• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ALIRAN INFORMASI KOMUNIKASI KE BAWAH DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN (STUDY SURVEY DEPARTEMEN HUMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ALIRAN INFORMASI KOMUNIKASI KE BAWAH DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN (STUDY SURVEY DEPARTEMEN HUMAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ALIRAN INFORMASI

KOMUNIKASI KE BAWAH DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI

KARYAWAN

(STUDY SURVEY DEPARTEMEN HUMAN

CAPITAL PT. WIJAYA KARYA (PERSERO)

TBK. PERIODE MARET – JUNI 2015)

Padang, E. L

Sari Ramadanty, S.Sos, M.Si

Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Bina Nusantara University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan dan pengaruh aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan, khususnya di Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan studi survey. Uji yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, normalitas, korelasi dan regresi. Hasil yang dicapai dari penelitian ini menunjukkan nilai validitas diatas 0,28 dan reabilitas diatas 0,28 yang menunjukkan bahwa butir – butir pernyataan kuesioner telah valid dan reliabel. Aliran informasi komunikasi ke bawah memiliki hubungan kuat dan searah terhadap motivasi sebesar 0,898. Gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat dan searah terhadap motivasi sebesar 0,657. Dari analisis pengaruh didapatkan hasil 81,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1, X2, sedangkan

sisanya sebesar 18,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Simpulan yang diperoleh adalah aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Kata Kunci: Aliran Informasi Komunikasi Ke Bawah, Gaya Kepemimpinan, Motivasi

(2)

ABSTRACT

The objectives of the research is to analyze the relationship and the influence of flow information downward communication and leadership style on employee motivation, especially in Departement Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. The research methodology used in this research is quantitative research. Method of data is study survey. The analysis data in this research using validity, reliability, normality, correlation and regression test. The research result of this research demonstrate the validity above 0,28 and the reability over 0,28 which indicates that the questionnaire items valid and reliable. Flow information downward communication has a very strong relationship on employee motivation by 0,898. Leadership Style has a very strong relationship on employee motivation by 0,657. The results obtained regression from the analysis of the influence is 81.1% of the value of the variable Y is influenced by variables X1, X2, while the remaining 18.9% is

influenced by other variables outside of this research. The conclusion of this research is flow information downward communication and leadership style has a significant relationship and influence on employee motivation at Departement Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Keywords: Flow Information Downward Communication, Leadership Style, Employee

Motivation.

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan aktivitas seseorang untuk mempengaruhi individu, kelompok, dan organisasi sebagai satu kesatuan sehingga kepemimpinan diberi makna sebagai kemampuan mempengaruhi semua anggota kelompok dan organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan kelompok dan organisasi (Nawawi, 2003). Kepemimpinan merupakan sebagian dari masalah – masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja atau cara bekerja sama dengan orang lain secara konsisten. Melalui apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat, pemimpin membantu bawahan untuk memperoleh hasil yang diinginkan (Pace & Faules, 2010).

Untuk dapat memperoleh hasil kerja yang diinginkan dari bawahan, seorang pemimpin harus memperhatikan komunikasi yang dapat membantu bawahan dalam melaksanakan tugas melalui informasi – informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Gaya kepemimpinan mendukung distribusi pesan secara vertikal khsusnya dari atasan ke bawahan (Pace & Faules, 2010). Pendsitribusian pesan menyangkut aliran informasi vertikal dimana komunikasi organisasi bergerak ke arah komunikasi manajerial yang perhatian utamanya adalah komunikasi ke bawah. Dalam hal ini, meliputi cara pimpinan mengendalikan atau mengarahkan orang lain, menjelaskan atau memberi instruksi kepada orang lain, melibatkan atau memberdayakan orang lain. Kemudian memberi ganjaran atau memperkuat orang lain.

Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Para karyawan di seluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Kualitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat (Pace & Faules, 2013).

Motivasi kerja merupakan suatu proses atau usaha yang mengarahkan sikap dan perilaku manusia dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam dirinya dan tujuan organisasi merupakan indikator dan proses motivasi kerja. Peran motivasi dalam menggerakkan fungsi organisasi adalah membuat individu bertindak atau berperilaku dalam cara – cara tertentu. Memotivasi individu dalam menggerakkan fungsi organisasi adalah

(3)

menggerakkan arah tertentu kepada para karyawan sampai pada tujuan yang sudah ditentukan (Ruliana, 2014).

Kekuatan motivasi yang ada dalam diri karyawan sangat dipengaruhi faktor extrinsic

(motivasi yang ditimbulkan oleh “dorongan buatan”), intrinsic (motivasi yang ditimbulkan dari dalam dirinya), dan lingkungan. Selain itu terdapat aspek lainnya yaitu faktor pemeliharaan budaya dan nilai – nilai yang terkandung dalam organisasi yang dapat mendorong prestasi kerja yang lebih tinggi (Ruliana, 2014).

Survey ini ingin melihat bagaimana gaya kepemimpinan dapat meningkatkan motivasi karyawan pada PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., Departemen Human Capital. Kepemimpinan dan motivasi merupakan sebagian dari masalah – masalah yang paling sering dibahas dalam kebanyakan organisasi. Tujuan gaya kepemimpinan adalah membantu karyawan untuk membangun, mempertahankan, dan meningkatkan motivasi mereka.

Survey ini juga ingin mengetahui jenis – jenis informasi dari atasan ke bawahan. Informasi apa saja yang dikomunikasikan dari pimpinan kepada bawahan. Selain itu juga metode apa yang digunakan tim Human Capital dalam penyebaran informasi.

Fokus dari teori informasi organisasi adalah komunikasi informasi, hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Sangatlah jarang satu orang atau satu bagian pada perusahaan memiliki seluruh informasi yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Namun demikian, tugas mengelola atau memproses informasi tidaklah sekedar bagaimana memperoleh informasi; bagian tersulit adalah bagaimana memahami informasi dan mendistribusikan informasi yang diterima itu dalam organisasi. Dalam kenyataannya pada PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., Departemen Human Capital, peneliti melihat bahwa seluruh karyawan memahami informasi – informasi yang mereka dapat dari atasan, kemudian mereka mengerti terlebih dahulu informasi yang sudah mereka dapatkan. Setelah mereka mengerti informasi yang sudah didapat, barulah mereka menyebarkan informasi tersebut ke seluruh departemen yang ada di WIKA.

Teori gaya kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpian terdiri atas dimensi arahan dan dimensi dukungan. Jadi dalam teori ini pemimpin harus memberikan arahan dan dukungan kepada bawahan secara tepat dengan memerhatikan situasi. Gaya kepemimpinan yang ada di WIKA sangat menonjolkan mengenai arahan dan dukungan yang diberikan oleh atasan. Para atasan selalu memberikan arahan kepada bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Selain itu, atasan juga memberikan dukungan kepada bawahannya dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Para karyawan (bawahan) di WIKA juga menunjukkan komitmen mereka atas pekerjaan yang diberikan atasan.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi yaitu, kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. Yang kedua adalah kebutuhan yang berkaitan dengan ketidak puasan kerja meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan di tempat kerja. Penerapan faktor – faktor yang mempengaruhi karyawan WIKA tidak terlalu terlihat dengan kasat mata, karena setiap karyawan WIKA pada departemen Human Capital memiliki motivasi – motivasi tersendiri dalam bekerja. Namun pada faktor prestasi sangatlah terlihat jelas jika para karyawan ingin memperlihatkan prestasi mereka baik dalam hal penyelesaian pekerjaan mau pun di luar penyelesaian pekerjaan.

Melihat pengaruh yang sangat penting antara proses komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan melalui gaya kepemimpinan khususnya aliran informasi komunikasi ke bawah terhadap motivasi, oleh karena itu penelitian ini diberikan judul “Pengaruh Aliran Informasi Komunikasi Ke Bawah Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan (Studi Survey : Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA

(4)

METODE PENELITIAN

Sesuai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif yaitu data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya. Penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, dan untuk menunjukkan hubungan antar variabel (Sugiyono, 2010).

Penelitian kuantitatif merupakan riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan, dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk melakukan tes terhadap teori yang sudah ada sebelumnya dan melakukan pembuktian terhadap kebenaran teori tersebut (Sugiyono, 2013).

Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010).

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian eksplanatif bersifat asosiatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih. Sedangkan sifat asosiatif bermaksud untuk menjelaskan hubungan antar variabel (Kriyantono, 2014).

Dalam penelitian eksplanatif dilakukan terhadap sampel dan hasil penelitian tersebut dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pada penelitian eksplanatif, metode yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel – variabel melalui pengujian hipotesis. Hubungan antara variabel bersifat kausal berarti adanya hubungan sebab akibat dimana kedua variabel tersebut saling berkaitan. Dalam korelasi dikenal dengan adanya variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan jenis survey eksplanatif bersifat asosiatif. Survey adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Survey eksplanatif bersifat asosiatif bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antar dua variabel atau lebih. Dengan kata lain, penelitian ini ingin menjelaskan hubungan antara tiga variabel. Dalam penelitian ini, hipotesis harus dibuat terlebih dahulu sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti.

Sehingga dalam penelitian ini, metode penelitian digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel aliran informasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dimana X1 adalah Aliran Informasi Komunikasi Ke Bawah, X2 adalah Gaya

Kepemimpinan dan Y adalah Motivasi Karyawan.

Populasi adalah himpunan semua unsur atau unit pengamatan dari masalah yang dihadapi atau dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. yang berjumlah 35 orang.

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang digunakan untuk menerangkan ciri – ciri populasi induknya. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh populasi yaitu karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. yang berjumlah 35 orang.

Dalam penelitian ini, sampel sejumlah 35 orang responden sesuai dengan pernyataan Sugiyono (2013) bahwa nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah teknik

(5)

sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2013) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 50 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Dalam penelitian ini teknis analisis datanya menggunakan uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji korelasi, uji regresi sederhana dan uji regresi berganda. Hipotesis yang di gunakan adalah Ho ditolak dan Ha diterima yaitu Ho: tidak ada pengaruh

dan hubungan antara aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., Ha: ada pengaruh dan hubungan antara aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya

kepemimpinan terhadap motivasi karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

HASIL DAN BAHASAN

Variabel aliran informasi komunikasi ke bawah yang digunakan dalam penelitian ini mencakup informasi mengenai melakukan pekerjaan, pekerjaan yang memerlukan tindakan pada waktu mendatang, kebijakan dan praktik – praktik organisasi, teguran atas kelalaian kerja, dan penyelesaian perselisihan di antara pegawai mengenai masalah kerja. Untuk variabel gaya kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini mencakup memberitahu, mempromosikan, berpartisipasi dan mewakilkan. Sedangkan variabel motivasi yang digunakan dalam penelitian ini mencakup prestasi, penghargaan, tanggung jawab, promosi, pekerjaan itu sendiri, potensi bagi pertumbuhan pribadi, gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama berada di Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., atasan menentukan peran tiap karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga jika bawahannya (karyawan) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaan, atasan akan menegurnya. Oleh sebab itu, karyawan akan melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin agar mendapatkan prestasi yang membuat mereka mendapatkan promosi jabatan. Observasi yang dilihat peneliti selama berada dalam perusahaan sejalan dengan indikator – indikator dari setiap variabel yaitu atasan memberikan umpan balik berupa teguran jika pekerjaan yang diselesaikan salah (X1),

atasan menentukan peran tiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaan (X2), dan promosi

jabatan (Y). Hal tersebut menunjukkan bahwa menentukan peran tiap karyawan dan memberikan teguran jika karyawan salah memengaruhi prestasi untuk mendapatkan promosi bagi karyawannya.

Agar mengetahui kualitas aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan, dan motivasi karyawan di Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., untuk itu dilakukan analisis deskriptif indeks jawaban responden terhadap aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa aliran informasi komunikasi ke bawah pada Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. sudah berjalan dengan efektif dengan perolehan nilai total rata – rata indeks sebesar 82,1%.

Sedangkan, berdasarkan analisis indeks jawaban responden terhadap gaya kepemimpinan, memiliki perolehan nilai total rata – rata indeks sebesar 81,8%. Itu menunjukkan gaya kepemimpinan pada Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. sudah berjalan dengan baik pula. Selain itu, motivasi karyawan juga tinggi jika dilihat dari nilai total rata – rata indeks sebesar 85,1%. Dan dari hasil analisis data, dapat dinyatakan bahwa teori – teori yang digunakan di dalam bab 2 dalam penelitian ini telah dipraktekkan dalam kegiatan nyata.

Variabel aliran informasi komunikasi ke bawah memiliki pengertian yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah

(6)

(Pace & Faules 2010). Dalam penelitian ini, aliran informasi komunikasi ke bawah didasarkan kepada informasi mengenai melakukan pekerjaan, pekerjaan yang memerlukan tindakan pada waktu mendatang, kebijakan dan praktik – praktik organisasi, teguran atas kelalaian kerja, dan penyelesaian perselisihan di antara pegawai mengenai masalah kerja (Pace & Faules 2010). Sehingga hasil dari penelitian ini senada dengan apa yang dinyatakan Pace & Faules bahwa aliran informasi komunikasi ke bawah sudah berjalan dengan baik karena didasari pada informasi mengenai melakukan pekerjaan, pekerjaan yang memerlukan tindakan pada waktu mendatang, kebijakan dan praktik – praktik organisasi, teguran atas kelalaian kerja, dan penyelesaian perselisihan di antara pegawai mengenai masalah kerja.

Untuk gaya kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpian terdiri atas dimensi arahan dan dimensi dukungan. Jadi dalam teori ini pemimpin harus memberikan arahan dan dukungan kepada bawahan secara tepat dengan memerhatikan situasi. Dalam penelitian ini, gaya kepemimpinan diukur melalui dimensi memberitahu (telling), mempromosikan (selling), berpartisipasi (participating), dan mewakilkan (delegating) (Ruliana, 2014). Hasil dari penelitian ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Ruliana, bahwa gaya kepemimpinan di Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. sudah mengikuti dimensi yang telah dijelaskan diatas.

Sedangkan variabel motivasi karyawan memiliki suatu proses atau usaha yang mengarahkan sikap atau perilaku manusia dalam bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam dirinya dan tujuan organisasi merupakan indikator dan proses motivasi (Rulianna, 2014). Pada penelitian ini, motivasi diukur pada tingkat prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan atau promosi, pekerjaan itu sendiri, potensi bagi pertumbuhan pribadi, gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan (Rulianna, 2014). Hasil penelitian ini senada dengan teori yang dikemukakan oleh Ruliana, bahwa motivasi karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. sudah tinggi. Yang didasarkan kepada indikator – indikator yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dalam melakukan analisis pengaruh aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., telah dilakukan berbagai uji, dan hasil uji validitas menerangkan bahwa semua butir – butir pernyataan kuesioner yang diajukan dalam instrumen penelitian kepada responden adalah valid setelah diukur melalui IBM Statistics SPSS 22, dimana nilai rhitung lebih besar dari rtabel 0,28. Berdasarkan uji reliabilitas, menyatakan bahwa variabel

aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan dan variabel motivasi karyawan adalah reliabel.

Nilai Cronbach’s Alpha variabel aliran informasi komunikasi ke bawah 0,950. Untuk variabel gaya kepemimpinan nilai Cronbach’s Alpha 0,946 dan nilai Cronbach’s Alpha variabel motivasi karyawan 0,965. Syarat dan ketentuan data dapat dikatakan reliabel apabila bernilai diatas 0,28. Hasil Cronbach’s Alpha ketiga variabel diatas 0,28, maka syarat tersebut telah terpenuhi.

Dari hasil uji normalitas yang didapat dari rumus Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa variabel aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan memenuhi syarat normal karena memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05.

Dari hasil analisis koefisien korelasi, maka dapat diketahui bahwa variabel aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan dan variabel motivasi karyawan memiliki hubungan yang sangat kuat berdasarkan perolehan nilai korelasi sebesar 0,901. Maka, dapat disimpulkan bahwa aliran informasi komunikasi ke bawah, gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan memiliki hubungan yang kuat dan bersifat searah karena bernilai positif. Hasil dari analisis regresi linier berganda adalah aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap motivasi karyawan, karena dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi sebesar 81,1%. Jadi 81,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1, X2, sedangkan sisanya sebesar

18,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Dari hasil persamaan regresi diperoleh persamaan Y = 0,286 + 1,074 X1 + 0,133 X2. Jadi, jika variabel X1, X2 naik, maka

(7)

variabel Y akan naik pula. Dan sebaliknya jika variabel X1, X2 turun, maka variabel Y akan

turun pula.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji Cross Tabulation. Metode cross tabulation adalah metode yang menggunakan uji statistik untuk mengidentifikasikan dan mengetahui korelasi antar dua variabel. Dimana apabila terdapat hubungan antar keduanya, maka terdapat tingkat ketergantungan yang saling mempengaruhi yaitu perubahan variabel yang satu ikut mempengaruhi perubahan pada variabel lain. Metode ini biasanya digunakan untuk melihat korelasi gambaran umum responden.

Cross tabulation dalam penelitian ini melihat hubungan antara tingkat pendidikan karyawan dengan lamanya mereka bekerja. Dari hasil chi-square test dapat dilihat jika nilai signifikansi sebesar 0,650 (lebih besar dari 0,005) yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dan lama bekerja karyawan Departemen Human Capital PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil pembahasan mengenai penelitian “Pengaruh Aliran Informasi Komunikasi Ke Bawah dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Karyawan (Studi Survey Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Periode Maret – Juni 2015)”, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel aliran informasi komunikasi ke bawah terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi antara aliran informasi komunikasi ke bawah dengan motivasi karyawan adalah sebesar 0,898 yang berada pada skala 0,80 – 100, yang berarti aliran informasi komunikasi ke bawah memiliki korelasi yang sangat kuat dengan motivasi karyawan.

2. Terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi antara gaya kepemimpinan dengan motivasi karyawan sebesar 0,657 yang berada pada skala 0,60 – 0,799, yang berarti gaya kepemimpinan dengan motivasi karyawan memiliki korelasi yang kuat.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai koefisien korelasi adalah sebesar 0,901 yang berada pada skala 0,80 – 100 yang berarti aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan dengan motivasi karyawan memiliki korelasi yang sangat kuat.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi sebesar 0,811 = 81,1%. Jadi 81,1% nilai dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel X1 dan X2.

(8)

Saran

Setelah melihat dari hasil yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa adanya hubungan dan pengaruh yang signifikan antara aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan pada Departemen Human Capital, PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk., dan untuk pengembangan lebih lanjut, maka diberikan saran yang dapat bermanfaat untuk berbagai pihak:

1. Saran Akademis

a. Untuk peneliti lainnya yang membahas topik yang sama dalam penelitian, disarankan untuk meneliti dengan lebih mendalam dan lebih luas lagi dengan variabel – variabel lainnya seperti variabel aliran informasi komunikasi ke atas, aliran informasi komunikasi horizontal, dan sebagainya agar dapat dilakukan penelitian lanjutan yang membahas mengenai pengaruh aliran informasi dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan.

b. Dengan hasil penelitian yang terdapat sebesar 81,1% pengaruh aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan, maka disarankan agar penelitian yang selanjutnya dapat meneliti variabel – variabel lainnya seperti variabel kepuasan kepemimpinan, kepuasan komunikasi organisasi, pengembangan karir, lingkungan kerja, dan lain – lain yang sebesar 18,9% agar dapat diketahui faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan.

2. Saran Praktis

a. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa atasan kurang memberikan informasi mengenai pekerjaan yang akan karyawan lakukan dimasa datang. Disarankan agar atasan dapat memberikan informasi yang intens mengenai pekerjaan yang akan karyawan lakukan dimasa mendatang, sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

b. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa atasan kurang mendelegasikan atau mewakilkan pembuatan keputusan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan (bawahan). Disarankan agar atasan lebih mempercayai bawahannya dalam membuat keputusan. Sehingga bawahan akan mempunyai rasa tanggung jawab yang lebih atas pekerjaan dan keputusan yang sudah mereka buat.

c. Dilihat dari hasi penelitian, diketahui bahwa administrasi perusahan belum berjalan dengan baik. Disarankan bagi perusahaan dapat lebih meningkatkan segala urusan administrasi yang menyangkut karyawan, agar karyawan lebih termotivasi dalam bekerja.

3. Saran Umum

a. Disarankan kepada masyarakat terutama kepada para pekerja (pemimpin) agar dapat menciptakan aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemimpinan yang efektif di dalam dunia kerja, terutama dengan para bawahannya dalam perusahaan.

b. Disarankan kepada masyarakat agar menjadikan penelitian ini sebagai sumber informasi atau menambah pengetahuan mengenai aliran informasi komunikasi ke bawah dan gaya kepemipinan serta motivasi karyawan yang dapat membangun bagi masyarakat.

(9)

REFERENSI

BUKU :

Aan, Munawar Syamsudin. (2013). Metode Riset Kuantitatif Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Effendy, Onong Uchjana. (2007). Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Kriyantono, Rachmat. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Lungan, Richard. (2006). Aplikasi Statistika & Hitung Peluang. Yogyakarta: Graha Ilmu Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Rosda

Nawawi, Hadari. (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pace, Wayne & Don Faules. (2006). Dalam Deddy Mulyana (Ed.). Komunikasi Organisasi. Bandung: Rosda

Pace, Wayne & Don Faules. (2010). Dalam Deddy Mulyana (Ed.). Komunikasi Organisasi. Bandung: Rosda

Pace, Wayne & Don Faules. (2013). Dalam Deddy Mulyana (Ed.). Komunikasi Organisasi. Bandung: Rosda

Rakhmat, Jalaludin. (2012). Metode Penelitian Komunikasi – dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: Rosda

Rohim, Syaiful. (2009). Teori Komunikasi : Perspektif, Ragam & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Romli, Khomsahrial. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap (edisi revisi). Jakarta: Grasindo

Ruliana, Poppy. (2014). Komunikasi Organisasi. Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Rajawali Pers.

Siregar, Sofyan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Taniredja, Tukiran dan Hidayti Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif (Sebuah

Pengantar). Bandung: Alfabeta

JURNAL :

Gopal, R dan Rima Ghose Chowdhury. (2014). Leadership Styles And Eemployee Motivation: An Empirical Investigation In A leading Oil Company In India.

International Journal of Research in Business Management, vol. 2, 1 – 10

Hashim, Syamim Binti. (2013). The Impact Of Transactional Leadership Style On Employees’ Job Satisfaction And How To Sustain The Employees’ Motivation.

International Journal of Upper Iowa University, vol. 4, 1 – 11

Mahendra, Sindu. (2013). Hubungan Komunikasi Vertikal Dengan Motivasi Kerja Karyawan PT. United Tracktor, Tbk. Samarinda. E-journal Fisip Unmul, vol. 3, 10 – 20

Melita, Missy. (2013). Hubugan Komunikasi Atasan-Bawahan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di PT. 3m Indonesia, Jakarta. E-journal Komunikasi UMN, vol. 1, 25 – 30.

Voon, M.L., M.C. Lo, K.S. Ngui dan N.B. Ayob. (2011). The Influence of Leadership Styles on Employees’ Satisfaction in Public Sector Organizations in Malaysia. Journal of Business, Management, and Social Sciences, vol. 2, 1 – 9.

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam usus besar terjadi proses pencernaan yang dilakukan oleh jasad renik yang berfungsi sebagai penghancur protein yang tidak dapat diserap oleh usus halus

Revisi SPO mengatasi / membatasi hambatan pada waktu pasien mencari pelayanan - Merevisi SPO - Sosialisasi - Monev - Penamhahan rambu – rambu untuk pasien Adanya SPO

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan tabel ANOVA, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan transformational, kesejahteraan, dan

Desentralisasi fiskal merupakan salah satu mekanisme transfer dana dari APBN dalam kaitannya dengan kebijakan keuangan negara yaitu untuk mewujudkan ketahanan fiskal

Wataalamu kadhaa kama vile Wamitila (2008; 2013) wamevutiwa sana na riwaya mpya za Kiswahili kama vile Babu Alipofufuka na Dunia Yao za Said Ahmed Mohamed na

UN melalui Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota disertai Berita Acara Serah Terima. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi mengirim hasil skoring UN ke Penyelenggara

Masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyajikan sebuah materi pembelajaran yang lengkap dan menarik sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami pelajaran,

Yang jadi masalah adalah kedalaman gerusan hilir bendung seberapa jauh membahayakan sehingga perlu dilakukan analisis dengan tujuan untuk mengetahui profil bendung