• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized - Earn Value (Studi Kasus : Proyek Perumahan Serenia Garden, Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan Weibullized - Earn Value (Studi Kasus : Proyek Perumahan Serenia Garden, Malang)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Evaluasi Kinerja Proyek dengan Pendekatan

Weibullized

-

Earn Value

(Studi Kasus :

Proyek Perumahan Serenia

Garden,

Malang)

Wendy Fathony Setiawan, Nugroho Priyo Negoro

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Email : wendy_fathoni@yahoo.com ; nugroho_psu@yahoo.com

Abstrak

Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat, baik dari segi jumlah, kompleksitas, fisik maupun biaya. Suatu proyek pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Tingkat kompleksitas proyek yang semakin tinggi, keterbatasan sumber daya, dan faktor lainnya maka dibutuhkan suatu manajemen proyek yang baik dan terintegrasi, mulai dari fase perencanaan proyek hingga fase penyelesaian proyek. Perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu proyek merupakan suatu hal penting, hal ini dikarenakan agar proyek yang diserahkan oleh konsumen dapat selesai dengan tepat waktu dan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, tetapi dalam implementasinya banyak proyek yang kurang dilaksanakan dengan baik.

Permasalahan tersebut memerlukan suatu pendekatan untuk mengevaluasi kinerja proyek, untuk pengendalian proyek dari tahap awal hingga akhir meliputi dari segi biaya dan jadwal, sehingga sesuai dengan yang telah direncanakan dan bisa meminimalisi penyebab terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam perjalanan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi permasalahan tersebut dengan pendekatan Weibull Analysis dan Earned Value. Earned Value bisa mengevaluasi biaya yang telah digunakan dibandingkan dengan yang dianggarkan, mengevaluasi jadwal dan rencana yang telah direncanakan dengan kondisi aktualnya, dan menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan dalam proyek. Ada perbaikan cara dalam evaluasi proyek, salah satunya adalah dengan pendekatan Weibull Analysis. Pendekatan ini menghitung keandalan dari kinerja jadwal dan biaya proyek. Selain itu, dapat menggambarkan perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal dan fisik yang dicapai dalam proyek tersebut.

Studi kasus penelitian ini adalah proyek konstruksi perumahan Serenia Garden di Malang, dengan PT.Mandiri Mulia Bersama sebagai pihak kontraktor. Penelitian ini memberikan evaluasi terhadap proses pengerjaan suatu proyek dari segi biaya terjadi penambahan atau tidak, dan jadwal proyek yang mengalami kemunduran atau tidak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkirakan biaya dan waktu hingga proyek selesai.

Kata Kunci: Proyek Konstruksi, Kinerja biaya, dan jadwal proyek, Weibull Analysis, Earned Value

Abstract

The development of the construction project now is more rapidly, both in terms of quantity, complexity, physical and cost. A project in practice have limited resources, both in the form of human, material, or equipment cost. The level of the higher complexity of the project, resource constraints, and other factors it needs a good project management and an integrated, start from project planning phase to project completion phase. Planning and control of project time and cost is an important thing, it is because that the project submitted to the customer can be completed on time, and appropriate with the budgeted costs, but in the implementation of many projects that are less well-executed.

This problem requires an approach to evaluating the performance of the project, to control the project from start to finish covering in terms of cost and schedule, so appropriate with the planned and can minimized cause deviations in the course of the project. This study aimed to evaluate the problems with the approach of Weibull Analysis and Earned Value. Earned Value can evaluate the costs that have been used than budgeted, evaluate schedules and plans that have been planned with the actual conditions, and analyze the cause of the deviations in the project. There was improvement in the way the project evaluation, one of which is the approach of Weibull Analysis. This approach calculates the reliability of project cost and schedule performance. Also, it can describe the development of the project in terms of cost, schedule and physical achieved in the project.

Case study of the research is a residential construction project Serenia Garden in Malang, with

(2)

2

cost of the addition or not, and schedule project suffered a setback or not. The results of this research can estimate the cost and time to complete the project.

Keywords: Project Construction, cost performance, and project schedule, Weibull Analysis, Earned Value

1. Pendahuluan

Perkembangan proyek konstruksi semakin pesat, baik dari segi jumlah, kompleksitas, fisik maupun biaya. Suatu proyek pada prakteknya mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat. Proyek konstruksi terus dilakukan untuk menunjang perekonomian, seperti proyek konstruksi infrastruktur dan fasilitas umum lainnya. Jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada data terakhir sebanyak 151.537, dan nilai konstruksi yang telah diselesaikan mencapai Rp110.832.037.000.000 (BPS, 2009). Salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan adalah keberadaan rumah tempat tinggal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2011, sekitar 13,6 juta masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah, hal ini tentunya menjadi perhatian serius dan pekerjaan rumah bagi pemerintah maupun pihak pengembang swasta agar segera menyediakan rumah bagi masyarakat untuk memiliki rumah yang layak huni. Oleh karena itu, pembangunan perumahan dalam perkembangannya diperlukan suatu manajemen proyek yang baik dan terintegrasi, mulai dari fase perencanaan hingga penyelesaian proyek agar dalam pelaksanaannya berjalan dengan baik.

Permasalahan pada suatu proyek kenyataannya kerap kali terjadi, faktor-faktor di luar dugaan pada waktu tahap perencanaan, hal ini bisa menyebabkan turunnya kinerja proyek di mata konsumen bila tidak ditangani dengan segera. Penyimpangan proyek yang biasanya terjadi adalah dari segi biaya proyek atau cost overrun, dimana aktivitas yang seharusnya dilakukan tidak sesuai dengan biaya yang diperkirakan, dan butuh biaya lebih agar tidak terjadi keterlambatan. Cost overrun

merupakan biaya tidak terduga yang dikeluarkan lebih dari jumlah yang dianggarkan ka rena tidak terlalu memperhatikan biaya yang sebenarnya pada saat penganggaran (Incencio, 2007).

Penelitian ini memakai objek amatan PT. MANDIRI MULIA BERSAMA. Perusahaan ini bergerak di bidang real estat dan properti, berkedudukan di Tangerang Selatan, yang saat ini mempunyai banyak proyek perumahan, salah satunya adalah proyek perumahan Serenia Garden

di Malang. Proyek peruahan Serenia Garden mempunyai tiga tipe rumah dalam pengerjaannya. Permasalahan utama yang terjadi pada proyek tersebut adalah pengelolaan biaya yang sudah dianggarkan pada RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan biaya aktual yang diperlukan terkadang

terjadi selisih, atau tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau sering disebut cost overrun.

Penelitian ini akan mengkaji kinerja proyek tersebut dan bisa memberikan rekomendasi untuk meningkatkan performansi proyek berdasarkan kebutuhan tersebut. Evaluasi proyek yang dilakukan yaitu pada saat progres pengerjaan proyek, dengan bantuan metode Weibull Analysis

dan Earned Value, dapat membantu proyek tepat waktu, tetapi menyebar uang sesuai dengan rencana. Metode ini dapat mengintegrasikan biaya, jadwal, dan ruang lingkup, sehingga digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan dan tanggal penyelesaian proyek perumahan dan harapannya metode ini juga bisa diimplemetasikan pada proyek konstruksi lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi "peringatan dini" program / proyek sehingga manajer dapat mengidentifikasi dan mengendalikan masalah sebelum terjadi penyimpangan lebih lanjut pada proyek.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian tugas akhir ini adalah bagaimana mengevaluasi kinerja pengerjaan proyek konstruksi pada studi kasus proyek perumahan Serenia Garden, Malang rumah tipe 40/78.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Mengevaluasi kinerja proyek Perumahan Serenia Garden, Malang berdasarkan jadwal dan biaya yang telah direncanakan dengan kondisi aktualnya.

2. Mengetahui besar perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, antara lain :

1. Dari hasil identifikasi Weibull Analysis dan

Earned Value, dapat menggambarkan perkembangan proyek dari segi biaya, jadwal dan fisik yang dicapai dalam proyek tersebut, dan juga keandalan dari evaluasi proyek. 2. Menjadi bahan kajian untuk evaluasi terhadap

proses pengerjaan proyek Perumahan Serenia

Garden.

3. Menjadi informasi untuk memberikan rekomendasi perbaikan terhadap proses pengerjaan yang dilakukan oleh perusahaan supaya tidak terjadi keterlambatan dan sesuai

(3)

3

dengan rencana awal dalam proses selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang disebutkan dalam penelitian ini meliputi batasan dan asumsi. Batasan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Objek yang ditinjau adalah pada kasus proyek

Perumahan Serenia Garden, Malang pada rumah tipe 40/78.

2. Peninjauan dilakukan berdasarkan data mingguan, dilakukan Oktober2012 hingga November 2012.

3. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan lingkup jadwal dan biaya proyek.

4. Penelitian ini bersifat evaluasi dan menghasilkan usulan rekomendasi perbaikan, tidak melakukan implementasi terhadap hasil evaluasi yang telah disusun dari penelitian.

Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Selama penelitian berlangsung tidak terjadi perubahan kontrak kerjasama terkait dengan pembangunan konstruksi proyek.

2. Metodologi Penelitian

Tahap pertama dalam melaksanakan penelitian tugas akhir adakah peneliti akan mengidentifikasi tujuan dan permalahan yang akan diselesaikan pada proyek perumahan Serenia Garden. Tahap identifikasi terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu tahap perumusan masalah dan tahap studi pustaka. Studi kepustakaan sebagai referensi dalam memecahkan permasalahan terkait. Survei pustaka yang digunakan adalah proyek, evaluasi kinerja, kinerja proyek dan Weibull Analysis dan

Earn Value.

Tahap selanjutnya studi lapangan yaitu melakukan pengumpulan keseluruhan data yang dibutuhkan. Adapun data yang diperlukan disini terkait dengan beberapa hal yaitu: Master plan seluruh aktivitas yang terdapat dalam proyek, rencana anggaran biaya yang diperlukan tiap kegiatan, laporan biaya aktual, dan laporan progres kemajuan proyek.

Selanjutnya, tahap pengolahan data terhadap data yang telah terkumpul. Rencana Anggaran Biaya dijadikan dasar untuk BCWS, laporan progres pekerjaan menjadi dasar BCWP, dan laporan biaya aktual menjadi dasar ACWP. Lalu, menghitung indeks parameter yaitu.

Jika “Ya”, artinya pelaksanaan dan biaya pengeluaran proyek berjalan dengan baik, dalam arti proyek sudah berjalan dengan rencana, baik terjadi penghematan dari segi biaya ataupun bahkan ada kemungkinan lebih cepat dari rencana. Jika “Tidak”, maka dilakukan analisa mengapa terjadi

keterlambatan dari segi jadwal ataupun mengalami pemborosan dari segi biaya.

Selanjutnya melakukan analisa keterlambatan tersebut, perkirakan biaya yang dibutuhkan untuk mengejar keterlambatan tersebut.  Melakukan perhitungan perkiraan

penyelsaian proyek (EAC, dan ET)  Melakukan perhitungan CDF distribusi

Weibull untuk keandalan dan performance probability.

Selanjutnya, tahap analisa dan interpretasi data. Tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil pengolahan data, apakah hasil yang didapat pada penelitian sesuai dengan yang diharapkan pada tujuan awal

Tahap kesimpulan dan saran ini dilakukan penarikan kesimpulan terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, serta memberikan saran atau masukan baik bagi peneliti selanjutnya maupun bagi perusahaan. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Data-Data Proyek

a.

Nama Proyek

Proyek perumahan Serenia Garden yang akan dibangun oleh PT. Mandiri Mulia Bersama. Nama ini diartikan dan dimaksudkan bahwa agar kawasan perumahan yang dibangun menjadi kawasan hunian yang tertata secara indah dan sehat, baik itu kavling rumah, fasilitas sosial & umum, saluran dan jalan.

b.

Lokasi Proyek

Proyek perumahan Serenia Garden terletak di :

Desa : Tunjungtirto Kecamatan : Singosari Kabupaten : Malang Provinsi : Jawa Timur

Beberapa proyek perumahan yang telah dan akan dibangun di sekitar lokasi antara lain : Perumahan Karanglo Indah, The Irish Garden, Tirtasani Royal Estate.

c.

Perencanaan Proyek

Luas lahan proyek perumahan “Serenia Garden” seluas ± 9.758 m2

, dan dalam perencanaan ditetapkan peruntukan lahan sebagai berikut :

- Kavling efektif : 69.94%

- Sarana & fasilitas : 30.06%

d.

Tipe Rumah & Rencana Bangunan

Proyek perumahan “Serenia Garden” akan dibangun beberapa tipe, yaitu:

- Tipe 37/78 : 8 unit - Tipe 47/91 : 45 unit - Tipe 58/112 : 14 unit

(4)

4

Gambar 3.1 Contoh Rumah Tipe 40/78

Sumber : Survey Lapangan

Perhitungan lintasan kritis ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas mana saja yang kritis atau tidak boleh terjadi keterlambatan, dan juga mengetahui durasi proyek yang seharusnya. Setelah serangkaian aktivitas dan durasi proyek diketahui lalu dimasukkan ke dalam Microsoft project untuk dihitung durasi standar keseluruhan, dan juga mengetahui aktivitas kritis proyek rumah tipe 40/78. Durasi standar adalah 97 hari.

3.3 Perhitungan Kinerja Proyek Rumah Tipe 40/78

Perhitungan ini membutuhkan data RAB dan master plan seluruh kegiatan pembangunan rumah. Selanjutnya, perhitungan biaya yang seharusnya dijadwalkan (BCWS) didapatkan dengan cara setiap anggaran tiap pekerjaan, dibagi rata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan atau durasi standar pekerjaan. Sehingga, biaya yang dikeluarkan tiap minggu didapatkan untuk mengetahui persentase anggaran yang seharusnya terjadi. Perhitungan biaya mingguan yang direncanakan (BCWS), dan juga perhitungan biaya aktual (ACWP) tiap minggu dari Oktober 2012 hingga November 2012. Contoh perhitungan pada minggu pertama Oktober 2012 akan ditampilkan pada tabel 3.1.

Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung parameter earned value yaitu CPI dan SPI. CPI adalah indeks parameter kinerja biaya proyek yang didapatkan dengan cara biaya uang didapatkan dari bangunan proyek pada minggu ke-i (BCWP), dibagi dengan aktual biaya yang sudah dikeluarkan pada minggu ke-i (ACWP). Contoh perhitungan indeks parameter CPI pada minggu pertama yaitu

.

Biaya yang sudah didapat (BCWP) = Rp 2.715.600 Biaya aktual (ACWP) = Rp 2.232.500 Maka,

CPI = BCWP / ACWP

CPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.232.500 CPI = 1.22

Selanjutnya, contoh perhitungan SPI pada minggu pertama.

Biaya yang sudah didapat (BCWP) = Rp 2.715.600

Anggaran biaya minggu pertama (BCWS) = Rp 2.715.600

Maka,

SPI = BCWP / BCWS

SPI = Rp 2.715.600 / Rp 2.715.600 SPI = 1

Data yang didapatkan dari laporan progress mingguan administrasi Perumahan Serenia Garden yaitu data minggu pertama hingga minggu kesembilan. Perhitungan indeks CPI dan SPI rumah tipe 40/78 blok 25 sampai minggu kesembilan pada tabel 3.2.

3.3.1 Perhitungan Kinerja dengan Earned Value Metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja proyek dalam penelitian ini yaitu earned value dan weibull analysis untuk perhitungan minggu pertama hingga kesembilan. Berikut ini adalah hasil perhitungan minggu kesembilan.

3.3.1.1 Perhitungan Kinerja Minggu Ke-9

Dari hasil perhitungan earned value dari data minggu ke-9 yaitu minggu keempat bulan November 2012 proyek rumah tipe 40/78 didapatkan nilai CPI dari hasil pembagian antara BCWP dengan ACWP yaitu sebesar 2.14 atau biaya aktual jauh lebih sedikit daripada yang direncanakan. Selanjutnya, nilai SPI didapatkan dari hasil pembagian BCWP dengan BCWS yaitu sebesar 0.906 atau nilai pengerjaan proyek yang sedikit lebih molor daripada yang dijadwalkan. Nilai selisih rencana dengan nilai aktual (CV) sebesar Rp30.920.200 dan nilai selisih rencana dengan nilai yang didapat (SV) sebesar minus Rp6.015.000.

Sedangkan, gambar hubungan antara BCWS, BCWP, dan ACWP pada minggu ke-9 dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Grafik kurva S hubungan BCWS, ACWP dan BCWP Pengerjaan Rumah Tipe 40/78 Blok 25 pada minggu ke-9

(5)

5

Proyek rumah tipe 40/78 direncanakan berlangsung selama 97 hari. Pelaporan dilakukan pada akhir minggu ke-9, yaitu pada saat hari ke-49 proyek berjalan. Selanjutnya, perhitungan perkiraan biaya proyek atau Estimated at Completion (EAC) dan waktu proyek atau Time Estimated (TE) jika diketahui data proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :

Waktu Rencana (OD) = 97 hari

Waktu yang telah ditempuh (ATE) = 49 hari Indeks Kinerja Jadwal (SPI) = 0.906 Maka,

TE = ATE + [ OD – (ATE x SPI) ] SPI

TE = 49 hari + [ 97 hari – (49 hari x 0.906) ] 0.906

TE = 108 hari Tabel 3.1 Perhitungan Biaya Mingguan (BCWS) Bulan Oktober 2012

Sumber : Perhitungan Jadwal dan Rencana Anggaran Biaya Mingguan

Tabel 3.2 Perhitungan Indeks CPI dan SPI hingga Minggu ke-9

Sumber : Perhitungan Biaya Mingguan BCWS, BCWP dan ACWP Perkiraan waktu penyelesaian proyek

yaitu selama 108 hari bila indeks kinerja jadwalnya (SPI) adalah 0.906 atau kinerja proyek sedikit mengalami molor daripada yang direncanakan. Sedangkan, perhitungan perkiraan biaya penyelesaian proyek (EAC) jika diketahui data proyek rumah tipe 47/78 blok 25 :

ACWP =Rp 27.234.500

BAC =Rp 92.659.100

BCWP = Rp 58.154.700 Indeks Kinerja Biaya (CPI) = 2.14

Maka,

EAC = ACWP + FCTC

EAC = ACWP + ((BAC – BCWP) / CPI)

EAC = Rp 27.234.500 + ((Rp 92.659.100 - Rp 58.154.700) / 2.14)

EAC = Rp 43.393.298,55

Perkiraan biaya penyelesaian proyek dari hasil perhitungan didapatkan sebesar Rp 43.393.298,55, biaya ini lebih rendah daripada rancangan anggaran biaya atau setengah dari RAB

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

I Pekerjaaan Persiapan 710,500.00 1.04% 710,500.00

II Pekerjaan Tanah 2,010,200.00 2.93% 1,005,100.00 1,005,100.00

III Pekerjaan Pondasi 5,176,000.00 7.54% 5,176,000.00

IV Pekerjaan Beton 14,232,500.00 20.74% 7,116,250.00 7,116,250.00

V Pekerjaan Dinding 17,570,500.00 25.61% 2,928,416.67 2,928,416.67 2,928,416.67

VI Pekerjaan Atap 10,132,500.00 14.77%

VII Pekerjaan Plafon 2,762,500.00 4.03% VIII Pekerjaan Pintu & Jendela 4,350,000.00 6.34% IX Pekerjaan Lantai 3,165,000.00 4.61%

X Pekerjaan Cat 4,484,400.00 6.54%

XI Pekerjaan Instalasi Air 1,915,000.00 2.79% 957,500.00 957,500.00 XII Pekerjaan instalasi Listrik 1,050,000.00 1.53%

XIII Pekerjaan Lain lain 1,050,000.00 1.53% 68,609,100.00 100.00% 1,715,600.00 7,138,600.00 11,002,166.67 10,044,666.67 2,928,416.67 1,715,600.00 8,854,200.00 19,856,366.67 29,901,033.33 32,829,450.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 1,000,000.00 2,715,600.00 8,138,600.00 12,002,166.67 11,044,666.67 3,928,416.67 2,715,600.00 10,854,200.00 22,856,366.67 33,901,033.33 37,829,450.00 2.93% 11.71% 24.67% 36.59% 40.83% 18,000,000.00 4,050,000.00 2,000,000.00 Upah kerja

Upah pengerjaan Galvalum Upah pekerjaan lain-lain

Total Akumulasi per bulan Total per bulan

Persentase Tiap Minggu Progres Akumulatif Bulanan

Bobot % Jumlah Harga (Rupiah) Uraian Pekerjaan No Total Oktober Progres Bulanan Minggu

ke- % Rencana %Real PV (BCWS) EV (BCWP) AC (ACWP) CV SV CPI SPI

1 2.93% 2.41% 2,715,600.00 2,715,600.00 2,232,500.00 483,100.00 - 1.22 1 2 11.71% 7.17% 10,854,200.00 6,446,033.33 6,646,000.00 (199,966.67) (4,408,166.67) 0.97 0.59387 3 24.67% 15.79% 22,856,366.67 9,171,366.67 14,632,500.00 (5,461,133.33) (13,685,000.00) 0.63 0.40126 4 36.59% 16.39% 33,901,033.33 19,012,950.00 15,189,500.00 3,823,450.00 (14,888,083.33) 1.25 0.56084 5 40.83% 20.50% 37,829,450.00 32,986,033.33 18,992,000.00 13,994,033.33 (4,843,416.67) 1.74 0.87197 6 45.07% 21.89% 41,757,866.67 39,842,866.67 20,281,000.00 19,561,866.67 (1,915,000.00) 1.96 0.95414 7 49.31% 23.35% 45,686,283.33 46,699,700.00 21,637,500.00 25,062,200.00 1,013,416.67 2.16 1.02218 8 61.43% 24.80% 56,917,200.00 52,427,200.00 22,977,500.00 29,449,700.00 (4,490,000.00) 2.28 0.92111 9 69.25% 29.39% 64,169,700.00 58,154,700.00 27,234,500.00 30,920,200.00 (6,015,000.00) 2.14 0.90626

(6)

6

apabila indeks kinerja biaya performanya mencapai angka dua yaitu sebesar 2.14 atau biaya aktual jauh lebih hemat dari yang direncanakan.

3.3.2 Perhitungan Kinerja dengan Weibull Analysis

Perhitungan kinerja dengan pendekatan

Weibull Analysis data yang diperlukan adalah indeks kinerja jadwal proyek (SPI) tiap proyek pembangunan. Data proyek dibutuhkan beberapa data dengan jenis yang sama untuk mengetahui perbandingan rumah tipe 40/78 blok 25 dengan blok lainnya apakah kinerja proyek sudah lebih baik atau tidak. Indeks SPI akan dihitung dengan

m.excel untuk menemukan nilai apha (α) dan beta (β)

Data SPI rumah tipe 40/78 tiap blok, dihitung nilai apha (α) dan beta (β) dengan cara yaitu :

1. Data SPI tiap blok rumah diurutkan dari nilai terkecil hingga terbesar.

2. Setiap data dibuat ranking dari nilai satu hingga yang terbesar.

3. Menghitung nilai median rank pada kolom baru dengan cara = (urutan rangking-0.3)/(durasi minggu terakhir+0.4).

4. Menghitung pada kolom baru 1/(1-median rangking).

5. Menghitung pada kolom baru ln(ln(1/(1-Median Rank))).

6. Menghitung pada kolom baru ln(proyek B-25, SPI), nilai yang dimasukkan adalah nilai SPI tiap minggu.

7. Setelah itu, dengan fungsi regresi data analysis

pada Microsoft excel, menemukan koefisien beta (β), dan nilai apha (α).

Berikut adalah data (α) dan beta (β) dari rumah tipe 40/78 blok 25, blok 30, dan blok 29. Tabel 3.3 Data α dan β Rumah Tipe 40/78 Blok 25, 30 dan 29

Sumber: Hasil Perhitungan SPI tiap Blok

Nilai apha (α) dan beta (β) yang telah didapatkan dimasukkan ke dalam fungsi Weibull

Cummulative Distibution (CDF) untuk

mendapatkan nilai probabilitas kinerja dan juga realibilitas kinerja proyek. Contoh perhitungan nilai CDF dan reabilitas pada rumah blok 25 dengan nilai SPI 0.1 yaitu,

CDF = 1-e-(x/α)β CDF = 1-e-(0.1/1.063)1.651 CDF = 0.0199814 Reliabilitas = 1 – CDF Reliabilitas = 1 - 0. 0199814 Reliabilitas = 0.98001886

Jadi, pada nilai indeks SPI 0.1 tingkat keandalannya adalah 0.98 dan tingkat probabilitas kinerjanya sebesar 0.0199. Sedangkan, untuk nilai SPI = 1 dimana nilai yang dijadwalkan sama dengan nilai yang didapat tingkat keandalannya adalah 0.405. Tabel berikut hasil perhitungan reliabilitas dari blok 25, blok 30, dan blok 29.

Nilai reabilitas blok 25, blok 30, dan blok 29 ini dimasukkan ke dalam grafik kinerja untuk mengetahui perbandingan tingkat keandalan diantara kinerja pembangunan rumah blok lainnya, sehingga manajer proyek atau pihak manajemen proyek bisa memantau kinerja jika terjadi penurunan dari segi jadwal.

Gambar 3.3 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78 Sumber : Nilai Reabilitas Rumah Blok 25, 30, dan 29.

4. Analisa dan Interpretasi

4.1 Analisa Kinerja Proyek dengan Earned Value

Pada subbab ini akan dibahas mengenai analisa tiap indeks parameter dari metode earned value, yaitu meliputi indeks kinerja biaya (CPI), indeks kinerja jadwal (SPI), dan perkiraan penyelesaian waktu proyek (TE), serta perkiraan biaya penyelesaian proyek (EAC).

4.1.1 Analisa Parameter Cost Performance Index (CPI)

Nilai CPI didapatkan dengan cara pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang telah didapat (BCWP), dengan nilai aktual yang telah terjadi/dikeluarkan (ACWP). Jika nilai lebih dari satu, maka kinerja biaya proyek lebih baik atau lebih hemat daripada yang dianggarkan pada RAB. Sebaliknya jika bernilai kurang dari satu biaya yang telah dikeluarkan/biaya aktual lebih banyak daripada yang dianggarkan pada tiap minggu.

Nilai CPI pada minggu ke-9 sebesar 2.14, ditunjukkan dengan nilai yang dikeluarkan (ACWP) sebesar Rp30.920.200 lebih kecil daripada nilai bangunan yang telah didapat (BCWP) sebesar Rp64.169.700. Hal ini terjadi karena pada minggu kedelapan biaya yang dikeluarkan dilakukan untuk pengadaan semen, dolosit, genteng, dan wuwung. Minggu ini mulai dilakukan pemasangan genteng, dan wuwung. Laporan progres menunjukkan pemasangan Rumah 40/78 Proyek B-25 Proyek B-30 Proyek B-29

Nilai α 1.650990367 1.319929829 1.500839751 Nilai β 1.063307963 1.024709496 1.051769658

(7)

7

genteng dan wuwung dilakukan lebih cepat dari perencanaan, sehingga nilai bangunan yang didapat juga lebih besar. Sehingga, nilai indeks CPI pada minggu ini masih tergolong besar.

Minggu ke-9 merupakan data laporan progress yang terakhir didapat. Nilai CPI pun masih menunjukkan progress yang cukup baik dari kinerja biaya, yaitu mengalami penghematan yang jauh lebih besar daripada anggaran. Hal ini bisa terjadi karena memang bahan-bahan yang diadakan pada aktualnya lebih kecil daripada yang direncanakan sebelumnya, sehingga biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit. Sebaliknya, hal ini juga bisa terjadi karena rekapan data yang dilakukan oleh pihak manajemen tidak detail, atau ada beberapa biaya yang terlewat untuk direkap. Analisa ini muncul karena pada aktualnya di lapangan setelah disurvey, mandor dan kepala tukang hanya merekap biaya yang dikeluarkan, sedangkan pihak manajemen juga tidak selalu berada di lapangan. Sehingga, manajemen pada kondisi tertentu juga tidak bisa merekap secara detail

4.1.2 Analisa parameter Scheduled Performance Index (SPI)

Nilai SPI didapatkan dengan cara pembagian nilai indeks nilai yang bangunan yang telah didapat (BCWP), dengan nilai yang direncanakan sebelumnya pada tiap periode (BCWS). Jika nilai lebih dari satu, maka kinerja biaya proyek lebih baik atau lebih cepat waktu pengerjaannya daripada yang direncanakan. Sebaliknya, jika bernilai kurang dari satu maka pengerjaan proyek mengalami keterlambatan dari yang direncanakan.

Nilai SPI pada minggu ke-9 sebesar 0.906, ditunjukkan dengan nilai yang direncanakan sebelumnya pada tiap periode (BCWS) sebesar Rp64.169.700, sedikit lebih kecil daripada nilai bangunan yang telah didapat (BCWP) sebesar Rp58.154.700. Nilai ini mengalami penurunan dari SPI minggu sebelumnya, dikarenakan pekerjaan instalasi listrik yang belum dilakukan dan pekerjaan lain-lain yang seharusnya selesai pada minggu ini juga belum dilakukan. Progres yang dilakukan pada minggu ini hanya melakukan pemasangan genteng rumah. Solusinya yaitu seharusnya pekerjaan listrik segera dilakukan dengan menambah pekerja. Selain itu, pekerjaan lain-lain yang mencakup pembuatan taman dan pemasangan batu alam segera dilakukan, mengingat pekerja yang melakukan pekerjaan ini diluar atau berbeda dari kontrak upah mandor proyek rumah, seharusnya kepala proyek segera memanggil pekerja tersebut.

Minggu ke-9 merupakan data laporan progress yang terakhir didapat. Nilai SPI pun masih menunjukkan progress yang kurang baik dari yang direncanakan, yaitu mengalami kemunduran pengerjaan. Hal ini bisa terjadi karena setelah

disurvey, semua tipe rumah, yang diprioritaskan terlebih dahulu adalah bangunan fisik dari rumah. Pekerjaan instalasi listrik, air, dan pekerjaan lain-lain kurang difokuskan, terlihat dari kondisi lingkungan dari perumahan masih belum tertata rapi, baik jalan raya dalam perumahan, taman sekitar dan taman dalam rumah, dan saluran air perumahan juga belum tertata rapi.

Gambar 4.1 Kondisi Lingkungan Perumahan Serenia Garden, Malang

Sumber : Survey Lapangan Perumahan

Hal ini seharusnya menjadi fokusan baru kepala proyek ataupun mandor, karena fasilitas tambahan tersebut seharusnya dilakukan di awal pembangunan proyek perumahan, karena juga bisa menjadi daya tarik kepada konsumen apabila fasilitas tersebut sudah tertata rapi.

4.1.3 Analisa Time Estimated (TE)

Time Estimated adalah suatu perhitungan untuk memperkirakan durasi penyelesaian proyek yang dilihat dari indeks kinerja jadwal SPI, dan juga waktu yang telah ditempuh atau ATE (Actual Time Expended).

TE pada minggu ke-9, yaitu pada hari ke-49 pengerjaan proyek, nilai SPI hasil perhitungan sebesar 0.906, kinerja jadwal pengerjaan proyek mengalami penurunan, yang berarti terlambat dari jadwal yang direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, nilai perkiraan durasi penyelesaian proyek lebih besar durasi awal perencanaan proyek yaitu 108 hari, sebelas hari keterlambatan daripada durasi awal. Durasi hasil perhitungan ini diperkirakan selesai pada awal bulan Februari 2013. Hal ini masih bisa ditoleransi oleh konsumen yang pada awalnya disepakati untuk pengerjaan rumah 5-6 bulan, sehingga keterlambatan ini masih bukan masalah.

Dari data terakhir, yaitu pada minggu ke-9 perkiraan durasi penyelesaian proyek 108 hari, maka proyek rumah tipe 40/78 blok 25 akan selesai sekitar awal Februari 2013. Sehingga, hal ini belum menjadi masalah besar, dan tentunya konsumen akan memberikan toleransi, mengingat pada awal tahun juga mengalami musim hujan. Hal ini bisa diantisipasi atau dipercepat dengan cara menambah

(8)

8

jumlah pekerja sehingga waktu penyelesaiannya bisa tepat waktu.

4.1.4 Analisa Estimated at Completion (EAC)

Estimated at Completion adalah suatu perhitungan untuk memperkirakan biaya total penyelesaian proyek yang dilihat dari indeks kinerja biaya proyek (CPI), dan juga biaya aktual yang telah dikeluarkan (ACWP). Total biaya penyelesaian proyek merupakan penjumlahan dari perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengerjaan proyek atau forecasted cost to completed (FCTC) dan biaya aktual yang telah dikeluarkan. FCTC dilihat dari nilai pengerjaan bangunan (BCWP) dan indeks kinerja biaya proyek (CPI).

EAC pada minggu ke-9, yaitu pada hari ke-49 pengerjaan proyek. Diketahui rencana anggaran biaya (BAC) sebesar Rp 92.659.100. Nilai CPI hasil perhitungan sebesar 2.14, sedikit penurunan daripada minggu sebelumnya, tetapi kinerja biaya proyek tetap mengalami penghematan dari yang direncanakan sebelumnya. Lalu, nilai aktual yang telah dikeluarkan (ACWP) sebesar Rp27.234.500, dan nilai pengerjaan bangunan (BCWP) sebesar Rp 58.154.700. Oleh karena itu, nilai perkiraan biaya penyelesaian proyek sebesar Rp Rp 43.393.298,55, jauh lebih hemat daripada RAB. Jumlah ini sedikit bertambah daripada perkiraan penyelesaian proyek pada minggu sebelumnya, tetapi tetap jauh di bawah RAB sebelumnya. Hal ini bisa dimanfaatkan manajemen untuk mengalokasikan dana ke pengerjaan bangunan lainnya.

Data terakhir yang dihitung, EAC menunjukkan penghematan dalam jumlah besar dari RAB sebelumnya. Hal ini telah dianalisa penyebabnya, yaitu dikarenakan bahan baku yang diadakan pada aktualnya lebih murah daripada yang dianggarkan sehingga terjadi penghematan. Penyebab lainnya yang bisa terjadi yaitu, bahan-bahan lain yang digunakan dalam pengerjaan bangunan tidak semua terekap dalam laporan progress sehingga terlihat biaya yang terekap lebih murah. Hal ini seharusnya diantisipasi oleh pihak administrasi Serenia Garden dalam pengelolaan keuangan dan laporan. Hasil survey juga menunjukkan bahwa, dalam merekap laporan progress mingguan pada bulan ke-1, laporan tersebut baru jadi pada akhir bulan ke-2. Pihak administrasi seharusnya lebih ketat dalam meminta laporan progress dan lebih cepat, serta lebih detail dalam merekap data.

4.2 Analisa Kinerja Proyek dengan Weibull Analysis

Nilai beta (β) atau parameter bentuk, menunjukkan bahwa jika bernilai lebih dari satu, maka tingkat kegagalannya meningkat, sesuai

dengan grafik pemakaian suatu benda semakin lama semakin besar tingkat kegagalannya dan wear out.

Nilai berkurang bisa dilihat dari kinerja ataupun masa pengerjaan proyek yang akan selesai. Hasil perhitngan menujukkan bahwa blok 25, 29 dan 30 mempunyai nilai beta lebih dari satu, bahkan blok 30 mempunyai nilai 2.11, menunjukkan bahwa pengerjaan proyek pengerjaannya lebih cepat dibandingkan dengan dua blok lainnya. Hal ini dikarenakan pada rumah blok 30 pengerjaannya baru dimulai awal November dan masih dalam pengerjaan dinding, sehingga kinerjanya masih stabil.

Setelah didapatkan nilai reliabilitas dari tiap blok, maka dibuat grafik kinerja untuk perbandingan diantara ketiga blok rumah 40/78

Gambar 4.2 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78 Sumber : Nilai Reabilitas Tiap Blok

Grafik menunjukkan untuk proyek rumah blok 29 dan blok 30 mempunyai kemiripan kinerja pengerjaan bangunan yang sama. Sedangkan, proyek rumah blok 25, pada indeks SPI diantara nol sampai satu, tingkat keandalannya lebih tinggi daripada blok lainnya. Hal ini bisa disebabkan persebaran nilai SPI blok 25 lebih cenderung pada suatu jangkauan, atau kinerja pengerjaan bangunannya lebih sering berada pada indeks nol sampai satu daripada pengerjaan rumah blok lainnya. Hal ini berarti rumah blok 25 lebih diandalkan dalam indeks SPI nol sampai satu, padahal jika nilai SPI kurang dari satu maka pengerjaannya mengalami keterlambatan.

Sedangkan, grafik pada blok 29 dan blok 30 lebih menurun tajam hingga indeks SPI keempat, yang berarti persebaran nilai kinerja lebih banyak pada satu sampai tiga, artinya indeks SPI bernilai satu sampai dua lebih bagus, karena pengerjaannya sesuai dengan yang direncanakan, atau bisa lebih cepat pengerjaannya. Grafik pengerjaan kedua blok rumah ini bisa dijadikan standar pengerjaan rumah tipe 40/78 karena indeks yang dihasilkan relatif bagus.

Nilai-nilai reliabilitas dalam perhitungan ini bisa digunakan oleh kepala atau manajer proyek jika sewaktu-waktu indeks kinerjanya mengalami penurunan, dan bisa dilihat tingkat keandalannya jika berubah nilai SPI suatu proyek. Nilai ini juga bisa digunakan untuk pekerjaan selanjutnya yang

(9)

9

belum terselesaikan, ataupun dengan proyek rumah tipe 40/78 yang sama. Sehingga, manajer proyek selalu bisa mengantisipasi keadaan proyek.

5. Kesimpulan

Berdasarkan analisa kinerja dan perkiraan dengan metode earned value yang telah dilakukan pada bab IV, maka dapat disimpulkan gambaran mengenai pengerjaan proyek rumah tipe 40/78 selama peninjauan, yaitu

1. Teknik evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu earned value dan weibull analysis. Evaluasi dengan pendekatan earned value mempunyai dua indeks parameter, yaitu indeks kinerja biaya proyek (cost performance index), dan indeks kinerja jadwal (schedule performance index). Hasil dari indeks kinerja biaya (CPI) pada minggu ke-2 dan minggu ke-3 mengalami penurunan. Selanjutnya, minggu ke-4 dan seterusnya nilainya cenderung meningkat, dan pada akhir pelaporan minggu ke-9 nilainya sebesar 2.14 atau mengalami penghematan dari rencana anggaran awal. Hasil dari indeks kinerja jadwal (SPI) yaitu nilai ini terus menurun dari minggu ke-1 sampai ke-4. Selanjutnya mengalami peningkatan kembali hingga minggu ke-7. Pada minggu ke-8 dan ke-9 sedikit mengalami penurunan, tatapi kinerjanya cenderung stabil. Pada minggu ke-9 nilainya sebesar 0.906 atau pengerjaan proyek mengalami keterlambatan.

Hasil dari pendekatan weibull analysis

rumah blok 25 mempunyai tingkat keandalan yang lebih tinggi pada indeks SPI nol sampai satu, artinya lebih sering mengalami keterlambatan pengerjaannya. Sedangkan, pada rumah blok 29 dan 30 tingkat keandalannya lebih tinggi pada indeks SPI satu sampai tiga, artinya blok ini bisa dijadikan acuan karena pengerjaannya lebih handal dalam indeks SPI lebih dari satu atau pengerjaannya lebih cepat.

2. Perkiraan biaya akhir proyek (Estimated at Completion) dari pengerjaan rumah tipe 40/78 blok 25 adalah sebesar sebesar Rp 43.393.298,55, biaya ini lebih rendah daripada rancangan anggaran biaya atau setengah dari RAB yaitu Rp 92.659.100. Selanjutnya, perkiraan waktu penyelesaian proyek (Time Estimated) adalah 108 hari atau kinerja proyek sedikit mengalami molor daripada yang direncanakan yaitu selama 97 hari.

6. Daftar Pustaka

Anbari, Frank T, (2003), “Earned Value Project Management Method and Extensions”,

Project Management Journal, Vol 34, No.4 12-23.

BAPPEDA Jawa Timur, (2012), Backlog Perumahan Jatim Bisa Membengkak

http://bappeda.jatimprov.go.id/2012/07/16/

backlog-perumahan-jatim-bisa-membengkak/.

Badan Pusat Statistik. (2009). Jumlah Perusahaan Konstruksi di Indonesia.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?ta bel=1&daftar=1&id_subyek=04&notab=4. Bappenas, (2008). Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan. , Draft Badan Perencanaan pembangunan Nasional, Jakarta.

Barrie, D.S, (1995), Manajemen Konstruksi Profesional, Erlangga, Jakarta.

Cleland, David I, (1995), Project Management Strategic design and Implementation, McGraw-Hill.Inc, Singapura.

Cleland, David I., etc, (2012), Project Management: Strategic Design and Implementation, 4th ed., p.42, McGraw-Hill.Inc, U.S.

Dipohusodo, Istimawan, (1996), Manajemen Proyek & Konstruksi, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.

Dhilon, B.S, (2006), Maintainability, Maintenance, and Reliability for Engineers, CRC Press, U.S.

Fathurrahman, (2011), Analisis Kinerja Biaya dan Waktu Dengan Metode Earned Value

Pada Proyek Pembangunan Gedung Intensif Terpadu Rumah Sakit Umum DR. SAIFUL ANWAR Malang, Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, ITS, Surabaya.

Goldratt, E. (1997), Goldratt’s Critical Chain:

A Technical Summary, Chesapeake Consulting, Inc, U.S.

Griffin, Ricky W, (2004), Manajemen Jilid 1 Edisi 7, Terjemahan, Erlangga, Jakarta. Hafidy, Hilman, (2010), Analisa Kinerja

dengan Metode Earned Value pada Proyek Pembangunan Pelabuhan Laut Boom Tahap I Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, ITS, Surabaya.

Incencio, A., Kikuchi, M., Tonosaki, M., Maruyama, A., Merrey, D., Sally H., de Jong, I, (2007), Costs and performance of irrigation projects: A comparison of sub-Saharan Africa and other developing regions, Colombo, International Water Management Institute, Srilanka.

(10)

10

Leach, Lawrence P, (2004), Critical Chain

Project Management, 2th Edition, Artech House Publishers, Idaho.

Nassar, Khaled M., Hordur G., Mohammed Y. Hegab, (2005), “Using Weibull Analysis for Evaluation of Cost and Schedule Performance”, Journal Construction Engineering Management, Vol. 131, No.12, hal.1215-1262.

Pramita, Devi Afriani, (2012), Proposal Aplikasi Sistem Informasi Kegiatan Akademik Berbasis SMS Gateway dengan Auto Responder Pada SMA Yayasan Perguruan Cikini, Proposal Penelitian, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Project Management Institute (PMI), (2004), A Guide To The Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), 3rd ed., PMI, U.S.

Project Management Institute (PMI), (2008). A Guide To The Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), 4th ed., PMI, U.S.

Rahmawati, Debby, (2008), Perbaikan Perencanaan dan Kontrol Proyek dengan Kombinasi Metode CCPM dan EVM pada proyek Comanche S-33, S-34 dan S-27 PT.Apesi, Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya.

Santosa, Budi, (2008), Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu, Surabaya.

Soeharto, Iman, (2001), Manajemen proyek : dari konseptual sampai operasional, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta

Suanda, Budi, (2011), Teknik Evaluasi Proyek EVM Manajemen Proyek Indonesia, manajemenproyekindonesia.com.

Wahyudi, M.S., Budi Santosa, (2009), “Perkiraan Durasi Proyek Dengan Menggunakan Metode Berbasis Earned Value Management”, Prosiding Seminar Nasional TIMP IV, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Wardhani, Ratri Laksmita, (2006), Evaluasi Keterlambatan Proyek dengan Menggunakan Pendekatan Value Stream

(Studi Kasus PT.Boma-Bisma Indra, Pasuruan), Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya.

Gambar

Gambar  3.2  Grafik  kurva  S  hubungan  BCWS,  ACWP  dan  BCWP  Pengerjaan  Rumah  Tipe  40/78  Blok  25  pada  minggu ke-9
Tabel 3.2 Perhitungan Indeks CPI dan SPI hingga Minggu ke-9
Gambar 3.3 Grafik Kinerja Rumah Tipe 40/78  Sumber : Nilai Reabilitas Rumah Blok 25, 30, dan  29

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model

- Serbuk dengan dosis atau volume besar yang tidak praktis atau sulit diberikan dalam bentuk sediaan lain, dapat lebih mudah ditelan/diminum oleh pasien karena

Data Science Using Java Data science Machine learning Supervised learning Unsupervised learning Clustering Dimensionality reduction Natural Language Processing Data science

“Class Privilege provides a stunning critique of corporate capitalism and the controlling shareholders hiding behind the bourgeois legal categories of corporate

Berdasarkan pemaparan data dan analisis data yang mengacu pada rumusan masalah yang ada, maka yang menjadi kesimpulan adalah menyuruh siswa membaca Al-Qur’an

Ada beberapa hal yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan bimbingan konseling secara efektif maka perlu adanya administrasi BK, sebagai berikut: Pencacatan data

Program JKBM adalah sebuah kebijakan yang ditujukan untuk memberikan rasa keadilan kepada masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang pembiayaannya disubsidi

Dari hasil kunjungan ini didapatkan persetujuan dengan Bapak Lurah bahwa akan dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan topik : Pengomposan Sampah