• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Multiple signal classification - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Multiple signal classification - USD Repository"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

! " !"

" !#$%$$&#$'

" ( ) " " (

* ( "

" + " , ,

(2)

* " (

) .

/ / * 0 0 1 /

2 3 3

4 ! " ! "

" 2 ! #$%$$&#$'

" * ( . . ( " " " * . ( , * " " "

" " + ,

(3)
(4)

(

4

)

"

(

(

" ( .(

* .

"

Oleh :

" ,

NIM : 015114017

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(5)

"

"

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat kesabaran dan ketekunan yang diberikan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis ingin mengucapakan terima kasih kepada beberapa orang yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Kepada :

1. Bapak Ir. Greg. Heliarko, SJ., B.ST., MA., M.Sc, selaku dekan fakultas teknik.

2. Bapak Damar Wijaya, S.T., M.T., selaku pembimbing, karena atas bimbingan, dukungan, saran dan kesabaran untuk penulis dari awal sampai tugas akhir ini bisa selesai.

3. Bapak Ir. Th. Prima Ari Setyani MT, Martanto, S.T., M.T., dan Ir. Iswanjono, M.T., selaku penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran.

4. Seluruh dosen teknik elektro atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma.

5. Papah, Mamah, Amak, serta semua keluarga tercinta yang telah memberikan kecerewetanya, doa serta dukungan secara moril maupun materiil.

6. Cie7cie tercinta, Irene atas dukungan, cinta, bantuan yang sangat berguna. 7. Temen7temen DSP yang laen Tyok, Lambe, Oscar, thank’s...atas kerja

(6)

8. Buat satu orang temen lagi, Jekson Sianipus eh Sianipar, thank’s so much atas bantuannya.

9. Teman7teman elektro: angkatan 99, 2000 2001, dan 2002, 2003 baik yang sudah lulus ataupun masih berjuang untuk meluluskan diri dari belenggu kebosanan (udah 5 taon lebih di Teknik Elektro Sadar^7^), yang selalu berbagi ilmu, pengalaman kuliah dan saran dalam memilih dosen .

10. Dan seluruh pihak yang telah ambil bagian dalam proses penulisan tugas akhir ini yang terlalu banyak jika disebutkan satu7persatu.

11. Buat diriku sendiri, great job bro!!!!!!!!!!!!!!!

12. Ups, satu lagi hampir lupa ^_^ piss…., buat Kartika Arum Sari, you are the only reason for me to do all of this things, without you I don’t know what I’m gonna be….thanks for everythings….I love you so much.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas akhir ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, 29 Juli 2007

(7)

(

"

",

"

(

"

,

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, 29 Juli 2007

(8)

(

"

4

"

!

"#

(9)

(

"

Jangan pernah menunggu sebuah kesempatan, tapi buatlah

kesempatan itu ada dan datang padamu.

Jangan pernah menyerah walaupun sudah tidak ada harapan.

(10)

/

Pada sistem komunikasi yang menggunakan teknik penyebaran sinyal ke semua arah, sinyal sering terganggu oleh interferensi dari sinyal7sinyal lain. Masalah tersebut dapat mengganggu kelancaran dan kejernihan sinyal yang akan dipancarkan sehingga sulit untuk didapatkan keaslian sinyalnya.

Pendugaan frekuensi, melalui algoritma MUSIC (

) adalah salah satu cara yang dapat mengatasi masalah7masalah interferensi tersebut. Simulasi diproses dengan menggunakan fungsi MUSIC, dengan tiga sinyal masukan yang kemudian disampling datanya.

Tugas Akhir ini akan mendeskripsikan hasil simulasi dengan menggunakan Matlab. Grafik yang akan ditampilkan adalah sinyal asli dari ding.wav, model sinyal dari algoritma MUSIC dan model sinyal dari model AR (Yule7Walker, Burg, , Modifikasi ).

(11)

2/

3

In the communication system using spreading signal technique to all direction, the signal always be bothered by interference to another signals. This problem quiet disturbing because it can be bothering signal, and finally the basic signal can’t be found.

Frequency estimation with MUSIC ( )

algorithm is a way to solve that problem. The simulation processes using MUSIC function, with three signal input and then the data will be sampled.

This final project describing the result using Matlab. The output which will be shown is the basic signal from ding.wav, modeling signal from MUSIC algorithm and modeling signal from AR method (Yule7Walker, Burg, , Modifikasi ).

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555

HALAMAN PENGESAHAN55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555

HALAMAN PERSETUJUAN 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 6

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA 555555555555555555555555555555555555555 6

HALAMAN PERSEMBAHAN 5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 6

HALAMAN MOTTO .5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 6

INTISARI55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 6

ABSTRACT 55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 7

KATA PENGANTAR5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 7

DAFTAR ISI5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 7

DAFTAR GAMBAR 55555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 7 6

DAFTAR TABEL555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 76

4 4 5 " ( " 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 $

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

(13)

2.1.1 Metoda AR Yule7Walker ... 6

2.1.2 Metoda Burg ... 7

2.1.3 Metoda Covariance ... 8

2.1.4 Metoda Modified Covariance ... 8

2.2 Moving Average Spectrum Estimation ... 9

2.3 Autoregresive Moving Average Spectrum Estimation ... 10 2.4 Frequency Estimation ... 10

2.4.1 Metoda Pisarenko ... 11

2.4.2 Algoritma MUSIC ... 12

4 4 5 ". " " 555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 $& 3.1 Konfigurasi ... 15

3.2 Diagram flow proses kerja pendugaan frekuensi ... 15

3.2.1 Sinyal Masukan ... 15

3.2.2 Pemodelan sinyal algoritma MUSIC ... 16

3.2.3 Pemodelan Sinyal lain ... 17

3.3 Rancangan Layout ... 19

4 4 +5 ( " 4 " 5555555555555555555555555555555555555555555555555555555555 -# 4.1 Tampilan Utama Program ... 20

4.2 Proses Simulasi ... 25

(14)

4.3.1 Hasil simulasi dengan algoritma MUSIC ... 29 4.3.2 Hasil simulasi dengan metoda AR ... 35 4.3.3 Pendugaan frekuensi ... 37

4 4 +5 ( " " " 55555555555555555555555555555555555555555555555555

&-5.1 Kesimpulan ... 42 5.2 Saran ... 42

(15)

*

4

" 5 4

2.1 Klasifikasi model dan metode estimasi spectrum ... 5

3.1 Diagram flow perencanaan proses simulasi ... 14

3.2 Proses penjumlahan dan penyamplingan data ... 16

3.3 Blok diagram proses simulasi dengan algoritma MUSIC ... 17

3.4 Pemodelan sinyal lain sebagai pembanding ... 18

3.5 Rancangan program ... 19

4.1 Tampilan halaman pembuka program ... 20

4.2 Tampilan program utama ... 21

4.3 Tampilan program utama dengan menu bar file ... 23

4.4 Tampilan program utama dengan menu bar help_topic ... 23

4.5 Tampilan program utama dengan menu bar help_MUSIC ... 24

4.6 Tampilan program utama dengan menu bar About_MUSIC ... 24

4.7 Tampilan program simulasi yang siap dijalankan ... 25

4.8 Tampilan yang muncul bila terjadi kekosongan masukan atau masukan yang tidak lengkap ... 26

4.9 Tampilan program dengan data sampling antara 1000 hingga 2000 ... 27

4.10 Tampilan program dengan kesalahan sampling data ... 28

4.11 Tampilan sinyal asli dan sinyal spektrum ... 29

(16)

4.13 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 5 dan p=3 ... 31

4.14 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 8 dan p=7... 31

4.15 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 10 dan p=5 ... 32

4.16 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 15 dan p=10 ... 32

4.17 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 15 dan p=14 ... 33

4.18 Bentuk sinyal asli dan bentuk spectrum sinyal dari sinyal windows battery critical ... 34

4.19 Bentuk sinyal asli dan pemodelan sinyal untuk tiga jenis sinyal yang sama Hasil simulasi metoda pembanding ... 34 4.20 Grafik spektrum sinyal asli ... 36

4.21 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 5 dan 1 ... 37

4.22 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 5 dan 3 ... 37

4.23 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 8 dan 7 ... 38

4.24 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 10 dan 5 ... 38

4.25 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 15 dan 10 ... 39

4.26 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 15 dan 14 ... 39

4.27 Grafik spektrum sinyal asli dengan tiga masukan yang sama ... 40

(17)

*

4 (

NO TABEL

(18)

4 4

"

(

"

$5$

(

4

/

Pada sistem komunikasi yang menggunakan teknik penyebaran sinyal ke semua arah, sinyal sering terganggu oleh interferensi dari sinyal7sinyal lain. Masalah tersebut dapat mengganggu kelancaran dan kejernihan sinyal yang akan dipancarkan sehingga sulit untuk didapatkan keaslian sinyalnya.

Berbagai macam cara telah dikembangkan untuk mendapatkan keaslian sinyal tersebut. Salah satu cara telah dikemukakan oleh Pisarenko pada tahun

1973, yaitu metode [1] Teori ini masih

mempunyai kesulitan dalam pemakaiannya, karena sinyal yang dihasilkan akan terbagi menjadi dua, yaitu antara sinyal yang asli dan yang palsu sehingga akan sulit untuk dibedakan. Selain teori dari Pisarenko juga ada metoda lain yaitu

MUSIC ( ) .

Pada perkembangannya teknik pendugaan frekuensi suatu sinyal dengan

metoda MUSIC ! yang dianggap paling sesuai

untuk mengatasi masalah interferensi. MUSIC adalah sebuah metoda yang berfungsi sebagai pendugaan sebuah sinyal frekuensi [2].

(19)

kedua, ketika jarak sumber bertambah jauh, pendugaan sinyal frekuensi akan menjadi sulit untuk dilakukan [3]. Mengingat pentingnya pemahaman akan interferensi terhadap sinyal, maka penulis membuat program simulasi sebagai tugas akhir.

$5-

0

Tujuan yang akan dicapai adalah menghasilkan sebuah pemodelan sinyal untuk visualisasi metoda MUSIC.

Manfaat yang bisa didapatkan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah agar dapat membantu pembaca untuk dapat lebih mengerti dan dapat lebih memahami proses pendugaan frekuensi sinyal jamak dengan menggunakan metoda MUSIC.

$58

4

/

/

Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah :

1. Masukan menggunakan sinyal dalam bentuk file dengan format WAV . 2. Metoda yang digunakan adalah metoda MUSIC.

3. Perangkat lunak, yang digunakan untuk mensimulasi adalah MATLAB.

$5&

/

/

(20)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi dasar teori yang melandasi penyusunan dan pengerjaan tugas akhir.

BAB III PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perancangan program simulasi MUSIC serta perancangan layout untuk GUI (" # $ ).

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang analisa dan pembahasan dari hasil simulasi yang telah dijalankan.

BAB V KESIMPULAN

(21)

4 4

Pendugaan frekuensi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya dengan menggunakan metoda parametrik. Metode parametrik adalah metode yang didasarkan pada pemodelan urutan data ( ) sebagai keluaran. Metoda parametrik dapat melakukan pendugaan frekuensi dengan akurat. Tetapi keakuratan tersebut tergantung dari besarnya frekuensi yang akan diduga. Pendekatan yang digunakan untuk pendugaan frekuensi pada metoda parametrik ini berbeda dengan metoda nonparametrik, karena dalam estimasi %

, deretan data masukan tidak dapat diamati. Jika data yang teramati dianggap sebagai proses acak, maka deretan data masukan juga dianggap sebagai proses acak. Hal tersebut dapat dilakukan karena % (PSD) menyediakan pengukuran untuk pendistribusian daya rata7rata dari proses pendugaan yang berlangsung secara acak.

Dari ketiga model di atas, model AR adalah model yang paling banyak digunakan, karena model AR cocok dapat menggambarkan spektra dengan puncak yang sempit. Alasan lainnya adalah karena model AR mempunyai persamaan linear yang sangat sederhana untuk parameter7parameter AR. Model MA membutuhkan koefisien yang lebih banyak untuk menggambarkan spektra yang sempit, sehingga jarang digunakan sebagai model untuk estimasi %

(22)

Proses ARMA dan MA dapat diwakili dengan model AR dengan orde tak terhingga.

Melalui pendekatan parametrik ini pendugaan spektrum dapat dilakukan lebih mudah. Pendekatan parametrik terdiri dari beberapa metoda. Metoda7metoda tersebut antara lain adalah (AR), 7 (MA), ARMA

(kombinasi AR dan MA) dan harmonik ( ) [4].

Gambar 2.1 menunjukan klasifikasi model dan metode estimasi spektrum.

(23)

2.1

Autoregresive Spectrum Estimation

Pada frekuensi tertentu metoda AR ( ) mampu dapat menjabarkan spektral dengan data PSD ( % ) yang besar. Kebanyakan dari aplikasi, data yang dipakai cenderung memiliki maksimal spektrum. Jika proses acak yang akan di evaluasi terbatas pada interval tertentu, maka autokorelasi dari keluarannyanya juga harus diestimasi, dan parameter yang ditentukan berdasarkan estémasi autokorelasi juga merupakan parameter estimasi Beberapa model metoda AR yang akan digunakan sebagai pemodelan sinyal dari hasil pendugaan frekuensi dengan metoda MUSIC yaitu:

1. metoda Yule7Walker ( )

2. metoda Burg 3. metoda covarian

4. metoda modifikasi covarian

Metoda AR dapat dirumuskan sebgai berikut:

2 1 / 2

)

(

1

1

)

(

= −

+

=

' ()

π (2.1)

2.1.1 Metoda AR Yule7Walker

(24)

Yule7Walker (autokorelasi) ini selalu menghasilkan model yang stabil. Metode autokorelasi menggunakan data ter7% % untuk menghitung estimasi autokorelasi, sehingga ada efek yang perlu diperhatikan dalam estimasi spectrum [12]. Efek akibat data ter7% % ini akan semakin signifikan untuk data yang pendek, sehingga metode autokorelasi jarang digunakan jika data yang dievaluasi jumlahnya sedikit. atau pemisahan puncak spektral tunggal menjadi dua atau lebih puncak spektral dapat muncul jika data atau orde model terlalu besar. Kelebihan yang sangat terlihat dari metoda ini adalah menghasilkan keluaran yang bagus tanpa

2.1.2 Metoda Burg

Metoda Burg berdasarkan pada minimisasi % dan %

dalam suatu . Perbedaan yang terlihat dengan metoda pendugaan AR yang lain adalah pada metoda Burg perhitungan fungsi

tidak digunakan.

Jadi berbeda dengan metode AR yang lain, metode Burg tidak melakukan perhitungan autokorelasi tetapi langsung melakukan perhitungan estimasi koefisien refleksi. Metode Burg mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:

1. Menghasilkan råsolusi frekuensi yang tinggi. Untuk data yang pendek, metode ini menghasilkan estimasi spektrum yang mendekati nilai sebenarnya.

(25)

Metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:

1. Untuk model orde tinggi, data yang panjang dan S/N yang tinggi,

metode ini menghasilkan (spektrum

mempunyai puncak lebih dari satu pada spasi yang berdekatan) dan

puncak semu ( ).

2. Untuk sinyal sinusoidal dengan , metode ini berpotensi menghasilkan pergeseran fasa, terutama untuk data yang pendek

2.1.3 Metoda Covariance

Pendekatan lain dari metoda AR ( ) adalah

method. Rumus yang dipakai dimetoda ini bukanlah Toeplitz. Oleh karena itu metoda memiliki keuntungan yang lebih dibanding dari metoda Y7W (metoda * ). Dalam metode tidak akan terjadi efek

% %. Sehingga untuk data yang pendek, metode ini menghasilkan estimasi spektrum dengan resolusi yang lebih tinggi dari metode autokorelasi. Metode ini menghasilkan model yang tidak stabil dan pergeseran frekuensi untuk estimasi sinyal sinusoida dengan .

2.1.4 Metoda Modified Covariance

(26)

autocorrelationnya bukanlah Toeplits. Metoda ini berfungsi untuk meminimalkan prediksi eror % dan % .

Metode ini juga sering disebut metode % % + , . Meskipun hampir sama dengan metode Burg, tapi karakteristik kinerja dari metode ini lebih baik daripada metode Burg. Semua kekurangan yang ada pada

metode Burg (adanya dan ) dapat diatasi

dengan metode ini. Kekurangan dari metode ini adalah bahwa estimasi parameter model AR menghasilkan model yang tidak cukup stabil dibanding metode Burg, tetapi lebih stabil dibanding metode autokorelasi dan . Dalam estimasi spketrum, kekurangan ini bukan merupakan masalah serius.

2.2

Moving Average Spectrum Estimation

Dalam metoda pendugaan spektrum (MA), spektrumnya dapat diduga dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan pertama adalah keuntungan yang menyatakan bahwa rangakaian autocorrelation dari proses moving average panjangnya terbatas. Pendekatan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut,

− = −

=

, , ' % -'%

(

(

)

(

)

(2.2)

2. Pendekatan kedua dengan menduga parameter7parameter moving average melalui rumus berikut,

2

)

(

)

(

− = −

=

, , ' % -'%
(27)

2.3

Autoregresive Moving Average Spectrum Estimation

Didalam statistika, metoda Autoregresive Moving Average (ARMA) juga disebut sebagai . +/ . Fungsi dari metoda ARMA ini secara khusus digunakan untuk menampilkan data [7]. Metoda ini terdiri dari dua metoda yaitu metoda autoregresive (AR) dan metoda moving average (MA).

= − = − + = , ' % , ' % , '% () ( 1 2 0 ) ( 1 ) ( )

( (2.4)

2.4

Frequency Estimation

0 , 1 adalah sebuah proses pendugaan komponen7 komponen frekuensi yang didalamnya terdapat kandungan . Metoda7metoda yang dipakai dalam pendugaan frekuensi ini semuanya berdasarkan pada

[8]. 1

ini terdiri dari dua bagian yaitu dan Untuk

pendugaan sebuah frekuensi, hal yang dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasikan 7nya terlebih dahulu. Setelah tersebut teridentifikasi, baru kemudian komponen7komponen frekuensinya dapat ditemukan dari yang telah teridetifikasi tersebut. Metoda yang sering digunakan pada pendugaan frekuensi ini adalah metoda pisarenko, MUSIC

( ), metoda eigenvector dan algoritma norm

(28)

2.4.1 Metoda Pisarenko

Berdasarkan pada teorema Carthedory Pada tahun 1973, V. Pisarenko meneliti tentang masalah pendugaan frekuensi pada sinyal7sinyal komplek didalam % (sinyal acak dengan % rata). Teknik ini

disebut sebagai . Kegunaan dari metoda ini

dibatasi karena metoda ini memiliki sensitivitas terhadap gangguan. Tabel 1. adalah tabel pendugaan frekuensi menurut metoda pisarenko [1]:

Tabel Pendugaan Frekuensi oleh Pisarenko

1. Dinyatakan bahwa sebuah proses terdiri dari didalam % , temukan

min

λ

dan hubungan 2min dari matrik

) ( +1)*( +1).

2. Atur daya white noise agar sama dengan ,

2

min σ%

λ = , dan juga atur frekuensi7nya agar sama dengan

= − = & & 0 min

min( ) ( )

atau sama dengan lokasi dari puncak maksimum pada fungsi

pendugaan frekuensi 2 min ^ 1 ) ( 2 '% =

3. Sumilasikan daya complex exponential7nya dengan menyelesaikan

(29)

disebut juga sebagai metoda

pisarenko. Metoda pisarenko digunakan untuk pendugaan frekuensi. Dalam

metoda ini pisarenko mengasumsikan bahwa didalam sebuah sinyal terdapat

yang terkandung dalam % .

Seperti yang telah dituliskan pada tabel 2.2, metoda Pisarenko

menduga salah satu frekuensi dari akar7akar

( )

&

2min ataupun dari lokasi puncak maksimum pada fungsi pendugaan frekuensi

) (

^

'%

, dan kemudian diselesaikan dengan rumus linear 3 untuk daya

7nya.                         2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 1 ) 2 1 2 1 '% '% '% '% '% '% '% '% '% 2 2 2 2 2 2 2 2 2                 2 1 =                   − − − 2 2 2 2 1 % % %

σ

λ

σ

λ

σ

λ

(2.4)

Meskipun teori Pisarenko ini terkenal baik, tetapi teori tersebut tidak dapat

digunakan dalam praktik. Salah satu alasannya adalah teori ini membutuhkan

diketahuinya nilai .

2.4.2

Algoritma MUSIC (

)

Algoritma MUSIC ( ) adalah sebuah metoda

untuk pendugaan frekuensi. (MUSIC), dicetuskan

(30)

MUSIC, untuk pendugaan frekuensi kita harus menjumlahkan beberapa buah

sinyal. Sampling data tersebut dilakukan karena untuk setiap jenis file memiiki

dimensi matrik yang berbeda7beda. Dari setiap sinyal akan akan diambil sampel

datanya yang kemudian digunakan sebagai masukan dalam proses kalisfikasinya.

Dalam algoritma MUSIC, jumlah yang digunakan haruslah

sama dengan atau lebih dari satu. Banyaknya jumlah tersebut sangatlah

berpengaruh dalam pencapaian hasil. Apabila jumlah

banyak4 maka hasil simulasi akan mengalami . ( ini akan

memberikan efek bayangan pada hasil akhir dari pendugaan frekuensi. Efek

tersebut dinamakan sebagai adalah sebuah puncak

semu yang menyerupai puncak aslinya. ini dapat memicu

munculnya . Hal tersebut terjadi apabila jumlah

(31)

BAB III

PERANCANGAN SIMULASI PROGRAM

Perancangan simulasi program untuk klasifikasi sinyal jamak ini diberi

judul MUSIC (Multiple Signal Classification), dibuat berdasarkan pada dasar teori

yang telah dijelaskan pada bab II. Tahapan7tahapan yang harus dilalui dalam

pelaksanaan simulasi adalah:

1. menentukan sinyal masukan

2. simulasi dan pemodelan sinyal

3. penampilan output

Gambar 3.1 menunjukkan proses perencanaan simulasi.

Mulai

Keluaran Pemodelan sinyal

Sinyal masukan

Selesai

(32)

85$

Konfigurasi

Pendugaan sinyal ini dibuat dengan menggunakan program MATLAB.

Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebuah simulasi yang dijalankan untuk

dimodelkan berdasarkan metode yang telah ditentukan. Simulasi ini diaplikasikan

pada sebuah PC dengan kekuatan processor Pentium(R) 4 CPU 2.26GHz dengan

kekuatan RAM 256 MB. Pada saat akan menjalankan program, hal7hal yang perlu

diperhatikan adalah:

1. Semua .wav yang akan dievaluasi harus berada pada 5

yang sama dengan .m dari program simulasi ini.

2. Semua program yang terlibat dalam simulasi, yaitu 1.m,

6 .m, 6 , # $ .m dan _2.m, harus

berada pada 5 yang sama.

85-

Diagram Flow Proses Kerja Pendugaan Frekuensi

85-5$

Sinyal masukan

Gambar 3.2 menunjukkan pengambilan masukan sinyal. Masukan dari

pengguna haruslah bertipe .*wav. Apabila sinyal yang dimasukan bukan bertipe

.*wav, maka program tidak akan menampilkan sinyal masukan tersebut. Program

akan mengeluarkan peringatan apabila jumlah masukan belum lengkap atau masih

kosong. Setelah tipe dilakukan, proses selesai dan dapat dilanjutkan

(33)

85-5-

Proses simulasi dengan algoritma MUSIC

Setelah sinyal masukan siap untuk diproses, sinyal tersebut akan

diidentifikasikan sebagai sinyal ! dan dijumlahkan. Proses simulasi dijalankan

berdasarkan fungsi algoritma MUSIC, dan keluaran sinyal tersebut hasilnya akan

ditunjukan dalam bentuk grafik. Keluaran proses simulasi tersebut sudah dalam

bentuk model. Model sinyal hasil simulasi dengan algoritma MUSIC akan Mulai Masukan ! Masukan ! Masukan ! Data sampel

! =1000

Data sampel

! =1000

Data sampel

! =1000

∑ = !

Keluaran Sinyal asli

Keluaran spektrum Sinyal asli

Mulai

2 85- roses penjumlahan dan penyamplingan

(34)

dibandingakan dengan model sinyal hasil simulasi metode7metode AR. Gambar

3.4 menunjukan jalannya proses simulasi dengan algoritma MUSIC.

3.2.3 Pemodelan sinyal lain

Setelah pemodelan sinyal dengan aloritma MUSIC selesai, dilanjutkan

dengan pemodelan sinyal lain sebagai pembanding. Pemodelan sinyal ini

menggunakan model AR (Yule7Walker, Burg, Covarian, dan Modifikasi

Covarian). Karena sebagai pembanding, maka pemodelan ini mengambil masukan Mulai

Masukan

!

Masukan

!

Masukan

!

Data sampel

! =1000

Data sampel

! =1000

Data sampel

! =1000

∑ = !

Masukan variable M dan p

Keluaran

Mulai

(35)

sinyal yang sama dengan sinyal yang dipakai pada proses simulasi dengan

algoritma MUSIC. Setelah sinyal masukan ada, kemudian dilakukan pemilihan

jumlah orde dan data. Gambar 3.5 menujukan proses pemodelan sebagai

hasil dari pendugaan frekuensi.

3.3

Rancangan Layout

Gambar 3.6 adalah 7 program rancangan secara visual sebagai

implementasi simulasi program untuk klasifikasi sinyal jamak. 7 pada

Gambar 3.5 menggunakan beberapa komponen oleh MATLAB GUI untuk

menampilkan proses simulasi. Komponen7komponennya adalah:

$5

(36)

-5 7

85 ( &5

%5 1

95 ) .

(37)

4 2 +

/

2

/

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan hasil dari program simulasi

MUSIC ( ! yang telah selesai dibuat serta

membandingakan dengan metoda yang telah ditentukan.

4.1

Saat program dijalankan, halaman pembuka akan ditampilkan. Tampilan

pada halaman pembuka adalah judul program dan identitas pembuat. Tampilan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(38)

Halaman pembuka mempunyai dua yaitu 8 9 dan 1 9

Fungsi dari 8 9 digunakan jika pengguna ingin melanjutkan atau

membuka halaman kedua yang berisi program utama yaitu program simulasi. Jika

pengguna berubah pikiran untuk tidak melanjutkan program ini, maka pengguna

dapat langsung menekan 1 9. Setelah pengguna menekan button 8 9,

maka tampilan program utama akan muncul seperti yang ditunjukkan pada

gambar 4.2.

Halaman program utama, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.2,

terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. $ yang berfungsi untuk mengambil masukan sinyal.

(39)

2. , yang terdiri dari pemodelan sinyal dengan metoda

MUSIC.

3. ( , berisikan metoda7metoda sinyal pembanding

diantaranya adalah metoda Y7W (Yule7Walker), metoda Burg, metoda

Covarian dan metoda Modifikasi Covarian.

4. 0 yang berisikan untuk menggeser grafik

keluaran, untuk mengulang program dari awal, , dan & +

& .

5. ( 4 untuk penampil grafik ada dua bagian yaitu yang pertama untuk

keluaran sinyal asli dan spektrumnya dan kedua untuk grafik

keluaran model algoritma MUSIC.

Pada tampilan bagian atas program utama terdapat program yang

berisi submenu. Terdapat tiga sub menu yaitu 4 dan . Sub menu

berisi 4 yang berfungsi untuk menampilkan hasil7hasil simulasi yang telah

disimpan, yang berfungsi untuk menyimpan hasil simulasi dan yang

berfungsi untuk keluar dari program. Tampilan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 4.3. Selain sub menu file, terdapat sub menu . Sub menu ini terbagi

menjadi dua, yaitu 6 # $ yang berfungsi untuk menuntun pengguna

bagaimana cara memakai program simulasi ini dan 6 yang berisi dasar

teori dari program simulasi MUSIC. Tampilan sub menu 6 dan

(40)

2 &58 Tampilan program utama dengan menu bar .

(41)

Sub menu terakhir yang terdapat pada tampilan program utama MUSIC adalah

. ( berisi keterangan pembuat program simulasi ini. Tampilan tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4.6.

2 &5% Tampilan program utama dengan menu bar 6 # $ .

(42)

&5-

/ /

/

Sub bab ini akan menjelaskan cara kerja program dan hasilnya. Program

simulasi ini akan bekerja apabila mendapatkan masukan yang telah ditentukan.

Masukan dapat diambil dari : ; yang telah disediakan oleh pembuat

program. Hasil dari simulasi dapat dilihat dalam bentuk grafik. Hasil simulasi ini

dapat dikatakan baik apabila tampilan pada grafik menunjukan tidak adanya

. Akan tetapi meskipun hasil simulasi

tersebut dikatakan baik bukan berarti hasil simulasi tersebut sama sekali tidak

mengandung . Hasil dari simulasi dengan algoritma MUSIC sangatlah

relatif, hasilnya bergantung dari beberapa hal, seperti jumlah masukan, jenis

masukan dan jumlah variabel dimensi matrik M dan .

Gambar 4.7 menunjukan program simulasi yang telah siap dijalankan.

(43)

Jenis yang digunakan pada program simulasi ini adalah existensi .*wav.

Apabila pengguna memasukan tipe dengan jenis yang lain, maka secara

otomatis tersebut tidak akan ditampilkan.

Jumlah yang harus dimasukan adalah tiga . Secara otomatis,

program juga menampilkan jumlah data hasil proses sampling yang ada pada

tersebut. Penampilan jumlah data tersebut akan diperlukan saat pengguna akan

menjalankan program ini. peringatan muncul secara otomatis apabila

pada kotak input terjadi kekosongan atau tidak lengkap pada saat eksekusi

program. Gambar 4.8 dibawah ini menunjukan yang akan muncul

apabila kotak masukan masih kosong ataupun tidak lengkap.

(44)

Setelah memberikan masukan sesuai dengan ketentuan, selanjutnya

pengguna membatasi jumlah data yang akan diolah. Data yang harus dimasukan

oleh pengguna berjumlah 1000 atau misalnya antara 1000 hingga 2000. Hal

ini dilakukan untuk menghindari banyaknya yang mungkin terjadi apabila

jumlah data yang akan disimulasi sebanyak data aslinya. Semakin sedikit jumlah

data yang disimiluasikan, maka akan semakin sedikit (atau bahkan tidak ada)

yang mungkin akan terjadi. Apabila dalam pembatasan jumlah data,

pengguna memasukan yang salah, maka program simulasi ini akan

mengeluarkan pesan agar memberikan data sampel yang benar. Gambar

4.9 dibawah ini menunjukan tampilan program dengan pembatasan jumlah data.

(45)

Setelah pengisian masukan dan pembatasan jumlah data telah dilakukan dengan

benar, maka pengguna dapat melihat bentuk sinyal asli dan bentuk sinyal

spektrum dari jumlah ketiga sinyal tersebut. Gambar 4.10 dibawah ini

menunjukkan pesan kesalahan pada saat pembatasan jumlah data.

&58

/ /

/

Pada sub bab ini akan ditampilkan seluruh hasil dari simulasi berikut

pembahasannya. Hasil simulasi dari kelima metoda divisualisasikan dalam bentuk

grafik. Kelima metoda tersebut disimulasikan dengan nilai data sampling yang

sama, yaitu sebanyak 3000.

(46)

Sebelum melihat hasil simulasi, akan ditampilkan terlebih dahulu bentuk

sinyal asli dan bentuk spektrum sinyal. Tampilan tersebut akan diperlihatkan pada

gambar 4.11.

&585$

/ /

/

.

Hasil simulasi yang ditunjukkan oleh Gambar 4.11 menunjukan grafik

hasil dari proses simulasi dan sinyal aslinya. Simulasi sinyal mengunakan

% % - % 4 % % - % 4 % %

-% dengan jumlah data sample sebanyak 3000. Dimensi matrik

untuk pendugaan frekuensi ini harus lebih besar dari jumlah

(47)

4.14, Gambar 4.15, Gambar 4.16 dan Gambar 4.17 memperlihatkan hasil simulasi

dengan berberapa variasi jumlah M dan . Jenis sinyal yang digunakan adalah

% % - , % % - , dan % %

-Data pada gambar 4.12 disimulasikan dengan jumlah M = 5 dan = 1.

Grafik pada gambar 4.12 memperlihatkan gambar yang mulus tanpa adanya

dan . Grafik tersebut menghasilkan puncak

maksimum pada 95.5 dB.

Pada Gambar 4.13 meperlihatkan hasil yang berbeda dengan Gambar 4.12.

Dengan jumlah M = 5 dan p = 3, simulasi tersebut menghasilkan .

Puncak maksimum yang dihasilkan mendekati 117 dB.

(48)

2 &5$8 Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 5 dan p=3.

(49)

2 &5$% Hasil simulasi algoritma MUSIC dengan jumlah M = 10 dan p=5.

(50)

Untuk Gambar 4.14, dengan jumlah M = 8 dan = 7 menghasilkan dua

puncak maksimum yang sama. Dengan selisih antara jumlah M dan yang

sedikit, simulasi ini menghasilkan beberapa .

Gambar 4.15 menunjukkan hasil simulasi dengan jumlah M = 10 dan

= 5. Pada simulasi ini tidak tampak adanya tetapi kembali

menghasilkan seperti pada hasil simulasi yang ditunjukkan pada

Gambar 4.13.

Gambar 4.16 menunjukkan hasil simulasi dengan jumlah M = 15 dan

= 10. Seperti pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.15, hasil simulasi ini juga

menghasilkan 4 bahkan yang dihasilkan pada

simulasi ini cenderung meningkat.

(51)

Hasil simulasi terakhir dengan jumlah M = 15 dan = 14, ditunjukan pada

gambar 4.17. Seperti pada hasil simulasi yang diperlihatkan pada Gambar 4.14,

simulasi ini juga memperlihatkan adanya yang jumlahnya

lebih banyak dari hasi simulasi pada Gambar 4.14.

Gambar 4.18 adalah bentuk sinyal asli dan bentuk spektrum dari tiga

sinyal yang sama yaitu % % % . Gambar 4.19 adalah

pemodelan sinyal dari ketiga sinyal tersebut.

(52)

Simulasi pada Gambar 4.19 disimulasikan dengan jumlah M = 5 dan = 3.

Dari hasil simulasi tersebut dapat dilihat perbedaan yang cukup sigfnifikan

dibandingkan dengan hasil simulasi pada Gambar 4.13. Pada saat menggunakan

tiga sinyal yang berbeda bentuk pemodelan sinyal menghasilkan grafik dengan

puncak maksimum 130 dB. Hasil tersebut juga memperlihatkan spurious peak

yang relatif lebih kecil dari hasil simulasi pada Gambar 4.13.

&585-

/

/

/

<,

=>

? 4

?

. 6

?

0

/ . 6

@5

Gambar 4.20 menunjukkan hasil simulasi dengan metoda Yule7Walker,

Burg, Covarian, Modifikasi Covarian. Simulasi tersebut dihasilkan dengan jumlah

data sebanyak 2000 data.

(53)

Jumlah orde yang digunakan pada simulasi metoda pembanding ini adalah

5 dan yang dievaluasi adalah % % % . Hasil simulasi

tersebut menunjukan bahwa metoda Y7W menghasilkan grafik yang berbeda

dengan metoda AR yang lainnya. Apabila dibandingkan dengan hasil simulasi

dengan aloritma MUSIC pada Gambar 4.19, puncak maksimum hasil yang dicapai

dengan metoda AR ini jauh lebih rendah, yaitu pada 0 dB. Frekuensi yang

dihasilkan adalah 0.1 Hz. Hal ini disebabkan karena pada simulasi dengan

algoritma MUSIC menggunkan tiga sinyal masukan sedangkan pada simulasi

dengan metoda AR hanya menggunakan satu sinyal masukan. Jadi hasil yang

dicapai pada simulasi dengan algoritma MUSIC berlipat hingga tiga kali sehingga

menghasilkan puncak maksimum dan frekuensi yang jauh lebih besar dari hasil

simulasi dengan metoda AR.

(54)

&5858

0

/

Dari hasil simulasi yang telah dijelaskan diatas, kita dapat melihat

berbagai macam bentuk pemodelan dengan barbagai variasi. Pada sub bab ini kita

akan membahas berapa besar frekuensi yang dihasilkan dari pendugaan frekuensi

(dengan masukan yang berbeda) yang telah didapat dari hasil simulasi diatas.

Gambar 4.21 menunjukkan grafik spketrum pada gambar 4.11 yang diperbesar.

Puncak maksimum pada grafik spektrum sinyal asli tersebut pada 10.4 dB.

Frekuensi yang dihasilkan adalah 59 Hz. Gambar 4.22 menunjukkan grafik

pemodelan sinyal pada Gambar 4.12 yang diperbesar.

2 &5-$ Grafik spektrum sinyal asli.

(55)

Puncak maksimum grafik pemodelan sinyal pada Gambar 4.22 adalah 95.5

dB. Frekuensi yang dihasilkan pada simulasi tersebut adalah 55 Hz. Gambar 4.23

menunjukkan grafik pemodelan sinyal Gambar 4.13 yang diperbesar.

Puncak maksimum grafik pemodelan sinyal pada Gambar 4.22 adalah

pada titik 117 dB. Frekuensi yang dihasilkan adalah 54 Hz. Gambar 4.24

menunjukkan grafik pemodelan sinyal Gambar 4.14 yang diperbesar.

Pada pemodelan sinyal yang diperlihatkan Gambar 4.24 menghasilkan dua

puncak maksimum yang sama besar. Hal ini yang disebut sebgai

dimana terdapat dua puncak maksimum yang sama besar sehingga susah 2 &5-8 Grafik pemodelan sinyal dengan M = 5 dan 3.

(56)

untuk membedakan mana sinyal yang asli dan mana sinyal yang palsu. Hal ini

disebabkan karena kecilnya jarak antara dimensi matrik dan .

Pendugaan frekuensi pada pemodelan sinyal ini tidak bisa dilakukan. Gambar

4.25 menunjukkan grafik pemodelan sinyal pada Gambar 4.15 yang diperbesar.

Pemodelan sinyal yang diperlihatkan pada Gambar 4.25 menghasilkan

. Grafik ini memperlihatkan puncak maksimum yang terbagai

menjadi tiga. Puncak maksimum yang dihasilkan adalah 145 dB. Frekuensi yang

dihasilkan adalah 56 hz. Gambar 4.26 menunjukkan pemodelan sinyal pada

Gambar 4.16 yang diperbesar.

(57)

Pemodelan sinyal yang diperlihatkan Gambar 4.26 menghasilkan tiga

puncak. Dua puncak yang sama disebut dan satu puncak

yang lain disebut . Seperti pada gambar 4.24, pendugaan frekuensi

pada pemodelan sinyal ini juga tidak bisa dilakukan karena muncul dua puncak

maksimum yang sama besar. Gambar 4.27 menunjukkan pemodelan sinyal pada

Gambar 4.17 yang diperbesar.

Gambar 4.26 menghasilkan dua puncak maksimum yang hampir sama

besar, sehingga pendugaan frekuensi masih bisa dilakukan. Pncak maksimumnya

adalah 178 dB dan frekuensi yang dihasilkan adalah 53 Hz. Gambar 4.28

menunjukkan grafik spektrum sinyal asli pada gambar 4.18 yang diperbesar,

dengan tiga masukan yang sama yaitu % % - .

Puncak maksimum yang dihasilkan dari grafik tersebut hampir sama

dengan spektrum sinyal asli dengan tiga masukan yang berbeda, yaitu 11 dB.

Frekuensi yang dihasilkan adalah 13 Hz, berbeda jauh dibanding dengna spektrum

(58)

menunjukkan pemodelan sinyal dengan tiga masukan yang sama, dengan M = 5

dan = 3.

2 &5-:Grafik spektrum sinyal asli dengan tiga masukan yang sama.

2 &5-;Grafik pemodelan sinyal (tiga masukan yang sama)

(59)

Bab V

Kesimpulan dan Saran

%5$

/

Dari hasil simulasi dengan metoda AR dan algoritma MUSIC, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Simulasi dengan jumlah M dan yang kecil dapat menghasilkan

pemodelan sinyal tanpa dan .

2. Semakin besar jumlah M dan , maka semakin besar pula magnitude yang

dihasilkan dan jumlah pun semakin banyak.

3. Jika jarak antara jumlah M dan p sempit, akan menghasilkan

4. Hasil simulasi antara satu sinyal dan tiga buah sinyal menghasilkan

pemodelan sinyal yang hampir sama dalam bentuk tetapi memiliki

perbedaan yang sangat jauh pada puncak maksimumnya.

5. Jumlah nilai M = 10 dan = 5 adalah pemodelan sinyal yang paling ideal,

karena menghasilkan frekuensi, yaitu 56 hz, yang mendekati dari sinyal

aslinya (59 Hz).

%5-Untuk pengembangan selanjutnya dapat disarankan untuk memakai

metode MUSIC dan )( MUSIC sebagai alternative selain menggunakan

(60)

0

/

[1] Pisarenko, V. F. (1973) ”The Retrieval of Harmonics from a Covariance

Fucntion,” " / ) ( ., vol. 33, pp. 3477366.

[2] Schmidt, R.O, "Multiple Emitter Location and Signal Parameter

Estimation," $111 < ( 4 Vol. AP734 (March

1986), pp. 2767280.

[3] Mosher, J.C.; Leahy, R.M., " &

' )( ! # $ ", IEEE Transactions on Signal Processing,

Volume: 47 2 , Feb. 1999, Page(s): 332 7340.

[4] Cadzow, J. A. (1982). “Spectral Estimation: An Overdetermined Rational

Model Equation Approach,” $111, vol. 70, pp. 9077938, September.

[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Autocovariance_matrix

[6] Cadzow, J. A (1981). “Autoragresive7Moving Average Spectral

Estimation: A Model Equation Error Procedure,“$111 < "

) , vol GE719, pp. 24728. January.

[7] Cadzow, J. A. (1979). “ARMA Spectral Estimation: An Efficient Closed7

form Procedure,” )( 1 = , pp. 81797,

Rome N.Y., October.

[8] http://www7rohan.sdsu.edu/doc/matlab/toolbox/signal/spectr9a.html

[9] Stoica, P., and R.L. Moses, $ ( , Prentice7

(61)

[10] Marple, S.L. ( , Englewood Cliffs, NJ, Prentice7

Hall, 1987, pp. 3737378.

[11] http://www7scf.usc.edu/~esen/reports/Report3.htm

NN.Forelas07: 1 >! 2003

Proakis, John G. and Monolakis, Dimitris G. $

Gambar

Gambar 2.1 menunjukan klasifikasi model dan metode estimasi spektrum.
Tabel Pendugaan Frekuensi oleh Pisarenko
Gambar 3.1 menunjukkan proses perencanaan simulasi.
Gambar 3.6 adalah� 7����� program rancangan secara visual sebagai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E., M.Si... Agung Krisna Aditya,

ERAA  berencana  memperkuat  penjualan  ponsel  merek  perusahaan  sendiri  yaitu  Venera  dengan  membangun  pabrik  manufaktur  dan  perakitan  ponsel  dengan 

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pengetahuan guru sekolah dasar di kecamatan Sokaraja, kabupaten Banyumas memiliki tingkat pengetahuan yang

(3) Komite Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, bersifat mandiri dan tidak

Berdasarkan pada hasil analisis diketahui bahwa entres yang disimpan selama 2 dan 4 hari menggunakan media kertas koran dan serbuk gergaji yang telah dibasahi masih menghasilkan

Penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana sistem pengelolaan PLTS di Dusun Yeh Mampeh agar PLTS dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Metode

Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah proses mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan BBLR Di Ruang Perinatologi RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang Tahun 2014, dapat disimpulkan