SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu
Administrasi Negara
Oleh :
Muhammad Ervin Kurniawan NIM : 6661111589
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKMuhammad Ervin Kurniawan, NIM. 6661111589. Tingkat Website Usability Pada Website Biro Humas Provinsi Banten. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Rahmawati, S.Sos., M.Si dan Pembimbing II: Anis Fuad, S.Sos., M.Si.
Kata Kunci : E-government, Website Usability, Kepuasan layanan.
www.humasprotokol.bantenprov.go.id m erupakan w ebsit e resmi Provinsi Bant en, beberapa permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya sosialisasi website, monotonnya tampilan layout website dan kurang update informasi pada menu lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Website Usability Pada Website Biro Humas Provinsi Banten. Dengan menggunaka indikator Usability dari Proyoga dan Sensuse (2009) yang terdiri dari Ease of Use,
customization, download delay, content dan user satisfaction. Metode yang
Muhammad Ervin Kurniawan, NIM 6661111589, The Level Usability From Website Biro Humas Provinsi Banten. Studi ilmu Administrasi Negara Ilmu Sosial Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. The Adviser I : Rahmawati, S,sos., M.Si and The Adviser II : Anis Fuad S,sos., M.Si.
Keywords : E-government, Website Usability, Satisfaction Service.
“Hal ini selalu terngiang-ngiang di dalam pikiranku. Membuatku untuk selalu
menghadirkan-NYA dalam setiap aktivitasku. DIA yang Maha Besar lagi Maha
Penyayang.”
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti untuk dapat
menyelesaikan penyusunan proposal skripsi yang berjudul “Tingkat Website
Usability Pada Website Biro Humas Provinsi Banten”.
Proposal skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana Ilmu Sosial pada konsentrasi kebijakan publik program
studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Terimakasih atas dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu
secara moril maupun materil dalam melakukan penelitian untuk kelancaran
proposal skripsi ini, secara khusus untuk doa yang tiada terputus dari kedua orang
tua atas jerih payah yang tulus ikhlas dalam mendidik dan nenek serta adik-adikku
yang menyayangiku. Sehubungan dengan hal itu maka peneliti juga
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom, selaku Wakil Dekan II
ii
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda S.Sos., M.PA., P.hD, selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Arenawati, S.Sos, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
9. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,
memberikan semangat, dan motivasi.
10.Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
mengarahkan, memberikan masukan atau kritikan yang membangun,
memberikan semangat dan motivasi.
11.Kepada seluruh Staf Civitas Akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik umumnya, dan seluruh Civitas Akademika Prodi Ilmu Administrasi
Negara UNTIRTA khususnya.
12.Kepada rekan-rekan Sekretariat Biro Humas Provinsi Banten yang telah
iii
kasih atas bantuannya, motivasinya dan pengalaman yang luar biasa
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
13.Terima kasih kepada para informan. Karena dengan adanya mereka,
skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik.
14.Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan, teman-teman di kelas
Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA, baik reguler ataupun non
reguler yang telah mengajarkan banyak hal dan saling berbagi cerita
semasa kuliah dan telah memberikan ilmu mengenai kebersamaan dan
saling berbagi. Semua kenangan tentang kita akan selalu aku kenang.
15.Terima kasih kepada kawab-kawan Ilmu Komunikasi 2011 yang telah
memberikan arti kebersamaan, berbagi pengalaman serta berbagi informasi
kepada peneliti.
16.Terima kasih teruntuk Kekasihku Dini Firdausy yang telah banyak
membantu menyusun penelitian ini
17.Terimakasih teruntuk sahabat-sahabat terdekatku yang begitu banyak yang
sedari dulu selalu setia padaku dan tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu. Semoga silaturrahmi tetap selalu terjaga dan sukses selalu untuk
kita.
18.Terima kasih Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011 Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Mayola, JelitaAmalia, Indri DP, Wida, Mayang,
Amel, Reni Indri, Ida, Ana, Cika, Amelia Rizky, Nisa, Nita, Vera, Ucha,
Lita, Kiki, Kantina, RR Devanita, Erin, Danang, Jaka, Nendy, Tomy,
iv
bersama-sama dalam menyelesaikan t ugas-t ugas kuliah selama
perkuliahan sert a mot ivasi yang diberikan kepada penelit i.
19.Terima Kasih kepada kawan-kawan KKM 34 Desa Sindangsari Pabuaran
tahun 2014, yang pernah memberikan warna dalam hidup peneliti, makna
kebersamaan dan jiwa kemandirian.
20. Terima kasih untuk teman-teman bermain, teman diskusi, adik tingkat,
kakak tingkat dan semua yang selalu memberikan support dan motivasi.
Thanks a lot for you all.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya untuk peneliti.
Serang, April 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR ORISINALITAS MOTTO
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ...13
1.3 Batasan Masalah ...13
1.4 Rumusan Masalah ...13
1.5 Tujuan Penelitian ...14
vi
1.7 Sistematika Penulisan ...15
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori ...21
2.1.1 Definisi E-gov ...21
2.1.2 Definisi Usability...25
2.2 Penelitian Terdahulu ...32
2.3 Kerangka Berfikir...34
2.4 Hipotesis Penelitian ...37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian...39
3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian ...39
3.3 Lokasi Penelitian ...40
3.4 Variabel Penelitian ...40
3.4.1 Definisi Konsep ...40
3.4.2 Definisi Operasional ...41
3.5 Instrumen Penelitian ...42
3.5.1 Uji Validitas ...46
3.5.2 Uji Reliabilitas...47
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...48
vii
3.6.2 Sampel Penelitian ...48
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data...51
3.7.1 Uji T-test ...51
3.7.2 Uji Pihak Kiri ...52
3.7.3 Jadwal Penelitian ...53
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...54
4.1.1 Gambaran Umum Provinsi Banten ...54
4.1.2 Gambaran Umum Biro Humas Provinsi Banten ...54
4.2 Deskripsi Data ...60
4.2.1 Identitas Responden ...60
4.2.2 Analisis Data ...67
4.2.3 Uji Validitas Instrumen ...67
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ...92
4.3.1 Uji Reliabilitas Instrumen ...92
4.4 Pengujian Hipotesis ...93
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ...96
viii BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 102
5.2 Saran ... 103
ix
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Skoring / Nilai (Positif) ...43
3.2 Tabel Skoring / Nilai (Negatif) ...43
3.3 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ...44
3.4 Jadwal Penelitian ...53
4.1 Uji Validitas Data ...68
4.3 Indikator Skor Hasil Penelitian ...97
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 Model Usability Palmer ...29
2.2 Model Penelitian Green and Pearson ...31
2.3 Skema Kerangka Berfikir ...36
3.1 Uji Pihak Kiri ...53
xi
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Jenis Kelamin ...61
4.2 Pekerjaan ...62
4.3 Domisili ...63
4.4 Tujuan Mengakses Data ...64
4.5 Link Yang Sering Dikunjungi ...65
4.6 Berapa KaliPernah Mengakses Website ...66
4.7 Apakah Web Ini Mudah Diakses ...70
4.8 Apakah Link Dalam Web Ini Mudah Digunakan ...71
4.9 Apakah Menu dalam Web Ini Mudah Digunakan ...72
4.10 Apakah Web ini Memiliki Informasi yang Jelas ...73
4.11 Apakah Mudah Mencari Informasi yang dibutuhkan dalam Web Ini ...74
4.12 Apakah Web Ini Sesuai dengan Karakter Daerah ...75
4.13 Apakah Tampilan Web ini Mudah dikenali ...76
4.14 Apakah Teks dalam Web ini Mudah Dibaca Dengan Jelas ...77
4.15 Apakah Gambar Tampilan Web ini Bisa dilihat Dengan Jelas ...78
4.16 Apakah Web Ini Memiliki Teknik Pewarnaan yang Menarik ...79
4.17 Apakah Informasi dalam Web ini Mudah dikenali ...80
xii
4.19 Apakah sering Terjadi Maslah Dalam Mendownload ...82
4.20 Apakah halaman Dalam Web Ini Ditampilkan dengan Cepat ...83
4.21 Apakah Mudah Mengakses Informasi pada Tiap halaman ...84
4.22 Apakah Informasi yang disajikan Sesuai dengan Kebutuhan ...85
4.23 Apakah Keragaman Informasi yang di sajikan menarik ...86
4.24 Apakah Web Ini Memiliki Materi Yang Lengkap ...87
4.26 Apakah Web Ini Memilki Materi Yang Menarik...88
4.27 Apakah Web Ini Menarik Bagi Anda ...89
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Surat Permohonan Izin Penelitian
2.
Kuesioner
3.
Hasil Kuesioner Online
4.
Tabulasi Data
5.
Hasil SPSS
6.
Catatan Bimbingan Skripsi
7.
Peraturan Perundang-undangan
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Otonomi daerah memberikan kebebasan kepada setiap daerah untuk
memajukan daerahnya dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada.
Pemerintah daerah dituntut untuk selalu mengembangkan inovasi, strategi dan
ide-ide baru agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Pada zaman era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi
menjadi sangat penting karena dapat menembus jarak yang jauh sehingga
mempermudah setiap orang dalam berkomunikasi.
Kemajuan teknologi informasi (computer dan telekomunikasi)
berkembang dengan pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat
diciptakan dengan sangat cepat dan dapat segera disebarkan ke seluruh lapisan
masayarakat diberbagai Negara di dunia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Serta
dapat saling berkomunikasi secara langsung kepada siapapun yang dikehendaki
tanpa dibatasi oleh apapun. Tentu saja buah dari teknologi ini akan sangat
mempengaruhi bagaimana pemerintah di masa modern harus bersikap dalam
melayani masyarakat, karena banyak aspek-aspek dan fungsi-fungsi pemerintah
konvensional yang secara tidak langsung telah diambil alih oleh masyarakat
sendiri (contohnya: masalah pers, sosial, agama, pendidikan, kesehatan dan lain
dipaksa untuk mulai mengkaji fenomena yang ada agar yang bersangkutan dapat
secara benar dan efektif mereposisikan peranan dirinya.
Dengan adanya kemajuan teknologi ini maka,pemerintah harus dapat
memanfaatkannya dengan baik. Dalam tujuannya yakni, memperbaiki kualitas
pelayanan publik, meningkatkan partisipasi aktif dan transparansi dalam
pemberian informasi kepada masyarakat serta dituntut untuk lebih efektif. Hal ini
menyebabkan e-government atau pemerintah berbasis elektronik semakin
berperan penting bagi semua pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional
(traditional government) yang identik dengan paper based administration mulai
ditinggalkan. Transformasi traditional government menjadi electronic
government menjadi merupakan salah satu isu kebijakan publik yang hangat
dibicarakan saat ini, di Indonesia e-government baru dimulai dengan inisiatif yang
dicanangkan beberapa tahun lalu.
Istilah e-government mengacu pada cukup banyak definisisecara umum
istilah yang berawalan “e” biasanya memiliki nuansa penggunaan teknologi
internet sebagai sarana utama yang menggantikan media konvensional. Mengingat
bahwa esensi tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan publik, maka
konsep e-government akan mengandung arti pada bagaimana pemerintah
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai media
teknologi, terutama internet, untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat sebagai “customer”nya.
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja-kerja
layanan publik. Pada perkembangan selanjutnya, kebijakan pemerintah elektronik
berdampak besar pada program-program pembangunan pemerintah daerah di
seluruh Indonesia. Kebijakan ini dipercaya membantu memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat. Misalnya, informasi dapat tersedia tanpa
terbatasi waktu kerja kantor. Informasi juga dapat dicari dari mana saja dan tidak
perlu datang langsung. Hal tersebut akan menunjang peningkatan hubungan antara
pemerintah, masyarakat umum, maupun pelaku bisnis. Keterbuakaan informasi
dapat membangun hubungan antar berbagai pihak menjadi lebih baik.
Pelaksanaan pemerintah yang lebih efesien dapat terwujud.
Di Indonesia, kebijakan pemerintah elektronik di atur dalam Instruksi
Presiden No.3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government serta edaran Menteri Komunikasi dan Informasi
No. 65/2002, tentang pengembangan layanan pemerintah secara elektronis pada
berbagai instansi pemerintah,baik di pusat dan daerah merupakan upaya
pemerintah dalam mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih memanfaatkan
teknologi informasi.Setiap lembaga pemerintahan baik ditingkat pusat maupun
daerah diwajibkan untuk membuat konsep, mengembangkan serta menerapkan
mekanisme e-goverment bagi lembaganya masing-masing, terutama dalam
kaitannya pada penyediaan informasi kepada publik.
Saat ini hampir semua pemerintahan daerah di Indonesia sudah
mempunyai website, dengan isi informasi umum seperti struktur organisasi, visi
dan misi, alamat pejabat-pejabat, informasi pariwisata, pendidikan dan
mendapatkan informasi umum dan masyarakat dapat mengetahui potensi daerah
yang dimiliki serta mencermati mengenai jalannya pemerintahan.
Website pemerintahan yang ada, bisa di jadikan sebagai tolak ukur yang
paling sederhana dalam melihat penerapan E-government,banyak ditemukan
situs website pemerintah daerah yang dibangun seadanya tanpa
memperhatikankualitas pelayanan websitetidak sesuai yang dituangkan dalam
buku panduan kominfo, sehingga situs website hanya sebatas proyek tanpa ada
pengelolaan lebih lanjut, isinya masih bersifat informasi yang sangat umum dan
jarang untuk di update.
Adapun Pemerintah Daerah Provinsi Banten dalam hal ini berupaya
mengembangkan kegiatan humasnya melalui media online,yaitu instansi Biro
Humas dan Protokol yang mempunyai tugas menyampaikan informasi kepada
masyarakat guna memberikan pelayanan informasi public, melalui website
www.humasprotokol.bantenprov.go.id, hal ini bertujuan untuk menyebarluaskan
pemberitaan tersebut kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui
kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Banten
melalui website yang dapat di akses oleh siapa dan kapan saja.
Website Humas Provinsi Banten dikelola langsung oleh Biro Humas dan
Protokol Provinsi Banten. Website ini, berdiri pada tahun 2009 berdasarkan aturan
Kominfo terkait Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi. Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Banten sebagai
organisasi perangkat daerah yang betugas sebagai Pejabat Pengelola Informasi
mengedepankan pelayanan informasi publik, disamping bidang kehumasan dan
keprotokolan. Keberadaan fungsi baru ini menjadikan Biro Humas dan Protokol
sebagai SKPD yang memiliki peranan penting bagi pelaksanaan pelayanan
informasi publik diPemerintah Provinsi Banten.
Dengan demikian, Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Banten
selain berfungsi untuk menterjemahkan, memantau dan mengawasi kebijakan
kepada internal Pemerintah Provinsi atau masyarakat juga memberikan fungsi
lain yakni pelayanan informasi public secara paripurna kepada berbagai pihak
yang membutuhkan informasi. Implementasi berbagai fungsi dan tugas hubungan
masyarakat, keprotokolan dan pelayanan informasi publik tersebut merupakan
bagian manajemen kebijakan Pemerintah Provinsi Banten yang dilembagakan
secara operasional dalam satuan unit kerja Biro Hubungan Masyarakat dan
Protokol Setda Provinsi Banten.
Sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor
3 Tahun 2012 Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas pokok
membantu Asisten Daerah Administrasi Umum melaksanakan pembinaan,
koordinasi, evaluasi dan perumusan kebijakan dibidang hubungan dan
penerangan masyarakat, dokumentasi, informasi dan keprotokolan.
Secara rinci susunan organisasi dari Biro Humas dan Protokol
adalah sebagai berikut ;
a. Kepala Biro;
b. Bagian Pengembangan Komunikasi dan Teknologi Informasi,
- Sub Bagian Pengembangan Komunikasi dan Hubungan Antar
Lembaga;
- Sub Bagian Penerbitan dan Teknologi Informasi;
- Sub Bagian Tata Usaha Biro.
c. Bagian Penerangan Masyarakat, membawahkan:
- Sub Bagian Hubungan dan Kerjasama Pers;
- Sub Bagian Sarana Komunikasi;
- Sub Bagian Liputan dan Dokumentasi.
d. Bagian Protokol, membawahkan:
- Sub Bagian Tata Acara;
- Sub Bagian Pelayanan Kegiatan Pimpinan;
- Sub Bagian Pelayanan Tamu.
e. Bagian Aspirasi dan Informasi Publik, membawahkan:
- Sub Bagian Pengumpulan dan Pengelolaan Informasi Publik;
- Sub Bagian Pelayanan dan Jaringan Informasi Publik;
- Sub Bagian Aspirasi dan Pengelolaan Opini Publik.
Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas pokok membantu
Asisten Administrasi Umum dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi,
evaluasi dan perumusan kebijakan di bidang hubungan masyarakat yang meliputi
penerangan masyarakat, dokumentasi, informasi dan keprotokolan. Untuk
menjalankan tugas pokok tersebut Biro Humas dan Protokol memiliki fungsi
1. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kegiatan di
bidang pengembangan komunikasi dan teknologi informasi, penerangan
masyarakat, aspirasi dan informasi publik serta protokol.
2. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan komunikasi
dan teknologi informasi, penerangan masyarakat aspirasi dan informasi
publik serta protokol.
3. Perumusan kebijakan penyusunan pedoman pelaksanaan, pelporan dan
analisis penyelenggaraan pengembangan komunikasi dan teknologi
informasi, penerangan masyarakat, aspirasi dan informasi publik serta
protokol.
4. Perumusan kebijakan evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan
pengembangan komunikasi dan teknologi informasi, penerangan
masyarakat aspirasi dan informasi publik serta protokol.
5. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan pengembangan
komunikasi dan teknologi informasi, penerangan masyarakat aspirasi dan
informasi publik serta protokol.
6. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pengembangan
komunikasi dan teknologi informasi, penerangan masyarakat aspirasi dan
informasi publik serta protokol.
7. Pelaksanaan juru bicara Gubernur/Wakil Gubernur dan pemerintah
8. Pelaksanaan pembinaan teknis dan administrasi pengembangan
komunikasi dan teknologi informasi, penerangan masyarakat aspirasi dan
informasi publik serta protokol
Berikut di bawah ini susunan tim pengelola website Biro Humas dan
Protokol Provinsi Banten:
1. Penanggung Jawab: H. Deden Apriandhi M.Si selaku Kepala Biro Humas dan Protokol.
2. Ketua: H. Suhendar M.Si selaku Kepala Pengembangan Komunikasi Dan Teknologi Informasi.
3. Redaktur: Ibu Yulia Reyhan M.Si selaku Kepala Penerbitan Pengelolaan Teknologi Informasi.
4. Editor: Raynaldi Gloria Tanjung., S.Kom. 5. Web Admin: Chairul Anwar., S.Kom 6. Web Developer: Ervida Ena Hayati
Situs website Pemerintah Biro Humas Provinsi Banten yang merupakan
bagian dari pelayanan publik di bidang teknologi informasi berbasis internet perlu
diteliti apakah fungsi dan peranannya memiliki kualitas pelayanan yang sesuai
dengan harapan para pengguna. Pengunjung situs web yang tercatat pada counter
pengunjung sampai dengan pertengahan tahun 2015 mencapai 293,000
pengunjung.
Website Pemerintahan pusat ataupun daerah memiliki standar
tertentu,menurut buku panduan dari Kominfo isi minimal pada setiap situs
websitepemerintah daerah adalah:
1. Selayang Pandang: menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, motto daerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).
nama, alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah, dan biodata dari Pimpinan Daerah atau sub-sub bagian yang ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya.
3. Geografi: menjelaskan antara lain tentang keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya. 4. Peta wilayah dan sumberdaya: menyajikan batas administrasi
wilayah dalam bentuk peta wilayah (sebaiknya digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional-Bakosurtanal, atau instansi pemerintah lainnya yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta), dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya (digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta) yang dapat digunakan untuk keperluan para pengguna.
5. Peraturan/Kebijakan Daerah: menjelaskan Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan. Melalui situs web pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkan dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas.
6. Buku Tamu: tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemerintah daerah bersangkutan.
Berikut di bawah ini websitewww.humasprotokol.bantenprov.go.id:
Gambar 1.1
Website Sekertaris Daerah
Dalam pelaksanaannya masih memiliki banyak kendala yang terjadi,
Secara garis besar hambatan atau tantangan dalam penerapan website di Biro
Humas Provinsi Banten antara lain:
Pertama, tidak tersedianya standar menu website yang sesuai dengan buku
panduan kominfo yaitu, tidak di temukannya menu yang berisi tentang peraturan
atau kebijakan Daerah dan menu buku tamu yang terbilang sangat rumit untuk
menerima masukan dari masyarakat harus mendaftar terlebih dahulu. Sehingga
masyarakat sulit untuk menyalurkan aspirasinya.
Kedua, terbatasnya hardware, hal ini dilihat dari server (jaringan internet)
dan PC computer yang sangat terbatas, hal ini di dukung dari wawancara kepada
Kepala Penerbitan dan Pengelolaan Teknologi Informasi memaparkan
“laptop yang saya pakai masih milik pribadi bukan fasilitas dari pemerintah, PC computer di kantor ini hanya ada 4 unit computer, dan itupun sudah ada yang pakai, jadi untuk mengakses website ini kami memakai laptop kita sendiri atau memakai smartphone”
Sehingga memperlambat dalam proses kerjanya. Dan keterbatasan
jaringan yang dimiliki Pemerintah Provinsi Banten dikarenakan oleh server utama
yang dimiliki, server utama Pemerintah Provinsi Banten yang hanya ada di
Diskominfo Provinsi Banten yang mencakup seluruh instansi yang ada di pusat
Pemerintahan Provinsi Banten.Pada saat jam kerja sistem jaringan sering
mengalami gangguan (error), karena banyaknya yang memakai jaringan internet
sehingga pekerjaan sering kali terhambat. (Sumber:Wawancara dengan Ibu Yulia
Reyhan selaku Kepala Penerbitan dan Pengelolaan Teknologi Informasi di
Ketiga, Masih adanya Menu Link website yang tidak berfungsi, terlalu
memfokuskan pada menu tamu, selalu mengupdate kegiatan setiap harinya
sedangkan pada menu lain tidak pernah update (diperbarui), sehingga masyarakat
hanya disajikan kegiatan pemimpin. Ketika masuk ke menu lain contohnya pada
bagian produk yang terdiri dari barang cetakan, e-magazinne, advertorial,
klarifikasi berita dan media luar ruang, ini terakhir kali di update pada tahun 2012
dan 2013.Sehingga dalam efektifitas kinerjanya masih belum berjalan secara
maksimal.(Sumber:Wawancara dengan Ibu Yulia Reyhan selaku Kepala
Penerbitan dan Pengelolaan Teknologi Informasi di Kantor Biro Humas Provinsi
Banten).
Keempat,monotonnya tampilan layout web Biro Humas, hal ini didukung
dari wawancara kepada Kepala Penerbitan dan Pengelolaan Teknologi Informasi
memaparkan
“layout website Biro Humas Provinsi Banten ini sangat monoton, kami
setahun sekali mengganti layout website ini. Hal ini dilakukan jika ada perintah
dari pemimpin”
Sehingga tampilan layout menjadi sangat membosankan dan kurang
menarik pengunjung website biro humas provinsi banten. (Sumber:Wawancara
dengan Ibu Yulia Reyhan selaku Kepala Penerbitan dan Pengelolaan Teknologi
Informasi di Kantor Biro Humas Provinsi Banten).
Kelima, kurangnya sosialisasi adanya website Biro Humas kepada
masyarakat, hal ini didukung dari wawancara peniliti dengan salah satu
“ setau saya hanya mempunyai website provinsi banten, saya belum
mengetahui tentang adanya website Biro Humas Provinsi Banten ini”
Sehingga dalam kinerja websitenya masih banyak yang belum mengetahui
dengan adanya website Biro Humas Provinsi Banten.(Sumber: Wartawan di
lingkungan Kota Serang).
Keenam, belum adanya link tingkat kepuasan masyarakat terhadap adanya
website biro humas provinsi banten.
Sehingga Sub Biro Humas sendiri pun belum mengetahui apakah
masyarakat puas atau tidak dengan adanya website biro humas ini.
Ketujuh, terjadinya tumpang tindih antara website utama Provinsi Banten
(Bantenprov.go.id) dengan website Piro Humas Provinsi Banten
(humasprotokol.Bantenprov.go.id)
Masalah ini terlihat di temukannya berita harian yang sama antara website
utama dengan website Biro Humas, sehingga kinerja website Biro Humas Provinsi
banten belum maksimal.
Berdasarkan uraian masalah tersebut maka peneliti tertarik meneliti
tentang “Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas Provinsi Banten”,
sehingga peneliti dapat mengkaji lebih jauh upaya Biro Humas Provinsi Banten
1.2 Identifikasi Masalah
. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Tidak tersedianya standar menu website yang sesuai dengan buku panduan
kominfo
2. Terbatasnya Hardware yang di miliki oleh Biro Humas Provinsi Banten
3. Masih adanya link yang tidak berfungsi di Web Biro Humas Provinsi
Banten.
4. Monotonnya tampilan layout Web Biro Humas Provinsi Banten.
5. Masih rendahnya sosialisasi tentang Web Biro Humas kepada masyarakat
6. Belum adanya link tingkat kepuasan masyarakat terhadap adanya Website
Biro Humas Provinsi Banten.
7. Terjadinya tumpang tindih antara website utama Provinsi Banten dengan
Webiste Biro Humas Provinsi Banten
1.3 Batasan Masalah
Karena kertebatasan waktu dan dana, maka peneliti akan membatasi ruang
lingkup kajian dengan memfokuskan penelitian pada “Tingkat Website Usability
Pada Website Biro Humas Provinsi Banten”.
1.4 Rumusan Masalah
Mengetahui Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas Provinsi
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memiliki tujuan untuk Mengetahui
Kualitas Pelayanan Website di Biro Humas Provinsi Banten.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapaianya tujuan. Oleh
karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Pengembangan ilmu Administrasi Negara
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan
pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara
khususnya tentang Electronic Goverment.
b. Penelitian lebih lanjut
Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan
referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut dengan topik yang sama.
2. Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan
penguasaan ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama
perkuliahan pada Program Ilmu Administrasi Negara Universitas
b. Memberikan informasi atau masukan terhadap pihak Biro Humas
Provinsi Banten sehingga tercapainya penerapan E-Government
yang efektif dan efesien.
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini berjudul Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas
Provinsi Banten Mengenai kualitas pelayanan yang di berikan oleh website Biro
Humas Provinsi Banten. Dan sistematika penulisan skripsi yang penulis buat
yaitu, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Latar belakang masalah menerangkan atau menjelaskan ruang
lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk
penerangan dan penjelasan diuraikan secara deduktif, artinya
dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menukik ke
masalah yang spesifik dan relevan.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
yang akan diteliti, berkaitan dengan variabel penelitian.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah lebih memfokuskan pada masalah spesifik
1.4 Rumusan Masalah
Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan
masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian.
Perumusan masalah mendefinisikan permasalahan yang telah
diterapkan dalam bentuk definisi konsep dan operasional, kalimat
yang digunakan adalah kalimat pertanyaan.
1.5 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan
yang telah dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam temuan
penelitian. Manfaat teoritis berguna memberikan kontribusi tertentu
terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia
akademis. Manfaat praktis memberikan kontribusi tertentu terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori
Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan
permasalahan dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh
konsep yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peniliti sebelumnya
yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik skirpsi, tesis,
disertasi atau jurnal penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Menggambarkan alur pikiran peniliti sebagai kelanjutan dari kajian
teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam
penelitian.
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian
yang akan dilakukan.
3.3 Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang akan
diteliti.
3.4.2 Definisi Operasional
Penjabaran konsep atau variabel penelitian dalam rincian yang
3.5 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpulan daya yang digunakan, proses penyusunan daya dan
teknik penentuan kualitas instrument penelitian.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian dijelaskan populasi dan sampel yang dapat
digunakan sebagai sumber data.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data menjelaskan
mengenai cara menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian
3.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian diadakan mulai
dari pelaksanaan penelitian sampai penelitian tersebut berakhir.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel
yang telah ditentukan, serta yang berhubungan dengan objek
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan, baik
data kualitatif maupun data kuantitatif.
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan
menggunakan uji statistik.
4.4 Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan
teknik analisi statistik yang sudah ditentukan semula, seperti
korelasi dan atau regresi baik sederhana maupun ganda.
Masing-masing hipotesis di uji dalam subjudul sendiri. Hasil akhir dari
analisi statistik itu adalah teruji tidaknya hipotesis nol penelitian.
Hasil perhitungan akhir dari statistik dilaporkan dalam batang
tubuh, sedangkan perhitungan selengkapnya di tempatkan dalam
lampiran.
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian
4.6 Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data
terhadap hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan,
tetapi terhadap hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai
dugaan yang menjadi penyebabnya.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas,
singkat dan juga mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan
dengan permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang
yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis. Saran praktis lebih
operasional sedangkan aspek teoritis lebih mengarah pada
pengembangan konsep atau teori.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan SKRIPSI.
LAMPIRAN
22
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Teori merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, ada
beberapa pengertian teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut William
dalam Sugiyono (2008:53), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan
gejala yang ada.Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian
sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
2.1.1 Definisi E-Government
Dalam Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-government,
yang dimaksud e-government adalah penyelenggaraan pemerintan berbasis
elektronik (teknologi informasi dan komunikasi) untuk meningkatkan
kinerja pemrintah dalam hubungan dengan masyarakat, komunitas bisnis,
dan kelompok terkait lainnya menuju good governance.
O’Donnell dalam Rokhman mendefinisikan e-government adalah:
“The use by public bodies of information and communication technologies (ICTs) to deliver information and serviceto citizens, external
organizations, replace or improve existing delivery systems”.
(Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh badan public untuk
para pemangku kepentingan, dengan mengembangkan system
penyampaian informasi)
The World Bank Group (2006), mendefinisikan electronic
government refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile
computing) that have the ability to transform relations with citizens,
businesses, and other arms of government.
Electronic government berhubungan dengan penggunaan teknologi
informasi (seperti wide area network, internet danmobile computing) oleh
organisasi pemerintah yang mempunyai kemampuan membentuk
hubungan dengan warga negara, bisnis, dan organisasi lain dalam
pemerintahan).
Kementrian Komunikasi dan Informasi, berpendapat bahwa:
“electronic government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis
internet dan perangkat lainnya yang dikelola oleh pemerintah untuk
keperluan penyampaian informasi dari pemerintah kepada masyarakat,
mitra bisnisnya, dan lembaga-lembaga lain secara online”.
Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasidan Informasi
No.8Tahun 2004, bahwa obyek layanan aplikasi e-government dapat
dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
1. Government to Government
Berbagai layanan dapat diberikan oleh satu instasi pemerintah pada instasi pemerintah yang lain sesuai dengan tugas dan fungsi dari instansi tersebut atau sesuai dengan kebutuhan koordinasi antar instansi. Pada umumnya aplikasi jenis
goverment to government bekerja diatas satu jaringan data yang
di sebut sebagai internet yaitu jaringan data yang digunakan untuk keperluan internal instansi pemerintah. Beberapa contoh aplikasi Government to Government antara lain:
a. Koordinasi dan kosolidasi anggaran b. Kordinasi kepegawaian
c. Koordinasi kegiatan bidang ekonomi d. Koordinasi bidang politik dan keamanan
2. Government to Citizen
Aplikasi e-government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan dengan layanan masyarakat luas, baik warga Negara Indonesia maupun warga Negara asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Citizenadalah:
a. Kependudukan b. Keimigrasian c. Akta nikah
3. Government to Business
Aplikasi e-government dalam kategori ini mengenai masalah yang berkaitan masalah yang berkaitan dengan layanan pada sektor usaha. Sector usaha pada umunya dapat berguna bebagai jenis dan bentuk usaha komersial baik nasional maupun asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Business adalah: a. Pembayaran pajak
b. Perijinan usaha
c. Pengadaan barang dan jasa (e-procurement)
Menurut Adronafis (2009), dalam artikelnya yang berjudul E-government:
upaya mewujudkan Pemerintah yang Akuntabel dan Transparan, dalam
prakteknya e-government adalah penggunaan internet untuk melaksanakan
urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang lebih baik dan cara
E-Governmentadalah istilah yang menurut beberapa kalangan,
didefinisikan secara beragam. Intinya adalah proses pemanfaatan teknologi
informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan
secara lebih efisien. Karena itu, dalam melihat E-Government, jangan terpaku
oleh unsur 'e' semata, tetapi yang terpenting adalah proses dan jalannya
pemerintahan melalui fasilitas internet atau media online.
2.1.2 Definisi Ussability
Definisi usability menurut ISO 9241 (1998:11) menjelaskan bahwa,
usabilitas menunjuk pada tingkat sebuah produk yang dapat digunakan oleh
pengguna tertentu untuk mencapai tujuan spesifik dengan efektif, efesien dan
memuaskan dalam sebuah konteks penggunaan. Konteks pengunaan terdiri
dari pengguna, tugas, perlatan (hardware, software, dan material), dan
lingkungan fisik serta sosial yang mempengaruhi usabilitas produk dalam
sistem kerja. Efek dari perubahan komponen dalam sistem kerja dapat diukur
dengan performansi pengguna dan kepuasan. Terdapat 3 dimensi yaitu
efektivitas, efesiensi dan kepuasan yang mempunyai makna sebagai berikut:
1. Efektifitas (effectiveness)
Efektivitas adalah seberapa besar alat atau produk dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
2. Efisiensi (efficiency)
Efisiensi adalah tingkat efektivitas yang dicapai, yang berkaitan dengan resosumber daya. Relevant resources can include mental or physical effort, time, materials or financial cost.Sumber daya yang relevan dapat mencakup usaha mental atau fisik, waktu, dan biaya. Misalnya efisiensi manusia bisa diukur sebagai efektifitas dibagi dengan usaha manusia, efisiensi dan efektifitas temporal dibagi waktu, atau efisiensi ekonomi dibagi dengan biaya.
Kepuasan adalah mengukur sejauh mana pengguna bebas dari ketidaknyamanan dan sikap mereka terhadap penggunaan produk. Satisfaction can be specified and measured by subjective rating on scales such as discomfort experienced, liking for the product, satisfaction with product use, or acceptability of the workload when carrying out different tasks, or the extent to which particular usability objectives (such as
efficiency or learnability) have been met.Kepuasan bisa ditentukan dan
diukur menurut penilaian subjektif pada skala seperti ketidaknyamanan yang dialami, kesukaan pada produk, kepuasan menggunakan produk, atau penerimaan dari beban kerja ketika melaksanakan tugas yang berbeda, atau sejauh mana tujuan kegunaan tertentu (seperti efisiensi atau learnability) telah dipenuhi. Tindakan-tindakan lain termasuk jumlah komentar positif dan negatif dicatat selama penggunaan. Informasi tambahan dapat diperoleh dari langkah-langkah jangka panjang seperti tingkat absensi, pengamatan overloading atau underloading dari pengguna kognitif atau fisik beban kerja, atau dari masalah laporan kesehatan atau frekuensi dengan mana pengguna meminta pindah ke pekerjaan lain.
Menurut Nielsen dikutip Suparmo (2007:51) mendefinisikan
usability sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi dengan
aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikannya dengan
mudah dan cepat, Nielsen juga merumuskan faktor-faktor penyebab
pentingnya website memiliki aspek usability, diantaranya adalah kebiasaan
atau perilaku pengguna yang mengakses website. Tidak sedikit pengguna
yang tidak dapat menerima desigh website yang buruk dan mau
meluangkan wakttu untuk mempelajari suatu website. Atau dengan kata
lain, pengguna sangat ingin segera mengerti dengan seketika (instan), atas
apa yang di sajikan dalam suatu website. Menurut Nielsen Ada 5 syarat
yang harus dipenuhi agar suatu website mencapai tingkat usability yang
1. Learnability: Ukuran bagi pengguna dalam memahami kebiasaan mengunjungi suatu website, mengetahui alasan mengakses dan mengidentifikasi yang dicari.
2. Efficiency: Situs yang efisien dapat menyajikan informasi dengan cepat.
3. Memorability: Ukuran bagi pengguna, sehingga website akan mudah
diingat. Bila website banyak dilakukan perubahan, maka pengunjung akan memerlukan waktu untuk menyesuaikan dan mempelajarinya kembali.
4. Errors: Menghindari adanya link yang tidak berfungsi (broken link) atau
halaman web yang masih dalam proses pembuatan (under construction).
5. Satisfaction: Kepuasan adalah hal yang paling diinginkan oleh setiap
pengguna.Pengunjung menginginkan situs dapat dengan mudah digunakan dan dipelajari. Selain itu mereka ingin bisa menemukan apa yang dicari dengan cepat, mengetahui di mana mereka berada dan bisa pergi ke mana saja dalam sebuah situs.
Menurut Badre dikutip Suparmo (2007:51) memberikan definisi usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut, “Usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to
remember how to perform interactive tasks without difficulty or errors.”
Dengan perkataan lain, uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan. Badremenyatakan bahwa, prinsip-prinsip uji ketergunaan yang dikemukakan diatas masih bersifat tradisional. Sejak mulai dikembangkanya internet para pakar di bidang uji ketergantungan menekankan uji ketergantungan dengan dua hal pokok yaitu:
1. Ease of learning
Mengukur ketergunaan dengan membandingkan waktu yang diperlukan pemakai dalam mempelajari sistem komputer yang sama sekali belum dikenalnya untuk melakukan sesuatu, dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan hal yang sama dengan cara lain.
2. Ease of use
Mengukur jumlah tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sebagai contoh membandingkan jumlah-jumlah klik mouse pada dua desain.
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan usabilitysangat
penting untuk keberlangsungan sebuah website. Jika sebuah website sulit
menggunjungi website tersebut. Jika sebuah homepage gagal memberikan
penjelasan atau informasi sulit di mengerti maka penawaran tidak dapat
dilakukan melalui situs, orang-orang tidak akan mengunjungi website
tersebut. Website harus dirancang seekonomis mungkin dengan prinsip
human centred design, sehingga memudahkan manusia untuk
menggunakan website tersebut. Ujian ketergunaan situs web merupakan
kombinasi dari lima aspek yaitu:
1. Ease of learning (mudah dipelajari)
2. Effiency of use (efisien dalam penggunaan)
3. Memorability (mudah diingat)
4. Error frequency and severity (frekuensi kesalahan dan kesederhanaan)
5. Subjective satisfaction (kepuasan subyektif bagi pemakai)
Menurut Palmer (2002) dikutip Fuad (2014:4), yang kemudian dikenal
sebagai pakar dalam Human-Computer Interaction, pada tahun 2002 telah
berhasil memajukan konstruk untuk Usability Website sebagai berikut:
1. Selang waktu penerimaan data (Download Delay)
Parameter yang diukur: kecepatan awal akses dan kecepatan tampilan antar halaman.
2. Pengelolaan Navigasi Halaman (Navigation/Organization)
Parameter yang diukur: Pengaturan, urutan halaman, Links, Layout dan pengelolaan dan penempatan Navigasi.
3. Interaktivitas (Interactivity)
Parameter yang diukur: Kustomisasi halaman web dan Interaktivitas. 4. Responsivitas (Responsiveness)
Parameter yang diukur : fasilitas Feedback dan FAQ. 5. Informasi Materi website (Information / Content)
Parameter yang diukur: Jumlah informasi, keragaman informasi, jumlah kata dan kualitas materi website.
6. Website yang berhasil (User Satisfaction)
Dari keenam point konstruk diatas, menggambarkan kaitannya
dalam suatu model penelitian untuk Usability, berikut pada gambar 2.1
dibawah ini:
Gambar 2.1
Model Usability Palmer dikutip Fuad (2014:4)
Proyoga dan Sensuse (2009) dikutip Fuad (2014:5),
menngungkapkan bahwa dalam penelitian lanjutan Green dan Pearson
ditahun 2008,mereka melakukan kajian dengan membandingkan Model
Penelitian Usability Palmer dan Model Penelitian Agarwal dan Venkatesh
terhadap suatu website. Dari kesimpulan yang dicapai pada penelitian
kedua, Green dan Pearson (2009) merumuskan 4 dimensi terbaik untuk
mengukur kepuasan pengguna terhadap suatu website, yaitu dengan Responsiveness
Interactivity Information
Content Navigability Download Delay
menentukan variabel pengukuran yang dinilai memiliki nilai yang lebih
kuat (robust) namun sangat sesuai (parsimonious). Keempat variabel
pengukuran tersebut adalah:
a. Kemudahan (Ease of Use) b. Personalisasi (Customization)
c. Kecepatan Akses pada Aplikasi (Download Delay) d. Informasi (Content)
Keempat konstruksi di atas kemudian di olah menjadi bahan
pertimbangan Prayoga dan Sensuse (2009) untuk melakukan penelitian
pada website Aplikasi di PT. Telkom. Dari penelitian tersebut, Proyogo
dan Sensuse (2009) menyimpulkan bahwa selain mendapatkan empat
konstruk yang memberikan nilai signifikan terhadap validitas pengujian,
juga terdapat suatu model penelitian yang menyimpulkan bahwa kepuasan
pengguna (User Satisfaction) dalam mengakses website menjadi variabel
endogen yang dapat mendorong pengunjung untuk mengakses kembali
website tersebut. Berikut Gambar 2.2 di bawah ini model penelitian Green
dan Pearson (2009) sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya terkait
Gambar 2.2
Model Penelitian Green and Pearson (2009) dikutip Fuad (2014:5)
Dumas dan Redish dikutip Nazula (2007:3) menyebutkan empat
point daridefinisi usabilitas, adalah:
a. Usabilitas yang berarti berfokus pada pengguna
b. Orang yang menggunakan produk tersebut akan menjadi produktif
c. Orang-orang sibuk yang mencoba untuk menyelesaikan tugas dan
d. Pengguna yang memutuskan kapan produk ini mudah digunakan
User Satisfaction
Ease Of Use
Customization
Download Delay
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka
diperlukanpenelitian terdahulu sebagai pendukung bagi penelitian ini. Berkaitan
dengan pendapatan pajak air tanah terdapat beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
1. Anis Fuad, (2014). Dalam penelitiannya mengkaji tentang websiteusability
Kabupaten Serang, dengan objek penelitian mahasiswa Fisip Untirta yang
mengontrak mata kuliah e-government. Penlitian ini bertujuan untuk
mengukur kepuasan pelayanan dan kualitas situs wesbsite kabupaten
serang yang di dasarkan pada lima dimensi yaitu: (1)Ease of Use
(2)customization (3)download delay (4)content (5)user satisfaction.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang difokuskan
pada kualitas website Kabupaten Serang.
a. Secara total kualitas website Kabupaten Serang sudah di anggap cukup
baik dalam hal kemudahan dan isi dalam pengelolaaan website
Kabupaten Serang.
b. Pada variable Ease Of Use dan content paling banyak mempengaruhi
terhadap kepuasan/satisfaction di banding variable lain.
c. Pada variable customization dan download delay di anggap kurang
memuaskan menurut reponden.
2. Heru Prayitno (2012). Dalam penelitiannya mengkaji tentang kualitas
web Pemerintahan Kabupaten Purbalingga dalam meingkatkan kinerja
kegunaan, kemudahan (2)information quality – kualitas informasi
(3)interaction quality – kualitas interaksi layanan. Tingkat kesesuaian
antara unsure performance dan importancePenelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang difokuskan pada kualitas website
kabupaten purbalingga.
a. Secara total kualitas website kabupaten pubalingga masih dalam tahap
persiapan/web presence atau publish dan belum memasuki tahap
pematangan maupun pemantapan apalagi pemanfaatan.
b. Dilihat dari hasil pengelohan dan analisis hasil penelitian kualitas
layanan public berbasis web pada situs Pemerintah Kabupaten
Purbalingga bahwa kualitas layanan website kurang karena
menghasilkan nilai yang sangat rendah adalah usability, kemudian
information dan performance menghasilkan nilai yang sangat tinggi.
Kecepatan akses web, kemudahan pengunjung berinteraksi, layanan
yang di janjikan maupundesain web memiliki nilai yang paling rendah
di anatara dimensi lainnya.
c. Responden wanita pengguna USB unntuk akses internet, pengalaman
lama internet, usia responden di bawah 35 tahun memilik kepuasan
yang sangat rendah dalam menilai kualitas layanan website.
3. Lufiyah Dwi Setia (2012). Dalam penelitiannya mengkaji evaluasi
usability untuk mengetahui akseptabilitas aplikasi berbasis web yang
berdasarkan pada dimensi: (1)learnability (2)efficiency (3)memorability
kuantitatif yang menganalisis usabilityyang mempengaruhi sikap
penerimaan pengguna (akseptabilitas) system terhadap alpikasi.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
dari 5 variabel penentu usability di ketahui hanya variable eror/lain-lain
yang signifikan, sehingga dapat di simpulkan bahwa kesalahan dari system
dan kesalahan penggunan (ER) terutama cepat atau tidak pengguna
memperbaiki kesalhan (ER5) dapat mempengaruhi kenaikan usability
sekaligus berpengaruh postif dalam menaikan tingkat akseptabilitas
aplikasi SIMZAKI.
2.3 Kerangka Berfikir
Dari pengertian yang di jabarkan diatas peneliti mengkap bahwa untuk
mengukur Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas Provinsi Banten
membutuhkan usability yang maksimal berupa berbagai hal dalam pelaksanaanya
agar pemerintah mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Maka untuk mengetahui, Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas
Provinsi Banten yang di dalamnya masih terdapat berbagai kendala yaitu: Tidak
tersediannya standar menu website yang sesuai dengan buku panduan
kominfo,Terbatasnya Hardware yang di miliki, Masih adanya link yang tidak
berfungsi, Monotonnya tampilan layout, Masih rendahnya sosialisasi tentang Web
Biro Humas kepada masyarakat.
Maka peneliti akan menggunakan indikator usability berdasarkan teori
Proyoga dan Sensuse (2009) adalah sejauh mana suatu produk dapat digunakan
Use, customization, download delay, contentdan user satisfaction. Berdasarkan
definisi tersebut usability diukur berdasarkan komponen:
a. Kemudahan(Ease of Use)
Indikator yaitu struktur penyajian, kemudahan akses dan kejelasan dalam penyajian informasi.
b. Personalisasi (Customization)
Indikatornya terdiri dari materi yang menarik, dan tampilan yang mudah serta familiar.
c. Kecepatan akses pada aplikasi (Download delay Selang waktu) Variable ini maksusdnya adalah kecepatan dalam menemukan informasi serta kecepatan dalam menampilkan tampilan halaman.
d. Penyajian informasi (Content)
Variable ini maksudnya adalah jumlah informasi, keragaman informasi, jumlah kata,dan kualitas materi website.
Gambar 2.3 Skema kerangka berfikir M asalah websit e biro humas provinsi
banten :
1. Tidak tersediannya standar menu website yang sesuai
dengan buku panduan
kominfo.
2. Terbatasnya Hardware
yang di miliki.
3. Masih adanya link yang tidak berfungsi
4. Monotonnya tampilan
layout
5. Masih rendahnya sosialisasi tentang Web Biro Humas kepada masyarakat.
6. Belum adanya link tingkat
kepuasan masyarakat
terhadap adanya Website
Biro Humas Provinsi
Banten.
7. Terjadinya tumpang tindih
antara website utama
Provinsi Banten dengan
Webiste Biro Humas
Indikator Usability
menurut Prayoga dan
sensuse (2009) :
1.
Ease of Use
2.
Customization
3.
Download delay
4.
Content dan
5.
User satisfaction
BIRO HUMASPROVINSI BANTEN
TINGKAT WEBSITE
USABILITY PADA
WEBSITE BIRO HUMAS
2.4 Hipotesis Penelitian
Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata hypo dan
kata thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Jadi, hipotesis
merupakan sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.
Selain itu juga, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:64).
Peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan pengamatan dilapangan,
pengumpulan data di lapangan, landasan teori yang digunakan sebagai dasar
argumentasi. Hipotesis menggambarkan keyakinan peneliti tentang jawaban dari
masalah yang akan ditelitinya. Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah
pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam
melaksanakan penelitian di lapangan, baik sebagai objek pengujian maupun
pengumpulan data (Burhan, 2009:75).
Uji hipotesa dilakukan dengan berbagai macam uji statistik yang pada
dasarnya menerima atau menolak Ho. jika Ho diterima maka hipotesa peneliti
benar, sedangkan jika Ho ditolak maka hipotesa peneliti ditolak dan Ha yang
diterima.Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari observasi
diatas, maka peneliti dapat merumuskan Hipotesis nol (Ho) dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Tingkat pengaruh website usability pada website biro humas Provinsi Banten lebih dari 65%. Hipotesis nol dalam bentuk statistik dapat ditulis sebagai berikut:
H0: µ > 65%
2. Tingkat pengaruh website usability pada website biro humas Provinsi banten kurang dari atau sama dengan 65%. Hipotesis alternatif dalam bentuk statistik dapat ditulis sebagai berikut:
39 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara – cara yang masuk akal. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengenali dan mengetahui
cara – cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis. Data
yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria
tertentu, yaitu valid (Sugiyono, 2011:2).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri),tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain (Sugiyono, 2012:35).
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan
pengelolaan website Biro Humas Provinsi Banten, serta Tingkat Website Usability
pada Website Biro Humas Provinsi Banten.
3.3 Lokasi Penelitian
Dengan melihat tema atau judul penelitian ini tentang Tingkat Website
Usability Pada Website Biro Humas Provinsi, maka peneliti menunjuk tempat
penelitian atau yang menjadi lokus penelitian ini adalah Provinsi Banten. Banten
adalah sebuah Provinsi di Tatar Pasundan, serta wulayah paling barat di Pulau
Jawa, Indonesia. Provinsi ini pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat,
namun menjadi eilayah pemekaran sejak tahun 2000, dengan keputusan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada dikota serang.
Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan
105º1'11"-106º7'12" Bujur Timur, berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2000 luas wilayah Banten adalah 9.160,70 km². provinsi Banten terdiri dari 4 Kota yaitu, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tanggerang dan Kota
Tanggerang Selatan. 4 Kabupaten yaitu, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Pandeglang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Tanggerang. 154 Kecamatan, 262
Kelurahan, dan 1.273 Desa.
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Definisi Konsep
Istilah konsep berasal dari bahasa latin coceptum, artinya sesuatu
yang dipahami. Aristoteles dalam “The Classical Theory Of Concepts”
menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam
merupakan abstraksi suatu ide atau gambaran mental, yang dinyatakan
dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga sebagai bagian dari
pengetahuan yang dibangun dari berbagai macam karakteristik.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Tingkat
Website Usability pada Website Biro Humas Provinsi Banten. Dan
Indikator teori yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini
berdasarkan identifikasi masalah di atas yaitu, teori menurut indicator
usability berdasarkan teori Prayoga dan Sensuse (2009) adalah sejauh
mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu untuk
mencapai target yang ditetapkan dengan ease of use, customization,
download delay, content dan user satisfaction dan mencapai kepuasan
pengguna.
3.4.2 Defini Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variable
penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dan yang
menjadi variabel “Tingkat Website Usability pada Website Biro Humas
Provinsi Banten” dan yang menjadi variabel indikator adalah usability
berdasarkan teori Prayoga dan Sensuse (2009) definisi tersebut usability
diukur berdasarkan komponen:
a. Kemudahan