• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIII/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 84/PUU-XIII/2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 84/PUU-XIII/2015

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003

TENTANG ADVOKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG

DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

--- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 84/PUU-XIII/2015 PERIHAL

Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 3 ayat

(1) huruf d] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

PEMOHON

1. Muhammad Sholeh

2. Ruli Nugroho

ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Selasa, 4 Agustus 2015 Pukul 10.12 – 10.40 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Aswanto (Ketua)

2) Maria Farida Indrati (Anggota)

3) Manahan MP Sitompul (Anggota)

(3)

Pihak yang Hadir:

A. Kuasa Hukum Pemohon:

1. Muhammad Sholeh 2. Ruli Nugroho

(4)

1. KETUA: ASWANTO

Bismillahirrahmaanirrahim. Sidang dalam Perkara Nomor 84/PUU-XIII/2015 dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

Saudara Pemohon, silakan perkenalkan siapa yang hadir pada kesempatan ini?

2. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamualaikum wr. wb. Yang Mulia, yang hadir dua orang Pemohon langsung. Nama Muhammad Sholeh.

3. PEMOHON: RULI NUGROHO

Saya Ruli Nugroho.

4. KETUA: ASWANTO

Baik, permohonan Saudara kami sudah terima dan sudah dicermati. Sehingga Saudara diberi kesempatan untuk menyampaikan garis-garis besarnya saja dalam waktu yang tidak terlalu lama. Silakan.

5. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH

Terima kasih, Yang Mulia. Kami akan menjelaskan sekilas garis besar tentang permohonan Pasal 3 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.

Legal standing kami berdua adalah seorang advokat dari Peradi, nomor registernya juga sudah kita tulis. Dimana kita melihat Pasal 3 ayat (1) huruf d ini mengandung ketidakpastian dan perbedaan di depan hukum antara kami dengan para pensiunan jenderal.

Konstruksi hukumnya begini, Yang Mulia. Undang-Undang Advokat, pasal ini hanya mengatur tentang syarat minimal usia calon advokat, tanpa menyebut usia maksimal. Karena tidak menyebut usia maksimal, sehingga para pensiunan polisi, pensiunan jaksa, pensiunan hakim, mereka ini bisa masuk menjadi advokat. Harus diakui mereka masih punya conflict of interest dengan jajarannya. Ketika mereka menjadi advokat, mau tidak mau hubungan yang lama itu akan menjadikan posisi advokat tidak independent lagi. Berbeda kita yang

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.12 WIB

(5)

sejak awal yang usia 25 tahun merangkak mulai bawah akan mengedepankan profesionalitas.

Fakta yang terjadi di lapangan, banyak pensiunan jenderal itu hanya papan nama. Kita tidak pernah melihat mereka itu beracara di pengadilan, ini yang pertama.

Yang kedua, Pasal 5 Undang-Undang Advokat itu disebut bahwa status advokat itu adalah penegak hukum. Artinya antara polisi, jaksa, hakim, dengan advokat itu sama, levelnya sama. Nah, ketika mereka sudah pensiun tiba-tiba masuk. Ini menurut kami menjadikan posisinya tidak seimbang.

Yang selanjutnya advokat itu adalah profesi yang sangat mulia. Yang tidak bisa orang itu tiba-tiba masuk tanpa melalui karir itu mulai dari bawah. Kita di dalam Undang-Undang Advokat diwajibkan harus magang. Nah, kalau mereka misalkan masuk meskipun, okelah, mereka itu magang, tetapi secara tidak langsung mereka sudah … praktiknya sudah puluhan tahun. Maka posisi itulah yang menurut kami tidak seimbang, sehingga idealnya harus ada batasan maksimal usia advokat yang diatur di dalam undang-undang.

Yang selanjutnya kita jelaskan dalam pokok perkara adalah bahwa advokat idealnya tidak hanya bicara kemampuan psikis tetapi juga kemampuan fisik. Orang ketika disebut sebagai pension, maka di dalam lembaganya sudah dianggap tidak cakap, maka dia pensiun. Nah, kalau di lembaga sudah dianggap cakap, tiba-tiba kenapa masuk menjadi advokat? Kesan yang muncul adalah dunia advokat itu keranjang sampah. Orang sudah enggak dipercaya lagi jadi polisi, tidak dibutuhkan lagi dan jadi jaksa, tidak dibutuhkan lagi jadi hakim, mereka masuk menjadi advokat. Ujung pangkalnya kembali kepada Pasal 3 ayat (1) huruf d Undang-Undang Advokat yang dia tidak mengatur batasan usia maksimal. Sementara kalau kita baca Undang-Undang Kejaksaan, Undang-Undang Kepolisian, undang-undang apa … peradilan umum, itu mereka mengatur usia minimal menjadi hakim, usia maksimal ada.

Lho kenapa advokat ini tidak? Nah karena tidak itu sehingga menurut kita ada pertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yaitu terkait dengan Pasal 28D ayat (1) yaitu tentang setiap orang yang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan hukum, dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di depan hukum. Ini tidak sama menurut … menurut kita. Kepastian hukumnya juga tidak ada.

Yang kedua, bertentangan dengan Pasal 28I ayat (2) yang menyatakan, “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif.” Artinya begini, kita mengaitkan pasal ini mendiskriminasi kita, advokat-advokat muda itu yang posisinya itu nanti tidak sama dengan para pensiunan jenderal itu.

(6)

Dan terakhir, Yang Mulia, kita berharap begini, para pensiunan polisi, jaksa, maupun hakim, kalau mereka ingin mendarmabaktikan, memberikan masukan pada dunia hukum, tidak harus jadi advokat, bisa menjadi dosen, bisa melalui tulisan-tulisan, maupun seminar-seminar. Itu juga sebuah kontribusi bagi kemajuan hukum, tanpa harus masuk di dalam dunia advokat itu sendiri.

Nah, ada dua keinginan kita, Yang Mulia. Apakah pasal ini diberlakukan konstitusional bersyarat yang membatasi usia ataukah memang ada jeda waktu? Semacam dulu dalam putusan Mahkamah Konstitusi itu tentang putusan yang mengatur narapidana boleh mencalonkan diri menjadi kepala daerah, yang putusan tahun 2009 ada jeda waktu lima tahun. Ataukah seperti itu untuk memutus mata rantai supaya hubungan psikologinya … conflik of interest-nya dengan kelembagaan masa lalunya itu.

Nah, ini sekilas gambaran besar, garis besar di dalam pokok permohonan kami, Yang Mulia. Terima kasih.

6. KETUA: ASWANTO

Baik. Saya kira semakin jelas apa yang Saudara inginkan di dalam permohonan ini. Kalau kita lihat di dalam petitum Saudara, misalnya petitum nomor 3 itu meminta agar ada standar minimal usia 25 tahun dan maksimal 40 tahun sepanjang Pasal 3 ayat (1) dimaknai seperti itu kan Saudara menganggap itu tidak … tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Pada kesempatan ini, menjadi kewenangan atau menjadi kewajiban kami untuk memberi nasihat kepada Saudara dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan permohonan Saudara. Saya mulai dari Yang Mulia Prof. Maria, silakan.

7. HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI

Ya, terima kasih. Kalau Anda tadi mengatakan bahwa advokat itu seperti pejabat-pejabat penegakan hukum. Jadi, beda enggak advokat itu dengan kepolisian, dan kejaksaan, atau hakim? Itu ya dari segi kelembagaannya. Kalau kemudian advokat itu, itu advokat secara keseluruhan atau Persahi, atau IKAHI, atau AAI, atau semua sama? Kalau kepolisian kan pasti satu, kejaksaan satu, gitul. Nah, kalau advokat terus apa?

Kalau penegak hukum yang lainnya, kepolisian, kejaksaan, kalau kemudian juga Anda mengatakan hakim, itu kan ada batas usia pensiun. Kalau Anda pengin sama, maka perlu enggak ada batas pensiun advokat? Itu saja. Karena kalau Anda mengatakan, “25 tahun sampai 45 tahun sebagai calon advokat.” Kalau misalnya dia tidak pernah jadi polisi, enggak pernah jadi hakim, jaksa, tapi kemudian dia baru lulus usia 50,

(7)

gitu, terus dia pengin jadi advokat, boleh atau enggak? Karena membatasi ini, berarti kalau Anda minta batasan seperti itu, pastinya juga advokat juga ada usia pensiun, ya.

Nah, jadi kita harus melihat itu, perlu dipikirkan itu. Karena advokat kalaupun dikatakan sebagai penegak hukum, tapi kemudian berbeda secara kelembagaan dengan lembaga-lembaga yang Anda sebut tadi. Saya rasa itu, Pak Ketua.

8. KETUA: ASWANTO

Terima kasih, Yang Mulia. Selanjutnya, saya persilakan, Yang Mulia Pak Manahan, silakan.

9. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL

Terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua. Saya melihat dari legal standing-nya, Saudara berdua ini sebagai Pemohon memang adalah advokat. Hubungannya tadi dengan apa yang dikemukakan oleh Yang Mulia Prof. Maria, inilah kadang-kadang yang harus kita persamakan dulu. Tadi kalau penagak hukum itu ya ada hakim, ada jaksa, itu ada memang batas pensiunnya. Namun kalau pengacara tadi, ya bagaimana kok ndak ada batas pensiunnya? Nanti bagaimana kalau misalnya seseorang yang bukan latar belakang hakim, bukan jaksa, bukan seperti apa tadi yang Saudara kemukakan itu, di luar itu memang, tapi dia mau jadi advokat. Nah, itu juga harus dipikirkan juga.

Nah, hubungannya dengan legal standing yang Saudara kemukakan di sini tentu harus Saudara … apa namanya … perlihatkan dari kepentingan Saudara dulu. Nah, apa itu kepentingan Saudara itu yang dirugikan? Kalaulah itu tetap itu Pasal 3 ayat (1) huruf d itu tidak diubah misalnya, apa yang kerugian Saudara langsung? Karena Saudara kan masing-masing sekarang kan sudah advokat. Nah, kalau kepada Saudara sekarang ini tidak ada lagi kerugiannya, ini juga harus dipikirkan. Saudara kan sudah advokat, ya? Jadi, yang … yang Saudara permasalahkan norma tentang penerimaannya. Nah, apa ada lagi rupanya kerugian kepada Saudara kalau hal penerimaan yang dibatasi dengan 25 atau 40 ini, ada kerugian apa enggak? Itu juga harus dilihat. Karena walaupun nanti itu menjadi kepentingan Saudara, tetapi ini nanti kan menjadi erga omnes, berlaku semua nantinya, oke.

Kemudian, kalau lah Saudara mengatakan tadi, Saudara dirugikan dengan adanya pasal atau norma … norma di dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d ini tentu itu di petitumnya tentu harus ditegaskan, pasal ini ya adalah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang dimaknai atau sepanjang tidak dimaknai. Nah, itu yang dimaksud dengan … apa namanya itu … konstitusional bersyarat itu, ya.

(8)

Ini jangan jadi di situ Saudara cantumkan kata-kata konstitusional … konstitusional bersyarat itu di petitum 3, ya.

Nah, jadi kalau melihat dulu di petitum 2. Nah, ini bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Nah, ini kan belum selesai ini, sepanjang bagaimana? Supaya klop dengan apa yang Saudara minta di petitum 2, begitu, ya. Sepanjang tidak dimaknai ini, ini, ini. Sepanjang tidak dimaknai seperti apa yang Saudara kemukakan ini, seperti itu, ya.

Baru di petitum 3-nya, baru mengatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai ini, ini, ini. Seperti itu yang saya lihat di sini yang harus ada Saudara … apa namanya … perhatikan untuk perubahan.

Jadi legal standing tadi itu coba dilihat, bagaimana, potensialkah atau memang ada langsung kerugian itu? Kalau potensial dia coba diuraikan. Potensial karena kami nanti misalnya mengurangi … apa namanya … rezeki misalnya, siapa tahu itu yang Saudara maksud dalam hal ini kan. Jadi jelas yang bagaimana secara langsung atau yang potensial. Coba diuraikan itu. Barangkali itu saja. Terima kasih.

10. KETUA: ASWANTO

Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Saudara Pemohon, saya juga ingin menambahkan sedikit. Kalau kita melihat apa yang Saudara uraikan di dalam posita dan juga uraian yang Saudara sampaikan secara lisan tadi. Itu kelihatannya belum terlalu fokus pada apa sebenarnya yang menjadi kerugian Saudara. Nah, ini harus diperjelas, dikonkretkan lagi kerugian konstitusional Saudara, baik yang sifatnya faktual maupun yang sifatnya potensial dengan adanya norma yang ada di dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d itu, yang menyatakan bahwa syarat untuk menjadi advokat minimal berusia 25 tahun.

Nah, itu yang perlu Saudara elaborasi kembali, sehingga nampak secara jelas kerugian, bukan kerugian meteriil, tetapi kerugian konstitusional Saudara, begitu. Bahwa apa yang Saudara sampaikan secara lisan tadi, dimana tidak berada posisi equal ketika dia mantan aparatur penegak hukum, baik polisi, jaksa, hakim, lalu kemudian memasuki usia pension, kemudian menjadi advokat juga, sesudah itu menjadi advokat. Anda menyampaikan kami tidak berada di posisi yang equal karena mungkin yang memeriksa mereka adalah kawan-kawan. Yang memeriksa persidangan atau yang memimpin persidangan itu, itu adalah kawan-kawan mereka. Ketika mereka masih aktif pada tugas dan fungsi mereka, baik sebagai polisi, jaksa maupun hakim, gitu, ya.

Namun, Saudara harus ingat bahwa kewenangan Mahkamah Konstitusi itu adalah menafsir, ya. Kita tidak positive legislation, tapi kita adalah negative legislation. Nah, kalau Saudara meminta menambah batas usia kan itu nanti jadi positif kita. Positive legislation nanti kita kalau … Saudara minta di normanya itu menentukan batas minimum

(9)

saja, lalu Saudara minta ada juga batas maksimumnya. Mahkamah Konstitusi diminta pasang situ batas maksimum 40 tahun. Nanti kita menjadi positive legislation kalau begitu.

Tapi terlepas dari itu silakan Saudara melakukan perbaikan kalau Saudara menerima apa yang disarankan oleh Panel, Saudara diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan selama 14 hari, ya. Masih ada Saudara yang akan kemukakan?

11. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH

Terima kasih, Yang Mulia. Sesuai kebiasaan di Mahkamah Konstitusi. Bahwa masukan Hakim ini sangat berarti buat Para Pemohon, tentunya untuk mempertajam di dalam permohonan kami.

Saya ingin menanggapi sedikit, Yang Mulia. Terkait perbedaan sama-sama penegak hukum memang tentu sangat berbeda, fungsinya berbeda, kelembagaannya berbeda, organisasinya pun sekarang advokat juga gegeran, kan gitu. Berbeda dengan polisi, jaksa, maupun hakim. Tetapi yang ingin kami tekankan karena memang di dalam Pasal 5 itu disebut sebagai sesama penegak hukum meskipun fungsinya tidak sama, itu.

Yang kedua, kami … usulan mengantisipasi Pasal 40 … bukan Pasal 40. Usia 40 batasan maksimal sebenarnya untuk memutus mata rantai. Memang nanti muncul pertanyaan kalau pegawai negeri pensiunan bagaimana, boleh enggak? Kan gitu. Meskipun pegawai negeri tidak ada kaitannya dengan lembaga peradilan. Tetapi usia advokat kayak sekarang ini masih ada yang 80 tahun, masih 85 tahun mereka pasang nama menurut … menurut kami juga posisinya justru tidak akan bisa maksimal dia bekerja. Notaris saja dibatasi dengan usia pensiun. Idealnya memang advokat juga harus ada pembatasan, kerjanya bisa sampai ke Papua, bisa sampai menangani di Maluku, maka ketika usia yang sudah uzur tentu tidak akan bisa maksimal menangani perkara itu, tetapi apakah ini kerugian potensial? Menurut kami ini sudah sangat faktual sudah. Bahwa Majelis Hakim menyampaikan ini apakah berkaitan dengan rezeki? Jujur diakui ya. Karena tidak equal tadi itu, kan gitu lho. Pasti klien akan lebih melihat, oh mantan pensiunan jenderal akan lebih mampu menangani perkara untuk bisa menang dari pada teman-teman atau advokat yang masih muda yang pengalamannya kurang, misalnya. Meskipun untuk menjadi advokat lebih senior kami, kan gitu, tapi dalam dunia hukum penegakkan hukum tentu kita tidak equal lagi, kan gitu.

Jadi, masukan-masukannya ini kami terima, nanti akan kita perbaiki permohonan ini untuk mempertajam terutama kerugian-kerugian konstitusional dan petitumnya. Terima kasih, Yang Mulia.

(10)

12. KETUA: ASWANTO

Baik. Sebenarnya kalau Anda ingin membatasi agar para pensiunan itu tidak masuk, ya mestinya usianya disesuaikan saja dengan usia pensiun. Usia pensiun polisi berapa tahun, usia pensiun jaksa berapa tahun, usia pensiun hakim itu berapa tahun, lalu kemudian advokat juga ada batas usia pensiunnya. Jadi, kalau misalnya batas usia pensiun hakim, katakanlah Hakim Agung itu kan 70 tahun, ya kalau batas usia juga menjadi untuk menjadi advokat itu adalah 70 tahun ya sudah begitu pensiun jadi Hakim Agung enggak bisa lagi dong menjadi … nah mestinya disinkronkan dengan itu, ya.

Baik, saya kira apa yang Saudara sudah sampaikan dan apa yang Saudara sudah tuangkan di dalam permohonan kami bisa menangkap dan masih ada apa … masih ada nasihat-nasihat tadi yang tergantung kepada Saudara, apakah akan mengakomodasi atau tidak? Kalau Saudara ingin mengakomodasi, maka Saudara diberi kesempatan 14 hari. Hari ini tanggal … Selasa tanggal 4 Agustus berarti 14 hari itu Selasa, tanggal 18 Agustus 2015, jam 10.00 WIB.

Silakan kalau Saudara ingin melakukan perbaikan, walaupun diberi batas waktu 14 hari, kalau Saudara bisa menyelesaikan lebih awal silakan diselesaikan lebih awal. Baik, tidak ada lagi? Ada tambahan, Yang Mulia? Silakan, Yang Mulia.

13. HAKIM ANGGOTA: MANAHAN MP SITOMPUL

Sebagai tambahan ke Mahkamah Konstitusi juga sudah ada permohonan yang hampir sama, hanya batu ujinya yang berbeda. Barangkali sudah Saudara tahu itu ya, di dalam Perkara Nomor 19 Tahun 2003 itu sudah diuji Pasal 3 ayat (1) huruf d ini, cuma batu ujinya memang ada berbeda dengan yang Saudara mohonkan ini, ya.

Nah, barangkali itu bisa jadi bahan Saudara untuk perbaikan ini. Itu saja barangkali, Yang Mulia. Terima kasih.

14. KETUA: ASWANTO

Baik. Terima kasih. Cukup? Baik, Saudara Pemohon ya enggak ada lagi yang mau disampaikan?

15. PEMOHON: MUHAMMAD SHOLEH

(11)

16. KETUA: ASWANTO

Cukup. Baik, dengan demikian sidang pada hari ini kita anggap selesai dan ditutup.

Jakarta, 4 Agustus 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d

Rudy Heryanto

NIP. 19730601 200604 1 004

SIDANG DITUTUP PUKUL 10.40 WIB KETUK PALU 3X

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, penelitian dengan judul “Coping Strategy pada Mahasiswa Salah Jurusan” yang dilakukan oleh Intani dan Surjaningrum (2010). Hasil penelitian tersebut memperlihatkan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga

4) Banyaknya kunyahan makanan per menit pada masing-masing kelompok umur  Sedangkan untuk menentukan perbedaan lamanya waktu yang diperlukan untuk merumput dan lamanya

3 Dan dalam hal ini pasangan yang mengikuti program bayi tabung memiliki penyakit impoten (suami). Dalam usaha memperoleh keturunan dilakukan dengan cara pemberian

Jika sudah ketemu dengan file popojicms yang akan anda upload, silakan klik kanan pada nama file popojicms.v.1.2.5 lalu klik upload.. biarkan kosong saja, lalu klik

Apabila ketuban  pecah sebelum usia kehamilan kurang dari 37 minggu akan meningkatkan risiko infeksi, juga meningkatkan risiko terjadinya penekanan tali pusat yang

Berdasarkan perbandingan nilai korelasi antara nilai dugaan respon akhir dan peubah respon

Mangrove di Kecamatan Maros Baru tersebar di sepanjang tepi pantai dan daerah aliran sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang menjadi