• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Limbah Sayuran Fermentasi Terhadap Persentase Lemak Pada Dombahair Sheep Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Limbah Sayuran Fermentasi Terhadap Persentase Lemak Pada Dombahair Sheep Chapter III V"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Juni sampai Agustus 2016.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

Bahan yang digunakan yaitu domba hair sheep sebanyak 20 ekor dengan rataan bobot badan awal 13,4 kg ± 1,2 kg, bahan pakan yang terdiri dari hijauan, limbah sayuran fermentasi dan konsentrat sebagai pakan penguat, rodalon sebagai desinfektan dan air minum yang diberikan serta obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen) dan anti bloat untuk obat kembung.

Alat

(2)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:

P0 : Hijauan 100% tanpa limbah sayuran fermentasi + konsentrat

P1 : Hijauan 75% dan limbah sayuran fermentasi 25%+ konsentrat

P2 : Hijauan 50% dan limbah sayuran fermentasi 50%+ konsentrat

P3 : Hijauan 25% dan limbah sayuran fermentasi 75%+ konsentrat

P4 : Limbah sayuran fermentasi 100%+ konsentrat

Model matematik percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) adalah:

Y

ij

= µ + σ

i

+ є

ij

keterangan:

i = 1, 2, 3, ………… perlakuan j = 1,2,3, ………… ulangan

Yij =nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ =nilai tengah umum

σi =pengaruh perlakuan ke-i

єij =pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j

Tabel 3.Susunan perlakuan penelitian (pengacakan perlakuan dan ulangan)

P3UI P4U3 P0U1 P1U4

P1U1 P3U3 P2U1 P4U2

P2U2 P0U4 P3U2 P2U3

P0U2 P2U3 P1U2 P0U3

(3)

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kandang dan Peralatan

Dilakukan pembuatan kandang sebanyak 20 unit dengan masing-masing kandang memiliki ukuran 1 m x 0,5 m. Kandang dipersiapkan 1 minggu sebelum domba masuk dalam kandang. Kandang dan semua peralatan dibersihkan dan dicuci sampai bersih. Selanjutnya dilakukan desinfektan (dibebas hamakan) terhadap kandang dan semua peralatan agar ternak tidak terjangkit penyakit.

Persiapan Domba

Ternak domba yang dipilih adalah ternak domba hair sheep sebanyak 20 ekor dengan rataan bobot badan awal yang hampir sama.

Pengacakan Domba

Domba yang digunakan selama penelitian adalah sebanyak 20 ekor dengan rataan bobot badan awal yang hampir sama. Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan (random). Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan awal domba.

Pembuatan Limbah Sayuran Fermentasi

(4)

Pemberian Pakan dan Minuman

Pemberian pakan dilakukan secara ad libitium. Pakan konsentrat diberikan setiap pukul 08.00-10.00 WIB lalu pukul 10.01-15.00 WIB diberikan pakan hijauan, selanjutnya pada pukul 15.01-17.00 WIB diberikan konsentrat kembali dan dihitung sisanya pada pukul 17.00 WIB. Pagi hari, diberikan hijauan kembali lalu dihitung sisa pakan hijauan. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan perlakuan.

Pemberian Obat-obatan

Sebelum pelaksanaan penelitian, ternak domba terlebih dahulu diberikan obat cacing Kalbazen dengan dosis 1 tablet/ 50 kg dari berat badan domba untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan, sedangkan obat lain diberikan sesuai kondisi ternak.

Pemotongan Ternak Domba

Pengambilan data karkas sebanyak 2 ekor/perlakuan. Pemotongan ternak domba dilakukan menurut syariat Islam setelah dipuasakan selama 12 - 24 jam. Pemotongan ternak dilakukan dengan memotong vena jugularis, oeshopagus dan trakea (dekat tulang rahang bawah) agar terjadi pengeluaran darah sempurna. Darah yang keluar ditampung dan ditimbang (bobot darah). Ujung oeshopagus diikat agar isi rumen tidak keluar, kepala dilepas kemudian ditimbang (bobot kaki) setelah sebelumnya kulit kaki diambil dan ditimbang (bobot ekor), kulit dilepas dan ditimbang (bobot kulit).

(5)

selisih bobot tubuh dipuasakan (bobot potong) dengan bobot darah, kepala, kaki, kulit, organ tubuh bagian dalam (selain ginjal), alat reproduksi dan ekor (Soeparno,1998).

Setelah diperoleh bobot karkas, karkas dimasukkan dalam alat pendingin pada suhu 2°C selama 24 jam untuk diuraikan keesokan harinya agar lemak mudah didapat.

Parameter Penelitian

Persentase Lemak (%)

1. Persentase lemak subkutan (%)

Diperoleh dari perbandingan bobot lemak subkutan dengan bobot karkas dikali 100%.

2. Persentase lemak ginjal (%)

Diperoleh dari perbandingan bobot lemak ginjal dengan bobot karkas dikali 100%.

3. Persentase lemak pelvis (%)

Diperoleh dari perbandingan bobot lemak pelvis dengan bobot karkas dikali 100%.

4. Persentase lemak jantung (%)

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Lemak Subkutan

Persentase lemak subkutan diperoleh dari perbandingan bobot lemak subkutan dengan bobot karkas dikali 100%. Data rataan persentase lemak subkutan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan persentase lemak subkutan domba jantan selama penelitian (%)

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan persentase lemak subkutan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (hijauan 25% dan limbah sayuran fermentasi 75% + konsentrat) yaitu sebesar 0,74% dan terendah pada perlakuan P4 (limbah sayuran fermentasi 100% + konsentrat) yaitu sebesar 0,46%.

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh setiap perlakuan terhadap persentase lemak subkutan maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis ragam persentase lemak subkutan selama penelitian

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 4 0,17569500 0,04392375 3,85* 3,06 4,89 Galat 15 0,17120340 0,01141356

Total 19 0,34689840 Keterangan : * berbeda nyata

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

(7)

Hasil analisis ragam pada Tabel 5 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf 0,05 yang berarti penggunaan fermentasi limbah sayuran fermentasi pada pakan domba lokal memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak subkutan. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rataan persentase lemak subkutan antara P0, P1, P2, P3 dan P4 berbeda nyata (P<0,05). Perlakuan antara P0, P1, P2 dan P3 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata, sedangkan antara P4 dengan P3, P2, P1 dan P0 memberikan pengaruh yang berbeda nyata.

Perlakuan pakan yang diberikan pada domba menghasilkan tingkat rataan persentase lemak subkutan selama penelitian berkisar antara 0,46% sampai 0,74%. Kisaran rataan persentase lemak subkutan pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan kisaran rataan persentase lemak subkutan pada penelitian Hutabarat (2014) yaitu sebesar 1,88% - 4,52% yang diberikan pakan berupa penggunaan pelepah kelapa sawit fermentasi dengan berbagai level biomol.

(8)

dengan pertumbuhan yang cepat, kemudian setelah mencapai pubertas laju pertumbuhan, pertumbuhan lemak meningkat.

Persentase Lemak Ginjal

Persentase lemak ginjal diperoleh dari perbandingan bobot lemak ginjal dengan bobot karkas dikali 100%. Data rataan persentase lemak ginjal dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan persentase lemak ginjal domba hair sheep selama penelitian (%)

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan persentase lemak ginjal yang tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (hijauan 50% dan limbah sayuran fermentasi 50% + konsentrat) yaitu sebesar 0,52% dan terendah pada perlakuan P4 (limbah sayuran fermentasi 100% + konsentrat) yaitu sebesar 0,36%.

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh setiap perlakuan terhadap persentase lemak ginjal maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis ragam persentase lemak ginjal selama penelitian

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 4 0,07136744 0,01784186 3,57* 3,06 4,89 Galat 15 0,07499965 0,00499998

Total 19 0,14636709 Keterangan : * berbedanyata

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

(9)

Dari hasil analisis ragam pada Tabel 7menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf 0,05 yang berarti penggunaan limbah sayuran fermentasi pada domba hair sheep memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap persentase lemak ginjal dimana semakin tinggi level pemberian limbah sayuran fermentasi semakin rendah persentaselemak ginjal. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rataan persentase lemak ginjal antara P0, P1, P2, P3 dan P4 berbeda nyata (P<0,05). Perlakuan antara P1 dengan P0, P2, P3 dan P4 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dan P4 berbeda nyata dengan P0, P2 dan P3.

Adanya perbedaan yang nyata pada persentase lemak ginjal dikarenakan kandungan kadar lemakpada limbah sayuran lebih rendah dibandingkan dengan kandungan kadar lemak pada rumput kolonjono dimana kandungan kadar lemak limbah sayuran fermentasi dan rumput kolonjono berturut-turut adalah 1,31% dan 1,63%. Kadar lemak mempengaruhi energi pada pakan yang diberikan menurut Aminudin(1998) yang menyatakan bahwa energi adalah karbohidrat, protein dan lemak mineral dan vitamin bersama dengan zat-zat lainnya sebenarnya tidak dapat di pisahkan dalam metabolisme energi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeparno(2005) yang menyatakan bahwa pakan dengan energi tinggi akan

menghasilkan karkas yang banyak mengandung lemak.

Persentase Lemak Pelvis

(10)

Tabel 8. Rataan persentase lemak pelvis domba jantan (%)

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan persentase lemak pelvis yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (hijauan 25% dan limbah sayuran fermentasi 75% + konsentrat) yaitu sebesar 1,07% dan terendah pada perlakuan P0 (hijauan 100% tanpa limbah sayuran fermentasi + konsentrat) yaitu sebesar 0,42%.

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh setiap perlakuan terhadap persentase lemak pelvis maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis ragam persentase lemak pelvis domba hair sheep

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 4 1,27348616 0,31837154 14,56** 3,06 4,89 Galat 15 0,32803984 0,02186932

Total 19 1,60152600 Keterangan : ** berbeda sangat nyata

Darihasil analisis ragam pada Tabel 9menunjukkan bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf 0,05 dan 0,01 yang berarti penggunaan limbah sayuran fermentasipada domba lokal memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata (P<0,01) terhadap persentase lemak pelvis dimana semakin tinggi level pemberian limbah sayuran fermentasi semakin rendah persentaselemak pelvis.Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rataan persentase lemak pelvis

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

(11)

antara P0, P1 dan P4 berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan P2 dan P3. Perlakuan antara P2 dan P3 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata.

Adanya perbedaan yang sangat nyata pada persentase lemak pelvis dikarenakan kandungan kadar lemakpada limbah sayuran lebih rendah dibandingkan dengan kandungan kadar lemakpada rumput kolonjono dimana kandungan kadar lemak limbah sayuran fermentasi dan rumput kolonjono berturut-turut adalah 1,31% dan 1,63%, kadar lemak mempengaruhi energi pada pakan yang diberikan. Persentase lemak subkutan meningkat dan lemak intermuskular dan ginjal serta pelvis relatif tetap dengan meningkatnya bobot lemak karkas.Urutan pertumbuhan komponen lemak karkas adalah lemak ginjal dan pelvis, lemak intermuskular dan lemak subkutan.Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa perkembangan lemak karkas domba lokal jantan mengarah ke lemak subkutan dengan bertambahnya bobot tubuh. Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan relatif lemak karkas domba Priangan mengarah ke jaringan lemak sekitar ginjal (Herman, 2004), sedangkan pada domba Ekor Gemuk sama yaitu mengarah ke jaringan lemak subkutan (Herman, 2003).

Persentase Lemak Jantung

(12)

Tabel 10. Rataan persentase lemak jantung selama penelitian (%)

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa rataan persentase lemak jantung yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0 (hijauan 100% tanpa limbah sayuran fermentasi + konsentrat) yaitu sebesar 0,80% dan terendah pada perlakuan P4 (limbah sayuran fermentasi 100% + konsentrat) yaitu sebesar 0,36%.

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh setiap perlakuan terhadap persentase lemak jantung maka dilakukan analisis ragam yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis ragam persentase lemak jantung selama penelitian

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 4 0,40766538 0,10191635 21,38** 3,06 4,89 Galat 15 0,07150319 0,00476688

Total 19 0,47916857 Keterangan : ** berbeda sangat nyata

Darihasil analisis ragam pada Tabel 11 menunjukkan bahwa F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf 0,05 dan 0,01 yang berarti penggunaan limbah sayuran fermentasi pada domba lokal memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata (P<0,01) terhadap persentaselemak jantung dimana semakin tinggi level pemberian limbah sayuran fermentasi semakin rendah persentaselemak jantung.Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rataan persentase lemak jantung antara P0, P1, P2, P3 dan P4 memberikan pengaruh yang berbeda

Perlakuan Ulangan Total Rataan±sd

(13)

sangatnyata (P<0,01). Perlakuan antara P4 dengan P0, P1, P2 dan P3 berbeda sangat nyata, sedangkan P3, P2 dan P1 tidak berbeda nyata.

Adanya perbedaan ini dikarenakan kandungan kadar lemak pada limbah sayuran lebih rendah dibandingkan dengan kandungan kadar lemak pada rumput kolonjono dimana kandungan kadar lemak limbah sayuran fermentsi dan rumput kolonjono berturut-turut adalah 1,31% dan 1,63%, kadar lemak mempengaruhi energi pada pakan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Judge et al., (1989) yang menyatakan bahwa lemak merupakan jaringan yang bersifat dinamis, banyak berkumpul dalam dinding rongga perut dan ginjal. Peletakan lemak mula-mula sekitar organ-organ internal, ginjal dan alat pencernaan kemudian lemak disimpan dalam jaringan ikat sekitar otot di bawah kulit dan antara otot.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Untuk melihat hasil penelitian terhadap lemak subkutan,lemak ginjal,lemak pelvis dan lemak jantung maka dilakukan rekapitulasi hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi hasil penelitian

Perlakuan

(14)

Berdasarkan hasil rekapitulasi dapat dilihat bahwa pemanfaatan pakan perlakuan limbah sayuran fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap persentase lemak subkutan,lemak ginjal,lemak pelvisdan lemak jantung.

Pada lemak subkutan P4 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan P3,P2,P1 dan P0 sedangkan P3,P2,P1 dan P0 tidak berbeda.Pada lemak ginjal P4 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan dengan P3,P2 dan P0 sedangkan P1 tidak berbeda dengan P0,P2,P3dan P4.Pada lemak pelvis P0, P1 dan P4 memberikan pengaruh yang nyata dibandingkan dengan P2 dan P3 sedangkan P2 tidak berbeda dengan P3.Pada lemak jantung P4 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dibandingkan P3,P2,P1 dan P0 sedangkan P1, P2 dan P3 tidak berbeda nyata.

Pakan dengan kandungan serat kasar tinggi dapat mengurangi bobot badan.Serat kasar yang tinggi dapat memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat kompleks yang menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi pakan.Serat merupakan bagian dari tanaman yang tidak bisa dicerna oleh tubuh dan buah serta sayur adalah sumber utama serat kasar.

(15)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemanfaatan limbah sayuran fermentasi dapat dijadikan sebagai pakan alternatif untuk domba hair sheep dan memberikan pengaruh positif untuk menurunkan lemak jantung, lemak subkutan, lemak pelvis dan lemak ginjal.

Saran

Gambar

Tabel 3.Susunan perlakuan penelitian (pengacakan perlakuan dan ulangan)
Tabel 4. Rataan persentase lemak subkutan domba jantan selama penelitian (%)
Tabel 6. Rataan persentase lemak ginjal domba hair sheep selama penelitian (%)
Tabel 8. Rataan persentase lemak pelvis domba jantan (%)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan pembelajaran memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing masih memiliki hubungan. Namun secara konseptual Pendekatan pembelajaran dapat di definisikan sebagai

Berdasarkan koefisien korelasi dengan menggunakan skala Guilford, dimana hasilnya 0,545 yang berada pada skala 0,40 - 0,70 hal ini menunjukkan adanya hubungan

Audiens program televisi tersebar di seluruh Inggris, di rumah-rumah mereka, menonton sebuah penampilan yang bisa dipublikasi, dengan proses pemirsaan yang silih berganti

Oleh karena itu, seorang muballigh harus memiliki kemampuan dan kecakapan khususnya dalam bidang keilmuan, baik itu wawasan tetang keislaman, sejarah, sastra, bahasa,

Dari serangkai analisis yang telah dilakukan secara bertahap, maka penulis menarik kesimpulan bahwa bingkai media koran Republika terhadap berita larangan ISIS di

Zona hambat bakteri Streptococcus mutan dari ekstrak metanol Zona bening yang terbentuk dari hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat dengan

Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococus aureus dan Escherichia coli Dengan Metode Difusi

Tidak kalah pentingnya dari prinsip- prinsip di atas, untuk mendukung penegakan hukum berkeadilan yang dilakukan oleh Polri, supaya tetap melakukan tugasnya dengan