Gambar 3.4
Alur Pelaksanaan Tiap Siklus
D. Langkah-Langkah Penelitian
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk
sebuah siklus yang dilaksanakan dalam beberapa siklus bergantung pada tingkat
keberhasilan pencapaian dari hasil belajar.
1. Tahap Perencanaan tindakan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut
dengan menerapkan model pembelajaran STAD yaitu sebagai berikut: Perencanaan
Siklus I
Pelaksanaan Siklus I
Observasi Refleksi
Perencanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus II
Observasi Refleksi
Perencanaan Siklus berktny
Pelaksanaan Siklus berktny
44
a. Menyusun RPP dengan menggunakan media kartu kwartet dan juga
penerapan model pembelajaran STAD
b. Membuat instrumen dengan indikator yang sesuai dengan model
pembelajaran STAD.
c. Membuat lembar soal.
d. Membuat lembar kerja siswa (LKS).
e. Menyiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap pelaksanaan, tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa
dapat dilihat dari tahapan-tahapan pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
1) Berdoa
2) Mencek kehadiran siswa
3) Mengkondisikan siswa untuk siap belajar
4) Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran
5) Menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Mengadakan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang peristiwa
kemerdekaan
b. Kegiatan inti
1) Penjelasan materi pelajaran
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang
disampaikan
2) Diskusi atau kerja kelompok
a) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk melaksanakan diskusi.
b) Guru menyampaikan aturan main dalam melaksanakan diskusi dengan
menggunakan kartu kwartet yang didengarkan oleh siswa.
c) Siswa menerima LKS untuk didiskusikan
d) Siswa melakukan diskusi dengan dibimbing oleh guru menggunakan
45
e) Salah satu perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya.
f) Kelompok lain menanggapi hasil diskusi teman-temnnya.
3) Validasi oleh guru
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tanpa ada
bantuan dari siapapun
4) Evaluasi
Siswa mengerjakan evaluasi
5) Menentukan nilai individu dan kelompok Guru memberikan nilai kepada siswa
6) Memberikan reward
Siswa menerima reward dari guru berupa hadiah
c. Penutup
a) Menyimpulkan pembelajaran
b) Mengadakan refleksi
3. Observasi
Kegiatan observasi terdiri dari proses pengumpulan data yang mencatat
setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan
berlangsung.
Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan untuk
mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta untuk
mengumpulkan atau merekam data yang diperoleh, dan membuat catatan
lapangan pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti menganalisis semua data yang telah terkumpul
selama proses pembelajaran yang didapat dari format hasil observasi kinerja guru
dan aktivitas siswa, hasil tes evaluasi yang telah diberikan kepada siswa, dan hasil
wawancara dengan guru dan siswa. Hasil tersebut dapat dijadikan patokan untuk
46
pembelajaran untuk selanjutnya yaitu memperbaiki kekurangan pembelajaran
sebelumnya. Hasil yang diperoleh harus diuraikan, diuji dan dibandingkan dengan
pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu ataupun hasil
penelitian lain yang relevan. Hasil data yang telah dianalisis tersebut kemudian
direfleksikan dan ditarik kesimpulan. Refleksi merupakan bagian yang sangat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan:
1) Pengecekan kelengkapan data yang diperoleh selama proses tindakan.
2) Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti,
dan pihak lain yang terlibat dengan proses tindakan dilakukan.
3) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
4) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam rencana
pelaksanan pembelajaran yang berdasarkan pada analisis data dari proses
dalam tindakan sebelumnya
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes
Tes adalah alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan yang telah
dirumuskan dalam perencanaan. Tes ini diberikan kepada siswa sebagai alat
untuk mengukur hasil belajar siswa tentang menghargai peranan tokoh pejuang
dalam mempersiapkan kemerdekaan RI. Bentuk tesnya berupa LKS dan
soal-soal berbentuk uraian yang terdapat pada lembar evaluasi. Lembaran tes terdapat
pada lampiran.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara adalah salah satu alat yang digunakan dalam penelitian
yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan ditujukan kepada
narasumber dari pewawancara. Pedoman wawancara ini diberikan kepada siswa
47
dengan pembelajaran dimulai dari perencanaan sampai evaluasi. Wawancara
kepada siswa berupa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan yang dirasakan
siswa ketika pembelajaran. Lembaran pedoman wawancara terdapat pada
lampiran.
3. Pedoman Observasi
Pedoman observasi adalah salah satu alat yang digunakan dalam penelitian
berupa indikator penilaian terhadap suatu pelaksanaan pembelajaran. Pedoman
observasi ini diperuntukan bagi guru dan siswa. Pedoman observasi untuk guru
adalah alat untuk mengukur langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan oleh
guru. Pedoman observasi untuk siswa yaitu untuk mengukur kegiatan siswa
selama belajar. Bentuk dari pedoman observasi yang dibuat yaitu penskoran
pada setiap langkah-langkah kegiata yang dilakukan oleh siswa dan guru selama
proses pembelajaran, sehingga akan terlihat persentase keberhasilan targetnya.
Pedoman observasi terdapat pada lampiran.
4. Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1994: 153) „catatan lapangan adalah
catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi data dalam penelitian kualitatif‟. Catatan
lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal selama proses pembelajaran
berlangsung yang berbentuk uraian tentang gambaran pengamatan kita selama
proses pembelajaran. Pedoman catatan lapangan terdapat pada lampiran.
F. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
a. Pengolahan Data Proses 1) Data Hasil Observasi a) Kinerja Guru
Teknik pengolahan data hasil observasi kinerja guru dalam penelitian
48
dan presentase indikator yang dicapai. Untuk menentukan persentase
ketercapaian yaitu menggunakan persentase (percentages correction)
menurut Arifin (Supendi, 2012: 50) yaitu sebagai berikut:
1) Cara menghitungnya, yaitu:
NP = SM
R
X 100%
Keterangan:
NP : Nilai persentase yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh
SM : Skor maksimal ideal
100 % : Bilangan tetap untuk menetapkan persentase
2) Dengan kriteria penskoran:
a) Persentase maksimal ideal 100 %
b) Sangat Baik (SB) : 81 % - 100 %
c) Baik (B) : 61% - 80 %
d) Cukup (C) : 41 % - 60 %
e) Kurang (K) : 21 % - 40 %
f) Sangat Kurang (SK) : 0 – 20%
b) Aktivitas Siswa
Pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa sama dengan
perngolahan hasil observasi kinerja guru yaitu menggunakan persentase
(percentages correction) menurut Arifin (Supendi, 2012: 51) yaitu sebagai
berikut:
1) Cara menghitungnya, yaitu:
NP = SM
R
X 100%
Keterangan:
NP : Nilai persentase yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh
49
100 % : Bilangan tetap untuk menetapkan persentase
2) Dengan kriteria penskoran:
a) Persentase maksimal ideal 100 %
b) Sangat Baik (SB) : 81 % - 100 %
c) Baik (B) : 61% - 80 %
d) Cukup (C) : 41 % - 60 %
e) Kurang (K) : 21 % - 40 %
f) Sangat Kurang (SK) : 0 – 20%
2) Data Hasil Wawancara
Pengolahan data hasil wawancara dilakukan dengan cara
menganalisis terhadap jawaban dari responden yaitu guru dan siswa,
dengan menggunakan pedoman wawancara. Proses analisis tersebut
dilakukan dengan cara mengaitkan hasil wawancara dengan tujuan
penelitian dan karakteristik terhadap jawaban yang diharapkan kemudian
jawaban-jawaban tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian jawaban
dari guru dan siswa berdasarkan pertanyaan yang diajukan lalu dibuat
kesimpulan.
3) Data Hasil Catatan Lapangan
Pengolahan data hasil catatan lapangan dilakukan dengan cara
menganalisis terhadap gambaran proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Proses analisis tersebut dilakukan
dengan cara membandingkan pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan
penelitian yang kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat lalu dibuat
kesimpulan.
b. Pengolahan Data Hasil
Teknik pengolahan data untuk hasil belajar atau hasil tes evaluasi siswa
50
skor perolehan dan memberikan nilai serta menentukan kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Soal Evaluasi
1. Tuliskan 3 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan RI!
2. Jelaskan jasa dari 3 tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan
RI!
3. Berikan 3 contoh cara menghargai jasa para tokoh pejuang kemerdekaan RI!
4. Tuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari para tokoh pejuang
kemerdekaan RI!
Deskriptor :
1. Nilai 3 apabila siswa menuliskan 3 tokoh pejuang dalam mempersiapkan
kemerdekaan RI dengan benar.
Nilai 2 apabila siswa menuliskan 2 tokoh pejuang dalam mempersiapkan
kemerdekaan RI dengan benar
Nilai 1 apabila siswa menuliskan 1 tokoh pejuang dalam mempersiapkan
kemerdekaan RI dengan benar.
2. Nilai 3 apabila siswa menuliskan jasa dari 3 tokoh dengan benar.
Nilai 2 apabila siswa menuliskan jasa dari 2 tokoh dengan benar.
Nilai 1 apabila siswa menuliskan jasa dari 1 tokoh dengan benar.
3. Nilai 3 apabila siswa memberikan 3 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam
mempersiapkan RI dengan benar
Nilai 2 apabila siswa memberikan 2 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam
mempersiapkan RI dengan benar
Nilai 1 apabila siswa memberikan 1 contoh cara menghargai jasa tokoh dalam
mempersiapkan RI dengan benar
4. Nilai 3 apabila siswa menuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari
para tokoh pejuang kemerdekaan RI dengan benar.
Nilai 2 apabila siswa menuliskan 2 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari
51
Nilai 1 apabila siswa menuliskan 3 sikap kepahlawan yang patut kita tiru dari
para tokoh pejuang kemerdekaan RI dengan benar.
Skor ideal = 12
N = skor ideal
Skor perolehan
KKM = 65
2. Analisis Data
Pada tahap ini merupakan kegiatan menganalisis data. Menurut patton
(Moleong, 1994: 103) mengatakan bahwa, „analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan urutan
dasar‟. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data dalam periode
tertentu. Dalam menganalisis data terdapat beberapa kegiatan yang harus
dilakukan, salah satunya yaitu menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2005:
91) yang mengatakan bahwa „aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,
data display, dan conclusion drawing/verification’. Langkah-langkah analisis data
[image:39.595.119.528.295.713.2]dapat dilihat pada gambar 3.5
Gambar 3.5
52
Berdasarkan gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa kegiatan dalam menganalisis
data menurut Sugiyono (2005: 92) yaitu :
1. Reduksi data, mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Pada kegiatan ini peneliti memilih data-data yang memang diperlukan dari semua data yang peneliti peroleh.
2. Display data. maksudnya yaitu menyajikan data kedalam pola, misalnya tabel, grafik dll.
3. Verifikasi/Kesimpulan. Menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.
Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan dalam menganalisis data dimulai
dengan memilih data-data yang memang diperlukan dari semua data yang peneliti
peroleh. Setelah itu baru disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan yang lainnya,
sehingga dapat ditarik kesimpulan sampai pada kesimpulan yang kredibel.
G. VALIDASI DATA
Menurut Sugiyono (2005: 117) “validasi merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh
peneliti”.banyak bentuk validasi data yang dapat dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas, salah satunya seperti yang dikatakan oleh Hopkins (Wiriaatmadja,
2005: 168) yaitu:
1. Member chek, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi dan wawancara dari nara sumber yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, analisis dari peneliti
dengan mencocokan data yang diperoleh dari beberapa observer yang dilakukan secara kolaboratif untuk mengetahui kebenaran dari data yang diperoleh.
3. Saturasi, yakni situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi
data lain yang berhasil dikumpulkan.
4. Eksplanasi saingan (kasus negatif), yakni tidaklah melakukan upaya
untuk menyanggah atau membuktikan kesalahan penelitian saingan, melainkan mencari data yang akan mendukungnya. Tidak berhasil menemukannya, maka hal ini mendukung kepercayaan terhadap hipotesis, konstruk, atau kategori dalam penelitian.
5. Audit trail, yakni untuk mengaudit keuangan, maka dapat diperiksa
53
6. Expert Opinion, yakni meminta kepada orang yang dianggap ahli atau
pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan pengarahan terhadap masalah yang dikaji.
7. Key resepondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa
mitra peneliti anada atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas.
Berdasarkan hal tersebut, maka validasi data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu member check, triangulasi, audit trail, dan ekpert opinion.
Dalam penggunaan member check, data yang diperoleh dari observasi dan
wawancara dapat diperiksa kembali untuk memperoleh kebenaran datanya.
Triangulasi, digunakan sebagai perbandingan dan refleksi bagi data yang
diperoleh. Audit trail, digunakan sebagai langkah untuk memeriksa prosedur yang
dilakukan peneliti guna mencapai titik kesetaraan pendapat dalam penguraian
data. Ekpert opinion digunakan untuk sebagai pemberi arahan dalam perbaiakan,
atau memperoleh data dan pengolahan data yang dianalisis secara valid. Dalam
hal ini penulismengkonsultasikan temuan kepada pembimbing penulisan skripsi
yaitu Ibu Ani Nur Aeni, M.Pd dan Bapak Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd.,
112
112
`BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan di
bab IV, mengenai penggunaan media Kartu Kwartet dengan menerapakan Model
Pembelajaran STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemeerdakaan
RI dalam mata pelajaran IPS di Kelas V SDN Gununggadung Kecamatan
Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan kartu kwartet melalui penerapan model
pembelajarn STAD, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil.
1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran tokoh-tokoh proklamasi keredekaan RI dengan
menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD
di kelas V Semester 2 SDN Gununggadung dapat dipaparkan sebagai berikut ini.
Pada tahap perencanaan dalam penelitian ini yang melakukan kegiatan
sepenuhnya adalah guru. Secara keseluruhan dari siklus I sampai III perencanaan
yang dilakukan oleh guru yaitu mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet dan menerapkan model
pembelajaran STAD untuk satu kali pertemuan selama dua jam pelajaran,
mempersiapkan lembar observasi, catatan lapangan, pedoman wawancara, dan
lembar tes tertulis, mempersiapkan lima set kartu kwartet, mempersiapkan LKS,
mempersiapkan gambar tokoh pejuang, mempersiapkan hadiah, mempersiapkan
pembagian kelompok belajar, mempersiapkan lembar tugas, dan mempersiapkan
naskah lagu “17 Agustus” untuk apersepsi di siklus III. Pada siklus II dan III
terdapat penambahan perencanaan yang dilakukan oleh guru hal tersebut
dilakukan sebagai refleksi dari siklus sebelumnya. Jika dipersentasekan
ketercapaian indikator kinerja guru pada perencanaan ini dari setiap siklus, adalah
113
113
2. Pelaksanaan
a. Kinerja Guru
Pada tahap pelaksanaan kinerja guru meliputi tiga kegiatan yaitu awal, inti,
dan akhir. Pada inti pembelajaran guru melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah STAD yang
diguanakan yaitu
a) Penjelasan materi pelajaran
b) Diskusi atau kerja kelompok
c) Validasi oleh guru
d) Evaluasi (tes)
e) Menentukan nilai individu dan kelompok
f) Penghargaan individu atau kelompok.
g) Pada tahap ini guru memberikan reward kepada siswa baik secara
Dalam setiap langkah-langkah kegiatan peranan guru sebagai motivator dan
fasilitator yang baik bagi siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase
ketercapaian target kinerja guru dalam penelitian ini adalah pada tindakan siklus I
sebesar 82%, pada tindakan siklus II sebesar 95%, dan tindakan siklus III sebesar
100%. Adapun persentase pencapaian targetnya adalah 100%.
b. Aktivitas Siswa
Untuk aktivitas siswa penilaiannya diarahkan pada proses pembelajaran
dengan menggunakan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran
STAD. Adapun persentase penilaian aktivitas siswa dari setiap siklusnya adalah
untuk tindakan siklus I sebesar 57%, tindakan siklus II sebesar 86%, dan tindakan
siklus III sebesar 93%.
c. Hasil Belajar
Untuk hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.
Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan hasil pengolahan dari nilai tes
tertulis. Nilai hasil belajar tersebut dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), jika nilai siswa kurang dari KKM maka dinyatakan belum
tuntas, dan jika nilai siswa sama dengan atau lebih dari KKM maka dinyatakan
114
114
65.Sehingga peningkatan hasil belajar siswa dalam materi menghargai jasa dan
peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI dapat dilihat dari persentase
ketuntasan siswa. Adapun persentase ketuntasan untuk tindakans iklus I adalah
31%, tindakan siklus II adalah 65%, dan untuk tindakan siklus III adalah 92%.
Berdasarkan gambaran yang dipaparkan di atas membuktikan bahwa “Jika
media kartu kwartet digunakan dalam materimenghargai jasa dan peranan tokoh
pejuang dalam kemerdekaan RI pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN
Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang maka hasil
belajar siswa akan meningkat”.
B. Saran
Dari hasil pembahasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan media
kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi
menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI mata
pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SDN
Gununggadung Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk Siswa
Siswa hendaknya mengikuti pembelajaran dengan sungguuh-sungguh dan
mengikuti setiap tahap pembelajarn yang dilaksanakan terutama belajar dengan
model pembelajaran STAD
2. Untuk Guru
Berdasarkan pada keberhasilan penggunaan media kwartet melalui
penerapan model pembelajarn STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam kemerdekaan RI
mata pelajaran IPS, maka diharapkan agar;
a. Media ini dapat dikembangkan dengan model pembelajaran yang lain,
115
115
3. Untuk Sekolah
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka disarankan:
a. sekolah hendaknya lebih membuka diri terhadap berbagai inovasi
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya
manusia.
b. Sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan
inovasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas, Salah
satunya yaitu dengan mempergunakan media kartu kwartet yang telah
terbukti keberhasilannya dalam penelitian ini.
c. Media pembelajaran ini hendaknya dikembangkan pada materi dan mata
pelajaran lainnya.
4. Untuk Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian lain
yang berkaitan dengan media pembelajaran yang berupa media kartu kwartet dan
penggunaan media kartu kwartet melalui penerapan model pembelajaran STAD
dapat diterapkan lebih lanjut pada materi lainnya, karena media ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
(2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Damay, Aries K. (2010). Pengembangan Media Kartu Kwartet untuk Mata
Pelajaran IPS Kelas 3 SD. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/6598/ (30 Januari 2013)
Dewa, Neno Firmansyah. (2012). Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Dalam
Pembelajaran IPS Tentang Masalah Sosial Kelas IV SD. [Online].
Tersedia:http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/ 370/182 (07 Mei 2013).
Hanifah, Nurdinah Dkk. (2009). “Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.
Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. 120-138. UPI Kampus
Sumedang. Tidak dipublikasikan.
Ischak. (2007). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Musfiqon. (2012). Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Pustaka Publisher.
Sadiman, Arief dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta
Sapriya. Dkk. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI press
Saskia, Kiki Rizki. (2011). Skripsi: Penggunaan Media Kartu Kwartet Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peninggalan Sejarah Indonesia Kelas V Semester 1 SDN Sukasirna 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. UPI Kampus Sumedang: tidak diterbitkan.
Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model
Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara
Subhani. (2012). Kartu Kwartet dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan
pembelajaran.html ( 30 januari 2013).
Sudjana, nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sumaatmadja, Nursid. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Taniredja, Tukiran dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press.