• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bioteknologi untuk dan yang id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bioteknologi untuk dan yang id"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bioteknologi untuk Pengolahan Pangan

Mikroorganisme dapat membantu proses pembuatan bahan pangan. Sejak dahulu orang

sudah menggunakan mikroorganisme yaitu berupa proses fermentasi yang termasuk ke

dalam proses bioteknologi yang dilakukan secara konvensional. Melalui proses ini, didapat

jenis-jenis bahan makanan seperti yoghurt, keju, kecap dan tempe. Masa yang akan datang,

bisa jadi proses bioteknologi pangan ini bisa menghasilkan mikroprotein dan protein sel

tunggal untuk mencukupi kebutuhan pangan umat manusia. Proses pemanfaatan

bioteknologi tersebut dilakukan pada proses pembuatan roti, pengolahan hasil susu,

pengolahan sayuran dan buah seerta pembuatan protein sel tunggal.

Proses pembuatan roti menggunakan biji-bijian serealia yang dipecah terlebih dahulu

menjadi tepung terigu yang kemudian ditambah dengan air untuk mengaktifkan

enzim-enzim amilase. Enzim amilase tersebut kemudian menghidrolisis tepung menjadi maltosa

dan glukosa. Kemudian, ditambahkan khamir saccharomyces cerevisiae yang

memanfaatkan glukosa sebagai substrat yang membentuk karbon dioksida. Roti kemudian

akan menggelembung dan mengembang.

Produk hasil pengolahan susu diantaranya adalah keju, mentega dan yoghurt. Bakteri yang

digunakan dalam pembuatan keju adalah bakteri asal laktat yang merupakan genus

Lactobacillus dan Streptococcus. Ada empat jenis keju yaitu keju yang sangat keras, keju

keras, keju setengah lunak dan keju lunak. Yoghurt merupakan hasil proses pasteurisasi susu

yang sebagian besar lemaknya sudah dibuang. Mikroorganisme yang digunakan adalah

Lactobacillus bulgariccus dan Streptococcus thermophillus. Mentega menggunakan

mikroorganisme Streptococcus lactis dan Leuconostoc yang membantu proses pengasaman.

Pengolahan sayuran dan buah-buahan yang menggunakan bioteknologi adalah sauerkraut

yang berupa sayuran dan buah-buahan yang diasamkan agar dapat awet di simpan,

(2)

Aplikasi Bioteknologi Bidang Pengolahan Pangan

Oleh : Budiyanto | 10 Comments

Aplikasi

BioteknologiBidang

Pengolahan

Pangan-

Beberapa

contoh

Bioteknologi

tradisional di bidang pangan misalnya, tempe dibuat dari kedelai

menggunakan jamur

Rhizopus

, tape dibuat dari ketela pohon atau pisang dengan

menggunakan

Khamir Saccharomyces cereviceae

, keju dan yoghurt dibuat dari susu

sapi dengan menggunakan bakteri

Lactobacillus

.

a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt

Yoghurt

merupakan

minuman

hasil

fermentasi

susu

menggunakan

bakteri

Lactobacillus substilis

atau

Lactobacillus bulgaricus

(

Gambar

8.5

). Bakteri yang di manfaatkan mampu mendegradasi protein dalam susu menjadi

asam laktat. Proses degradasi ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya

dinamakan yoghurt.

Gambar 8.5

Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteri

Lactobacillus bulgaricus.

b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju

(3)

Gambar 8.6

Keju merupakan produk bioteknologi yang dalam pembuatannya,

melibatkan mikroorganisme berupa bakteri Lactobacillus bulgaricus.

Setelah susu berubah menjadi

curd

, garam ditambahkan. Garam ini selain untuk

menambahkan rasa, berfungsi juga sebagai bahan pengawet. Bakteri kemudian

ditambahkan sesuai dengan tipe keju yang akan dibuat. Bakteri yang ditambahkan ini

disebut bakteri pematang. Bakteri pematang berguna memecah protein dan lemak

yang terdapat dalam keju. Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu

dengan ditambahkan mikroba lain, seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju biru,

yang mempunyai karakteristik berwarna biru karena ditambahkan jamur

pada

curd

kejunya. Untuk mempercepat produksi keju, dapat ditambahkan enzim

bakteri selain bakteri pematang itu sendiri.

c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe

Tempe adalah makanan khas Indonesia. Tempe merupakan makanan yang terkenal di

Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil bioteknologi. Tempe

terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai yang merupakan

sumber protein tinggi, tempe juga merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi

tinggi.

(4)

Gambar 8.7

(a) Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu

dalam pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.

Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin

ditambahkan ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur

Rhizopus oryzae

. Kacang kedelai

yang telah dicampur dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik

yang dilubangi. Setelah dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam.

Akhirnya diperoleh tempe sebagai produk bioteknologi.

d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu

Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Sebagai orang Indonesia,

Anda pasti telah mengenal makanan yang bernama tahu, bukan? Tahu, seperti juga

tempe, terbuat dari kacang kedelai. Tahu dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai

hingga bersih dan merendamnya selama satu malam. Setelah lunak, kacang kedelai

digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan, bubur kedelai

disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang dapat menciptakan kondisi asam.

Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah

bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu

dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.

e. Aplikasi Bioteknologi Modern pada Makanan

Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu

sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG

yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan

tidak dapat membusuk. Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan

tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian.

Produk-produk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau

mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.

OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan

lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang

ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan

banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan

bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat

membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis

B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.

f. Menggunakan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan

1) Aspergillus oryzae atau Aspergillus soyae bersama Saccharomyces rouxii atau

Pediococcus soyae atau Torulopsis sp digunakan dalam pembuatan kecap.

Mikroorganisme tersebut mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi kecap

(Indonesia), Shoyu (Jepang), Chiang-yu (Cina) , dan soy-sauce (Eropa).

2) Aspergillus wentii digunakan untuk memfermentasikan biji-bijian, kedelai, dan

garam menjadi tauco.

(5)

tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai membentuk produk yang disebut

tempe.

4) Makanan lain yang dibuat menggunakan jasa mikroorganisme melalui proses

fermentasi adalah oncom (Neurospora), tape (Aspergillus oryzae, Saccharomyces,

Rhizopus sp., Hansenula sp., dan Torulopsis, sp.); roti, kue, anggur, dan bir,

(Saccharomyces), serta keju, mentega, yoghurt (Streptococcus lactis)

g. Mikroorganisme yang menjadi bahan pangan

Seperti sudah dijelaskan bahwa mikroorganisme tidak hanya dapat mengubah bahan

pangan, tapi justru dapat menjadi bahan pangan itu sendiri. Pembuatan Yoghurt yang

memanfaatkan Lactobacillus sp dapat kamu ikuti pada Lab Mini 5.1. Penerapan

bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1) Protein Sel Tunggal (PST). Istilah protein sel tunggal digunakan untuk menyatakan

protein

mikroorganisme

untuk membedakan dengan protein yang berasal dari hewan

dan tumbuhan. PST mengacu kepada sel mikroorganisme yang dikeringkan seperti

bakteri, alga dan jamur yang sebelumnya ditumbuhkan di dalam sistem biakan yang

berskala besar. Meskipun mikroorganisme ini ditumbuhkan untuk menghasilkan

protein, tetapi juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa

nitrogen bukan protein seperti asam nukleat.

Produksi

PST pertama yang memberikan

harapan berasal dari Jerman, diperoleh dengan jalan menumbuhkan

Saccharomyces

cerevisae

di dalam medium molase (limbah pabrik gula) dan garam amonium. Hasil

proses ini dikonsumsi oleh manusia sebagai pengganti protein. Limbah pabrik bubur

kayu berupa sulfit juga telah digunakan sebagai bahan baku dengan memanfaatkan

khamir

Candida utilia

untuk menghasilkan protein bagi manusia dan hewan.

(6)

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Pangan

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin modern kehidupan kita sekarang ini, maka pemanfaatan teknologi juga semakin tinggi. Tidak hanya dalam bidang industry melainkan dalam bidang pendidikan, pertanian, sampai bidang pangan. Teknologi juga telah menyentuh pada bidang pemanfaatan biologi dalam teknologi atau yang biasa disebut bioteknologi.

Sejatinya bioteknologi berasal dari kata “Bio” dan “teknologi”. Definisi bioteknologi adalah pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia.

(8)

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional / tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.

Bioteknologi konvensional disebut juga sebagai bioteknologi sederhana. Disebut demikian mungkin karena bioteknologi jenis ini dikerjakan secara sederhana, bisa menggunakan peralatan sederhana. Di samping itu, ada juga yang menyebutnya sebagai bioteknologi kuno. Disebut demikian, mungkin karena bioteknologi jenis ini sudah dikenal dan dikerjakan oleh manusia 6000 tahun sebelum masehi dengan memanfaatkan kemampuan fermentasi mikroba tertentu .

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan. Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.

Dari semakin banyaknya pemanfaatan bioteknologi, kami terusik untuk membahas penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan, lebih spesifiknya terkait bioteknologi konvensional dibidang pangan. Apakah dengan penggunaan bioteknologi tersebut malah semakin banyak manfaat baik yang didapat ataukah sebaliknya, malah banyak pula dampak negative yang diperoleh. Untuk itulah kami tergugah untuk membuat makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Menyadari keterbatasan yang kami miliki terkait keterbatasan tenaga, waktu dan biaya, maka masalah yang akan kami bahas sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pangan ?

2. Apa sajakah contoh-contoh pangan yang memanfaatkan penggunaan bioteknologi konvensional ?

3. Apa saja dampak yang didapat atas penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan ?

(9)

Tujuan penulisan makalah ini terkait dengan rumussan masalah diatas yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan bioteknologi dalam bidang pangan.

2. Dan contoh-contoh makanan atau bahan pangan yang cara pembuatannya memanfaatkan mikroorganisme yang berupa bioteknologi konvensional (tradisional).

3. Dan apakah pemanfaatan bioteknologi tersebut menimbulkan dampak buruk disamping dampak baik yang didapat dan lebih banyak mana antara dampak buruk dan baik dalam bidang pangan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1

Pemanfaatan Bioteknologi Dalam Bidang Pangan

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional / tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.

Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.

(10)

2.2 Makanan dan Bahan Pangan Yang Memanfaatkan Penggunaan

Bioteknologi Konvensional

Pengolahan Bahan Makanan yang memanfaatkan mikrorganisme dalam pembuatannya secara umum dapat digolongkan kedalam dua produk, yaitu pengolahan produk susu dan pengolahan produk non – susu.

2.2.1 Pengolahan produk susu

Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega. 1) Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

2) Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan

sampai30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH

menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperature 32oC –

420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.

Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

3) Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis danLectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

2.2.2 Produk Makanan Non Susu

Produk – produk makanan yang juga menggunakan proses bioteknologi konvensional namun tidak berasal dari susu antara lain sebagai berikut.

a) Kecap

(11)

telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

b) Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.

Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaituRhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

c) Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.

d)Anggur

Atau juga populer disebut dalam bahasa Inggris: wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).

Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur. Ada beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine, White Wine, Rose Wine,Sparkling Wine, Sweet Wine, dan Fortified Wine:

(12)

White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur putih (white grape). Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin blanc.

Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda atau merah jambu yang dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih singkat dibandingkan dengan proses pembuatan Red Wine. Di daerah Champagne, kata Rose Wine mengacu pada campuran antaraWhite Wine dan Red Wine.

Sparkling Wine adalah wine yang mengandung cukup banyak gelembung karbon dioksida di dalamnya. Sparkling Wine yang paling terkenal adalah Champagne dari Prancis. Hanya Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang tumbuh di desa Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh disebut dan diberi label Champagne.

Sweet Wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi (residual sugar) sehingga membuat rasanya menjadi manis.

Fortified Wine adalah wine yang mengandung alkohol lebih tinggi dibandingkan dengan wine

biasa (antara 15% hingga 20.5%). Kadar alkohol yang tinggi ini adalah hasil dari penambahan spirit pada proses pembuatannya.

2.3 Dampak yang didapat atas Penggunaan Bioteknologi dalam

Bidang Pangan

Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.

Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.

Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

(13)

Dalam bidang pangan, manusia terbantu dengan penemuan bioeknologi tersebut. Adanya mikroorganisme yang membantu proses fermentasi / peragian membantu manusia menghasilkanbahan-bahan pangan dan makanan yang sekarang ini bisa kita rasakan. Masyarakat Indonesia telah lama menerapkan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari memanfaatkan mikroorganisme dalam pembuatannya.

Bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.

Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu.

Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.

Seperti contoh adalah bahan yang diolah dari susu anatara lain yogurt, keju dan mentega. Yang berasal dari non susu anatara lain kecap, tempe, tape, dan minuman beralkohol seperti anggur dan tuak.

Makanan dan minuman tersebut banyak yang dibutuhkan tidak hanya oleh masyarakat menengah kebawah melainkan juga masyarakat kalangan menengah keatas. Sebut saja tempe. Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri.

Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti:

1. Dapat mencegah dan mengendalikan diare

2. Mempercepat proses penyembuhan duodenitis

3. Memperlancar pencernaan

4. Dapat menurunkan kadar kolesterol,

(14)

6. Meningkatkan vitalitas

7. Mencegah anemia

8. Menghambat ketuaan

9. Serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.

Selain manfaat-manfaat baik diatas, tidak terlepas ula dari dampak buruk penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan. Produk rekayasa bidang telah menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah:

1. Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.

2. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik.

3. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia..

4. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut mengandung genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan membahayakan manusia.

5. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu.

Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan bioteknologi, misalnya perizinan dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian.

Namun segala sesuatu akan kembali kepada individu masing-masing. Nilai-nilai kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan mencintai lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan kunci utama dari penanggulangan dampak negatif penerapan bioteknologi. Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan bijaksana sangatlah diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.

(15)

3.1 Kesimpulan

Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan banyak sekali dimanfaatkan oleh manusia. Selain dapat menambah nilai guna dan harga suatu produk, juga banyak manfaat yang didapat oleh masyarakat, baik dar segi financial sampai sosio-kultural.

Dari segi financial, bioteknologi dapat menambah nilai suatu produk sehingga harganya bertambah. Dari segi social budaya, pembuatan tuak seperti di daerah Tuban memberikan tambahan lapangan kerja bagi masyarakat dan budaya meminum tuak untuk menghangatkan tubuh menjadi ajang berkumpulnya masyarakat sehingga saling mendekatkan diri antar masyarakat dan menambah silaturrahim.

Belum lagi makanan-makanan seperti keju dan mentega, yang seandainya tetap berwujud susu, maka tidak akan tahan lama untuk disimpan. Akan tetapi dengan ditemukannhya bioteknologi, maka susu tersebut bisa menjadi varian yang lain dan lebih bermanfaat.

Namun seberapa banyaknya manfaat atas bioteknologi, tidak terlepas pula atas dampak negative yang bisa timbul seperti yang disebutkan di dalam isi makalah.

3.2 Saran

Kembali lagi pada konsep awal bahwa segala sesuatu akan kembali kepada individu masing-masing. Seberapa canggih teknologiyang dapat dibuat oleh manusia, akan tetapi tetap menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan mencintai lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan kunci utama dari penanggulangan dampak negatif penerapan bioteknologi. Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan bijaksana sangatlah diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.

Referensi

 http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26/pemanfaatan-mikroorganisme-di-bidang-pangan-berbasis-bioteknologi-konvensional/#comment-340

 http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/aplikasi-bioteknologi-bidang-pengolahan-pangan/

 http://www.anneahira.com/pengolahan-susu.htm

(16)

Gambar

Gambar 8.5 Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteriLactobacillus bulgaricus.
Gambar 8.6 Keju merupakan produk bioteknologi yang dalam pembuatannya,melibatkan mikroorganisme berupa bakteri Lactobacillus bulgaricus.

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 261/PMK.05/2014 tentang Tarif BLU Poltekkes Kemenkes Malang, maka ditetapkan Biaya Pendidikan di Poltekkes

Judul : Kajian Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Pendatang Terhadap Pemilihan Lokasi Permukiman Di Daerah Banjir Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Program : Dosen Muda Tahun : 2004

Dalam sebuah sistem pre-emptive multitasking, kernel akan memberi slot waktu kepada setiap program dan berpindah dari satu proses ke proses yang lain dengan cepat hingga

Banyak cara merancang untuk , pada penelitian ini perancangan dilakukan dengan melakukan terhadap variasi mortar dan variasi rasio volume mortar terhadap volume

Bahwa hasil korelasi antara metakognitif mahasiswa dengan prestasi belajar Struktur Aljabar-1 yang telah dihitung dengan menggunakan perhitungan statistik berbantuan

[r]

WHO (1989) menetapkan bahwa individu yang mengalami ketidakmampuan bersosialisasi adalah individu yang tidak dapat melakukan aktivitas yang biasanya dapat dilakukan oleh

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh UD Makmur Jaya dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Eric Tri Jatmika dan Rumanta, maka penulis membangun suatu