• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - Istina Indah M BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - Istina Indah M BAB II"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian

Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Peristiwa terjadinya kehamilan diantaranya yaitu ovulasi, fertilisasi dan konsepsi, nidasi dan implantasi, pembentukan plasenta, pembentukan kantong amnion (Manuaba, 2010).

Kehamilan adalah waktu transisi yaitu suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. (Sukarni, 2013).

b. Tanda dan Gejala kehamilan 1) Tanda kehamilan

a) Tanda Dugaan kehamilan (1) Terlambat datang bulan

(2)

Selain itu masalah hormone, kelelahan, setres, pil kontrasepsi dan sedang menyusui juga bisa jadi penyebab terlambat datang bulan.

(2) Mual dan muntah

Apabila suka mual dan muntah tanpa sebab bisa saja itu adalah morning sickness. Namun apabila tidak sedang hamil tetapi mengalami mual dan muntah adalah tanda keracunan makanan, setres, dan gangguan perut.

(3) Payudara membengkak.

Beberapa ibu hamil mengalami pembengkakan di bagian payudara. Sementara itu, faktor lain yang menyebabkan hal ini adalah hormon, pil kontrasepsi, dan tanda akan menstruasi.

(4) Lelah dan ngantuk (5) Nyeri punggung (6) Sakit kepala (7) Areola menghitam (8) Sering berkemih

(9) Konstipasi atau susah buang air besar. (10) Pigmentasi kulit

(3)

b) Tanda tidak pasti kehamilan (1) Rahim membesar.

(2) Pada pemeriksaan dalam di jumpai tanda hegar, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxton hicks dan teraba ballotemen.

(3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu.

c) Tanda pasti kehamilan

(1) Gerakan janin dalam rahim.

(2) Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin. (3) Denyut jantung janin. Di dengar dengan stetoskop laenec,

alat kardiotokografi alat dopler. Di lihat dengan ultrasonografi

(Manuaba, 2010). 2) Gejala kehamilan

a) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraf dan ovulasi.

b) Perubahan payudara.

(4)

c) Mual dan muntah.

Terjadi segera setelah periode menstruasi pertama tidak terjadi, banyak wanita mengalami derajat yang bervariasi dari mual, pening dan muntah. Hal ini disebut dengan morning sickness karena gejala-gejala lebih sering terjadi setelah sarapan pagi. Diyakini bahwa morning sickness adalah respons awal tubuh terhadap tingginya kadar progesteron.

d) Frekuensi berkemih.

Kongesti darah pada organ-organ pelvic meningkat sensitivitas jaringan. Tekanan karena pembesaran uterus pada kandung kemih menstimulasi saraf dan mentriger keinginan untuk berkemih selama kehamilan (Sukarni, 2013).

c. Tanda Bahaya Kehamilan 1) Perdarahan pervaginam.

2) Perdarahan pervaginam masa hamil muda Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.

3) Perdarahan pervaginam antepartum.

4) Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada trimester akhir sampai bayi di lahirkan.Macam-macam perdarahan antepartum yaitu plasenta previa, solusio plasenta dan gangguan pembekuan darah.

(5)

Sakit kepala seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal pada kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Dari sakit kepala yang hebat bisa menjadi penglihatannya kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklamsia.

6) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubah ringan (minor) adalah normal.

7) Bengkak di wajah dan ekstremitas.

Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsia.

8) Gerakan janin tidak terasa

Normalnya ibu mulia merasakan gerakan janin selama bulan ke 5 atau ke 6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnyalebih awal. Gerakan bayi akan mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3 maka merupakan masalah.

(6)

Cairan yang keluar yang dapat membahayakan kehamilan adalah keluarnya air ketuban dari jalan lahir, yang normalnya selaput ketuban pecah pada saat persalinan (Yuni, 2008).

d. Komplikasi Dalam Kehamilan

1) Emesis dan Hiperemesis gravidarum Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang di sampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone estrogen, progesterone dan di keluarkannya human chorlonic gonadotropine plasenta. Hormone-hormone inilah yang menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari. disertai mual muntah sampai umur kehamilan empat bulan. Emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Pembakaran lemak kurang sempurna terbentuklah badan keton di dalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik.

2) Anemia pada kehamilan

(7)

bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan di sebut potensial yang membahayakan ibu dan anak, karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait dalam pelayanan kesehatan.

3) Perdarahan pada kehamilan

Perdarahan pada kehamilan dapat di bagi menjadi dua yaitu perdarahan hamil muda dan perdarahan antepartum. Perdarahan muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik dan molahidatidosa. Perdarahan antepatum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28 minggu atau lebih atau sering di sebut perdarahan trimester tiga.

4) Preeklamsia dan Eklamsia pada kehamilan

Kejadian preeklamsi dan eklamsia bervariasi di setiap Negara bahkan pada setiap daerah Dijumpai beberapa factor yang mempengaruhi, diantaranya primigravida terutama primigravida muda, distensi rahim berlebih, hidramnion, hamil kembar, mala hidatidosa, dan penyakit yang menyertai kehamilan, diabetes militus, kegemukan dan jumlah usia ibu hamil yang lebih dari 35 tahun.

(8)

Pada kehamilan kembar dengan distensia uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan premature. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar, sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim.

6) Ketuban pecah dini

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda, pada trimester tiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester akhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis dan pecahnya ketuban pada kehamilan premature merupakan ketuban pecah dini (Sarwono, 2010).

e. Perhitungan berat badan berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi

Rendah <19,8 12,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas >29 ≥7

Gemeli 16-20,5

Sumber : Marwwita, 2017

f. Standar Asuhan Kebidanan 1) Standar pelayanan ANC

(9)

b) Pemeriksaan tekanan darah

c) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) d) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) f) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan

g) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan h) Test laboratorium (rutin dan khusus)

i) Tatalaksana kasus

j) Temu wicara (konseling) (Depkes RI, 2009). 2) Standar kunjungan ANC

a) Kunjungan 1 kali pada trimester I (usia kehamilan 1-12 minggu) dilakukan untuk penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b) Kunjungan 1 kali pada trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsia, infeksi alat reproduksi dan saluran kemih, mengulang rencana persalinan.

(10)

peresentasi, memantapkan rencana persalinan, mengenali tanda-tanda persalinan (William, 2010).

3) Standar asuhan kehamilan

1) Standar 3 : identifikasi ibu hamil

Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur.

2) Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Sedikitnya 4x pelayanan kehamilan. Pemeriksaan meliputi ; anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengena/ kehamilan resiko tinggi, imunisasi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk. 3) Standar 5 : palpasi abdominal

4) Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan 5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan 6) Standar 8 persiapan persalinan (Kusmiati, 2008). g. Asuhan kehamilan kunjungan awal

Kehamilan bukan suatu penyakit, melainkan sebuah proses fisiologis yang membutuhkan kenaikan proses metabolism dan nutrisi untuk pertumbuhan janin Kunjungan pertama meliputi : Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data dasar, member support psikis agar seorang ibu hamil memiliki emosi yang stabil (Kusmiyati, 2008).

(11)

Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan disebut kunjungan ulang. Asuhan yang diberikan pendeteksian komplikasi komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus (Kusmiyati, 2008).

i. Komplikasi dalam kehamilan

Komplikasi kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gen wanita sampai lingkungan. Semua faktor tersebut dapat membahayakan fisik dan mental wanita. Komplikasi kehamilan yang paling umum adalah tekanan darah tinggi, preeklamsi, kelahiran prematur, keguguran, diabetes gestasional, anemia, dan infeksi saluran kemih (William, 2008).

1) Komplikasi obstetrik langsung, meliputi : a) Perdarahan

b) Preeklampsia/Eklampsia

c) Kelainan letak (letak lintang/letak sungsang) d) Hidramnion

e) Ketuban Pecah Dini

2) Komplikasi obstetrik tidak langsung, meliputi : a) Penyakit jantung

b) Tuberculosis (TBC) c) Anemia

(12)

(William, 2008).

2. Persalinan a. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir, persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni, 2013).

Persalinan yang normal menunjukan bahwa ketiga factor penting yaitu power, passage, dan passenger sama dengan baik sehingga persalinan berlangsung spontan, aterm dan hidup (Manuaba, 2010).

b. Tanda dan Gejala persalinan

Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain : perasaan distensi berkurang (lightening), perubahan serviks, persalinan palsu, ketuban pecah, blood show, lonjakan energy, gangguan pada saluran cerna.

Lightening yang mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan adalah penurunan bagian presentasi ke dalam pelvis minor. Lightening adalah sebutan bahwa kepala janin sudah turun.

(13)

sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan untuk persalinan.

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu kehamilan.

Pada kondisi normal,ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum dimulainya persalinan disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan dalam waktu 24jam.

Bloody show paling sering terlihat sebagai lendir bercampur darah yang lengket dan harus di bedakan dengan cermat dari perdarahan mumi. Blody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya dalam 24 sampai 48 jam.

Banyak wanita yang mengalami lonjakan energy kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum dimulainya persalinan (Sukarni, 2013). c. Tanda Bahaya persalinan

1) Denyut jantung janin lebih lambat, yaitu kurang dari 100x/menrt atau lebih cepat dari 180x/menit

2) Demam tinggi

(14)

4) Ibu mengalami konvulsi (kejang-kejang) 5) Perdarahan pada saat persalinan

6) Tali plasenta keluar dari vagina

Agak jarang terjadi saat kantung amnion pecah, maka tali plasenta turun ke vagina dan terhenti di bagian depan bayi. Tali plasenta umumnya langsung merosot kebawah melewati kepala bayi. Jika : Air ketubannya banyak, bayinya kecil atau muda, bayinya berada dalam posisi yang sulit, bayinya masih berada dalam posisi tinggi di atas ruang panggul, ketika air ketuban pecah Jika tali plasenta terperangkap di depan kepala bayi atau di sisi-sisi kepalanya maka dia bisa saja tergencet diantara kepalanya dan tulang ibu. Ini membuat darah sulit melewati tali pusat untuk membawa oksigen dan makanan kepada bayi. Bayi bisa mengalami kerusakan otak atau kematian.

7) Air ketuban pecah sebelum persalinan di mulai.

Kantung ketuban biasanya pecah diakhir kala 1. Namun dia bisa juga pecah setiap saat. Sebelum bukaan persalinan dimulai saat atau sesaat bayi lahir, kadang-kadang kantung ini pecah dengan suara keras, namun bisa juga hanya seperti rembesan- rembesan kecil:

a) Memeriksa air ketuban.

(15)

hijau merupakan tanda bahaya. Bisa berarti bayinya sudah buang feses di dalam kandungan. Kadang-kadang air ketuban mengadung butiran-butiran feses yang bisa di lihat. Feses di dalam air ketuban bisa menjadi tanda bahwa bayinya mengalami gangguan. Ada juga bahaya kalau fesesnya masuk kembali kedalam mulut dan hidung bayi. Ketika bayi mulai bernafas dengan udara pertama kali, bisa jadi cairan feses yang sudah lengket di dalam mulut dan hidungnya masuk ke dalam paru-parunya. Akan sulit baginya untuk mendapatkan cukup udara, dan kadang-kadang ini bisa menyebabkan infeksi saluran pernafasan, kerusakan otak, bahkan kematian (Varney, 2008).

b) Memperkirakan berapa lama air ketuban sudah pecah.

(16)

ke belakang setelah BAK / BAB, dan teratur mengganti celana dalam atau alas tempat tidurnya (Varney, 2008).

d. Komplikasi persalinan

1) Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung. Perdarahan postpartum dibagi menjadi perdarahan primer dan skunder. Perdarahan postpartum primer terjadi dalam 24 jam. Perdarahan skunder adalah perdarahan setelah 24 jam.

2) Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus mengalami kegagalan dalam berkontraksi segera setelah bayi lahir.

3) Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar persalinan premature dengan berbagai akibatnya. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.

4) Infeksi intrapartum

(17)

berbau, sepsis, pemeriksaan cairan amnion, kultur, pemeriksaan jaringan.

e. Asuhan pada ibu bersalin kala I, II, III dan IV a) Kala I :

a) Pemantauan terus menerus kemajuan persalinan menggunakan Partograf

b) Pemantauan terus menerus vital sign

c) Pemantauan terus menerus terhadap keadaan bayi d) Pemberian hidrasi bagi pasien

e) Menganjurkan dan membantu pasien dalam upaya perubahan posisi dan ambulansi

f) Mengupayakan tindakan yang membuat pasien nyaman. g) Memfasilitasi dukungan keluarga

(Wiknjosastro, 2008). b) Kala II :

a) Evaluasi kontinu kesejahteraan ibu b) Evaluasi kontinu kesejahteraan janin c) Evaluasi kontinu kemajuan persalinan d) Perawatan tubuh wanita

e) Asuhan pendukung wanita dan orang terdekatnya beserta Keluarga

f) Persiapan persalinan g) Penatalaksanaan kelahiran

(18)

(Wiknjosastro, 2008). c) Kala III :

a) Memberikan pujian kepada pasien atas keberhasilannya b) Lakukan manajemen aktif kala III

c) Pantau kontraksi uterus

d) Berikan dukungan mental pada pasien

e) Berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan pendamping agar proses kelahiran placenta lancar f) Jaga kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh

bagian bawah (perineum) (Wiknjosastro, 2008). d) Kala IV :

a) Pemeriksaan fundus setiap setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke 2. Jika kontraksi uterus tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras

b) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2 c) Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi

d) Bersihkan perineum dan gunakan pakaian yang bersih dan kering

(19)

f) Bayi sangat bersiap segera setelah melahirkan. Hal ini sangat tepat untuk memberikan ASI

g) Pastikan ibu sudah buang air kecil 3 jam pasca persalinan h) Anjurkan ibu dan keluarga mengenal bagaimana memeriksa

fundus dan menimbulkan kontraksi serta tanda-tanda bahaya ibu dan bayi

(Rohani, 2011).

3. Bayi Baru Lahir a. Definisi

Bayi baru lahir normal dengan cukup bulan yang sehat harus memiliki nilai apgar 7 hingga 10 baik pada menit pertama maupun pada menit kelima kehidupannya (Varney, 2008)

b. Tanda fisiologis bayi baru lahir 1) Bayi cukup bulan

2) Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium 3) Bayi menangis atau bernafas sesaat setelah lahir 4) Tonus otot baik

(Prawirohardjo, 2010).

c. Tanda bahaya bayi baru lahir 1) Ketuban bercampur mekonium 2) Warna kulit kebiruan

(20)

4) Nafas bayi megap-megap 5) Tonus otot lemah

6) Bayi tidak bernafas sesaat setelah lahir (Manuaba, 2010).

d. Komplikasi bayi baru lahir

1) Hipoksia dan asfiksia neonatorum 2) Perdarahan jaringan otak

3) Fraktur tulang klavikula 4) Kelainan konginetal 5) Tetanus neonatorum 6) Ikterus neonatorum

7) Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) 8) Infeksi neonatorum

9) Sepsis neonatorum dan meningitis e. Asuhan bayi baru lahir

Tujuan utama perawatan bayi segera setelah lahir yaitu : 1) Untuk membersihkan jalan nafas

2) Memotong dan merawat tali pusat 3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

4) Memberikan vitamin K1 dan mengoleskan salep mata 5) Identifikasi sebagai alat pengenal / identitas bayi 6) Pencegahan infeksi (Varney, 2009).

(21)

Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatal sedikitnya 3 kali, selama periode 0 - 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas maupun melalui kunjungan rumah.

a) Tujuan kunjungan neonatal :

(1) Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar.

(2) Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus

b) Waktu pelaksanaan :

(1) Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1)

dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. (2) Kunjungan Nenonatal ke-2 ( KN 2)

dilakukan dalam kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke-7.

(3) Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3)

dilakukan pada kurun waktu hari 8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir

g. Reflek normal pada bayi baru lahir a) Reflek Moro

(22)

menghentakkan tangan dan kaki lurus kearah keluar, lutut fleksi dan bayi mungkin menangis.

b) Reflek menggenggam

Didapat dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah obyek atau jari. Respon bayi berupa menggenggam dan memegang erat.

c) Reflek menghisap

Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagu disentuh. Sebagai respon bayi akan menoleh dan membuka mulut untuk menghisap obyek.

d) Rotting reflek

Rotting reflek terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau disentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respon, bayi itu memalingkan kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap (Ladewidg, 2005).

4. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulia dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Ambarwati, 2008).

b. Tanda fisiologis nifas

(23)

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

(b) Lochea

Cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Lochea dibagi menjadi lima macam yaitu lochea rubra, lochea sanguinolenta, lochea alba, lochea purulenta, lokiostasis (Mochtar, 2012).

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini di sebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi koson, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan, kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.

3) Perubahan system perkemihan

(24)

oleh iritasi muscular sfingter ant selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.

4) Perubahan endokrin

Selama periode nifas terjadi perubahan hormone yang besar diantaranya hormone plasenta, hormone prtuitary, hormone oksitosin hipotalamik prtuitary ovarium. Hormone plasenta akan menyebabkan penurunan yang signifikan yang di produksi oleh plasenta, kemudian hormone HCG (human chorionic Gonadotropin)menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam sampai hari ke postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum.

Pada Hormone pituitary prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikel pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

Pada hormone oksitosin, oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara Selama tahap ketiga persalinan, oksiosin menyebabkan pemisahan plasenta.

(25)

yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron. 5) Perubahan tanda-tanda vital

Perubahan tanda-tanda vital yang terjadi adalah suhu badan akan naik sedikit (37-38 derajat celcius) pada 24 jam post partum sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Kemudian pada nadi, denyut nadi normalnya 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Pada tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Pada pernafasan, keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada saluran pernafasan.

6) Perubahan system kardiovaskuler

(26)

menimbulkan beban pada jantung dan dapat menimbulkan dekompensasi kodis pada penderita vitium cordial. Untuk keadaan ini dapat di atasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala.

7) Perubahan hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum. kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun akan tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan factor pembekuan darah (Ambarwati, 2008).

8) Perubahan Tinggi Fundus Uteri Tinggi fundus uteri pada masa nifas : (a) Hari ke 1 : fundus uteri setinggi pusat

(b) Hari ke 2 : fundus uteri berada 2 jari dibawah pusat

(c) Hari ke 7 : fundus uteri berada pada pertengahan antara pusat dan simphisis

(d) Hari ke 10 : fundus uteri berada pada simphisis, dan setelah hari ke 10 biasanya sulit untuk dilakukan palpasi (Manuaba, 2007).

c. Tanda bahaya nifas

(27)

2. Alat kelaminnya mengeluarkan bau tidak enak. 3. Ibu mengeluarkan banyak darah.

4. Ibu merasakan sakit di perutnya. 5. Seluruh badan di tubuhnya terasa sakit. 6. Ibu merasakan sakit di vaginanya.

7. Kulit vagina membengkak, berwarna merah dan terasa keras (Susan, 2008).

d. Standar Asuhan ibu nifas

1. Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum.

2. Pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi dan pernapasan. 3. Pemeriksaan lochea dan perdarahan.

4. Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi. 5. Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri. 6. Pemeriksan payudara dan anjuran pemberian ASI eksklusif. 7. Pemberian kapsul vitamin A.

8. Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan. 9. Konseling.

10. Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan Komplikasi (KemenKes, 2016).

e. Komplikasi

1) Depresi masa nifas

(28)

Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dank arena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan factor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karier ibu karena harus melahirkan, kurangnya perhatian orang- orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

2) Perdarahan nifas sekunder

Perdarahan kala nifas skunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. Factor yang menyebabkan terjadinya perdarahan nifas skunder adalah endometritis, sub involusi, sisa plasenta, mioma uteri, kelainan uterus, inversio uteri, pemberian estrogen untuk menekan laktasi. Gejala klinisnya yaitu terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui partum pengeluaran lochea normal, terjadi perdarahan yang cukup banyak, rasa sakit di daerah uterus, pada saat palpasi fundus uteri masih dapat di raba lebih besar dari seharusnya, pada pemeriksaan VT didapatkan uterus membesar lunak dan dari oesteum uteri keluar darah.

3) Infeksi kala nifas

(29)

penggunaan alat yang kurang steril. Infeksi juga dapat di peroleh dari dari rumah sakit (nosokimial), hubungan seks menjelang persalinan atau sudah terdapat infeksi intrapartrum : persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (Ambarwati, 2008).

f. Kunjungan masa nifas

1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk: a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2. 2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:

(30)

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.

3) Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk : Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).

4) Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk : a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau

bayi alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini. g. Asuhan masa nifas

1) Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali yaitu:

a) 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang). b) 6 hari setelah persalinan.

c) 2 minggu setelah persalinan. d) 6 minggu setelah persalinan

(31)

tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin

3) Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.

4) Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk perawatan bayinya

5) Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah 6) Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan

7) Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu tanda berikut:

8) Perdarahan berlebihan a) Sekret vagina berbau b) Demam

c) Nyeri perut berat d) Kelelahan atau sesak

e) Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan kabur.

f) Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan putting.

5. Keluarga Berencana (KB) a. Metode keluarga berencana

(32)

semakin efektif metode KB yang dianjurkan yaitu kontap, suntik KB, susuk KB atau AKBK, AKDR/IUD. Salah satu peranan penting bidan adalah untuk meningkatan jumlah penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah metode sederhana (kondom, pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama terputus) dan metode kontrasepsi efektif (suntik KB, susuk KB, AKDR) (Manuaba, 2010).

b. Macam-macam KB (1) KB metode sederhana

Metode KB sederhana adalah metode KB yang dilakukan tanpa bantuan orang lain. Yang termasuk KB sederhana adalah kondom, pantang berkala, senggama terputus, dan spermisid. Metode sederhana akan efektif bila penggunaannya di perhitungkan dengan masa subur.

(2) KB metode efektif

Metode KB efektif merupakan kontrasepsi hormonal. Yang termasuk KB efektif / hormonal adalah KB suntik dan KB susuk.

(3) Kontrasepsi mekanis

(33)

AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan dan prostaglandin yang menghalangi kapasitasi spermatozoa, ion CU yang dikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melakukan konsepsi.

(4) KB darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat diberikan pada hubungan seks yang tidak dilindungi dalam waktu 72 jam sampai 7 hari, sehingga dapat menghindari kehamilan.

c. Penapisan pada ibu yang pertama kali menggunakan KB

Penapisan merupakan upaya untuk melakukan tela’ah dan

kajian tentang kesehatan klien dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan. Tujuan utama penapisan klien untuk menentukan keadaan yg membutuhkan perhatian khusus dan masalah yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut . Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama dikenali atau memungkinkan hamil dapat dicegah. Sebagian besar cara kontrasepsi kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul.

Tabel 2.1 penapisan waktu dan jenis KB

Waktu yang tepat

untuk berKB Jenis KB

1 Post partum KB suntik, KB susuk, AKDR, pil KB hanya progesterone, metode sederhana. 2 Pasca abortus KB susuk atau implant.

(34)

metode sederhana.

5 Post-koitus Metode sederhana dan KB darurat

Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Irreversibel (Tubektomi)

Keadaan klien tidak ada tanda-tanda apenyakit jantung, paru, atau ginjal.

Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda - tanda penyakit jantung, paru atau ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas,takut Tekanan darah Kurang dari 160/100

mmHg

≥ 160/100mmHg

Berat badan 35-85 kg >85kg ; < 35kg Riwayat operasi

abdomen/panggul.

Bekas secsio sesaria (tanpa perlekatan).

Pemeriksaan dalam ada kelainan.

Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Irreversibel (Vasektomi)

Keadan klien Dapat dilakukan pada fasilitas berjalan penyakit jantung, paru atau ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas takut Tekanan darah < 160/100mmHg ≥160/100mmHg Infeksi atau kelainan

skrotum/inguinal.

Normal Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan.

Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

(35)

Keuntungannya mudah dan murah. Kerugiannya kurang akurat untuk mencegah kehamilan.

2) KB metode efektif (a) KB Suntik

Keuntungannya pemberiannya sederhana, tingkat efektifitasnya tinggi, hubungan seks dengan suntik KB bebas, pengawasan medis yang ringan, dapat diberikan pasca persalinan, keguguran, atau pasca menstruasi (Handayani, 2009).

Kerugiannya perdarahan yang tidak menentu, terjadi amenorea/tidak datang bulan, masih terjadi kemungkinan hamil. (b) KB susuk

Keuntungannya mudah dan murah, kerusakan jaringan berkurang sehingga memperkcil komplikasi, waktu pencabutan dapat di perpendek (Handayani, 2009).

(c) KB PIL

Keuntungannya bila minum pil sesuai dengan aturan di jamin berhasil 100%, dapat di pakai sebagai pengobatan (ketegangan menjelang menstruasi, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, nyeri saat menstruasi, pengobatan pasangan mandul). Kerugiannya harus minum pil secara teratur, dalam waktu panjang dapat menekan ovarium, mempengaruhi fungsi hati dan ginjal (Handayani, 2009).

(36)

Keuntungan alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, pemasangan tidak memerlukan medis yang sulit, control medis yang ringan, penyulit tidak terlalu berat. Kerugiannya masih bisa terjadi kehamilan dengan AKDR in situ, terdapat perdarahan, dapat terjadi infeksi, tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.

c. KB untuk ibu menyusui

1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat (a) Senggama Terputus

Senggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi, ejakulasi disadari sebelumnya oleh sebagian besar laki-laki (Prawirohardjo, 2011).

(b) Pembilasan pasca senggama

Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus merupakan suatu cara yang telah lama sekali dilakukan untuk tujuan kontrasepsi. Maksudnya ialah mengeluargkan sperma secara mekanik dari vagina (Prawirohardjo, 2011). (c) Metode Amenores Laktasi

(37)

(d) Pantang Berkala

Seorang perempuan bisa dapat hamil dalam beberapa hari saja dalam daur haidnya. Masa subur yang juga disebut ‘‘fase

ovulasi‘‘ mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam

setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu, perempuan tersebut berada dalam keadaan tidak subur (Prawirohardjo, 2011).

6. Teori Asuhan Kebidanan a. Standar Asuhan Kebidanan

No.938/Menkes/SK/VIII/2007

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktik-praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

b. Manajemen 7 langkah varney

Langkah-langkah manajemen kebidanan : (1) Pengumpulan data

Yaitu pengumpulan suatu data dasar lengkap untuk evaluasi pasien. Data dasar meliputi semua informasi bersangkutan dari semua sumber yang berhubungan erat dengan kondisi pasien

(38)

Data yang telah dikumpulkan diinterpretasi untuk menegakkan diagnosis, mengidentifikasi masalah atau kebutuhan

(3) Mendiagnosa asuhan kebidanan

Dirumuskan berdasarkan analisa data yang telah dikumpulkan dan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh pasien (4) Mengidentifikasi diagnosa potensial

Identifikasi permasalahan potensial berdasarkan pada rangkaian masalah yang sekarang untuk mengantisipasi atau pencegahan overdistenston

(5) Merencanakan asuhan secara menyeluruh

Suatu perkembangan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul dari langkah-langkah sebelumnya

(6) Melaksanakan asuhan

Bidan melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana asuhan pada langkah sebelumnya

(7) Mengevaluasi

Mengevaluasi tindakan secera menyeluruh sesuai yang dibutuhkan paisen

c. Dokumentasi SOAP

Metode SOAP terdiri dari S (Subyektif). O (Obyektif), A (Assesment), P (Planning). Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan

(39)

(1) S (Subyektif)

Data subyektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney langkah (pengkajian data) terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subyektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi yang di khawatirkan dan keluhan klien. Sehingga akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

(2) O (Obyektif)

Data Obyektif merupakan pendokumentasian menejemen kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Data ini memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

(3) A (Assesment)

(40)

kewenangan bidan yang meliputi; tindakan mandiri, tindakan kolaborasi, dan tindakan merujuk.

(4) P (Planning)

Planning / perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat itu juga dan yang akan datang. Rencana asuhan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, yang bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. P dalam SOAP meliputi pendokumentasian menejemen kebidanan menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

7. Landasan hukum

Landasan hukum yang di gunakan seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan komprehensif ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara adalah PERMENKES RI No.1464/MENKES/ PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan

a. Pasal 10 ayat 2 yang berbunyi pelayanan kebidanan ibu, meliputi: (1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil

(2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal (3) Pelayanan persalinan normal

(4) Pelayanan ibu nifas normal (5) Pelayanan ibu menyusui

(6) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

(41)

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berwenang untuk:

(1) Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas

(2) Episiotomi

(3) Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat II (4) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan (5) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

(6) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

(7) Fasilitas / bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif

(8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum

Gambar

Tabel 2.1 penapisan waktu dan jenis KB

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikan skripsi dengan judul “ Penerapan Sistem Bagi Hasil

Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi Solo Radio Untuk Mempertahankan Jumlah Pendengar Melalui Media Sosial, Regenerasi Penyiar, dan Event Off Air. Program

dicapai dari suatu usaha yang telah dikerjakan, 3 menurut Zainal Arifin dalam bukunya, bahwa kata Prestatie bahasa belanda yang berarti “

Tabel 23 Studi Kebutuhan Ruang Pengelola Jateng Park ... Persyaratan

Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat kebiasaan belajar siswa putera dalam pelajaran ekonomi para siswa kelas XI program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun

Pada penelitian ini akan dibuat model pompa air energi termal dengan menggunakan fluida kerja air pada beberapa variasi evaporator, daya pemanas dan head pemompaan serta akan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi responden yang merupakan anak dengan umur 9-12 tahun sudah baik karena asupan karbohidrat, protein

Motif-motif Asia Tengah (khususnya patung dari istana-istana Umayyad), dan beragam langgam ornamentasi daerah yang telah berkembang di seluruh bagian dunia pra Islam.. Kekayaan