INDUSTRI MARMER DAN ONIX
TULUNGAGUNG
OLEH:
YUDA HADI PRAYOKO
NIM. 10.11.4594
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
Abstrak
Industri marmer dan onix Tulungagung merupakan salah satu industri kreatif berbasis kerajinan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu ciri khas daerah. Namun permasalahan yang sering terjadi adalah tingkat penjualan produk tertentu yang semakin lama semakin mengalami penurunan karena UKM tidak memahami mendalam mengenai dinamika persaingan produk yang ada. Kajian daur hidup produk diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif produk marmer dan onix Tulungagung Tujuannya agar pembuat kebijakan mampu menentukan strategi yang sesuai dengan tahapan daur hidup produk sehingga meningkatkan keuntungan terutama pada tahapan kedewasaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah
sistem dinamis, sebab sistem yang dikaji bersifat dinamis dan interdepensi, dimana akan berpengaruh terhadap lama setiap tahapan daur hidup suatu produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui pola daur hidup produk marmer dan onix. Strategi peningkatan kontribusi pembinaan UKM, teknologi dan pemasaran berpengaruh terhadap nilai peningkatkan penjualan terutama tahapan kedewasaan dan mampu memperpanjang tahapan ini. Dengan kata lain ada pengaruh antara konstribusi yang diberikan stakeholder terhadap daur hidup produk.
I. Pendahuluan
Dari beberapa sektor industri yang tergolong industri kreatif, industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang turut diperhitungkan kontribusinya dalam peningkatan ekonomi kreatif (Departemen Perdagangan,2007). Dilihat secara fungsi, produk industri berbasis kerajinan merupakan kebutuhan tersier saja dengan konsumen tertentu saja sehingga penyerapan produk ke pasar menjadi cukup kesulitan dan kurun waktu yang lama. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk para pemilik UKM kerajinan termasuk UKM marmer dan onix Tulungagung
Dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya yang memiliki kesamaan bidang usaha, UKM marmer dan onix Tulungagung selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas serta memberikan pelayanan yang memuaskan. Beberapa faktor yang mempu menunjang untuk peningkatan kualitas dan perbaikan akan tetapi ada beberapa permasalahn yang dihadapi.
Permasalahan sebagian besar terkait dengan faktor internal, yaitu pengembangan ide inovasi dan kreativitas para pengrajin dalam sisi hilirnya dan pemilik UKM sebagai pengelola yang kurang mampu untuk membuat suatu strategi pemasaran yang sesuai untuk produknya.Tetapi jika dilihat lebih luas, hal ini berhubungan pula dengan faktor–faktor eksternal, meliputi kurangnya pengetahuan teknologi, konstribusi pemerintah perbankan.
Usulan-usulan perbaikan untuk memperpanjang tahapan kedewasaan, karena merupakan tahapan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, sangat dibutuhkan terutama terkait dengan kreativitas desain serta variasi teknologi yang memadai karena menjadi ujung tombak untuk industri kreatif. Suatu pembangunan dan integrasi dari masing- masing faktor khususnya peran dan fungsi stakeholder yang terlibat dalam industri ini akan mampu memberikan suatu solusi dan penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan simulasi sistem dinamik. Tujuan dari sistem dinamik tersebut adalah untuk mensimulasikan kemampuan industri marmer dan onix Tulungagung untuk bertahan dan mengetahui gambaran daur hidup produk dengan mengkaitkan integrasi antar variabel pendukungnya, dalam hal ini adalah hubungan antar stakeholder-nya. Dari hasil penelitian maka dapat dilihat variabel apa saja yang paling berpengaruh terhadap daur hidup produk berbasis industri kreatif ini dan dari analisa tersebut dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan variabel yang dipilih dan ditingkatkan sehingga akan didapatkan suatu kebijakan untuk meningkatkan eksistensi industri marmer dan onix Tulungagung untuk ke depannya.
Desa UNIT TENAGA KERJA Besole 80 4800 Gamping 56 3360 Tanggung Gunung 20 1200 Wates 35 2100 Pelem 16 960
II. Pengumpulan dan Pengolahan Data
2.1 Identifikasi Sistem Industri Marmer dan Onix Tulungagung
Identifikasi sistem bertujuan untuk mengetahui elemen elemen yang terlibat didalam sistem dan hubungan nyata antar elemen tersebut. Pengidentifikasian elemen- elemen diharapkan dapat digunakan dalam pemodelan sistem, sehingga dapat mencerminkan kondisi real sistem.
2.1.1 Pelaku Sistem Industri Marmer dan Onix Tulungagung
Pelaku sistem ada dua jenis yaitu pelaku inti dan pendukung. Pelaku inti merupakan yang berhubungan dengan proses produksi dan distribusi sedangkan pendukung adalah pelaku yang membuat kebijakan diluar sistem industri marmer dan onix seperti koperasi,perbankan dan pemerintah. Fokus penelitian ini terdiri atas kelompok pengrajin, UKM, dan Pemerintah. Penetapan jumlah sampel didasarkan atas rekomendasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tulungagung kerena kerutinan pelaporan kondisi usaha pelaku industri marmer dan onix Tulungagung.
Berikut ini adalah penjelasan masing- masing pelaku industri yang terlibat dalam industri marmer dan onix Tulungagung :
1. Industri Inti
a. Pengrajin
Pengrajin dalam industri marmer dan onix berperan sebagai pihak yang mengubah bahan baku batu marmer dan onix menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi dengan basis kreativitas.
b. UKM inti
UKM inti merupakan pelaku industri marmer dan onix Tulungagung yang berperan sebagai perantara produk yang dihasilkan pengrajin ke distributor selanjutnya.
Tabel 3. 1. Jumlah unit kerja dan Tenaga kerja
2. Industri pendukung
Industri pendukung merupakan industri mendukung proses produksi industri inti dalam hal penyediaan bahan baku.
Industri penyedia bahan baku batu marmer Industri penyedia bahan baku olahan marmer Industri aksesoris pelengkap
3. Pemerintah
Pemerintah merupakan institusi yang banyak berperan dalam perumusan kebijakan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan dan perkembangan sentra. Instansi pemerintahan yang banyak berhubungan dengan sentra industri marmer dan onix Tulungagung,
4. Institusi pendukung
Institusi ini merupakan institusi selain pemerintahan yang memiliki kontribusi terhadap keberlangsungan dan perkembangan sentra industri marmer dan onix Tulungagung. Berikut ini adalah jenis institusi pendukung dalam sentra yaitu perbankan dan pihak preguruan tinggi
2.1.2 Identifikasi Variabel
Setelah mengetahui dan melakukan pengkajian dan identifikasi elemen dalam sistem maka dilakukan langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi variabel .
Sehingga parameter yang dijadikan sebagaimana parameter keberlanjutan daur hidup produk industri kreatif yaitu :
1. Jumlah penjualan
Ketika terdapat indikasi bahwa nilai penjualan mengalami penurunan berarti kemampuan untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai dengan pasar yang semakin menurun pula.
2. Laba bersih UKM (profit margin)
Laba bersih merupakan salah satu parameter yang menentukan produk pada tahapan apa dalam daur hidup karena indikasi penurunan daur hidup produk yaitu ketika tingkat profit margin mulai mengalami penurunan drastis dan bernilai negatif.
3. Investasi
Investasi dalam hal ini dikelompokkan menjadi dua yaitu investasi awal dan investasi ulang karena adanya pengaruh laba bersih UKM. Investasi dalam hal ini terkait dengan pengadaan materi teknologi, pemasaran dan pembelian bahan untuk produksi.
4. Pengeluaran untuk promosi
Parameter ini untuk melihat kesesuaian dengan tingkat investasi pemasaran yang ada dan adanya pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan produk.
5. Market share
Market share adalah prosentase kemampuan UKM untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Market share ini menjadi parameter daur hidup produk karena semakin tinggi market share berarti semakin tinggi tingkat penjualan sehingga akan semakin meningkatkan laba bersih bagi pihak UKM.
III. Penyusunan Stock / Product Dan Flow Maps
Beberapa sub model yang digunakan dianggap mampu merepesentasikan setiap indikator dari daur hidup produk industri kreatif ini adalah sebagai berikut: 1. Sub model penjualan
2. Sub model fasilitas 3. Sub model produktivitas
4. Sub model pendapatan dan biaya 5. Sub model perubahan tingkat harga 6. Sub model perubahan tingkat upah 7. Sub model perubahan market share 8. Sub model kontribusi pemerintah
1. Sub model Penjualan
Penjualan merupakan salah satu parameter yang diukur dalam daur hidup produk marmer dan onix. Jumlah produk yang terjual dipengaruhi oleh besarnya
market share, pengaruh tingkatan harga, keunikan corak, desain dan motif, dan
2. Sub model Fasilitas
fasilitas menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan daur hidup produk karena ketika ada fasilitas dalam atau teknologi dalam suatu industri mempunyai kualitas dan kuantitas yang akan menunjang proses produksi. Nilai fasilitas produksi dipengaruhi oleh besarnya investasi UKM untuk penambahan teknologi serta kontribusi pemerintah terhadap pemberian bantuan teknologi.
3. Sub model produktivitas
Produktivitas pada sub model ini identifikasikan sebagai pengaruh dari pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah. Produktivitas disini sebenarnya terkait dengan
pengetahuan tentang penggunaan teknologi, efisiensi penggunaan bahan baku, atau segala sesuai yang berhubungan dengan pembinaan yang mampu meningkatkan kemampuan produksi.
4. Sub model pendapatan dan biaya
Pada sub model terdapat beberapa variabel yang terkait dengan pendapatan UKM yaitu dari tingkatan harga dan jumlah produk yang dijual. Sedangkan laba bersih didapatkan dari selisih biaya produksi dan pendapatan UKM marmer dan onix Tulungagung.
5. Sub model perubahan tingkat harga
Perubahan tingkat harga dipengaruhi oleh ketidaksesuaian antara kekurangan produksi dan permintan. Ketika tingkat permintaan meningkat tetapi produksi tidak memenuhi maka akan terjadi peningkatan harga dan sebaliknya. Pada sub model
perubahan tingkat harga ini terdapat delay dimana harga tidak berubah secara spontan tetapi ada faktor yang mempengaruhinya.
6. Sub model perubahan tingkat upah
Perubahan tingkat upah ini merupakan indikator yang melekat pada pendapatan pengrajin marmer dan onix Tulungagung. Nilai peningkatan upah ini disesuaikan berdasarkan jumlah pekerjaan yang dilakukan oleh pengrajin
7. Sub model perubahan market share
Variabel yang diukur dalam sub model ini adalah perubahan nilai market share.
Market share dipengaruhi oleh faktor kemampuan peningkatan market share oleh
UKM dan faktor pengaruh pertumbuhan pasar dalam hal ini adalah perubahan trend. Dimana kedua faktor dipengaruhi oleh keinginan konsumen atau pasar.
8. Sub model kontribusi pemerintah
Penilaian kontribusi pemerintah sesuai disimulasikan dalam 18 tahun mendatang. Sedangkan unit check dilakukan untuk memastikan kesetaraan satuan pada saat melakukan formulasi.
IV. KESIMPULAN
Hasil dari perbaikan terhadap peningkatan penjualan dan mampu memperpanjang tahapan kedewasaan:
Pembinaan 1bulan sekali mampu menunjang kreativitas untuk modifikasi produk pengrajin dan meningkatkan penjualan hampir 120% dan memperpanjang tahapan kedewasaan 2 tahun lebih lama daripada existing.
teknologi akan mampu meningkatkan inovasi sesuai jika diterapakan pada pertumbuhan kedewasaan. ini mampu meningkatkan penjualan 12% dan memperpanjang tahapan kedewasaan 1 tahun daripada existing.
tidak terlalu terlihat efeknya terhadap gambaran daur hidup produk karena tidak mempengaruhi langsung. Akan tetapi juga meningkatkan penjualan 34% pada tahapan kedewasaan dengan adanya investasi yang sesuai seperti teknologi dan pamasaran.
pemasaran dengan promosi dilakukan secara kontinu tidak hanya tahap perkenalan saja, tapi mampu meningkatkan penjualan 36 % dan memperpanjang tahapan kedewasaan 1 tahun. Modifikasi pasar dengn memasuki segmen baru dan dengan menetapkan program tertentu untuk mampu menarik konsumen baru.
IV. REFERENSI
Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Campur Darat dalam Angka 2011. Tulungagung. Data tahunan Badan Pusat Statistik.
Tabucanon, Mario. 2010. Simulation of A Product Life Cycle. Asian Institute of Technology. Bangkok
Djaselan. 2011. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Kerajinan Marmer
Tulungagung dengan Menggunakan Model Manajemen Strategis. Tulungagung