• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies

Karies gigi merupakan terlarutnya enamel dan permukaan akar (demineralisasi) oleh asam yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat yang difermentasi dalam diet oleh bakteri yang berkolonisasi pada permukaan gigi.2,3 Karies gigi disebabkan oleh gigi (host), substrat, waktu, dan mikroorganisme.5 Mikroorganisme kariogenik yang mendominasi dalam rongga mulut adalah Streptococcus mutans. Selain itu terdapat juga organisme Lactobasillus yang memiliki dampak dalam pembentukan karies.4 Streptococcus berperan dalam tahap awal terjadinya karies dengan cara merusak bagian luar email, selanjutnya Lactobasillus akan mengambil alih peran pada karies yang dalam.5

2.2 Bakteri Rongga Mulut

Bakteri adalah suatu mikroorganisme prokariotik (tidak memiliki membran inti) dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat. Sebagian besar bakteri membelah diri dalam hitungan jam atau hari. Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit. Pada umumnya bakteri berukuran 0,5-5 µm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 µm. Bakteri adalah mikroba yang paling banyak hidup di mulut. Diperkirakan lebih dari 100 juta bakteri setiap ml saliva dengan lebih dari 600 spesies yang berbeda.Jumlah flora normal yang terdapat pada rongga mulut manusia lebih kurang 1010.20

Di dalam mulut dan tenggorokan banyak terdapat populasi mikroorganisme. Pada daerah ini, membran mukosa basah dan hangat merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Bakteri yang ditemukan pada rongga mulut biasanya menguntungkan termasuk golongan difteroid, bakteroid, laktobasil, dan mikrokokus.

(2)

bermacam-macam strain Streptococcus muncul. Beberapa strain menyukai tempat pertumbuhan pada permukaan gigi termasuk Streptococcus sanguis dan

Streptococcus mutans sedangkan yang lain melekat pada permukaan epitel mulut dan

gingiva yaitu bakteri Streptococcus salivarius.20

Beberapa bakteri yang berada dalam rongga mulut antara lain : a. Lactobacillus

Lactobacillus muncul pada rongga mulut sejak tahun pertama kehidupan

seorang anak. Lactobacillus merupakan bakteri fakultatif anaerob gram positif yang berbentuk basil. Bakteri ini memfermentasikan karbohidrat menjadi asam dan dapat bertahan dalam lingkungan asam.21

b. Streptococcus

Streptococcus merupakan golongan bakteri yang heterogen. Streptococcus

adalah bakteri gram positif berbentuk bulat, bentuk/susunan khas seperti rantai selama masa pertumbuhannya, Bakteri ini tersebar luas di alam. Bakteri ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan enzim.20

c. Actinomyces

Actinomyces merupakan bakteri basil gram positif, anaerob, tidak tahan asam, tidak membentuk spora, tumbuh perlahan membentuk filamen panjang yang bercabang-cabang, dan non-motile. Sebagian besar jenis bakteri Actinomyces

merupakan flora normal, tetapi bila terdapat pada daerah yang bukan merupakan habitatnya akan menjadi bakteri patogen. Jenis Actinomyces israelli, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan kadang-kadang Actinomyces odontolyticus.20

d. Porphyromonas gingivalis

Porphyromonas gingivalis adalah bakteri anaerob gram negatif. Bakteri P.

gingivalis banyak pada plak gigi yang berada dalam subgingiva dan bakteri tersebut

menyebabkan perubahan patologi jaringan periodontal dengan pengaktifan respon imun dan inflamatori inang, dan secara langsung mempengaruhi sel-sel periodonsium.21

(3)

2.3 Teh

Tanaman teh merupakan tanaman subtropis yang sejak lama telah dikenal dalam peradaban manusia. Tanaman teh masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1684. Tanaman teh berasal dari daerah subtropis yang terletak pada 250-350 Lintang Utara dan 950-1050 Bujur Timur, terutama terpusat pada kawasan antara 290 Lintang Utara dan 980 Bujur Timur. Secara umum lingkungan fisik yang paling berpengaruh terhadap tanaman teh adalah keadaan iklim dan tanah. Tanaman teh di Indonesia hanya ditanam di dataran tinggi. Daerah pertanaman ini umumnya terletak pada ketinggian lebih dari 400 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu yang berkisar 130C-250C, yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dengan kelembapan relatif pada siang hari tidak kurang dari 70%.22

2.3.1 Klasifikasi Teh

Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari teh adalah sebagai berikut :22 Kingdom : Plantae

Divisio : Spermath Ophyta

Sub Divisio : Angio Spermae

Class : Cictiflora

Famili : Theaceae

Genus : Camelia

Spesies : Camelia sinensis

2.3.2 Morfologi Daun Teh

Daun berbau khas aromatik dan rasanya agak pahit, uraian makroskopiknya sebagai berikut :

a. Helai-helai daun dapat dikatakan cukup tebal, kaku, berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang. Panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai pendek.

(4)

c. Tepi daun berigi, agak tergulung kebawah, berkelenjar yang khas dan terbenam.22

2.3.3 Jenis Teh

Secara umum, teh dibedakan menjadi tiga golongan besar, yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Tiga kelompok teh ini berasal dari daun teh yang sama (Camellia sinensis), perbedaannya terletak pada pemrosesan daun tehnya.10

1. Teh hijau

Teh hijau diolah dengan menginaktivasi enzim polifenol oksidasenya yaitu dengan cara memanaskan daun teh selama 30 detik menggunakan uap air, dilanjutkan dengan penggulungan daun teh. Dengan proses tersebut, daun teh menjadi tidak terfermentasi.10 Beberapa merk dagang teh hijau yang ada dipasaran yaitu Goalpara, Dilmah Green Tea, Teh Hijau Cap Botol, dan Tong Tji. Produk teh hijau yang pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 20.000 hingga Rp. 80.000. Dibandingkan dengan teh hitam, teh hijau memiliki harga yang relatif lebih mahal.

2. Teh hitam

Teh hitam dibuat dengan membiarkan daun teh pada suhu 280C selama 18 jam sehingga kandungan airnya berkurang menjadi setengahnya. Setelah itu, daunnya digulung menggunakan mesin roller diikuti proses fermentasi selama 2-3 jam pada suhu 25-300C. Warna hitam yang muncul pada teh didapatkan dari oksidasi catechin

karena enzim oksidase masih terdapat pada daunnya.10 Beberapa merk dagang teh hitam yang ada dipasaran yaitu Goalpara, Teh Bendera, Gajah Kertowono, Walini, dan Rolas. Pada umumnya teh hitam lebih murah dijual dipasaran dibandingkan dengan jenis teh lainnya, selain itu teh hitam mudah didapat. Produk teh hitam pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 5.000 hingga Rp. 50.000.

3. Teh oolong

(5)

Yu Liang, Tung Ting, dan Kao Xan. Produk teh oolong pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 60.000 hingga Rp. 100.000.

Selain ketiga jenis teh di atas, masih banyak jenis-jenis teh yang tersebar di hampir seluruh dunia. Setiap Negara mempunyai julukan dan ciri khas teh masing-masing, yaitu sebagai berikut:

a. Teh putih

Teh putih tidak mengalami proses oksidasi sama sekali, sewaktu belum dipetik pun diusahakan terlindung dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Bagian teh yang digunakan adalah pucuk teh saja. Setelah pucuk daun dipetik, daunnya langsung dikukus dan dikeringkan tanpa melalui proses fermentasi, penggulungan, ataupun pemanasan.10,15 Beberapa merk dagang teh putih yang ada dipasaran yaitu Gamboeng, Heaven Leaf, dan Premium White Tea. Produk teh putih pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000.

b. Teh wangi

Teh wangi memiliki warna merah kecokelatan, dengan rasa yang sangat sepat dan tentu saja wangi. Pengolahan teh wangi dilakukan dengan proses pemanggangan dilakukan agar teh bewarna lebih hitam, setelah itu barulah dicampur dengan bunga melati. Jenis teh yang paling cocok untuk produksi teh wangi adalah teh bertipe asam yang bibitnya berasal dari India.10 Beberapa merk dagang teh wangi yang ada dipasaran yaitu Sariwangi, Teh mawar, Perendjak, dan Sarimurni. Produk teh oolong pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 5.000 hingga Rp. 20.000.

c. Pu-Erh

Teh Pu-Erh merupakan teh yang sangat unik dan dapat dikatakan sangat khusus karena hanya diproduksi di satu lokasi saja, yaitu Provinsi Yunan di Tiongkok. Pu-Erh tea merupakan green tea yang mengalami proses fermentasi dan dinamakan

(6)

d. Teh kuning

Teh kuning merupakan teh hasil dari proses pengukusan yang terlalu lama. Teh kuning juga dapat dihasilkan dari teh yang tidak segera ditebarkan secara merata setelah mengalami pengukusan, disiram dengan percikan air, kemudian didinginkan.10 Beberapa merk dagang teh kuning yang ada dipasaran yaitu Junshan, Yin Zhen, dan Huoshan Huang Ya. Produk teh kuning pada umumnya dijual antara kisaran Rp. 60.000 hingga Rp. 100.000.

2.3.4 Kandungan Kimia Teh

Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi empat kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi penyebab aroma, dan enzim.16

1. Substansi fenol a. Flavonoid

Salah satu golongan yang termasuk senyawa fenol adalah flavonoid. Flavonoid adalah senyawa alami pada daun teh yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Efek flavonoid sangat banyak, oleh karena itu tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak digunakan dalam pengobatan tradisional, diantaranya, memiliki daya antibakteri dan antivirus. Flavonoid memiliki beberapa senyawa diantaranya adalah senyawa flavonol dan catechin. Flavonol merupakan senyawa golongan flavonoid yang memiliki oksidasi terendah. Flavonol yang dimiliki teh hijau sebesar 14 mg dan teh hitam sebesar 21 mg. Catechin teh bersifat antimikroba, antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi urin, dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Catechin merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh, terutama kelompok catechin flavanol. Catechin tersintesis dalam daun teh melalui jalur asam melanik dan asam shikimik. Jalur metabolik asam shikimik akan memproduksi asam galik. 15,16

b. Tanin

(7)

atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino. Tanin mempunyai kemampuan dalam menginaktivasi adhesi sel mikroba (molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan sel, enzim yang terikat pada membran sel dan polipeptida dinding sel.16

2. Substansi bukan fenol a. Karbohidrat

Daun teh juga mengandung karbohidrat, yang berasal dari gula sederhana hingga kompleks. Karbohidrat yang penting diantaranya sukrosa, glukosa, dan fruktosa.16

b. Substansi pektin

Substansi pektin terutama terdiri atas pektin dan asam pektat. Pektin yang terurai menjadi asam pektat dan metal alkohol dengan bantuan enzim pektin metal esterase. Metil alkohol akan menguap dan sebagian diubah menjadi asam organik yang akan menghasilkan aroma khas.16

c. Alkaloid

Alkaloid pada teh memiliki sifat penyegar. Alkaloid utama dalam daun teh adalah kafein. Kafein tidak mengalami perubahan selama proses pengolahan teh. Kafein akan bereaksi dengan katekin membentuk senyawa kesegaran dari seduhan teh.16

d. Klorofil dan zat warna lain

Warna hijau pada daun teh ditentukan oleh adanya klorofil. Dalam proses inaktivasi enzim terjadi pemanasan senyawa klorofil yang menyebabkan perubahan dari warna hijau segar menjadi warna hijau zaitun karena klorofil diubah menjadi feofitin. Jika terjadi suasana yang sangat asam, feofitin akan diubah menjadi feoforbid yang bewarna hijau kecokelatan.16

e. Protein dan asam amino

(8)

isoleusin. Reaksi asam amino dengan catechin pada temperatur tinggi menghasilkan aldehid yang bertanggung jawab atas aroma teh.16

f. Substansi resin

Peranan resin adalah menaikkan daya tahan tanaman teh terhadap kondisi beku.16

g. Vitamin

Daun teh mengandung beberapa jenis vitamin, yaitu vitamin C, K, A, B1, dan B2. Kandungan vitamin C pada teh hijau rata-rata 2 mg. Sementara itu, teh hitam hanya 0,2 mg.15,16

h. Fluor

Fluor banyak terdapat dalam teh dan berfungsi mempertahankan dan menguatkan gigi agar terhindar dari karies. Studi laboratorium di Jepang menyatakan bahwa teh membantu mencegah pembentukan plak gigi dan membunuh bakteri mulut penyebab pembengkakan gusi.16

3. Substansi penyebab aroma

Aroma teh berasal dari glikosida yang terurai menjadi gula sederhana dan senyawa yang beraroma. Pendapat lain mengatakan bahwa aroma berasal dari oksidasi karotenoid yang menghasilkan senyawa mudah menguap (aldehid dan keton tak jenuh). Aroma teh digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, dan fraksi netral bebas karbonil.`16

4. Enzim

(9)

Tabel 1. Kandungan Kimia Teh30

Kandungan Teh Hitam Teh Hijau

Catechin 57,70% 27,03%

Tanin 8-18% 12-25%

Karbohidrat 4% 4%

Substansi pektin 6% 6%

Alkaloid 50% 45%

Protein 50% 20%

2.3.5 Khasiat Teh Hitam 1. Sebagai antibakteri

Catechin pada teh hitam memiliki sifat sebagai antibakteri. Catechin bersifat bakterisid dan bakteriostatik pada rongga mulut dengan cara merusak dinding plasma bakteri dan membran sitoplasmanya serta menyebabkan denaturasi protein. Pada teh hitam senyawa catechin akan berubah menjadi theaflavin dan thearubigin karena teh hitam telah mengalami proses oksidasi enzimatis. Theaflavin pada teh hitam memiliki peran dalam penghambatan amilase saliva dan bakteri dengan menghambat proses fermentasi gula yang dapat memproduksi asam. Thearubigin pada teh hitam sebagai penangkap radikal. Theaflavin pada teh hitam 95 kali lebih banyak daripada teh hijau, sedangkan thearubigin 45 kali lebih banyak.17

2. Sebagai antioksidan

Teh hitam mengandung senyawa polifenol yang menghasilkan banyak manfaat, terutama sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidan, dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas.18

(10)

menurunkan kadar LDL darah, yang berperan dalam patofisiologi aterosklerosis, karena kolestrol merupakan komponen utama.17

4. Menghambat aktivasi trombosit dan inflamasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Steptoe dan kawan-kawan, konsumsi teh hitam secara kronis dapat menurunkan aktivasi trombosit, baik agregasi trombosit, monosit, neutrofil, maupun total leukosit, dan C-reactive protein (CRP) plasma pada pria sehat. Hal ini disebakan karena kandungan theaflavin dan galloyl-esters pada teh hitam merupakan penghambat potensial untuk sistesis 1-alkyl-2acetyl-sn-glycerol-3-phosphocholine (Platelet-activatin factori/PAF), mediator agregasi platelet dan inflamsi yang potensial. Oleh sebab itu, teh hitam memiliki potensi untuk mencegah terjadinya thrombosis akibat agregasi platelet.17

Selain kelebihannya, teh hitam juga mempunyai kelemahan yaitu teh hitam mengandung kafein yang bisa memperburuk kondisi tekanan darah tinggi dan kafein juga tidak baik bagi orang yang memiliki masalah penyerapan kalsium dan teh hitam memiliki antioksidan yang lebih rendah dibandingkan dengan teh hijau.

2.3.6 Khasiat Teh Hijau 1. Sebagai antibakteri

Catechin teh hijau memiliki manfaat sebagai antibakteri. Sifat antibakteri

catechin teh hijau disebabkan oleh adanya gugus pyrogallol dan gugus galloil, sedangkan sifat penghambatan terhadap racun ditentukan oleh struktur tersier pensenyawaan gugus catechol atau pyrogallol dengan gugus galloilnya.16

Teh hijau juga dapat menghambat pertumbuhan mikroflora usus besar yang merugikan serta meningkatkan keasaman dalam tubuh, sehingga menekan pembentukkan senyawa merugikan oleh bakteri.16

2. Sebagai antioksidan

(11)

3. Sebagai antikanker

Seperti yang sering diungkapkan dari berbagai penelitian bahwa senyawa yang berkhasiat dalam teh hijau adalah catechin. Catechin terkenal mampu menekan pertumbuhan sel-sel kanker, bahkan memicu kematian sel kanker. Dalam sebuah percobaan yang menggunakan hewan didapatkan bahwa catechin dalam teh hijau melindungi kesehatan, membantu mencegah timbulnya tumor, dan menahan pertumbuhan sel-sel tumor.10

4. Menurunkan berat badan

Beberapa jurnal ilmiah yang terpercaya mengungkapkan potensi teh hijau dalam memberikan efek positif terhadap berat badan, lingkar perut, dan lemak perut. Terungkap dalam data-data tersebut bahwa ekstrak teh hijau dapat mendukung pengurangan berat badan seseorang, dengan cara meningkatkan thermogenesis dan oksidasi lemak. Salah satu dari penelitian terhadap berat badan ini dilakukan di Jerman. Mereka menemukan bahwa EGCg memiliki potensi untuk meningkatkan oksidasi lemak pada manusia dan berkontribusi terhadap obesitas.10

2.3.7 Pengaruh Teh Terhadap Jumlah Bakteri

(12)

pertumbuhan bakteri akan terhambat dan karena adanya penurunan produksi asam oleh bakteri.9,19

Tanin sebagai salah satu kandungan teh juga mempunyai aktivitas antibakteri melalui aksi molekulernya yaitu membentuk kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen dengan ikatan hidrofobik. Tanin juga mempunyai kemampuan dalam menginaktivasi adhesi sel mikroba (molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan sel, enzim yang terikat pada membran sel dan polipeptida dinding sel. Tanin mempunyai target pada polipeptida dinding sel akan menyebabkan kerusakan pada dinding sel, karena tanin merupakan senyawa fenol. Senyawa fenol mudah membentuk kompleks protein melalui ikatan hydrogen. Senyawa fenol berikatan dengan atom H dari protein bakteri sehingga protein pada bakteri terdenaturasi. Terjadinya kerusakan pada dinding sel bakteri menyebabkan sel bakteri tanpa dinding yang disebut protoplasma. Kerusakan pada dinding sel bakteri akan menyebabkan kerusakan membran sel yaitu hilangnya sifat permeabilitas membran sel, sehingga keluar masuknya zat-zat seperti air, nutrisi, dan enzim-enzim tidak terseleksi.19

2.4 Penghitungan Jumlah Bakteri

Penghitungan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode misalnya:

1. Metode direct count

Jumlah bakteri dapat dihitung dengan penghitungan secara langsung secara mikroskopik dari sampel yang telah diatur markanya atau daerah pada kaca preparat kemudian bakteri dihitung perbidang. Pada metode direct count ini tidak dapat dibedakan sel bakteri yang hidup dan sel bakteri yang mati. Alat dari metode ini adalah penggunaan fluorescentstains dengan epifluorescence. Alat dan bahan utama yang digunakan untuk metode ini adalah mikroskop, kamar penghitungan bakteri atau

(13)

pewarnaan sel yang kurang, dan kurangnya pemeliharaan dan persiapan sampel pada kaca preaparat.26

2. Metode plate count

Metode plate count adalah metode yang didasarkan pada perhitungan sel yang terlihat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sampel awal ke dalam tabung reaksi untuk pengenceran secara seri. Kemudian sampel diambil dengan pipet steril sebanyak 1 ml kemudian disebar pada piring petri steril yang mengandung hockey stick. Tahap selanjutnya piring petri dimasukan dalam inkubator dengan suhu 370C selama 48 jam. Sesudah 48 jam, jumlah bakteri pada piring petri dihitung dengan

colony counter. Dimana pada sel bakteri yang hidup akan membentuk koloni dan bakteri yang mati tidak membentuk koloni. Jumlah koloni setiap piring petri sekitar 30-300 koloni. Dimana satu koloni terdapat antara 30-300 sel mikroba per ml. Jika pada penghitungan didapat satu koloni maka dihitung satu koloni, dua koloni yang bertumpuk dihitung satu koloni, beberapa koloni yang berhubungan dihitung satu koloni, dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung dua koloni, koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung, dan koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung satu koloni. Keuntungan menggunakan metode plate count adalah jumlah bakteri dihitung secara keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup atau untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja.26 Oleh karena itu penelitian ini menggunakan medote plate count.

2.5 Metode Pengumpulan Saliva 1. Metode Spitting

Saliva dibiarkan mengumpul di dasar mulut, kemudian subjek meludah ke tube

setiap 60 detik atau pada saat subjek akan menelan saliva yang terkumpul di mulut.

(14)

2. Metode Draining

Saliva dibiarkan menetes melalui bibir bawah ke dalam sampling tube. Subjek diinstruksikan untuk meludah pada akhir durasi pengumpulan. Pada tube dapat dilengkapi dengan funnel agar memudahkan pengambilan saliva. Jumlah saliva ditentukan dengan menimbang atau dengan membaca skala pasa test tube.27

3. Metode Suction

Saliva dikumpulkan dengan menutup kelenjar saliva menggunakan cotton roll,

kemudian saliva dikumpulkan pada dasar mulut yang di hisap oleh saliva ejektor. Kelenjar saliva di stimulasi dengan cairan asam sitrat yang diaplikasikan dengan

(15)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Perlakuan

1. Berkumur dengan seduhan teh hitam (80 mg/ml) 2. Berkumur dengan seduhan

teh hijau (80 mg/ml)

Variabel Efek

Penurunan jumlah bakteri

Variabel Terkendali

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam laboratorium terdapat berbagai macam bahan dan alat yang dapat mendukung kegiatan praktikum, seperti spektrofotometer, inkubator, hot plate,

4.3. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang keharusan dan himbauan melakukan suatu tindakan, dengan memperhatikan fungsi

Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division dalam pembelajaran TIK terhadap aktivitas belajar

Tantangan berupa pemilihan bahan baku dan produk disarankan untuk dihadapi dengan penggunaan parameter-parameter pembanding, seperti Chemical Value, Fuel Value, dan

Untuk itu, penelitian ini akan membahas mengenai perancangan sebuah media informasi dalam bentuk video mengenai kenyamanan dan keamanan bagi penumpang bus. Obyek dalam

Bagaimana pendapat anda mengenai produk (menu makanan dan minuman) yang ditawarkan Cafe Coffe Q1. Menurut anda, bagaimana harga yang diberikan Cafe Coffe Q terhadap