• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SLAJ (SLUDGE) RUMAH SAKIT SEBAGAI ALTERNATIF PENCAMPUR PEMBUATAN BATU BATA MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN SLAJ (SLUDGE) RUMAH SAKIT SEBAGAI ALTERNATIF PENCAMPUR PEMBUATAN BATU BATA MERAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A-284

PEMANFAATAN SLAJ (SLUDGE) RUMAH SAKIT SEBAGAI ALTERNATIF PENCAMPUR PEMBUATAN BATU BATA MERAH

Sri Hastutiningrum1, Hadi Prasetyo Suseno1, Yonatan Umbu Djongu2

1, 2

Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Sains Terapan 3)

Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Sains Terapan Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta Jl. Kalisahak No. 28, Kompleks Balapan, Yogyakarta

E-mail: hastuti19@yahoo.com

ABSTRAK

Limbah padat hasil pengolahan rumah sakit, masih banyak mengandung unsur COD

(Chemical Oxygen Demand) dan PO4 (phospat). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan

kadar COD dan phospat apabila dicampur atau dikungkung dengan tanah lempung untuk dijadikan batu bata merah. Hasil pengolahan juga dibandingkan dengan baku mutu limbah rumah sakit yang terdapat dalam SK Gubernur No.65/KPTS/1999. Sampel lumpur diambil dari rumah sakit Bethesda Yogyakarta, sedangkan tanah lempung diambil dari daerah Godean Yogyakarta, kemudian lempung

dan sludge di keringkan, dihaluskan dan di ayak hingga halus menggunakan ukuran mesh 50,

kemudian dicetak dengan penambahan air. Setelah cetakan jadi, dimasukan kedalam oven untuk proses pengeringan, batu bata yang sudah kering dibakar menggunakan furnace dengan suhu 8500C. Batu bata yang telah jadi, selanjutnya batu bata diuji lindi dan uji kuat tekan. Lokasi penelitian dan analisis sampel dilaksanakan di Laboratorium Institut Sains & Teknologi AKPRIND dengan memakai laboratorium Teknik Lingkungan, Laboratorium Proses dan Laboratorium Metalurgi Fisik. Analisis data diperoleh dari perhitungan efisiensi pengolahan dan dipertegas dengan data yang diuji menggunakan program komputer SPSS for Windows yaitu secara statistik dengan One – Way Anova, dan Post Hoc Test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, uji penyusutan yang terjadi pada batu bata, sebesar 2 – 4 gr, uji kuat tekan terbesar diperoleh dari hasil perbandingan lempung dan sludge yaitu pada perbandingan 70% : 30% dengan kekuatan uji kuatnya sebesar 56,78 kg/cm2. Sedangkan uji COD dan PO4 tidak lagi berbahaya karena dibawah standar baku mutu limbah rumah sakit yaitu : COD = 12,4 mg/L, dan PO4 = 0,11 mg/L, masing – masing pada variasi perbandingan 70% : 30 %.

Kata kunci : COD (Chemical Oxygen Demand), PO4 (Phospat), Uji kuat tekan, Penyusutan

PENDAHULUAN

Masalah mengenai lingkungan terutama masalah pencemaran air semakin banyak dan semakin memprihatinkan. Dengan bertambahnya penduduk yang semakin pesat dan meningkat kegiatan manusia untuk hidup berkelompok menyebabkan kebutuhan akan air semakin meningkat, dengan mengadakan perhatian khusus mengenai air buangan atau dikenal dengan air limbah. Dengan pengolahan air limbah yang sesuai aturan, maka akan didapatkan kualitas air yang sesuai untuk dipakai dalam kehidupan manusia.

Salah satu wujud nyata sarana pelayanan terhadap kesehatan masyarakat yaitu rumah sakit. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (PERMENKES RI No.986/PER/XI/1992). Dimana dalam pengelolaan rumah sakit menghasilkan limbah. Pembuangan limbah cair yang baik, yang sesuai aturan-aturan yang berlaku, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat didalam rumah sakit dan disekitar lingkungan rumah sakit. Hal tersebut untuk mewujudkan rumah sakit yang bersih dan sehat.

Pengolahan limbah yang dilakukan dalam rumah sakit akan meninggalkan padatan-padatan berupa lumpur atau disebut sludge, biasanya sludge ini ditampung dalam bak yang disebut drying bed. Sludge yang berasal dari drying bed ini belum aman untuk digunakan, walaupun telah melaui proses

(2)

A-285

pengolahan, karena masih banyak mengandung unsur PO4 (phospat) dan COD (Chemical Oxygen

Demand).

Rumusan MasalahDari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah adalah bagaimana cara memanfaatkan kembali sludge dari rumah sakit serta bagaimana mendapatkan nilai perbandingan antara sludge rumah sakit dengan tanah lempung pegunungan sehingga didapatkan batu bata dengan daya tekan yang sesuai SNI.

Tujuan penelitian Mengetahui kuat tekan yang dihasilkan dalam setiap perbandingan sludge rumah sakit dengan tanah lempung pegunungan dan mengetahui masih berbahaya atau tidaknya

sludge rumah sakit apabila dikungkung dengan lempung.

METODE

Pada tahap persiapan dilakukan pengambilan sludge rumah sakit dan tanah lempung pegunungan. Tahap berikutnya adalah membuat campuran antara lempung dan air, kemudian diaduk secara merata. Sludge rumah sakit ditambahakan kedalam lempung basah dengan perbandingan 70% : 30%, 60% : 40%, 50% : 50%, 40% : 60%, 30% : 70%. Campuran tersebut dicetak kemudian dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat masing-masing batu bata. Mengeringkan cetakan batu bata dengan menjemur selama ±7 hari. Hasil cetakan yang sudah kering kemudian dibakar, sehingga didapatkan batu bata merah, selanjutnya dilakukan uji kuat tekan. Batu bata siap uji tersebut diletakkan pada alat uji kuat tekan dan ditekan dengan kecepatan penekanan 2 kg / detik. Pengujian kuat tekan tersebut diulang sebanyak lima kali untuk tiap – tiap variasi perbandingan, sehingga didapatkan kuat tekan per satuan luas rata – rata dari masing – masing variasi perbandingan lempung dan sludge rumah sakit.

PEMBAHASAN Penyusutan

Berat batu bata pada kondisi kering atau belum dibakar,dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1. Data Berat Batu Bata Sebelum Dibakar

Nilai penyusutan batu bata, apabila ditampilkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut: Tabel 2. Data Berat Batu Bata Sesudah Dibakar

BERAT SETELAH DICETAK (gr)

No Variasi perbandingan lempung dengan sludge

30% :70% 40% :60% 50% :50% 60% : 40% 70% : 30% 1 100 99 103 102 103 2 102 101 100 100 105 3 99 100 104 103 105 4 103 103 100 104 102 5 98 103 102 103 100 Jumlah 502 506 509 512 515 Rata2 100,4 101,2 101,8 102,4 103

BERAT SETELAH DIBAKAR (gr)

No Variasi perbandingan lempung dengan sludge

30% :70% 40%:60% 50%:50% 60% :40% 70% : 30% 1 98 97 100 100 100 2 100 99 98 98 103 3 97 97 102 101 103 4 100 100 98 100 100 5 96 100 99 100 99 Jumlah 491 493 497 499 505 Rata-rata 98,2 98,6 99,4 99,8 101

(3)

A-286

Dari hasil berat batu bata sebelum dibakar dikurangi dengan volume berat batu bata setelah dibakar, maka akan didapatkan nilai penyusutan batu bata. Data penyusutannya pada Tabel 3 . Nilai penyusutan batu bata, apabila ditampilkan dalam bentuk grafik 1.

Tabel 3. Data Penyusutan Berat Batu Bata

Gambar 1. Grafik hubungan antara penyusutan batu bata dengan variasi perbandingan.

Uji Kuat Tekan Dari hasil uji kuat tekan tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4 : Tabel 4. Data Kuat Tekan Per Satuan Luas

DATA KUAT TEKAN PER SATUAN LUAS ( Kg/cm2 )

No

Variasi perbandingan lempung dan sludge rumah sakit

Kontrol 30%:70% 40% :60% 50% : 50% 60%:40% 70% :30% 1 60,3 8,8 16,5 18,2 41,6 52,3 2 46,7 4,4 14,9 14,3 40,2 68,4 3 26,3 7,0 13,9 14,6 30,4 62,5 4 48,8 8,0 8,3 21,2 30,8 58,2 5 48,1 7,3 15,6 14,6 36,0 42,5 Jumlah 230,2 35,5 69,2 82,9 179 283,9 Rata-rata 46,04 7,1 13,84 16,58 35,5 56,78

PENYUSUTAN BERAT BATU BATA (gr)

No Variasi perbandingan sludge dengan lempung

30% :70% 40%:60% 50%:50% 60% :40% 70% : 30% 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 3 2 4 2 5 2 3 3 3 1 Jumlah 11 13 13 13 10

(4)

A-287

Tabel 5. Data Kuat Tekan Per Satuan Luas DATA KUAT TEKAN PER SATUAN LUAS ( Kg/cm2 )

No

Variasi perbandingan lempung dan sludge rumah sakit

Kontrol 30% :70% 40% :60% 50% : 50% 60%:40% 70%:30% 1 60,3 8,8 16,5 18,2 41,6 52,3 2 46,7 4,4 14,9 14,3 40,2 68,4 3 26,3 7,0 13,9 14,6 30,4 62,5 4 48,8 8,0 8,3 21,2 30,8 58,2 5 48,1 7,3 15,6 14,6 36,0 42,5 Jumlah 230,2 35,5 69,2 82,9 179 283,9 Rata-rata 46,04 7,1 13,84 16,58 35,5 56,78

Grafik yang ditampilkan berdasarkan kuat tekan per satuan luas sebagai berikut :

Gambar 2. Grafik hubungan antara uji kuat tekan dengan variasi perbandingan . Uji Lindi

Dari data analisis awal nilai COD dan Phospat ( PO4 ) pada sludge yang belum dialah serta perbandingannya dengan baku mutu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Data analisis awal sludge hasil pengujian dengan baku mutu No

Parameter Hasil Analisis Awal SK.Gubernur

No.65/KPTS/1999 Penilaian

1. COD 278 mg/L 100 Melampaui

2. Phospat 4,56 mg/L 3 Melampaui

Tabel 7. Data Uji COD

DATA UJI COD mg/L

No Variasi perbandingan lempung dan sludge rumah sakit Kontrol 30% :70% 40%:60% 50%:50% 60%:40% 70% : 30% 1 203 45 32 27 19 15 2 186 58 31 28 18 14 3 240 44 30 27 15 10 4 180 46 28 16 14 11 5 241 42 34 29 17 12 Jumlah 1.050 235 155 127 83 62 Rata-rata 210 47 31 25,4 16,6 12

(5)

A-288

Gambar 3. Grafik hubungan antara uji COD dengan variasi perbandingan.

Tabel 8. Data Uji Phospat ( PO4 ) DATA UJI PHOSPAT ( PO4 ) mg/L

No Variasi perbandingan lempung dan sludge rumah sakit Kontrol 30% :70% 40%:60% 50%:50% 60% :40% 70% : 30% 1 4,48 0,86 0,67 0,33 0,14 0,11 2 4,40 0,88 0,61 0,32 0,11 0,10 3 4,62 0,83 0,64 0,40 0,12 0,12 4 4,32 0,77 0,60 0,28 0,15 0,09 5 4,68 0,85 0,69 0,36 0,14 0,13 Jumlah 22,5 4,19 3,21 1,69 0,66 0,55 Rata-rata 4,5 0,83 0,64 0,33 0,13 0,11

Hasil uji Phospat ( PO4) pada air lindi, ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik hubungan antara uji phospat dengan variasi perbandingan

KESIMPULAN

1. Sludge rumah sakit dapat digunakan sebagai salah satu bahan campuran dalam pembuatan batu bata merah.

2. Nilai rata – rata penyusutan dalam pembuatan batu bata sebesar 2 gr – 4 gr.

3. Nilai kuat tekan batu bata terbesar diperoleh dari hasil pencampuran lempung dan sludge rumah sakit yaitu pada perbandingan 70 % : 30 %, dengan kekuatan uji kuat tekan sebesar 56,78 kg/cm2, yaitu masuk pada golongan 4 (empat).

4. Hasil Uji Lindi yaitu COD tidak berbahaya karena berada di bawah standar baku mutu, yaitu pada variasi 60% : 40% =16,6 mg/L ,variasi 70% : 30% =12,4 mg/L dengan standar baku mutu COD = 80 mg/L

5. Hasil Uji lindi yaitu Phospat ( PO4 ), tidak berbahaya karena berada di bawah standar baku mutu, yaitu pada variasi 60% : 40% = 0,13 mg/L ,variasi 70% : 30% = 0,11 mg/L dengan standar baku mutu PO4 = 2 mg/L

(6)

A-289 DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi., 1992, Polusi Air dan Udara, Kanisius Press, Yogyakarta Grim,R.E. (1953), Clay Minerology, 2nd edition,McGraw – Hill inc,New York.

Hermanto, W.(2005), Pemanfaatan Lumpur Minyak (oil sludge) sebagai bahan campuran dalam

pembuatan Bata Merah, Yogyakarta.

Hidayat & Suparmin (1979), Petunjuk praktek Pemeriksaan Bahan Bangunan, Depdikbud,Jakarta. Kusumanto, H, 1992, Pengolahan Limbah Rumah Sakit Kumpulan Makalah PPLH, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Peraturan Menteri Republik Indonesia(1992)No.986/MENKES/PER/XI/1992). Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Tjokrokusumo, KRT. (1998). pengantar Engineering Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, Yayasan Lingkungan Hidup Yogyakarta

UU RI No 32 Tahun 2009, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. SNI 15 – 2094 – 1991, Uji Kuat Tekan Batu Bata Merah.

SK Gubernur DIY No.65 tahun 1999. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Pelayanan Kesehatan. Sukandarrumidi, (1999), Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University press,Yogyakarta.

Sugiharto, (1987). Dasar – Dasar Pengolahan Air Limbah , Penerbit Universita Indonesia (UI – Press). Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Grafik hubungan antara penyusutan batu bata dengan variasi perbandingan.
Gambar 2. Grafik hubungan antara uji kuat tekan dengan variasi  perbandingan .  Uji Lindi
Tabel 8. Data Uji Phospat ( PO 4  )  DATA UJI PHOSPAT ( PO 4  )  mg/L

Referensi

Dokumen terkait

Tentukanlah percepatan sentripetal dari sebuah benda yang bergerak melingkar dengan jari-jari lintasan 10 cm, jika diketahui dalam satu kali putaran benda tersebut menghabiskan waktu

ojek online yang lain pengendaranya berjenis kelamin laki-laki berbeda dengan Ojesy yang Sahabat Pengendaranya berjenis kelamin perempuan, hal inilah yang membuat

Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait hubungan motivasi kerja terhadap kinerja pengurus pada lembaga keuangan mikro agribisnis di kota

Oleh sebab itu pelajar perlu memantapkan terlebih dahulu pengetahuan mereka dalam bahasa yang dipelajari supaya kesilapan kecil dapat dielakkan.Perbezaan makna dan fungsi kata

Dengan asupan nutrisi yang baik pada saat kehamilan, maka menentukan janin yang dikandungnya akan baik dan jika nutrisi ibu kurang maka akan mempengaruhi pada kesehatan

Dalam kurikulum tahun 2009 ini, lulusan dari Akademi Militer nantinya selain berpangkat Letnan Dua juga memiliki gelar kesarjanaan (S.ST Han), karena pelaksanaan kurikulum baru

Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang