• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revisi Renstra KKP 2011-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Revisi Renstra KKP 2011-2015"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa kedudukan Kantor Ketahanan

Pangan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Semarang.

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretraris Daerah.

Sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan, Rencana Kerja SKPD menjadi sangat penting artinya bagi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan secara lebih optimal melalui pemanfaatan berbagai kekuatan dan peluang yang dimiliki dan perhitungan yang matang atas berbagai kelemahan dan kendala yang dihadapi didasarkan pada kemampuan, karakteristik dan kebutuhan nyata.

Penyelenggaraan segenap aktivitas pembangunan ketahanan pangan oleh

Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good

governance sudah seharusnya mengikutsertakan segenap komponen dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Rencana Kerja SKPD Kantor Katahanan Pangan Kota Semarang memberikan arah atau pedoman bagi segenap stakeholder untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pada pengembangan distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan dan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat Kota Semarang yang dipandang strategis.

(2)

pembangunan ketahanan pangan, karena memuat indikator-indikator penilaian kinerja yang terdiri atas : masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.

Segenap stakeholders urusan ketahanan pangan menyadari bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan ketahanan pangan berdasarkan pada kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan nyata dibutuhkan adanya dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat strategis. Oleh karena itu, segenap stakeholders urusan ketahanan pangan telah membangun suatu kesepakatan dan komitmen untuk mendukung Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015, sejak dari tahapan formulasi, implementasi hingga tahapan evaluasi.

B. LANDASAN HUKUM

Dasar penyusunan Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 dalam rangka sinkronisasi dan konsistensi dengan peraturan dokumen perencanaan lainnya adalah :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005 - 2025

4. Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2005 -2025

5. Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Semarang

Tahun 2005 – 2025

6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi

(3)

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota semarang Tahun 2011

– 2015 adalah rencana lima tahunan urusan ketahanan pangan yang

menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Berfungsi sebagai dokumen perencanaan taktis strategis urusan ketahanan pangan yang disusun mengacu pada berbagai dokumen perencanaan pembangunan yang ada. Dalam Rencana Strategis ini dijabarkan potret dan rencana pembangunan, yang memuat nilai-nilai strategis, kondisi lingkungan internal dan eksternal, dan indikasi program kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun disertai dengan indikator kinerja

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyusunan Renstra-SKPD Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. Tupoksi SKPD

B. Struktur Organisasi

C. Sumber Daya SKPD

D. Kinerja Pelayanan SKPD

E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

BAB III ISU STRATEGIS

A. Indikasi Permasalahan

B. Telaah Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih

(4)

D. Kajian Lingkungan Strategis E. Penentuan Isue Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi SKPD

B. Tujuan dan Sasaran

C. Strategi

D. Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD

BAB VII PENUTUP

(5)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD TUGAS POKOK

Tugas pokok Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan.

FUNGSI

Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dalam rangka untuk melaksanakan tugas pokok seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan ketersediaan pangan,

bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan;

2. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang

pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan;

3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan;

(6)

5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan;

6. Pengelolaan urusan ketatausahaan Kantor Ketahanan Pangan;

7. Pelaskanaan Pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Kantor Ketahanan Pangan,

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang tugasnya.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang, terdiri atas :

1. Kepala Kantor

2. Sub Bagian Tata Usaha

(7)

Bagan Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan

KASI. PENGEMBANGAN KASI. PENGEMBANGAN KASI KONSUMSI KETERSEDIAAN PANGAN DISTRIBUSI PANGAN & KEAMANAN PANGAN

SRI UTAMI, SP, MP Ir. Setyo Handayani SRI KISWANTI, SE

Tabel 1. Susunan Kepegawaian Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2010

No. JABATAN GOL ESELON PENDIDIKAN

1 2 3 4 5

1. Kepala Kantor IV / b III S2

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha III / d IV S1

3. Kasi. Pengembangan Ketersediaan Pangan

III / d IV S2

4. Kasi Pengembangan Distribusi Pangan

III / d IV S1

(8)

D. KINERJA PELAYANAN SKPD

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang, kinerja pelayanan SKPD Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang adalah memberikan pelayanan pada bidang pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan. Pelayanan tersebut berupa fasilitasi, sosialisasi kepada masyarakat dalam bidang pengembangan penganekaragaman pangan lokal dan koordinasi dengan stakeholder terkait ketahanan pangan.

E. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD

Seiring dengan perkembangan pembangunan, urusan ketahanan pangan

menjadi sangat penting dalam rangka menjamin ketersediaan pangan dalam jumlah cukup, aman, merata, dan terjangkau semua lapisan masyarakat sampai di ringkat keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut, ketahanan pangan mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup besar. Beberapa tantangan pengembangan ketahanan pangan di Kota Semarang antara lain :

1. Kota Semarang bukan daerah produksi pangan, namun mempunyai potensi pengembangan beberapa komoditas pangan, oleh sebab itu perlu diupayakan dapat mengoptimalkan produktivitas beberapa komoditas pangan yang ada. 2. Masih tingginya konsumsi beras dan terigu, oleh sebab itu diperlukan upaya

untuk memperkenalkan dan menggali potensi pangan lokal non beras non terigu.

3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).

4. Masih banyak beredar bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu pangan, terutama penggunaan bahan tambahan non pangan yang ditambahkan ke dalam makanan.

(9)

1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya lokal;

2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan;

(10)

BAB III ISU STRATEGIS

A. INDIKASI PERMASALAHAN

Indikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang lima tahun ke depan, yaitu :

 Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dengan semakin

terbatasnya lahan pertanian.

 Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar

 Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik dalam menstabilkan harga

 Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim

 Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan

cukup banyak terutama beras

 Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein dan sumber zat gizi mikro

 Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri pasar

 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan diversifikasi pangan

 Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen

 Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari laju peningkatan produksi

 Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak

 Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan

 Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan

(11)

 Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah tangga

 Masih dominannya konsumsi sumber energi karbohidrat yang berasal dari beras

B TELAAH VISI DAN MISI KEPALA DAERAH TERPILIH

Visi Walikota Semarang tahun 2011-2015 adalah ”Terwujudnya Semarang

sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka langkah-langkah yang akan diambil dituangkan dalam misi-misi Kota Semarang yaitu :

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang

berkualitas,

2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum,

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah,

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan,

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera.

Penjabaran dari misi-misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas

1) Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan

rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadahi dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala berstandar nasional,

2) Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan

masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan dengan rintisan

penembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan

(12)

3) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi,

4) Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja/ berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global,

5) Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam

mendukung sikap dan perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam pembangunan serta Pengembangan pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi,

6) Pengembangan kepedulian terhadap pengembangan dan perlindungan serta pelestarian seni dan budaya tradisional , bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat

2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum

1) Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city,

2) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi,

3) Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik

demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat,

(13)

5) Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat,

6) Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city,

7) Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab,

8) Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi.

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah

1) Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan daerah

dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing,

2) Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan

investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya sainng serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja,

3) Mengembangkan Produktivitas Pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis,

4) Mengembangkan Produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan,

5) Mengembangkan pemanfaatan potensi sumberdaya kehutanan dan

konservasi lingkungan,

6) Menangani masalah kerusakan kawasan pertambangan dan rehabilitasi

(14)

7) Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung

8) Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis,

9) Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor, 10)Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan

teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung.

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan

1) Meningkatkan penataan lahan bekas galian C, penataan lahan kritis dan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi,

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah dalam bentuk pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir dan Pengembangan (Penambahan luasan dan Optimalisasi) TPA JATIBARANG dan Perintisan TPA Regional,

3) Pengembangan Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH),

4) Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang antar wilayah melalui : Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan angkutan umum masal, pembangunan sarana pusat pertumbuhan baru, penanganan kawasan dan bangunan cagar budaya serta peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan,

5) Pengembangan fasilitas transportasi (terminal tipe A, tipe B, tipe C, pemberhentian akhir/stop station); dan Studi pengembangan perparkiran (on street parking dan off street parking,pola pergerakan angkutan dan terminal barang, pengembangan dan pengelolaan lalu lintas (traffic management), 6) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi massal yang melayani antar

(15)

7) Penyediaan lahan dan pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring road), jalan lingkar luar (outer ring road) dan jalan radial; Penyusunan dokumen perencanaan persimpangan tidak sebidang (overpass,underpass dan flyover) ,

8) Perencanaan kelengkapan jalan (street furniture), dengan sasaran

pembangunan difokuskan pada meningkatnya pengelolaan lampu

penerangan jalan primer dan sekunder,

9) Perencanaan dan penyediaan lahan serta pengembangan jalan tol Semarang

– Batang, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada Terbangunya jalan

tol Semarang-Batang,

10) Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penyediaan rumah susun serta fasilitas pendukungnya beserta pemakaman umum,

11) Pengembangan sarana dan prasarana sumber daya air guna mengurangi banjir dan rob (normalisasi sungai, dam/waduk, kolam retensi/polder, tanggul pantai),

12) Pengembangan ketersediaan air baku dan Pembentukan kelembagaan (Badan Air) dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota.

5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera

1) Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dai segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi,

(16)

3) Pengembangan perlindungan dan pemenuhan hak dasar warga miskin secara adil, merata, partisipatif,koordinatif, sinergis, dan saling percaya guna mempercepat penurunan jumlah warga miskin.

Berdasarkan penjabaran tersebut, Kantor Ketahanan Pangan

melaksanakan misi ketiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, pada point keempat yaitu Mengembangkan Produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan.

B. TELAAH RPJMD

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2011-2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang melaksanakan misi ke tiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah dengan mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan kemantapan ketahanan pangan, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan utama, peningkatan skor pola pangan harapan, peningkatan pengembangan kelurahan mandiri pangan, peningkatan cadangan pangan daerah dan meningkatkan kualitas bahan pangan yang memenuhi standart mutu pangan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, dilaksanakan program ketahanan pangan dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat.

C. KAJIAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Dalam rangka menentukan pilihan tindakan (program dan kegiatan) yang strategis guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, maka harus dilakukan analisis lingkungan strategis untuk menemukan faktor-faktor kunci keberhasilan denganmenggunakan analisa SWOT. Analisis lingkungan strategis ini akan memperhitungkan baik kondisi lingkungan internal maupun kondisi lingkungan eksternal.

1. LINGKUNGAN INTERNAL

(17)

Semarang. Hasil analisis atas lingkungan internal dirumuskan dalam dua kelompok faktor, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).

Dilihat dari posisi Kota Semarang secara geografis dan topografis seperti yang sudah disebutkan di atas, jenis tanah yang cukup dominan untuk pertanian adalah jenis mediteran coklat tua yang cocok bagi pengembangan tanaman tahunan/keras, tanaman hortikultura dan tanaman palawija yang mampu mendukung ketahanan pangan Kota Semarang.

Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara lain : beberapa Koperasi Unit Desa, BRI Unit Desa, kios sarana, pasar hewan, Pos Kesehatan Hewan, klinik hewan, Tempat pelelangan Ikan (TPI), dan Rice Mill Unit (RMU) serta ditunjang dengan kelancaran distribusi pangan maupun akses pangan. Disamping itu, aspek sumber daya manusia juga sangat penting peranannya dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Semarang. Oleh sebab itu, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang berkoordinasi dengan instansi terkait diantaranya, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam merencanakan kebijakan Ketahanan Pangan Kota Semarang.

Pengembangan ketahanan pangan pada tingkat masyarakat sangat didukung oleh keberadaan kelurahan-kelurahan mandiri pangan, kelompok PKK tingkat kelurahan, kelompok-kelompok pengolahan pangan lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk pangan unggulan Kota Semarang serta potensi pangan lokal seperti ubi kayu, suweg, uwi, gembili, garut (lerut), dan ganyong.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan faktor-faktor kekuatan dan kelemagan sebagai berikut :

KEKUATAN

1. Agroklimat Kota Semarang yang cocok untuk pengembangan

(18)

2. Tersedianya sejumlah sarana dan prasarana pendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara lain : pasar, warung desa, alur distribusi pangan yang baik;

3. Dimilikinya potensi pengembangan produksi pada subsektor

tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, maupun perkebunan dan kehutanan;

4. Adanya kelompok-kelompok pengolah pangan lokal dengan

dibentuknya asosiasi pengolah pangan lokal ”Semarmesem”.  KELEMAHAN

1. Keterbatasan lahan pertanian sehingga bahan pangan pokok

sebagian besar disuplai dari kabupaten sekitar;

2. Rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal;

3. Harga bahan pangan yang tidak stabil.

2. LINGKUNGAN EKSTERNAL

Lingkungan eksternal bersifat masa depan dan cenderung tidak dapat dikontrol dalam batas-batas wilayah kewenangan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang. Hasil analisis atas lingkungan eksternal dirumuskan dalam dua kelompok faktor, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor peluang dan ancaman sebagai berikut :

PELUANG

1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya lokal;

2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan;

3. Penumbuhan dan pengembangan warung desa;

ANCAMAN

1. Banyaknya pangan yang beredar di masyarakat yang tidak terjamin mutu dan keamanannya;

(19)

D. PENENTUAN ISSUE STRATEGIS

Dari analisa SWOT diperoleh identifikasi atas faktor-faktor lingkungan strategis yang selanjutnya dilakukan interaksi antar faktor untuk merumuskan issue strategis yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang lima tahun ke depan, yaitu :

 Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas

 Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar

 Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik dalam menstabilkan harga

 Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim

 Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan

cukup banyak terutama beras

 Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein dan sumber zat gizi mikro

 Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri pasar

 Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan diversifikasi pangan

 Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen

 Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari laju peningkatan produksi

 Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak

 Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan

 Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan

 Tingginya biaya angkutan menyebabkan biaya distribusi pangan menjadi tinggi

 Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah tangga

(20)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. VISI DAN MISI

VISI

Penetapan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang adalah untuk menjembatani kondisi masa kini dengan kondisi masa depan, mengklarifikasi arah dan tujuan organisasi serta menumbuhkembangkan inspirasi dan tantangan pembangunan. Berdasarkan hal tersebut di atas visi yang diemban dan diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan beserta stakeholders terkait selama tahun 2011-2015 adalah :

“KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN YANG CUKUP, AMAN.

MERATA, BERAGAM DAN TERJANGKAU GUNA MEWUJUDNYA KEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN YANG BERBASIS SUMBER

DAYA LOKAL MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA”

Visi tersebut memiliki makna bahwa selama lima tahun ke depan mengupayakan terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan dan konsumsi pangan yang

cukup diartikan ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan berasal dari nabati maupun hewani untuk memenuhi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan manusia, terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta aman berdasarkan kaidah agama, terpenuhinya pangan dengan kondisi merata diartikan pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh wilayah, tersedianya pangan yang beragam serta terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan

harga yang terjangkau guna mewujudkan kemantapan ketahanan pangan

(21)

terjangkau oleh masyarakat dengan menggali dan memanfaatkan potensi pangan lokal secara optimal.

MISI

Untuk mewujudkan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan dilaksanakan oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan beserta

stakeholder selama tahun 2011-2015 adalah :

1. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam ketersediaan dan distribusi pangan.

2. Menyelengarakan pembinaan dan fasilitasi dalam pengembangan

penganekaragaman pangan serta meningkatkan pola konsumsi pangan masyarakat.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam peningkatan mutu dan keamanan pangan.

4. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi ketahanan pangan.

(22)

D. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN

Tujuan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan adalah Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan menuju terwujudnya kemandirian pangan.

SASARAN

Sasaran pembangunan bidang ketahanan pangan selama tahun 2011-2015 adalah :

1. Terjaganya kondisi ketahanan pangan daerah, dengan meningkatnya ketersediaan pangan utama 10 %;

2. Meningkatnya cadangan pangan daerah berupa lumbung pangan di 20 kelurahan;

3. Meningkatnya kualitas bahan pangan yang memenuhi standar mutu pangan 5 %, yang diukur dari meningkatnya jumlah pengolah pangan yang mempunyai P-IRT;

4. Pengembangan kelurahan mandiri pangan : 10 kelurahan;

5. Meningkatnya skor pola pangan harapan (PPH) : 95 pada tahun 2015; 6. Meningkatnya akses pangan pada KK miskin : 1500 KK.

E.STRATEGI

Strategi pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang selama tahun 2011-2015 adalah :

1. Pengembangan kebijakan ketahanan pangan;

2. Penumbuhan dan pengembangan cadangan pangan masyarakat;

3. Pengembangan kebijakan mutu dan keamanan pangan;

4. Penyusunan kebijakan kemandirian pangan;

5. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal;

(23)

D. KEBIJAKAN

Kebijakan pembangunan ketahanan pangan diarahkan pada :

1. Pengembangan kebijakan perberasan dan sistem distribusi serta stabilisasi harga pangan;

2. Penumbuhan lumbung pangan di masyarakat;

3. Pengembangan teknologi, bioteknologi budidaya dabn pasca panen; 4. Pengembangan potensi kelurahan mandiri pangan;

5. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

(24)

BAB V

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. PROGRAM DAN KEGIATAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN

1. Program Ketahanan Pangan, dengan kegiatan :

a. Pembinaan Pengembangan Penganekaragaman Produk Lokal

b. Pengembangan Cadangan pangan

c. Pengawasan Ketersediaan Pangan pada Hari Besar Keagamaan dan Pasca

Bencana

d. Pengembangan Distribusi dan Peningkatan Akses Pangan

e. Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan

f. Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Mutu dan Keamanan Pangan

g. Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan

2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, dengan kegiatan :

a. Penumbuhan Desa Mandiri Pangan

b. Pengembangan Pemasaran Produk Pangan

c. Pemantauan Rawan Pangan

d. Intervensi Pengenalan Konsumsi Pangan

B. PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG

Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pokok Kantor Ketahanan Pangan maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan : a. Penyediaan jasa surat menyurat

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa administrasi keuangan

d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja e. Penyediaan alat tulis kantor

f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

i. Penyediaan peralatan rumah tangga

j. Penyediaan bahan bacaan peraturan perundang-undangan

k. Penyediaan makanan dan minuman

(25)

2. Program Sarana Prasarana Aparatur, dengan kegiatan :

a. Pengadaan Mebeleur

b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor c. Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan

d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan operasional e. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung f. Pemeliharaan rutin/berkala meubelair

3. Program Peningkatan Pengembangan Laporan Capaian Kinerja, dengan kegiatan :

a. Penyusunan laporan capaian kinerja & ikhtisar realisasi kinerja SKPD b. Penyusunan laporan keuangan semesteran

(26)

Dalam penyelenggaraan urusan ketahanan pangan aspek keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat strategis, karena keuangan merupakan sarana utama untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam pencapaian visi dan misi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang.

Selama lima tahun yang akan datang (2011-2015) diperkirakan alokasi anggaran yang bersumber dari APBD Kota Semarang untuk Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3. Proyeksi Anggaran Program dan Kegiatan Kantor Ketahanan

Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 Yang Bersumber pada

APBD Kota Semarang.

No. TAHUN ANGGARAN JUMLAH ANGGARAN

1. 2011 Rp 1.365.775.441,-

2. 2012 Rp 1.288.729.413,-

3. 2013 Rp 1.302.757.138,-

4. 2014 Rp 1.415.182.141,-

(27)

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD

Keberhasilan program / Kegiatan akan dicapai apabila tepat sasaran, serta melalui perencanaan yang baik. Oleh sebab itu target yang ingin dicapai harus jelas dengan indikator yang terukur. Indikator kinerja program / kegiatan Ketahanan Pangan selama kurun waktu 2011 – 2015 disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Indikator Kinerja Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan 2011-2015

111.021,01 113.241,40 115.506,30 117.816,40 120.172,70 122.576,20

(28)

BAB VII PENUTUP

Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang tahun 2011 – 2015 ini dapat dijadikan dokumen yang memberikan arah dan pedoman dalam pembangunan ketahanan pangan, bagi segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang pada khususnya dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum dan tugas pembangunan ketahanan pangan serta secara umum diharapkan dapat digunakan untuk menggerakkan partisipasi segenap stakeholders dalam kegiatan pembangunan ketahanan pangan di Kota Semarang.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan, disamping sangat tergantung dari peran masyarakat dan dunia usaha (stakeholders), beserta apparatur Kantor Ketahanan Kota Semarang, diperlukan pula sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan, kejujuran dan disiplin dari segenap penyelenggaran

pembangunan. Faktor-faktor ini dapat dicerminkan pada kualitas dan

profesionalisme dalam pengelolaan pembangunan yang mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta koordinasi yang makin mantap, yang didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang handal, sehingga hasilnyapun dapat menjadi optimal.

Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan diharapkan dapat lebih optimal dan mampu meningkatkan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi yang hasil – hasilnya lebih dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Semarang, Oktober 2010

KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA SEMARANG

Ir. WP. RUSDIANA, MP

Pembina Tk I

(29)
(30)

Gambar

Tabel 1. Susunan Kepegawaian Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun
Tabel 3. Proyeksi Anggaran Program dan Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 Yang Bersumber pada APBD Kota Semarang
Tabel 4.  Indikator Kinerja Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

dan yang lebih muda harus kita sayangi. Mengetuk pintu jika akan memasuki suatu ruangan. Memberi salam jika berjumpa seseorang. Mohom maaf jika melakukan kesalahan. Melakukan

bahwa Cross Belt Self Cleaning Electro Magnetic Separator C/W Auxiliary Equipment CTL- 220 negara asal Jepang yang diimpor Pemohon Banding adalah barang yang berfungsi untuk

Desa Sebelet Ulu dan air kopras tidak jatuh ke kategori sangat rentan dan rentan terhadap perubahan iklim karena kedua desa ini memiliki indeks kemampuan

Karya ini kupersembahkan kepada orangtuaku sebagai tanda bakti dan cintaku kepada mereka, saudara-saudaraku, serta adikku tercinta.. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Layanan terpadu satu pintu yang selanjutnya disingkat LTSP adalah pelayanan penempatan Calon Tenaga Kerja Indonesia atau Tenaga Kerja Indonesia, yang dilakukan secara

Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas XII IPS SMA Swasta Se- Kabupaten Kuningan ……… Tabel 3.3 Perhitungan Proporsi Sampel dalam Perwakilan Tiap Sekolah ………… Tabel 3.4 Sampel

Balai Penelitian Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.. Botani Bawang Merah Teknologi Produksi

[r]