BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PERSALINAN 1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir.
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (eksplusi) hasil pembuahan yaitu janin,plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Farrer, 1999).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain (Mochtar, 1998).
b.Etiologi
11
Oxytocin, jika oxytocin bertambah maka akan timbul kontraksi otot-otot
rahim, keregangan otot-otot dan pengaruh janin.
c. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1 Organ reproduksi eksternal pada wanita (Wiknjosastro, 1999)
1). Alat Reproduksi Bagian Luar atau Eksternal.
Alat reproduksi bagian luar atau external terdiri dari Mons Veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum. Mons
veneris merupakan bagian yang menonjol didalam simpisis terdiri
dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Labia mayora merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari bagian luar tertutup rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Bagian dalam : tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebase lemak. Labia minora merupakan lipatan bagian dalam bibir, tanpa rambut dari bagian atas klitoris. Klitoris merupakan bagian alat reproduksi luar yang bersifat erektik mengandung banyak pembuluh darah dan serta saraf sensorif sehingga sangat sensitif. Sedangkan vestibulum merupakan sebuah rongga disetiap isi yang dibatasi oleh lipatan labia dan bersambung dengan vagina dan terdapat muara-muara diantaranya : Interatus vagina adalah liang senggama, kelenjar bartolini, himen (selaput darah), uretra.
2). Alat Reproduksi Bagian Dalam atau Internal.
merupakan saluran merculus membranaus yang menghubungkan rahim dan vulva. Vulva terletak antara kandung kemih dan rectum. Pada dinding vagina terdapat lipat melintang disebut rugae terutama bagian bawah sel dinding vagina mengandung glikogen yang menghasilkan asam susu dari pH 4,5 untuk memberikan proteksi terhadap infeksi. Uterus merupakan jaringan otot yang kuat terletak antara dipelvis minor diantara kandung kemih dan rectum.
Bentuk uterus seperti bola lampu (buah pear) dan gepeng ukuran uterus tergantung pada usia, anak-anak 2-3 cm multipara 6-8 cm, uterus memiliki fungsi antara lain : mempersiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami vertilisasi, memberikan makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan untuk mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur untuk mengadakan involusi setelah kelahiran bayi.
Ovulasi terjadi antara usia 11 sampai 16 tahun ketika terdapat cukup banyak folikel yang sudah terangsang untuk menjadi mature maka efek estrogen tampak jelas dan folikel-folikel menjadi matang sepenuhnya.
d. Manifestasi Klinis
Tanda persalinan sudah dekat 1) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke–36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a) Kontraksi Braxton hicks b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotandum
d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2) Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil : a) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b) Dibagian bawah terasa sesak c) Terjadi kesulitan saat berjalan d) Sering miksi (beser kencing) e) Terjadinya his permulaan
estrogen, progesterone dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
f) Rasa nyeri ringan di bagian bawah g) Datangnya tidak teratur
h) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda i) Durasinya pendek
j) Tidak bertambah bila beraktifitas e. Tanda - tanda persalinan
1) Terjadinya his persalinan , his persalinan mempunyai sifat : a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
b) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks d) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah 2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada servik yang menimbulkan :
a) Pendataran dan pembukaan
c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah 3) Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
f. Tahap – tahap persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm) proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
1). Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm 2). Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10
cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi
lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan1 jam pada multi. Pada persalinan dengan vacumekstraksi pengeluaran kepala bayi di bantu oleh vacum.
Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasent yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
2. Persalinan Lama a. Pengertian
Persalinan kasep (partus kasep) adalah persalinan lama yang disertai komplikasi ibu maupun janin (Manuaba, 1998).
Menurut Saifuddin (2001) persalinan lama adalah persalin yang berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir.
Ahli lain berpendapat bahwa persalinan lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam, biasanya kala I lebih lama, fase aktif dan laten menjadi lebih lama dan terjadi kegagalan dilatasi serviks dalam waktu yang dapat diterima (Hamilton, 1995).
b.Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri, 2000) pada dasarnya fase laten memanjang dapat disebabkan oleh :
1)His tidak Etiologi efisien (adekuat) 2)Tali pusat pendek
3)Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor). 4)Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah masuk dalam persalinan (inpartu) atau belum
Menurut Wiknjosastro (2006), pada penilaian klinik bahwa prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh :
1) His tidak efisien (adekuat)
2) Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
Faktor-faktor ini sering saling berhubungan.
Menurut Manuaba (1998), faktor-faktor penyebab partus lama antara lain kelainan letak janin, kelainan-kelainan panggul, kelainan mengedan dan his, pimpinan partus yang salah, terjadi ketidakseimbangan sefalopelvik, dan primitua.
c. Patofisiologi
1) Keadaan umum lemah kelelahan 2) Nadi cepat, RR cepat
3) Dehidrasi 4) Perut kembung
d. Manifestasi Klinis
Menurut Manuaba (1998), gejala utama yang perlu diperhatikan pada persalinan kasep antara lain :
1) Dehidrasi
2). Tanda infeksi antara lain temperatur tinggi, nadi dan pernafasan meningkat dan abdomen meteorismus
2) Pemeriksaan abdomen antara lain meteorismus, lingkaran bandl tinggi serta nyeri segmen bawah rahim.
3) Pemeriksaan lokal vulva vagina meliputi edema vulva, cairan ketuban berbau serta cairan ketuban bercampur mekoneum
e. Penatalaksanaan
Menurut Saifuddin (2001), penanganan khusus persalinan lama yaitu :
1). Persalinan palsu atau belum inpartu (False Labor)
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecahapabila didapatkan adanya infeksi, obati secara adekuat dan jika tidak ada, pasien boleh rawat jalan.
2). Fase laten memanjang (Prolonged Laten Phase)
Diagnosis fase laten memanjang dibuat secara retrospektif. Jika his berhenti, pasien disebut belum inpartu atau persalinan palsu. Jika his makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan, lakukan penilaian ulang terhadap serviks.
Penilaian serviks tersebut antara lain :
a. Jika tidak ada perubahan pada pendataan atau pembukaan serviks dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum inpartu
b) Jika ada kemajuan dalam pendataan dan pembukaan serviks, lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
(1). Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam
c) Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
(1). Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitoksin (2). Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
(a). Ampicillin 2 gram intravena setiap 6 jam
(b). Ditambah Gentamicin 5 mg/kg berat badan intravena setiap 24 jam
(3). Jika terjadi persalinan pervaginam stop antibiotika pasca persalinan
(4). Jika dilakukan sectio cecarea, lanjutkan antibiotika dan Metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama 48 jam
3. Fase aktif memanjang
Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
Nilai his :
a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 40 detik), pertimbangkan adanya inersia uteri
Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan mempercepat kemajuan persalinan.
f. Diagnosis
Menurut Saifuddin (2002), diagnosis kelainan partus lama antara lain :
Tabel 2.1. Diagnosis Persalinan Lama
Tanda dan gejala klinik Diagnosis
a. Pembentukan serviks tidak membuka (kurang dari 3 cm). Tidak didapatkan his atau his tidak teratur
Belum inpartu atau persalinan palsu
b. Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm sesudah 8 jam inpartu dengan his yang teratur
Fase laten yang memanjang
c. Pembukaan serviks melewati garis waspada partograf :
1) Frekuensi dan lamanya kontraksi kurang dari kontraksi per 10 menit dan kurang dari 40 detik
2) Pembukaan serviks dan turunnya bagian janin yang dipresentasi tidak maju, sedangkan his baik
3) Pembukaan seviks dan turunnya bagian janin yang dipresentasi tidak maju dengan kaput, terdapat maulage hebat, edema serviks, tanda ruptura uteri imminen, gawat janin
4) Kelainan presentasi (selain verteks dengan oksiput anterior)
5) Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin mengedan tetapi tidak ada Pengertian Nyeri Persalinan
d. Sistem saraf otonom menunjukkan bahwa baik komponen simpatis kemajuan penurunan
g. Pathway keperawatan
Post operasi sectio caesarea
Insisi abdomen Fisiologi Nifas
tentang proses persalinan
Mk : Nyeri
Mual/muntah Penurunan ketahanan dan
kekuatan otot
Mk : devisit perawatan diri Efek anastesi
Mk: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Trauma
Mk:Resiko Kekurangan cairan
Diagnosa yang muncul
Menurut Nanda (2011), diagnosa keperawatan yang muncul pada klien post sectio caesaria antara lain :
1. Nyeri b.d. Agen injuri fisik (trauma jalan lahir, episiotomi).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan .2x 24 jam, diharapkan nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil :
NOC :
a. skala nyeri berkurang b. Wajah tampak rileks
c. Tdk menunjukan nyeri baik verbal dan non verbal d. TTV dalam batas normal
NIC :
Pain Management :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprensif b. Observasi reaksi no verbal
2. Risiko infeksi b.d. Faktor risiko: Episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan.
Tujuan : Setelah dilakukan pengkajian keperawatan 2 x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
NOC :
Risk Control :
1) Tidak terdapat adanya tanda- tanda resiko infeksi 2) Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pasien NIC :
Infection control :
a. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain b.Pertahankan teknik isolasi
c. Batasi pengunjung bila perlu
d.Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung.
e. Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan
f. Pertahankan lingkungan aseptik selama tindakan keperawatan. 3. Defisit perawatan diri: Mandi/Kebersihan diri, makan, toileting b.d.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan perawatan diri.
Kriteria hasil :
NOC :
a. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri meliputi makan, berpakaian, ambulasi, toileting, dsb.
NIC :
Self care Asisstance : ADL
a. Pantau kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
b. Pantau kebutuhan klien untuk penggunaan penyesuaian alat untuk personal hygine
c. Sediakan barang-barang yang diperlukan klien
d. Bantu klien untuk mandiri dan berikan bantuan seminimal mungkin
e. Menentukan aktivitas perawatan diri yang sesuai
4. Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d Kurangnya pegetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum.
Kriteria Hasil :
NOC :
a. Berat badan sesuai yang diharapkan
b. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda mal nutrisi NIC :
Nutritional Mangement :
a. Kaji adanya alergi makanan b. Kolaborasi dengan ahli gizi
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan zat besi
d. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat e. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
5. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatn 2 x 24 diharapkan klien dapat menyusui secara efektif.
Kriteria Hsil :
NOC :
a. Kolostrum sudah keluar b. Asi lancar
a. Berikan breast care post natal
b. Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi c. Beriakan dukungan ibu untuk segera menyusui
d. Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan pada klien 6. Kurang pengetahuan: Proses persalinan b.d. Kurangnya informasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan pengetahuan meningkat.
Kriteria Hasil :
NOC :
a. Familiar dengan proses persalinan b. Mendeskripsikan proses persalinan c. Mendeskripsikan gambaran persalinan NIC :
Teaching : Disease Process
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien b. Jelaskan proses persalinan
c. Gambarkan proses persalinan
d. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA : NYERI 1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari keruakan jaringan yang aktual maupun potensial ( Brunner & Sudarth, 2000 ).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatanya, dan hanya orang tersebut dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Mander, R, 2004).
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin serta persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Bobak, 2005).
Nyeri persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang disebabkan oleh dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami devisit).
2. Etiologi
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan :
a. Faktor fisiologi nyeri
3). Ligamen uterus meregang 4). Peritorium tertarik
5). Kandung kemih tertekan 6). Hipoksia
7). Vagina
8). Multi / pimpara
b. Faktor psikologis 1). Ketakutan 2). Panik
3). Harga diri rendah 4). Marah pada bayi
5). Takut hamil gangguan aktivitas seksual c. Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri :
1) Intensitas persalinan 2). Kemetangan serviks 3). Posisi janain
4). Karakteristik panggul 5). Kelelahan
3. Patofisiologi Nyeri
Terdapat dua komponen yang berbeda, yaitu sistem simpatis dan parasimpatis. Tetapi yang bekerja sendiri – sendiri, misalnya saraf simpatis mensuplai uterus dan memberikan bagian yang sangat penting dan neouroanatomi.
4. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri secara umum dan nyeri dalam persalinan sebagai berikut :
a. Klasifikasi nyeri secara umum adalah :
1). Nyeri akut, nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah penyembuhan.
2). Nyeri kronik, yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun proses penyembuhan suda selesai.
b. Klasifikasi nyeri persalinan, dibagi beberapa nyeri yaitu :
c. Nyeri viseral bersifat lambat dalam yang tidak terlokalisir. Implus nyeri selama kala 1 pada persalinan ditransmisi melalui T 11 – 12 segmen saraf spinal dan bagian bawah thorak dan bagian atas lumbal saraf simpatif, dimana uterus dan serviks terjadi pada kala 1 akibat dari kontraksi uterus dan pembukaan serviks.Lokasi nyeri ini meliputi bagian segmen abdomen dan menjalar kedaerah lumbal bagian belakang dan turun sampai dengan paha.
spina dan parasimpatis dari jaringan perinal. Nyeri ini pada akhirnya kala 1dan selama kala II yang merupakan akibat dari penurunan kepela janin yang menekan jaringan – jaringan maternal dan tarikan perineum dan utercocervical selama kontraksi.
e. After pain nyeri selama kala II dimana uterus mengecil, sobek
dari hasil distensi dan laserasi dari serviks’ vagina dan jaringan perinal nyeri yang dirasakan seperti awal kala I dan kala II. 5. Penatalaksanaan nyeri
a. Penatalaksanaan Farmakologi
Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan farmakologi yaitu dengan menggunakan obat – obatan yang dapat mengurangi nyeri.
Cara farmakologi adalah dengan pemberian obat – obatan analgesik yang disuntikan, melalui infus intra vena yaitu saraf yang menghantarkan nyeri selama persalnan.
b. Penatalaksanaan non farmakologis
Metode non farmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri, yaitu :
1). Strategi motivasi - efektif
Interpretasi sentral dari pesan yang beradadi otak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman, dan kultur seseorang.
2). Strategi kognitf - evaluati
Interpretasi dari pesan nyeri yangdipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitis dari situasi.
3). Strategi sensori – diskriminatif
Pemberian informasi ke otak menurut sensasi fisik.
Adapun metode penatalaksanaan menurut (Mander, R, 2004 ), yaitu :
1). Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan
efektif pada setiap kontraksi dan istirahat lebih penudiantara kontraksi.Manfaat relaksasi pernafasan, mengurangi rasa nyeri,yaitu mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama persalinan.
2). Hipnosis
6. Pathyway nyeri
Gambar 2.4 : Pathway nyeri Sumber : NANDA (2011)
Trauma
Gangguan sirkulasi dan kelainan darah
Trauma
neoplasma Peradangan
nyeri
7. Diagnosa nyeri
Menurut Nanda (2012), diagnosa keperawatan yang muncul pada klien nyeri antara lain :
Nyeri Akut
a. Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the study of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
b. Batasan Karakteristik : 1) Perubahan selera makan 2) Perubahan tekanan darah 3) Perubahan frekuensi jantung 4) Perubahan frekuensi pernapasan 5) Laporan isyarat
6) Diaforesis
8) Mengekspresikan perilku (mis : gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas,mendesah)
9) Masker wajah (mis : mata kurang bercahaya, gerakan mata berpancar atau tetap paa satu fokus)
10) Perilaku berjaga-jaga/melindungi area nyeri
11) Fokus menyempit (mis : gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)
12) Indikasi nyeri yang dapat diamati
13) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri 14) Sikap tubuh melindungi
15) Diatasi pupil
16) Fokus pada diri sendiri 17) Gangguan tidur
18) Melaporkan nyeri secara verbal c. Faktor yang berhubungan
Agen cedera (mis : fisik, biologis, zat kimia, psikologi)
d. kontrol nyeri
1) Mengenali faktor penyebab 2) Mengenali lamanya obat
3) Menggunakan metode pencegahan
5) Mencari bantuan tenaga kesehatan 6) Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan 7) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia 8) Mengenali gejala-gejala nyeri
9) Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya 10)Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
e. Keterangan penilaian NOC
1) Tidak dilakukan sama sekali 2) Jarang dilakukan
3) Kadang dilakukan 4) Sering dilakukan 5) Selalu dilakukan f. NIC
1) Pain management
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan fakor presipitasi
b) Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyaman
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
f) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
g) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisinagan. h) Kurangi faktor presipitasi nyeri
i) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi, dan interpersonal)
j) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi k) Ajarkan tentang teknik non farmakologi
l) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri m) Tingkatkan istirahat
n) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
o) Monitor penerima pasien tentang manajement nyeri 2) Analgesic administration
a) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pembelian obat
b) Cek instruksi dokter tentang jenis obat c) Cek riwayat alergi
d) Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian lebih dari satu
f) Pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri