BAB 147.
Akan tetapi hingga kini mungkin dalam konsepsi kenegaraari, poli tik luar negeri seringkali dititik beratkan pada halhal politis, halhal per djoangan anti kolonialisme, anti imperialisme, halhal mana tentu djuga penting. Dalam hubungan ini politik babas dan aktif untuk mendjalan kan siasat antara kedua blok tentu djuga harus dianggap penting. Akan tetapi Saudara Ketua, .pada umumnja bagi negara, teristimewa negara blok Barat jang sudah lama merdeka dan sudah lama mengalami djuga kesulitankesulitan atau perdjoanganperdjoangan dalam dunia interna sional, memang bagi mereka soal ekonomi atau politik luar negeri itu me
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa soalsoal haluan politik dibeberapa negara, teristimewa negaranegara Eropa Barat, gesubjecteerd pada kepentingan ekonomis.
§ 1774. Sesudah Perang Dunia kedua tentu timbul djuga negaranegara dengan sistim lain, djustru oleh karena — althans buat sementara — mereka tidak membutuhkan negara lain untuk mengadakan pembangunan dan mempertinggi taraf penghidupannja dengan memakai faktorfaktor ekono mis sebagai alat politik, dan sekarang tentu mendjadi pertanjaan bagai mana dengan Indonesia.
§ 1775. Dan ini Saudara Ketua, seperti djuga halnja dengan jang lain,,. maka djika saja mengambil keputusan untuk berbitjara, djadi menerima baik undangan Saudara Ketua untuk berbitjara dimuka Depernas, saja ingin mengemukakan beberapa hal jang dapat djuga dipakai sebagai pe ladjaran kita, beberapa hal pengalamanpengalaman, baik pengalaman
kita sendiri dalam hubungan dengan dunia luar atau pengalamanpeng alaman dari dunia luar, baik dari negaranegara Barat, negaranegara Timur atau negaranegara Asia jang sedang bertumbuh dan sedang bergolak.
Meskipun demikian Saudara Ketua, saja tidak dapat — meskipun setjara sepintas lalu sadja membeberkan kepada Sidang jang terhormat, politik luar negeri jang menjangkut djuga lapangan lain, istimewa politik jang didjalankan oleh Pemerintah hingga kini.
§ 1776. Saudara Ketua, politik luar negeri kita itu seringkali disebut sebagai politik bebas dan aktif. Bolehkah saja kemukakan disini bahwa sebetulnja politik bebas dan aktif bagi Menteri Luar Negeri itu meru pakan hanja salah satu aspek sadja dari politik luar negeri keseluruhannja, karena politik luar negeri mempunjai banjak bidang dan aspek, antara lain politik bebas dan aktif.
Misalnja Saudara Ketua, pertama kita harus mendjalankan politik anti kolonialisme, anti imperialisme. Disini kita tidak bebas, kita terikat pada satu tudjuan jang tertentu.
§ 1777. Kedua, kita djuga mendjalankan politik atas dasar ideologi negara kita ialah ideologi Pantjasila, mendjelang keputusan selandjutnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara. Djuga disini kita tidak bebas Saudara Ketua, kita terikat pada ideologi Pantjasila.
Dimana kita boleh menjatakan bahwa kita mendjalankan politik be bas dan aktif, ialah dalam mengadakan hubunganhubungan konventio nil dengan semua negara didunia ini. Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara didunia, terlepas dari sistim apa jang mereka anut, terlepas pula dari hubungan ekonomi apa mereka adakan dengan negaranegara lain, maka Pemerintah ingin mengulurkan tangan persahabatan pada se tiap bangsa dan setiap negara didunia, dan disinilah sebetulnja apa jang kita maksudkan dengan politik bebas dan aktif.
Sekali lagi Saudara Ketua, kita seperti kadangkadang disalah meng ertikan, teristimewa oleh dunia luar, kita bukan bebas, bukan netral da lam soal ideologi, tetapi kita mendjalankan politik ideologi negara jang buat sementara ialah ditjantumkan dalam Pantjasila mendjelang penen tuan lebih landjut oleh Madjelis Permusjawaratan Sementara.
Dalam hubungan bebas dan aktif ini Saudara Ketua, tentu bagi Pe merintah jang penting ialah supaja alat luar negeri merupakan saluran saluran jang penting bagi pembangunan negara kita. Kita mengadakan hubungan perdagangan dengan negara Barat atau dengan negara Timur atau dengan negara Asia untuk mentjari keuntungan bagi kedua belah pihak. Kita mentjari bantuan dari negaranegara manapun djuga atas da satjang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
§ 1778. Saudara Ketua. Seolaholah bantuan jang kita terima dari luar itu hanja menguntungkan Indonesia, akan tetapi sebenarnja djika kita ,
perintji lebih landjut, itu djuga menguntungkan. pada negaranegara jang memberikan bantuan.
§ 1779. Dalam hubungan ini Saudara Ketua, maka politik luar negeri ditudjukan didalam hubungannja dengan pembangunan Indonesia ialah: a. untuk mentjari modal bagi Indonesia;
b. untuk mentjari bantuan tehnis dari luar; dan djuga;
c. untuk menambah hubungan perdagangan antara Indonesia dengan dunia luar.
§ 1780. Saudara Ketua, meskipun soal ini sebetulnja tidak dapat dile paskan dari hubungan politis atau hubungan militer dengan dunia luar, akan tetapi hingga kini Indonesia dapat mempertahankan kepentingan ekonomisnja, meskipun kita tidak dapat mengikuti salah satu blok misal nja blok Seato atau blok lainlainnja atau blok Commonwealth jang mengelilingi negara kita.
§ 1781. Akan tetapi sebaliknja Saudara Ketua, apa jang dibutuhkan ialah bahwa kita dalam keadaan apapun harus mempertahankan dan mem perdjoangkan credietwaardigheid dari Indonesia; credietwaardigheid baik dilapangan politis maupun dilapangan militer ataupun dilapangan eko nomis.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dengan terus terang sebagai Menteri Luar Negeri kadang2 saja merasa tudjuan sebagai tugas jang berat.
Sangat berat djustru oleh karena seperti seringkali dikemukakan oleh Presiden ialah kita mendjalankan suatu revolusi dengan aspek jang sangat banjak, suatu revolusi jang, multicomplex jang harus dilaksanakan setjara
simultaaq. Dan ini harus dilaksanakan, djuga sebetulnja, dalam dunia jang bentuknja waktu ini sebenarnja belum mentjapai perimbangan. Perim bangan dengan gambaran tertentu, dengan gambaran jang stabil.
Maka dari itu, djika kita misalnja mendjelaskan djuga politik dalam negeri, sistim kenegaraan. kita jang kadang2 dianggap sebagai menjimpang pun djuga untuk memperdjoangkan bahwa Indonesia itu selalu menga nut penghidupan nasional atas kepribadian sendiri.
§ 1782. Maka dari itu djuga oleh Presiden kita selalu didengungde ngungkan, mungkin kadang2 berlebihan, bahwa kita memperdjoangkan
kepribadian kita sendiri, bahwa kita sungguh2 nasionalistis dan ini mes
kipun oleh dunia luar kadang2 dianggap sebagai chauvinitis. Inilah sen
djata jang terpenting untuk membikin Indonesia dalam hal politis crediet waardig terhadap kedua blok jang waktu ini mengusai dunia kita.
kungi oleh negara2 Commonwealth dan negara2 Seato. Maka djustru oleh
karena kita ingin mempertahankan kepribadian sendiri, maka dapat dira malkan bahwa kita tentu akan diudji sampai dimana kita dapat memper tahankan kepribadian kita jang seringkali kita gembargemborkan atau kita dengungdengungkan. djuga dapat membuat Angkatan Perang kita creditwaardig hal mans se betulnja mempunjai hubungan jang sangat erat dengan pembangunan dan kestabilan ekonomi dan dalam pekerdjaan kita seharihari.
Ini Saudara Ketua, jang kami titikberatkan dalam pelaksanaan poli tik luar negeri jang hanja setjara garis besar kami utarakan disini, djustru untuk dipakai kelak sebagai landasan dari uraian saja mengenai usaha usaha chusus dari Kementerian Luar Negeri jang istimewa mengenai pembangunan di Indonesia sendiri.
§ 1785. Saudara Ketua, mengenai angkaangka, maka sudah disiapkan oleh staf saja, satu statistik angkaangka mengenai bantuan dari luar nege ri, bantuan dari blok Barat jang terperintji, dan bantuan dari Blok Timur jang terperintji, djuga bantuan dari Rentjana Colombo jang terperintji pula, jang kelak akan diedarkan pada para Anggota. Maka saja kira itu baru jang dalam pertumbuhannja tidak sadja merupakan perbedaan de ngan dunia lama dalam arti idiologis, akan tetapi bahwa sistim barn ini sudah djuga menelorkan bangsa2 jang ekonomis atau militer atau dalam
sosialis tadi perkembanganperkembangan itu dapat mempengaruhi alam fikiran atau djalannja perekonomian dibagian lain 'dari dunia.
§ 1787. Dan ini Saudara Ketua, ini jang merupakan sebetulnja sebagai rintangan bagi Indonesia untuk pada waktu ini menggariskan satu alam fikiran jang tertentu dalam menghadapi persoalan kita dengan dunia luar. Mau tidak mau djustru oleh karena kedua blok tadi masih dalam perten tangan, masih belum ada kristalisasi atau synthese antara mereka, mau tidak mau Indonesia selalu mentjari pikiranpikiran, baik dari blok satu maupun dari blok lain. Dan ini digunakan kadangkadang sangat berten tangan, sangat bertentangan dengan keadaan di Indonesia sendiri dan sangat bertentangan dengan kemauan kita sendiri.
Saudara Ketua, selandjutnja sesudah perang dunia kedua ini, maka negara Eropa Barat dapat bertumbuh dengan bantuan dari Amerika, sedangkan djuga negaranegara sosialis dapat bertumbuh dengan tjepat. § 1788. Sekarang dalam hal ini jang merupakan persoalan, ialah bagi negaranegara Asia dan Afrika, bagaimana pertumbuhannja? Dan dapat saja batjakan disini beberapa kemadjuan jang sudah ditjapai oleh bebe rapa negara Asia Afrika. Misalnja, India selama 3 tahun pertama dari rentjana dari 5 tahun kedua, dapat mempertinggi pendapatan nasional dengan 10,4 prosen sedangkan djika dibandingkan dengan Indonesia, maka kemadjuan dari national income Indonesia dalam tahun 1956 ialah 4,7 prosen dan dalam tahun 1957 8 prosen sedangkan dalam tahun 1958 mengalami kemunduran dengan 13 prosen, djustru oleh karena kita mengalami kemundurankemunduran dalam harga bahan mentah dalam ekspor kita. Saudara Ketua, negara tetangga lainnja, misalnja Pakistan dan Nepal djuga mendapat kemadjuan meskipun mereka sangat berge
lornbang dan hasil maksimum jang ditjapai oleh Pakistan ialah kenaikan 2,5 prosen setahun.
Ini Saudara Ketua, hanja untuk menggambarkan bahwa betul bagi negaranegara Asia Afrika belum ada garis jang tertentu dalam mentja pai kemadjuan. Negaranegara Barat sudah mentjapai atau mempunjai garisgaris jang tertentu baik dalam sistim mereka untuk mentjapai kema djuan. Negaranegara Eropa Timur djuga sudah mentjapai garisgaris jang tertentu untuk mentjapai kemadjuankemadjuan negara mereka. akan tetapi akumulasi modal jang dahulu ditjapai oleh negaranegara Barat atau akumulasi modal jang baru sadja djuga ditjapai oleh negara negara sosialis bagi kita masih merupakan suatu tanda tanja sampai dima na itu dapat djuga dimasukkan di Indonesia.
Kami mengetahui Saudara Ketua, bahwa misalnja Indonesia tidak dapat menganut sistim kapitalisme, akan tetapi djika kita ingin menganut sistim tersebut maka pada umumnja kapital belum ada di Indonesia sen diri, sehingga djuga dengan djalan kapitalisme tidak dapat ditjapai aku mulasi dari modal.
§ 1790. Mengenai bantuan dari luar negeri Saudara Ketua, maka bagi Indonesia seperti djuga ditjantumkan dalam rentjana politik Pemerintah ialah bahwa kita dapat mengambil modal dari luar, teristimewa berupa credit, djustru oleh karena pada waktu ini penanaman modal asing diang gap oleh Pemerintah belum begitu oppertune.
Ini Saudara Ketua, menimbulkan djuga satu salah pengertian didu nia luar, dan ini djuga djika diteruskan maka mungkin hanja mengurangi kepertjajaan dari dunia luar terhadap Indonesia, ialah mengenai penanaman modal asing. Misalnja ketika saja mengundjungi Australia maka sexing kali ditanja mengapa Indonesia tidak seperti negaranegara lainnja, tidak menge djar penanaman modal asing, mengapa Indonesia tidak menimbulkan satu suasana dimana modal asing dapat bergerak setjara leluasa, sehingga Indonesia djuga dapat mengambil keuntungan dari operasinja dari kegiatan asing. Akan tetapi bagi Indonesia djika kelak sudah ada keseimbangan antara industri nasional, antara usahausaha nasional, antara perekono mian nasional dengan perekonomian atas dasar modal asing, maka mung kin bahwa Indonesia dapat mempertimbangkan untuk mengambil sikap lebih tolerant dan lebih liberaal daripada sekarang ini.
Dan keterangan ini Suadara Ketua, dapat diterima djustru oleh ka rena memang pada waktu ini banjak negaranegara, djuga dinegara Ame rika Latin, pun dinegara seperti Kanada dimana sebetulnja penanaman atau kebanjakan penanaman modal asing merupakan atau menimbulkan konflik antara rakjat dengan pengusahapengusaha atau perusahaanperu sahaan asing tadi jang datang dinegara tersebut.
Akan tetapi Saudara Ketua, Indonesia tentu dengan segala kegiatan berusaha supaja bantuan atau credit dari luar negeri itu tetap mengalir, dan pada waktu ini dapat ditjatat, bahwa bantuan jang kita terima dari luar negeri ialah sedjak tahun 1951 dari Amerika atau negaranegara Eropa Barat, termasuk Djerman Barat ialah 313 djuta dollar, sedangkan sedjak tahun 1956 kita mendapat credit atau bantuan dari negaranegara blok Sosialis berdjumlah 200 djuta dollar.
Pada waktu ini Saudara Ketua, keadaan ialah bahwa Indonesia de ngan mudah dapat menerima credit dan negara manapun djuga dengan sjaratsjarat ialah credit pembajaran kembali dalam 8 tahun dengan ren tevoet antara 3 dan 5 prosen.
Saudara Ketua, ini mengenai soal modal jang bagi kita tentu sangat penting dan dapat menentukan sebetulnja tjepatnja pembangunan kita, akan tetapi ada hakekatnja Saudara Ketua, pada waktu ini didunia sur plus modal, surplus kapitaal jang dapat dilahirkan jang bertimbuntimbun hanja dalam 2 negara, ialah Amerika dan Djerman Barat.
§ 1792. Dengan dapat diharapkan Saudara Ketua, bahwa didalam tahuntahun jang akan datang, surplus kapitaal jang akan mengalir dari negaranegara Sosialis akan makin bertambah, misalnja negaranegara Sosialis sedjak tahun 1957 sudah memberikan pindjaman sebesar 1000 djuta pada dunia luar, sebagian besar kepada negaranegara Asia Afrika termasuk djuga Indonesia. Djadi kita mengharapkan bahwa dengan pem bangunan tjepat, dengan pertumbuhanpertumbuhan tjepat dari negara negara Sosialis, bahwa surplus kapitaal tidak didasarkan atas pikiran ka pilatis akan lebih bertambah, sehingga kemungkinan lebih besar akan ter djadi saingan dalam bantuan atau credit antara negaranegara Sosialis dan negaranegara Kapitalis jang dapat kita pergunakan. Hingga kini credit jang kita terima dari negaranegara Kapitalis ialah umumnja dengan bunga 5 prosen dan dengan pembajaran 5 tahun atau sampai 7 tahun.
§ 1793. Dari International Monetary Fund atau dari Bank Dunia oleh kita belum dapat ditjapai sjaratsjarat jang rendah daripada apa jang telah saja kemukakan tadi.
Saudara Ketua, djuga merupakan kewadjiban dari Kementerian Luar Negeri untuk membantu dalam pembangunan Indonesia dengan memperluas perdagangan kita.
Seperti Saudara Ketua mengetahui maka didalam rangkaian negara Asia Afrika, Indonesia merupakan negara pedagang jang terpenting ialah negara pedagang jang ketiga, Negara pedagang pertama, diluar Tiongkok, ialah Djepang, Negara pedagang kedua, ialah India. Dan dalam volume of trade, Indonesia hanja lebih ketjil sedikit sadja daripada India. Maka dari itu kewadjiban dari Kementerian Luar Negeri, ialah mempertahan kan hubungan ekonomi dengan dunia Luar.
selandjutnja dengan negaranegara lainnja. Sekarang dalam satu dua tahun ini kita dapat menerobos sebetulnja hubungan dagang jang kon vensionil, jang tradisionil ini, dan kita dapat djuga mengadakan hubungan dengan negaranegara dari blok Timur. Akan tetapi hubungan perdagan gan kita dengan Blok Timur tadi tidak melebihi dari 2 prosen dari selu rah perdagangan kita.
§ 1795. Ini Saudara Ketua, disebabkan oleh karena pertama kita mem butuhkan waktu, baik organisasi di Indonesia maupun organisasi diluar negeri, membutuhkan waktu untuk membuka saluransaluran baru di dalarn lapangan perdagangan dan kedua bahwa bangsa Indonesia pada umumnja belum begitu mengenal barangbarang dari negaranegara So sialis. Akan tetapi Pemerintah mengharap bahwa djuga dalam hal ini, djuga dalam perbaikan organisasi didalam negeri maupun organisasi di luar. negeri, kita dapat memperluas perdagangan kita dengan dunia luar. § 1796. Maklum Saudara Ketua, hingga kini pada umumnja banjak perdagangan kita atau sebagian besar dari perdagangan kita, ialah didjalankan oleh swastaswasta. Baru sadja dengan pengambilanoper dari perusahaanperusahaan Belanda baik dilapangan perdagangan atau dilapangan industri, maka Pemerintah sendiri merupakan produsen jang terbesar .di Indonesia, disamping exporteur dan importeur jang besar di Indonesia, dan dengan sendirinja djika produksi, import, export seba gian besar dipegang oleh Pemerintah maka dengan mudah djuga perda gangan dapat dilaksanakan dengan negaranegara Timur, dimana djuga segala organisasi dipegang oleh Pemerintah sendiri.
Saudara Ketua, tentu dalam lapangan perdagangan ini Pemerintah djuga sadar, bahwa tidak hanja perluasan dari hubungan kita dengan negara luar merupakan faktor jang terpenting, akan tetapi djuga harga harga dari bahanbahan mentah merupakan djuga faktor jang terpenting. § 1797. Dan dalam hal ini Pemerintah melalui Kementerian Luar Ne geri selalu metnperdjuangkan supaja kita mendapat stabilisatieprijzen dalam bahanbahan mentah jang terpenting misalnja seperti karet dan timah. Dalam hal timah pada umumnja sudah ditjapai persetudjuan, akan tetapi dalam soal karet perdjuangan rupanja masih agak lama. Selama belum ada persaingan dalam pembelian karet dan lain bahanbahan men tah dari negaranegara Asia antara negaranegara Sosialis dan negara negara Kapitalis, maka sukar dapat diharapkan bahwa dalam hal ini akan tertjapai plafond stabilisasi jang dapat kita pegang bagi pendjualan kita.
Sebagai illustrasi Saudara Ketua, tadi saja kemukakan bahwa dalam tahun 1958, kita mengalami kemunduran dalam national income kita.
Ini disebabkan teristimewa oleh karena adanja resessi pada waktu itu di Amerika jang mengaltibatkan bahwa harga karet djuga turun.
Ialah satu penurunan, Saudara Ketua, dari 3,7 dollar cent. njai gevaieerdheid dalam bahan mentah, meskipun kita mengalami ke munduran dalam ekspor berhubung dengan turunnja harga karet, boleh dikatakan, bahwa neratja perdagangan pada umumnja masih mengun tungkan, dengan arti bahwa ekspor masih selalu melebihi dari pada im Kementerian Luar Negeri tentu selalu berusaha supaja setjara se tjepat mungkin ditjapai, bahwa dalam hal services itu djuga dapat diadakan pengurangan.
Saudara Ketua, inilah dengan singkat hubungan politik luar negeri dengan pembangunan didalam negeri kita sendiri.
Dalam hal ini Saudara Ketua, tidak dapat dihindarkan bahwa Kemen terian Luar Negeri djuga mempeladjari, seperti jang dikemukakan tadi, haluanhaluan atau sikapsikap atau sifatsifat dari negaranegara lainnja. § 1800. Dan dapat dikemukakan disiui, bahwa djuga dalam lapangan perdamaian, meskipun setjara direct tidak ada hubungannja dengan pem bangunan, akan tetapi seperti djuga sudah seringkali dikemukakan oleh Saudara Semaun Anggota Depernas ialah bahwa perdamaian akan memba wa perlutjutan persendjataan dan perdamaian akan membawa djuga penambahan surplus kapitaal.
Menurut perhitungan, maka selama kita sendiri belum dapat me ngumpulkan surplus kapitaal jang berdjumlah miljard dollar, maka sukar dapat diatasi kesulitankesulitan jang dihadapi oleh negaranegara Asia Afrika jang baru merdeka dan baru membangun.
Malahan, ada perkataan dari seorang ekonoom Djerman jang me njatakan, bahwa pada waktu sekarang ini bukan sadja perbedaan kemadjuan antara negara jang sudah. kaja dan negara jang masih miskin itu selalu
bertambah, akan tetapi dengan tegas dikemukakan oleh ekonoom tersebut, bahwa negaranegara jang sudah madju akan mendapat kemadjuannja setjara berlompatlompat dan negaranegara jang belum madju akan se lalu mentjapai kemunduran, djustru oleh karena penambahan penduduk akan selalu lebih tjepat dari pada pertambahan kemadjuan.
Seperti Saudara Ketua, mengetahui bahwa menurut angkaangka jang sudah dipikirkan oleh beberapa ekonoom ialah untuk mentjapai keseimbangan dalam tingkatan penghidupan untuk mentjapai kestabilan dalam tingkatan penghidupan dengan penambahan penduduk 1 atau 1,5
prosen, maka dibutuhkan satu investment kirakira antara 8 dan 10 pro sen dari national income.
§ 1801. Indonesia pada waktu ini dalam Anggaran Belandja jang se dang disadjikan dalam Parlemen ialah mengadakan investering berdjum lah 15 miljard rupiah, dalam suatu Anggaran Belandja 45 miljard rupiah atas dasar perhitungan national income jang menurut hemat saja sangat konservatif ialah 180 miljard rupiah sehingga bolch dikatakan itu kurang lebih 8 prosen dari national income kita.
Saudara Ketua, mendjadi pertanjaan djika dibandingkan dengan pembangunan didunia lainnja, dalam tingkatan apa pembangunan Indo nesia sekarang ini. Berbagai sardjana ekonomi membagi pembangunan ekonomi dalam 3 tingkatan ialah,
a. Tingkatan persiapan jang disebut sebagai precondition stage. b. Tingkatan mulai melompat jang disebut sebagai take off stage, dan
c. Tingkatan jang sudah dapat melompat jang disebut sebagai selfsys tem stage.
Djika kita memakai tingkatantingkatan tadi bagi Indonesia, maka saja kira belum dapat ditentukan bahwa kita pada waktu ini sudah me lampaui tingkatan persiapan, djustru seperti kita melihat sendiri bahwa rentjana lima tahun kita jang sudah diterima oleh Parlemen, djadi ren tjana 5 tahun pertama pada umumnja belum boleh dikatakan rentjana jang ingin melompat dari tingkatan satu ketingkatan lain atau belum dapat disebut ingin melompat kelapangan industrialisasi.
§ 1802. Dari negaranegara Asia jang bisa dimasukkan dalam bagian jang sudah take off stage ialah hanja India, jang lain masih dianggap oleh para sardjana tadi sebagai tingkatan precondition, ialah tingkatan persia pan.
Dan untuk ini Saudara Ketua, dalam tingkatan persiapan, ialah menurut sardjanasardjana tersebut dibutuhkan investment lebih dari pada 10 prosen tadi untuk mengadakan stabilitet, djika penduduk bertambah dengan 1 atau 1,5 prosen setahun.
Saudara Ketua, dengan tertjapainja, sebetulnja apa jang saja kemu kakan tadi, credit waardigheid dari Indonesia ialah dilapangan politik Demokrasi Terpimpin di Indonesia itu sudah diterima oleh seluruh dunia, Presiden kita djuga sudah diterima oleh seluruh dunia, credit waardig heid dalam lapangan militer bahwa kedua blok sekarang sudah menghor mati kekuatan militer kita, maka bagi saja sebagai Menteri Luar Negeri mengharapkan dikemudian hari ialah bahwa credit dari luar akan tetap mengalir ke Indonesia.
§ 1803. Semua ini Saudara Ketua, tentu tergantung kepada absorptie vermogen di Indonesia sendiri.
Pelabuhanpelabuhan Antwerpen, Bremen maupun London dan lainlainnja, semua itu dengan setjara haus ingin menerima barangbarang dari Indonesia, hanja seperti saja katakan tadi, bahwa para pedagang In donesia, baik pedagang pemerintah maupun pedagang swasta belum da pat memenuhi permintaanpermintaan dari dunia Iuar tadi atau djuga kadangkadang belum dapat memenuhi persainganpersaingan jang me reka hadapi dari dunia luar tadi.
§ 1804. Saudara Ketua, selandjutnja mendjadi kewadjiban dari Ke menterian Luar Negeri untuk menampung adjusteringenadjusteringen jang perlu diadakan diluar negeri. Adjusmentadjusment. dari susunan perekonomian kolonial kepada susunan perekonomian nasional.
Misalnja sadja Saudara Ketua, kewadjiban Kementerian Luar Negeri untuk mengurangi reaksi dari dunia luar ketika di Indonesia ini diada kan pengambilalihan. Pada waktu itu dengan terusterang, maka bahaja sangat besar bahwa reaksi diluar negeri akan mendjadi sebegitu besar, bahwa mungkin mereka mengadakan boikot ekonomi terhadap Indonesia, meskipun boikot ekonomi itu tidak didjalankan dengan keras, akan tetapi tekanantekanan sadja dari Amerika Serikat atau dari negara lainnja dari Eropah Barat akan sungguhsungguh merupakan bahaja maut bagi kita, teristimewa pada waktu itu. Maka kewadjiban Kementerian Luar Negeri ialah untuk mengurangi reaksi dari negaranegara tersebut dengan mem berikan keleluasaan pada waktu itu, lebihlebih daripada semula kepada modalmodal asing lainnja.
Sekarang tentu kita sudah dapat mengambil sikap jang lebih tegas lagi atau lebih kurang liberal terhadap modal asing lainnja, djustru oleh karena reaksi pertama sudah dilalui. Reaksi dari modal asing lainnja ter hadap pengambilalihan perusahaan Belanda. Seperti Saudarasaudara mengetahui, maka dengan pengambilalihan perusahaanperusahaan Be landa, boleh dikatakan bahwa 70 prosen perekonomian atau perusahaan di Indonesia ini sekarang dalam tangan atau bangsa Indonesia atau Peme wadjiban Kementerian Luar Negeri untuk mengurangi reaksi dalam tin dakantindakan kita terhadap orangorang Tionghwa. Untuk mengu rangi reaksi jang mengakibatkan bahwa politik bebas dan aktif dari Peme rintah Indonesia akan mendjadi pintjang, akan tetapi djuga untuk meng urangi reaksi dari Pemerintah R.R.T. untuk menjokong golongangolong an Hwa Kiau disini, untuk mengadakan tindakantindakan ekonomi jang merugikan Pemerintah dan bangsa Indonesia.
kerasnja supaja kita dapat lampaui pengambil operan perdagangan etjeran, dan tindakantindakan selandjutnja ini dengan tidak merugikan atau menimbulkan dislokasi didalam negeri jang tidak dapat kita atasi.
Pada waktu ini Saudara Ketua, boleh dikatakan bahwa kurang lebih sudah didapat satu persesuaian faham antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah R.R.T., dimana Pemerintah R.R.T. mengakui bahwa Indo nesia berhak untuk melaksanakan P.P. No. 10; dan mereka tidak akan mentjampuri pembikinan atau tindakantindakan Pemerintah Indone sia dalam bidang perekonomian Tiong Hoa perantauan itu. Hanja apa jang diharap ialah dalam soal penampungan, Pemerintah R.R.T. akan dia djak, akan dikonsulteer agar segalanja dapat berdjalan setjara lantjar.
§ 1806. Saudara Ketua, seperti saja kemukakan tadi, maka selain dari uraian saja, Kementerian Luar Negeri sudah mempersiapkan duplikat setjara stencil dan setjara terperintji satu daftar dari segala bantuan dan kredit luar negeri jang kita terima hingga kini, kredit bantuan luar negeri dari negaranegara Barat, dari negaranegara blok Timur dan djuga dari Rentjana Colombo.