• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) (PENYELARASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) (PENYELARASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

(PENYELARASAN)

DINAS TANAMAN PANGAN

DAN HORTIKULTURA

TAHUN 2017 – 2022

PEMERINTAH KABUPATEN

LAMPUNG BARAT

(2)

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat hasil penyelarasan disusun setelah dilakukan pembahasan dengan Tim Asistensi Renstra Kabupaten menindaklanjuti rekomendasi perbaikan dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi. Renstra disusun kembali dengan menyesuaikan dinamika perubahan yang terjadi dan memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017-2022 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian Pertanian Tahun 2014- 2019. Dengan adanya keterkaitan dengan perencanaan yang lebih tinggi, akan mempermudah pengembangan pembiayaan bersama antara pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk program-program yang akan susun.

Renstra ini merupakan acuan Dinas Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan yang memuat rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya.

Dengan adanya perubahan-perubahan kondisi faktor internal dan faktor eksternal selama kurun waktu berlakunya renstra perlu dilakukan perubahan –perubahan dalam rangka beberapa bagian renstra demi kesempurnaan dan kelancaran pelaksanaan renstra ini

Pada kesempatan ini kami menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan saran-saran sampai dengan tersusunnya perubahan Renstra ini dan kami berharap Renstra ini dapat memberikan manfaat dalam penyusunan rencana program pembangunan pertanian Dinas Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat

Liwa, 2019 Kepala Dinas,

YEDI RUHYADI, SP

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Landasan Hukum ... I-3 1.3 Maksud Dan Tujuan ... I-6 1.4 Sistematika Penulisan ... I-7

II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ... II–1

2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi ... II–1

2.2 Sumber Daya ... II–13 2.3 Kinerja Pelayanan ... II–15

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan OPD ... II–19

III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .. III–1

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan OPD ... III–1 3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah Terpilih ...

III–2 3.3 Telaah Rencana Strategi Kementerian Pertanian

Republik Indonesia ...

III.6 3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kajian

Lingkungan Hidup Strategis ...

III.7 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ... III–9 IV. TUJUAN DAN SASARAN ... IV–1

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ... IV–1

V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

5.1 Strategi dan Kebijakan ... V–1

VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN .. VI-1

VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... VII–1 VIII. PENUTUP ... VIII–1

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD ... II – 15

Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan OPD

2012-2017 ...

II – 18

Tabel. B.35 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ...

III – 1

Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD

Terhadap Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

III–3

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah IV-2

Tabel 5.1 Strategi dan Kebijakan V-2

Tabel 6.1 Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan VI-2

(5)

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam upaya menjawab perkembangan lingkungan eksternal dan internal yang sangat dinamis, khususnya pada sektor pertanian baik dalam lingkup global maupun regional, serta sebagai upaya evaluasi dan koreksi terhadap pelaksanan pembangunan pertanian selama lima tahun terakhir, maka perlu dirumuskan kembali paradigma pembangunan pertanian yang telah ada selama ini.

Kondisi yang ada di lapangan menunjukkan bahwa selama ini masih terdapat berbagai macam permasalahan klasik di sektor pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura, yang belum dapat diselesaikan melalui pelaksanaan pembangunan pertanian selama ini. Rendahnya produktivitas lahan, inefisiensi tata niaga, lemahnya manajemen usahatani serta fluktuasi harga menjadi penyebab rendahnya pendapatan petani yang pada akhirnya menjadikan petani tetap berada sebagai pihak yang dipinggirkan dalam dimensi sosial masyarakat.

Mencermati fenomena tersebut, maka sudah selayaknya paradigma pembangunan pertanian Kabupaten Lampung Barat harus dirumuskan kembali secara serasi, terpadu dan berkelanjutan dengan tetap mengaju pada dasar-dasar yang ada di Lampung Barat.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura kabupaten Lampung Barat sebagai salah satu bagian integral dari pemerintah dalam melaksanakan pembangunan pertanian seyogyanya dapat menjadi motor penggerak yang mampu mengakomodir segala permasalahan, menjadi fasilitator dan motivator bagi masyarakat tani dalam melaksanakan pembangunan sehingga pembangunan pertanian dapat dilaksanakan dengan lebih terarah dan terstruktur dengan tetap berorientasi pada pengembangan keunggulan komparatif dan kompetitif wilayah Kabupaten Lampung Barat.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sangat diperlukan adanya suatu perencanaan strategis (renstra) Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sebagai penjabaran dari rumusan tugas dan upaya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk mewujudkan kondisi yang dicita-citakan sebagaimana yang

(6)

dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung Barat.

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang – undang Nomor 24 tahun 2010 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa dasar penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah yang penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD diperlukan sebagai penjabaran sasaran-sasaran pokok pembangunan yang harus dicapai, arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan pokok pembangunan.

Perencanaan pembangunan pertanian di tingkat kabupaten tidak terlepas dari tujuan untuk mendukung keberhasilan pembangunan baik di tingkat provinsi dan nasional. Pokok-pokok visi dalam Renstra Kementrian Pertanian 2015-2019 yang harus di dukung oleh daerah antara lain :

1. Berkelanjutan dimana harus Melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencara strategis sebelumnya, dengan memperhatikan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensi

2. Produk bernilai tambah tinggi dimana Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan pelaku/petani, mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah

3. Sumberdaya lokal dimana harus Mengoptimalkan pemanfaatan keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi

4. Kedaulatan pangan dimana Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal

5. Kesejahteraan petani dimana Petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang digelutinya

(7)

Strategis (Renstra). Dokumen Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat, dirancang sebagai dokumen perencanaan yang mampu memberikan arahan, yang memudahkan tujuan yang hendak dicapai secara terukur. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat memerlukan renstra agar supaya semua program dan kegiatan pembangunan daerah menjadi terpadu, terencana dengan baik, terarah dan efektif serta mudah dipantau dan terukur pencapaian hasilnya.

Renstra akan digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) OPD, RAPBD, penyusunan LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban) Kepala Daerah, dan tolok ukur kinerja Kepala Daerah. Oleh karena itu, Renstra ini memuat arah kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat, dimana program-program yang diusulkan diharapkan dapat dibiayai oleh APBD dan sumber – sumber dana yang lain dapat diperoleh misalnya dari APBN dan atau sektor swasta.

Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat akan digunakan sebagai pedoman, landasan, dan referensi dalam menetapkan skala prioritas Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dimana penjabaran dari Renja akan dituangkan lebih lanjut dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plaflon Anggaran Sementara (PPAS).

Berdasarkan kepentingan dan nilai strategis dari dokumen Renstra, maka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sangat berkepentingan untuk menyusun Renstra 2017-2022. Dengan demikian, perencanaan pembangunan pertanian jangka menengah di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat akan dapat dilakukan secara lebih terarah dan terukur.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017-2022 berlandaskan pada:

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1991 Tentang Pembentukan

(8)

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah.

8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

9. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Pemerintahan

Daerah pasal 150;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan

dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4124;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4593);Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

(9)

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi

Perangkat Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan

Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012 tentang Insentif

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem

Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86

Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Daerah Provinsi Lampung Tahun 2013 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Lampung Nomor 398);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 1 Tahun 2012

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2010-2030.

(10)

26. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2005-2025.

27. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 8 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Barat.

28. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 1 Tahun 2018

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017-2022 (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2018 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 404).

1.3 Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengarahkan dan mengoptimalkan semua sumberdaya yang dimiliki dan mengupayakan sumberdaya lain (swasta) serta partisipasi dari masyarakat pelaku pertanian untuk terlibat di dalam pelaksanaan program–program pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura dan untuk mencapai tujuan pembangunan yang sudah ditetapkan.

Tujuan khusus dari Renstra adalah untuk meningkatkan kinerja pembangunan pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sehingga dapat mempercepat proses peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani, sesuai dengan visi yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung Barat, antara lain:

a. Untuk menjaga konsistensi perencanaan, pemilihan program dan kegiatan prioritas yang telah ditetapkan.

b. Untuk memperkuat landasan perencanaan program dan kegiatan tahunan daerah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat.

c. Menjadi pedoman/acuan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Dinas Tanaman Pangan

(11)

program, kegiatan dan pembiayaannya sesuai dengan prioritas dan kemampuan daerah.

1.4 Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat Tahun 2017-2022 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaah Rencana Strategi Kementerian Pertanian Republik Indonesia

3.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah OPD

BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

BAB. VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

BAB VIII. PENUTUP

(12)

BAB. II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dasar Hukum pembentukan Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Lampung Barat adalah Peraturan Daerah

Kabupaten Lampung Barat Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Barat.

Berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Barat Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat adalah:

a. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten.

b. Untuk menyelenggarakan tugas di atas, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

3. Pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;

4. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan

5. Pelaksaan fungsi lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung

(13)

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat mempunyai uraian tugas :

1) memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Dinas yang menjadi tugas dan kewenangannya;

2) mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bidang tanaman pangan dan hortikultura; 3) merumuskan kebijakan teknis dalam menyelenggarakan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

4) melaksanakan penataan prasarana tanaman pangan dan hortikultura;

5) melaksanakan pengawasan mutu dan peredaran benih/bibit tanaman pangan dan hortikultura;

6) melaksanakan pengawasan peredaran sarana produksi tanaman pangan dan hortikultura;

7) melaksanakan pembinaan produksi di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

8) melaksanakan pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman pangan dan hortikultura;

9) melaksanakan pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura;

10) melaksanakan pemberian rekomendasi teknis tanaman pangan dan hortikultura;

11) melaksanakan pembinaan personil, pembiayaan dan sarana prasarana dinas di unit kerjanya;

12) melaksanakan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis yang berhubungan denganbidangtanaman pangan dan hortikultura dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD);

13) melaksanakan pengaturan penggunaan air irigasi pedesaan (tingkat usaha tani);

14) membagi tugas atau kegiatan kepada bawahan sekaligus memberikan petunjuk secara lisan maupun tertulis sesuai permasalahan dan bidang tugas masing-masing;

(14)

15) melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan;

16) menilai prestasi kerja PNS di lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturaberdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan 17) melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

untuk kelancaran pelaksanaan tugas berdasarkan standar norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Sekretariat Dinas

Sekretariat Dinas mempunyai tugas mengkoordinasikan dan menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan, pengelolaan keuangan dan pelayanan administrasi pada seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas serta melakukan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan. Fungsi Sekretariat Dinas adalah :

1) Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana dan program kerja di lingkungan dinas;

2) Pelaksanaan tugas administrasi umum dan administrasi

kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan dan

kerumahtanggaan; 3) Pelayanan administrasi;

4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di lingkup Sekretariat dan lingkup Dinas.

Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut Sekretaris Dinas

mempunyai rincian tugas :

1) memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dilingkungan Sekretariat Dinas yang menjadi tugas dan kewenangannya;

2) menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bidang kesekretariatan; 3) menyiapkan bahan dan data untuk kegiatan pelaksanaan tugas

dan penyusunan program kerja;

4) merencanakan anggaran biaya yang diperlukan untuk satu tahun anggaran dan mengevaluasi penggunaan biaya yang telah

(15)

dikeluarkan serta membuat laporan pelaksanaan kegiatan pada pimpinan;

5) mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada atasan dan bidang-bidang yang ada di lingkungan Dinas;

6) menyiapkan perencanaan dan kebijakan teknis pengembangan kesekretariatan dan administrasi umum;

7) menyelenggarakan urusan kesekretariatan, rumah tangga (perlengkapan), administrasi kepegawaian dan keuangan;

8) menyusun rencana evaluasi dan laporan pelaksanaan program kerja;

9) melaksanakan pengadaan kendaraan dinas yang berasal dari dana APBD dan APBN dengan melaporkan hasil pengadaan kepada Badan Pengelolaan dan Keuangan Daerah disertai dengan penyerahan BPKB dan surat administrasi lainnya;

10) membagi tugas kepada bawahan sekaligus memberikan petunjuk secara lisan maupun tertulis sesuai permasalahan dan bidang tugas masing-masing;

11) melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan;

12) menilai prestasi kerja PNS di lingkup Sekretariat berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai(SKP) dan perilaku kerja yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan

13) melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan untuk kelancaran pelaksanaan tugas berdasarkan standar norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sekretariat Dinas terdiri dari :

1) Sub Bagian Umum dan Perencanaan 2) Sub Bagian Keuangan

c. Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan.

(16)

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Bidang Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang tanaman pangan;

2) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman pangan;

3) Penyiapan bahan penyelenggaraan kegiatan di bidang tanaman pangan

4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang tanaman pangan.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana tersebut di atas, Kepala Bidang Tanaman Pangan mempunyai uraian tugas :

1) memimpin dan menyusun rencana serta program kerja di Bidang Tanaman Pangan yang menjadi tugas dan kewenangannya;

2) merumuskan kebijakan teknis, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tanaman pangan; 3) mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bidang tanaman pangan;

4) penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan; 5) perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih di bidang tanaman

pangan;

6) pengawasan peredaran dan sertifikasi benih di bidang tanaman pangan;

7) pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang tanaman pangan;

8) pengendalian dan penanggulangan hama penyakit,

penanggulangan bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang tanaman pangan;

9) pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan;

10) pembinaan kelembagaan, kemitraan, informasi dan promosi di bidang tanaman pangan;

11) pemberian rekomendasi teknis di bidang tanaman pangan; 12) pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan;

(17)

13) membuat dan menyajikan data bidang perbenihan sebagai bahan masukan kepada atasan dalam rangka hubungan dan koordinasi dengan instansi terkait serta bahan evaluasi dan pembuatan laporan;

14) melaksanakan inventarisasi permasalahan di bidang tanaman pangan serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya;

15) membagi tugas kepada bawahan sekaligus memberikan petunjuk baik secara lisan maupun tertulis sesuai permasalahan dan bidang tugas masing-masing;

16) melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan;

17) menilai prestasi kerja PNS di lingkup Bidang Tanaman Pangan berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan

18) melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh pimpinan untuk kelancaran pelaksanaan tugas berdasarkan standar norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi Bidang Tanaman Pangan dibantu oleh :

1) Seksi Produksi Tanaman Pangan

2) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan 3) Seksi Bina Usaha Tani Tanaman Pangan

d. Bidang Hortikultura

Bidang Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta

pemantauan dan evaluasi di bidang hortikultura. Untuk

menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Hortikultura

menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang

hortikultura;

2) perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang hortikultura; 3) penyiapan bahan penyelenggaraan kegiatan di bidang

(18)

4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang hortikultura.

Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut di atas, Kepala Bidang Hortikultura mempunyai uraian tugas:

1) memimpin dan menyusun rencana serta program kerja di Bidang Hortikultura yang menjadi tugas dan kewenangannya;

2) merumuskan kebijakan teknis, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang hortikultura;

3) mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bidang hortikultura;

4) menyusun kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang hortikultura;

5) merencanakan kebutuhan dan penyediaan benih di bidang hortikultura;

6) mengawas peredaran dan sertifikasi benih di bidang hortikultura; 7) memberikan bimbingan penerapan peningkatan produksi di

bidang hortikultura;

8) mengendalikan dan penanggulangan hama penyakit,

penanggulangan bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang hortikultura;

9) memberikan bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang hortikultura;

10) membina kelembagaan, kemitraan, informasi dan promosi di bidang hortikultura;

11) memberikan rekomendasi teknis di bidang hortikultura;

12) membagi tugas kepada bawahan sekaligus memberikan petunjuk baik secara lisan maupun tertulis sesuai permasalahan dan bidang tugas masing-masing;

13) melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan;

14) menilai prestasi kerja PNS di lingkup Bidang Hortikultura berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan

(19)

15) melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh pimpinan untuk kelancaran pelaksanaan tugas berdasarkan standar norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Bidang Bina Hortikultura dibantu:

1) Seksi Produksi Hortikultura

2) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura 3) Seksi Bina Usaha Tani Hortikultura

e. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian;

2) perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang prasarana dan sarana pertanian;

3) penyiapan bahan penyelenggaraan kegiatan di bidang prasarana dan sarana pertanian; dan

4) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang prasarana dan sarana pertanian.

Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai uraian tugas :

1) memimpin dan menyusun rencana serta program kerja di Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian yang menjadi tugas dan kewenangannya;

2) merumuskan kebijakan teknis, melaksanakan pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan di bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura;

3) mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura;

(20)

4) menyusun bahan, pedoman dan petunjuk teknis bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura;

5) membuat dan mengkaji data bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura sebagai bahan masukan kepada atasan dalam rangka hubungan dan koordinasi dengan instansi terkait serta bahan evaluasi dan pembuatan laporan;

6) penyediaan dukungan infrastruktur tanaman pangan dan hortikultura;

7) pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian;

8) penyediaan, pengawasan, dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta alat dan mesin pertanian;

9) melaksanakan inventarisasi permasalahan di bidang prasarana dan sarana tanaman pangan dan hortikultura serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahannya;

10) membagi tugas kepada bawahan sekaligus memberikan petunjuk baik secara lisan maupun tertulis sesuai permasalahan dan bidang tugas masing-masing;

11) melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas dan kegiatan yang telah dilaksanakan kepada pimpinan;

12) menilai prestasi kerja PNS di lingkup Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; dan 13) melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh pimpinan

untuk kelancaran pelaksanaan tugas berdasarkan standar norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian dibantu oleh :

1) Seksi Lahan dan Irigasi

2) Seksi Pupuk, Pestisida dan Alat Mesin Pertanian 3) Seksi Penyuluhan Pertanian

f. Kelompok Jabatan Fungsional

(21)

kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatas diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

g. UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan Peraturan Bupati Lampung Barat Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian mempunyai tugas :

1. Merencanakan dan mensikronkan kegiatan penyuluhan pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian;

2. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian di BPP dan Posludes, kelembagaan petani, penyuluh pertanian dan peningkatan kapasitas SDM pertanian

3. Menyusun dan menyebarluaskan materi dan informasi penyuluhan pertanian; dan

4. Mengelola satuan administrasi pangkal penyuluh pertanian

Untuk melaksanakan tugasnya, UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian mempunyai fungsi :

1. Penyusunan kebijakan penyuluhan

2. Penyusunan programa penyuluhan kabupaten yng sejalan dengan kebijakan dan programa provinsi dan nasional

3. Satuan administrasi pangkal (Satminkal) penyuluh pertanian PNS yang bertugas pada tingkat kabupaten

4. Pengembangan mekanisasi, tata kerja dan metode penyuluhan 5. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, pengemasan, penyebaran

materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha

6. Pelaksanaan pengembangan kerjasama serta kemitraan

penyuluhan

7. Pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana 8. Pengelolaan pembiayaan penyuluhan

9. Penumbuhkembangkan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha

(22)

10. Fasilitasi forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha 11. Pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, Swasta dan

Swadaya melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan

12. Pelaksanaan survey, monitoring dan evaluasi penyuluhan di BPP dan pos penyuluhan pertanian

13. Pelaksanaan dan pengelolaan ketatausahaan UPTD Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan

14. Melaksanakan tugas-tugas dinas lainnya yang diberikan oleh pimpinan untuk kelancaran tugas berdasar standar norma dan peraturan yang berlaku.

Gambaran secara lebih jelas tentang struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat pada gambar berikut:

(23)

Gambar II.1: Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat. Kepala Dinas Jabatan Fungsional Sekretaris Subbag Keuangan Subbag Umum Dan Perencanaan Bidang Hortikultura Bidang

Prasarana dan Sarana Pertanian Bidang Tanaman Pangan Seksi Produksi Tanaman Pangan Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan

Seksi Bina Usaha Tani Tanaman Pangan Seksi Produksi Hortikultura Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura

Seksi Bina Usaha Tani Hortikultura

Seksi Lahan dan Irigasi

Seksi Pupuk, Pestisida dan Alat Mesin Pertanian

Seksi Penyuluhan Pertanian UPTD BPPP

(24)

Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa struktur organisasi pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura sudah cukup lengkap dan efektif dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat.

2.2. Sumber Daya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Sumberdaya Manusia berupa aparat Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sebanyak 23 orang. Dari jumlah tersebut, 5 orang memiliki Golongan IV (1 orang golongan IVc, 1 orang golongan IVb dan 3 orang golongan IVa) dan 18 orang Golongan III (9 orang golongan IIId, 1 orang golongan IIIc, 4 orang golongan IIIb dan 4 orang golongan IIIa). Berdasarkan tingkat pendidikan, pegawai yang berpendidikan sarjana berjumlah 22 orang dan yang bukan sarjana berjumlah 1 orang. Berdasarkan jenis kelamin, pegawai dinas berjenis kelamin pria berjumlah 16 orang dan 7 orang berjenis kelamin perempuan. Selain di kabupaten, terdapat petugas yang di lapangan yaitu penyuluh pertanian sebanyak 80 orang (40 PNS dan 40 THL-TBP (Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluhan Pertanian)).

Dari 22 orang sarjana, yang sesuai basic pertanian sebanyak 10 orang. Pelaksanaan program dan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar meskipun pegawai yang ada banyak yang tidak sesuai basic. Hal ini dikarenakan pegawai-pegawai tersebut sudah bertugas lama di DInas sehingga paham dan mengetahui hal-hal yang harus dikerjakan dalam rangka mencapai target peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura.

Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan tidak hanya mengandalkan petugas/aparatur yang ada di dinas saja, tetapi juga didukung oleh penyuluh pertanian yang ada di lapangan. Status penyuluh pertanian adalah polivalen, dimana seluruh dinas lingkup pertanian dapat menggunakan tenaga penyuluh pertanian. Dukungan dari penyuluh pertanian sangat penting karena berhubungan langsung dengan pelaksana pembangunan pertanian (stakeholder) yaitu petani/kelompok tani. Dukungan penyuluh pertanian sudah maksimal dalam rangka menunjang pelaksanaan program dan kegiatan dinas meskipun dilihat dari kebutuhan masih kurang, dimana idealnya jumlah penyuluh pertanian sebanding dengan jumlah desa yang dalam istilah penyuluhan pertanian disebut Wilayah Kerja Binaan Penyuluh Pertanian

(25)

Sarana prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat yang mendukung pelaksanaan tugas berupa sarana mobilisasi dan peralatan kantor adalah kendaraan roda 4 berjumlah 3 unit, kendaraan roda 2 berjumlah 69 unit, Almari besi berjumlah 2 unit, Filling Cabinet berjumlah 2 unit, Brankas berjumlah 1 unit, Komputer/PC berjumlah 8 unit, Laptop sebanyak 8 Unit, Almari arsip berjumlah 17 buah, Mesin ketik berjumlah 3 buah, Telepon/fax berjumlah 1 unit, Meja 1 Biro berjumlah 6 unit, Meja ½ biro berjumlah 36 unit, Meja Rapat berjumlah 14 unit, Kursi Rapat dan Staff berjumlah 76 unit, Kursi Putar berjumlah 6 buah dan Wireless berjumlah 1 unit.

Adanya sarana dan prasarana kantor mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan baik yang ada di secretariat maupun di bidang. Sarana prasarana pendukung untuk kegiatan rutinitas dinas sudah cukup memadai. Dukungan sarana prasarana untuk pelaksanaan kegiatan di bidang yang ada di dinas belum mencukupi. Seiring dengan beban pekerjaan yang besar dengan penyelesaian yang cepat diperlukan prasarana yang memadai untuk mengimbangi beban kerja yang semakin besar. Salah satu prasarana yang dibutuhkan antara lain adalah laptop dan motor roda 2. Untuk motor roda 2 di dinas sudah banyak yang berumur lebih dari 5 tahun.

Sarana dan prasarana yang ada di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sudah memadai untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di Dinas. Operasional kantor dan kegiatan dapat lebih lancar dan efisien dikarenakan ketersediaan sarana dan prasarana kantor yang memadai.

(26)

2.3. Kinerja Pelayanan OPD

Tingkat capaian kinerja pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat dalam pelayanan dan kinerja anggaran adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012 – 2017

Indikator Kinerja

Target

Target Renstra SKPD Tahun Ke-

Realisasi Capaian Tahun Ke-

Rasio Capaian Pada Tahun

Ke-No.

sesuai Tugas dan Fungsi

Indikator

SKPD

Lainnya

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

1. Tercapainya Produksi

- Padi (Ton)

137.781

123.565

127.047

128.686

133.771

137.781

123.489

125.093

130.078

136.864

146.393

99,94

98,46

101,08

102,31

106,25

- Jagung (Ton)

1.925

1.860

1.965

1.789

1.851

1.925

1.009

972

875

795

825

54,23

49,46

48,89

42,96

42,85

- Kedelai (Ton)

114

55

65

103

108

114

35

53

497

136

88

62,91

81,01

483,58

126,03

77,50

- Ubi Jalar (Ton

6.884

6.900

7.900

6.048

6.405

6.884

4.696

4.213

3.855

3.558

3.997

68,06

53,32

63,74

55,55

58,07

2. Tercapainya Produksi

Hortikultura

- Sayuran (Ton)

80.992

77.847

78.847

78.849

80.031

80.992

75.460

72.219

61.593

58.380

62.794

96,93

91,59

78,12

72,95

77,53

- Buah-buahan (Ton)

18.702

19.302

19.952

18.202

18.452

18.702

10.561

17.477

19.160

14.422

16.848

54,71

87,60

105,26

78,16

90,08

2015

2016

2017

2014

2015

2016

2017

2013

2014

2013

2013

2014

2015

2016

2017

(27)

Secara umum target kinerja yang sesuai dengan perencanaan adalah

target untuk komoditas padi. Upaya yang dilakukan dalam rangka

pencapaian target kinerja adalah :

1. Penggunaan benih unggul baik yang penyediaannya melalui bantuan pemerintah dan pembelian langsung benih bersubsidi yang terjamin kualitasnya. Benih yang berkualitas akan mempunyai daya tumbuh tinggi dan menjamin proses budidaya padi dari mulai tanam sampai panen.

2. Intensifikasi gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. Melalui gerakan ini dilakukan pemasyarakatan sistem tanam padi jejer legowo. Keuntungan dari sistem ini adalah dengan jarak yang lebih lebar akan menyebabkan maksimalnya intensitas sinar matahari yang diterima dan berpengaruh terhadap jumlah anakan.

3. Menjamin tersedianya infrastruktur irigasi yang semakin memadai yang menjamin ketersediaan air untuk budidaya padi baik melalui pembangunan infrastruktur baru dan rehabilitasi infrastruktur irigasi yang sudah ada. Dengan tercukupinya kebutuhan air terutama saat pengolahan lahan dan pada vase pengisian bulir gabah maka akan menyebabkan terjaminnya produksi padi.

4. Penyediaan alat pengolahan tanah berupa traktor roda 2 yang mempercepat waktu pengolahan tanah dan dapat dilakukan penanaman secara serempak.

5. Penyediaan sarana irigasi berupa pompa air untuk pengamanan pertanaman padi untuk daerah-daerah yang mengalami kekurangan air.

6. Pelaksanaan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi, baik melalui gerakan massal pengendalian bersama-sama dengan petani, melakukan pembinaan peningkatan pengetahuan petani melalui Sekolah Lapang dan mengadakan stock pestisida dalam rangka pengamanan produksi.

Secara umum kondisi produksi palawija, sayuran dan buah mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan karena :

1. Bukan merupakan tanaman pokok yang dibudidayakan oleh petani, dimana berfungsi sebagai tanaman selingan atau merotasi tanaman untuk memutus mata rantai hama dan penyakit di komoditas sayuran.

(28)

2. Program pembangunan pertanian masih terkonsentrasi untuk peningkatan produksi padi dalam rangka memenuhi kebutuhan akan beras.

3. Khusus untuk komoditas hortikultura pembinaan yang dilakukan masih bersifat rutin dan belum dilakukan secara khusus.

(29)

Tabel 2.4. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan OPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat 2012 – 2017

2013

2014

2015

2016

2017

2013

2014

2015

2016

2017

2013 2014 2015 2016 2017

Anggaran

Realisasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Belanja Langsung 9.402.541.500 7.407.413.500 22.210.459.500 4.282.185.900 6.379.968.340 9.276.539.254 7.334.818.528 22.058.812.363 3.969.440.842 5.700.772.952 98,66 99,02 99,32 92,70 89,35 (604.514.632) (715.153.260)

Rata-rata Pertumbuhan

Realisasi Anggaran pada Tahun Ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Pada Tahun

Anggaran pada Tahun

Ke-Uraian

Dari tabel diatas dilihat bahwa rasio realisasi anggaran dan pendanaan anggaran selama 4 tahun terakhir pada umumnya dalam kondisi baik, dimana berkisar pada angka 97%. Peningkatan anggaran secara dratis di tahun 2015 dikarenakan adanya tambahan anggaran alokasi Dana Alokasi Khusus Tambahan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) Bidang Pertanian Tahun 2015. Secara umum terjadi efisiensi penggunaan dana karena fisik kegiatan tercapai 100%.

(30)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD.

Perencanaan pembangunan pertanian di tingkat daerah tidak boleh terlepas dari perencanaan di tingkat provinsi dan pusat. Terkait dengan perencanaan yang akan disusun harus saling berkaitan dan mendukung keberhasilan dalam rangka mencapai target pembangunan.

Mengacu kepada Renstra Kementerian Pertanian RI 2015-2019, tantangan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian kedepannya adalah :

1. Pemenuhan Pangan Masyarakat, Bahan Baku Industri dan Energi

Tantangan global di masa mendatang adalah bagaimana penyediaan pangan dan energi bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Di lain pihak, ketersediaan lahan garapan cenderung terus menurun karena degradasi, intensitas erosi permukaan tanah maupun perluasan industri, perumahan dan sektor-sektor lainnya. Ketersediaan pangan, energi dan sumber lainnya serta perlindungan dari gangguan iklim dan lingkungan tidak hanya menjadi kepentingan nasional, tetapi juga menjadi komitment global.

2. Perubahan Iklim, Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim global. Bagi sektor pertanian, dampak lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan, serta pada akhirnya adalah penurunan produksi pertanian.

3. Distribusi dan Pemasaran Produk Pertanian

Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah maupun kualitas secara berkelanjutan, merupakan tantangan besar, mengingat masih ada sebagian masyarakat yang tidak mampu mengakses pangan yang cukup, penyebab utamanya adalah kemiskinan. Sebagian besar penduduk miskin adalah petani di perdesaan yang berperan sebagai produsen dan sekaligus sebagai konsumen.

(31)

kegiatan produksi. Dalam pasar dan pemasaran, faktor kualitas, kontinuitas dan kuantitas menjadi faktor kunci. Tantangan ke depan bagi produsen pertanian atau petani adalah bagaimana memproduksi hasil pertanian yang memenuhi standar mutu, kontinuitas pasokan yang terjamin serta dalam skala kuantitas yang memenuhi permintaan pelanggan. Dengan memenuhi syarat pemasaran tersebut, maka daya saing dari suatu produk pertanian akan lebih baik.

Memperhatikan penataan ruang dan wilayah kabupaten Lampung Barat, dimana penggunaan lahan yang dapat dikelola hanya 40% dari seluruh lahan di Lampung Barat. Keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan memerlukan upaya-upaya yang cerdas dalam rangka melaksanakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan tidak berdampak merusak lingkungan.

Tantangan yang ada dan berpotensi muncul dari melihat kondisi lingkungan saat ini dan tantangan nasional dalam pencapaian target dan sasaran kinerja pembangunan pertanian di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat antara lain sebagai berikut:

1. Bertambahnya jumlah penduduk

2. Dampak Iklim ekstrim terhadap pelaksanaan budidaya

3. Jumlah produksi pertanian tinggi dan tidak diimbangi dengan

kualitas produk.

4. Daya dukung lahan yang semakin berkurang

5. Teknologi inovatif terkini di bidang pertanian

6. Lemahnya kapasitas dan kemampuan kelembagaan tani dalam

manajemen usaha tani.

Potensi peluang yang teridentifikasi di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat antara lain sebagai berikut:

1. Peningkatan produksi pertanian dalam rangka mengimbangi

kebutuhan akan pangan

2. Peningkatan kemampuan petugas dan petani antisipasi dampak

iklim.

3. Peningkatan mutu dan kualitas produk pertanian.

4. Penyediaan sarana dan prasarana pertanian

5. Pengembangan pertanian organik

(32)

BAB. III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Identifikasi permasalahan internal maupun eksternal yang secara langsung berkenan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat secara khusus terkait dengan sistem pertanian tanaman pangan dan hortikultura diuraikan sebagai berikut:

Tabel. B.35. Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

No. Masalah Pokok Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3) (4) 1. Rendahnya tingkat pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Lampung Barat Kurangnya produksi tanaman pangan dan hortikultura

Masih rendahnya penggunaan benih unggul tanaman pangan, ketersedian sarana produksi tanaman pangan dan kualitas sumberdaya manusia pertanian tanaman pangan

Masih rendahnya penggunaan benih unggul hortikultura, ketersedian sarana produksi hortikultura dan kualitas sumberdaya manusia pertanian hortikultura

Masih rendahnya tingkat ketersediaan dan pemanfaatan infrastruktur pertanian, ketersediaan dan distribusi pupuk,

ketersediaan dan pemanfaatan alsintan dan modal dan jaminan usahatani. Belum maksimalnya pelaksanaan penyuluhan pertanian dan peningkatan kemampuan kelembagaan tani

3.2. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih Tahun 2017 – 2022, adalah “Terwujudnya Lampung Barat Hebat dan Sejahtera “. HEBAT

(33)

adalah Mengoptimalkan potensi yang ada dan Sangat Besar Bagi Kesejahteraan Masyarakat Lampung Barat.

Untuk selanjutnya dilakukan analisis terhadap berbagai faktor penghambat dan faktor pendorong pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana dituangkan ke dalam tabel berikut:

(34)

Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan OPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Visi: LAMPUNG BARAT HEBAT DAN SEJAHTERA

No. KDH dan Wakil KDHMisi dan Program

Terpilih Permasalahan Pelayanan OPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1 2 3 4 5

MISI 3.

Meningkatkan perekonomian yang berorientasi pada agro-bisnis dan agro-wisata berbasis sumberdaya lokal. PROGRAM UNGGULAN:

Meningkatkan produksi dan daya saing potensi unggulan daerah

1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

Tanaman Pangan.

1. Potensi produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan belum dapat dicapai secara optimal.

-Pembinaan terhadap peningkatan produk, produktivitas dan mutu hasil pertanian belum tersebar merata -Tidak meratanya peredaran pupuk

bersubsidi dari pemerintah akibat terbatasnya sistem pengawasan peredaran pupuk bersubsidi.

-Beredarnya pupuk dan pestisida palsu yang secara langsung berakibat pada tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman pangan.

-Penyediaan benih unggul yang masih terbatas

- Tersedia teknologi, sumber daya manusia dan dukungan anggaran dari pusat dan daerah untuk peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian khususnya tanaman pangan.

- Tersedianya peraturan/ hukum tentang peredaran dan pengawasan pupuk bersubsidi, termasuk pupuk dan pestisida palsu serta sumber daya manusia guna melakukan pengawasan di tingkat lapangan - Berkembangnya penangkaran benih

tanaman pangan dalam rangka penyediaan benih yang cukup, 2. Serangan hama dan penyakit

tanaman. -Ledakan/serangan hama/penyakit yang tidak dapatpopulasi diprediksi waktu dan tempat terjadinya sebagai bagian dari dampak perubahan iklim ekstrim.

- Tersedia anggaran guna penyediaan stok pestisida guna stimulan kepada masyarakat bila terjadi serangan hama/penyakit serta tersedianya

gudang penyimpanan stock

pestisida.

(35)

pertanian sebagai pupuk masih

terbatas. dukungan pemerintah pusat dandaerah.

4. Kemampuan petani pengendalian organisme pengganggu tanaman sesuai prinsipkeberlanjutan dan lingkungan hidup

-Tingkat keyakinan petani terhadap

pengendalian hama/penyakit

tanaman secara terpadu masih rendah

- Pengendalian serangan

hama/penyakit dalam satu areal hamparan kerapkali dilakukan secara spot-spot.

- Tersedia teknologi pengendalian hama secara terpadu.

- Tersedianya wadah kelompok tani guna fasilitasi peningkatan kapasitasnya.

5. Sarana pengendalian organisme

pengganggu tanaman -Ketersediaan sarana pengendalianorganisme pengganggu tanaman terbatas.

- Tersedia dukungan anggaran dari pemerintah daerah.

6. Tingkat kehilangan hasil produksi tanaman pangan yang masih cukup tinggi.

-Ketersediaan sarana penanganan panen komoditas tanaman pangan masih belum tersebar secara merata.

- Tersedia teknologi dan dukungan anggaran baik dari pusat maupun daerah untuk penyediaan sarana penanganan panen produk tanaman pangan.

7. Pemantauan dan evaluasi harga

komoditas tanaman pangan -Belum terpantaunya tingkat produksidan harga komoditas tanaman pangan - Tersusunnya pola produksi danharga komoditas tanaman pangan serta potensi peningkatan harga produk sepanjang musim/tahun. 2. Program Peningkatan

Produksi dan Mutu Tambah Hortikultura

1. Potensi produksi dan produktivitas

komoditas hortikultura -Terbatasnya kemampuan masyarakattani dan keterbatasan benih unggul dalam pengembangan potensi produksi tanaman hortikultura

- Tersedia teknologi, dukungan anggaran wadah kelompok tani dan

penyediaan benih melalui

penangkaran guna fasilitasi

pengembangan produksi dan

produktivitas tanaman hortikultura. 2. Pengendalian organisme pengganggu

tanaman secara terpadu komoditas hortikultura

-Keterbatasan kemampuan petani dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman secara terpadu.

- Tersedia dukungan anggaran dari pemerintah daerah dan potensi peluang pasar yang cukup besar bagi produk-produk hortikultura bebas residu pestisida anorganik 3. Pengembangan kemitraan dan usaha

komoditas hortikultura -Ketersediaan prasarana dan saranaberupa packing house dan grading house untuk komoditas hortikultura.

- Peningkatan posisi tawar petani dan harga jual komoditas

(36)

4. Promosi potensi dan produk

komoditas hortikultura -Akses petani terhadap informasi pasarmasih sangat terbatas - Terbuka peluang akses pasar yangsangat luas baik dalam skala nasional maupun internasional pada even-even promosi di luar daerah. 3.Program Penyediaan

dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

1. Prasarana dan sarana peningkatan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan.

-Ketersediaan prasarana dan sarana pertanian berupa infrastruktur pengairan belum merata di seluruh wilayah pengembangan produksi

- Tersedia dukungan anggaran baik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk penyediaan prasarana dan sarana pembangunan pertanian. 2. Pengelolaan lahan dan air sesuai

prinsip konservasi lingkungan -Kemampuan masyarakat tani dalampengelolaan dan pemanfaatan lahan dan air sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan masih sangat terbatas.

- Tersedia dukungan anggaran baik dari pusat maupun daerah guna peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

3. Penyediaan pupuk yang tepat dosis,

mutu dan waktu -Belum lancarnya distribusi pupuksampai ke tingkat petani. - Tersedia dukungan anggaran baikdari pusat maupun daerah guna pelaksanaan pengawasan distribusi. 4. Pengelolaan alat mesin pertanian -Pemenuhan kebutuhan alsintan

masih kurang dan pemanfaatan belum maksimal

- Tersedia dukungan anggaran baik dari pusat maupun daerah guna pelaksanaan pemenuhan kebutuhan alsintan.

5. Pengelolaan pembiayaan pertanian -Pemanfaatan sumber pembiayaan oleh petani/kelompok tani belum maksimal

- Tersedia dukungan anggaran baik dari pusat maupun daerah guna pelaksanaan sosialisasi dan pemenuhan kebutuhan pembiayaan. 4.Program Peningkatan

Penyuluhan Pertanian dan Kelembagaan Tani

1. Pengelolaan penyuluhan pertanian -Dukungan penyuluhan untuk pembangunan pertanian belum maksimal

- Peningkatan kompetensi penyuluh pertanian.

2. Pembinaan kelembagaan tani -Klasifikasi dan kemampuan lembaga

tani yang masih terbatas - Peningkatan pembinaan menuju lembaga tanikemampuan dan yang mandiri.

(37)

3.3. Telaah Rencana Strategi Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Visi Kementerian Pertanian RI 2015-2019 “Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Pokok pikiran dari visi adalah :

1. Sistem Pertanian Bioindustri adalah Menyediakan bahan baku industri dengan meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai bagian upaya meningkatkan manfaat dan diversifikasi produk turunan.

2. Berkelanjutan adalah Melanjutkan kebijakan, program dan kegiatan utama dari rencara strategis sebelumnya, dengan memperhatikan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensi

3. Beragam adalah Mengoptimalkan pemanfaatan keanekaragaman sumberdaya, mengoptimalkan peluang pasar, mengurangi potensi dampak resiko, memenuhi meningkatnya preferensi konsumen akibat kenaikan pendapatan dan selera.

4. Pangan sehat adalah Menyediakan produk yang aman, sehat dan halal

5. Produk bernilai tambah tinggi adalah Menciptakan produk pertanian yang mensejahterakan pelaku/petani, mendorong dihasilkannya aneka produk segar, produk olahan, produk turunan, produk samping, produk ikutan dan limbah

6. Sumberdaya lokal adalah Mengoptimalkan pemanfaatan

keunggulan kompetitif dan komparatif wilayah dan komoditas, meningkatkan efisiensi

7. Kedaulatan Pangan adalah Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal

8. Kesejahteraan Petani adalah Petani dan keluarganya hidup layak dari lahan dan usaha yang digelutinya

(38)

Misi pembangunan pertanian Kementerian Pertanian disusun sebagai berikut:

1. Mewujudkan kedaulatan pangan.

2. Mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. 3. Mewujudkan kesejahteraan petani.

4. Mewujudkan Reformasi Birokrasi.

Berdasarkan visi dan misi yang telah disusun di atas, kementerian pertanian kemudian menetapkan tujuan pembangunan pertanian sebagai berikut:

1. Meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pangan dan pertanian.

3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi. 4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

5. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional.

Dari uraian potensi, permasalahan, tantangan hingga visi dan misi Kementerian Pertanian Republik Indonesia di atas, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat sebagai satuan kerja perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi bidang pembangunan di daerah menyelaraskan visi, misi dan tujuan pembangunannya. Hal ini tentu tidak terlepas dari kesamaan potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian secara nasional, dimana Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat memiliki lingkup dan skala wilayah yang lebih sempit di tingkat kabupaten.

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Barat 2010-2020 sebagaimana disusun dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 1 Tahun 2012, dirumuskan bahwa kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber

(39)

daya manusia dan sumber daya buatan. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati dalam agroekosistem yang sesuai dan berkelanjutan dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar

dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk

sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi depan.

Rencana pengembangan kawasan pertanian dilakukan secara menyeluruh di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pertanian pangan yang meliputi:

(1) Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah Irigasi Teknis, (2) Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Basah Tadah Hujan, (3) Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering dan

(4) Kawasan Pertanian Tanaman Hortikultura

Dalam penyusunan rancangan program dan kegiatan pembangunan pertanian berlaku ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian antara lain:

1. Kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah dan lahan kering tidak diperkenankan menggunakan lahan yang dikelola dengan mengabaikan kelestarian lingkungan, misalnya penggunaan pupuk yang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi.

2. Dalam pengelolaan pertanian lahan basah tidak diperkenankan pemborosan penggunaan sumber air.

3. Peruntukan budidaya pertanian lahan basah dan lahan kering diperkenankan alih fungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, kecuali lahan pertanian tanaman pangan yang telah ditetapkan undang-undang.

4. Pada kawasan budidaya pertanian diperkenankan adanya bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian.

(40)

5. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan.

6. Kegiatan pertanian tidak diperkenankan dilakukan dalam kawasan lindung.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) merupakan rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif ditujukan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah semakin cepat berubahnya kondisi-kondisi lingkungan yang merupakan faktor utama dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di kabupaten Lampung Barat. Perubahan – perubahan itu antara lain :

1. Terjadinya alih fungsi lahan dimana lahan sawah menjadi pemukiman atau usahatani selain padi. Untuk mencegah semakin berkurangnya lahan sawah perlu dilakukan penjagaan dengan adanya peraturan yang mengikat.

2. Program dan kegiatan pemerintah pusat yang berkembang menuju ke sentra pengembangan kawasan pertanian yang spesifik komoditas. Pengembangan tersebut meliputi sentra kawasan produksi tanaman pangan, sentra kawasan produksi hortikultura dan sentra kawasan agrowisata khususnya komoditi hortikultura. Berdasarkan uraian aspek dan ringkasan dalam kajian lingkungan hidup strategis, dilakukan pengukuran implikasi terhadap pelayanan di tingkat OPD dan informasi perkembangan program dan kegiatan baik pusat maupun provinsi, yang selanjutnya disusun catatan bagi perumusan program dan kegiatan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Memperhatikan tantangan global, visi dan misi Kementerian Pertanian RI dan visi dan misi kepala daerah dapat ditentukan isu-isu strategis sebagai berikut :

1. Peningkatan Kebutuhan Pangan Pokok

Jumlah penduduk di Kabupaten Lampung Barat maupun secara nasional mengalami peningkatan dalam setiap tahun. Selaras dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan akan pangan

(41)

pokok mengalami peningkatan dari segi kuantitas. Pertambahan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan pangan pokok (beras) mengalami peningkatan.

2. Pemenuhan Kebutuhan Sayuran

Bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan akan sayuran segar meningkat. Disamping itu, makin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan yang baik juga merupakan faktor pendorong meningkatnya kebutuhan sayuran, baik jumlah maupun jenisnya. Untuk menjamin ketersediaan sayuran secara berkelanjutan perlu dilakukan upaya dengan mendukung pelaksanaan budidaya dan menumbuh-kembangkan usaha agribisnis sayuran di tingkat petani. Peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura khususnya sayuran akan mengurangi ketergantungan impor produk hortikultura dan meningkatkan daya saing produk hortikultura di pasar global.

(42)

BAB. IV

TUJUAN DANSASARAN

4.1. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dalam rangka mendukung keberhasilan visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten Lampung Barat

Tahun 2017-2022 yaitu “LAMPUNG BARAT HEBAT DAN

SEJAHTERA” dan misi 3 yaitu “Meningkatkan perekonomian yang

berorientasi pada agro-bisnis dan agro-wisata berbasis sumberdaya lokal”, maka Tujuan dan sasaran jangka menengah berdasarkan visi dan misi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang telah ditetapkan adalah:

(43)

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

No. TUJUAN SASARAN TUJUAN/SASARANINDIKATOR TARGET KINERJA TUJUAN/SASARAN PADA TAHUN

KE-2018 2019 2020 2021 2022 Meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) subsektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) subsektor Pertanian, Peternakan,

Perburuan dan Jasa Pertanian 2.985.690.050.000 3.197.846.810.000 3.410.003.570.000 3.622.160.330.000 3.834.317.090.000 Meningkatnya PDRB tanaman pangan dan tanaman hortikultura Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tanaman Pangan 448.021.580.000 478.248.320.000 508.475.070.000 538.701.810.000 568.928.560.000 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tanaman Hortikultura 1.413.647.640.000 1.488.639.460.000 1.553.631.280.000 1.628.623.100.000 1.693.614.920.000

(44)

BAB. V.

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berdasarkan hasil rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah yang disusun sebelumnya, ditetapkan arah pencapaiannya melalui strategi dan kebijakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagaimana diuraikan tabel berikut:

Gambar

Gambar  II.1: Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Barat. Kepala Dinas Jabatan Fungsional Sekretaris Subbag KeuanganSubbag Umum Dan Perencanaan Bidang Hortikultura Bidang
Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012 – 2017
Tabel 2.4. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan OPD Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat 2012 – 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas umum dan ruang terbuka hijau (RTH) berfungsi ekologis merupakan satu bentuk Fasilitas umum dan RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama

Peningkatan hasil belajar siswa melalui media Youtube pada tema dan matematika mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vb SD Negeri

Teknologi AR bekerja dengan menangkap sebuah penanda yang nantinya jika penanda tersebut tertangkap maka aplikasi AR akan menampilkan sebuah informasi atau konten yang disematkan

Untuk produktivitas per meter persegi jaring, kapal gillnet millenium berukuran 20 GT memiliki produktivitas per meter persegi yang paling tinggi dengan indeks fungsi nilai sebesar

Analisis mengenai kritik sosial dalam puisi Wiji Thukul juga terdapat pada skripsi karya Wahyu Widodo, tahun 2007, jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Menurut hasil uji heteroskedastisitas diatas yang dilakukan pada 5 (lima) variabel yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada 4 variabel tidak mengalami

Dari 147 inovasi yang diusulkan tersebut, sebanyak 54 inovasi IPB masuk dalam buku 109 Inovasi Indonesia yang terdiri atas 52 karya inovasi dosen/peneliti dan 2 karya