• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Fungsi Istana Ōsaka Ōsaka Jo No Kinou No Henka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perubahan Fungsi Istana Ōsaka Ōsaka Jo No Kinou No Henka"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan , dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat juga mengemukakan bahwa

ada tujuh unsur-unsur kebudayaan , yaitu:

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan

5. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi

6. Sistem religi, dan

7. Kesenian

Berdasarkan uraian diatas ketujuh unsur ini disebut kebudayaan universal

karena selalu ada pada setiap masyarakat. Kesenian adalah bagian dari budaya dan

merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari

dalam jiwa manusia. Menurut para pakar atau ahli kebudayaan,

(Koentjaraningrat,http://carapedia.com/pengertian_definisi_kesenian_menurut_pa

ra_ahli_info491.html ) kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil

(2)

1. Seni patung/pahat

2. Seni rupa

3. Seni gerak

4. Relief

5. Lukis/gambar

6. Rias

7. Musik/seni suara

8. Bangunan

9. Kesustraan

10.Drama

Dari berbagai aspek yang meliputi kesenian maka istana merupakan seni

bangunan. Istana adalah bangunan besar atau mewah yang biasanya didiami oleh

keluarga kerajaan, keluarga kepala negara atau petinggi lainnya. Istana

kadang-kadang juga dipakai sebagai pusat urusan pemerintahan, termasuk sebagai

benteng pertahanan militer.

Semenjak manusia sudah terbentuk oleh ketujuh unsur kebudayaan

tersebut, maka timbullah suatu cara manusia untuk mempertahan hidup yaitu

kekuasaan. Dasar terbentuknya kekuasaan tersebut dengan adanya sistem

pertahanan yang kokoh yaitu istana yang menjadi pusat pemerintahan. Setiap

negara harus memilikinya agar diakui bahwa tempat itu ada yang memimpin agar

tidak direbut oleh pihak luar. Salah satu negara yang memiliki istana yang

sekaligus dijadikan benteng adalah Jepang.

Jepang memiliki banyak istana yang masih terjaga dan dirawat keaslian

(3)

melainkan menjadi museum dan tempat rekreasi masyarakat umum. Salah satunya

adalah istana saka dan orang Jepang menyebutnya dengan saka-j (大阪城).

Istana saka (大阪城 saka-j ) adalah istana yang terletak di dalam Taman

Istana saka, distrik Chuo-ku, kota saka, Jepang. Istana saka berada di ujung

paling sebelah utara daerah Uemachi, menempati lokasi tanah yang paling tinggi

dibandingkan dengan wilayah sekelilingnya.

Istana saka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman

Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana saka yang ada sekarang terdiri

dari menara utama yang dilindungi oleh dua lapis tembok tinggi yang dikelilingi

oleh dua lapis parit, parit bagian dalam (Uchibori) dan parit bagian luar

(Sotobori). Air yang digunakan untuk mengaliri parit istana diambil dari Sungai

Yodo mengalir di sebelah utara istana saka.

Istana saka (大坂城; saka-j atau zaka-j ) berada di provinsi Setsu

(nama zaman dulu untuk saka dan sekelilingnya), wilayah Higashinari Goori,

saka. Sesuai dengan penggantian karakter Kanji yang digunakan untuk menulis

kota saka dalam bahasa Jepang, nama istana saka sekarang ditulis sebagai

大阪城 ( saka-j ).

Istana saka telah mengalami beberapa kali pemugaran atau perluasan

dari generasi ke generasi. terakhir pada tahun 1995 pemerintahan jepang memugar

total istana tersebut hingga bentuknya menjadi seperti yang sekarang ini. Dimasa

ini fungsi istana juga ikut berubah, perubahan yang terjadi dilihat dari sudut

pandang alasan keberadaan istana saka untuk dipertahankan.

Pembangunannya dimulai oleh Toyotomi Hideyoshi sewaktu Hideyoshi

(4)

1598. Pada saat itu, istana saka jauh lebih luas dibandingkan dengan istana

saka yang ada sekarang. Toyotomi Hideyoshi berkuasa setelah Oda Nobunaga

tutup usia dan menjadikan istana saka sebagai pusat pemerintahan. Toyotomi

Hideyoshi tidak tinggal di istana saka, melainkan di tempat-tempat kediamannya

yang ada di Kyoto: Jurakudai (yang juga disebut Jurakutei) dan Istana Fushimi.

Setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal karena usia lanjut pada tahun

1599, Hideyoshi digantikan oleh puteranya yang bernama Toyotomi Hideyori

yang pindah dari istana Fushimi ke istana saka yang baru saja selesai. Dalam

Pertempuran Musim Dingin saka tahun 1614, Tokugawa Ieyasu memimpin

serangan besar-besaran menyerbu Toyotomi Hideyori yang hanya mampu

bertahan di dalam istana saka.

Dalam perjanjian perdamaian dengan Tokugawa Ieyasu, Toyotomi

Hideyori yang kalah perang, setuju untuk menghancurkan Sannomaru, Sogamae

dan parit lapis ketiga yang melindungi istana saka. Toyotomi Hideyori kemudian

berusaha kembali membangun pertahanan militer di istana saka yang dianggap

Tokugawa Ieyasu melanggar perjanjian damai yang telah disetujui. Pada tahun

berikutnya, Tokugawa Ieyasu mengirim pasukan besar-besaran untuk

menghancurkan Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Musim Panas saka

tahun 1615.

Pada zaman Edo kekuasaan klan Toyotomi tidak ada lagi, karena

Tokugawa Ieyasu kemudian menghancurkan istana saka yang baru saja selesai

dibangun. Sisa-sisa istana saka beralih ke tangan Matsudaira Tadaaki yang

(5)

Pada tahun 1620, pembangunan istana saka dimulai kembali oleh

Tokugawa Hidetada (1579 - 1632) dengan gambar rancangan yang baru. Sebagai

anak ketiga dari Tokugawa Ieyasu. Penguasa istana saka adalah shogun

Tokugawa, tetapi berhubung pemerintah Tokugawa berkedudukan di Edo, istana

sehari-harinya diperintah oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh shogun.

Sebelum jatuhnya Keshogunan Tokugawa pada Pertempuran

Toba-Fushimi tahun 1868 yang sekaligus menandai akhirnya zaman Edo, shogun

Tokugawa yang memimpin pasukan Keshogunan Tokugawa sempat mundur ke

istana saka sebelum akhirnya melarikan diri ke Edo dengan menggunakan

perahu. Bangunan indah yang terdapat di dalam istana saka yang bernama

Honmaru Goten (Istana di Benteng Utama) dibakar habis pada pada zaman

restorasi Meiji. Sisa-sisa istana saka yang masih ada kemudian dikuasai oleh

pemerintah baru Meiji.

Pada zaman Meiji inilah negara Jepang sudah membuka diri pada dunia

luar. Masa ini juga merupakan masa perang banyak terjadi di berbagai negara.

Negara Jepang yang telah menjadi satu pemerintahan sejak jaman Tokugawa. Hal

ini membuat pemerintah selanjutnya lebih ekstra menjaga keutuhan negaranya.

Oleh karena itu, pemerintah Meiji menggunakan kawasan di dalam reruntuhan

istana saka sebagai fasilitas militer dan rakyat biasa dilarang masuk. Pada tahun

1928, walikota saka pada saat itu yang bernama Seki Hajime mengusulkan agar

istana saka dibangun kembali. Dari hasil sumbangan penduduk saka

terkumpul uang sebanyak 1.500.000 yen yang digunakan untuk memindahkan

(6)

Hingga akhirnya proyek pemugaran menara utama istana saka

merupakan proyek pemugaran istana yang pertama dilakukan di zaman Showa.

Dari lantai 1 sampai lantai 4, dinding menara utama istana saka menggunakan

plesteran warna putih gaya zaman Tokugawa, sedangkan lantai 5 menggunakan

pernis warna hitam gaya zaman Toyotomi yang berhias gambar harimau dan

burung Jenjang dari lembaran kertas emas.

Pada Perang Dunia II, empat bangunan Yagura di wilayah Ninomaru

terbakar habis tapi untungnya bangunan menara utama selamat dari serangan

udara. Dalam serangan udara yang terjadi pada hari-hari menjelang berakhirnya

Perang Dunia II, bom jenis 1 ton yang banyak dijatuhkan di sekitar istana saka

menjadikan istana saka dan daerah sekitar stasiun kereta api Kyobashi menjadi

lautan api.

Penyelesaian proyek restorasi istana saka memakan waktu 3 tahun,

dimulai tahun 1995 dan selesai tahun 1997, yang antara lain membangun fasilitas

lift untuk penyandang cacat, orang lanjut usia dan rombongan

wisatawan.Walaupun pastinya terletak di dalam lingkungan taman atau di sekitar

istana saka yang ada sekarang, sampai saat ini letak sebenarnya dari istana

generasi pertama yang dibangun oleh Toyotomi Hideyoshi masih belum diketahui.

Sebagai bangunan bersejarah yang hanya digunakan untuk area

peperangan dulunya, maka masyarakat umum tentulah dilarang masuk. Namun

setelah perang dunia selesai maka Jepang melakukan pemulihan pada negaranya

termasuk melakukan renovasi istana. Istana saka yang sudah berubah fungsi kini

menjdi milik negara yang dilindungi dan dapat dinikmati oleh rakyat sebagai

(7)

dinikmati untuk umum maka pemerintah banyak memberi fasilitas umum yang

dibutuhkan wisatawan.

Menara utama istana saka yang tidak lagi menjadi milik prajurit telah

dijadikan museum sejarah istana saka dan tempat menjual sovenir aneka ciri

khas istana saka. untuk menikmati istana dari dalam disediakan juga lift dan

tangga beton, istana juga sudah terbuat dari beton agar tidak mudah terbakar.

Diluar istana saka memiliki area yang sangat luas. Pada tahun 1948

sesudah zaman pendudukan selesai, istana saka dikembalikan ke pemerintah

Jepang dan mulai direstorasi. Parit luar dan daerah luas yang ada disekeliling

istana saka dijadikan taman bernama Taman Istana saka.Taman Istana saka

(大阪城公園 saka j -k en) adalah kawasan taman yang terletak di sekeliling istana

saka, kota saka, Jepang. Taman dibuka pada tahun 6 November 1931 dengan

luas keseluruhan 106.7 hektar.

Selain taman yang indah dan dapat menapung seluruh wisatawan, istana

saka juga memiliki aula yang sangat besar dan menjadi kebanggan rakyat

saka. Aula ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan masyarakat saka.

Aula Istana saka (大阪城ホー saka Jo Hall) adalah gedung auditorium

serbaguna di saka, Jepang. Aula ini dibangun tahun 1983 untuk memperingati

400 tahun berdirinya istana saka. Selain untuk konser musik, gedung ini juga

dipakai untuk upacara resmi, pertemuan, pameran, dan pertandingan olahraga.

Sebagai salah satu istana yang diakui memiliki benteng pertahanan yang

paling kuat di Jepang zaman dulu, sekarang ini bangunan istana saka masih

berdiri kokoh dengan beberapa bagian istana yang masih asli tanpa renovasi.

(8)

jauh-jauh dari daerah cuma untuk sekedar berdoa di dalam istana atau

berjalan-jalan menikmati bunga sakura di sekeliling istana.

Berdasarkan uraian diatas, mengenai perubahan fungsi istana saka sejak

jaman Azuchi Momoyama (kekuasaan Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo (shogun

Ieyasu Tokugawa), dan jaman modern (jaman Meiji, Showa, Heisei) ini sangat

menarik bagi penulis untuk membahasnya dalam skripsi ini. Diharapkan dapat

memberi informasi dan wawasan bagi penulis dan pembaca untuk mencontohnya

pada warisan budayanya sendiri. Oleh karena itu penulis berminat membahasnya

sebagai bagian dari khasanah yang bernilai tinggi, melalui skripsi ini dengan judul

“PERUBAHAN FUNGSI ISTANA SAKA”.

1.2 Perumusan Masalah

Istana saka merupakan simbol kota saka dan juga merupakan

peninggalan sejarah yang menjadi bagian peristiwa penyatuan negara Jepang

menjadi satu pemerintahan. Istana didirikan oleh Toyotomi Hideyoshi yang

termasuk tiga tokoh besar ( Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan Ieyasu

Tokugawa ). Maka istana saka menjadi saksi bisu yang nyata dalam

pembangunan negara Jepang.

Istana saka memiliki peranan penting dalam pertahanan saka, karena

istana berfungsi sebagai benteng pertahanan maka seluruh urusan pemerintahan

berda di istana saka. Nilai strategis keberadaan istana saka selalu menjadi

sasaran perang untuk merebut kekuasaan saka. Istana saka dimanfaatkan

sebagai istana sekaligus benteng pertahanan sejak zaman Azuchi Momoyama

(9)

Namun setelah kekalahan yang terjadi pada klan Toyotomi sehingga tidak

dapat lagi mempertahankan istana saka. Hal ini menjadi awal istana saka

mengalami perubahan fungsi. Walaupun jaman Edo dan jaman Meiji fungsi

istana saka tidak terlalu berbeda, masih digunakan sebagai basis pertahanan tapi

. hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan pertahanan. Sehingga

istana saka bolak-balik mengalami kehancuran dan pulih.

Dijaman Showa istana saka tidak lagi sebagai sarana peperangan dalam

negeri, tetapi menjadikan bagian dari sejarah lampau, pendidikan, hiburan dan

ekonomi, begitu pula dengan jaman Heisei. Di abad 21 ini istana saka masih

kokoh dan menjadi kebangaan rakyat saka.

Berdasarkan uraian diatas penulis membuat permasalahannya dalam

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan fungsi istana saka sesuai dengan masa kekuasaan

jaman Azuchi Momoyama (kekuasaan Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo

(shogun Ieyasu Tokugawa) ?

2. Bagaimana perubahan fungsi istana saka sesuai dengan masa kekuasaan

jaman Restorasi Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa (kaisarHirohito), jaman

Heisei (kaisar Akihito) ?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Dari permasalahan yang ada maka diperlukan adanya pembatasan ruang

lingkup dalam pembahasan permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu

luas dan berkembang jauh sehingga masalah yang akan dikemukakan dapat lebih

(10)

Pada penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi ruang lingkup

pembahasan yang difokuskan pada perubahan fungsi istana saka dimulai jaman

Azuchi Momoyama (Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo (Ieyasu Tokugawa), jaman

Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa ( kaisar Hirohito) dan jaman Heisei (kaisar

Akihito).

Sebagai pelengkap isi tulisan, penulis mengenai perubahan fungsi istana

saka, penulis akan menulis latar dari istana saka yaitu : sejarah istana Jepang,

sejarah kota saka, dan sejarah istana saka.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Keberadaan istana saka tidak terlepas dari sejarah yang mengiringinya

sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo, yang menjadi peran bagi

penyatuan Jepang. Zaman Azuchi-Momoyama (安土桃山時 azuchi momoyama

jidai) (sekitar tahun 1573 sampai 1603) adalah salah satu pembagian periode

dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi

menjadi penguasa Jepang dan berakhir ketika Tokugawa Ieyasu berhasil

mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran

Sekigahara tahun 1600.

Pada tahun 1496, pendeta Buddha yang bernama Rennyo membangun

rumah kediaman pendeta di lokasi yang bernama saka (tanjakan besar). Pendeta

Rennyo yang mempunyai banyak pengikut kemudian memperluas rumah

(11)

Kekhasan istana saka terlihat pada peninggalan sejarahnya yang sangat

menarik perhatian membuatnya menjadi nilai sejarah yang sangat tradisional.

Istilah “sejarah” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Arab “syajarah”, yang

berarti pohon. Dalam hal ini pengertian ‘syajarah’ sama dengan apa yang kini di

Indonesia disebut dengan silsilah. Yakni daftar asal-usul atau keturunan.

Mengingat dalam studi sejarah dibedakan antara pengertian “sejarah sebagai

peristiwa”, “sejarah sebagai ilmu” dan “sejarah sebagai kisah”, maka dalam studi

sejarah kebudayaan Indonesia terutama difokuskan pada pengertian sejarah

kebudayaan sebagai ilmu.

1.4.2 Kerangka Teori

Berdasarkan hasil karya manusia yang didapat lewat proses belajar untuk

menjalani kehidupan yang bermartabat, maka karya yang dihasilkan dari usaha

manusia itu sendiri disebut sebagai kebudayaan. Bangunan merupakan hasil karya

manusia untuk pertahanan hidup dan melindungi yang dimilikinya. Istana pun

tidak hanya menjadi sebuah bangunan saja, tetapi menjadi sesuatu yang memiliiki

nilai seni dan fungsional. Keindahan dan kekokohan istana yang menjadikannya

memilki unsur kebudayaan seperti: kesenian.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan historis.

Menurut Dudung Abdurrahman (1999:2) dalam Elizabeth Widayanti (2007:12)

sejarah adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, dan

memahami nilai serta makna budaya yang terkandung dalam peristiwa masa

(12)

merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah

sebagai kisah (history as written).

Pembahasan memgenai istana berarti juga membahas tentang sejarah dari

istana itu sendiri, karena istana merupakan hasil karya manusia pada masa lampau.

Penulis akan banyak membahas mengenai sejarah yang berkaiatan peristiwa masa

lampau yang terjadi pada perbahan fungsi istana saka yang telah dipimpin oleh

beberapa penguasa dijaman itu.

Dalam penulisan skripsi ini penulis berfokus pada perubahan fungsi istana

saka, maka penulis juga menggunakan teori kebudayaaan dan teori fungsi.

Konsep kebudayaan yang digunakan adalah menurut Koentjaraningrat. Menurut

Koentjaraningrat (1980), kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta

Budhayah, yaitu bentu jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan

demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.

Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya”

yang berarti “daya dari budi” sehingga di bedakan antara “budaya” yang berarti

“daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang

berarti hasil dari cipta, karsa, dan rasa.

Istana saka merupakan hasil cipta manusia yang nyata. Manusia sebagai

makhluk yang memiliki akal dan budi , segala hal yang sering dilakukan manusia

dapat membentuk kebudayaan setempat. Istana saka dibangun memiliki ciri-ciri

khusus daerah saka. Istana saka dibangun memiliki fungsi yang paling utama

yaitu basis militer bagi klan Toyotomi untuk daerah saka.

Adapun istilah “fungsi” itu dapat dipakai dalam bahasa sehari-hari maupun

(13)

M.E. Spiro dalam Koentjaraningrat, (2002: 213), pernah mendapatkan bahwa

dalam karangan ilmiah ada tiga cara pemakaian kata fungsi, yaitu :

1. Pemakain yang menerangkan fungsi itu sebagai hubungan guna antara

sesuatu hal dengan sesuatu tujuan yang tertentu.

2. Pemakaian yang menerangkan kaitan korelasi antara satu hal dengan hal

lain.

3. Pemakain yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal

dengan hal-hal yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi.

Konsep fungsi yang pertama digunakan untuk memaknai kata fungsi

dalam perubahan fungsi istana saka. Istana saka sejak selesai dibangunnya

sudah dijadikan basis militer yang terjadi berbagai perang. Luas lapangan istana

saka memang khusus dijadikan tempat pertempuran.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan setiap kegiatan pasti selalu mempunyai maksud dan

tujuan yang hendak dicapai. Apabila tidak ada maksud dan tujuan, maka sia-sialah

sebuah kegiatan yang dilakukan. Dalam sebuah penelitian sejarah, metode

penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata

lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa

sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as

written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode

(14)

Sesuai dengan pokok masalah yang telah ditemukan diatas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan secara jelas perubahan fungsi istana saka pada

jaman Azuchi Momoyama (Toyotomi Hideyoshi) dan jaman Edo

(IeyasuTokugawa).

2. Untuk mendeskripsikan secara jelas perubahan fungsi istana saka pada

jaman Restorasi Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa (kaisar Hirohito),

jaman Heisei (kaisar Akihito) .

1.5.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi pihak-pihak

tertentu, seperti:

1. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai perubahan fungsi istana saka, yaitu sejarah istana

Jepang, sejarah kota saka , sejarah istana saka, dan peralihan fungsi

istana saka sejak awal pembangunan dizaman Azuchi Momoyama hingga

zaman Heisei.

2. Bagi masyarakat luas pada umumnya dan para mahasiswa pembelajar

bahasa Jepang khususnya, diharapkan penelitian ini dapat menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai istana saka sebagai warisan budaya

(15)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah

satu unsur yang sangat penting. Metode dalam bahasa Yunani disebut methodos

adalah cara atau jalan. Secara ilmiah, metode merupakan cara kerja untuk dapat

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam penulisan

skripsi ini, penulis menggunakan Metode Deskriptip. Menurut Koentjaraningrat

(1976:30) dalam Elizabeth Widayanti (2007:14) penelitian yang bersifat

deskriptif yaitu sebuah penelitian yang memberikan gambaran yang secermat

mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Dalam

penelitian deskripif ini untuk memecahkan masalah dilakukan pengumpulan,

penyusunan, pengklasifikasi, pengkajian dan penginterprestasian data.

Keberadan buku-buku kejepangan yang ditulis kedalam bahasa Indonesia

masih sangat sedikit jumlahnya. Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak

menggunakan buku-buku pedoman bahasa Inggris, sehingga penulis masih harus

menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti. Dalam

menerjemahkannya, penulis berusaha dengan cermat dan teliti serta menggunakan

teori terjemahan untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Menurut Maurits D.S.

Simatupang (2000:2) dalam elizabeth Widayanti (2007:15) menerjemahkan

adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber kedalam bahasa

sasaran dan mewujudkannya kembali dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk

yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.

Dalam pengumpulan data-data penelitian ini, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan metode penelitian kepustakaan (Library Research).

(16)

peralihannya, maka metode yang harus dihadapi adalah mencari data masa lampau

dari aspek sejarah tersebut.

Penelitian kepustakaan dilakukan pada perpustakaan USU, perpustakaan

Konsulat Jenderal Jepang di Medan, situs-situs keJepangan di internet, serta

Referensi

Dokumen terkait

There should be willingness of local government to enforce its policies in order to develop traditional market to empower local

Seni selalu menarik untuk dibicarakan bukan hanya karena keindahannya, terlebih – lebih karena pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tdak, manusia tidak

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat: 1. Menjelaskan manfaat melaksanakan sila-sila dalam Pancasila Buddhis 2. Menjelaskan akibat dari melanggar

[r]

[r]

4.2 Menghafalkan surat al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih.  Menghafal surat al-Qadr sesuai urutan ayat  Menghafal surat al-Qadr

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat memahami rukun iman

[r]