Bab 10
Aspek Kelembagaan
Kabupaten Lampung Selatan
Dalam menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN diperlukan perencanaan pembangunan
yang terpadu dan peningkatan SDM guna meningkatkan daya saing Kabupaten Lampung
Selatan di kawasan Asia.
Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek penting dalam perencanaan dan penyelenggaraan
pembangunan investasi infrastruktur jangka menengah dalam mengorganisasikan sumber
daya manusia di dalam struktur pemerintahan agar terjalin koordinasi yang baik antar
lembaga terkait tugas pokok dan fungsi masing – masing dan mengatur siapa yang
melakukan dan apa yang dilakukan, sesuai dengan azas pengorganisasian yang dianut oleh
sistem pemerintahan kita yaitu azas pembagian tugas dan azas fungsionalisasi.
Kabupaten Lampung Selatan merupakan kawasan yang cukup strategis, dimana lampung
selatan merupakan pintu gerbang utama lalu lintas manusia, barang dan jasa antara pulau
Sumatera dan pulau Jawa. Kedekatan geografis dan heterogenitas masyarakat, sosial dan
budaya yang ada merupakan potensi sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten
Lampung Selatan dalam menyelenggarakan pembangunan di segala bidang, khususnya sektor
pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan perekonomian dan hajat hidup
Titik berat pembangunan di Kabupaten Lampung Selatan adalah upaya pengurangan
kemiskinan, pembangunan ekonomi lokal dan peningkatan kapasitas pelayanan publik.
Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Selatan masih
belum optimal dalam penataan ruang dan wilayah pembangunan sarana dan prasarana
maupun pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya
keras yang terarah dan terencana oleh semua pihak, khususnya pihak eksekutif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung
Selatan, khususnya dalam rangka penataan dan pembangunan sarana dan prasarana
infrastruktur adalah dengan menyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPI2JM) bidang PU/Cipta Karya. Dengan adanya RPI2JM, maka pelaksanaan
pembangunan infrastruktur yang terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan
berkelanjutan dapat terlaksana.
Satgas RPI2JM Kabupaten Lampung Selatan telah terbentuk berdasarkan Surat Keputusan
Bupati No.258/Bappeda/HK-LS/2008 tanggal 13 Oktober 2008.
Struktur satgas terdiri dari sebagai berikut :
- Tim Pengarah : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris
- Tim Pelaksana : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Anggota
- Tim Sekretariat : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris
(struktur terlampir).
Tugas dan tanggung jawab masing-masing Tim sebagai berikut :
1. Tim Pengarah
• Memberikan arahan kebijaksanaan untuk kegiatan pendampingan penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya
• Menetapkan program yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan.
2. Tim Pelaksana
• Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kabupaten Lampung Selatan.
• Melaksanakan usulan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.
• Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus atas pendampingan penyusunan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.
3. Tim Sekretariat
• Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.
• Menyelenggarakan sistim informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPI2JM daerah Kabupaten Lampung Selatan.
• Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.
10.1 KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
10.1.1 KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
Penatan dan penguatan organisasi merupakan Program Reformasi Birokrasi, penataan
keorganisasian antara lain struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani
Cipta Karya.
1. Dinas Pekerjaan Umum.
Dasar hukum tentang pembentukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
adalah Perda No.06 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten L:ampung Selatan dan Perda No.04 tahun 2008
tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung
Selatan, untuk bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang di bawah Kepala Dinas Pekerjaan Umum berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas PU bidang Cipta Karya mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan
kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum, dimana Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan
dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan
dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai
bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an,
khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi
yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.
Dinas PU mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dibidang Perencanaan, Bina
Marga, Cipta Karya, dan Pengairan, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum, pembinaan dan pelayanan tugas, penyelenggaraan kesekretariatan dinas,
penyelenggaraan pembinaan,pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas
dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Bina Marga
d. Bidang Cipta Karya
e. Bidang Pengairan
f. Bidang Alat Berat
g. Cabang Dinas
h. UPT Dinas
`
Gambar 10.1Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
2. Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Lampung Selatan.
Dasar Hukum PERDA No.06 tahun 2008 25 September 2008 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampong Selatan dan PERDA No.04
tahun 2008 tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Lampung Selatan.
Dinas berkedudukan yaitu unsur pelaksana otonomi daerah Pemerintah Daerah dibidang pasar
dan kebersihan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Bertugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pasar dan kebersihan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pasar dan Kebersihan memiliki susunan
organisasi terdiri dari sebagai berikut :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Kebersihan
d. Bidang Penerangan Jalan dan Taman
e. Bidang Pertamanan dan Pemakaman
f. Unit Pelasana Teknis (UPT) Daerah
g. Kelompok Jabatan Fungsional
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung
Selatan.
Sama seperti organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Lampung Selatan lainnya
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Selatan
terbentuk berdasarkan PERDA No. 06 Tahun 2008 tanggal 25 September 2008.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan
Pemerintah Daerah. Yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik,penelitian
mengkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.
Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan
terdiri dari :
a. Kepala Badan
b. Sekretaris
c. Bidang Ekonomi
d. Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah
e. Bidang Litbang dan P2D
f. Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya
g. Kelompok Jabatan Fungsional
4. PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan.
Kondisi kelembagaan non pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung
seperti sistim pengelolaan air minum di laksanakan oleh PDAM Tirta Jasa yang pada awalnya
bernama BPAM dibawah naungan Departemen PU Ditjen Cipta Karya, berdasarkan SK
No.063/KPTS/CK/1982, kemudian melalui SK Gubernur No.G/103/G/IV/HK/1990 mengenai
pengesahan daerah tingkat II Lampung SK No.G/105/G/HK/1991 tentang penyerahan
pengelolaan sarana air bersih di daerah tingkat II Lampung Selatan dari BPAM ke PDAM
yang terakhir dengan PERDA No.44 tahun 2000.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan masuk dalam
klasifikasi PDAM type A dengan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 5.1000 sambungan
pelanggan. Wilayah pelayanan PDAM Tirta Jasa terdiri dari 1 (satu) cabang dan 5 (lima) unit
ditambah dengan 1 (unit) tangki, yaitu sebagai berikut :
a. PDAM Cabang Kalianda
b. PDAM unit Bakauheni
c. PDAM unit Penengahan
d. PDAM unit Way Kandis dan Hajimena
e. PDAM unit Branti
f. PDAM unit Tarahan
10.1.2 KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG
SELATAN
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program di Kabupaten Lampung Selatan
untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan
adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan
rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi
peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal di lingkungan Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan, keorganisasian
urusan pemerintah bidang Cipta Karya perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai
dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk
masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang
koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun
untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau
duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan
kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas akan dituangkan di dalam Peraturan
Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi
dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan.
Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi
dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai
dalam melakukan tugasnya.
10.1.3 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur
merupakan program Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak
hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang
menangani bidang Cipta Karya dapat dilihat pada komposisi pegawai dalam unit kerja bidang
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sumber daya manusia yang ada di BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan berjumlah
61 orang, dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana S1, yang terdiri dari
38 orang pria dan 23 orang wanita, dengan status kepegawaian 48 PNS dan sisanya
Honorer.
2. Dinas Pasar dan Kebersihan
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pasar dan Kebersihan
Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 109 orang dengan sebagian besar pegawai
berada di bidang Kebersihan dan Pertamanan. Dan sebagian besar pegawai
berpendidikan SLTA dan sarjana S1, dengan status kepegawaian 44 orang PNS dan
sisanya honorer.
3. PDAM Tirta Jasa.
PDAM Jasa Tirta di kepalai oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) orang
Kepala Bagian yaitu Kabag, Administrasi dan Keuangan serta Kabag. Teknik serta 6
(enam) orang Kepala Cabang/Unit PDAM, di dalam pelaksanaan tugasnya setiap kepala
bagian akan dibantu oleh beberapa Kepala Sub Bagian. Sedangkan jumlah pegawai
yang ada saat ini berjumlah 100 (seratus) orang termasuk pegawai tetap, calon pegawai
dan pegawai honor.
10.2 ANALISIS KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
10.2.1 ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya
urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi
perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan,
kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis
dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi
Belum optimalnya pelaksanaan fungsi organisasi yang meliputi tugas dan wewenang serta
tanggung jawab Dinas penyelenggara RPI2JM. Hal ini berakibat belum terselenggaranya
pelaksanaan pembangunan infrastruktur dibidang PU/Cipta Karya dengan optimal.
10.2.2 ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Untuk mendukung penataan kelembagaan di Kabupaten Lampung Selatan, secara beriringan
telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan
e-government di berbagai instansi dan akan secara bertahap memperbaiki sistem
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan
efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
Hubungan antar instansi dalam Penyelenggaraan RPI2JM di lingkungan Bidang Cipta Karya
Kabupaten Lampung Selatan adalah berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Adapun diagram hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 10.3Diagram Hubungan antar Instansi Kabupaten Lampung Selatan
Saat ini kondisi ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya di lingkungan instansi pemerintah
lampung selatan sedikit terkendala dimana Belum optimalnya instansi yang terkait dalam
proses perencanaan / penyusunan Dokumen RPI2JM dan rendahnya koordinasi, integrasi dan
simplikasi diantara Dinas penyelenggara RPI2JM. Sebagai contoh adalah penyusunan
RPI2JM, masih mengandalakan unit kerja tertentu. Sementara keterlibatan Dinas yang terkait
belum optimal untuk bekerja sama dalam penyusunan RPI2JM.
Perencanaan (Bappeda dibantu oleh
Instansi terkait)
Pelaksanaan dan Pemeliharaan : - Dinas PU
- Dinas Pasar dan Kebersihan - Badan LH Daerah
- PDAM Tirta Jasa - Bagian Organisasi - BKD
- Bagian Keuangan
10.2.3 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan
sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.
Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai. Apabila dilihat dari pendidikan formal,
rata-rata SDM penyelenggara RPI2JM berpendidikan S1, namun dari segi pendidikan
informal masih banyak yang belum mengikuti pelatihan teknis sesuai dengan bidangnya.
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Sumber daya manusia yang ada di BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan berjumlah
61 orang, dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana S1, yang terdiri dari
38 orang pria dan 23 orang wanita, dengan status kepegawaian 48 PNS dan sisanya
Honorer.
Sedangkan untuk tahun mendatang masih dibutuhkan tambahan karyawan +/- 510 orang
dari Sarjana S2, 11 orang dari S1, 39 orang dari D3, 4 orang dari SLTA, 3 orang Beserta
alat pendukung kerja lainnya.
2. Dinas Pasar dan Kebersihan
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pasar dan Kebersihan
Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 109 orang dengan sebagian besar pegawai
berada di bidang Kebersihan dan Pertamanan. Dan sebagian besar pegawai
berpendidikan SLTA dan sarjana S1, dengan status kepegawaian 44 orang PNS dan
sisanya honorer.
3. PDAM Tirta Jasa.
PDAM Jasa Tirta di kepalai oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) orang
Kepala Bagian yaitu Kabag, Administrasi dan Keuangan serta Kabag. Teknik serta 6
(enam) orang Kepala Cabang/Unit PDAM, di dalam pelaksanaan tugasnya setiap kepala
bagian akan dibantu oleh beberapa Kepala Sub Bagian. Sedangkan jumlah pegawai
yang ada saat ini berjumlah 100 (seratus) orang termasuk pegawai tetap, calon pegawai
dan pegawai honor. Bila dibanding dengan rasio jumlah sambungan maka rasionya
adalah 1 (satu) pegawai : 510 sambungan, artinya masih terlalu besar seharusnya 1
10.2.4 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting
kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan,
maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek
organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari
peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah
keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi
ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan
yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Tabel 10.1Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
FAKTOR
c. Adanya bantuan dari pusat
(APBN)
d. Adanya pendidikan dan
pelatihan Bidang Cipta Karya
Kementerian PU
ANCAMAN (T)
a. Tingkat kejahatan masih cukup
tinggi
b. Budaya masyarakat yang masih
feodal
c. Pendapatan masyarakat yang
rendah
d. Perlunya modal yang besar
e. Budaya kerja aparatur yang
belum optimal
RPI2JM)
b. Dana APBD
c. SDM
d. SDA
e. Sarana dan Prasarana Kerja
RPI2JM dapat membuat sebuah
perencanaan dan penganggaran
yang cukup banyak didukung
perangkat daerah melalui kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat yang
didanai APBN dan APBD dapat
melibatkan masyakat menjadi
a. Belum tersusunnya rincian tugas
jabatan
b. Kurangnya PERDA / PERBUP
dibidang pembangunan
infrastruktur
c. Kuantitas dan kualitas SDM
yang kurang memadai
d. Kurangnya minat investor
e. Sarana dan Prasarana kerja
belum memadai
10.3 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
10.3.1 RENCANA PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA
KARYA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis
SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur
Agar penyelenggaraan RPI2JM di Kabupaten Lampung Selatan dapat optimal, perlu adanya
optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi dari masing-masing Dinas penyelenggara RPI2JM.
Hendaknya Dinas penyelenggara RPI2JM serius dan fokus dalam pembangunan infrastruktur
di bidang PU/Cipta Karya, sesuai dengan bidang tuganya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi
tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural
dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam
rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di
masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
10.3.2 RENCANA PENGEMBANGAN TATA LAKSANA BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis
SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan
operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi
ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.
Sampai saat ini rincian tugas jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Selatan
berdasarkan Perda No.06 tahun 2008. Disamping itu perlu adanya pembentukan Perda baru
untuk mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana di Kabupaten Lampung
Selatan.
10.3.3 RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG
CIPTA KARYA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada
analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan
kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian,
maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai
Dari segi SDM sebenarnya cukup memadai, namun perlu adanya beberapa langkah untuk
peningkatan SDM yang ada seperti :
a. Peningkatan pendidikan formal dan informal, khususnya spsifikasi bidang
PU/Cipta Karya
b. Pengangkatan tenaga honorer
c. Penambahan kebutuhan pelatihan
Rencana pengembangan SDM dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung
pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta
Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan
oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi
dipaparkan pada tabel berikut.
Tabel 10.2Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan 5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-Perundangan Bangunan Gedung
dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Kontruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuruan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
11 Pembinaan teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana 12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN 14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)