• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah Eksistensi Busana Mu (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah Eksistensi Busana Mu (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

“Karya Tulis Ilmiah”

(Eksistensi Busana Muslimah dalam

Meminimalisir Kejahatan Seksual)

DISUSUN OLEH:

Kintan Sri Meilani

(160301043)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pakaian merupakan alat penutup untuk melindungi tubuh manusia dari

sengatan matahari dan cuaca dingin. Di dalam Islam, pakaian juga mempunyai

beberapa istilah yakni salah satunya adalah Siyab. Siyab bukan hanya alat untuk

melindungi tubuh saja, tetapi juga sebagai alat penutup aurat. Islam dikenal

sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi dan menghormati nilai-nilai

keindahan, kebersihan, dan kerapian. Bahkan Islam selalu mendorong

pengikutnya terlebih lagi kaum wanita, untuk selalu berhias serta mempercantik

diri secara wajar dalam rangka beribadah dan mencari ridha Allah SWT, bukan

karena ingin dipuji oleh manusia tetapi untuk membentengi diri dari kejahatan

seksual yang sedang marak nya. Karena di dunia yang sudah bertambah modern

ini, manusia sudah kembali seperti pada zaman purbakala, dimana orang-orang

berpakaian tetapi seperti telanjang.

Dengan demikian, Islam melarang umatnya untuk berpenampilan dan

berpakaian menarik (indah, bersih dan rapi) tetapi tanpa diimbangi dengan

tertutupnya aurat (mempertontonkan keelokkan tubuhnya). Alasannya adalah

disamping sebagai perhiasan, pada dasarnya fungsi utama dari berpakaian (Siyab)

itu sendiri adalah sebagai penutup aurat dan pelindung untuk meminimalisir

kejahatan seksual. Karena, dengan menampakkan aurat kita kepada laki-laki yang

bukan mahram, dapat menimbulkan syahwat mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna Siyab?

2. Apa saja Fungsi dari Siyab?

3. Bagaimana Konsep Dasar Pakaian yang Syar‟i dalam Al-Qur‟an yang

(3)

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Siyab.

Di dalam Al-Qur‟an, makna pakaian sering disebut dengan

menggunakan tiga istilah, salah satunya adalah siyab. Kata siyab disebutkan di

dalam Al-Qur‟an sebanyak delapan kali1

Siyab merupakan bentuk jamak dari saub memiliki arti; kembali,

yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula, atau keadaan yang seharusnya

sesuai dengan ide pertamanya.2

Keadaan semula atau ide dasar yang dimaksud tentang pakaian adalah

agar dipakai. Sedangkan ide dasar yang terdapat dalam diri manusia (sebagai

orang yang memakai pakaian) adalah tertutup auratnya, sehingga pakaian itu

diharapkan dipakai oleh manusia untuk mengembalikan aurat manusia kepada ide

dasarnya, yaitu tertutup. Dengan demikian, pakaian yang digunakan oleh manusia

haruslah pakaian yang dapat menutup aurat. Dari sini, jelas bahwa siyab atau saub

lebih cenderung untuk memiliki makna pakaian lahir atau busana luar. Jadi,

sesuatu yang berarti kembalinya sesuatu pada keadaan semula yakni kembali

kepada fungsi dari pakaian itu sendiri, yakni harus menutupi tubuh. Karena di

zaman yang modern ini, orang-orang telah kembali ke zaman purbakala yang

tidak berpakaian (telanjang). Mereka yang tidak menggunakan makna berpakaian

berdasarkan ide dasarnya untuk menutup aurat, akan diberikan ganjarannya nanti

di akhirat berupa pakaian dari cairan aspal, sebagaimana Firman Allah SWT

dalam Q.S.Ibrahim [14]:50



















1

Saub atau Siyab terdapat dalam Q.S.Hud[11]: 5, Q.S.Al-Kahfi [18]: 31, Q.S. Al-Hajj [22]: 19, Q.S.An-Nuur [24]: 58 dan 60, Q.S. Nuh [71]:7, Q.S. Al-Insan [76]:21, dan Q.S. Ibrahim [14]: 50, Ibid., hlm. 664.

2 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudlu’i atasPelbag

(4)

Terjemahan:”pakaian mereka dari cairan aspal dan muka mereka ditutup oleh api neraka”. (Q.S.Ibrahim[14]:50)

Itulah janji Allah kepada orang yang tidak menggunakan

maknanya berpakaian sebagaimana mestinya. Dan dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pakaian (siyab) ide dasarnya adalah agar dipakai, sedangkan

ide dasar dari manusia adalah tertutup auratnya.

B. Fungsi Pakaian (Siyab).

Al-Qur‟an menyebutkan bahwa fungsi pakaian (Siyab) adalah sebagai penutup aurat, perhiasan, pelindung dan pembeda identitas.

1. Penutup Aurat

Para ulama sepakat bahwa fungsi pakaian (Siyab) sebagai penutup

aurat adalah sebagai fungsi yang paling utama. Hal ini disebabkan, disamping

naluri manusia yang selalu ingin menjaga kehormatan dengan menutupi bagian

tubuhnya (aurat), kehadiran Adam dan Hawa pada awalnya juga dalam keadaan

tertutup auratnya. Tetapi karena bujuk rayu setan kemudian aurat mereka menjadi

terbuka lantaran memakan buah-buahan yang dilarang oleh Allah, yakni buah

Khuldi. Al-Qur‟an menggambarkan peristiwa tersebut dengan gamblang:























































Terjemahan:

“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk

Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya

dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini,

melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi

(5)









































































Terjemahan:

“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan

tipu daya. tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi

keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun

surga. kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah aku telah melarang

kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya

syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”.(Q.S.Al-A‟raaf [7]:22)

Dari sini terlihat jelas bahwa fitrah manusia pada awalnya adalah

tertutup auratnya, sehingga usaha manusia untuk menutupi auratnya merupakan

naluri yang tidak bisa dihilangkan dan bersifat alamiah.

Karena fungsinya sebagai penutup, maka pakaian haruslah dapat

menutupi segala sesuatu yang enggan dilihat oleh orang lain. Tetapi, dalam

konteks hukum syara‟, maka aurat Muslimah adalah bagian tubuh tertentu yang tidak boleh dilihat orang lain selain mahramnya kecuali wajah dan telapak tangan.

2. Perhiasan

Perhiasan adalah sesuatu yang digunakan untuk memperelok.3 Sesuatu

yang elok adalah yang menghasilkan kebebasan dan keserasian. Bentuk tubuh

yang ramping dan suara wanita yang elok yang keluar dari tenggorokan secara

bebas tanpa ada riak dan serak yang menghalangi juga adalah aurat. Tetapi

sesuatu yang elok itu, sama saja masih menampakkan auratnya, dan hal itu dapat

mengundang syahwat bagi kaum laki-laki yang tidak tahan akan nafsunya setelah

melihat keelokan tubuh seorang wanita itu, walaupun wanita itu telah berhijab.

Oleh sebab itu, Islam memerintahkan kepada wanita Muslimah untuk memakai

pakaian yang longgar, yang tidak menampakkan keelokan tubuhnya, serta

merendahkan suaranya.

3

(6)

Berhias adalah fitrahnya manusia, dan Allah pun menyukai itu..

Bahkan Allah mengecam orang-orang yang mengharamkan perhiasan yang telah

diciptakan oleh Allah untuk manusia di dalam Firman Allah SWT Q.S.

Al-A‟raaf[7]: 32











































































Terjemahan:

“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang

telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang

mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi

orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di

hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang

yang mengetahui”.

Tetapi, berhias yang baik adalah yang sesuai dengan apa yang

disyari‟atkan oleh agama dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.

3. Perlindungan

Pakaian juga memiliki fungsi melindungi, baik secara fisik maupun

non fisik. Secara fisik, pakaian dapat melindungi dari sengatan panas matahari

dan dingin serta dapat berfungsi untuk melindungi dari gigitan serangga. Secara

non fisik, pakaian dapat mempengaruhi perilaku orang yang memakai dan dapat

melindunginya dari kejahatan seksual seperti pelecehan dan pemerkosaan. Dengan

memakai pakaian yang sopan, akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang

baik serta mendatangi tempat-tempat yang terhormat seperti Majelis-majelis

ataupun tempat menuntut ilmu lainnya.

4. Petunjuk Identitas

Identitas atau kepribadian adalah sesuatu yang menggambarkan

(7)

petunjuk identitas ini akan membedakan seseorang dari yang lainnya, bahkan

tidak jarang ia membedakan status sosial seseorang.

Model dan corak pakaian sangat memperkenalkan identitas seseorang.

Karena itu, masing-masing etnis dan suku biasanya memiliki pakaian adat yang

berbeda-beda, yang pada lazimnya dikenakan pada acara-acara tertentu. Terlebih

lagi, yang paling terpenting adalah dapat membedakan kita dari status agama.

Karena orang-orang dapat membedakan kita dari status agama berdasarkan

pakaian yang kita pakai.

Rasulullah sangat menekankan pentingnya identitas diri sebagai

muslim dan muslimah, antara lain melalui pakaian yang baik dan sopan. Dan tidak

diragukan lagi bahwa “pakaian jilbab”4 bagi wanita adalah gambaran identitas

seorang muslimah, sebagaimana yang disebut Al-Qur‟an:















































Terjemahan:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya5 ke

seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk

dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang”.

Ayat di atas menggambarkan secara jelas, agar wanita muslimah

memakai pakaian (sebagai identitas) yang dapat membedakan mereka dengan

wanita yang bukan muslimah serta wanita non-Muslim yang memakai pakaian

yang tidak sopan, yang dapat menimbulkan atau mengundang gangguan tangan

(pelecehan dan pemerkosan) atau lidah-lidah pengghibah.

4

Q.S.Al-Ahzab [33]: 59.

5

(8)

C. Konsep Dasar Pakaian yang Syar’i dalam Al-Qur’an yang

Meminimalisir Kejahatan Terhadap Perempuan.

a. Ayat yang mewajibkan seorang wanita Muslimah untuk menutup

auratnya.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S.An-Nuur [24]:31































































































































































































Terjemahan:

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah

(9)

perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah

suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,

atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki

mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita

Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki

yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang

belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan

kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan

bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman

supaya kamu beruntung. (Q.S.An-Nuur [24]: 31)

Atau dalam ayat lain, Allah berfirman:















































Terjemahan:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke

seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk

dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(Q.S.Al-Ahzab [33]: 59)

Salah satu fungsi pakaian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

adalah sebagai pelindung. Hal ini sudah di jelaskan secara gamblang dalam

Q.S.An-Nuur [24]: 31 dan Q.S.Al-Ahzab [33]: 59 secara konkrit bahwa Allah

SWT mewajibkan atas seorang Muslimah agar menutup auratya dengan

menggunakan pakaian yang disyari‟atkan oleh agama, agar wanita itu aman dan

(10)

b. Contoh-contoh yang pernah terjadi di lingkungan masyarakat antara

wanita yang menutup auratnya dan tidak menutup auratnya.

Hal ini pernah di alami oleh saya sendiri selaku seorang wanita yang

telah berhijab sejak 2012 silam. Banyak hikmah yang terjadi setelah saya

memutuskan untuk berhijab. Salah satunya adalah kita yakin bahwa satu-satu nya

pelindung kita hanyalah Allah SWT. Dan sudah jelas di depan mata, bahwa Allah

menjaga kita dengan cara memberikan petunjuk agar kita menutup aurat kita dan

tidak mempertontonkannya kepada yang tidak berhak untuk melihatnya. Allah

telah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya bahwa salah satu manfaatnya berhijab

dan berpakaian yang syar‟i (Siyab) adalah sebagai pelindung. Hal itu benar adanya, contohnya di daerah tempat tinggal saya adalah daerah yang sangat

hancur moralnya. Segala macam perbuatan asusila terjadi disana, mulai dari

penggibah, pencurian, peminum, sampai kepada perzinahan terjadi disana. Tetapi

Alhamdulillah, sejak saya baligh dan duduk di bangku „Aliyah dan bergaul

dengan teman-teman yang berhijab, saya pun memutuskan untuk berhijab dan

berpakaian secara syar‟i (Siyab). Dan hal ini dapat membawa keberkahan kepada

diri saya sendiri, yakni tidak dipandang rendah seperti teman-teman sekompleks,

dan saya pun dihormati sebagai seorang wanita pada sejatinya karena hijab dan

pakaian yang saya kenakkan, serta terlindung dari hal-hal kemaksiatan.

c. Solusi untuk Mengatasi Kejahatan yang terjadi terhadap Perempuan.

Solusi dalam menangani hal ini adalah menutup aurat sebagaimana

pada ide dasarnya (Siyab), menjaga pandangan, lisan, penciuman dan

pendengaran dari hal-hal yang berbau mudharat, serta aurat adalah pehiasan yang

dimiliki oleh seorang Muslimah yang jika tidak ditutup seperti yang disyari‟atkan, maka suatu saat perhiasan itu akan berubah menjadi suatu „aib dan bumerang

bagi diri kita sendiri. Sekaligus memberikan pengertian terhadap makna “Siyab

(11)

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Siyab memiliki makna yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula,

atau keadaan yang seharusnya sesuai dengan ide dasarnya pakaian yaitu tertutup

auratnya. Fungsi dan kegunaan dari Siyab itu sendiri adalah sebagai penutup

aurat, perhiasan, pelindung diri dan sebagai pembeda identitas kita dengan wanita

yang tidak tertutup auratnya serta wanita non-Muslim. Jika dikaitkan dengan

konsep dasarnya yakni sesuai firman Allah SWT tentang Hijab, maka menutup

aurat adalah sesuatu yang diwajibkan atas setiap Muslimah.

Semoga, Karya Tulis Ilmiah saya ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

terkhusus kepada para akhwat. Dan semoga saudari-saudariku di luar sana yang

belum menutup auratnya, bisa sesegera mungkin untuk menutup auratnya. Karena

aurat adalah bagian dari perhiasan kita yang suatu saat bisa menjadi aib bagi diri

(12)

Daftar Pustaka

Walid Muhammad dan Uyun Fitratul. 2011. Etika Berpakaian bagi Perempuan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi rasa nyeri, spasme otot, oedema, meningkatan LGS, kekuatan otot dan kemampuan aktifitas

Pertama, bahwa Nabi Muhammad SAW perlu menyadari bahwa Allah SWT yang kepadanya menurunkan Al- Qur‟an dan memberikan tugas dan kewajiban berdakwah, tidak akan membiarkan

Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh al- Qur‟an dan Hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan

mengupas ayat-ayat Al Qur‟an, juga karena sebagian besar wali murid di madrasah tersebut ketika awal tahun pelajaran dilaksanakan wawancara dengan wali murid untuk mengetahui seberapa