• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepuasan Pembeli Ditinjau dari Fasilitas Lokasi Perbelanjaan (Studi Kasus di PD Pasar Cabang Pusat Pasar Medan) Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepuasan Pembeli Ditinjau dari Fasilitas Lokasi Perbelanjaan (Studi Kasus di PD Pasar Cabang Pusat Pasar Medan) Chapter III VII"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka atau model konseptual yang sering juga disebut kerangka teoritis ialah sebuah model yang ditunjukkan dalam bentuk diagram yang memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan temuan-temuan hasil review artikel akan digunakan dalam menganalisis masalah penelitian (Sekaran, 2006).

Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan. Agar penelitian ini tetap berada pada alur yang diharapkan maka disusun kerangka konseptual dalam bentuk Gambar 3.1.

Kepuasan pelanggan di Pasar Pusat Pasar dipengaruhi banyak faktor, akan tetapi didalam penelitian ini dibagi hanya 2 (dua) faktor yaitu fasilitas fisik dan fasilitas non fisik. Kedua faktor tersebut dijabarkan dalam bentuk berbagai dimensi sehingga faktor atau variabel tersebut dapat diukur.

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian Kepuasan Pelanggan

(Y) Fasilitas Fisik (X1)

(2)

Hasil pengukuran terhadap berbagai variabel, kemudian dilakukan pengolahan untuk mendapatkan faktor atau variabel mana dari keduanya yang paling berpengaruh.

3.2 Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006). Hipotesis mempunyai paling tidak salah satu dari beberapa fungsi sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya (Umar, 2005).

Dari permasalahan yang ada, dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut :

Ho : Fasilitas fisik dan fasilitas non fisik diduga secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Ha : Fasilitas fisik dan fasilitas non fisik diduga secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

H1o : Fasilitas fisik diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

H1a : Fasilitas fisik diduga secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

H2o : Fasilitas non fisik diduga secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

(3)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni jenis penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Pendekatan penelitian ini melalui pendekatan penelitian korelasional yakni pendekatan penelitian tujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan atau berkorelasi dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Sinulingga, 2011). Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori yakni memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter yang khas dari kasus yang akan diteliti (Singarimbun dan Effendi, 1995).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PD Pasar Cabang Pasar Pusat Pasar Medan, mulai dari bulan Juli hingga Desember 2013 dengan kegiatan terlihat di Tabel 4.1 Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis Kegiatan Juli-September Oktober-Nov Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Proposal

2 Kolokium

3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data 5 Seminar Perusahaan 6 Perbaikan Akhir 7 Sidang Geladikarya 8 Perbaikan Pasca

(4)

4.3 Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan suatu tindakan dalam membuat batasan-batasan yang akan digunakan dalam analisis. Pada Tabel 4.2 diuraikan definisi dan indikator dari kedua variabel tersebut.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran

Fasilitas Fisik

(X1)

Semua sarana yang berbentuk fisik yang digunakan sebagai fisik

1. Kondisi kamar mandi yang bersih

2. Pengelolaan sampah yang baik 3. Pengelolaan saluran air atau

parit yang baik

4. Ruangan dan meja toko yang bersih

5. Ketersediaan parkir yang luas 6. Fasilitas tempat beribadah 7. Mesin ATM dari berbagai bank

Skala

Semua sarana yang berbentuk non fisik yang digunakan untuk melayani konsumen

1. Keamanan saat berbelanja 2. Keadaan dan suasana pasar

4. Puas berbelanja karena fasilitas lengkap

Skala Likert

4.4 Populasi dan Sampel

(5)

kios yang telah dihuni hingga 31 Desember 2012 yakni sebanyak 2.543 toko dan kios.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2006). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan melalui accidental sampling, yaitu sampel dipilih atas dasar kemudahan, mudah dijangkau, didatangi, ditemui.

Pada penelitian ini besar sampel didasarkan pada rumus Slovin dalam Umar (2005) :

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang pembeli. Keterangan : n = Besar Sampel

N = Besar populasi

e = Tingkat kelonggaran kesalahan yang diinginkan (10 %) 96 kuesioner disebarkan di toko dan kios yang berbeda di Pasar Pusat Pasar. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan sampel dengan penentuan kriteria yang dibuat oleh peneliti (Sugiyono, 2006). Pada penelitian ini, kriteria yang ditetapkan adalah pelanggan di Pasar Pusat Pasar untuk kedua kalinya, dan pendidikan minimal SMA dan berusia minimal 18 tahun. Pemilihan sampel pembeli yang telah pelanggan

n

=

1 + Ne2

n =

1+(2.543 x (10%)2 )

= 96,21 = 96 2.543

(6)

minimal dua kali karena pembeli lebih mengetahui kondisi Pasar Pusat Pasar dibanding pembeli yang baru pertama kali pelanggan.

4.5 Cara Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan cara :

a. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala.

b. Studi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.

4.6 Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer melalui angket (kuesioner), kepada pembeli di Pasar Pusat Pasar Medan selama masa penelitian.

(7)

4.7 Uji Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu tentang validitas dan reliabilitasnya.

Uji Validitas

Uji ini ditujukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi bila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan pengukuran (Singarimbun dan Effendi, 1995), validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Perhitungan valid tidaknya suatu butir pertanyaan dilakukan dengan cara membandingkan angka koefisien korelasi butir dengan angka tabel. Pengujian validitas dilakukan dengan metode korelasi yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi (rxy) dan nilai signifikansinya (probabilitas statistik) pada item korelasi yang menyatakan hubungan antara skor pertanyaan dengan skor total.

(8)

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.3. dapat disimpulkan :

a. Dari hasil análisis didapat nilai korelasi antara skor variabel dengan skor total variabel. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. b. Didapat hasil nilai korelasi untuk 16 indikator yang digunakan dalam

(9)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Azwar, 2001). Hal ini berati bahwa suatu alat ukur memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil pengukuran diujikan berkali – kali terhadap subyek yang sama selalu menunjukan hasil atau skor yang sama. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut tidak mempunyai kendala dalam pengukuran rumus yang digunakan adalah rumus koefisien alpha. Dalam suatu kelompok item – item pertanyaan dinyatakan reliabel bilamana angka koefisisen 0,60 (Sunyoto, 2006). Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach alpha, dengan jumlah populasi sebanyak 30 responden. Perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan dengan bantuan program program SPSS versi 20. Berikut ini diuraikan hasil uji reliabilitas.

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Kesimpulan

Fasilitas Fisik (X1) 0.886 Reliabel

Fasilitas Non Fisik (X2) 0.742 Reliabel

Kepuasan pelanggan (Y) 0.799 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

(10)

indikator-indikator yang digunakan mempunyai ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi yang tinggi.

4.5 Analisis Data

4.5.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2004) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

4.5.2 Analisis Regresi Berganda

Terdapat beberapa uji sebagai untuk melakukan analisis regresi bergandam uji-uji tersebut adalah :

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional seperti pada penelitian ini.

Uji Normalitas

(11)

tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik Histogram atau Normal P Plot. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik Heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala Heteroskedastisitas.

Pengujian apakah terdapat gejala heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar hasil output SPSS (Situmorang dan Luthfi, 2008).

Selanjutnya, pengujian dengan pengambilan keputusan didasarkan pada : (a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas; dan (b). Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

(12)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji Multikolinearitas juga digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance > 0.1, maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya (Ghozali, 2006).

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan model linear. Analisis regresi berganda adalah analisis hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y) dengan asumsi Y merupakan fungsi dari X. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing- masing variabel bebas. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel terikat dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus.

(13)

lebih, juga melanjutkan arah hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. (Ghozali, 2006).

Secara matematis, hubungan variabel tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana : Y = Kepuasan pelanggan a = Konstanta

b1 b2 = Koefisien regresi yang akan dicari X1 = Variabel Fasilitas Fisik

X2 = Variabel Fasilitas Non Fisik e = error

c. Koefisien Determinasi (R2)

Sugiyono (2006) mengatakan koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada suatu persamaan regresi. Dengan kata lain koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X (X1, dan X2) yang merupakan variabel bebas menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel tidak bebas. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.

d. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

(14)

Kriteria pengambilan keputusan untuk mengetahui apakah secara simultan variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung< Ftablepada α = 5% Ha diterima jika Fhitung> Ftablepada α = 5%

e. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t merupakan metode pengujian hipotesis secara parsial terhadap koefisien regresi yaitu dengan membandingkan nilai statistik masing- masing koefisien regresi dengan nilai t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan.

Kriteria Pengambilan Keputusan untuk menentukan apakah sebuah variabel independen memiliki pengaruh secara parsial atau tidak terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :

(15)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan PD Pasar Kota Medan

Pada awalnya kondisi pasar kota Medan belum terorganisasi secara baik dan belum terpelihara, barulah kemudian setelah Gementa Medan terbentuk mulai dipikirkan tentang pendirian pasar. Pasar yang pertama dibangun oleh Gementa Medan adalah Pasar Bundar Petisah pada Tahun 1919, dan telah dibongkar pada tahun 1973, lalu dipindahkan ke Proyek Pusat Pasar, sedangkan pasar lainnya adalah pasar Swasta milik Tjong A Fie, bernama Pasar Ikan di Jalan Ahmad Yani II (Jalan Perniagaan) yang kemudian dipindahkan ke Jalan Cirebon untuk dibangun pasar yang lebih baik.

Berdasarkan hasil sidang Gementa pada tanggal 29 April 1929, dibangun pasar diatas tanah datar yang tadinya lapangan lomba kuda. Pembangunan tersebut terdiri dari 4 (empat) buah Loods besar, masing-masing berukuran 36 x 15 meter dan dikelilingi 182 toko permanen, yang mulai dibangun tanggal 2 April 1931 dan selesai tanggal 31 Desember 1932 dengan biaya sebesar Rp. 1.567.208,-Sesuai dengan keputusan DPRD tahun 1957, dibangun pembangunan Pasar Mercu Buana, yang menggantikan loods I,II yang terbakar tanggal 27 Nopember 1971.

Pusat Pasar itu meliputi 4 (empat) buah bangunan besar dan panjang (loods) yang megah. Arsitek Belanda sangat kagum dengan kebudayaan

(16)

taman-taman di kota Paris, sehingga kota Medan mendapat julukan Parijs van Sumatera. Pesatnya perkembangan Kota Medan tampak pula dari pembagian wilayah administrasinya. Pada tahun 1959 wilayah Kota Medan terbagi atas 4 (empat) wilayah kecamatan, dan pada saat ini terbagi atas 21 wilayah Kecamatan. Hal ini disesuaikan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan luasan wilayah.

Sesuai dengan namanya, Medan bukan hanya merupakan pusat pertemuan berbagai bangsa dan kebudayaan melainkan juga tempat pembauran budaya. Dikatakan bahwa penduduk aslinya yang etnik Melayu sebenarnya adalah sebuah kelompok etnik yang berdarah campuran. Mengacu pada sumber lokal yang ada, Gocah Pahlawan yang dikenal juga sebagai Deri Khan, yakni pendiri kesultanan Deli, berayahkan seorang India dengan ibu dari Aceh. Anaknya kelak menjadi Sultan Deli. Dalam kehidupan keseharian di Medan, bahwa penduduk beretnis Melayu adalah mereka yang berdarah campuran Melayu Malaysia, Karo, Aceh, Toba, Mandailing, dan Minangkabau.

Perkembangan pasar yang semakin pesat, seperti pembangunan pasar-pasar Inpres di daerah perluasan, serta menggantikan pasar-pasar ex loods III,IV dan proyek Cabang. Proyek Cabang adalah proyek Pusat Pasar Medan yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 1987. Melihat banyaknya pasar yang ada, maka pemerintahan menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar pertemuan antara produsen dan konsumen atau antara penjual dan pembeli. Sebelum PD Pasar terbentuk, penanganan pasar-pasar yang berada di Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar Kotamadya tingkat II Medan.

(17)

Keputusan No. 188.342-09/Tahun 1995 tanggal 15 Februari 1993, dibentuklah Perusahaan Daerah Pasar. Setelah perusahaan daerah pasar terbentuk, maka Dinas Pasar yang sebelumnya mengelola pasar-pasar tersebut, dilebur menjadi Perusahaan Daerah Pasar. Perusahaan Daerah Pasar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan sudah berjalan sampai sekarang.

Adapun tujuan didirikannya PD. Pasar Kota Medan adalah :

a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dibidang sarana pasar,

b. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Tugas pokok PD. Pasar Kota Medan adalah :

a. Mengelola pasar-pasar di Kotamadya Medan sebagai sumber pendapatan asli daerah,

b. Melaksanakan kombinasi kerja dengan instansi terkait, untuk menciptakan pasar tersebut menjadi bersih, tertib, dan rapi. Sehingga menyenangkan bagi konsumen yang berbelanja,

c. Melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan oleh kepala daerah, sesuai dengan bidang tugasnya,

d. Melaksanakan pengutipan retribusi pasar.

5.2 Visi, Misi dan Tugas Pokok dan Fungsi PD. Pasar Kota Medan

Visi dari PD Pasar Kota Medan adalah “Fasilitator terdepan dalam mewujudkan pelayanan umum di sektor pasar bagi masyarakat Kota Medan”.

(18)

a. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta menciptakan aparatur yang bersih.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

c. Menumbuhkembangkan perusahaan dalam menghadapi pasar global dengan melaksanakan perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan.

d. Memberikan kontribusi bagi pemasukan pendapatan asli daerah dengan manajemen perusahaan yang bersih.

Tugas pokok dan fungsi PD. Pasar Kota Medan adalah :

a. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat dibidang sarana pasar.

b. Meningkatkan pendapatan asli daerah.

5.3 Uraian Pekerjaan pada Struktur Organisasi PD Pasar Kota Medan

Berdasarkan struktur organisasi yang ada, terlihat bahwa struktur organisasi PD.Pasar Kota Medan adalah berbentuk struktur organisasi garis. Dengan struktur organisasi garis ini, maka setiap bawahan mempunyai seorang atasan langsung, sehingga dengan demikian ia akan menerima perintah secara langsung dari atasan secara vertikal, sesuai dengan garis wewenangnya langsung dari pihak pimpinan pada pihak bawahan.

(19)

1. Badan Pengawas, bertugas :

a. Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Daerah atas rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja perusahaan daerah,

b. Mengawasi pelaksanaan kerja dan anggaran Perusahaan Daerah dan menyampaikan hasil penilaian kepada Kepala Daerah,

c. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan Daerah,

d. Badan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.

2. Unsur Pimpinan Dewan Direksi, terdiri dari :

Direktur Utama, bertugas :

a. Memimpin pelaksanaan tugas Perusahaan daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku,

b. Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan usaha perusahaan daerah / staf dan unsur pelaksanaan perusahaan daerah,

c. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pengawasan intern,

d. Mewakili perusahaan daerah, baik didalam maupun diluar pengadilan atau mengatur penyerah kuasa Direksi.

Direktur Utama dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Direktur – direktur lainnya, yaitu :

(1). Direktur Umum, bertugas :

(a). Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan yang menyangkut bidang umum, hukum dan kehumasan,

(20)

(c). Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh direktur utama,

Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 (Tiga) orang Kepala Bagian, yaitu :

 Kepala Bagian Umum.

 Kepala Bagian Hukum dan Humas.  Kepala Bagian Keuangan dan Anggaran.

(2). Direktur Operasi, bertugas :

(a). Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang pendapatan,

(b). Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan penertiban dan keamanan pasar,

(c). Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan kebersihan dan perawatan pasar,

(d). Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan evaluasi, penertiban dan keamanan,

(e). Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

Direktur operasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Bilamana Direktur Utama berhalangan melaksanakan tugasnya, salah seorang Direktur dapat ditunjuk mewakili Direktur Utama atas persetujuan Kepala Daerah.

(21)

(3). Direktur Pengembangan / SDM, bertugas :

(a). Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan bagiannya,

(b). Merencanakan dan mengendalikan program kerja,

(c). Menyusun program rekrutmen, kesejahteraan pegawai dan keselamatan kerja,

(d). Membuat daftar perhitungan gaji dan PPH,

(e). Membuat kriteria dan memproses penerimaan dan pemberhentian, kenaikan pangkat, gaji berkala, cuti, sanksi–sanksi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta biaya perjalanan dinas,

(f). Mempersiapkan penempatan pegawai sesuai dengan formasi, (g). Mempersiapkan bahan rapat untuk keperluan eksternal dan internal, (h). Menindak lanjuti masalah–masalah kepegawaian dari masing–

masing unit kerja,

(22)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Dari hasil angket yang disebarkan kepada 96 pembeli di Pasar Pusat Pasar, diperoleh jawaban tentang identitas responden seperti terlihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Karakteristik Responden

Kriteria Keterangan n % Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

(23)

Dilihat dari jenis kelamin responden yang membeli ke Pasar Pusat Pasar terdiri dari 86,46% perempuan, dan 13,54% berjenis kelamin laki-laki. Alamat responden sebanyak 63,54% berdomisili di dalam Kota Medan, sisanya yakni 36,46 berdomisili di luar Kota Medan.

Dari sisi tingkat pendidikan di dominasi lulusan SMA atau SMK sebanyak 68,75% dan yang berpendidikan SD atau SMP sebanyak 9,38%. Pekerjaan para responden didominasi oleh Wiraswasta sebanyak 33,33% , Ibu Rumah Tangga sebanyak 30,21% dan PNS sebanyak 15,63 %.

Ketika responden ditanya kapan pertama kali berbelanja di Pasar Pusat Pasar, sebanyak 43,75 % menjawab 1 Tahun – 3 Tahun Lalu, sedangkan 23,96% diatas 7 Tahun, hal ini menunjukkan bahwa pembeli di Pasar Pusat Pasar merupakan pembeli yang memiliki loyalitas.

6.2 Penjelasan Responden atas Tiap Pertanyaan

Berikut ini diuraikan jawaban kuesioner pada tiap variabel.

6.2.1 Variabel Fasilitas Fisik

(24)

Variabel Fasilitas Fisik dengan 7 (tujuh) indikator pertanyaan. Adapun jawaban dari responden dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Jawaban pada Variabel Fasilitas Fisik

No Pertanyaan Jumlah

Frekuensi (%)

e. Sangat Tidak Setuju

0

Sampah di Pasar Pusat Pasar dikelola dengan baik a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

2

e. Sangat Tidak Setuju

3

e. Sangat Tidak Setuju

12

e. Sangat Tidak Setuju

0

Fasilitas tempat beribadah disediakan dalam kondisi baik

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

(25)

Tabel 6.2 Jawaban pada Variabel Fasilitas Fisik (Lanjutan)

No Pertanyaan Jumlah

Frekuensi (%)

7.

Mesin ATM tersedia dari berbagai bank a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pimpinan dan pengelola Pasar Pusat Pasar telah berulangkali menghimbau para pedagang dan warga sekitar pasar untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Namun tumpukan-tumpukan sampah masih tetap tampak di sejumlah sudut dan pelataran pasar tersebut. Dari Tabel 6.3 dapat diketahui item pertanyaan pertama didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 44 orang atau 45,83% dan “Setuju” sebanyak 26 orang atau 27,08%. Hal ini menunjukkan bahwa responden berpendapat bahwa kondisi kamar mandi di Pasar Pusat Pasar masih belum bersih.

Pada item pertanyaan kedua didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 40 orang atau 41,67% dan “Tidak Setuju” sebanyak 36 orang atau 37,50%. Hal ini menunjukkan bahwa sampah yang di Pasar Pusat Pasar belum dikelola dengan baik, pembersihan sampah dikelola oleh PD Pasar Kota Medan, dan secara periodik yakni pagi dan sore dilakukan pengangkutan sampah.

(26)

Pada item pertanyaan keempat didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 46 orang atau 47,92% dan “Setuju” sebanyak 23 orang atau 23,96%. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pendapat bahwa ruangan dan meja tempat berjualan belum bersih. PD Pasar Kota Medan pada kontrak sewa kios salah satu klausulnya adalah kewajiban penjual untuk selalu menjaga kebersihan tempat berjualan.

Fasilitas fisik adalah lingkungan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen berwujud yang memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut. Kondisi fisik merupakan elemen substansi dalam konsep jasa. Oleh karena itu para pemasar jasa semestinya terlihat di dalam design perencanaan dan pengawasan kondisi fisik.

Dari Tabel 6.2. dapat diketahui item pertanyaan kelima didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 53 orang atau 55,21% dan “Tidak Setuju” sebanyak 22 orang atau 22,92%. Hal ini menunjukkan fasilitas parkir kendaraan bermotor masih terbatas, sehingga tidak mampu menampung sepeda motor yang parkir, terutama di akhir pekan dan hari libur.

Pada item pertanyaan keenam didominasi oleh jawaban “Setuju” sejumlah 47 orang atau 48,96% dan “Netral” sebanyak 30 orang atau 31,25%. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pendapat bahwa fasilitas tempat beribadah selalu dalam kondisi baik. Masjid Raya Pusat Pasar berada dilantai 4 atau lantai paling atas, pengelola masjid merupakan pihak independen yang diberikan kebebasan dalam menata dan menjaga kebersihan masjid.

(27)

menunjukkan bahwa responden menilai ketersediaan mesin ATM masih kurang. Untuk mengambil uang, biasanya para pembeli melakukannya di Mesin ATM yang terdapat di Medan Mall.

6.2.2 Variabel Fasilitas Non Fisik

Variabel fasilitas non fisik dengan 5 (lima) indikator pertanyaan. Adapun jawaban dari responden dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Jawaban pada Variabel Fasilitas Non Fisik

No Pertanyaan Jumlah

Frekuensi (%)

e. Sangat Tidak Setuju

4 suasana pasar tidak panas saat saya berbelanja

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0 berbelanja di Pasar Pusat Pasar

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0

e. Sangat Tidak Setuju

(28)

Tabel 6.3 Jawaban pada Variabel Fasilitas Non Fisik (Lanjutan)

No Pertanyaan Jumlah

Frekuensi (%)

e. Sangat Tidak Setuju

28 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Jika faktor kenyamanan saat berbelanja di pasar tradisional terus terjaga, maka diharapkan pembeli mau berbelanja lagi ke pasar tradisional. Kondisi nyaman menunjukkan keadaan yang bervariasi untuk setiap individu, sehingga kenyamanan bersifat subjektif dan berhubungan dengan keadaan tingkat aktivitas, pakaian, suhu udara, kecepatan angin, rata-rata suhu pancaran radiasi, dan kelembaban udara.

Dari Tabel 6.3 dapat diketahui item pertanyaan pertama didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 39 orang atau 40,63% dan “Setuju” sebanyak 36 orang atau 37,50%. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum sepenuhnya merasa aman setiap berbelanja di Pasar Pusat Pasar.

(29)

Item pertanyaan ketiga didominasi oleh jawaban “Tidak Setuju” sejumlah 49 orang atau 51,04% dan “Netral” sebanyak 30 orang atau 31,25%. Hal ini menunjukkan bahwa bau tidak sedap masih ada dan belum teratasi dengan baik. Bau tidak sedap muncul dari sampah dan air yang tergenang.

Pada item pertanyaan keempat didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 48 orang atau 50% dan “Setuju” sebanyak 26 orang atau 27,08%. Hal ini menunjukkan bahwa area jalan antar kios tidak memberi kenyamanan pembeli, area berjalan pembeli sering diisi produk yang dijual oleh penjual, sehingga menjadi lebih sempit. Selain itu, di beberapa lokasi terdapat para penjual yang tidak memiliki izin berjualan di tangga atau di teras pintu masuk dan pintu keluar pasar.

Pada item pertanyaan kelima didominasi oleh jawaban “Setuju” sejumlah 43 orang atau 44,79% dan “Netral” sebanyak 18 orang atau 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki pendapat bahwa pedagang di Pasar Pusat Pasar ramah dalam melayani pembeli.

6.2.4 Variabel Kepuasan Pelanggan

(30)

Variabel Kepuasan Pelanggan dengan 4 (empat) indikator pertanyaan. Adapun jawaban dari responden dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Penjelasan Responden pada Variabel Kepuasan Pelanggan

No Pertanyaan Jumlah

Frekuensi (%)

e. Sangat Tidak Setuju

10

e. Sangat Tidak Setuju

0 kondisi pasar yang nyaman

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0 fasilitas fisik pendukung yang lengkap

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

0 Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

(31)

ikan, daging dan sayuran merupakan keunggulan dari pasar tradisional termasuk Pasar Pusat Pasar yang menjadi pasar paling banyak dikunjungi.

Pada item pertanyaan kedua didominasi oleh jawaban “Tidak Setuju” sejumlah 40 orang atau 41,67% dan “Netral” sebanyak 29 orang atau 30,21%. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan Pasar Pusat Pasar masih belum memuaskan pelanggan.

Item pertanyaan ketiga didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 47 orang atau 48,96% dan “Setuju” sebanyak 36 orang atau 37,50%. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih belum puas dengan kenyamanan berbelanja di Pasar Pusat Pasar.

Pada item pertanyaan keempat didominasi oleh jawaban “Netral” sejumlah 49 orang atau 51,04% dan “Tidak Setuju” sebanyak 22 orang atau 22,92%. Hal ini menunjukkan bahwa responden puas di Pasar Pusat Pasar karena fasilitas fisik pendukung pasar tidak lengkap.

6.3Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Setelah hasil ketiga uji memenuhi persyaratan, dilakukan analisis regresi berganda dan pengujian hipotesis.

6.3.1 Hasil Uji Normalitas

(32)

(Situmorang dan Lufti, 2012). Pada penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik Histogram atau Normal P Plot. Uji ini membandingkan serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi beberapa data. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Hasil uji Kolmogorov Smirnov pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

Fasilitas

Std. Deviation .36861 .45976 .34751

Most Extreme

Differences

Absolute .465 .363 .347

Positive .465 .363 .347

Negative -.382 -.298 -.331

Kolmogorov-Smirnov Z 3.574 2.785 2.666

Asymp. Sig. (2-tailed) .420 .220 .207

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

Pada Tabel 6.5 terlihat bahwa nilai signifikansi kelima variabel yang dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 , sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

6.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

(33)

Gambar 6.3. Hasil Uji Heterokedastisitas

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala Heteroskedastisitas.

Pengujian apakah terdapat gejala heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar hasil output SPSS (Situmorang dan Lufti, 2012). Selanjutnya, pengujian dengan pengambilan keputusan didasarkan pada : (a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas; dan (b). Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Pada Gambar 6.3. dapat dilihat hasil uji Heterokedastisitas.

Gambar 6.1 Hasil Scatterplot Untuk Uji Heterokedastisitas

(34)

Dari Gambar 6.1 terlihat tidak ada pola yang jelas, titik-titik juga menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

6.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Uji Multikolinearitas juga digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinearitas. Pada riset ini akan dilakukan uji Multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance > 0.1, maka variabel tersebut mempunyai persoalan Multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya (Ghozali, 2011).

Tabel 6.6 Hasil Uji VIF

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .392 .233 1.683 .098

Fasilitas Fisik .178 .059 .235 3.034 .004 .711 1.407

Fasilitas Non Fisik .120 .086 .125 3.401 .003 .534 1.872

a. Dependent Variable: Kep_Pelanggan

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

(35)

yakni variabel fasilitas fisik sebesar 1.407 dan fasilitas non fisik sebesar 1.872, keduanya lebih kecil dari 10. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa antara fasilitas fisik dan fasilitas non fisik tidak saling berkorelasi atau tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi.

6.4 Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis yang ada, digunakan analisis regresi berganda. Regresi berganda adalah regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen (Bhuono, 2005).

6.4.1 Persamaan pada Model Regresi

Berdasarkan output SPSS pada Tabel 6.7 pada kolom Unstandardized Coefficients, maka persamaan regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = 0,392 + 0,178X1 + 0,120X2 + e

Artinya : 

 Konstanta sebesar 0.392 artinya jika kedua variabel independen nilainya 0, maka 39,2% kepuasan pelanggan berbelanja di Pasar Pusat Pasar akan tetap meningkat tanpa kedua variabel yakni fasilitas fisik dan fasilitas non fisik.

(36)

dengan kepuasan pelanggan (Y) di Pasar Pusat Pasar, meningkatkan fasilitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan..

 Koefisien regresi fasilitas non fisik (X2) sebesar 0.634 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan nilai fasilitas non fisik naik 1 unit, maka kepuasan pelanggan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.634 dan setiap penurunan 1 unit nilai fasilitas non fisik akan menurunkan kepuasan pelanggan sebesar 0.634. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara kenyamanan (X2) dengan kepuasan pelanggan (Y) di Pasar Pusat Pasar, semakin nyaman berbelanja di Pasar Pusat Pasar maka semakin meningkat kepuasan pelanggan.

6.4.2 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel model summaryb pada kolom R Square. Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara -1 sampai 1, nilai mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.

Tabel 6.7 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig.

F Change

1 .677a .458 .452 .17292 .469 15.060 3 92 .000

a. Predictors: (Constant), Fasilitas Non Fisik, Fasilitas Fisik

(37)

Dari output SPSS pada Tabel 6.8 tersebut dapat dilihat bahwa :

 Nilai koefisien korelasi sebesar 0.677 yang menunjukkan hubungan erat antara variabel kebersihan, kenyamanan, dan fasilitas fisik terhadap kepuasan pelanggan Pasar Pusat Pasar. Jika nilai R diantara 0,6 – 0,79 maka korelasi sangat erat (Situmorang dan Lufti, 2012)

 Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,458 . Artinya 45,8% kepuasan pelanggan di Pasar Pusat Pasar dipengaruhi oleh variabel independen yakni kebersihan, kenyamanan dan fasilitas fisik. Sedangkan sisanya 54,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

6.4.3 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, dan X2) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak (Priyatno, 2008) seperti terlihat pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8 Hasil Uji F

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.390 3 1.347 15.060 .000a

Residual 1.615 92 .030

Total 7.004 95

a. Predictors: (Constant), Fasilitas Non Fisik, Fasilitas Fisik

b. Dependent Variable: Kep_Pelanggan

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

(38)

tingkat keyakinan 95%, a=5%, df1 (jumlah variabel-1) =4-1 = 3 , kemudian df2 (n-k-1)= 89-3-1 = 85, diperoleh nilai Ftabel melalui formula Microsoft Excell 2010 “=FINV(0.05,3,85) yang menghasilkan angka 2.543 . Nilai Fhitung > Ftabel (15,060 > 2,712), maka Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya secara simultan terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara variabel kebersihan, kenyamanan, dan fasilitas fisik terhadap kepuasan pelanggan. Dalam hal ini ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Pasar Pusat Pasar.

6.4.4 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1 dan X2) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008).

Tabel 6.9 Hasil Uji Hipotesis Parsial

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .392 .233 1.683 .098

Fasilitas Fisik .178 .059 .235 3.034 .004 .711 1.407

Fasilitas Non

Fisik

.120 .086 .125 3.401 .003 .534 1.872

a. Dependent Variable: Kep_Pelanggan

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (Data diolah)

(39)

Dari Tabel 6.10 didapat hasil thitung variabel kebersihan (X1) sebesar 3.03416 kemudian variabel kenyamanan (X2) sebesar 8.017 dan variabel fasilitas fisik (X3) sebesar 1.401. Karena nilai thitung dari semua variabel independen lebih besar dari ttabel (thitung>1,988) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara faktor fasilitas fisik terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Pasar Pusat Pasar.

(40)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan :

a. Fasilitas fisik dan fasilitas non fisik memberikan pengaruh sebesar 45,8% terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Pasar Pusat Pasar Kota Medan, sedangkan 54,2% dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

b. Faktor fasilitas fisik memberikan pengaruh paling dominan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Pasar Pusat Pasar. Berbagai fasilitas fisik masih belum lengkap dan cenderung tidak bersih.

7.2. Saran

Dari hasil kesimpulan, penulis menyarankan :

a. PD Pasar Kota Medan sebagai pengelola Pasar Pusat Pasar akan secara intensif melakukan pengawasan terhadap kebersihan, kenyamanan pasar ditambah penambahan fasilitas fisik. .

b. Dalam meningkatkan kepuasan pelanggan berbelanja di Pasar Pusat Pasar, langkah-langkah yang dilakukan PD Pasar Kota Medan adalah :

(41)

2) Menertibkan para pedagang yang tidak memilki izin berjualan, sehingga area untuk berjalan konsumen menjadi lebih luas.

3) Menambah fasilitas kipas angin atau pendingin ruangan di kawasan Pasar Pusat Pasar yang sirkulasi udaranya tidak baik.

4) Setiap harinya melakukan pengawasan terhadap petugas kebersihan, agar tidak ada kawasan yang kotor dan berbau tidak sedap.

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 4.1  Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.1  Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Daerah irigasi Baro Raya merupakan salah satu daerah irigasi teknis, Sumber air untuk jaringan irigasi Baro Raya adalah Krueng Baro yang disadap melalui

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menilai status gizi pasien yang menjalani pembedahan gastrointestinal dan hubungannya dengan penyembuhan luka

kepada masyarakat petani dalam meningkatkan produksi tani serta pelaksanaan operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi; (3) mengaktifkan kembali perkumpulan petani

Berdasarkan kesimpulan terebut, maka saran yang dapat disampaikan untuk meningkatkan kemandirian eliminasi anak adalah: bagi PAUD atau praktisi kesehatan

Pada pernyataan keenam, “Menurut saya foodcourt Kampung Kuliner Binjai mempunyai kemampuan dalam menciptakan ide baru terhadap produknya”, sebanyak 33,33% responden

Meanwhile, Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) is a relevant method to determine the best alternative using the positive and

menyatakan jika nilai terbesar adalah komunikasi dan nilai terkecil ialah garansi atau jaminan; 2) uji secara simultan (bersama- sama) bahwa bauran pemasaran jasa memiliki

“Relationship between Customer Service Innovation And Customer Satisfaction in the Banking Industry: A Case Study of Kenya Commercial Bank”, Journal of Business and Management,