VEL 2016
PRO EEDINGS
Technology Enhanced Language Learning:
Teaching and Researching
FOREWORD
Indonesia Technology Enhanced Language Learning, or shortened as iTELL, is a newly established organization intended as the medium for teachers and researchers in Indonesia to develop their ideas, practices, and skills in language teaching and learning using technology. iTELL has the mission to contribute in teacher professional development and teacher empowerment needs in Indonesia. For this purpose, to introduce its existence to the academic world in Indonesia and to kick-start its mission, iTELL had its conference in Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Hosted by the Faculty of Language and Arts, Universitas Kristen Satya Wacana, the conference was held on 3-4 November 2016 with the theme "Technology Enhanced Language Learning: Teaching and Researching". This conference aimed at providing and updating critical theoretical and practical knowledge, practices, and potentials of the incorporation of technology into multi-modal environment of language teaching and learning processes to teachersand researchers in the field of Technology Enhanced Language Learning.
Participated by more than 170 delegates from all around Indonesia and even some foreign countries, this conference was a combination of different ideas and experiences. These differences, however, offered priceless learning and sharing opportunities and created empowering professional and social bonds. There were 2 plenary sessions, 3 featured presentations, 7 featured workshops, and more than 80 parallel presentations, workshops and poster presentations.
This publication presents some of the papers which were presented in the paper. workshop, and poster sessions of the conference. All these papers provide the various ideas and experiences blended in the conference. We hope you like them and hopefully they could give significant contributions to the issues surrounding Technology Enhanced Language Learning.
Finally, wewould like to offer ourappreciation to all speakers who have shared their great ideas. Thank you to all delegates who have come and participated in this conference. Last but not least, we also would like to present our gratitude to the organizer from the Faculty of Language and Arts, Universitas Kristen Satya Wacana for making this conference a success.
TABLE OF CONTENT
Foreword
Table Of Content
Edmodo for EFL Classroom: A Lecturer•s Teaching Experience in Blended Learning Activities
AlifKaryawati
Utilizing Instagram For Engaging Students In Their Creative Writing Ardiya.rso Kumiawan & Lemmuela Alvita Kastuhandani
Powerful Tools for Teaching and Learning: Digital Storytelling (A Mini Workshop)
Bekå Sa wiji
Developing Integrated Materials in a Form of Study Pack Based on Digital Media
Cumia Karim, SPdi. & Ridha Ayu Karisma Dewi, SPd
A Small Study —E-Learning English Via Smartphone Senior High School (SMAN) and Vocational High School (SMK) Grades 10,11 And 12
David Knowles BA Hons, Heni Haryani, SPd, M.I-Ium., & Bekå Sawiji, SPd Android Application to Enhance English Speaking Competence of Health College Students
David Sulisåawan Aditya & Dedi FebHanto
The Implementation of Schoology in Presentation Class Desy Indriana, Eka Indah Nuraini & Fsåana TH Karmala
Developing contextual Storytelling Material Toward Video and Audio Recorder
Dini FandHani Puüi, SPd & Fenty Nurmayanå, SHum.
The Benefits and Barriers of Using Google Classroom in Language Learning: A Study at Singapore School, Pantai Indah Kapuk Dwi Firli AshaH
Learning Hiragana and Katakana With Mnemonics by Using Digital Tools Application
ElniJeini Usoh, Spd, Mlmed(Hons), Phd.
Evaluating Students' Responses in Utilizing Moodle as a Blended Learning Tool
Ennik Fajarwaå
Poetry and Social Media: A Not-So-New Combo EHo RP Fangidae & Lany Kristono
i
ii
1
4
8
14
18
31
35
40
44
50
The Effectiveness of Using Bistrocooking Game for Improving Students' Writing Skill in Procedure
Christianå TrihapsaH, Nunun Nuki Erfiani & Rheza
Kusumawardani
Interactive E-Comics for Independent Study Francisca Maria Ivone & Sri Rachmajanå
The Implementation of Mindjet Mindmanager to Organize Ideas in
Teaching Writing: Students' Perception Held Maisyarah & Refrilia Ulfah
The Implementation of Storytelling in English for Young Learners
Classroom
Humaim Restu Maulidia & Mayang Pra.mudhita
Synchronizing Web 2.0 Technologies to Improve Formative Feedback by Using Voicethread
Karin SaH Saputrg SPd, M.Hum.
The Roles of Bimodal Subtitling and Bilingual Subtitling Models for Enhancing Learners' Listening Comprehension Skills
Elia Indhani & Widya Rama Kusumaningrurn
M,Then Theories Do Not Work Well: Voices from Former Young Teachers
in Remote Areas
Luö Nurhayaå & Saras Dhona Sepåa
A Brief Review and Lecturers-Students' Perspectives on Turnitin as a
Plagiarism Detector Software NoorAeni & Pamela Yeni Purwas&i
English Noun Vocabularies Enrichment through Audio Visual Songs at the First Grade of Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Cibeusi
Nova Asyri Aryanå, SHum.
Computer-Assisted Reading Material to Enhance Reading Skills
Raüi Wahyuningtyas
Powtoon as the Voice Recording — An Animated Way: Leading to Meaningful and Memorable Speaking Experiences
Rayinda Eva Rahmah
The Utilization of Virtual Learning Environment to Improve Students Participation in Online Discussion
Rizki Farani
Utilizing Video-Based Activity by the Use of TED-Ed
Shelia Anjarani & Rahayu
62
66
74
81
84
88
94
99
104
110
115
119
The Effect of Using 'Letter Blocks Word Builder Game' in Teaching Writing
Sonya Cheryanå Benu 127
The Use of Websites to Support Autonomous Learning for TOEFL Reading Preparation
Sudilja Hari Wibowo & Calih AmbaHni 132
Aplikasi Pengembangan Media Ajar Lintas Platform
F. B Sibuea, SPd, M. Hum 137
Integrating Online Social Networking as Teaching Media: A Case Study at Suryakancana University
Yesyr 142
Storytelling Web-Based Mobile Application
Herpendi, Damayanti & Wan Yuliyanå 149
Feasibility Analysis on Mobile Based Application of Vocabulary Learning (M-Learning) for Early Childhood (A Case Study On PAUD)
iTELL (Indonesia Technology Enhanced Language Leaming)
APLIKASI PENGEMBANGAN MEDIA
AJAR LINTAS PLATFORM
Todo F. B. Sibuea, s.Pd, M. HumSekolah Tinggi Bahasa Asing LIA todo.stba@gmail.com
Abstrak
Pembelajaran di era dijital memberikan peluang mengajar dan belajar yang
mampu menembus ruang dan waktu, suatu hal yang menguntungkan bagi para guru
dan siswanya. Lewat aplikasi-aplikasi komputer dan mobile, guru dapat membuat dan mengembangkan materi pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran di luar kelas. Kendalanya, baik guru dan siswa mengalami kesulitan dalam pemilihan aplikasi tepat guna akibat faktor dana, kurva belajar yang panjang, serta keterbatasan dan ketidakstabilan platform teknologi pembelajaran. Kendala-kendala tersebut kini teratasi dengan kehadiran aplikasi-aplikasi gratis, mudah digunakan, tersedia dalam beragam platform, dan andal. Ini semua berkat munculnya aplikasi-aplikasi gratis, freeware atau open-source, dan legal yang tersedia di internet untuk mengembangkan bahan pembelajaran. Aplikasi-aplikasi ini mudah dipelajari karena tersedia banyak sumber belajar dalam bentuk tutorial
cetak (wiki) atau lisan (video). Selain itu, banyak aplikasi gratis yang tersedia lintas
platform (Android dan iOS atau Windows dan Macintosh) memberikan peluang bagi guru dan murid dalam memakai satu aplikasi yang sama di berbagai sistem operasi atau gawai. Dampaknya, mudah bagi guru untuk mempelajarinya dan mengajarkan siswa cara memakai aplikasi tersebut. Ketersediaan aplikasi dalam
lebih dari satu platform juga menjadi bukti keandalan aplikasi tersebut.
Kata kunci: aplikasi, platform, open-source, media ajar, pengajaran Pendahuluan
Di era dijital, guru memiliki banyak peluang untuk menciptakan media pembelajaran yang kreatif dengan menggunakan hardware dan software yang dimilikinya. Contohnya, guru
bisa membuat rekaman video pengajaran dengan menggunakan handycam/ponpin dan
mengunggah hasil rekaman ke internet untuk disebar luaskan kepada murid-muridnya. Contoh lainnya, guru bisa memberi tugas bagi siswa untuk membuat wawancara pendek tentang orang yang mereka kagumi dan mengumpulkan tugas kepada guru dalam format audio dijital.
Keberadaan internet memberikan guru banyak sumber belajar dalam format teks, gambar, video,
hingga software. Guru bisa mengambil foto atau video dari internet dan mengembangkannya sebagai bahan pembelajaran. Dengan aplikasi/software yang tepat, guru bisa memberikan masukan terhadap hasil belajar seorang siswa untuk membantunya mengembangkan diri. Sayangnya, guru dan siswa menghadapi kendala dalam menciptakan kegiatan pembelajaran
yang kreatif dan dinamis akibat keterbatasan daya dukung aplikasi.
Keterbatasan daya dukung aplikasi adalah kondisi ketika guru dan siswa memakai komputer atau gawai (ponpin, tablet) yang berbeda platform sehingga guru tidak dapat mentransfer pengetahuan atau keterampilan kepada siswa. Misalnya, seorang guru yang memiliki gawai iOS kesulitan mengajarkan keterampilan penyuntingan video kepada siswanya karena mereka memakai gawai Android. Masalahnya, ada aplikasi yang hanya tersedia di satu sistem operasi dan tidak tersedia di sistem operasi yang lain. Ada pula situasi dimana guru dan
siswa memakai komputer dengan sistem operasi yang sama (e.g., Windows) tetapi mereka tidak
Faculty ofLanguage and Alts
iTELL (Indonesia Technoloo Enhanced Language Learning)
dapat memakai aplikasi populer (e.g., Photoshop atau Camtasia) karena mereka tidak memiliki dana untuk membeli aplikasi berlisensi.
Aplikasi hasil bajakan (pirated) bisa mengatasi hambatan-hambatan di atas, namun penggunaan barang bajakan adalah suatu tindakan yang melanggar hukum dan tidak beretika (Microsoft Australia, 2013). Selain menggunakan barang bajakan, guru atau siswa melakukan peretasan terhadap gawai agar dapat menjalankan aplikasi yang tidak resmi. Hanya saja, peretasan dapat membuat gawai mereka menjadi tidak stabil dan rentan terhadap serangan virus. Tindakan-tindakan negatif di atas dapat dihindari apabila guru dan murid memiliki pengetahuan tentang aplikasi gratis multi platform, dan legal, yang bisa dipakai pada gawai apapun.
Landasan Teori
Guru dan siswa bisa menemukan banyak aplikasi gratis dan legal di internet dan tidak sedikit dari aplikasi gratis ini tersedia dalam berbagai versi platform (Android dan iOS, Macintosh dan Windows). Sebagai acuan dasar, aplikasi gratis yang harus dipakai adalah mereka yang masuk kategorifreeware atau open-source.
Freeware dan open-source adalah software komputer yang dibagikan secara cuma-cuma oleh pengembangnya tanpa ada kewajiban membayar (The Linux Information Project, 2016, para. I & 6). Ada juga software freemium yang juga gratis namun memiliki beberapa fitur yang hanya bisa dipakai apabila pengguna membeli fitur-fitur tersebut (Tscheme, 2007; lihat juga Anderson, 2008). Biasanya, software ini memiliki in-app purchase.
Pemakaian aplikasi yang bersifat gratis dan legal (freeware/open-source) diperlukan untuk memperoleh manfaat-manfaat sebagai berikut.
l. Aplikasi yang legal meberikan keyakinan kepada pengguna bahwa aplikasi tersebut resmi dan terjamin, i.e., tidak ada resiko serangan virus atau gugatan hukum.
2. Aplikasi yang legal adalah aplikasi yang telah melewati proses pengembangan yang teruji sehingga memiliki mutu yang baik.
3. Aplikasi gratis dapat diperbanyak dan dibagikan kepada siapa saja karena tidak ada ikatan lisensi.
4. Aplikasi gratis dan legal tidak menuntut banyak spesifikasi teknis dari gawai yangdipakai. Saeed (2011) dan Ferrie (2013) menambahkan bahwa aplikasi/software gratis meringankan pembiayaan sekolah untuk pembaruan lisensi, meringankan kerja hardware, memberikan kebebasan dalam pemakaian dan distribusi.
Manfaat tambahan dari aplikasi gratis lintas platform adalah kemudahan guru dan siswa ketika menggunakan aplikasi tersebut di gawai masing-masing. Contoh: guru mengajarkan siswa teknik pemolesan foto dengan menggunakan aplikasi Pixlr yang tersedia dalam versi iOS dan Android. Karena aplikasi tersebut lintas platform, guru dapat mengajarkan keterampilan penyuntingan dengan cepat kepada siswa tanpa melewati kurva belajar panjang. Faedah Iainnya' aplikasi multi-platform memudahkan guru dan siswa ketika berpindah dari satu gawai/komputer milik pribadi ke gawai/komputer milik orang Iain dan berbeda jenis sistem operasi. Guru dan siswa tetap bisa menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah ia pelajari sebelumnya meskipun memakai peralatan yang berbeda sistem.
Teknik Pemilihan Aplikasi Gratis
Pemilihan aplikasi dan lintas platform bukanlah hal yang mudah karena literatur (cetak/dijital) lebih banyak membahas aplikasi komersil (berlisensi). Asalkan giat melakukan penelusuran informasi, guru pasti bisa menemukan
TELL (Indonesia Technology Enhanced Language Learning)
Ada dua cara melakuan pencarian informasi untuk menemukan aplikasi/software gratis
dan legal. Pertama, guru perlu bertanya ke kiri dan ke kanan tentang aplikasi/software yang
mereka perlukan. Informasi ini dapat ditemukan dalam forum-forum diskusi di dunia internet. Cara kedua, mencari informasi di mesin pencari Google dengan menggunakan kata/frase kunci seperti "best free software for . ", "best mobile app for ... , top free apps to . . Sebaiknya
memakai kata/frase kunci dalam bahasa Inggris karena akan memberikan lebih banyak hasil.
Setelah menemukan informasi, guru harus melakukan pencarian fakta terkait informasi tentang aplikasi gratis. Jika guru menemukan banyak literatur di internet mengenai aplikasi
tersebUt dalam bentuk affikel Wiki, ulasan dalam website, video tutorial, dan lainnya, maka guru
mendapatkan keyakinan bahwa aplikasi tersebut memiliki banyak pemakai. Daftar Aplikasi Gratis Lintas Platform
Berikut adalah kurasi aplikasi-aplikasi multi-platform yang dapat dipakai oleh guru dan murid untuk mengembangkan media ajar atau meningkatkan kegiatan pembelajaran di dalam
dan di luar kelas.
A. Mengunduh Berkas Dijital
Untuk mengunduh berkas dari internet, pengguna komputer bisa memakai aplikasi
JDownloader (open-source). Aplikasi ini hanya tersedia dalam versi desktop (Macintosh, Linux,
dan Windows) dan memiliki berfungsi untuk mengunduh berkas-berkas dalam bentuk apapun yang tersedia di sebuah website. Bagusnya, JDownloader bekerja seperti aplikasi torrent—
pengguna dapat menghentikan proses pengunduhan untuk sementara dan melanjutkannya kembali di lain waktu. Pengembang aplikasi hanya meminta pengguna untuk memberikan
sumbangan uang, suatu hal yang dapat diabaikan.
Untuk mengunduh berkas video dari internet, DowloadHelper (Dwhelper) adalah aplikasi terbaik. Aplikasi ini berukuran kecil sehingga ia hanya menjadi add-on untuk Firefox. Ketika Firefox dijalankan, aplikasi ini langsung bekerja ketika pengguna membuka website seperti YouTube, Vimeo, Metacafe, dan lainnya. Dwhelper bersifat gratis dan hanya meminta sumbangan uang dari penggunanya. Kekurangannya, Dwhelper harus mengunduh berkas dari
awal hingga selesai, tidak bisa berhenti di tengah-tengah. Selain itu, Dwhelper bukanlah aplikasi yang dapat disimpan dalam media penyimpanan jenis apapun.
B Penyuntingan Foto Ringan
Aplikasi gratis untuk platform mobile adalah Adobe Photoshop Express. Aplikasi ini tersedia dalam versi Android dan iOS dan bisa dijalankan selama pengguna membuat akun di Adobe Creative Cloud (CC). Dengan aplikasi ini, pemakai popin atau tablet dapat melakukan kerja kreatif dalam pemolesan foto, (menggunakan filter, mengatur kecerahan foto, membuat
kolase, mengubah ukuran foto).
Untuk versi universal (desktop dan mobile), aplikasi terbaik dalam penyuntingan foto ringan adalah Autodesk Pixlr. Aplikasi ini tersedia dalam platform desktop (Mac dan Windows) serta mobile (Android dan iOS), juga daring (online). Ketersediaan dalam beragam platform membuat pengguna Pixlr tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan aplikasi yang sama meskipun memakai gawai yang berbeda sistem operasi. Selain melakukan pemolesan ringan,
Pixlr memiliki fitur penambahan anotasi dan kolase pada foto.
C. Pemotretan 3600
Untuk membuat foto 3600, guru dan siswa bisa menggunakan Google Streetview (Android dan iOS). Aplikasi yang dulu dikenal sebagai Google Sphere memberi pengguna Ponpin atau tablet untuk menghasilkan foto 3600 dengan memakai kamera bawaan. Hasil foto
Faculty ofLanguage and Arts
Universitas Kristen Satya Wacana
'TELL (Indonesia Technology Language
Leanvng)
dapat dinikmati dengan aplikasi yang sama dan
diunggah ke website yang memfasilitasi
3600 (Facebook atau Google Map).
D. Konversi Video
Handbrake adalah aplikasi paling andal untuk
mengkonversi berkas video dari format
apapun ke format MKV atau MPEG-4. Aplikasi desktop
ini tersedia gratis untuk Linux
Macintosh, dan Windows. Handbrake dapat mengkonversi
satu atau beberapa file sekaligus ke
dalam format umum (untuk segala jenis gawai) atau untuk
format khusus (ponpin, portable
media player, tablet). Karena sifatnya open-source, Handbrake
dapat disimpan dan dibagikan
kepada siapa saja.
Apabila Handbrake hanya mampu melakukan konversi
video ke dua jenis
MPEGStream Clip dapat mengkonversi video ke berbagai jenis format (MPEG-4, AVI, Mov dll). Sebagai aplikasi desktop (Mac dan Windows), MPEG hanya
berukuran 12,1 MB, namun
andal mengkonversi berkas video hingga audio (mp3 atau AIFF).
Bahkan aplikasi ini mampu
juga melakukan penyuntingan kasar terhadap sebuah berkas video atau audio.
E. Perekam layar desktop
Aplikasi screencasting gratis untuk Mac dan Windows hanya disediakan oleh Screencast-o-matic. Aplikasi gratis ini dapat merekam segala jenis kegiatan di layar desktop untuk periode 15 menit. Selain merekam layar, pengguna dapat merekam suara (narasi). Aplikasi ini berguna sekali untuk membuat video tutorial pendek atau memberikanfeedback bagi tulisan siswa. Guru atau siswa bisa pula membuat rekaman slideshow PowerPoint dengan Screencast. Hasil rekaman layar langsung disimpan dalam format MP4/FLV dan dapat langsung diterbitkan di internet.
F. Penyunting audio
Hanya ada satu aplikasi penyunting video gratis terandal untuk Mac dan Windows, Audacity. Meski proses instalasi Audacity agak rumit, aplikasi ini memiliki segala kemampuan dan fitur untuk penyuntingan berkas audio. Kegunaan paling baik dari aplikasi ini adalah untuk merekam suara (monolog atau percakapan). Manfaat lainnya adalah konversi format audio dan penyuntingan. Bahkan pengguna mahir dapat memakai Audacity untuk merekam lagu. Audacity dapat diperbanyak dibagikan kepada siapa saja dengan gratis.
G. Penyunting videoformat mobile
Pemakai gawai Android (Lolipop) dan iOS (7.0) dapat belajar teknik penyuntingan filem dengan aplikasi dari pengembang bonafld, Adobe. Premiere Clip adalah versi mobile dari Premier Element dan Clip menekankan pada kecepatan proses penyuntingan. Pengguna Clip dapat merangkai beberapa klip video menjadi satu video utuh tanpa batasan durasi. Tidak hanya itu, Clip memberikan ruang kreatif dengan beragam pilihan filter warna dan soundtrack gratis untuk membuat video menjadi berkualitas layaknya video profesional.
H. Penyunting video untuk desktop
Untuk penyuntingan video pada komputerjenis Mac atau Windows, guru dan siswa bisa menggunakan Open Shot. Aplikasi open-source ini bermula dari platform Linux dan berbasis Ffmpeg (open-source). Open Shot memiliki
kemampuan untuk membaca berbagai jenis format video dan mengekspornya ke beragam pilihan
video. Meski tampilan antar muka tidak sebagus iMovie, Movie Maker, atau Premiere Element,
Open Shot unggul karena sifatnya yang tidak berlisensi sehingga dapat dipakai dan diperbanyak oleh siapa saja.
iTELL (Indonesia Technology Enhanced Language Learmng)
I. Pembuat slideshow cepat untuk gawai mobile
Guru dapat meminta siswa untuk membuat slideshow dari kumpulan foto di ponpin atau tablet dengan menggunakan Quik (GoPro). Aplikasi ini tersedia untuk Android dan iOS dan memiliki pemakaian yang mudah. Quik bisa mengambil foto-foto di memori internal dan menciptakan slideshow dengan cepat, lengkap dengan iringan lagu. Selain itu, Quik memberikan banyak pilihan format gambar (layar bujur sangkat atau layar lebar), filter warna, judul, soundtrack, dan durasi.
J. Aplikasi pemindai dokumen
Office Lens adalah aplikasi gratis dari Microsoft dengan fungsi memindai beragam jenis dokumen (kertas, halaman buku/majalah/koran, kartu nama) dan papan tulis. Kelebihan aplikasi ini ada pada kemampuan meng-ekspor hasil pemindaian ke format Office (DOCX, XLSX, ppTX), One Note, JPEG, dan PDF. Office Lens bisa diunduh secara gratis dari Google Playstore atau AppStore.
References
C. Anderson. (2008, February 25). Free! Why $0.00 is the future of business [Web log post]. Retrieved from https://www.wired.com/2008/02/ff-free/
G. Ferrie. (2013, November, 19). Prepare students for a rapidly changing world by teaching with open source [Web log post]. Retrieved from
https://opensource.com/education/13/11 /teach-better-prepare-students Google Street View [Mobile App]. Google: Moutainview (CA). Retrieved from
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.google.android.street&hl=en
Microsoft Australia (2013, Maret, 24). The hidden risks of using pirated software [Web log
post]. Retreived from https://blogs.msdn.microsoft.com/govtech/2013/03/24/the-hidden-risks-of-using-pirated-software/
Open Shot (Version 2. l) [Desktop App]. OpenShot Studios. Retrieved from http://openshot.org/
S. Saeed (2011, December, 8). Top 10 benefits of using free software [Web log post]. Retrieved
from https://www.edutopia.org/blog/benefits-free-software-shahzad-saeed
Sibuea, T.F.B. (Desainer). (2016). Aplikasi pengembangan media ajar lintas platform [Poster].
Retrieved from
https ://drive.google.com/fi le/d/0B6p049jLBaOhSE 14bHd0RWVyanc/view The Linux Information Project (22 October 2006). Freeware definition. Retrieved from:
http://www.linfo.org/freeware.html
Tscheme, J. W. (Producer). (2007, June, 19). Free: The economics of abundance and the price of zero [Audio Podcast]. Retrieved from:
http://web.archive.org/web/20130729204207id /http://itc.conversationsnetwork.org/sho ws/detai13328.html
Faculty of Language and AIÜ