• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku 1. Pengertian - Setiyo Indra Prayitno BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Saku 1. Pengertian - Setiyo Indra Prayitno BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Buku Saku 1. Pengertian

Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke saku yang berisi informasi suatu tema tertentu (Taufik, 2010). Buku saku diare adalah buku yang menjelaskan tentang penyakit diare pada anak. Buku saku diare merupakan media pendidikan kesehatan utuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan agar masyarakat khususnya ibu dapat mempermudah menerimanya (Notoatmodjo, 2007).

2. Manfaat buku saku

(2)

3. Isi

Isi buku saku tentang uraian, gambar dan lain-lain. Isi buku saku diare antara lain pengertian diare, penyebab diare, pencegahan dan penanganan diare pada anak disertai dengan gambar.

B. Diare

1. Pengertian

Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2011).

Menurut Nursalam, Susilaningrum, dan Utami (2005), Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer. Dikatakan diare apabila BAB <4 kali dan cair (diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan/ sedang), atau BAB >10 kali (dehidrasi berat).

(3)

menjadi lebih banyak dan lebih sering dengan konsistensi feses menjadi lebih banyak dan cair dalam arti menjadi tidak normal.

2. Penyebab

Menurut Ngastiyah (2005) faktor penyebab diare yaitu : a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral yaitu :

(a)Infeksi bakteri : Vibrio, Escerichia Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yesinia, Aeromonas, dan sebagainya.

(b)Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.

(c)Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Irichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba histolytica,Giardia lamblia,

Trochomonas hominis), jamur (Candida albicans).

2) Infeksi parenteral yaitu infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Otitis Media Akut (OMA)/peradangan akut telinga tengah oleh bakteri

atau virus, tonsilitis /tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

(4)

galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering

(intoleransi laktosa).

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan seperti makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. d. Faktor psikologis seperti rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi

pada anak yang lebih besar).

Menurut Nursalam,Susilaningrum, dan Utami (2005), penyebab diare lainnya berupa faktor perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare yaitu :

a. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar dari pada balita yang diberi ASI penuh.

b. Menggunakan botol susu.

Penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kuman-kuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut beresiko terinfeksi diare.

c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar.

(5)

d. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Menurut Soegijanto (2002), faktor yang mempengaruhi kejadian diare diantaranya adalah

a. Faktor lingkungan

Yang dimaksud adalah kebersihan lingkungan dan perorangan seperti kebersihan puting susu, kebersihan botol susu dan dot susu, maupun kebersihan air yang digunakan untuk mengolah susu dan makanan.

b. Faktor gizi

Faktor gizi misalnya tidak diberikannya makanan tambahan meskipun anak telah berusia 4-6 bulan.

c. Faktor pendidikan

Faktor pendidikan yang utama adalah pengetahuan ibu tentang masalah kesehatan.

d. Faktor kependudukan

(6)

e. Faktor perilaku orang tua dan masyarakat

Misalnya kebiasaan ibu yang tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, setelah buang air besar atau membuang tinja anak.

f. Faktor ekonomi

Kesemua faktor yang tersebut di atas terkait erat dengan faktor ekonomi masing-masing keluarga.

g. Faktor penyakit

Penyakit diare akut pada anak-anak mungkin juga disertai dengan penyakit lain misalnya infeksi saluran nafas (bronchopneumonia, bronchitis, dll), infeksi saluran saraf pusat (meningitis, ensefalitis, dll),

infeksi saluran kemih, infeksi sistemik lain (sepsis, campak, dll), kurang gizi (KEP berat, kurang vitamin A, dll), penyakit yang dapat disertai dengan diare akan tetapi lebih jarang terjadi (penyakit jantung yang berat atau gagal jantung, penyakit ginjal atau gagal ginjal).

3. Jenis- jenis diare

Menurut pedoman dari laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga (1994) dalam Nursalam, Susilaningrum, dan Utami (2005), diare dapat dikelompokkan menjadi :

a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari.

(7)

Menurut pedoman MTBS (2008), diare dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi :

a. Diare akut, terbagi atas : diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi ringan/sedang, dan diare tanpa dehidrasi.

b. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari atau lebih, terbagi atas diare persisten dengan dehidrasi dan diare persisten tanpa dehidrasi. c. Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah.

Menurut Sodikin (2011) secara klinik diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom yaitu

a. Diare Akut (gastroenteritis)

Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak sebelum sehat, berlangsung kurang dari 14 hari.

b. Disentri

Disentri didefisinikan dengan diare yang disertai darah dalam feses, menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasive. Penyebab utama disentri akut yaitu Shigela, penyebab lain adalah campylobacter jejuni.

c. Diare Persisten

(8)

4. Tanda dan gejala

Menurut Dewi (2011) tanda dan gejala pada anak yang mengalami diare sebagai berikut :

a. Cengeng, rewel b. Gelisah

c. Suhu meningkat d. Nafsu makan menurun

e. Feses cair dan berlendir, kadang juga disertai dengan ada darahnya.

Kelamaan fese ini akan berwarna hijau dan asam. f. Anus lecet.

g. Dehidrasi

h. Berat badan menurun

i. Turgor Kulit menurun

j. Mata dan Ubun-ubun cekung

k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering 5. Pencegahan diare

(9)

a. Memberikan ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi .Bayi harus disusui oleh ibunya secara penuh sampai umur 6 bulan (memberikan ASI Eklusif), karena ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI juga memberikan perlindungan terhadap diare 4 kali lebih besar dari pada ASI yang dsertai dengan susu botol.

b. Makanan pendamping ASI

Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Perkenalkan makanan lunak ketika anak memasuki usia 6 bulan keatas (proses penyapihan). Pada masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadi diare, sehingga disini pengetahuan ibu sangat penting.

c. Menggunakan air bersih yang cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral melaui air minum yang tercemar, jari-jari tangan yang kotor.

(10)

d. Mencuci tangan

Kebersihan perorangan harus dijaga seperti mencuci tangan dengan sabun setelah BAB, sebelum dan sesudah makan.

e. Menggunakan jamban

Keluarga harus mempunyai jamban yang baik dan bersih sangat membantu mengurang resiko diare pada anak.

f. Membuang tinja bayi yang benar

Sebaiknya tinja bayi dibuang secara benar karena bisa menimbulkan penularan penyakit pada anak dan orang tuanya.

6. Penanganan diare

Menurut Kemenkes RI (2011) penanganan diare dilakukan dengan cara Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS Diare)

a. Berikan Oralit

(11)

1) Diare tanpa dehidrasi

Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :

a) Keadaan umum : baik. b) Mata : normal.

c) Rasa haus : normal, minum biasa. d) Turgor kulit : kembali cepat.

Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :

(1)Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret. (2)Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret. (3)Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret. 2) Diare dehidrasi ringan/sedang

Diare dengan dehidrasi ringan/sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih:

a) Keadaan umum : gelisah, rewel. b) Mata : cekung.

c) Rasa haus : haus, ingin minum banyak. d) Turgor kulit : kembali lambat.

Oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg berat badan dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

(12)

a) Keadaan umum : lesu, lunglai, atau tidak sadar.

b) Mata : cekung.

c) Rasa haus : tidak bisa minum atau malas minum. d) Turgor kulit : kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik).

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.

b. Berikan obat Zinc

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh.

Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase),

dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.

(13)

1) Dosis pemberian Zinc pada balita:

a) Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari. b) Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah

berhenti.

2) Cara pemberian tablet Zinc :

Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare.

c. Pemberian ASI / Makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan. d. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya

(14)

Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan sebagian besar

menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia).

e. Pemberian nasehat

Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :

1) Selalu menjaga kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah dalam perawatan anak diare dengan sabun.

2) Cara memberikan cairan dan obat di rumah.

3) Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila : diare lebih sering muntah berulang, sangat haus, makan/minum sedikit, timbul demam, tinja berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.

C. Pengetahuan 1. Pengertian

(15)

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (Poerwadarminta, 2002).

2. Tingkatan pengetahuan

Adapun tingkatan pengetahuan mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2007), yaitu :

a. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu (know) ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh: dapat menyebutkan tanda-tanda penyakit diare pada anak.

b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian.

(16)

ini bisa dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan (membuat bagan) dan membedakan.

e. Sintesi (synthesis) adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2) Umur

(17)

seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

3) Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

4) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini biasa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

5) Sumber informasi

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

6) Penghasilan

(18)

akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

7) Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

3. Alat ukur pengetahuan

(19)

D. Kerangka Teori Penelitian

Menurut Sarwono pendidikan kesehatan itu sendiri pada dasarnya suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Pendidikan merupakan salah satu cara mengubah perilaku. Selanjutnya faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok yaitu faktor predisposisi, pendukung dan pendorong. Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari ibu terhadap kesehatan anaknya. Semua yang tersebut di atas dapat tergambarkan dalam bagan berikut ini:

Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap

- Kepercayaan - Tradisi nilai

Faktor pendukung - Ketersediannya

pelayanan kesehatan

Faktor pendorong - Sikap dan

perilaku petugas

Perilaku Pendidikan

(20)

E. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan sebagai kerangka konsep penelitian sebagai berikut: sebagai variabel bebas adalah buku saku diare karena merupakan media pendidikan kesehatan. Serta variabel terikatnya pengetahuan ibu cara pencegahan dan penanganan diare. Variabel bebas yang dimaksud oleh peneliti akan di teliti bagaimana efektifitas pemberian buku saku diare terhadap pengetahuan ibu tentang cara pencegahan dan penanganan diare pada anak di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Variabel Bebas

Pre test Post test

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Yang diteliti

F. Hipotesis

Ada kefektifitasan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan buku saku diare terhadap ibu tentang cara pecegahan dan penanganan diare pada anak.

Pengetahuan Ibu cara pencegahan dan penanganan

diare

Buku Saku Diare

Gambar

Gambar 1. Kerangka toeri
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

title of this research is “ Correlation between Emotional Intelligence and Vocabulary Knowledge (A Case study on Second Grade Students in SMAN

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Pendapat lain tentang bahan ajar dikemukakan oleh Brown (dalam Rahimi, 2006: 4) Bahan ajar secara umum dapat diartikan sebagai “Suatu gambaran sistematis tentang tekhnik dan

4.11 Model hubungan antara variabel persepsi guru geografi terhadap eksistensi MGMP (X1) dan partisipasi guru geografi dalam kegiatan MGMP (X2) dengan kompetensi

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Menurut Indra Lesmana Karim, upaya penanggulangan terhadap pengulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak adalah melalui lingkungan yang terkecil

dipancarkan oleh matahari tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif yang aplikasinya dalam bentuk Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan

sahnya jual beli telah terpenuhi, untuk menjual kepada Pihak Kedua, yang --- berjanji dan mengikat diri untuk membeli dari Pihak Pertama: --- Sebidang tanah Hak Guna Bangunan Nomor