• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Badung SPESIFIKASI TEKNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Badung SPESIFIKASI TEKNIS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

(1). Papan Nama Kegiatan

Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada kegiatan/pembangunan maka Pemborong harus memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm, dengan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm, cat dasar putih tulisan hitam huruf balok sedangkan redaksi berisi :

Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas Judul Kegiatan

Nilai Kegiatan No. Kontrak Masa Kontrak Sumber Biaya Pelaksana

Pemasangan papan kegiatan setinggi 2 m diatas tanah dan tiang bagian bawah dicor beton untuk memperkuat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat.

(2). Pembersihan Lokasi

Sebelum pekerjaan tersebut dimulai Pemborong wajib mengadakan pembersihan lokasi / site yaitu pembersihan semak-semak / rumput-rumput, humus-humus dan kotoran-kotoran lain-lain yang mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

(3). Pengukuran / Uitzet

1. Pemborong melaksanakan pengukuran sesuai gambar dan hasilnya agar dilaporkan untuk mendapatkan persetujuan Pemimpin Kegiatan/Direksi.

2. Penentuan ukuran dan sudut siku-siku, waterpass tetap dijaga dengan ketelitian yang sebenar-benarnya menggunakan alat waterpass / pesawat theodolith.

3. Ukuran vertikal dan horizontal dilaksanakan sesuai dengan gambar/petunjuk Direksi.

4. Pengukuran berupa uitzet, dan pemasangan bouwplank, patok-patok dilaksanakan bersama atas persetujuan Pengawas/Direksi, bouwplank dan patok-patok tersebut diberi warna/tanda yang jelas sesuai gambar. Semua bouwplank menggunakan kayu klas II berukuran 3/20 cm, dipasang pada kayu berukuran 5/7 cm yang terpancang kuat pada tempatnya dengan jarak maksimum 2,00 m’. Permukaan tepi atas papan dasar ( bouwplank ) harus diserut dan dipasang rata dengan menggunakan waterpass, pada titik peil yang sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

(4). Patok Bench Mark dan Leveling Mark 1. Penempatan Patok Bench Mark

Penempatan patok ini gunanya untuk menentukan dimana lokasi bangunan itu ditempatkan. Patok ini tidak bisa dipindah-pindah. Patok Bench Mark harus kelihatan jelas dari pandangan.

2. Penempatan Patok Leveling

Penempatan patok leveling ini gunanya untuk menentukan tinggi rendahnya transis / struktur bangunan terhadap permukaan tanah.

(5). Bangunan Direksikeet

(2)

Pasal 2

PEKERJAAN PASANGAN

(1). Pasangan Bata merah 1. B a h a n

- Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar jika ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.

- Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.

- Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah mengikuti ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan.

2. Pemasangan.

- Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan dan disiram dengan air sampai jenuh terlebih dahulu dan bebas dari kotoran.

- Secara umum, bata merah dipasang dengan adukan jenis A4 (1 pc : 6 ps).

- Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan A2 (1 pc :3 ps) digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

- Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari, dan tinggi pasangan tidak lebih dari 100 cm/ 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom praktis. - Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak dibenarkan. - Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan pasangan

bata merah.

- Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/ siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.

- Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

(2). Kolom Praktis dan Ring Balok

1. Setiap pertemuan tegak lurus dan pada bidang dinding bata yang mempunyai luas lebih besar dari 12 m2, harus ditambah kolom dan balok praktis setebal dinding persegi dengan tulang pokok 4 ∅ 12 mm dan beugel 8mm - 15 cm serta menggunakan beton C4, atau sesuai dengan gambar kerja.

2. Semua bagian atas dinding bata merah harus diakhiri dengan ring balok setebal dinding dan tinggi minimal 20 cm yang mempergunakan tulang pokok 4 ∅ 12 mm, beugel 8 mm dan beton C4 atau sesuai dengan gambar kerja.

Pasal 3

PEKERJAAN BETON

(1). Pengertian

Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc) dan agregat (pasir dan kerikil/ batu pecah).

Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.

(2). Bahan Beton 1. A i r

Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.

2. S e m e n

Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.

(3)

3. Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu pecah.

4. P a s i r

Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur semen yang telah menjadi keras.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering. - Tidak mengandung bahan–bahan organik.

- Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja (PBI-1971).

5. Kerikil dan Batu Pecah

Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : - Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar

butir lebih dari 5 mm.

- Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.

- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali. - Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).

(3). S e m e n

1. Semen yang dipakai adalah semen portland dari merk yang setara Gersik dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.

2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.

3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.

- Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari kurang dari 30 cm dari lantai.

- Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.

- Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen ditempat penyimpanan.

(4). Pasir dan Kerikil Beton

1. Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah/ lumpur, kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan PBI - 1971.

2. Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari pengotoran.

(5). Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture)

1. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.

2. Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk mempercepat pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah ”Sika” atau bahan lain yang setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merugikan sifat beton bertulang.

(6). Besi - Beton

1. Mutu besi beton yang digunakan adalah mutu besi U – 24 (besi polos) untuk diameter kurang dari atau sama dengan 12 mm dan U-32 (besi ulir) untuk diameter lebih dari 12 mm.. 2. Besi beton harus terbuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh 2400 kg/cm² atau 3200

kg/cm2 .

3. Besi Beton diatas ∅ 12 menggunakan ulir.

4. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.

(4)

6. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan aturan yang berlaku.

7. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.

8. Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

9. Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi beton pada tempatnya.

Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi.

10 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

(7). Cetakan Beton / Bekisting 1. B a h a n

- Cetakan untuk beton finishing halus, harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 6 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

- Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.

- Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak dibenarkan dipakai untuk steger.

2. Konstruksi

- Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan selama beton belum padat.

- Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton tanpa merusak konstruksi beton.

Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.

- Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian-bagian konstruksi cetakan / bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.

3. Pelapis Cetakan

- Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.

- Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai pelapis cetakan.

(8). Adukan Beton 1. Rencana Adukan

- Nama ”jenis adukan” di bawah ini diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi ( pasir dan kerikil ) terhadap 50 kg semen.

- Gradasi butiran bahan pengisi adalah sesuai dengan yang tercantum dalam tabel dibawah ini :

(5)

Catatan : pc = portland cement m3 ps = pasir ( bahan pengisi halus ) m3 kr = kerikil ( bahan pengisi kasar ) m3 2. Kekuatan Beton

- Tidak ada dibuat ketentuan-ketentuan khusus untuk kekuatan kubus beton dari jenis C1 dan C2.

- Untuk jenis C3, C4 dan C5, kekuatan kubus beton sebagai benda ujinya, dibuat berdasarkan PBI - 1971 dan SKBI - 1988 type K-225.

3. Penggunaan Jenis Adukan

C1 : Digunakan untuk beton lantai kerja, beton rabat dan untuk pekerjaan lainnya sesuai gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

C3 : Beton pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dan untuk semua beton bertulang, kecuali yang ditentukan memakai jenis adukan lainnya.

C4 : Untuk kolom praktis, neut, pengisi lubang angker dan kanstein dan untuk pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

4. Pengadukan

Pengadukan beton dari adukan jenis C3, C4 minimal menggunakan 2 ( dua ) unit mesin pengaduk (beton mollen) yang masing-masing berkapasitas tidak kurang dari 350 liter atau lainnya sesuai petunjuk Direksi.

5. Adukan Beton ”Site Mixing” (Setempat)

Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk ”batch mixer” dengan type dan kapasitas yang mendapat persetujuan Direksi.

Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. Kapasitas aduk tidak lebih dari yang diijinkan.

6. Syarat Mutu Beton

Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut-turut terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.

Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut-turut mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya antara nilai tertinggi dan rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,30 x Sr.

(9). Pengecoran Beton

1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.

2. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut.

3. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

4. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.

5. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.

Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.

(6)

Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya. Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.

7. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya pemisahan atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter. Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.

(10). Pemasangan Angker

1. Pada semua sambungan tegak antara beton kolom dengan dinding, harus dipasang batang tulang berdiameter 8 mm sepanjang 50 cm sebagai angker.

2. Satu ujungnya dibengkokkan dan dimasukkan kedalam beton kolom dan sisanya 35 cm dibiarkan menjulur di luar kolom beton.

3. Angker-angker ini ditempatkan dari sloof ke atas dengan jarak 35 cm, selanjutnya pada setiap jarak 80 cm.

4. Angker-angker harus harus sudah dipasang sebelum kolom dicor.

(11). Toleransi-toleransi

1. Toleransi pada beton cetakan kasar.

- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm. - Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,3 dan +0,5 cm. 2. Toleransi pada beton cetakan halus.

- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm. - Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4 cm. 3. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.

4. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.

(12). Penggunaan Beton

Pekerjaan beton digunakan untuk :

1. Bangunan : pondasi, sloof, kolom, ring, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

2. Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan petunjuk gambar kerja.

3. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint” (pertemuan kolom/balok/lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.

Pasal 4

PEKERJAAN KAYU

(1). U m u m

1. S t a n d a r d

Semua kayu yang akan dipakai harus memenuhi :

- NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1971.

- Peraturan Pengawetan dan Kekeringan Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung. - Untuk semua kayu yang akan dipasang harus memenuhi sifat :

Mutu A menurut NI-5.

Kadar air maximal pada saat pemasangan 15 %. Sesuai dengan jenis yang ditentukan.

Pengujian

Semua pengujian yang diperlukan atau yang diminta oleh Direksi harus diperlihatkan contoh bahan dan hasil ujiannya untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban biaya Pemborong.

(7)

Jumlah dan kualitas peralatan harus memadai dan cukup baik untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

Pasal 5

PEKERJAAN RANGKA ATAP

(1) Persyaratan Bahan.

a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan Profil UK b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 Tahun.

c. Profil Sudah Harus Mempunyai Sertifikat ISO 9001.

d. Menyerahkan surat dukungan dari Suplier Baja dan menyerahkan contoh serta garansi dari pabrik yang sudah pernah di laksanakan .

e. Surat penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik. f. Type Screw / mur dan baut menggunakan self drilling screw ( SDS )

g. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes Laboratorium, perhitungan struktur dan surat garansi.

h. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi.

i. Pelapis yang di gunakan untuk ketahanan terhadap karat adalah Zinc 43,5 %, Alumunium 55% dan Silikon 1,5 %

(2) Syarat - syarat Pelaksanaan.

a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja ringan.

b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa system struktur kuda kuda langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso / usuk.

c. Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold ø10 – 65 harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.

d. Untuk menghindari salah potong material/ batakong baja, pengerjaan atau pemotongan dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.

e. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan terlebih dahulu dan dilaporkan kepada direksi.

f. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada direksi / konsultan pengawas.

Pasal 6

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

(1) Persyatan bahan

a. Penutup atap dipakai genteng Goodyear atau yang setara berkualitas Kw1, tidak porous (rembes) tidak mudah pecah serta memenuhi syarat/standar teknis.

b. Bubungan dipergunakan bubungan type Goodyear dan pada bagian sudut-sudutnya dipasang ikut celedu paras diukir dan pada tengah-tengah nok dipasang bentala dari paras ukir.

(2) Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor diwajibkan memeriksa gambar – gambar pelaksanaan termasuk lapisan – lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran – pengukuran setempat.

b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran – pengakhiran dan lain – lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyataan pabrik.

c. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan reng baja atau rangka diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian – bagian ini terhadap rangka penumpunya.

d. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah baja untuk mengatur kemiringan atap.

e. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara pengikatan antara lembaran genteng dan reng.

(8)

g. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama untuk memghindarkan penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan lembaran dapat disetel dengan menarik pelat kait menjauhi atau menekannya kearah lembaran pada saat pemasangan pelat itu.

h. Semua sisa - sisa pekerjaan itu (sisa potongan baja untuk kuda - kuda dan reng dan lain – lain yang berupa kotoran) harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengkaratan.

i. Sapulah seluruh permukaaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan perhatian khusus pada daerah – daerah dimana pengeboran atau penggergajian telah dilakukan. Juga bersihkan semua talang – talang.

j. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaiaan yang cukup agar tidak terjadi kebocoran. k. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan yang

digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk – petunjuk Direksi atau Konsultan Pengawas. Serta pemborong diwajibkan memberikan genteng cadangan untuk mengganti apabila ada pecah atau keretakan yang mengakibatkan kebocoran.

Pasal 7

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

(1). Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan / sebagian tembok dikerjakan. (2). Bahan–bahan kusen meliputi :

Kayu kamfer Daun pintu panel

Daun pintu double teakwood lapis aluminium

(3) Bahan-bahan diatas (2). harus memenuhi persyaratan meliputi : Bebas dari cacat dan mata kayu

Lurus dan tidak lapuk Kering dan kuat

Alur/urat-urat kayu rapi

(4). Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :

Kusen : 5/11 cm.

Daun pintu : 3/10 cm. Daun jendela : 2,5/7,5 cm.

(5). Perlengkapan

- Engsel : setara Solid - Grendel : setara Solid - Kunci pintu : setara Solid - Kait angina : setara Solid

(6). Pelaksanaan

1. Type-type dari pintu dan jendela.

Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja. 2. Kunci dan Penggantung.

- Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong harus mengajukan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

- Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

- Engsel-engsel minimal dipasang 3 buah untuk setiap daun pintu atau diperhitungkan agar masing-masing engsel memikul beban tidak lebih dari 20 kg.

3. Pemasangan Kusen.

(9)

- Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak vertikal 60 mm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr.

- Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai fischer dengan sekrup kuningan.

- Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan lantai harus dimenie.

- Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri. - Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka

tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.

- Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci. - Antara kusen dan beton selalu ada alur keliling 6 x 6 mm.

(7). Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.

2. Tidak ada bagian-bagian atau sudut-sudut yang cacat. 3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok.

4. Daun tidak terpuntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar. 5. Kunci-kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik. 6. Penyelesaian bersih dan merata.

Pasal 8

PEKERJAAN KACA

(1). B a h a n

1. Semua kaca yang dipergunakan adalah kaca yang rata dan tidak bergelombang, bening dengan ketebalan sesuai petunjuk gambar, atau sesuai petunjuk Direksi.

2. Silicone atau gasket yang digunakan untuk mengisi ruang antara kaca dan rangka adalah yang mendapat persetujuan Direksi.

(2). Pemasangan Kaca

1. Sebelum kaca dipasang, alur kayu harus dibersihkan dari kotoran kemudian difinishing sesuai dengan finishing frame yang dikehendaki.

2. Ukuran kaca dibuat pas pada tempatnya dengan kelonggaran 2 sampai 3 mm, kemudian dipasang dan dikukuhkan memakai silicone dan penjepit kayu dipaku pada bingkai kaca dengan paku kuningan.

3. Setelah kaca selesai dipasang tidak diperkenankan memberi tanda-tanda dengan kapur. Tanda-tanda harus terbuat dari selotape kertas yang dilem pada permukaan kaca.

4. Pembersihan akhir terhadap kaca dengan menggunakan kain katun dan cairan pembersih kaca yang tidak merusak finishing frame.

(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Ukuran ketebalan kaca terpasang sesuai dengan gambar rencana.

2. Kaca terpasang rata, tidak bergelombang dan tidak ada yang retak serta terpasang kuat pada tempatnya.

3. Seluruh permukaan bidang kaca bersih dan bening.

Pasal 9

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

(1). L i s t r i k

1. Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa

(10)

yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setaraf Broco / produksi dalam negeri.

2. Pemasangan Titik Stop Kontak

Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, kabel-kabel yang digunakan adalah NYM 2½ mm² atau NYA 2½ mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan ada pemasangan inbow / tanam dan OB / luar. Khusus untuk pemasangan tanam menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan stop kontak sesuai dengan kebutuhan.

3. Pemasangan Sekering / Panel

Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban / watt yang diperlukan ( 2½, 4, 6, 10, … ) mm² dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah persetujuan PLN.

Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.

4. Pemasangan Arde

Untuk 1 unit sekering / panel menggunakan 1 unit arde pancang dengan bahan kawat BC dengan penampang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan pipa galvanis / besi tembaga dan pemasangannya diusahakan di luar bangunan sehingga kena air atau lembab sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

5. Penyambungan Daya

Untuk penyambungan daya diharapkan koordimasi dengan PLN setempat.

Pasal 10

PEKERJAAN PLAFOND (1). B a h a n

1. B a h a n Metal furing

2. Ukuran disesuaikan dengan gambar rencana

3. Penutup : bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana.

Penutup plafond memakai Gypsum tebal 9,0 mm atas petunjuk dan persetujuan Direksi.

(2). Pelaksanaan

1. Profil metal furing dipasang dengan jarak menyesuaikan dengan ukuran gypsum/kalsiboard. 2. Penyambungan rangka metal furing menggunakan paku ulir / sekrup .

3. Rangka metal furing digantung dengan menggunakan penggantung dari bahan kawat baja. 4. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan Direksi. 5. Sedangkan antara penutup langit-langit dengan tembok diberi list plafond dengan ukuran

sesuai dengan gambar kerja.

(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi. 2. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.

3. Garis-garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.

Pasal 11

PEKERJAAN LISTPLANK

(1). Listplank dipasang setelah pemasangan usuk. Bahan-bahan yang digunakan adalah kayu kamfer.

Semua bahan diatas bebas dari cacat, lurus, kering dan kuat.

(11)

Pasal 12

PEKERJAAN PLESTERAN, SIARAN, DAN ACIAN

(1). Sebelum pelaksanaan plesteran dan siaran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan terlebih dahulu dari bekas-bekas kotoran speci kemudian disiram air sampai jenuh.

(2) Pekerjaan plesteran 1 pc : 6 ps dipasang pada permukaan tembok.

(3). Pekerjaan acian pc dilaksanakan setelah plesteran selesai dan permukaan dibersihkan dari kotoran kemudian dilanjutkan dengan acian.

Pasal 13

PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

(1). S t a n d a r d

1. Jenis yang dipakai adalah sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau finishing material schedule.

2. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. 3. Lantai beton rabat dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, dipasang diatas lapisan pasir padat

sesuai petunjuk dalam gambar. 4. Pengujian.

Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium dan hasilnya diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban Pemborong.

(2). Bahan dan Peralatan

a. Pasangan lantai memakai keramik warna ditentukan kemudian dengan ukuran 30 x 30 cm kwalitas klas I atas persetujuan Direksi.

b. Pasangan plint memakai keramik dengan ukuran 10 x 30 cm kwalitas klas 1

(3). Pelaksanaan Pemasangan Lantai

1. Susunan lapisan berturut-turut sebagai berikut :

Urugan tanah dipadatkan minimal 90 %.dari kepadatan kering max (Jd). Lapisan pasir setebal : 10 cm dipadatkan dan disiram air.

Leveling concrete / spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai toilet.

Mortar 1 pc : 3 ps.

− Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.

2. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih dahulu mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.

Pekerjaan keramik dapat dimulai setelah pekerjaan-pekerjaan yang akan tertanam dibawah keramik selesai dikerjakan.

3. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang ubin kepala dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh pemasangan minimal 1 m2.

4. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah bahan additive yang disetujui Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan. 5. Bekas-bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai bersih benar,

dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.

6. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu, diinjak atau diberi beban lainnya.

(4). Hasil Akhir Yang Dikehendaki 1. Lantai tidak bergelombang.

2. Kerataan / kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana. 3. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.

4. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.

(12)

Pasal 14

PEKERJAAN PENGECATAN

(1). B a h a n

1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk Vinilex, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.

2. Untuk cat kayu digunakan produk setara Emco atau cat yang mengandung sintetis (Synthetic Super Gloss) dengan lapisan menie / primer A931-9054 sebagai cat dasar.

c. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat Vinilex.

d. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar cat yang akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.

e. Pinotex digunakan untuk usuk expose dan bagian-bagian pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk gambar / material finishing schedule atau sesuai petunjuk Direksi.

f. Politur ultra P 03 UV digunakan untuk polituran kayu yang kena sinar matahari langsung dan politur ultra P 01 digunakan untuk polituran kayu lainnya.

(2). Pelaksanaan

1. Bagian-bagian bangunan yang dicat adalah sesuai dengan gambar kerja dan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Segera setelah Direksi / Pemberi Tugas menentukan warna pilihannya, Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh .

Pekerjaan ini dilakukan atas biaya Pemborong.

3. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan plafond dan lantai harus sudah selesai dikerjakan.

4. Bagian / bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga agar tidak kena debu.

5. Bidang kayu yang akan dicat diberi cat dasar menie 1 kali (cat Acrylic Primer Undercoat), kemudian didempul kayu sampai lubang-lubang/pori-porinya terisi penuh.

6. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu dempul. Bidang pekerjaan dicat akhir 2 x jalan hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga halus dan rata.

7. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang cat yang utuh, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap pengotoran. Kayu yang telah dicat, kemudian tergores lagi, maka diadakan pengecatan kembali sampai hasil pengecatan mendapat persetujuan Direksi.

8. Pekerjaan Politur Ultran.

- Bagian permukaan kayu yang tidak dicat tapi akan dipolitur dan ingin diperlihatkan serat permukaannya, maka bidang pekerjaan tersebut dicat dengan Politur P 01 UV. - Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan harus

benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian permukaan tersebut dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.

(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki

1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama. 2. Bebas dari kotoran-kotoran / noda-noda lain.

4. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.

Pasal 15

PEKERJAAN STYLE BALI

(1). Standard dan Bahan

1. Pekerjaan style Bali terdiri pemasangan paras ex. silakarang yang dikerjakan sesuai dengan tata cara tradisional Bali.

2. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar kerja. 3. B a h a n.

(13)

(2). Cara Pelaksanaan

1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang mempunyai bentuk-bentuk khusus, Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan dengan skala 1 : 1 diatas kertas atau plywood disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan Direksi.

Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan style Bali tersebut menjadi beban Pemborong.

2. Pemasangan paras ukir Ex. Silakarang direkat dengan air semen, sehingga pasangannya kuat dan tidak mudah lepas.

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

Mengetahui / Menyetujui : Pengguna Anggaran / PA

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Dr. I Gede Putra Suteja Pembina Utama Muda NIP. 19600407 198710 1 001

Menetapkan / Menyetujui : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Kepala Seksi Lanjut Usia Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

I Bagus Gd Wiranata, SKM., M.Kes NIP. 19670717 199103 1 017 (2). Bahan Non Lokal

- Semen portland yang digunakan adalah yang memenuhui syarat SII kualitas I diusahakan menggunakan merk 1 jenis dan masih baru atau tidak mengalami kekakuan. - Beton Struktur harus memenuhi syarat SII (Mutu Beton K.225) dan tidak retak, cacat atau

melengkung.

Pasal 20 P E N U T U P

(1). Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100% gudang bahan, direksikeet, dan semua sampah, bahan-bahan yang tidak berguna harus dibersihkan. (2). Untuk biaya upacara bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh Pemborong dengan

klasifikasi maksimal tingkat madya, tanpa memasukan nilainya dalam penawaran.

(3). Apabila pada uraian dan syarat-syarat pekerjaaan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan Kegiatan ini belum disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus dikerjakan yang sama sekali tidak bisa ditiadakan, maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

Gambar

gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

Referensi

Dokumen terkait

(E) Menurut apa yang ditentukan dalam pasal 11 "Penetapan Izin Masuk sebagaimana pasal ini dibaca dengan mengingat pasal 6 dari Penetapan tersebut, maka suatu Surat Izin

Penambahan, Perbaikan Besar, Penjualan dan Penyusutan Barang Modal Tetap Selama Tahun 2006 Addition, Major Repair, Sale and Depreciation of Fixed Capital in

Abstrak: Studi ini bertujuan untuk meneliti kasus-kasus pada translator’s voice yang terjadi pada terjemahan Bahasa Indonesia novel Sir Arthur Conan Doyle yang

Kepada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diminta mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, mengikuti wawancara untuk mencari adanya hal-hal

Meningkatkan kerjasama internasional di bidang pendidikan dan pelatihan HAM bagi personil kelembagaan HAM yang telah ada, khususnya anggota Panitia Nasional dan Panitia

Triangular fuzzy numbers are used throughout the analysis to quantify the vagueness inherent in the "nancial estimates such as periodic cash #ows, interest rate and in#ation

Melaksanakan model Problem Based Learning tipe Example Non-Examples terhadap partisipasi peserta didik dalam mengemukakan pendapat pada pembelajaran IPS di kelas VIII.G

All grant holders are insured by a central Group Insurance, which will be centrally organised by the Project Coordination Team upon successful nomination. The