8
III.
METODE PENELITIAN
A.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.Materi
a. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah polen dari bunga marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana, asam asetat glasial, asam sulfat pekat (H2SO4), akuades, safranin 1 % dalam alkohol 70 % dan glycerin jelly. (Lampiran 1)
b. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya, sentrifugator, tabung sentrifus, object glass, cover glass, pipet tetes, waterbath, gelas ukur, batang pengaduk, mikrometer objektif, mikrometer okuler, botol flakon, pulpen, pensil, kertas tabel, plastik sampel, kertas tissue, kamera digital. (Lampiran 1)
2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel polen bunga dari marga Solanum, Solandra Brugmansia, dan Nicotiana dilakukan di wilayah Banyumas dan sekitarnya (Lampiran 2). Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya dan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108°39’ 17” sampai 109° 27’ 15” dan di antara garis Lintang Selatan 7° 15’
05” sampai 7°37’ 10
. Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu udara berkisar antara 24,4°C - 30,9°C dengan curah hujan rata-rata 2.725 mm pertahun atau sebanyak 88 hari pertahun (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas, 2010).
Tahapan preparasi polen, dan pengumpulan data polen dilakukan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian dilakukan pada bulan April– September 2014.
B.Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode survai dengan cara pengambilan sampel secara acak
9
(random sampling) yang terdapat tumbuhan marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana di wilayah Banyumas dan sekitarnya.
2.Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah karakter morfologi polen dari marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana.
3. Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi (Lampiran 3) : a. Unit polen
b. Bentuk polen, ditentukan berdasarkan ratio panjang aksis polar (P) dan diameter equatorial (E).
c. Ukuran polen, didasarkan pada aksis yang terpanjang d. Apetura
e. Ornamentasi (Skulptur) 4.Cara Kerja
a. Pengambilan Sampel Polen
Pengambilan polen marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana dilakukan dengan mengambil polen dari bunga yang mekar kemudian dimasukan ke dalam botol flakon yang telah diisi asam asetat glasial.
b. Pembuatan Preparat Polen
Pembuatan preparat polen dengan metode asetolisis menurut Erdtman (1972) dalam Sumarsono, et al., (2012) :
1) Polen bunga marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana, diambil dari anthera, dikumpulkan dalam botol flakon, kemudian difiksasi dengan asam asetat glasial 45 % selama 24 jam.
2) Bahan yang telah difiksasi tersebut dipindahkan kedalam tabung sentrifus, kemudian di sentrifus.
3) Setelah itu cairan dibuang dan endapan diberi campuran asam asetat glasial dan asam sulfat pekat dengan perbandingan 9:1 secara perlahan-lahan.
4) Kemudian dipanaskan dalam waterbath dari temperatur kamar sampai mendidih.
10
6) Kemudian disentrifus, setelah itu supernatan dibuang dan endapan dicuci dengan akuades.
7) Pencucian dengan akuades dilakukan 3 kali dimana setiap pencucian disentrifus lagi.
8) Kemudian dilakukan pewarnaan dengan glycerin jelly yang dicampur safranin 1% dalam 70%, didiamkan ± 10 menit.
9) Polen diletakkan dalam object glass yang ditutup cover glass, dan preparat siap diamati.
c.Kalibrasi
Menera nilai skala mikrometer okuler, menurut Baptista (2010) :
1) Mikrometer objektif diletakkan dibawah lensa objektif dan mikrometer okuler dipasang pada tabung lensa okuler.
2) Ditentukan perbesaran yang digunakan (misalnya 40 x 10) , kemudian dicari bayangan skala mikrometer okuler dan mikrometer objektif.
3) Setelah fokus, kemudian dicari bayangan garis skala kedua mikrometer yg berimpit.
4) Dari hasil tersebut dapat diketahui nilai satu skala mikrometer okuler dengan rumus :
1 skala okuler = Jarak yang diketahui antara 2 garis pada mikrometer objektif Jarak skala pada mikrometer okuler
= 0,01 x Skala objektif (dalam mm) Skala okuler
= 10 x Skala objektif (dalam µm) Skala okuler
5) Peneraan nilai skala okuler dilakukan 5x ulangan. d. Pengukuran diameter polen (P/E)
Setelah mengetahui nilai skala mikrometer okuler dengan cara kalibrasi, dilakukan pengukuran diameter polen dengan cara :
1) Mikrometer objektif diganti dengan sediaan preparat polen yang akan diamati, kemudian dicari bayangan preparat.
2) Diukur polen bagian polar (P) dan equator (E) pada perbesaran 40x10 3) Hasil yang didapat pada pengukuran polen bagian polar dan equator,
masing-masing dikalikan dengan hasil pengukuran kalibrasi. 4) Kemudian dihitung diameter polen dengan rumus P/E
11
5) Hasil yang didapat dari rumus tersebut dapat digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran polen.
e. Pengamatan
Polen diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x10, pada setiap parameter meliputi: unit polen, apetura dan ornamentasi. Untuk membantu interpretasi dilakukan pemotretan. Identifikasi menggunakan buku acuan dari Moore & Webb (1978) dan Kapp (1969).
C. Metode Analisis
Morfologi polen dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan membuat deskripsi morfologi polen berdasarkan parameternya, sehingga terlihat karakter morfologi polen dari marga Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana. D.Diagram Alir Penelitian
Survai lokasi penelitian dilakukan di wilayah Banyumas dan sekitarnya
Preparasi polen dengan metode asetolisis dengan pewarnaan polen menggunakan
glycerin jelly yang dicampur safranin 1% dalam alkohol 70 %
Pengumpulan Data
Pengamatan: - Unit polen - Apetura - Ornamentasi
Hasil
Analisis secara deskriptif Pengambilan sampel secara acak (random sampling ) polen bunga dari marga
Solanum, Solandra, Brugmansia, dan Nicotiana
Pengukuran polen dengan mengukur panjang aksis polar (P) dan diameter equatorial (E)
Bentuk polen Kalibrasi