• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN SEJARAH LEMBAGA PENELITIAN SE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN SEJARAH LEMBAGA PENELITIAN SE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Pada Mata Kuliah

“ ”

Oleh :

Riswan Zendrato

PEDI-A

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Dja’far Siddik, MA Dr. Abdillah, M.Pd

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENELITIAN SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Riswan Zendrato

A.

Pendahuluan

Penelitian merupakan serangkaian kegiatan mencari pemecahan terhadap

suatu masalah yang dihadapi. Penelitian berperan penting dalam kehidupan

manusia untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi. Pada masa

sekarang ini muncul berbagai masalah yang semakin rumit yang tentunya

memerlukan solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

Salah satu jenis penelitian yang mempunyai peranan penting dalam

kehidupan manusia adalah penelitian sejarah. Sejarah merupakan

kejadian-kejadian yang telah lewat pada masa lampau yang memuat fakta-fakta tentang

sesuatu hal. Dari sejarah kita dapat memperoleh informasi-informasi penting

tentang berbagai hal yang kita butuhkan pada masa sekarang ini. Penelitian

sejarah penting terutama dalam menggambarkan atau memotret keadaan atau

kejadian masa lalu yang kemudian digunakan untuk menjadi proses

pembelajaran masyarakat sekarang.

Cakupan dan sasaran penelitian sejarah sebenarnya luas, termasuk

kehidupan seseorang, gagasan bersama kelompok masyarakat, pergerakan

sosial, perkembangan institusi atau lembaga dan kehidupan masa lampau.1

Dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data

dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pemimpin yang

terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan

sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan

buku-buku yang berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti.

1

(3)

Dalam makalah ini akan dibahas tentang penelitian sejarah lembaga

pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam yang meliputi : pengertian

penelitian sejarah lembaga pedidikan Islam, perumusan masalah, penentuan

fokus penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data, teknik

penjaminan keabsahan data, dan analisis data penelitian.

B.

Pengertian Penelitian Sejarah Lembaga Pendidikan Islam

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta

mengatakan sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi

pada masa lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi.2

Banyak sekali pendapat yang memberikan defenisi penelitian sejarah atau

penelitian historis. Beberapa diantaranya memberikan pendapatnya antara lain

sebagai berikut :

1. Penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan

kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merekonstruksi apa yang terjadi

pada masa lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya

menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara

sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami

kegiataan atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu yang lalu (Jack R.

Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22)3.

2. Donald Ary dkk. (1980) dalam Yatim Riyanto (1996 : 22) juga menyatakan

bahwa penelitian historis atau penelitian sejarah adalah usaha untuk

menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah

2

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), cet. 2, h. 887.

3

(4)

lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam

mencari, mengevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari

masalah baru tersebut.4

3. Masganti Sitorus (2011), menyatakan bahwa penelitian sejarah adalah

proses pencarian data yang sistematis untuk menjawab pertanyaan

fenomena masa dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

lebih baik yang bermanfaat lembaga, praktik, kecenderungan, dan isu-isu

penelitian pada saat ini.5

Selanjutnya Dr. Masganti Sitoru, M.Ag mentakan bahwa penelitian sejarah

khususnya dalam bidang pendidikan dapat berupa penelitian sejarah

lembaga-lembaga pendidikan, penelitian pemikiran tokoh tentang pendidikan, penelitian

tentang inovasi-inovasi pendidikan pada masa lalu.

Dari beberapa pandangan yang disampaikan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur pokok,

yaitu:

a. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi

pada masa lalu);

b. Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif;

c. Merupakan serentetan gambaran masa lalu yang integratif antara manusia,

peristiwa, ruang, dan waktu;

d. Dilakukan secara interaktif dengan gagasan, gerakan, dan intuisi yang hidup

pada zamannya.

Dalam hal ini penelitian sejarah kita fokuskan pada lembaga pendidikan

Islam, maka dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa penelitian

4

Ibid, h.51.

5

(5)

sejarah lembaga pendidika Islam adalah suatu proses atau usaha pencarian

data yang sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari,

mengevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mendapatkan fakta dan

mencapai kesimpulan sehubungan dengan lembaga pendidikan Islam yang kita

teliti.

C.

Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian apabila diidentifikasi dan dibatasi harus

dirumuskan agar dapat memberikan arah bagi si peneliti. Secara umum

permasalahan yang akan kita teliti hendaknya memenuhi tiga kriteria penting,

yaitu: permaslahan atau probematika sebaiknya merefleksikan dua variabel

atau lebih; sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak

meragukan; dan sebaiknya dapat diuji secara emperis.

Tiga kriteria ini penting sebagai pertimbangan peneliti dalam

mengidentifikasi permasalahan yang ditemui, baik dalam teori mapun di

lapangan. Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang

ditemui menjadi dua klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum dapat

diukur karena baru atas dasar pertimbangan common sense, dan permasalahan

yang betul-betul permasalahan layak diteliti yang umumnya mempunyai

ciri-ciri: dapat diukur dengan instrumen penelitian, sering ditemui dilapangan, dan

mempunyai manfaat yang berguna bagi masyarakat maupun bagi ilmu

pengetahuan.

Dalam praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik,

permasalahan penelitian dapat dinilai dengan beberapa pertanyaan atau

pernyataan seperti berikut.

1. Problematika sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap teori ada

(6)

2. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan peneltian yang ada,

problematika hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan

baru untuk dilakukan studi dalam kegiatan penelitian berikutnya.

3. Permasalahan peneliti dapat dirumuskan dalam statemen pertanyaan.

4. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapakan dengan kenyataan

yang ada. Jika permasalahan tersebut masih bersifat umum dan belum

diidentifikasi secara rinci maka problem penelitian dapat diungkapkan

dengan melihat kesenjangan yang ada.6

Dalam merumuskan masalah dalam penelitian sejarah terdapat beberapa

persyaratan sebagaimana dalam penelitian yang lain, yaitu 7

a. Seharusnya dinyatakan secara jelas dan ringkas,

b. Managable atau terukur, dan

c. Memiliki rasional yang kuat

D.

Penentuan Fokus Penelitian

Masalah yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian dalam penelitian

kualitatif termasuk dalam penelitian sejarah dinamakan fokus. Ada dua maksud

tertentu yang dicapai oleh peneliti dalam menetapkan fokus, yaitu sebagai

berikut :

1. Dapat membatasi studi. Dalam hal ini, fokus akan membatasi bidang inkuiri

yang berfungsi untuk kriteria inkulusi-eksklusi suatu informasi yang baru

diperoleh di lapangan.

2. Fokus sumber dari lapangan peneliti melalui pengetahuan yang diperoleh

melalui kepustakaan ilmiah atau kepustakaan lainnya.

6

Sukardi, Metodologi Penelitian, h. 24-28.

(7)

Sugiono8 menjelaskan bahwa untuk mempertajam penelitian, penelitian

menetapkan fokus penelitian, yang merupakan domain tunggal atau beberapa

domain yang terkait dengan situasi sosial. Penentuan fokus penelitian

didasarkan pada tingkat kebaharuan informasi yang akan diperoleh dari situasi

di lapangan. Kebaharuan informasi dapat memperkaya rasa keingintahuan

peneliti terhadap gejala yang berubah dan dinamika sosial yang ada. Oleh

karena itu, fokus penelitian dalam penelitia sejarah lembaga pendidikan Islam

dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan awal atau penjelajahan

umum di lokasi penilitian.

E.

Penentuan Sumber Penelitian

Oleh karena objek penelitian sejarah adalah peristiwa atau kehidupan

masyarakat pada masa lampau maka yang menjadi sumber informasi harus

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan metode penelitian lainnya.

Beberapa sumber diantaranya adalah sebagai berikut.9

1. Sumber-sumber primer, yaitu data yang diperoleh dari cerita para pelaku

peristiwa itu sendiri, dan atau saksi mata yang mengalami atau mengetahui

peristiwa tersebut. contoh sumber-sumber primer lainnya yang sering

menjadi perhatian para peneliti lapangan atau situs diantaranya seperti,

dokumen asli, relief, dan benda-benda peninggalan masyarakat zaman

lampau. Kemudian kesaksian lisan yang termasuk sumber primer, misalanya

penuturan dari saksi saat peristiwa terjadi yang diungkapkan secara lisan.10

Di dalam penelitian sejarah ada empat sumber primer yaitu:11

a) Dokumen-dokumen yang ditulis atau direkamyaitu bahan tertulis

atau bahan cetakan yang merupakan sesuatu paling umum

digunakan sebagai sumber sejarah. Kemudian materi yang tertulis

8 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 34. 9

Sukardi, Metodologi Penelitian, h. 205.

10

Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 56.

(8)

dan tercetak dalam bentuk buku seperti buku harian, buku

catatan, rekaman resmi, memorandum, buku tahunan, surat

kabar, majalah arsip dan sebagainya. Dokumen merujuk pada

beberapa jenis informasi yang eksis ke dalam bentuk tertulis atau

cetak.

b) Rekaman-rekaman kuantitatif atau yang bersifat numerik yaitu rekaman yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk data numerik,

misalnya skor tes, laporan sensus, dan sebagainya.12 Rekaman

kuantitatif atau bersifat numerik juga dapat berupa anggaran,

daftar hadir, daftar nilai dan kumpulan rekaman yang berupa

angka-angka merupakan bahan yang sangat berguna bagi peneliti

sejarah.

c) Rekaman suara, yaitu bisa berupa rekaman suara pernyataan lisan

interview atau wawancara langsung dari pelaku sejarah atau

dengan orang yang merupakan saksi saat peristiwa lalu terjadi.13

d) Barang-barang peninggalan sejarah yaitu objek fisik atau

karakteristik visual yang memberikan beberapa informasi tentang

peristiwa masa lalu.14 Sumber jenis ini dapat berupa gedung,

bangunan lain, relief, batu atau papan yang ditandatangani pada

waktu pendirian suatu monumen, peralatan, pakaia, dan bentuk

lainnya.

2. Sumber informasi skunder, yaitu informasi yang diperoleh dari sumber

lain yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan peristiwa

tersebut. Kemudian cerita atau penuturan mengenai suatu peristiwa yang

tidak disaksikan langsung oleh pelapor, melainkan semata-mata

melaporkan apa yang dituturkan atau ditulis oleh orang yang

menyaksikan peristiwa itu. Sumber skunder ini dapat berupa para ahli

12

Nurul Zuriah,Metodologi Penelitian, h. 53.

13

Ibid, h. 53.

(9)

yang mendalami atau mengetahui peristiwa yang dibahas dan dari buku

atau catatan yang berkaitan dengan peristiwa, buku sejarah, artikel dalam

ensiklopedia, dan review penelitian. Sumber data skunder cenderung

agak lemah karena adanya kesalahan yang mungkin timbul sewaktu

informasi ditularkan dari tangan ketangan. Biasanya buku teks sejarah

dan ensiklopedia adalah contoh sumber skunder, karena ditulis selang

beberapa lama setelah terjadinya peristiwa yang sebenarnya.

Mengacu dari dua klafikasi sumber diatas, maka dalam menyajikan data

peniliti harus mendahulukan data yang tergolong sumber primer selanjutnya

menggunakan sumber skunder apabila tidak ditemukan pada sumber primer.

F.

Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan data-data penelitian dari responden penelitian. Cara yang

digunakan dalam mengumpulkan data penelitian sangat erat kaitannya dengan

alat pengumpul data yang digunakan.15

Dalam penelitian sejarah ada beberapa metode yang dapat digunakan

dalam melakukan pengumpulan data diantaranya :16

1. Pengamatan(observasi)

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan meninjau atau melihat

langsung dengan panca indera di lapangan dalam rangka mengumpulkan

informasi atau data yang diperlukan peneliti.

Observasi ada dua jenis yaitu observasi langsung dan observasi tidak

langsung. Observasi langsung adalah kegiatan mengamati dengan penglihatan,

15

Ibid, h. 77.

16

(10)

pendengaran, penciuman, peraba, dan pengecap. Observasi tidak langsung bisa

dilakukan melalui tes, kuisioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.17

Beberapa pokok persoalan yang dibahas dalam pengamatan mencakup

(1) alasan pemanfaatan pengamatan (2) macam-macam pengamatan dan

derajat peran pengamatan (3) apa yang diamati, (4) pengamatan dan

pencatatan data, (5) pengamatan yang diamati, (6) kelemahan pengamatan

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Wawancara dari bentuknya dapat dibedakan kepada dua jenis yaitu :

a. Wawancara terstruktur dimana peneliti telah menyediakan sejumlah

pertanyaan yang akan ditanyakan kepada terwawancara.

b. Wawancara tidak terstruktural dimana peneliti tidak menyediakan

sejumlah pertanyaan yang akan ditanyakan kepada terwawancara yang

disediakan hanya kisi-kisi pertanyaan.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen adalah catatan tertulis

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan lapangan

sangat penting dalam penelitian sejarah termasuk dalam penelitian sejarah

lembaga pendidikan Islam karena dengan catatan lapangan temuan teori harus

didukung dengan data konkret lapangan dan bukan ditopang dari ingatan saja.

4. Studi Dokumen

Studi dokumen juga merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam

penelitian sejarah. Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

17

(11)

kualitatif.18 Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi

jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian

kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “in

most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used

broadly to refer to any first person narrative produce by an individual which

describes his or her own actions, experience, and beliefs”.

Berbicara dokumen tidak sama dengan record, Guba dan Lincoln (dalam

Moleong, 2007;216-217) menjelaskan istilah dokumen yang dibedakan dengan

record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh

seseorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau

menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun

film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik.

G.

Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Dalam penelitian sejarah data yang diperoleh banyak berupa

dokumen, rekaman, catatan, buku-buku, dan banyak lagi berupa

benda-benda yang dapat memberikan informasi atau data yang diperlukan

peniliti. Oleh karena itu penelitian sejarah harus mengadopsi sikap kritis

ke arah beberapa atau seluruh sumber informasi atau data yang

diperoleh. Dalam mengevaluasi dan menjamin keabsahan data yang kita

dapatkan sebagai sumber sejarah yang berupa dokumen atau informasi,

pertanyaan kunci untuk meneliti sejarah tersebut ialah sebagai berikut .

19

1.

Apakah dokumen atau informasi data ini benar-benar oleh pengarang

(apakah dokumen tersebut asli dan murni) ?

18

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, h.83.

19

(12)

2.

Apakah informasi yang terisi di dalam dokumen atau isi data yang

diperoleh benar (apakah akurat)?

Pertanyaan pertama mengacu ke kritik eksternal, sedangkan

pertanyaan kedua mengacu ke kritik internal.

Untuk itu dalam penilitian sejarah perlu diadakan verikasi terhadap data

yang didapat dengan melihat sumbernya. Verifikasi adalah kegiatan

memeriksa, mengoreksi dan menilai sumber-sumber sejarah yang telah

dikumpulkan. Jika sumber sejarah telah diseleksi, maka akan diklasikfikasi

(kritik sumber) menurut derajat-derajat perbedaannya. Melalui kritik sumber

itulah, maka dapat dicari perbedaan antara sumber asli dengan sumber tidak

asli, penting dan tidak penting, dapat dipercaya kebenarannya atau tidak dapat

dipercaya. Proses klasifikasi tidak hanya berdasarkan pada kegunaannya tetapi

melihat waktu pembuatan sumber sejarah yang sudah diperoleh. Oleh karena

itu, maka ada dua macam kritik sumber sejarah, antara lain :20

1. Kritik Eksternal

Kritik ekstern merupakan proses penilaian terhadap bahan-bahan yang

digunakan untuk membuat sumber sejarah. Untuk menetapkan keaslian atau

autentisitas data, dilakukan kritik eksternal. Apakah fakta peninggalan atau

dokumen itu merupakan yang sebenarnya, bukan palsu seperti dilihat dari batu,

kertas, tinta, tulisan tangan, bentuk huruf dan sebagainya.

2. Kritik Internal

Kritik intern merupakan penilaian terhadap keaslian dan kebenaran isi

atau materi sumber sejarah baik yang berupa keterangan lisan dan keterangan

tertulis. Setelah keaslian suatu dokumen atau data diuji melalui kritik eksternal,

berikutnya dilakukan kritik internal. Walaupun dokumen itu asli, tetapi apakah

mengungkap gambaran yang benar? Bagaimana mengenai penulis dan

penciptanya? Apakah ia jujur, adil, dan benar-benar memahami faktanya ? dan

20

(13)

beberapa pertanyaan lain yang berkaitan dengan sifat dan perasaan yang

berkaitan dengan penulis atau penciptanya.

Kritik intern ini juga dapat dilaksanakan dengan cara membandingkan

sumber sejarah yang berbeda-beda. Dari perbandingan tersebut, maka dapat

diperoleh derajat persamaan dan derajat perbedaan terhadap isi sumber

sejarah. Sehingga peniliti dapat menilai bahwa isi sumber sejarah yang sedang

diteliti tersebut adalah asli, palsu, penting, tidak penting, dapat dipercaya

kebenarannya atau tidak dapat dipercaya kebenarannya.

H.

Analisis Data Penelitian

Sebagaimana pada pada umumnya penelitian kualitatif, pada penelitian

sejarah lembaga pendidikan Islam proses analisa dimulai dengan menelaah

data penelitian yang telah didapatkan dari berbagai sumber seperti, dari

wawancara, observasi atau pengamatan, maupun dari berbagai dokumen yang

terkumpul. Dalam penelitian sejarah proses analisis data bersamaan dengan

proses pengumpulan data seperti halnya pada penelitian kualitatif pada

umumnya. Miles menjelaskan mengapa analisis data kualitatif dilakukan selama

pengumpulan data sebagai berikut:21

“Analisis pengumpulan data selama di lapangan memberi kesempatan

kepada peneliti lapangan untuk pulang balik antara memikirkan tentang

data yang seringkali kualitasnya lebih baik; hal itu dapat menjadi koreksi

yang sehat bagi hal yang terselubung yang tidak terlihat sebelumnya dan

membuat analisis sebagai usaha yang terus berjalan dan hidup, yang

berkaitan dengan pengaruh kuat dari lapangan peneliti (Moleong, 2005:

248).”

Dari pernyataan Miles diatas jelas bahwa dalam penelitian sejarah yang

kebanyakan pengumpulan datanya langsung terlibat ke lapangan tentunya

21

(14)

dalam menganalisis data dilakukan pada waktu bersamaan dengan

pengumpulan data.

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data di dalam

penelitian dilakukan dalam sebuah proses melalui tahapan-tahapan analisis.

Tahapan-tahapan analisis data tersebut secara umum adalah sebagai berikut:22

1. Menemukan Tema dan Merumuskan Hipotesis Kerja

Sejak menganalisis data di lapangan, peneliti sudah mulai menemukan

tema dan hipotesis kerja. Kemudian tema dan hepotesis kerja diperkaya,

diperdalam, dan di telaah dengan menggabungkan data-data dari sumber

lainya.

2. Menganalisis Berdasarkan Hipotesis Kerja

Sesudah memformulasikam hipotesis kerja, peneliti mengalihkan

pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan hipotesis kerja itu

didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal itu benar. Dalam hal ini

barangkali peneliti mengubah, menggabungkan, atau membuang beberapa

hipotesis kerja.

Pekerjaan ini memerlukan ketekunan, ketelitian dan perhatian khusus serta

kemampuan khusus pada peneliti.

I.

Penutup

Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Masa

sekarag tentunya tidak terlepas dari masa lalu untuk menjadi lebih baik.

Penelitian sejarah dibutuhkan untuk menyempurnakan atau mencari solusi

dimasa sekarnag denga mengetahui sejarah masa lalu.

Keberadaan sebuah lembaga pendidikan Islam juga tidak terlepas dari

sejarah. Untuk itu perlu penelitian untuk mengungkap keberadaan sebuah

22

(15)

lembaga tersebut dalam rangka mengembangkan atau memecahkan masalah

yang timbul pada sebuah lembaga. Untuk mendapatkan penelitian yang

memuaskan dan efektif maka sebuah penelitian terutama penelitian sejarah,

peneliti dituntut lebih aktif teruma terjun langsung kelapangan untuk

mendapatkan data atau informasi sehubungan dengan yang diteliti.

Dalam penelitian sejarah tidak jauh beda dengan penelitian kualitatif

pada umumnya, namun dalam mengumpulkan data peneliti lebh aktif seperti

wawancara, mencari dokumen, mencari barang-barang bersejarah lainnya

sekaligus menganalisis data serta mengklasifikasikan sumber primer atau

sumber skunder.

Berbeda dengan penelitian lainnya dalam menganalisis data penelitian

dilakukan bersama dengan waktu melaksanakan pengumpulan data dan

informasi, sehingga dalam penelitian sejarah peneliti dituntut lebih bijak dan

mampu melakukan kegiatan dua atau lebih kegiatan tahapan penelitian

sekaligus.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991)

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005)

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009)

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta :

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menggunakan metode sejarah dengan beberapa tahapan diantaranya 1) Pencarian data dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber yang bisa digunakan penulis

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.Pengumpulan data primer menggunakan metode survei

Kejahatan di internet mempunyai karakteristik yang berbeda dari kejahatan biasa, beberapa karakteristik kejahatan di dunia maya adalah sebagai berikut, kecuali.. Kejahatan

Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber dengan cara yang diperoleh dari sumber lainnya tentang fokus yang sama, pada waktu

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah seluruh data yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden yang sesuai dengan target sasaran dan

Metode Penelitian Sosiologi Secara Khusus Berikut ini beberapa jenis metode penelitian secara khusus yang digunakan dalam penelitian sosiologi diantaranya yakni, metode statistik,

3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

3.4 Metode Pengumpulan Data Di dalam penelitian perlu adanya mengumpulkan data-data dari sumber yang sedang diteliti, pada penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer