• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstract. Keywords: the students result of study, Approach, contextual.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abstract. Keywords: the students result of study, Approach, contextual."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Keanekaragaman

Hayati

(Studi Eksperimen di Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya

pada Konsep Keanekaragaman Hayati)

The Influence of Contextual Approach Implementation Towards The Students Improvement of Academic Achievement on The Concept of Environmental

Biodiversity

(Experimental Study on Xth Grade Muhammadiyah Senior High School Tasikmalaya)

Gisma Dwi Pangga, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani

Program Study Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Jl. Siliwangi no:20 Tasikmalaya-Jawa Barat. gegegisma@gmail.com

Abstract

The research purpose is to find out the influence of inquiry approach implementation towards the students improvement of academic achievement on the concept of concept of environmental on Xth grade Muhammadiyah Senior High School, Tasikmalaya. The research was conducted on April 2014 until May 2014 at Muhammadiyah Senior High School Tasikmalaya. The population were all of the Xth grade students of Muhammadiyah Senior High School Tasikmalaya, term 2013/2014 that were devided into 4 classes with the total number 80 students. The samples which were used 2 classes ( X-1, and X-2) and they were taken by custom random sampling technique. True experiment was used as a method on this research. The data collection technique was written test, pre-test and post-test. The test that was carried was multiple choices with the total number of 35 questions with 5 options. Data analysis technique was t test with significant level (α) = 5%. Based on data analysis and hypotheses test, it showed that there was an influence of contextual approach implementation towards the students improvement of academic achievement on the concept of environmental pollution on Muhammadiyah Senior High School Grade X, Tasikmalaya.

(2)

2 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Mei 2014 di SMA Muhammkadiyah Tasikmalaya. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 4 kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 80 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yaitu kelas X-1 dan X-2 yang diambil dengan cara custom random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment. Teknik pengumpulan data berupa tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati. Tes ini berupa soal multiple choice sebanyak 35 soal dengan lima option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep keanekaragaman hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya.

(3)

3 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan potensi pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Proses pembelajaran di lingkungan sekolah melibatkan berbagai komponen, yaitu kurikulum guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka proses pembelajaran kurang berhasil.

Dalam proses pembelajaran biologi melibatkan banyak unsur yang saling berikatan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah guru, siswa, kurikulum, pembelajaran, tes, dan lingkungan. Guru dan siswa merupakan subjek pendidikan yang sangat menentukan dalam konsep konteks pengembangan sekolah. Sebaik apapun kurikulum jika motivasi guru dan siswa kurang memadai maka proses pembelajaran seperti yang diharapkan tidak akan terjadi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan membawa konsekuensi logis pada upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa yang disesuaikan dengan karakteristik dan lingkungan.

Proses yang diharapkan melalui kurikulum ini bukan sekedar membahas materi dalam buku atau menginformasikan pengetahuan kepada siswa melainkan menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung, sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan model pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran di SMA Muhammadiyah kota Tasikmalaya ini menunjukan bahwa pembelajaran masih belum pernah dilakukan proses pendekatan pembelajaran sehingga hasil belajar kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar mengajar yang cenderung bersifat hafalan. Sebagian besar siswa belum mampu menghubungkan materi yang diterima dengan baik dan mereka kurang memahami secara lebih dalam apa yang mereka hapalkan. Sebagian besar siswa belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan secara abstrak tanpa mengalami atau melihat sendiri. Padahal siswa memerlukan

(4)

konsep-4 konsep yang berhubungan dengan lngkungan sekitarnya. Belajar mereka lebih berwarna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari dari pada hanya secara lisan saja. Berdasarkan nilai harian ulangan biologi yang pertama untuk kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya mempunyai tingkat keaktifan dan hasil belajar masih di bawah standar sekolah tersebut, yaitu rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65 sedangkan Kriteria Ketuntaasan Minimal yang diharapkan adalah 71. Hasil belajar ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa masih perlu di tingkatkan. Proses pembelajaran biologi yang dilakukan di SMA Muhammadiyah ini masih didominasi dengan ceramah dan proses pembelajarannya berpusat pada guru sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi secara pasif, tanpa didukung pendekatan pembelajaran lain atau media pembelajaran yang bervariasi. Proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual belum pernah dilakukan pada konsep keanekaragaman hayati, sehingga manfaat penggunaan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar biologi belum pernah diketahui.

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pembelajaran yang tepat untuk pelaksanaan kurikulum ini. Pengajaran biologi kelas X pada konsep Keanekaragaman Hayati bertujuan untuk mengetahui perbedaan makhluk hidup yang beragam. Pembelajaran ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan yang mereka peroleh dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Memadukan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa akan sangat berarti dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual menciptakan kelas yang di dalamnya siswa akan terlibat lebih aktif dan bukan hanya sebagai pengamat yang pasif, sehingga proses belajar siswa akan dapat lebih optimal dan hasil belajar juga meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Keanekaragaman Hayati”. (Studi

(5)

5 Eksperimen di Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya pada Konsep Keanekaragaman Hayati).

RUMUSAN MASALAH

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penerapan pendekatan Kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya?

TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya

KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai hasil kaji untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberi kemudahan dalam mempelajari suatu konsep sebagai belajar yang aktif, efektif, dan interaktif dapat tercapai, dengan demikian dapat memungkinkan hasil belajar siswa, khususnya mengenai peningkatan hasil belajar melalui pengaruh penerapan pendekatan kontekstual pada konsep Keanekaragaman Hayati.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya, yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas X.1 dan X.2 SMA Muhammadiyah Tasikmalaya.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest posttest control group design, dimana penelitian ini menggunakan dua kali pengukuran yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1 dan O3) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen (O2 dan O4) disebut post test.

Adapun desain penelitian menurut Sugiyono (2013:112) adalah sebagai berikut:

(6)

6 Pola : Kelas Eksperimen O1 X O2

Kelas Kontrol O3 O4

Prosedur : untuk kelas eksperimen subjek diberikan tes awal O1 (pre test) setelah itu diberikan perlakuan X selanjutnya dilakukan tes akhir O2 (post test) sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan, untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran seperti biasa yang diawali tes awal O3 dan tes akhir O4.

Keterangan:

O1 dan O3 : pre test

O2 dan O4 : post test

X : treatment dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati. Tes ini berupa tes berbentuk multiple choise dengan 5 option sebanyak 32 soal.

Aspek yang diukur yaitu ranah kognitif yang dibatasi oleh dimensi proses kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dan dimensi pengetahuan yaitu pengetahuan faktual (K1), konseptual (K2) dan prosedural (K3). Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Tabel 1

Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya

Data Ni x s s2

Siswa yang proses pembelajarannya

menggunakan pendekatan kontekstual 20 24 5,03 25,26 Siswa yang proses pembelajarannya

tanpa menggunakan pendekatan 20 19,7 4,22 17,85 Keterangan :

x = rata-rata hasil belajar siswa Ni = jumlah siswa

s = nilai standar deviasi s2 = nilai varian

(7)

7 Tabel 2

Ringkasan Hasil Uji t

Data thitung ttabel

Hasil Analisis Kesimpulan Kesimpulan Analisis Pre-post test eksperimen

-17,82 2,09 thitung <- ttabel Tolak HO

Hasil pre test

tidak sama dengan post-tes

Pre-post test kontrol

-23,54 2,09 thitung <- ttabel Tolak HO

Hasil pre test

tidak sama dengan post-tes N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

-2,08 1,96 thitung <- ttabel Tolak HO

Hasil pre test

tidak sama dengan post-tes

Kaidah pengujian hipotesis: Terima Ho, jika –ttabel< thitung≤ +ttabel 2. Pembahasan

a. Proses pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontekstual

Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen diperoleh data N-gain tergolong kategori tinggi jika dibandingkan dengan data N-gain kelas kontrol, yaitu 30% hasil belajar siswa kategori N-gain > 0,7. Sedangkan 65% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan 5% hasil belajar siswa tergolong kategori rendah. Berdasarkan uji thitung -17,82 dan ttabel 2,09 yang menunjukkan bahwa terletak di daerah penolakan Ho yang artinya ada pengaruh pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Adanya pengaruh disini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pre test dan post test. Maka dari

(8)

8 perhitungan statistik di kelas eksperimen didapatkan nilai rata-rata pre test

13,25, rata-rata post test 24,4, dan rata-rata N-gain 0,7. Sedangkan skor median yang telah ditentukan 22,4 dan skor median sebenarnya kelas eksperimen 27. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Tercapainya hasil belajar siswa yang meningkat di kelas eksperimen dikarenakan adanya pengaruh pendekatan kontekstual dalam proses pembelajarannya. Saat proses pembelajaran berlangsung guru berusaha menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Pada perternuan pertama guru memotivasi siswa dengan melakukan Tanya jawab seputar keanekaragaman yang sering dilihat, dan pertemuan kedua guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan sejauh mana siswa mengetahui tentang keanekaragaman hayati, siswa terlihat antusias terhadap materi yang akan diajarkan. Kemudian guru menggali lagi pengetahuan siswa dengan memberi pertanyaan yang berhubungan dengan contoh kehidupan sehari-hari tentang materi Keanekaragaman Hayati dan siswa merespon dengan memberikan jawaban yang benar namun ada juga yang menjawab kurang tepat. Agar menjadi lebih jelas tentang pertanyaan dan jawaban yang telah diungkapkan maka siswa mulai bekerjasama dalam kelompok yang sudah dibentuk secara heterogen untuk mencari konsep materi Keanekaragaman Hayati melalui eksperimen, pengumpulan data dan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS. Setelah siswa menemukan konsep melalui kegiatan diskusi sesame kelompok,

(9)

9 pengumpulan data dan menjawab pertanyaan pada LKS, setiap kelaompok mendiskusikan hasil kerjasamanya untuk dipersentasikan di depan kelas.

Pada petemuan kedua setiap kelompok mempresentasikan atau mendiskusikan di depan kelas dengan kelompok lainnya secara bergiliran. Kelompok yang tidak maju ke depan kelas memberikan pertanyaan pada setiap kelompok yang ada di depan kelas. Saat presentasi LKS dilakukan, terjadi perdebatan jawaban LKS sehingga terjadilah debat diskusi antar kelompok. Setelah semuanya saling mengutarakan pendapat dari jawaban LKSnya maka pada akhirnya semua kelompok sepakat atau setuju atas jawaban LKS yang jawabannya betul, alasannya kuat dan terdapat dibuku sumber. Setelah kegiatan presentasi dan diskusi kelompok selesai, kemudian guru memberi penguatan lagi dari hasil pengumpulan data siswa dan diskusi kelompok yang sudah dilaksanakan. Akhirnya pada kelompok yang bagus presentasinya dan pengumpulan data yang lebih banyak pada Keanekaragaman Hayati diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas usaha yang telah dilakukannya.

Saat proses pembelajaran berlangsung siswa dituntut dapat berperan aktif, baik pada proses pembelajaran berlangsung maupun diskusi kelompok. Pada saat memberi penguatan materi guru harus dapat memberikan rasa nyaman kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung, hal ini bertujuan agar materi yang diajarkan dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Suasana yang baik saat proses pembelajaran berlangsung ialah suasana yang dapat membangkitkan minat belajar siswa.

(10)

10 Di dalam pendekatan kontekstual dengan adanya diskusi kelompok akan terlihat adanya penyerapan dari yang dipelajari.

Selain faktor pendekatan pembelajaran yang digunakan, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor guru. Guru berperan dalam menyiapkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan kelancaran dalam proses mengajar seperti rencana pembelajaran, penguasaan materi, ketepatan waktu serta gaya guru saat mengajar harus dapat menarik minat belajar siswa, sehingga siswa dapat menyerap materi secara optimal. Guru juga harus bijaksana dalam mengambil keputusan ketika ada masalah yang muncul disaat proses pembelajaran berlangsung dan guru harus dapat bersikap demokratis serta tidak memihak pada sebagian kelompok saja.

Adanya diskusi kelompok merupakan bentuk kerjasama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, sehingga diharapkan adanya kekompakan dan kerjasama. Kegiatan pembelajaran ini juga, didampingi dengan LKS yang bertujuan untuk meningkatkan keingin tahuan siswa tentang materi yang sedang diajarkan. Sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide dan mengeksplorasikannya pada LKS yang sedang dikerjakan oleh siswa. Adapun hasil lembar kerja siswa pada dua kali pertemuan tiap kelompok sebagai berikut:

(11)

11 Gambar 1

Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontekstual

Berdasarkan hasil lembar kerja siswa (LKS) setelah melaksanakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual terdapat tiga kelompok yang terjadi peningkatan dan satu kelompok yang tidak mengalami peningkatan. Adanya peningkatan terhadap ketiga kelompok tersebut karena mereka melakukan langkah-langkah pengumpulan data dengan benar, nyaman dengan diskusi kelompok, dan mampu menjawab LKS yang diberikan oleh guru, sehingga siswa dapat mengerjakan secara bertahap dan meningkat pada setiap pertemuannya. Sedangkan satu kelompok yang tidak mengalami peningkatan pada kelompok kedua disebabkan kelompok tersebut tidak melakukan diskusi kelompok pengumpulan data Keanekaragaman Hayati disekitar rumahnya, kurang kompaknya kelompok dan menjawab pertanyaan saat diskusi masih kurang tepat.

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah tingkah laku siswa saat di kelas, kenyamanan dan kekompakan kelompok serta kecepatan dan ketepatan dalam menjawab

(12)

12 LKS dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya serta dapat berperilaku baik saat mendapat penguatan materi dari guru, itu pun dapat berpengaruh besar karena jika siswa mendengarkan saat guru sedang memberikan penjelasan dengan benar maka siswa tersebut dapat mengingat dan menyerap dari apa yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga dapat menjawab pertanyaan dari LKS, diskusi dan kuis. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa, karena apabila kondisi lingkungan yang kurang nyaman proses penyerapan materi pembelajaran menjadi berkurang. Sedangkan apabila kondisi lingkungan yang nyaman maka penyampaian materi pembelajarannya pun akan menjadi lebih mudah.

Kelebihan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil, pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep dan siswa, karena pendekatan pembelajaran CTL manganut aliran kontruktivisme, yakni seorang siswa dituntun menemukan pengetahuannya sendiri, kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, kelas dalam pembelajaran kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan lapangan, materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian guru, penerapan pembelajaran kontekstual bisa menciptakan suasana pembelajaran yang

(13)

13 bermakna. Dengan adanya tes hasil belajar guru bisa melihat perkembangan pengetahuan materi yang telah diajarkan pada siswa.

Kekurangan pendekatan kontekstual adalah diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual, jika guru tidak dapt mengendalikan kelas, maka bisa menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif, guru lebih intensif dalam membimbing, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide serta mengajak siswa agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar. Maka dari itu, penggunaan pendekatan pembelajaran eksperimen ini dapat dijadikan salah satu rekomendasi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

1. Proses Pembelajaran dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol

Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas kontrol diperoleh data

N-gain tergolong kategori rendah jika dibandingkan dengan data N-gain

kelas eksperimen, yaitu 5% hasil belajar siswa termasuk kategori N-gain

>0,3. Sedangkan 85% hasil belajar siswa tergolong kategori sedang, dan 10% hasil belajar siswa tergolong kategori tinggi. Berdasarkan data uji thitung -23,54 dan ttabel 2,09 yang menunjukkan bahwa thitung terletak di daerah penolakan Ho artinya hasil pre test tidak sama dengan post test, yaitu ada pengaruh pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan dari pada proses pembelajaran di kelas kontrol pada Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA Muahammadiyah Tasikmalaya. Nilai post test di kelas kontrol belum melampaui nilai

(14)

14 median yang telah ditentukan yaitu 22,4, sedangkan nilai median sebenarnya 20. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas kontrol tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari perhitungan statistik dikelas kontrol didapatkan nilai rata-rata pre test

9,95, post test 19,7 dan N-gain 0,43. Hasil perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari hasil perhitungan tersebut kurangnya peningkatan hasil belajar siswa di kelas kontrol karena siswa tidak melakukan kegiatan pengumpulan data secara langsung pada lingkungan sekitar untuk mengetahui Keanekaragaman Hayati dan proses pembelajaran di kelas kontrol tidak membuktikan kebenaran dari konsep yang siswa cari. Akhirnya suasana proses pembelajaran menjadi jenuh dan membosankan yang berakibat kurangnya peningkatan hasil belajar siswa. Disini siswa hanya menjadi penerima informasi yang pasif sehingga tidak membangkitkan antusias belajar siswa, siswa pun hanya membayangkan dan menduga-duga tentang Keanekaragaman Hayati. Hal tersebut dapat menimbulkan salah penafsiran konsepsi artinya konsep yang tadinya benar setelah melakukan pembelajaran malah menjadi salah mengakibatkan hasil belajar siswa rendah, materi yang telah dipelajari pun tidak akan bertahan lama dalam ingatan siswa. Sehingga hasil dari pembelajaran di kelas kontrol kurang maksimal karena kurangnya penyerapan materi yang telah diajarkan.

(15)

15 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontekstual

Dari hasil perhitungan statistik uji t pada nilai N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data t = -5,4 dan t-tabel = 1,96, yang menunjukkan bahwa thitung terletak di daerah penolakan Ho artinya ada pengaruh pendekatan kontekstual terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X.1 SMA Muhammadiyah Tasikmalaya. Pengaruh pendekatan kontekstual tersebut dapat dilihat dari diagram berikut ini:

Gambar 1

Diagram Skor Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontekstual dan Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram di atas terdapat rata-rata hasil belajar siswa dikelas kontekstual (X.1) yaitu pre test 13,25, post test 24,4 dan N-gain

0,70 yang termasuk kedalam kategori tinggi. Yang termasuk pada kategori

N-gain tinggi 30%, rendah 5% dan sedang 65%. Dan dikelas kontrol (X.2)

yaitu pre test 9,95 post test 19,7 dan N-gain 0,43 termasuk dalam kategori sedang. Yang termasuk pada kategori N-gain tinggi 10%, rendah 5%, dan sedang 85%. Ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan

(16)

16 menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan di kelas kontrol. Adapun data analisis kategori N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3

Data Analisis Kategori N-Gain

Data

Nilai Indeks N-Gain <0,3 (Rendah) 0,3-0,7 (Sedang) >0,7 (Tinggi) Kelas Kontekstual 5% 65% 30% Kelas Kontrol 5% 85% 10%

Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena adanya pengaruh pendekatan kontekstual yang mewajibkan siswa berprilaku aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Kemudian guru menerapkan pembagian diskusi kelompok serta pengerjaan lembar kerja siswa dan kuis yang bertujuan untuk bekerjasama dalam menjawab suatu pertanyaan yang telah guru sediakan serta diakhir pertemuan guru memberikan tes hasil belajar yang dijawab secara cepat, tepat oleh seluruh siswa. Sedangkan dikelas kontrol peningkatan hasil belajarnya masih kurang karena siswa tidak dapat membuktikan sendiri materi yang dipelajari. Namun perbedaan hasil belajar siswa dikelas eksperimen dan dikelas kontrol belum terlalu tinggi, dikarenakan beberapa faktor seperti terbiasanya siswa dengan proses pembelajaran tanya jawab dan diskusi yang dilakukan berturut-turut oleh guru dan siswa belum terbiasa dengan adanya penggunaan pendekatan kontekstual. Tapi pada dasarnya sudah sedikit terlihat adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

Dengan demikian proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen berpengaruh terhadap

(17)

17 peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dibandingkan di kelas kontrol pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya.

PENUTUP SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan bahwa adanya pengaruh penerapan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen. Dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan kontekstual telah mencapai KKM sedangkan pada kelas kontrol hasil belajar siswa belum mencapai KKM. Dengan demikian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual di kelas eksperimen berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dan pendekatan kontekstual tepat digunakan pada konsep Keanekaragaman Hayati di kelas X SMA Muhammadiyah Tasikmalaya.

SARAN

Berdasarkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dikarenakan terdapat peningkatan hasil belajar siswa maka dianjurkan saat

proses pembelajaran pada konsep Keanekaragaman Hayati menggunakan pendekatan kontekstual.

(18)

18 3. Agar terdapat keberhasilan pendekatan kontekstual maka guru disarankan

aktif memberikan petunjuk/ pengarahan pada setiap kelompok belajar dan mendatangi kelompok satu per satu pada saat pembelajaran.

4. kelompok dibuat secara heterogen agar peserta didik yang kurang memahami pelajaran dapat dijelaskan oleh peserta didik yang pandai di kelas.

(19)

19 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Creswell, Jhon W. (2003). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Widodo, Ari. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia

RIWAYAT PENULIS

Gisma Dwi Pangga adalah mahasiswa angkatan 2010 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Gambar

Diagram Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontekstual  Berdasarkan hasil lembar kerja siswa (LKS) setelah melaksanakan  pembelajaran  yang  menggunakan  pendekatan  kontekstual  terdapat  tiga  kelompok  yang  terjadi  peningkatan  dan  satu  kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divison (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV di

Metode ABC cocok untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari satu produk, dengan membebankan biaya overheadnya dengan tarif yang sesuai proporsi konsumsi sumber daya dari

[r]

[r]

Berdasarkan bulasi silang antara waktu terjadinya kehamilan pada KB suntik 1 dan 3 bulan di BPS “E” diperoleh bahwa dari 17 responden yang mempunyai waktu

Proses Penagihan Faktur, memo kredit dan penyesuaian faktur lainnya yang diterima pada saat persetujuan kredit oleh departemen penagihan sebagai tanda terima dari dokumen

Routing Protokol DSDV lebih unggul dari segi delay dan throughput karena protokol ini bersifat proaktif yang mengupdate tabel secara periodik, maka setiap node memiliki tabel

Metals in Plants Atomic Absorption Spectrophotometric Method.. Dalam:Official Methods of the Association of