• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DAN PEMELIHARAANNYA MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL HUDA LOPAIT, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DAN PEMELIHARAANNYA MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL HUDA LOPAIT, KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017201"

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI RANGKA MANUSIA DAN PEMELIHARAANNYA

MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA

KELAS IV SEMESTER I MADRASAH IBTIDAIYAH

MIFTAHUL HUDA LOPAIT, KECAMATAN TUNTANG,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

AFIF TRISIDHA SARI

NIM 115-13-011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI RANGKA MANUSIA DAN PEMELIHARAANNYA

MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE PADA SISWA

KELAS IV SEMESTER I MADRASAH IBTIDAIYAH

MIFTAHUL HUDA LOPAIT, KECAMATAN TUNTANG,

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

AFIF TRISIDHA SARI

NIM115-13-011

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (QS

Al-Insyiroh : 6-8)

Manusia tersandung dan jatuh bukan karena batu besar namun hanya karena

batu kecil, karena itu jangan pernah mengesampingkan hal yang kecil karena

kita gagal bukan karena hal yang besar (Kahlil Gibran)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil

(Mario Teguh)

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhmadulillah

Atas segala limpahan rahmat dari Allah SWT

KUPERSEMBAHKAN KARYA SKRIPSI INI UNTUK:

Ibu tercinta Sri Lestari, untuk kasih sayang dalam suka maupun dukaku, yang

selalu mendengarkan keluh kesahku, sabar menghadapiku

Bapak Ahmad Rifai, yang selalu memberi dukungan dengan setia menemani di

setiap langkahku, memberikan motivasi,

Adik tercinta Nesla Noer Rahmawati dengan pemikiran yang lebih dewasa di

bandingkan kakaknya yang selalu memberi nasihat dan masukannya,

Kakak ponakan yang menyemangatiku dengan kata-kata yang tidak biasa untuk

mengajariku lebih dewasa,

Adik ponakan Arfiana Wahyu Kartika yang telah menemani dan membantuku,

Sahabatku mbak Nanda Dwi Lestari yang selalu ada dan memberikan solusi-solusi,

masukannya, nasehat yang baik menemani saat susah,

Muslikatun Mardiyah, Riky Febrianyah yang telah menemani perjuanganku,

Teman-teman Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2013,

Teman-teman konsentrasi IPA 2013 yang telah memberikan kebersamaan yang

indah,

Teman-teman KKN Wahyu Lestyowati, Susi Fitriyanti terimakasih buat

kebersamaannya di detik-detik terakhir, memberikan kesan yang indah,

menyemangati satu sama lain

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Materi Rangka Manusia dan Pemeliharaannya Melalui Metode Example Non Example pada Kelas IV Semester I Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Peni Susapti, S. Si. M. Si. selaku ketua jurusan PGMI dan pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Jaka Siswanta, selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah dan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAIN Salatiga.

(10)
(11)

xi ABSTRAK

Sari, Afif Trisidha. 2017. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia dan Pemeliharaannya Melalui Metode Example Non Example pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, S.Si. M.Si.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Rangka Manusia dan Pemeliharaannya, Metode

Example Non Example

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia dan pemeliharaannya masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh data persentase siswa yang belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM pada hasil belajar pra siklus 73,07% atau 19 siswa dari 26 siswa.

Permasalahan dalam pembelajaran IPA yang disampaikan secara monoton dengan pembelajaran berpusat pada guru, keterbatasan alat peraga, guru kurang memiliki ketrampilan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang didapatkan tidak mencapai nilai KKM.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Instrumen pengumpulan data digunakan adalah lembar observasi, skala aktivitas siswa, dan lembar kerja siswa (LKS) teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

(12)

xii ABSTRACT

Sari, Afif Trisidha. 2017. “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Materi Rangka Manusia Dan Pemeliharaannya Melalui Metode Example Non Example Pada Siswa Kelas Iv Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang”. Graduating Paper. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Faculty of Teacher Training and Education, State Institute for Islamic Studies Salatiga. Counselor: Peni Supapti, Si. M.Si.

Keywords: Aktivitas,Hasil Belajar, Rangka Manusia dan Pemeliharaannya, Metode Example Non Example.

This research motivates on reality that the activity and the learning outcomes on the fourth grade students of MI Miftahul Huda Lopait in Science learning that the human framework material and its maintenance is still low. This case indicates by the percentage data of the students who have not yet completed or have not achieved KKM score on the pre-cycle of learning outcomes is 73,07% or 19 of 26 students.

The problem in science learning that delivered monotonically by the teacher centered learning, limitation of props, the teachers lack of having creative skill to create the learning situation to be active that finally, the students become passive during cycle consists of planning, implementation of the action and observation, and reflection. The instrument of collecting the data uses the observation sheets, the scale of the student activity, and student worksheet. The technique of the data analysis uses the descriptive qualitative and quantitative data analysis.

Based on the data analysis, the data on pre-cycle students learning outcomes is 26,92% with the average of 59,03%. After doing the evaluation on the cycle I, the

(13)

xiii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

xiv

G. Metode Penelitian... 9

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 9

2. Subjek Penelitian ... 10

3. Langkah-langkah Penelitian ... 10

4. Instrumen Penelitian... 14

5. Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 16

7. Kriteria Penelitian ... 19

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan ... 21

B. Landasan Teori ... 23

1. Pengertian Belajar ... 23

2. Aktivitas Siswa ... 26

3. Hasil Belajar ... 31

4. Materi Rangka Manusia dan Pemeliharaannya ... 36

5. Metode Example Non Examaple ... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

B. Pelaksanaan Per Siklus ... 53

1. Deskripsi Siklus I ... 54

(15)

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil ... 63

B. Pembahasan ... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skor Alternatif Jawaban Skala Aktivitas Siswa ... 17

Tabel 1.2 Katagori Persentase Aktivitas Siswa... 18

Tabel 1.3 Kriteria Ketuntasan Minimal ... 18

Tabel 2.1 Materi Pelajaran IPA Kelas IV Semester 1 ... 36

Tabel 3.1 Data Ruang MI Miftahul Huda Lopait ... 48

Tabel 3.2 Data Sarana Prasarana Pembelajaran ... 48

Tabel 3.3 Data Sarana Pendukung Lainnya ... 49

Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas IV MI Miftahul Huda Lopait ... 51

Tabel 3.5 Jadwal Alokasi Waktu Penelitian ... 53

Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus ... 63

Tabel 4.2 Hasil Performansi Guru Siklus I ... 67

Tabel 4.3 Data Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus I ... 70

Tabel 4.4 Hasil Skala Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4.5 Frekuensi Persentase Aktivitas Siswa Siklus I ... 73

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus I ... 74

Tabel 4.7 Hasil Performansi Guru Siklus II ... 80

Tabel 4.8 Data Aktivitas Siswa Kelas IV Siklus II ... 83

Tabel 4.9 Hasil Skala Aktivitas Siswa Siklus II ... 85

Tabel 4.10 Frekuensi Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus II ... 86

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM ... 91

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK... 13

Gambar 2.1 Tengkorak Manusia ... 37

Gambar 2.11 Makanan dan Minuman yang Mengandung Vitamin ... 42

Gambar 2.12 Olahraga ... 43

Gambar 2.13 Posisi Duduk dan Berdiri yang Baik ... 43

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 76

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 89

Gambar 4.3 Peningkatan Aktivitas Belajar ... 91

Gambar 4.4 Diagram Rekapitulasi Gabungan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 92

Gambar 4.5 Diagram Rekapitulasi Peningkatan Aspek Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ... 93

Gambar 4.6 Diagram Rakapitulasi Gabungan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 94

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Rangka Manusia dan Pemeliharaannya ... 100

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 104

Lampiran 3. Instrumen Penelitian II ... 120

Lampiran 4. Hasil Penelitian ... 151

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ... 169

(19)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan

suatu bangsa. Pendidikan menekankan pentingnya belajar dan berilmu bagi

kehidupan seseorang. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah SWT

akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu seperti dalam

QS. Al-Mujadillah (58): 11 seperti berikut ini:

هالل ِعَفْرَي ...

ِ َتََََ َوَِْْذََِمهالهت َايِنيذََِل ْوهْاُِ َمهاََُ َايِنيذَِ

Artinya: “…niscaya Allah akan meningkatkan (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas. Dengan demikian, seseorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya

latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya. Oleh

sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses dapat

berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Hamdani, 2011: 20).

Dimana Harold Spears (dalam Suprijono, 2013: 2) menyatakan bahwa

(20)

listen, to follow direction”. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti

arah tertentu.

Banyaknya obyek kajian IPA mendorong seorang guru harus ekstra

keras memberikan asupan-asupan yang lebih mengena dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam hasil belajar IPA bukan hanya semata-mata diukur

dengan nilai yang memuaskan. Melainkan dapat diukur dari materi IPA

yang dipelajari, dihayati, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan mengajar guru tidak hanya ditentukan oleh penguasaannya

terhadap materi yang diajarkan, tetapi sangat dipengaruhi oleh kemampuan

memahami anak didik beserta aspek lainnya.

Salah satu materi IPA SD/MI adalah tentang rangka tubuh manusia

dan pemeliharannya. Berdasarkan bagian rangka tubuh yang disusunnya,

tulang-tulang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu tulang

tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota badan. Selain itu, materi ini

akan membahas mengenai fungsi rangka tubuh dan cara memelihara rangka

tubuh manusia.

Berdasarkan problematika yang muncul di MI Miftahul Huda Lopait

faktor rendahnya aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA, antara

lain disebabkan oleh siswa yang kurang aktif, siswa cenderung kurang dapat

mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang, guru masih

menggunakan metode ceramah dan hanya sekedar mentransfer ilmu.

(21)

penjelasan dari guru. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong

untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas

diarhkan kepada guru sebagai pusat pembelajaran. Kemudian siswa

diarahkan kemampuannya untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya sehingga aktivitas siswa kurang

berperan di dalam kelas. Akibatnya kemampuan dalam menyerap mata

pelajaran IPA materi rangka manusia dan pemeliharaannya tergolong masih

rendah. Hal ini dapat dilihat masih banyak siswa yang belum mencapai

KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Hanya 7 siswa yang

tuntas dan dapat mencapai nilai KKM 70 atau sebanyak 26,92% dan siswa

yang belum tuntas ada 19 siswa atau sebanyak 73,07% dengan rata-rata

59,03 dari 26 siswa dalam satu kelas.

Agar pelajaran IPA khususnya materi rangka manusia dan

pemeliharaannya dapat mencapai suatu keberhasilan dan sasaran yang tepat,

maka harus memilih dan merencanakan metode pembelajaran yang akan

digunakan dalam penyampaian berbagai masalah. Gagasan Dewey (dalam

Huda, 2011: 4) secara revolusioner mulai dikenal luas oleh para pendidik

dunia. Gagasan tentang dinamika kelompok menjadi salah satu sasaran

pengembangan dunia pendidikan.

Lebih lanjut, studi Deutch (dalam Huda, 2011: 11) membuktikan

bahwa ketika suatu kelompok lebih memilih untuk berkooperasi atau

(22)

saling berkomunikasi dengan lebih efektif, dan memiliki rasa kebersamaan

dari pada mereka yang lebih memilih untuk berkompetisi atau bersaing satu

sama lain. Salah satu metode pembelajaran melibatkan peran serta seluruh

siswa adalah metode example non example. Metode ini merupakan metode

berkelompok dengan bantuan gambar-gambar yang menarik sesuai dengan

lingkup materi pembelajarannya. Penggunaan gambar-gambar yang sesuai

dan menarik tersebut akan mengurangi dominasi guru dalam kegiatan

pembelajaran sehingga siswa dapat mengkontruksikan pengetahuannya

sendiri. Metode ini juga melibatkan keaktifan dan kerja sama siswa dalam

pembelajaran yaitu melakukan diskusi kelompok dan menyampaikan hasil

diskusinya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk

mengangkat sebuah penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan

Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Materi Rangka Manusia dan

Pemeliharaannya Melalui Metode Example Non Example pada Siswa Kelas

IV Semester I Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Lopait, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah dengan

menggunakan metode example non example dapat meningkatkan aktivitas

(23)

pemeliharaannya kelas IV semester I di MI Miftahul Huda Lopait,

Kecamtan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui metode example non

example dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi rangka manusia dan pemeliharaannya kelas IV

semester I di MI Miftahul Huda Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut

kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas

(Suharsimi, 2014; 110-112).

1. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis atau jawaban dari penelitian ini adalah penggunaan

metode example non example dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar IPA materi rangka manusia dan pemeliharaannya pada siswa

kelas IV semester I MI Miftahul Huda Lopait, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode example non example ini dikatakan berhasil apabila

(24)

belajar dibuat mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan

dalam melakukan penelitian. Siklus berhenti pada saat 85% dari jumlah

semua siswa telah memenuhi KKM mata pelajaran IPA yaitu 70.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan teoritis bagi

bidang pendidikan di Indonesia khususnya pada mata pelajaran IPA di

sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Membantu siswa agar belajar dengan mudah, menyenangkan,

kreatif, dan dinamis.

2) Agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

1) Memberikan gambaran kepada guru tentang variasi metode

pembelajaran.

2) Memberikan pengalaman kepada guru dalam mengajarkan metode

example non example.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan nformasi kepada sekolah dalam meningkatkan

(25)

2) Menciptakan pembelajaran yang berkualitas untuk meningkatkan

mutu pendidikan di sekolah.

d. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat memotovasi peneliti lain untuk melakukan

penelitian sejenis sehingga dapat menghasilkan beragam teknik

pembelajaran baru dalam membaca khususnya dan dapat

meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.

F. Definisi Operasional

Seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati

dan bagaimana mengukur variabel untuk membantu mengklasifikasikan

gejala di sekitar disebut dengan definisi operasioanl. Definisi operasional

bertujuan agar tidak ada kelasah pahaman dalam menafsirkan setiap maksud

penelitian dan memberikan interprestasi beberapa istilah yang penulis

gunakan dalam penelitian.

Adapun istilah-istilah tersebut, antara lain:

1. Aktivitas

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses

belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri

(26)

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut

mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar dapat

dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan

data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran (Sadirman, 2009: 45).

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA menurut James Conant (dalam Samatowa, 2010: 1) “suatu deretan

konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan

yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna

untuk diamati dan dieksperimentasikan”. Jadi secara singkat IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan

segala isinya.

4. Rangka Manusia dan Pemeliharaannya

Rangka menurut Zukmadini (2015: 3) merupakan organ tubuh yang

tersusun atas tulang-tulang, rangka memiliki bentuk yang keras dan kuat

karena rangka tersusun atas zat pembentuk tulang yaitu kalsium, fosfor,

dan kalium.

5. Metode Example Non Example

Example non example merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi

(27)

G. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan bagaimana prosedur penelitian itu

akan dilaksanakan. Unsur yang harus terdapat dalam metodologi penelitian

adalah metode dan desain penelitian, instrumen (alat pengumpulan data),

sampel penelitian dan teknik analisis data. Metode penelitian meliputi:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka

rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Dimana Hamdani (2011: 326) menyatakan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas hakikatnya kegiatan ilmiah yang mampu

merefleksikan kegiatan pembelajaran di kelas melalui penelitian ilmiah

yang dapat dipertanggung jawabkan dengan prosedur dan persyaratan,

yang bisa dilakukan seorang guru tanpa mengurangi perhatiannya pada

kelas dan prestasi siswa. Hal tersebut dapat ditinjau dari beberapa

karakteristik PTK antara lain:

a. Adanya persoalan yang dirasakan atau diketahui guru, kemudian

guru memutuskan untuk bertindak (melakukan tindakan) guna

menemukan cara untuk mengatasinya.

b. Memperbaiki pola pembelajaran secara terus-menerus. Siklus demi

siklus di dalamnya harus mencerminkan perbaikan demi perbaikan

yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi siklus

(28)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftahul

Huda Lopait yang berjumlah 26 siswa dengan 13 siswa laki-laki dan 13

siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas IV yang menjadi subjek

penelitian ini pada umumnya cenderung mempunyai aktivitas belajar

rendah. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif sedangkan siswa yang

lain terlihat kurang memperhatikan pelajaran. Ketika guru memberikan

kesempatan bertanya, semua siswa cenderung pasif. Namun, ketika

diberi pertanyaan beberapa siswa terlihat kurang menguasai materi yang

diberikan. Hal tersebut menunjukkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA cenderung rendah.

3. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari

empat tahap meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), refleksi (reflecting):

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah

menentukan fokus penelitian. Selanjutnya guru mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya,

mendata kelemahan-kelemahannya, diidentifikasi dan dianalisis

kelayakannya untuk diatasi dengan PTK. Peneliti juga menentukan

titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus

(29)

untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama

tindakan berlangsung.

Perencanaan dalam setiap siklus meliputi :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berkaitan dengan materi rangka manusia dan cara

memeliharanya menggunakan metode example non example.

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan saat proses

pembelajaran menggunakan metode example non example.

3) Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode

example non example.

5) Membuat soal tes formatif.

b. Tindakan (Acting)

Tahap ini mencakup seluruh implementasi dari perencanaan

yang telah dibuat. Guru menjalankan kegiatan belajar berdasarkan

RPP yang telah dibuat, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran.

Tahap tindakan digunakan untuk mengatasi masalah yang telah

terpilih. Penelitian tindakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode example non

example.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti ialah mengamati dan

(30)

Tujuan dari pengamatan ini untuk menggali data, oleh karena itu

diperlukan lembar observasi siswa dan guru dalam proses

pembelajaran.

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dengan

maksud mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dengan

rencana tindakan yang telah ditetapkan. Pengamatan dilakukan

secara komprehensif dengan menggunakan pedoman observasi.

Fokus pengamatan adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA

melalui penerapan metode example non example di kelas IV MI

Miftahul Huda Lopait.

d. Refleksi (refelcting)

Pada tahap refleksi yang dilakukan guru adalah siap

mengatakan kepada peneliti pengamatan tentang hal-hal yang

dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.

Refleksi dilakukan untuk mengkaji pelaksanaan tindakan dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode

example non example di kelas IV MI Miftahul Huda Lopait. Apabila

hasil refleksi menunjukkan telah tercapainya kriteria keberhasilan

yang ditentukan, maka penelitian dihentikan. Namun apabila hasil

yang terjadi adalah sebaliknya, maka dilakukan perbaikan tindakan

pada siklus selanjutnya. Kelemahan dan kekurangan yang telah

(31)

penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya. Berikut ini

merupakan skema siklus PTK:

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK

(Suharsimi, 2014: 137) Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

(32)

4. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat pengumpul data dalam penelitian,

instrumen yang digunakan terdiri dari:

a. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti adalah mengamati siswa

dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan metode

example non example dalam mata pelajaran IPA materi rangka

manusia dan pemeliharaannya.

b. Tes terulis

Soal tes tertulis berupa pilihan ganda yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa menggunakan metode example non

example materi rangka manusia dan pemeliharaannya. Pada siklus I

indikator soal tes menyebutkan bagian-bagian rangka manusia dan

fungsinya. Siklus II menyebutkan cara pemeliharaan rangka

manusia dan kelainan tulang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dipilih peneliti berupa gambar. Gambar yang

diambil melalui foto berisi aktivitas siswa saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu

(33)

macam pengumpulan data yang dapat dipergunakan dalam penelitian

tindakan kelas:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan

telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008: 143).

b. Skala

Skala yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA menggunakan frekuensi terjadinya atau

timbulnya aktivitas tertentu, seperti: selalu, sering, jarang, dan tidak

pernah. Skala digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA melalui metode example non example pada siswa

kelas IV MI Miftahul Huda Lopait.

c. Dokumen

Ada beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti:

1) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Lembar observasi

3) Foto dokumntasi kegiatan pembelajaran

d. Tes

Soal tes pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui hasil

(34)

manusia dan pemeliharaannya melalui metode example non

example.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

yang diperoleh dari data penelitian yang telah dilakukan pada setiap

pertemuan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan

deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk

mendeskripsikan hasil pengamatan yang berasal dari lembar observasi

skala aktivitas siswa. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah

data dari hasil LKS. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa

lembar observasi aktivitas siswa, skala aktivitas siswa, dan hasil belajar

siswa. Adapun analisis yang digunakan adalah sebagi berikut:

a. Analisis Data Aktivitas Siswa

1) Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa dalam

Pembelajaran

Data hasil observasi dalam penelitian ini dapat dilihat

dari hasil skor pada lembar observasi aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPA. Persentase perolehan skor pada lembar

observasi diakumulasi untuk menentukan seberapa besar

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA selama mengikuti

proses pembelajaran untuk setiap siklus. Persentase diperoleh

(35)

2) Analisis Skala Aktivitas Siswa

Skala yang digunakan berbentuk skala likert yang berisi

pernyataan dengan pilian jawaban selalu (SL), sering (SR),

jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Skala aktivitas siswa terdiri

dari 25 butir pernyataan dengan rincian 13 butir pernyataan

positif (+) dan 12 butir pernyataan negatif (-).

Skala aktivitas siswa digunakan untuk mengamti kesesuaian

antara hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan

pendapat dari responden itu sendiri. Hasil data skala aktivitas

siswa dianalisis dengan pedoman berikut:

Tabel 1.1 Skor Alternatif Jawaban Skala Aktivitas Siswa

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 4 Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3 Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2 Kadang-kadang (KD) 2 Tidak Pernah (TP) 1 Tidak Pernah (TP) 1

(Sumber: Purwanto, 2006: 102)

Data observasi aktivitas siswa yang diperoleh dihitung

kemudian diperesentase. Cara menghitung persentase skor

aktivitas siswa dalah sebagai berikut:

(36)

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari

R = skor yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum

Persentase skor aktivitas siswa yang diperoleh ditafsirkan

dengan katagori interpretasi sebagai berikut:

Tabel 1.2 Katagori Persentase Aktivitas Siswa

Persentase Aktivitas Siswa (%) Kriteria

86 - 100 Sangat Tinggi

71 – 85 Tinggi

56 – 70 Sedang

41 – 55 Rendah

≤ 40 Sangat Rendah

(Sumber: Purwanto, 2006: 103)

b. Analisis Hasil Belajar Siswa

Nilai yang diperoleh dikelompokkan ke dalam dua katagori

berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) siswa MI Miftahul

Huda Lopait dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1.3 Kriteria Ketuntasan Minimal

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria

≥ 70 Tuntas

≤ 70 Belum Tuntas

(37)

Pengukuran persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

P =∑ siswa yang tuntas belajar∑ siswa × 100%

7. Kriteria Keberhasilan Penelitian

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu:

a. Meningkatnya persentase rata-rata aktivitas siswa dari keseluruhan

siswa telah mencapai kriteria tinggi yakni sebesar 80%.

b. Nilai rata-rata hasil belajar minimal 85% dari keseluruhan siswa

telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni sebesar

70 (Purwanto, 2006: 104).

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagian awal

Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari:

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis

(38)

Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Dalam bab ini penulis meguraikan penelitian yang relevan,

dan landasan teori yang mencakup Aktivitas, Hasil Belajar,

IPA, Materi Rangka Manusia dan Pemeliharaannya, Metode

Example Non Example.

BAB III Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang

pelaksanaan tindakan yang terdiri dari Subjek Penelitian,

Pelaksanaan Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II.

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, antara

lain meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai

data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan,

kenaikan presentase aktivitas dan hasil belajar siswa siklus I

dan II kelas IV.

BAB V Berisi penutup yang mencakup Kesimpulan dan Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar

(39)

21 A. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini

diantaranya adalah:

Pertama, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Devi Nurvita

Dianawati, yang berjudul “Peningkatan Pembelajaran Matematika

Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Example Non Example

Siswa Kelas IV SDN Selokajang 01 Kabupaten Blitar”. Berdasar hasil

penelitian yang dilakukan terhadap 21 orang siswa rata-rata mengalami

peningkatan ketuntasan belajar. Persentase ketuntasan belajar siswa pada

pratindakan adalah 38%, pada siklus I pertemuan 1 sebesar 57%, siklus I

pertemuan 2 sebesar 57%, siklus II pertemuan 1 sebesar 71% dan siklus II

pertemuan 2 sebesar 81%, dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode example non example dapat meningkatkan

pembelajaran matematika dalam mencapai ketuntasan belajar.

Kedua, penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Yunita,

Ariyanti dengan judul “Penerapan Model Example Non Example Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD 3 Wates Tahun

2014/2015”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 23 siswa

mengalami peningkatan hasil belajar. Persentase ketuntasan hasil belajar

(40)

89% dari rata-rata kelas siklus I 69,72 menjadi 74,72 pada siklus II. Melalui

lembar observasi aktivitas pada siklus I persentase 65,07% dengan

kualifikasi baik, pada siklus II sebesar 76,1%, hasil belajar aspek

psikomotorik pada siklus I memperoleh persentase 69,96%, pada siklus II

sebesar 78,64%dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model

example nonexample dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam mencapai

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hendra Wijaya dengan judul

“Pengaruh Model Example Non Example Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas

V Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pegaruh model example non example. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan persentase pada pratindakan sebelum memakai model

example non example adalah 60,27. Kemudian dilanjutkan pada tindakan

memakai model example non example dengan memberikan tes evaluasi

sebesar 80,22 terdapat selisih pada keduanya sebesar 19,95. Dengan

demikian penggunaan model example non example memberikan konstribusi

peningkatan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak

Selatan sebesar 19,95.

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa metode example

non example terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan memberikan

(41)

B. Landasan Teori

Penelitian merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari

teori. Seorang peneliti yang akan melakukan penelitian harus memiliki

teori-teori yang relevan dengan penelitiannya. Teori-teori yang relevan itu

nantinya akan dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang peneliti gunakan adalah sebagai

berikut:

1. Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha sadar dan terencana yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan ke arah yang lebih baik, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar

menurut W.S. Winkel (2002) dalam Susanto (2013: 4) adalah suatu

aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang

dengan lingkungan, dan menghasilkan perubaham-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat

relatif konstan dan berbekas. Belajar juga dapat didefinisikan sebagai

suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian. Berdasarkan pengertian belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

(42)

tahu menjadi tahu, dari awalnya tidak paham menjadi paham, dan dari

tidak bisa menjadi bisa.

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai

akibat dari pengalaman dan latihan (Sanjaya, 2006: 112). Proses belajar

pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat

(Sanjaya,2011: 112) artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang yang belajar tidak belajar dapat kita saksikan, kita hanya

mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan

perilaku yang tampak. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses peralihan dari tidak bisa menjadi bisa.

Akan tetapi, belajar secara berkelompok lebih efektif

dibandingkan dengan belajar secara individu atau sendiri. Hal tersebut

dikarenakan ada banyak kelebihan yang dapat dilihat berdasarkan tujuan

belajar berkelompok baik untuk masing-masing individu atau siswa,

belajar kelompok membuat anak tidak tertekan dengan tugas yang harus

ia kerjakan sendiri, mengurangi rasa bosan anak yang biasa dalam

pembelajaran pada umumnya, dan membuat anak merasa percaya diri

dengan apa yang dilakukan bersama kelompoknya. Hasil belajar dari

kerja kelompok tersebut juga dapat mengajarkan siswa belajar tanggung

jawab.

a. Tujuan Belajar

Menurut Hamalik (2008: 72), tujuan belajar adalah suatu

(43)

siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar

merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.

Tujuan belajar merupakan hal yang penting dalam sistem

pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem

pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang

efektif.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008: 15) adanya

beberapa ciri belajar, yaitu:

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini

berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah

laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu, dari

tidak terampil menjadi terampil.

2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu

tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada

saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku

tersebut bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau

pengalaman. Pengalaman atau latihan dapat memberi penguatan.

Sesuatu yang memperkuat akan memberikan semangat atau

(44)

2. Aktivitas Siswa

a. Pengertian Aktivitas Siswa

Aktivitas berasal dari kata dasar aktif yang berarti giat atau

sibuk. Sehingga aktivitas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting,

karena prinsip belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah

tingkah laku, menjadi melakukan kegiatan (Sadirman, 2009: 95).

Dikatakan belajar jika ada perubahan perilaku atau aktivitas siswa.

Menurut Slameto (2003: 10) bagi sebagian orang aktivitas

belajar sering dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan, tidak

menarik, bahkan pada beberapa siswa dinilai sebagai mencemaskan.

Adanya perasaan cemas, takut, dan khawatir maka menghambat

terjadinya proses berpikir dan daya ingat yang baik.

Lebih lanjut Kaswul dan Hendra (2011:116) menyampaikan

bahwa aktivitas siswa merupakan kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran dengan aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan. Guru berperan aktif sebagai fasilitator

yang bertugas membimbing dan mengarahkan siswa dalam upaya

mencapai tujuan. Pembelajaran tidak hanya sebatas transfer of

knowledge tetapi membutuhkan peran aktif siswa untuk membangun

pengetahuannya sendiri.

Aktivitas belajar berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh

(45)

belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa

dalam setiap proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa adalah kegiatan siswa untuk membangun

pengetahuannya dengan aktif bertanya, mengemukakan gagasan,

memecahkan permasalahan dan beraktivitas langsung. Siswa tidak

hanya menerima konsep yang disampaikan guru tetapi juga

mempraktikan dan mencoba.

Aktivitas belajar mengandung beberapa kiat yang dapat

menumbuhkan belajar aktif pada diri siswa dan mengenal potensi

siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam proses belajar

mengajar.

Sadirman (2004: 100) menggolongkan aktivitas belajar

siswa menjadi delapam meliputi:

1) Visual Aktivities, yang termasuk di dalamnya ini membaca,

mempraktekkan, demonstrasi, percobaan.

2) Oral Aktivities, seperti: menyatukan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan

wawancara, diskusi.

3) Listening Aktivities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan,

(46)

4) Writing Aktivities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan,

angket.

5) Drawing Aktivities, seperti: menggambar, membuat grafis, peta

diagram.

6) Motor Aktivities, seperti: melakukan aktivitas, membuat

konstruksi, metode, permainan, berkebun, berternak.

7) Mental Aktivities, seperti: memecahkan soal, menganalisa,

mengingat, mengambil keputusan.

8) Emotional Aktivities, sepeti: merasa bosan, bergimbira,

bersemangat, berani, tenang, gugup.

Dengan demikian aktivitas pembelajaran disekolah sangat

bervariasi. Guru hendaknya dapat memotivasi peserta didik agar

aktivitas dalam pembelajaran dapat optimal. Dengan demikian,

proses belajar akan lebih dinamis dan tidak membosankan.

b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Siswa

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan

demikian di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan

aktivitas. Kegiatan belajar disekolah melibatkan guru sebagai

pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Sehingga kegiatan belajar

di sekolah sering disebut proses pembelajaran.

Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai

pembimbing peserta didik untuk belajar. Sehingga, peserta didik

(47)

aktivitas siswa berperan penting dalam pembelajaran agar tujuan

pembelajaran tercapai secara maksimal (Usman, 2010: 22). Artinya

siswa yang belajar dan aktif dalam belajar, sedangkan guru bertugas

sebagai fasilitator.

Belajar yang berhasil pasti melalui berbagai macam

aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis (Rohani, 2004: 6).

Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dengan anggota badan,

membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk

dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki

aktivitas psikis atau kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja

sebaik-baiknya atau banyak fungsi dalam rangka penjelasan. Kedua

aktivitas tersebut harus berjalan seimbang sehingga proses belajar

dapat berjalan secara maksimal.

Nana Sudjana (2009: 61) mengemukakan aktivitas siswa

dapat dilihat dalam hal sebagai berikut:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan masalah.

3) Bertanya kepada siswa lain/ guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapi.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk

pemecahan masalah.

5) Melaksanakan diskusi kelompok.

(48)

7) Melatih diri dalam memecahkan soal/ masalah.

8) Kesempatan menggunakan/ menerapkan apa yang diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas/ persolan yang dihadapinya.

9) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Siswa

Yamin (2007: 83) menjelaskan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk

menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa, diantaranya:

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar) kepada

siswa.

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan

dipelajari.

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik (feed back).

8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga

kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampikan diakhir

(49)

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa:

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

4) Memberikan stimulus berupa masalah, topik, dan konsep untuk

merangsang keingintahuan siswa.

5) Membimbing dan mengarahkan siswa dalam upaya menemukan

pengetahuannya.

6) Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik.

8) Memberikan tes untuk menilai kemampuan siswa.

9) Menyimpulkan materi pembelajaran.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Suprijono (2013: 5) adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi,

dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suprijono (2013: 6) hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas

(50)

hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

atau nilai yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

tertentu.

Menurut Nana Sudjana (2005: 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Lebih lanjut Susanto (2013: 5) secara

sederhana hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan

belajar. Anak yang berhasil adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang

dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui

melalui evaluasi. Susanto (2013: 5) menjelaskan bahwa hasil belajar

adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

belajar.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberikan. Hasil

(51)

mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal

maupun eksternal. Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Faktor internal

Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi

kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,

sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu keluarga, sekolah, lingkungan sekitar. Berdasarkan

pengertiannya, peneliti menyimpulkan faktor yang

mempengaruhi belajar seseorang dipengaruhi oleh kuat tidaknya

kemauan dirinya sendiri untuk menjadi yang lebih baik, dan

(52)

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam menurut Subiyanto (1988) dalam

Wisudawati dan Eka (2014: 23) merupakan suatu cabang

pengetahuan yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara

sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum.

Carin dan Sund mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang

sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal),

dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen

(Wisudawati dan Eka, 2014: 24). Berdasarkan beberapa definisi di

atas IPA adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan teori,

praktek, dan fakta yang terjadi di lapangan mengenai gejala atau

fenomena alam.

b. Tujuan IPA di Madrasah Ibtidaiyah

Tujuan pembelajaran IPA di SD/ MI dalam KTSP

(Sulistiyorini dan Supartono, 2007: 40) sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

(53)

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memcahkan masalah, membuat keputusan.

5) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

selanjutnya.

Berdasarkan beberapa tujuan di atas, peneliti memberi

kesimpulan tujuan pembelajaran IPA di SD/ MI supaya menambah

keyakinan terhadap kebesaran-Nya, mengembangkan pengetahuan

yang dimiliki untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari, dapat menyalurkan pengetahuannya kepada sesama sehingga

memberi manfaat kepada sesama ataupun lingkungan sekitarnya.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI (Sulistiyorini

dan Supartono, 2007: 40) meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat,

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

(54)

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tat surya, dan

benda-benda langit lainya.

Berdasarkan silabus KTSP materi IPA siswa kelas IV adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Materi Pelajaran IPA Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Makhluk hidup dan proses

kehidupan memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharannya

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh

5. Materi Rangka Manusia dan Pemeliharaannya

a. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara struktur tubuh manusia dengan

fungsinya serta pemeliharaannya.

b. Kompetensi Dasar

1.1Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh

manusia dengan fungsinya.

(55)

c. Rangka Manusia dan Fungsinya

Menurut Zukmadini (2015: 3) rangka adalah organ tubuh

yang tersusun atas tulang-tulang, rangka memiliki bentuk keras dan

kuat karena rangka tersusun atas zat pembentuk tulang yaitu

kalsium, fosfor, dan kalium. Rangka manusia menurut Riski (2015:

25) merupakan susunan tulang-tulang tubuh yang bersambungan

secara teratur. Rangka manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu rangka

kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.

1) Rangka kepala (tengkorak)

Gambar 2.1 Tengkorak manusia tampak samping (kiri)

dan tampak depan (kanan)

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas 4 Achyar, 2009: 5)

Secara umum rangka kepala (tengkorak) terdiri atas

bagian depan dan bagian belakang. Rangka kepala bagian depan

terdiri atas tulang dahi, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang

atas, dan tulang rahang bawah. Rangka bagian belakang terdiri

atas tulang ubun-ubun, tulang pelipis. Tulang tengkorak

berfungsi melindungi otak, mata, telinga, hidung, dan saluran

(56)

2) Rangka Badan

Gambar 2.2 Rangka badan

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas IV Azmiyawati, 2009: 3)

a) Tulang leher

Menopang kepala sehingga kepala dapat bergerak, serta

melindungi organ-organ yang ada di dalamnya seperti

tenggorokan dan kerongkongan.

b) Tulang dada dan tulang rusuk

Menopang dada dan perut serta melindungi organ-organ

penting seperti jantung, paru-paru, hati, dan organ penting

lainnya.

c) Tulang punggung

Menopang punggung agar dapat tegak serta dapat

(57)

d) Tulang panggul

Berfungsi melindungi organ yang terdapat di bagian dalam

perut seperti usus.

3) Tulang Anggota Gerak

Rangka anggota gerak ini terdiri atas anggota gerak atas

dan anggota gerak bawah. Rangka anggota gerak atas: tulang

lengan atas, tulang hasta, tulang pengupil, tulang pergelangan

tangan, dan tulang-tulang jari tangan.

Gambar 2.3 Anggota gerak atas

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas IV Azmiyawati, 2009: 4)

Sementara itu, rangka anggota gerak bawah terdiri atas:

tulang paha, tulang tempurung lutut, tulang betis, tulang kering,

tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, dan tulang-tulang

jari kaki.

Gambar 2.4 Anggota gerak bawah

(58)

d. Pemeliharaan Rangka

Kebiasaan cara duduk, berdiri, dan cara tidur yang tidak tepat

akan berpengaruh pada pertumbuhan tulang. Kebiasaan duduk yang

tidak tepat akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tulang

punggung sebagai berikut:

(a) (b) (c)

Gambar 2.5 Gangguan tulang belakang, antara lain (a) kifosis,

(b) lordosis, (c) skoliosis

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas IV Sulistyanto, 2008: 6)

1) Kifosis, yaitu kelainan tulang punggung yang menonjol ke

depan. Hal ini disebabkan sikap duduk dan berdiri yang sering

membungkuk.

2) Lordosis, yaitu kelainan pada tulang punggung yang menonjol

ke belakang. Ini disebabkan kebiasaan duduk dan berjalan yang

terlalu membusungkan dada ke depan.

3) Skoliosis, yaitu kelainan pada tulang punggung yang

membengkok ke kiri dan ke kanan. Biasanya disebabkan

kebiasaan duduk dengan posisi miring. Atau mengangkat beban

(59)

Selain mengalami ganggguan pada pertumbuhan rangka,

juga dapat terganggu karena penyakit. Berikut beberapa penyakit

yang berhubungan dengan tulang antara lain:

1) Polio, penyakit ini biasanya menyerang anak-anak. Nama polio

diambil dari nama virus penyebabnya, yaitu virus polio myelitis.

Kaki anak yang terserang polio menjadi kecil. Ini terjadi karena

kaki tidak dapat tumbuh/berkembang. Bahkan, penderitanya

bisa lumpuh. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio

bagi balita.

Gambar 2.6 Polio

(Sumber: Buku BSE IPA kelas 4 Wahyono, 2008: 9)

2) Rakitis, kelainan tulang yang disebabkan oleh kekurangan

vitamin D sehingga menyebabkan tulang kaki pada saat berjalan

berbentuk seperti huruf O atau X.

Gambar 2.7 Kaki berbentuk X Gambar 2.8 Kaki berbentuk O

(60)

3) Osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh dan keropos akibat

kekurangan kalsium.

Gambar 2.9 Osteoporosis

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas 4 Wahyono, 2008: 10)

4) Rematik, penyakit ini menyerang pada persendian seperti

pergelangan tangan, kaki, dan sendi siku.

Gambar 2.10 Rematik

(Sumber: Buku BSE IPA SD kelas 4 Wahyono, 2008: 10)

Cara memelihara kesehatan rangka antara lain sebagai berikut:

1) Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung

vitamin D, kalsium, kalium, dan fosfor seperti susu, ikan, keju,

dan sayuran.

(61)

2) Berolahraga yang cukup dan teratur.

Gambar 2.12 Olahraga

3) Menjaga sikap duduk, berdiri, dan tidur yang baik.

Gambar 2.13 Posisi duduk dan berdiri yanng baik

4) Menghindari diri dari hal-hal yang dapat merusak tulang seperti

melakukan olahraga keras dan mengangkat beban berat

(Zukmadini, 2015: 7).

6. Metode Example Non Example

Metode example non example merupakan metode pembelajaran

yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan

media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis

gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa

yang ada di dalam gambar. Penggunaan metode pembelajaran example

(62)

Example non example merupakan metode pembelajaran dengan

mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai dengan bahan ajar

dan kompetensi, sajiann gambar ditempel atau memakai LCD/ OHP,

dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok

tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan

penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah, 2001: 73).

Selanjutnya Djamarah (2006: 1) dijelaskan bahwa example non

example adalah metode pembelajaran yang menggunakan

contoh-contoh. Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang

relevan dengan kompetensi dasar.

Menurut Suprijono (2009: 125) metode pembelajaran example

non example:

a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar

yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan kompetensi

dasar.

b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

LCD/ OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada

tahapan ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk

mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus

pembentukan kelompok siswa.

c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

(63)

menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detail gambar

dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan

deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.

d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis

gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan

lebih baik jika disediakan oleh guru.

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui

perwakilan kelompok masing-masing.

f. Mulai dari komentar/ hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil

dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan

materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

g. Guru dan siswa menyimpulkan materi sesuai dengan yang dibahas.

Kelebihan dalam metode pembelajaran example non example

diantaranya:

a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis grambar.

b. Siswa mengetahui aplikasi dari meteri berupa contoh gambar.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangan metode pembelajaran example non example:

a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
Gambar 2.1 Tengkorak manusia tampak samping (kiri)
Gambar 2.2 Rangka badan
Gambar 2.5 Gangguan tulang belakang, antara lain (a) kifosis,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Rasio Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Two hierarchical multiple regression analyses were performed for each cohort, middle school and high school students, to assess the relation between RVB and guilt after controlling

Hasil yang terdapat dari penelitian tersebut adalah rerata peningkatan indeks plak (IP), dan perdarahan pada probing (PPP) secara signifikan lebih tinggi di

Hal ini dapat terjadi karena apabila BOPO meningkat berarti terjadi peningkatan alokasi dana bank untuk membiayai kegiatan operasional lebih besar dibandingkan

Wawancara dilakukan kepada manajer dan Account Officer (AO) Koperasi Syaraiah Adil Sejahtera Rumbia, yang berkaitan dengan strategi penanganan kredit macet pembiayaan

Menurut Harden (1963) vide Wijanarko (1994), jika jaring dan ikan hanyut dengan kecepatan yang sama tentunya akan kecil sekali kemungkinan akan tertangkap atau terjerat pada

Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah

Akan tetapi dorongan yang lebih mendasar lagi tentang pendidikan agama di lingkungan keluarga ini bagi umat Islam khususnya adalah karena dorongan syara (ajaran Islam), yang