HASIL RUMUSAN AKHIR DAN REKOMENDASI RAPAT KONSULTASI PKK TAHUN 2017
I. Dasar
Setelah mendengarkan dan menyimak:
1. Sambutan Ibu Ketua Umum TP PKK pada pembukaan Rapat Konsultasi
TP PKK Tahun 2017.
2. Pengarahan Bapak Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa,
Kemendagri
3. Keynote Speech dari Bapak Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi
4. Pengarahan Umum Ibu Ketua Umum TP PKK
5. Diskusi pleno mengenai isu strategis yang berkaitan
denganmanajemen kelembagaan PKK dan manajemen program PKK 6. Dinamika diskusi kelompok pada 5 (lima) kelompok yang terdiri atas:
Pokja I, Pokja II, Pokja III, Pokja IV dan Sekretariat, maka:
Segenap peserta Rapat Konsultasi TP PKK Pusat dan Provinsi se-Indonesia Tahun 2017 telah menyepakati kesimpulan dan rekomendasi hasil Rapat Konsultasi TP PKK sebagaimana diuraikan di bawah ini.
II. Bidang Kelembagaan/kesekretariatan
1. Status Ketua TP PKK di semua jenjang mutlak mengikuti kriteria keanggotaan TP PKK yang mempersyaratkan Warga Negara Indonesia. 2. Perlu kejelasan mengenai kriteria berhalangan tetap bagi Ketua TP
PKK, antara lain:
a. Ketua TP PKK yang bersangkutan menghadapi kasus hukum yang sudah berkekuatan hukum tetap atau menghadapi ancaman hukuman minimal 5 tahun atau sisa masa baktinya;
b. Menderita sakit menahun yang tidak memungkinkan
melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Ketua TP PKK;
c. Bekerja di luar daerah yang tidak memungkinkan melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Ketua TP PKK;
d. Menjabat dalam jabatan tertentu yang berpotensi menimbulkan conflict of interest (bertentangan dengan kepentingan pribadi). e. Dalam posisi menghadapi konflik rumah tangga dengan Kepala
Daerah sebagai kepala rumah tangga misalnya, dalam proses perceraian, dsb.
3. Dokumen hasil Rakernas VIII PKK Tahun 2015 ada beberapa hal yang perlu disempurnakan atau dilengkapi dan/atau diperjelas sesuai dengan tuntutan perkembangan yang ada, antara lain:
a. Agar tidak menimbulkan multi tafsir, maka pengertian mengenai prinsip Gerakan PKK adalah pemberdayaan dan partisipasi masyarakat perlu di uraikan secara rinci;
b. Sifat Gerakan PKK adalah universal dan independen; c. Format-format administrasi PKK;
d. Jumlah buku wajib.
4. Dalam hal kerjasama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di fokuskan pada aspek pengembangan pelatihan (TOT) DAMAS PKK dan LP3PKK.
5. TP PKK menganut hubungan hierarkhi antar jenjang sehingga
penetapan dan pelantikan Ketua TP PKK dilakukan menurut jenjang hierarkhinya. Sehingga penetapan dan pelantikan Ketua TP PKK Desa tetap dilakukan oleh Ketua TP PKK Kecamatan, dan seterusnya.
6. Ketua umum/Ketua TP PKK secara otomatis berhenti apabila
Mendagri/Kepala Daerah meninggal dunia/berhenti, kemudian diberikan Keputusan pemberhentian dengan hormat oleh Ketua Pembina TP PKK/Ketua TP PKK setingkat diatasnya.
7. Dalam hal ada Kepala Daerah yang menjalankan cuti karena mengikuti PILKADA dan ditunjuk Plt Kepala Daerah, maka Ketua TP PKK yang bersangkutan juga diberikan cuti sesuai dengan cuti Kepala Daerah. Istri Plt.Kepala Daerah menjadi Plt.Ketua TP PKK di wilayahnya ditetapkan dengan Keputusan Ketua TP PKK setingkat diatasnya.
8. Perlu diberikan orientasi tentang Gerakan PKK kepada unsur eksekutif dan legislatif.
III. Bidang Program a. Program Pokja I
- Dasar hukum yang mengatur tentang kegiatan Pola Asuh Anak
dan Remaja (PAAR) perlu ditambahkan antara lain UU tentang
Perkawinan, UU tentang Kesehatan, UU tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta beberapa Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang berkaitan dengan Anak.
- Pengertian “Wali” yang berada pada asuhan keluarga
pengganti seperti orangtua angkat atau anak asuh dan anak-anak dalam panti, pesantren dan lain-lain
- Di dalam pembinaan pola asuh anak, agar dimasukkan nilai-nilai integritas dalam butir-butir Pancasila.
- Maraknya intoleransi antar umat beragama pada anak perlu langkah penyuluhan dengan pelibatan pemuka agama dan pemangku adat yang didukung dengan regulasi dari pemerintah daerah.
- Untuk memelihara semangat gotong royong masyarakat perlu
dimulai pada anak dengan pengaturan melalui peraturan desa.
- Upaya meningkatkan nasionalisme dan kecintaan anak
terhadap NKRI perlu didorong melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha dan media massa.
- Mengintensifkan penyuluhan dan sosialisasi Pencegahan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga serta pendirian posko-posko pelayanan pengaduan KDRT pada kelompok Dasawisma.
- Pencegahan kejahatan seksual terhadap anak dilakukan
melalui internalisasi nilai-nilai agama dan kesusilaan serta edukasi tentang kesehatan reproduksi sejak dini.
- Pencegahan penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan
membentuk satgas anti narkoba sampai tingkat kelompok Dasawisma.
- Pencegahan perdagangan anak dilakukan melalui dukungan kebijakan yang tertuang dalam RPJMD.
b. Program Pokja II
- Pengelolaan program PAUD telah diserahkan kepada
kabupaten/kota, TP PKK tetap melakukan pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi.
- Peningkatan kemampuan Kader PAUD melalui orientasi atau pelatihan dengan berkoordinasi Balai Pengembangan PAUD Dikmas.
- Revitalisasi kelompok BKB dilakukan melalui peningkatan pembinaan dan pelatihan kader BKB serta pemenuhan APE dan media penyuluhan.
- Upaya pembelajaran masyarakat ditingkatkan melalui
peningkatan fungsi taman bacaan masyarakat dengan pengadaan sarana dan prasarananya.
- Pengembangan usaha melalui UP2K PKK dilakukan dengan
memberikan stimulan modal usaha yang bersumber dari dana desa, perbankan, dan pemangku kepentingan lainnya.
- Sosialisasi kehidupan berkoperasi dilakukan melalui pelatihan dan penyuluhan tentang perkoperasian.
c. Program Pokja III
- Tindak lanjut dari MoU Gerakan Tanam Cabai perlu pembinaan
dan pelatihan agar masyarakat mau dan mampu menanam cabe terus menerus.
- Melaksanakan sosialisasi untuk difersifikasi pangan dalam keluarga
- Perlu di dorong adanya hak paten bagi produk sandang khas tenun batik daerah
- Perlu pelatihan peningkatan mutu hasil sandang khas daerah yang diikuti dengan bantuan modal dan promosi pemasarannya.
- Perlu kebijakan pemerintah dalam memajakkan penggunaan sandang motif daerah di lingkungan instansi pemerintahan - Sosialisasi pemanfaatan sumber daya energi alternatif dan TTG
mendukung ekonomi keluarga yang dapat dilakukan oleh TP PKK.
- Dalam rangka meningkatkan ketahanan keluarga perlu
sosialisasi pengolahan sampah yang mengarah pada pembentukan bank sampah.
- Diperlukan dukungan kebijakan nasional terkait dengan
sampah plastik dan sampah beracun
- Agar ada rumusan standarisasi/kriteria rumah layak huni d. Program Pokja IV
- Sosialisasi dan pelatihan IVA Test perlu melibatkan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
- Perlu mekanisme pendataan, pencatatan dan pelaporan IVA Test yang jelas antar institusi/lembaga terkait
- Terkait pendanaan IVA Test, ditiap instansi/lembaga terkait, organisasi profesi perlu mengalokasikan dana untuk kegiatan IVA Test.
- Lomba IVA Test perlu dibahas dan di tinjau kembali, sehingga kegiatannya tidak di bulan Maret.
- Sistem Informasi Posyandu perlu diperkuat dengan SK Kepala Daerah.
- Peningkatan kualitas Kader Posyandu dan Kader PHBS melalui
pelatihan dengan materi yang di fokuskan pada aspek teknis dan manajerial.
- Peluang yang disediakan bagi pengembangan Posyandu
sebagaimana tertuang dalam Permendesa, PDT, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 perlu dipertegas melalui Surat Ketua Umum TP PKK ke seluruh daerah.
- Stratifikasi posyandu perlu disesuaikan dengan
menitikberatkan pada aspek peningkatan peran serta masyarakat (D/S).
- Merealisasikan program Posyandu terintegrasi sebagai
IV. REKOMENDASI
- Perlu Juknis yang menegaskan mengenai pergantian keanggotaan TP PKK di semua jenjang dengan pola maksimal 50 (lima puluh) % - 50 (lima puluh) %, dan draft susunan keanggotaan TP PKK perlu di konsultasikan pada Ketua TP PKK 1 (satu) tingkat diatasnya.
- Perlu Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri kepada para Gubernur, Bupati/Walikota se Indonesia mengenai keterlibatan mutlak TP PKK sampai dengan kader-kader PKK dalam
Musrenbang/Musrenbangdes berperan aktif dalam
penyusunan perencanaan partisipatif.
- Kelompok Dasawisma yang merupakan ujung tombak Gerakan PKK perlu diperkuat posisi kelembagaannya, dalam arti
diperjelas pengorganisasiannya dan mekanisme
pembinaannya.
- Perlu adanya Surat Edaran dari Ketua Umum TP PKK kepada seluruh daerah yang memuat tata cara serah terima penjabat Ketua TP PKK yang dihadiri oleh Ketua Umum/Ketua TP PKK setingkat diatasnya.
- Perlu penyempurnaan mendasar terhadap dokumen draft Pola
Asuh Anak dan Remaja dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam keluarga.
- Kepemilikan dokumen kependudukan dan dokumen lainnya
dilakukan dengan revitalisasi sistem berdasarkan pada PERMENDAGRI Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberdayaan dan Kesejahteraan keluarga Dalam Membantu
Meningkatkan dan Mewujudkan Tertib Administrasi
Kependudukan.
- Modul pelatihan TPK3PKK/LP3PKK/DAMAS PKK perlu direvisi untuk di sesuaikan dengan kondisi terkini.
- Pengembangan usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K PKK) melalui Koperasi.
- Perlu ada penegasan dari Ketua Umum dalam hal pengelolaan sampah yang terintegrasi di dalam tata laksana rumah tangga.
- Upaya pengreviewan pokjanal posyandu, sebagai upaya untuk
peningkatan fungsi Pokjanal Posyandu.
- untuk optimalisasi pencegahan kanker leher rahim melalui deteksi dini IVA Test, perlu adanya kesepakatan PKK dengan Kementerian/Lembaga terkait
V. PENUTUP
Hasil rumusan akhir dan rekomendasi Rapat Konsultasi PKK Tahun 2017 merupakan bagian tidak terpisahkan dari rumusan hasil diskusi kelompok yang terdiri dari: Pokja I, Pokja II, Pokja III, Pokja IV dan sekretariat.
Jakarta, 09 Maret 2017 Tim Perumus
Nama-nama Tim Perumus Hasil Rakon PKK Tahun 2017: 1.Suwadiono Winardi, TP PKK Pusat
2.Drs.Imam Sukoyo,M.Ap.,Sekretaris TP PKK Provinsi Kaltara 3.Ema Rachmawati, Pokja I TP PKK Provinsi Jawa Tengah
4.Rety Andini, Pokja II TP PKK Provinsi Jawa Timur
5.Embung Megasarizam, Pokja III TP PKK Provinsi Riau 6.Vitria Dewi, Pokja IV TP PKK Provinsi Jawa Timur