• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penderita Kanker Serviks Di Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Penderita Kanker Serviks Di Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7

A.

Defenisi

1.

Defenisi wanita

Seorang wanita memiliki beberapa organ di dalam tubuhnya yang tidak

dimiliki oleh laki-laki. Organ-organ tersebut sangat banyak dan memiliki fungsi yang

berbeda-beda, yang saling berkaitan. Organ-organ tersebut secara bersama-sama

membentuk suatu sistem kerja yang sangat unik. Susunan organ pada sistem tersebut

juga sangat rumit dan sangat kompleks (Yahya, 2011)

2.

Defenisi kanker

Kanker adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme

normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak teratur. Kanker bisa terjadi

dari berbagai organ tubuh. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya,

sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang menyusup ke

jaringan di dekatnya dan bisa menyebar (metastasis) keseluruh tubuh. (Amalia, 2009)

3.

Defenisi Kanker serviks

Kanker serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human

Papilloma Virus onkogenik, mempunyai persentase yang cukup tinggi, kanker serviks terjadi

pada bagian organ reproduksi wanita. Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah

bawah antara vagina dan rahim. Dibagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker

serviks (Tilong,2012)

Kanker serviks berawal di dalam sel pada permukaan serviks. Sering kali, kanker

serviks dapat menyerang lebih dalam lagi kebagian dalam serviks dan jaringan sekitarnya.

Sel kanker dapat menyebar dengan cara membelah dari tumor asal(primer). (Wijaya,2010)

Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher

rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker

(2)

dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10 % sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil

lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim ( Amalia, 2009 )

B. Penyebab Kanker Serviks

Peristiwa kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV

(Human Papilloma Virus). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan

hubungan seksual. Human Papilloma Virus, sampai saat ini telah diketahui memiliki lebih

dari 100 tipe, dari 100 tipe HPV tersebut, hanya 30 di antaranya yang beresiko kanker

serviks. Tipe 16 dan 18 merupakan penyebab tersering kanker serviks yang terjadi di seluruh

dunia. (Wijaya,2010)

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kanker leher Rahim (Wijaya,2010)

1. Umur

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia

35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual.Menurut Aminati(2013) menopause

memang akan dialami semua wanita. Pada masa itu sering terjadi perubahan sel-sel

abnormal pada mulut rahim.

2. Frekuensi Kehamilan atau Paritas

Jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita juga meningkatkan risiko terjadinya

kanker serviks. Sehingga, wanita yang mempunyai banyak anak atau sering melahirkan

mempunyai resiko terserang kanker serviks lebih besar.

Menurut Aminati(2013) paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih

dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan timbulnya

perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan melalui

jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel

(3)

3. Aktifitas Seksual Pertama Kali

Prevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks (sekitar 20%) terutama

dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan

seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali

lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20

tahun. Menurut Aminati(2013) menikah dini mempunyai beberapa resiko. Selain

kurangnya kesiapan mental juga mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan

sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada usia muda, sel-sel-sel-sel rahim masih belum matang. Sel-sel-sel

tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma. Segala macam

perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak

seimbang dengan sel yang mati. Dengan begitu maka kelebihan sel ini bisa berubah sifat

menjadi sel kanker.

4. Jumlah Pasangan Seksual (berganti-ganti pasangan)

Ada lebih dari 100 jenis HPV dan beberapa di antaranya dapat ditularkan melalui

hubungan seksual. Dengan demikian, kanker serviks juga berkaitan dengan jumlah partner

seksual. Semakin banyak partner seksual yang dimiliki oleh seorang wanita, maka semakin

meningkat pula resiko terjadinya kanker serviks pada wanita itu.

Menurut Aminati(2013) tinjauan kepustakaan mengenai etiologi kanker leher rahim

menunjukkan bahwa faktor resiko lain yang penting adalah hubungan seksual suami dengan

wanita tuna susila (WTS). Dari WTS itu suami dapat membawa virus dan menularkan pada

isterinya.

5. Merokok

Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker serviks jenis karsinoma sel

skumosa. Faktor risiko meningkat dua kali dibandingkan orang yang tidak merokok dengan

resiko tertinggi terdapat pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama serta intensitas

yang tinggi(jumlah yang banyak). Wanita perokok lebih tinggi terkena kanker serviks.

Bahkan perokok pasif yang menghirup asap rokok orang lain 3 jam atau lebih dalam sehari,

(4)

rokok dapat menyebabkan defesiensi folate dalam darah. Juga terbukti nikotin ditemukan

dalam lendir serviks yang menjadi penyebab kanker.

Menurut Aminati(2013) tembakau adalah bahan pemicu kaersiogenik yang paling baik. Asap

rokok menghasilkan polycylic aromatic hydrocarbon heterocylic nitrosamines. Efek

langsung dari bahan-bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal

sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus. Lendir serviks pada wanita perokok

mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada dalam rokok. Zat-zat tersebut akan

menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.

Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan

infeksi HPV pada serviks.

6. Penggunaan Pil Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi pil (kombinasi estrogen dan progesteron) dalam jangka

waktu lama, yakni 5 tahun atau lebih, dapat meningkatkan risiko kanker serviks dua kali

lipat lebih besar. Sedangkan jika menggunakan metode kontrasepsi barier (penghalang),

terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan

angka kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap

agen penyebab infeksi.

Selain yang telah disebutkan diatas faktor yang mendukung mempengaruhi kanker serviks

adalah:

Menurut Manan (2011) :

1) Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara rutin).

2) Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil.

Wanita hamil yang menggunakan DES guna mencegah keguguran (banyak digunakan

pada tahun 1940-1970) bisa mengalami kanker serviks

(5)

Menurut Tilong (2012) :

1) Riwayat keluarga. Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker

serviks mempunyai risiko yang sangat besar untuk menderita kanker serviks.

2) Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik yang tidak dianjurkan oleh dokter. Hal ini

tentu saja banyak yang kurang mengerti sehingga banyak para wanita yang tidak sadar

akan bahaya sebagai resiko nya. Hal itu sebenarnya merupakan suatu tindakan yang

keliru karena penggunaan antiseptik mempunyai resiko yang sangat besar untuk

terserang kanker serviks.

3) Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi

4) Kurang mengkonsumsi vitamin C,E, dan asam folat.

5) Penggunaan hormon estrogen bagi wanita yang telah menopause tidak sesuai aturan.

6) Gaya hidup yang buruk

7) Riwayat infeksi berulang di daerah kelamin atau radang panggul

8) Pembalut berkualitas buruk

9) Pekerjaan, diperkirakan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu pekerjaan contoh

debu, logam, bahan kimia, tar, atau oli mesin dapat menjadi faktor resiko kanker servik

(Rasjidi, 2008)

10)Mengonsumsi makanan serta minuman yang komposisinya mengandung lebih banyak

bahan sintesis daripada bahan alami (Joe, 2012)

D. Gejala Kanker Serviks (Tilong,2012)

1. Perdarahan rahim yang abnormal

2. Siklus menstruasi yang abnormal

3. Perdarahan di antara dua siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami

menstruasi)

(6)

5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia di atas 40

tahun)

6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

7. Nyeri atau sulit berkemih

8. Nyeri dan perdarahan saat melakukan hubungan seksual

9. Penurunan berat badan secara drastis (Wijaya,2012)

10. Terjadi perdarahan setelah menopause (Mangan, 2009)

Tanda-tanda sebagai gejala umum kanker serviks yang patut dicurigai (Setiati,2009)

1. keputihan yang sulit sembuh dan berbau busuk

2. sering terjadi perdarahan dan nyeri saat bersenggama

3. pada stadium dini, keadaan penderita masih baik, tetapi pada stadium lanjut, keadaan

umum penderita dapat mengalami kemerosotan kesehatan

E. Perkembangan kanker Serviks

Kanker serviks membutuhkan waktu untuk perkembangannya. Kalau ada penderita

berumur 35 tahun, maka sebetulnya sudah terkena pra-kanker sejak umur 20-an tahun namun

tidak dirasakan, tentu saja karena gejala ketika itu belum terlihat.

Terkadang sel-sel pada permukaan serviks tampak abnormal,tetapi tidak ganas.

Perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal dari serangkaian

perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker

(Manan,2011)

Perubahan pada sel-sel bisa dibedakan menjadi dua, yakni lesi tingkat rendah dan

lesi tingkat tinggi :

1. Lesi Tingkat Rendah

Lesi tingkat rendah merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk, dan jumlah sel

(7)

sendirinya, tetapi lesi tingkat rendah lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan abnormal, serta

membentuk lesi tingkat tinggi.

Lesi tingkat rendah juga disebut displasia ringan atau neoplasia intraepitel servikal 1

(NIS 1). Lesi tingkat rendah sring ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun. Namun,

lesi jenis itu juga bisa dialami oleh semua kelompok umur.

2. Lesi Tingkat Tinggi

Pada lesi tingkat tinggi, ditemukan sejumlah besar sel prakanker yang tampak sangat

berbeda ketimbang sel yang normal. Perubahan prakanker ini hanya terjadi pada sel di

permukaan serviks. Selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak

akan menjadi ganas dan tidak menyusup ke lapisan serviks yang ebih dalam. Lesi tingkat

tinggi juga disebut displasia menengah atau displasia berat, NIS 2 atau 3, maupun

Karsinoma in situ .

Lesi tingkat tinggi sering kali ditemukan pada wanita yang berusia 30-40 tahun. Jika

sel-sel abnormal menyebar lebih jauh ke dalam serviks, jaringan, maupun organ lainnya,

maka kondisinya disebut kanker serviks atau kanker serviks invasif .

F. Stadium Perkembangan Kanker Serviks

Menurut Wijaya (2010) berdasarkan tingkat keganasannya, perkembangan kanker

serviks terbagi dalam beberapa stadium :

1. Stadium 0

Tingkat 0 juga disebut carcinoma in situ. Pada stadium ini, sel-sel kanker belum

menyebar ke jaringan lain (noninvasif). Kanker masih kecil dan hanya terbatas pada

permukaan serviks. Selain itu, kanker hanya ditemukan di lapisan atas dari sel-sel pada

jaringan yang melapisi serviks. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam

(8)

2. Stadium 1

Pertumbuhan kanker hanya terbatas pada serviks. Namun, kanker telah menyerang

serviks di bagian bawah lapisan atas dari sel-sel serviks dan ini ditemukan hanya di leher

rahim (serviks). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini lima tahun adalah 85%.

Kanker pada stadium ini masih dibagi lagi dalam empat tingkat, yaitu :

a. Stadium 1A1

Perkembangan kanker tahap ini mengalami peningkatan ukuran. Kedalamannya

kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. Namun, dokter tidak dapat melihat

sel kanker ini tanpa mikroskop.

b. Stadium 1A2

Sama halnya dengan stadium 1A1, dokter tidak dapat melihat sel kanker tanpa

mikroskop. Hanya saja ukuran kanker pada stadium ini bertambah lebar. Kedalamannya

antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.

c. Stadium 1B1

Pada stadium ini, dokter sudah mulai dapat melihat kanker dengan mata

telanjang karena ukuran sel kanker kian membesar. Namun, ukurannya tidak lebih besar

dari 4 cm.

d. Stadium 1B2

Serupa dengan stadium 1B1, ukuran sel kanker sudah lebih besar dari 4 cm.

3. Stadium 2

Kanker serviks meluas melewati leher rahim ke dalam jaringan-jaringan yang

berdekatan dan kebagian atas dari vagina. Kanker serviks tidak menyerang kebagian ketiga

yang lebih rendah dari vagina atau dinding pelvis ( lapisan dari bagian tubuh antara

pinggul). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah

(9)

a. Stadium 2A

Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar kejaringan yang

lebih dalam dari vagina. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium)

sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.

b. Stadium 2B

Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum

sampai ke dinding panggul. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan

dinding samping panggul.

4. Stadium 3

Kanker meluas ke bagian bawah vagina. Kanker juga telah menyebar ke dinding

pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Angka harapan hidup penderita

kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 30%. Tahap perkembangan kanker stadium ini

dibagi dalam dua tingkatan, yakni :

a. Stadium 3A

Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan sepertiga vagina

bagian bawah.

b. Stadium 3B

Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menghambat proses berkemih,

sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal

5. Stadium 4

Kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain

tubuh. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 5%.

Perkembangan kanker stadium ini terbagi dalam dua tahapan, yakni :

a. Stadium 4A

Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rektum.

b. Stadium 4B

(10)

G. Pengobatan Kanker Serviks

Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan.

Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk

sembuh (Mangan, 2009). Jika kanker dapat dideteksi pada tahap prakanker awal, sel kanker

dapat diatasi dengan mudah , yaitu dengan cara membekukan atau memananaskan sel kanker

hingga hancur (Ghofar,2009).

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran

tumor, stadium penyakit, usia, kondisi umum penderita :

1. Pembedahan

Operasi sederhana dilakukan pada tingkat stadium awal (prakanker) dari nol

hingga 1A. Operasi tersebut disebut konisasi (pemotongan rahim seperti kerucut).

Karena berada dalam stadium awal, kanker masih berada di sel-sel selaput lendir.

Operasi juga dapat dilakukan bila pasien masih ingin hamil. Bila pasien sudah tidak

ingin hamil lagi, maka histerektomi simple (pengangkatan rahim secara keseluruhan)

akan dilakukan. Tujuannya adalah agar kanker tidak tumbuh lagi. (Setiati,2009)

2. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) dianggap efektif untuk mengobati kanker invasif

yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi

tinggi guna merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.

Radioterapi dibedakan menjadi dua macam. Pertama, radiasi eksternal penderita

tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penyinaran dilakukan 5 hari/minggu selama 5-6

minggu. Kedua, radiasi internal (zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul yang

dimasukkan langsung kedalam serviks). Kapsul tersebut dibiarkan selama 1-3 hari.

Selama itu penderita mesti dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini dapat diulang

beberapa kali selama 1-2 minggu. Efek samping radioterapi yakni iritasi rektum dan

vagina, kerusakan kandung kemih dan rektum, serta ovarium berhenti

(11)

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang menggunakan

obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker, baik dengan membunuh sel

kanker maupun menghentikan sel kanker dari pembelahan. Kemoterapi dilakukan

melalui mulut atau diinjeksikan ke dalam pembuluh darah atau otot, obat-obatan akan

memasuki aliran darah dan dapat mencapai sel kanker di seluruh tubuh. Kemoterapi

jenis ini dinamakan kemoterapi sistemik. Dan, ketika kemoterapi ditempatkan secara

langsung ke dalam tulang belakang, suatu organ tertentu, atau rongga tubuh seperti

perut, obat-obatan akan sangat mempengaruhi sel kanker di area-area tersebut

(kemoterapi regional). Metode kemoterapi yang diberikan kepada pasien di dasarkan

pada jenis dan stadium kanker yang sedang di obati. (Wijaya,2010)

4. Terapi Biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh

dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar

ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa

dikombinasikan dengan kemoterapi (Manan, 2011)

H. Pencegahan terhadap kanker serviks

1. Imunisasi HPV

Telah ditemukan imunisasi untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Gardasil

adalah satu-satunya vaksin yang dapat mencegah 4 tipe HPV (6,11,16,18). Vaksin ini

diperuntukkan bagi wanita muda yang berusia 9-26 tahun. Saat mereka para wanita muda

secara teori belum terpapar dengan virus tersebut. Imunisasi HPV akan diberikan melalui

suntikan sebanyak tiga kali berturut-turut tiap dua bulan sekali dan dilakukan pengulangan

satu kali lagi pada sepuluh tahun kemudian. Kemudahan dalam hal pemberian vaksin dan

tingginya angka keberhasilan menjadi keunggulan pencegahan metode ini. (Ghofar,2009 ;

(12)

2. Pap Smear

Cara untuk mencegah kanker serviks, yakni mencegah terjadinya infeksi HPV dapat

melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur. Pap smear adalah suatu pemeriksaan

mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada pemeriksaan pap

smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu

atau plastik (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal ). Dan sebuah sikat kecil (yang

dimasukkan ke dalam saluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu

diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Pap smear sangat efektif

dalam mendeteksi perubahan prakanker pada serviks. Jika hasil pap smear menunjukkan

displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan kolposkopi dan biopsi (Rahayu,

2009)

Anjuran untuk melakukan pap smear secara teratur : (Manan, 2011)

1. Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.

2. Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual ataupun pernah

menderita infeksi HPV dan kutil kelamin.

3. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB

4. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun jika 3 kali pap smear

secara berturut-turut menunjukkan hasil negatif. Atau , bagi wanita yang telah

menjalani histerektomi bukan karena kanker.

5. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal

6. Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker

serviks.

3. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Menurut Rasjidi (2009) Cara pencegahan kanker serviks dapat dengan inspeksi Visual

Asam Asetat (IVA). Tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan

(13)

dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai

salah satu metode skrining kanker mulut rahim. Apabila dikatakan IVA positif bila

ditemukan adanya area berwarna putih dan permukaannya meninggi dengan batas yang

jelas di sekitar zona transformasi.

Memperhatikan permasalahan dalam penanggulangan kanker srviks di Indonesia,

Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dapat menjadi metode alternatif untuk skrining.

Pertimbangan ini berdasarkan bahwa :

1. Mudah dan praktis

2. Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan nondokter ginekologi, bahkan oleh

bidan praktik swasta maupun ditempat-tempat terpencil.

3. Alat-alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan

ginekologi dasar

4. Biaya murah, sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

5. Hasil langsung diketahui

Referensi

Dokumen terkait

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Struktur perekonomian Indonesia telah bergeser dari

Pada umumnya para guru juga masih ragu atas implementasi yang dilakukan berdasarkan tuntunan kurikulum 2013, ini terjadi disebabkan pemahaman Kompetensi Inti baik sikap

Dari sisi estetika, penambahan gambar peringatan tidak senada atau berkesinambungan dengan desain pada kemasan rokok, terutama dalam hal komposisi warna. Dilihat

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Mencuci Tangan Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Umum.. Hasgustra,

Gambar 1 merupakan struktur apilikasi multimedia pembelajaran jamur tiram, aplikasi multimedia ini dimulai dengan tampilan awal berupa layar menu utama, yang

The input of the system is the compartment data (shape format), that include tree species, forest age, site class, area, and so on, forest base map as a background image,

Buku ini mengembangkan kompetensi kewarganegaraan kalian melalui pendekatan scientific dimana melalui buku ini dalam proses pemebelajaran kalian didorong untuk selalu

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W7, 2015 25th International CIPA Symposium 2015, 31 August – 04