• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING DALAM PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SITI FATIMAH

NIM : 11111 115

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING DALAM PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG

KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

SITI FATIMAH

NIM : 11111115

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : -

Hal : PengajuanSkripsi Kepada

Yth.Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu‟alaikum. Wr. Wb

Setelah kami menelitidanmengadakanperbaikanseperlunya, makabersamaini kami kirimkannaskahskripsimahasiswi:

Nama : Siti Fatimah

NIM : 111 11 115

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengembangkan Kepribadian siswa MTs Negeri Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015

Untukdiajukandalam sidang munaqasyah.Demikianuntukmenjadiperiksa.

Wassalamu‟alaikum.Wr. Wb.

Salatiga, ... Mei 2015 Pembimbing

(5)

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DISUSUN OLEH SITI FATIMAH

NIM: 11111115

Telahdipertahankan di depanPanitiaDewanPengujiSkripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga,padatanggal 29 Agustus 2015

dantelahdinyatakanmemenuhisyaratgunamemperolehgelarSarjana S1 Kependidikan Islam.

SusunanPanitiaPenguji KetuaPenguji : Siti Rukhayati, M. Ag SekretarisPenguji :Dra. Siti Asdiqoh, M. Si Penguji I :Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si Penguji II :Drs. Bahroni, M. Pd

Salatiga, 29 Agustus2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M. Pd

(6)

KEMENTERIAN AGAMA RIER INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Fatimah

NIM : 111 11 115

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, ... Mei 2015 Penulis

(7)

MOTTO

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan

selama ada komitmen bersama untuk

menyelesaikannya.

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, skripsi ini aku persembahkan kepada:

 Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bapak Achmad

Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah), karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanyalah aku melangkah ke depan dengan optimis untuk meraih cita-cita serta masa depanku.

 Adik-adikku yang aku sayangi (Chambali dan Huda) dan semua

keluargaku yang selalu memberikan aku semangat, terima kasih.

 Bapak/ IbuDosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan

memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama dalam perkuliahan.

 Tak lupa kepada seluruh teman-temanku angkatan 2011, keluarga besar

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, serta taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang, semoga pada lahir kelak kita diakui oleh

umatnya dan mendapat syafa‟atnya. Amin

Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi

ini adalah “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

(9)

3. Bapak Fatchurrahman, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan pengarahannya.

4. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku Pembimbing dalam penyusunan Skripsi ini yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga.

7. Bapak Abdul Ghofur, S. Pd, selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MTs Negeri Grabag.

8. Kedua orang tuaku (Bapak Achmad Mulyani dan Ibu Siti Choiriyah), adik-adikku (Chambali dan Huda), semua keluargaku, dan teman-temanku, mereka yang selalu memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun spiritual.

9. Keluarga besar Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag.

10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungannya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

(10)

demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya.

Salatiga, 4 Juni 2015

(11)

ABSTRAK

Fatimah, Siti. 2015. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs Negeri Grabag Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

Kata kunci: Program Bimbingan Konseling,dan Kepribadian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Bimbingan Konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag. Fokus penelitian ini yaitu: 1) Apa saja program bimbingan konseling di MTs Negeri Grabag? 2) Bagaimana implementasi program bimbingan konseling dalam mengembangkan kepribadian siswa? 3) Apa saja faktor pendukung pelayanan bimbingan konseling? 4) Apa saja hambatan pelayanan bimbingan konseling? 5) Bagaimana alternatif pemecahan masalah? 6) Bagaimana kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dilaksanakan di MTs N Grabag dimulai dari tanggal 25 November-15 Desember 2014. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan siswa yang bersangkutan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

E. Penegasan Istilah ... 10

F. Metode Penelitian ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 19

(13)

1. Pengertian Bimbingan Konseling ... 21

2. Program Bimbingan Konseling ... 22

3. Tujuan Bimbingan Konseling ... 24

4. Sifat dan Fungsi Bimbingan Konseling ... 25

5. Asas-asas Bimbingan Konseling ... 27

6. Sasaran Bimbingan Konseling ... 29

7. Jenis Layanan Bimbingan Konseling ... 30

8. Undang-undang Bimbingan Konseling ... 34

B. Teori Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian ... 36

2. Aspek-aspek Kepribadian ... 37

3. Jenis-jenis Kepribadian ... 38

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian ... 41

5. Perkembangan Kepribadian ... 44

BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Madrasah ... 48

2. Identitas Madrasah ... 49

3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ... 50

4. Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag ... 51

5. Struktur Organisasi Madrasah ... 55

6. Keunggulan Atau Prestasi Madrasah ... 57

7. Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Mts N Grabag ... 58

8. Program Layanan Bimbingan Konseling ... 58

9. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling ... 61

B. Data Informan ... 62

C. Temuan Penelitian 1. Program Bimbingan Konseling di MTs N Grabag... 68

(14)

3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag... 75 4. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam

Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag... 78 5. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan

Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah... 80 6. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan

Bimbingan Konseling di Madrasah... 82

BAB IV PEMBAHASAN

A. Bentuk Program Bimbingan Konseling di MTs Negeri Grabag... 87 B. Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling dalam

Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag... 91 C. Faktor Pendukung Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam

Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag... 93 D. Faktor Penghambat Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam

Pengembangan Kepribadian Siswa MTs N Grabag... 95 E. Alternatif Pemecahan Masalah dalam mengatasi hambatan

Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Madrasah... 98 F. Kepribadian Siswa Setelah Mendapatkan Pelayanan

Bimbingan Konseling di Madrasah... 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 104 B. Saran... 107

(15)

DATA TABEL dan DATA BAGAN

Tabel I Data Guru Dan Karyawan... 52

Tabel II Program Pelayanan Bimbingan Konseling... 58

Bagan I Struktur Organisasi Madrasah... 56

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Pustaka

LAMPIRAN 2 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 3 Permohonan Ijin Penelitian

LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Kepala Madrasah LAMPIRAN 5 Nota Pembimbing

LAMPIRAN 6 Pedoman Wawancara dan hasil wawancara LAMPIRAN 7 Daftar SKK

LAMPIRAN 8 Lembar Konsultasi Skripsi LAMPIRAN 9 Foto

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(18)

manusia yang sedang dalam proses dibangun adalah peserta didik dalam bidang pendidikan.

Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan, sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam mengembangkan kepribadian siswa serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu (Munir, 2010: 272).

Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding, assisting,

atau availing,” yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik itu sendiri. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 6).

(19)

Hal ini berarti seorang individu itu harus mampu memahami dirinya sendiri, dan menerima dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Istilah bimbingan seringkali dirangkai dengan istilah konseling. Yusuf sebagaimana dikatakan dalam bukunya (Surya dan Rohman, 1986: 25) mengatakan bahwa konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, di mana yang seorang itu disebut klien untuk dibantu supaya lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Suasana hubungan konseling meliputi penggunaan wawancara (hubungan tatap muka) untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan (terapi).

Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu, yaitu membantu orang lain agar mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 9).

(20)

Keberadaan program bimbingan dan konseling pada saat ini sudah lebih baik dan tertata jika dibandingkan dengan era sebelumnya. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan dan pengajaran, sehingga memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Penerapan bimbingan dan konseling ini dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa agar mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya baik itu menyangkut aspek fisik atau pun psikis.

Kemampuan mengelola (merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi) program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh guru pembimbing. Sebagaimana tugas guru yang dijelaskan dalam QS. Ali Imron: 159, yang

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

(21)

kepala sekolah, para guru, guru bimbingan konseling, tenaga administrasi, komite sekolah, dan orang tua murid. Penyusunan program bimbingan dan konseling ini harus merujuk kepada kebutuhan sekolah secara umum (Asdiqoh, 2014: 77).

Yusuf sebagaimana dikatakan dalam buku (Muro dan Kottman, 1995: 26) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu:

1. Layanan dasar bimbingan, yaitu layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.

2. Layanan responsif, yaitu layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan atau pertolongan dengan segera.

3. Layanan perencanaan individual, yaitu layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.

4. Dukungan sistem, yaitu komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada siswa, atau menfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.

(22)

untuk dukungan sistem, ia lebih mengacu kepada penyediaan fasilitas guna membantu kelancaran dalam proses bimbingan dan konseling tersebut.

Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan menjadi dua aspek, yaitu aspek kemampuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar, inteligensi, dan bakat. Sedangkan aspek kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap, dan motivasi. Gagasan tersebut memberikan gambaran kesan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuat, yang terungkap melalui perilaku.

(23)

ketrampilan-ketrampilan sosial-pribadi yang tepat (Yusuf dan Nurrihsan, 2005: 11).

(24)

ditentukan dari bagaimana pelaksanaan atau aplikasinya terhadap peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA MTs NEGERI GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

B. Fokus Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan fokus masalah sebagai berikut:

1. Apa saja program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apa saja faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015?

(25)

5. Bagaimana solusi yang diambil dalam memecahkan faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015? 6. Bagaimana kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan

bimbingan dan konseling? C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

4. Untuk mengetahui faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

(26)

6. Untuk mengetahui kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi masukan serta pertimbangan bagi keberlangsungan pendidikan dan layanan bimbingan konseling di IAIN Salatiga.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, baik bagi guru, pembaca, atau pun peneliti sendiri dalam hal memberikan wawasan pengetahuan tentang pembelajaran psikologi dan pelayanan program bimbingan dan konseling di sekolah.

E. Penegasan Istilah 1. Implementasi

(27)

Dalam penelitian ini implementasi dimaknai sebagai pelaksanaan dari program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag.

2. Bimbingan dan Konseling

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar ia dapat mandiri dengan menggunakan bahan berupa interaksi nasehat, gagasan, dan alat yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku (Asdiqoh, 2014: 3).

Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan dirinya dan mengatasi masalahnya, melalui hubungan face to face atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok (Yusuf dan Nurihsan, 2005: 82).

Adapun yang dimaksud bimbingan dan konseling dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan program bimbingan dan konseling terhadap siswa di MTs Negeri Grabag.

3. Kepribadian

(28)

Adapun yang dimaksud kepribadian dalam penelitian ini adalah perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Jadi, yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

F. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah dalam proses penelitian (Suprayogo dan Tabroni, 2003:7). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahapan sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan penelitian kualitatif. Dalam laporan penelitian ini data memungkinkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya. Sugiyono (2012: 9) menyatakan bahwa:

(29)

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu mengenai implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag.

2. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di MTs Negeri Grabag, serta akan melakukan wawancara dan observasi dengan subjek penelitian di MTs Negeri Grabag.

3. Instrumen Penelitian

(30)

penelitian kualitatif ini adalah the researcher is the key instrument. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono: 2012:223)

4. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di MTs Negeri Grabag. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di MTs Negeri Grabag yaitu berkaitan dengan upaya pengembangan kepribadian peserta didik di MTs Negeri Grabag sangatlah penting. Oleh karena itu, guru pembimbing dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag perlu terus dikembangkan, salah satunya dengan menyusun rencana atau program bimbingan dan koseling. Pelaksanaan program bimbingan konseling ini merupakan asset yang perlu dilestarikan dan dijaga kualitasnya, sehingga pelaksanaan program bisa berjalan lancar dan mencapai tujuan.

5. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Sumber Data Primer

(31)

memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas, dan juga siswa-siswi yang bersangkutan di MTs Negeri Grabag.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dokumen-dokumen tentang siswa yang pernah mendapatkan dan memanfaatkan layanan bimbingan konseling, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program bimbingan dan konseling.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (Sugiyono, 2012:231)

(32)

bimbingan dan konseling di MTs N Grabag, (2) data tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa MTs N Grabag, (3) data tentang faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Madrasah, (4) data mengenai solusi yang ditempuh dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling, dan (5) data mengenai perubahan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di Madrasah. Informan dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah MTs Negeri Grabag, waka kesiswaan, guru bimbingan konseling, wali kelas dan siswa-siswa yang pernah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan MTs Negeri Grabag, baik keadaan siswa maupun gurunya. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun langsung diperoleh dari mata (Moloeng, 2006:174).

(33)

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:240). D;alam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989:131). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah MTs Negeri Grabag, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di MTs Negeri Grabag.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.

Miles dan Huberman (1992: 15-19) mengatakan bahwa analisis data kualitatif itu meliputi komponen kegiatan, yakni:

a. Pengumpulan data

(34)

b. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. c. Penyajian data

Penyajian di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

d. Penarikan kesimpulan / verifikasi

Pada bagian ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

8. Pengecekan Keabsahan Data

(35)

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif, secara garis besar sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:

BAB I : Pendahuluan

Bagian pendahuluan ini meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini dibahas studi tentang teori bimbingan konseling, dan teori kepribadian.

BAB III: Paparan Data dan Temuan Penelitian

(36)

dari bimbingan konseling di Madrasah, keunggulan Madrasah, dan Data Hasil Wawancara meliputi: Data tentang implementasi program bimbingan dan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa di MTs Negeri Grabag tahun pelajaran 2014/2015.

BAB IV: Analisis Data Penelitian

Pada bab ini berisi tentang program-program bimbingan dan konseling yang diterapkan di MTs Negeri Grabag, implementasi program bimbingan konseling dalam pengembangan kepribadian siswa, faktor pendukung pelaksanaan program bimbingan konseling, faktor penghambat pelaksanaan program bimbingan konseling, serta solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah/ hambatan tersebut, dan perkembangan kepribadian siswa setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling. BAB V: Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran. 3. Bagian Akhir

(37)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian bimbingan dan konseling

Dilihat dari berbagai sumber kita akan menjumpai berbagai macam pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan dan konseling, tergantung dari sumber yang merumuskannya. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan dari sudut mana kita melihatnya (Tohirin, 2007: 16). Selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan kontruktif terhadap tuntutan norma kehidupan (agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka antara seorang ahli dalam bidang bimbingan dengan seorang individu yang sedang mengalami suatu masalah atau kesulitannya sendiri (Asdiqoh, 2014: 3).

(38)

membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.

Melihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada seorang individu yang mengalami suatu masalah untuk dicarikan solusi dan dapat memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya untuk bisa menyesuaikan diri dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2. Program bimbingan dan konseling

Program adalah rangkaian perintah yang sistematis yang disimpan dalam satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki.

Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode tertentu. Munir (2010: 272) menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah adalah sejumlah kegiatan bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Program layanan Bimbingan dan Konseling, mencakup:

(39)

b. Program bimbingan dan konseling harus bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.

c. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling

perlu diadakan penilaian secara teratur dan terarah.

Dilihat dari dimensi fleksibilitas, program bimbingan dan konseling hendaknya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata di lapangan. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa kegiatan bimbingan dilakukan semaunya atau tidak terencana. Jika ini yang terjadi, maka posisi bimbingan hanya sebatas pelengkap yang berarti tergantung situasi dan orang-orang memahami bukan sebagai sebuah system.

(40)

lingkungan pendidikan harus diarahkan kepada usaha pencapaian tujuan-tujuan pendidikan (Munir, 2010: 109). Dengan kata lain program bimbingan dan konseling merupakan salah satu keharusan sebagai salah satu aspek pembaharuan yang dipandang penting bagi penunjang suksesnya proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling merupakan serangkaian rencana kegiatan layanan yang disusun secara sistematis berdasarkan pada analisis kebutuhan, dan secara keseluruhan bertujuan untuk menunjang pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.

3. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling memberikan manfaat yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Tidak hanya sebagai sebuah layanan saja, akan tetapi bimbingan dan konseling memang dibentuk untuk melengkapi sarana perwujudan tujuan pendidikan. Berikut tujuan bimbingan dan konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (Ketut, 2000: 28).

a. Tujuan Umum

(41)

menjawab tantangan kehidupan masa depan yaitu adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, kemampuan, dan memilih serta menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan dunia kerja.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karir. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang bertakwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karir dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi kerja yang produktif.

(42)

4. Sifat dan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Sudianto dan Nurihsan (2005: 14) menyatakan bahwa dalam pelayanan bimbingan dan konseling harus mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Pencegahan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat menganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

b. Penyembuhan: sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan terentasnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

c. Perbaikan: sifat bimbingan dan konseling untuk memperbaiki kondisi peserta didik dari permasalahan yang dihadapinya sehingga dapat berkembang secara optimal.

d. Pemeliharaan: sifat bimbingan dan konseling untuk menjaga terpeliharanya kondisi individu yang sudah baik agar tetap baik. e. Pengembangan: sifat bimbingan dan konseling untuk

mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif individu dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

(43)

pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan yang setiap upaya tersebut mengacu kepada berbagai fungsi, diantaranya:

a. Fungsi pemahaman: yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. b. Fungsi penyaluran: yaitu membantu peserta didik dalam memilih

jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

c. Fungsi adaptasi: yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik. d. Fungsi penyesuaian: yaitu membantu peserta didik untuk

memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

Sesuai dengan tujuan dan fungsinya di atas, jadi bimbingan dan konseling diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan bantuan dalam hal pendataan, informasi dan orientasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

5. Asas-asas bimbingan dan konseling

(44)

bimbingan dan konseling (Sudianto dan Nurrihsan, 2005: 17). Adapun asas-asas yang dimaksud yaitu:

a. Kerahasiaan: segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain.

b. Kesukarelaan: pelaksanaan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah puhak.

c. Keterbukaan: bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau mmenyampaikan masalahnya yang dihadapi kepada guru pembimbing dan guru pembimbing bersedia membantunya.

d. Kekinian: masalah yang ditangani bimbingan dan konseling itu masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang sudah lampau dan yang akan datang.

e. Kemandirian: bimbingan dan konseling mambantu peserta didik agar dapat mandiri atau tidak be gantung kepada pembimbing dan orang lain.

f. Keahlian: bimbingan dan konseling merupakan layanan profesional yang harus dilakukan oleh tenaga profesional/ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.

(45)

h. Tutwuri handayani: bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling itu dapat berjalan dengan lancar apabila konselor maupun klien dapat menjalankan asas-asas di atas, baik dari konselor agar mendapat kepercayaan dari klien dan juga menjalankan sesuai tugasnya, maupun dari klien agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan dan konseling tersebut.

6. Sasaran bimbingan dan konseling

Sasaran bimbingan dan konseling adalah tiap-tiap pribadi siswa secara perseorangan, dalam arti mengembangkan apa yang ada pada diri tiap-tiap individu siswa secara optimal agar masing-masing individu dapat berguna, baik bagi dirinya, lingkungan, dan masyarakat pada umumnya (Tohirin, 2007: 59).

(46)

bimbingan dan konseling adalah yang berhubungan dengan pendidikan pengajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sasaran dalam bimbingan konseling ini tidak terbatas serta tidak tergantung umur, sehingga pelayanan bimbingan dan konseling ini bisa dilakukan dalam lingkungan sekolah juga bisa dalam lingkungan masyarakat, karena tujuan dari layanan bimbingan dan konseling untuk mengarahkan diri individu agar mereka menjadi individu yang mandiri serta bertanggungjawab.

7. Jenis layanan bimbingan dan konseling

Layanan bimbingan dan konseling kepada siswa merupakan salah satu bentuk pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang terdapat dalam suatu sekolah tertentu. Beberapa bentuk pelayanan yang diberikan kepada siswa diantaranya:

a. Layanan orientasi

(47)

memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.

b. Layanan informasi

Layanan informasi sangat bermanfaat bagi siswa dalam segala hal, tanpa adanya informasi siswa tidak dapat mengetahui adanya hal-hal yang berkenaan dengan sekolah maupun dirinya, misalnya pada masa orientasi, disitu disampaikan beberapa informasi mengenai kurikulum, sistem belajar, organisasi sekolah dan sebagainya.

Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu kegiatan yang dikehendaki (Asdiqoh, 2014: 28-29).

Dalam penyampaian informasi-informasi kepada siswa perlu diingat mengenai perkembangan jiwa anak, gaya bahasa dan juga cara menyampaikanya. Untuk menyampaikan informasi kepada siswa perlu dipilih metode yang tepat, agar siswa dapat tertarik untuk mendengarkannya.

(48)

mengadakan perubahan demi masa depan mereka serta membantu siswa untuk mengetahui bakat, kemampuan, minat, sikap dan karekteristik kepribadian mereka.

c. Layanan referal (rujukan)

Pada tahap ini, pembimbing atau konselor mengalihkan kasus kepada pihak atau lembaga lain yang dirasa lebih tepat untuk menangani suatu kasus, sehubungan kasus tersebut tidak bisa ditangani oleh konselor sekolah. Selain itu perlunya perencanaan yang matang seperti dalam pelaksanaan konseling penyuluhan dan bimbingan dirasa kurang lengkap apabila tidak dilakukan pengumpulan data. Dari hasil pengumpulan data tersebut bisa diketahui identitas siswa, latar belakang siswa yang nantinya dapat dipakai untuk langkah selanjutnya dalam bimbingan dan konseling. Setelah program bimbingan dan konseling itu dilaksanakan, perlu juga diadakan evaluasi terhadap program itu sendiri.

d. Layanan penempatan dan penyuluhan

(49)

dalam hal musik maka siswa tersebut disarankan untuk mencoba belajar musik apabila sebelumnya siswa tersebut ada perhatian terhadap musik. Pembimbing dalam melaksanakan layanan penelitian ini waktunya bisa ditentukan menurut program yang ada, biasanya dilaksanakan pada awal semester, pada awal tahun pelajaran atau akhir semester pada akhir tahun pelajaran.

e. Layanan bimbingan belajar

(50)

f. Layanan konseling perseorangan

Layanan ini dimaksudkan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien. Melalui layanan ini langkah-langkah yang diambil oleh konselor adalah sebagai berikut:

1) Menentukan masalah 2) Pengumpulan data 3) Analisis data

4) Diagnosa atau menetapkan latar belakang masalah 5) Prognosa atau menetapkan langkah bantuan

6) Evaluasi atau follow up

(51)

8. Undang-undang yang berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai macam pelayanan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka. Kehadiran layanan bimbingan dan konseling di institusi pendidikan sudah memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung hukum terhadap keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah. Berikut akan disampaikan peraturan (Undang-undang pendidikan No. 2 tahun 1989) yang mendasari dan berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pasal I Ayat (1) “pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan negara”.

Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada saat diri klien menjalani proses konseling. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling seorang konselor diharapkan mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga konselor dituntut mampu menguasai keterampilan yang mendukung profesinya. Pernyataan ini diperkuat dengan Undang-undang No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional;

(52)

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.

Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan biasa. Secara umum tugas konselor adalah bertanggung jawab untuk membimbing peseta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang matang dan dapat mengenali potensi dalam dirinya secara menyeluruh.

B.Teori Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Secara filosofis, yang dimaksud pribadi adalah “aku yang sejati” dan

kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam bentuk perilaku

tertentu muncul gagasan bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan diperbuat yang terungkap melalui perilaku.

(53)

bersama-sama mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (Djaali, 2007: 3).

Witherington menyimpulkan dari bukunya Jalaluddin (2000: 151) bahwa kepribadian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu.

b. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang.

c. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.

d. Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial.

(54)

sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik dan khas pada setiap individu terhadap lingkungannya (Djaali, 2007: 4).

2. Aspek-aspek Kepribadian

Para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang dipelajari oleh psikologi tidak hanya jiwa, tetapi juga tingkah laku manusia, baik perilaku yang kelihatan (overi) maupun yang tidak kelihatan (covert). Berikut akan disampaikan tentang tingkah laku manusia yang dianalisis dalam tiga aspek (Ahmadi dan Sholeh, 2005: 169), yaitu:

a) Aspek Kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan,

daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi aspek kognitif ini adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan tingkah laku.

b) Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan

kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek kognitif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. Keduan aspek ini sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau tenaga mental yang menyebabkan manusia bertingkah laku.

c) Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksaan tingkah laku

(55)

Walaupun para ahli telah menganalisis aspek-aspek tingkah laku manusia, tetapi kita harus tetap berpegang pada pengertian manusia sebagai satu kesatuan yang utuh, yaitu manusia yang berkehendak, berperasaan, berfikir, dan berbuat.

3. Jenis-jenis kepribadian

Manusia memiliki berbagai macam sifat, dan dari sifat-sifat tersebut

akan mencerminkan kepribadiannya. Berikut disampaikan beberapa jenis

kepribadian.

http://agungadhyaksa.blogspot.com/2014/01/3-jenis-kepribadian-manusia-introvert.html. (diakses pada hari selasa, 11

november 2014, pukul 12.14 WIB).

a. Introvert (Introversion)

Introvert atau Introversion adalah kepribadian manusia yang lebih

berkaitan dengan dunia dalam pikiran manusia itu sendiri. Jadi

manusia yang memiliki sifat introvert ini lebih cenderung menutup

diri dari kehidupan luar. Mereka adalah manusia yang lebih banyak

berpikir dan lebih sedikit beraktifitas. Mereka juga orang-orang yang

lebih senang berada dalam kesunyian atau kondisi yang tenang,

daripada di tempat yang terlalu banyak orang.

Ciri-ciri Introvert: (1) senang menyendiri; (2) pemikir; (3)

pemalu; (4) pendiam; (5) lebih senang bekerja sendirian; (6) lebih

suka berinteraksi secara langsung dengan 1 orang; (7) susah bergaul

(kuper); (8) senang berimajinasi; (9) jarang bercerita, lebih suka

(56)

tenang (membaca, bermain komputer, memancing, bersantai dsb);

(11) lebih senang mengamati dalam sebuah interaksi; (12) berpikir

dulu baru berbicara/melakukan; (13) lebih mudah mengungkapkan

perasaan dengan tulisan.

b. Extrovert (Extraversion)

Extrovert atau Extraversion merupakan kebalikan dari Introvert.

Manusia dengan kepribadian extrovert lebih berkaitan dengan dunia di

luar manusia tersebut. Jadi manusia yang memiliki sifat extrovert ini

lebih cenderung membuka diri dengan kehidupan luar. Mereka adalah

manusia yang lebih banyak beraktifitas dan lebih sedikit berpikir.

Mereka juga orang-orang yang lebih senang berada dalam keramaian

atau kondisi dimana terdapat banyak orang, daripada di tempat yang

sunyi.

Ciri-ciri Extrovert: (1) senang bersama orang; (2) percaya diri

(Kadang bisa berlebihan); (3) aktif; (4) lebih senang bekerja

kelompok; (5) lebih suka berinteraksi dengan banyak orang sekaligus;

(6) gampang bergaul (supel); (7) senang beraktifitas; (8) lebih senang

bercerita, daripada mendengarkan orang bercerita; (9) senang dengan

kegiatan dengan banyak orang (jalan-jalan, pergi ke konser,

nongkrong, berpesta dsb); (10) lebih senang berpartisipasi dalam

sebuah interaksi; (11) berbicara/Melakukan dulu baru berpikir; dan

(57)

c. Ambievert (Ambiversion)

Ambievert atau Ambiversion adalah kepribadian manusia yang

memiliki 2 kepribadian, yaitu Introvert dan Extrovert. Manusia

dengan kepribadian ambievert dapat berubah-ubah dari introvert

menjadi extrovert, atau sebaliknya. Memiliki kepribadian ambievert

ini bisa dibilang baik, karena manusia tersebut bisa fleksibel untuk

beraktifitas sebagai introvert ataupun extrovert, serta dapat

berinteraksi dengan introvert dan extrovert dengan baik. Tidak seperti

Introvert yang susah bergaul dengan Extrovert dan sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian

memiliki beberapa jenis, diantaranya kepribadian yang berasal dari

dalam individu itu sendiri, kepribadian berasal dari luar individu, dan

kepribadian campuran (antara kepribadian dari dalam dan luar

individu). Jadi sebagai seorang guru atau konselor harus bisa

mengenali kepribadian dari masing-masing siswa, agar bisa

memberikan pelayanan dengan baik dan tidak merugikan satu sama

lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

(58)

masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu terjadi karena dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 19).

Adapun dalam bukunya (Hartati dkk, 2004: 171-186) tentang faktor-faktor yang menentukan kepribadian dibahas secara mendetail oleh tiga aliran. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:

1) Aliran Empirisme

Aliran Empririsme disebut juga aliran Environmentalisme, yaitu suatu aliran yang menitik beratkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Asumsi psikologis mendasari aliran ini bahwa manusia itu lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawaan apa pun, bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki.

(59)

2) Aliran Nativisme

Aliran Nativisme merupakan satu aliran yang menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan, dan kebakaan sebagai penentu tingkah laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor alamiah atau pembawaan dari lahir.

Aliran Nativisme memandang hereditas sebagai penentu kepribadian. Hereditas itu sendiri adalah totalitas sifat-sifat karakteristik yang dibawa atau dipindahkan dari orang tua ke anak keturunannya. Manshur Ali Rajab menyebutkan bahwa terdapat lima macam yang dapat diwariskan orang tua kepada anaknya yaitu pewarisan yang bersifat jasmaniah (seperti bentuk tubuh, warna kulit), pewarisan yang bersifat intelektual (kecerdasan/ kebodohan), pewarisan yang berbentuk tingkah laku (akhlak terpuji/ akhlak tercela), pewarisan yang berbentuk alamiah (bersifat internal), dan pewarisan yang berbentuk sosiologis (bersifat eksternal).

3) Aliran Konvergensi

(60)

membina kepribadian yang ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas (Hartati dkk, 2004: 178). Jadi kepribadian seseorang itu akan dikatakan baik apabila kedua faktor tersebut saling berkesinambungan.

Melihat ketiga aliran di atas, maka kepribadian dibentuk oleh banyak faktor yang saling berpengaruh yang kemudian tumbuh salah satu diantaranya menjadi faktor yang paling dominan atau memiliki porsi yang paling banyak diantara yang lainnya. Maka dari itu, mengusahakan adanya pembentukan kepribadian menjadi baik dan menjadi tanggung jawab bersama dari berbagai pihak yang bersentuhan dengan kehidupan individu itu sendiri, baik dimulai dari orang tua sebagai pengendali utama, faktor hereditas, lingkungan sekitar, sekolah dan masyarakat.

5. Perkembangan kepribadian

Perkembangan kepribadian pada setiap individu memiliki banyak ragam yang dipengaruhi atau dibentuk oleh pengalaman masa lalu, seperti masa kanak-kanak dan masa-masa penting lainnya yang kemudian berpengaruh pada masa dewasanya. Menurut para tokoh, perkembangan kepribadian individu memiliki banyak versi, diantaranya:

a. Menurut Erikson

(61)

1) Masa bayi (infancy), pada masa ini penjaminan kualitas kehidupan seperti cinta kasih, sentuhan, makanan, bahkan penanaman dasar dan rasa kepercayaan menjadi hal yang fundamental untuk taraf perkembangan selanjutnya.

2) Masa kanak-kanak awal (early childhood), pemberian kesempatan untuk mengembangkan self-control, self estreem, kemandirian yang masih diwarnai oleh sikap malu-malu dan ragu-ragu oleh anak.

3) Masa kanak-kanak (childhood), masa untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk berprasangka, menumbuhkan inisiatif dan menghindarkannya dari perasaan serba salah dan berdosa (guilty).

4) Masa anak sekolah (school age), penanaman rasa percaya diri dan kecakapan dalam menyelesaikan sesuatu dengan baik dan sempurna.

5) Masa remaja (adolescence), masa untuk menemukan kesejatian atau identitas diri, melindungi dari kebingungan dan kekacauan. 6) Masa dewasa muda (young adulthood), telah terbentuknya

identitas diri membawanya untuk taraf ambil bagian dalam membina kehidupan bersama.

(62)

8) Masa hari tua (old age), masa mendapatkan tempat dan penghargaan yang layak di tengah masyarakat sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.

b. Menurut Jung

Jung berpendapat bahwa kepribadian itu mempunyai kecenderungan untuk berkembang ke arah suatu kebulatan yang stabil. Perkembangan kepribadian ini adalah pembeberan kebulatan asli (realisasi atau penemuan diri) yang semula tidak mempunyai diferensiasi dan tujuan (Yusuf dan Nurrihsan, 2008: 92). Jung membagi perkembangan kepribadian individu kedalambeberapa tahaan, diantaranya:

1) Tahap pertama: pada tahap ini terjadi penyadaran fungsi pokok dan sikap jiwa yang berada dalam ketidaksadaran untuk mengurangi ketegangan batin dan peningkatan penyesuaian diri. 2) Tahap kedua: pada tahap ini membuat sadar imago untuk

melihat kelemahan-kelemahan diri sendiri yang kemudian diproyekkan atau dicarikan solusi.

(63)

4) Tahap keempat: pada tahap ini gambaran manusia yang mampu mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian menjadi manusia yang integral atau manusia yang sempurna.

c. Menurut Allport

Allport menegaskan bahwa “apabila bayi menerima keamanan

dan kasih sayang yang cukup, pertumbuhan psikologis yang positif

akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan diri”. Berkat kasih sayang

dari orang tua, maka anak akan lebih mudah dalam membentuk identitas diri. Allport menyadari bahwa setiap individu yang lahir mengalami perubahan-perubahan yang sangat penting, yaitu:

1) Kanak-kanak: pada waktu lahir anak belum memiliki kepribadian, namun telah dikaruniai potensi-potensi baik fisik, maupun temperamen yang diaktualisasikan tergantung perkembangan dan kematangan.

2) Tranformasi kanak-kanak: manusia adalah organisme yang egonya selalu berkembang struktur sifat-sifatnya meluas menuju masa depan sehingga otonomi fungsionalnya sangat berperan dalam mendorong dan memberi arah tingkah lakunya.

3) Orang dewasa: faktor yang menentukan tingkah laku adalah sifat-sifat yang terorganisasi dan selaras sampai batas-batas tertentu sampai berfungsinya sifat-sifat itu disadari dan rasional.

(64)

semuanya berpengaruh pada kepribadian individu itu sendiri. Agar perkembangan kepribadian individu dapat tercapai dengan baik, maka dibutuhkan keterlibatan dalam berbagai aspek kepribadian itu sendiri, dalam arti sistem atau aspek kepribadian itu telah mengalami diferensiasi dan perkembangan sepenuhnya dalam proses pembentukan dan penemuan diri individu itu sendiri.

(65)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag

Bukan merupakan rahasia bahwa masyarakat grabag adalah masyarakat yang kental dalam hal beragama, khususnya agama Islam. Namun demikian dalam pengalamannya masih sangat beragam sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran agama. Seiring dengan hal tersebut, terdapat beberapa tokoh agama atau kyai mendirikan pondok pesantren yang memang bertujuan untuk mengajarkan dan mengembangkan ajaran Islam. Kemudian santri-santri pondok pesantren tersebut mendirikan Madrasah-madrasah yang sifatnya Tradisional dan hanya mengajarkan tentang tata cara baca serta hafalan, dan dilaksanakan di rumah-rumah dan pada umumnya di rumah sendiri. Pada umumnya anak yang sebaya umur dan pengetahuannya dijadikan satu kelas dengan diberi materi pelajaran yang sama dan pada akhir tahun diadakan kenaikan kelas, dari situlah akhirnya terbentuk Madrasah Wajib Belajar (MWB) yang kemudian berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI).

(66)

yang lebih tinggi antara lain Madrasah Tsanawiyah Agama Islam, dan akhirnya pada tahun 1967/1968 berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Arrosyidin dengan menggunakan Yayasan

LP Ma‟arif dengan dikepalai oleh Kyai Mughni, dan menempati rumah

milik Bapak Muhammad Umar seorang tokoh masyarakat di Grabag. Empat tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20 September 1971 status Madrasah yang semula Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Persiapan Negeri telah resmi dinegerikan dengan Nomor: 210 tahun 1971, dan sejak saat itu MTs AI Persiapan Negeri berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri. Kemudian sejalan berjalannya waktu MTs AI Negeri berubah menjadi MTs Negeri Grabag, yang resmi didirikan di Jl. KH Syiroj Grabag Kabupaten Magelang. Pada saat ini kepala sekolah MTs Negeri Grabag dijabat oleh Bapak Abdul Ghofar, S. Pd, yang merupakan pindahan kepala sekolah dari MTs Kaliangkrik, Magelang dan sekaligus menggantikan bapak Gunartomo, M. Pd.

Sejalan dengan perkembangan zaman, sampai sekarang ini Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag masih aktif dan berkembang lebih maju di wilayah Grabag dan kabupaten Magelang dan sekitarnya. Sekolah ini juga melaksanakan akreditasi dengan hasil terakreditasi

“A”.

2. Identitas Madrasah

(67)

Kabupaten : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 56196

Telepon / Fax : (0293) 3148047 Status Sekolah : Terakreditasi A

Email : mtsngrabagmagelang@gmail.com b. Nama Kepala Sekolah : Abdul Ghofar, S. Pd.

NIP : 19561010 198103 1006

Alamat Rumah : Sampangan, Bumirejo, Kaliangkrik, Magelang

c. Alamat Madrasah :

Jalan : Kh. Syiroj Kecamatan : Grabag Kabupaten : Magelang

Provinsi : Jawa Tengah

3. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag a. Visi

(68)

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan ajaran Agama Islam secara optimal

2) Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan proses KBM berjalan dengan lancar dan baik

3) Memotivasi siswa untuk mengenal potensi dengan melibatkan siswa untuk mengenal warga Madrasah

4) Menumbuhkan rasa kepekaan sosial c. Tujuan

Berkaitan dengan Visi dan Misi di atas maka MTs Negeri Grabag mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:

1) Meningkatkan kualitas guru bidang studi 2) Meningkatkan kualitas tenaga administrasi

3) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran Agama Islam

4) Meningkatkan sarana dan prasarana 5) Meningkatkan kedisiplinan

6) Meningkatkan hubungan dan peran serta masyarakat 7) Meningkatkan prestasi belajar dan ketrampilan siswa 4. Data Guru dan Karyawan MTs Negeri Grabag

(69)

terletak tugas dan tanggung jawab yang berat dalam upaya mengantarkan anak didik ke tujuan pendidikan yang dicita-citakan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan anak didik (Syaiful Bahri, 2004:87).

Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di MTs N Grabag pada tahun 2014/2015 seluruhnya ada 71 orang yang terdiri dari 55 Guru, 10 Karyawan (pekerja TU dan Pustakawan), 3 orang Cleaning Service, dan 3 orang penjaga.

Tabel 1

Keadaan Guru dan Karyawan di MTs Negeri Grabag

No. Nama Jabatan

1. Abdul Ghofar, S. Pd. Kepala Madrasah

2. Dra. Nur Aini Dwi H. Guru

3. Drs. H. Abdi Nasir Guru/ waka sarana prasarana 4. Nur Widyasari, S. Pd. Guru

5. Siti Aisyah, S. Pd. Guru

6. H. Khoerodin, S. Ag. Guru/ waka Kesiswaan 7. Dra. Mahmudah Ernawati Guru

8. Dwi Priharwati, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling

9. Ariyadi, S. Pd. Guru

(70)

11. M. Khustikno, S. Pd. Guru/ waka Kurikulum

12. H. Muh Nursahid Guru/ waka Humas

13. Siti Sujriyati M., S. Pd. Guru

14. Puji Rahayu, S. Ag. Guru

15. Siti Ismiyati, S. Ag. Guru

16. Nuryani, S. Si. Guru

17. Lailatul Masfufah, M. Sc. Guru

18. Rohmadi, S. Pd. Guru

19. Muflia Rustiana N., S. Pd. Guru 20. Siti Syamsiyah, S. Pd. Guru 21. Ari Prihatiningsih, S. Pd. Guru

22. Ana Dwi Setiasih, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling 23. Sobariyah, S. Pd. Guru Bimbingan Konseling

24. Lilik Suryani, S. Pd. Guru

25. Puryanti, S. Pd. Guru

26. Isti Arum Zuhara, S. Ag. Guru

27. Darobi Guru

28. Sumaryati, S. Pd EK Guru

29. Taufiq Hasani, S. Ag. Guru

(71)

Pd.

33. Tri Haryani, S. Pd. Guru

34. Rifa‟iyah, Aeni, SE Guru 35. Siti Mafrukhah, M. Si Guru 36. Endah Dewiyanti, S. Pd. Guru

37. Zuli Kurniawati, S. Pd I Guru 38. Imroatul Azizah, S. Ag Guru 39. Endang Aryati, S. Pd. Guru

40. H. Achmad Afif, BA Guru

41. Wiwin Tri Sulistiyani, S. Pd Bio Guru

42. Drs. Muslich Guru

43. Dra. Budiyati Guru

44. Arif Nawawi, S. Pd I Guru

45. Ratno Pambudi, S. Pd Si Guru

46. Bambang Laksono, SE Guru

47. Umi Zakiyah, S. Pd I Guru

48. Taufik Agung Pranowo, S. Pd Guru Bimbingan Konseling 49. Susanti Wahyu Chasanah, S. Pd Guru

50. Ellva Prihantina, S. Pd. Guru

51. Budi Hartati, S. Pd I Guru

52. Abdul Mukhid, S. Pd Guru

(72)

54. Fitriyani, S. Pd Guru 55. Kharis Parama, S. Pd Guru 56. Muhammad Anasikin, S. Si Guru

57. Agustini Kepala Urusan Tata Usaha

58. Muhammad Khoirul Umam

59. Nur Khamsiyah Bendahara

60. Qobul Arsiparis

61. Siti Masruroh PPABP

62. Masrifah Kepegawaian, kesiswaan

63. Muh Asnawi penjaga malam

64. Nasrun Anwar Pustakawan

65. Budi Rahman Penjaga Malam

66. Ima Fatmawanto Kebersihan Madrasah

67. Sunarto Kebersihan Madrasah

68. Surahman Keamanan Madrasah

69. Farid Akhsani Operator Komputer

70. Muhammad Iqbal Pustakawan

71. Tutik Munadhiroh, S. IP Pustakawan

5. Struktur Organisasi

(73)

organisasi melalui adanya struktur organisasi. Adapun struktur organisasi di MTs Negeri Grabag adalah sebagai berikut:

Bagan 1

Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Grabag

Kepala Madrasah Abdul Ghofar, S. Pd.

KOMITE MADRASAH

Kepala Tata usaha Agustini

Bidang Humas H. Muh Nursahid, S. Pd. Waka Kesiswaan

H. Khoerodin, S. Ag. Waka Kurikulum

M. Khustikno, S. Pd. Bidang Sarana

Prasarana Dra. H. Abdi Nasir

GURU BK GURU MAPEL

Gambar

Tabel 1
Tabel II

Referensi

Dokumen terkait

Paradigma program Bimbingan dan Konseling (BK) perkembangan merupakan layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan spesifik yang memfasilitasi perkembangan setiap siswa agar

Gambar 3.1 Bagan Alir Rencana Kerja Tugas Akhir Start Survey Lapangan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisis Hidrologi Data Sekunder : -Data curah hujan -Peta topografi

Hasil pengujian menunjukkan tingkat keberhasilan menerima perintah suara dari kondisi yang sudah ditentukan dan pengucapan perintah suara yang memiliki variasi sama

Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer pada Program Studi Pascasarjana Magister Teknik Informatika pada Fakultas Ilmu Komputer

Layanan bimbingan konseling adalah layanan terkait dengan psikologis mahasiswa dan kepribadian mahasiswa. Bimbingan konseling terdekat berada pada Dosen Wali Akademik mahasiswa

Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, dikemas menjadi dua rencana pembelajaran, dalam satu rencana pembelajaran digunakan untuk satu kali pertemuan dengan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang relatif lama

Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa Hasil penelitian paritas dengan kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil menunjukkan paling banyak yaitu 48,8 % atau