• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembatalan Hibah Dan Akibat Hukumnya Terhadap Sertipikat Hasil Peralihan Hak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembatalan Hibah Dan Akibat Hukumnya Terhadap Sertipikat Hasil Peralihan Hak"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Mengenai pembatalan peralihan hak berupa hibah karena adanya tuntutan dari

ahli waris yang merasa hak

legitieme portie

mereka terlanggar, seharusnya para

legitimaris

tersebut menuntut pemenuhan

legitieme portie

yang berhak mereka terima

sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 913 dan Pasal 914 KUHPerdata, bukan

menuntut pembatalan peralihan hak atas tanahnya yang melampaui atau melanggar

legitieme portie. Namun dalam praktek seringkali terhadap hibah yang melanggar

legitieme portie

tersebut dibatalkan oleh lembaga peradilan seperti dalam Putusan

Pengadilan Negeri Medan di Medan dengan Nomor 506/Pdt.G/2008/PN-Mdn yang

salah satu amar putusannya menyatakan bahwa akta hibah menjadi tidak sah dan

batal demi hukum. Karena itu perlu dikaji mengenai hak ahli waris terhadap harta

orang tua yang telah dihibahkan dan telah dibalik-namakan atas nama penerima

hibah, akibat hukum pembatalan peralihan hak atas tanah terhadap sertipikat hasil

hibah, serta perlindungan hukum bagi pemegang sertipikat hak atas tanah hasil hibah

yang dibatalkan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang

bersifat deskriptif analisis, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data

sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier sebagai data utama.

Data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan ditafsirkan secara logis,

sistematis dengan menggunakan metode berpikir deduktif.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ahli waris dapat menuntut untuk

memperhitungkan atau mengembalikan semua harta yang pernah diterima dari si

peninggal pada waktu masih hidupnya ke dalam hitungan harta asal (

boedel

) untuk dibagi

bersama-sama dengan ahli waris yang lain, apabila sertipikat tanda bukti hak tersebut

telah dibalik namakan ke atas nama ahli waris, maka harus dituntut pembatalan peralihan

hak atas tanahnya kemudian setelah mendapat putusan yang berkekuatan hukum tetap

dapat diajukan proses balik nama ke atas nama pewaris semula. Akibat hukum

pembatalan peralihan hak atas tanah terhadap sertipikat hasil hasil hibah yang terjadi di

PN Medan dengan No. 506/Pdt.G/2008/PN-Mdn

jo.

putusan PT di Medan No.

297/PDT/2009/PT.MDN, dan putusan MARI No. 2711 K/Pdt/2010, yang putusannya

antara lain menyatakan bahwa Akta Hibah No. 180/2002 tanggal 19 Agustus 2002 tidak

sah dan batal demi hukum karena proses peralihannya cacat hukum, karena itu

kepemilikan hak atas tanah sesuai Sertipikat Hak Milik No. 254/Sei Sikambing-B

kembali ke atas nama pemberi hibah yaitu Herminder Singh. Perlindungan hukum bagi

pemegang sertipikat hak atas tanah hasil hibah wasiat yang dibatalkan adalah melalui

kekuatan hukum yang melekat pada sertipikat hak atas tanah sebagai alat bukti yang kuat

sebagamana dijamin oleh ketentuan Pasal 19 ayat (2) c Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), karena itu pihak penggugat

harus membuktikan adanya kesalahan/cacat prosedur dalam pemberian hibah wasiat yang

dilakukan Herminder Singh kepada Rahul.

Kata Kunci : Hibah,

Legitieme Portie,

Pembatalan Hibah.

(2)

ii

A B S T R A C T

On the cancellation of the transfer of right in the form of a grant due to

the claim made by the heir thinking that his/her legitieme portie has been

violated, the legitimaris 'should claim for the fulfillment of the legitieme portie

they deserve as regulated in the stipulation of Article 913 and Article 914 of the

Indonesian Civil Codes, not to claim for the cancellation of the transfer of the

right to land violating the legitieme portie. But in practice, the grant violating

legitieme porti is frequently cancelled by the court as found in the Decision of

Medan State Court No: 506/Pdt.G/2008/PN-Mdn in which one of its decisions

says that the deed of a grant becomes invalid and revoked for the sake of Law.

Therefore, it is essential to study the right of the heirs to the property of their

parents that has been granted and the ownership has been transfered on behalf of

the grant recipient, the legal consequence of the cancellation of the transfer of

right to land on the certificate of the granted property, and legal protection for

the holder of the revoked certificate of right to granted land.

The main data used for this descriptive analytical normative legal study

were the secondary data in the forms of primary, secondary and tertiary legal

materials obtained through library research or documentation study. The data

obtained were then processed, analyzed and interpreted logically and

systematically through deductive method.

The result of this study showed that the heir(s) can sue to calculate or return

all of the property he/she (they) has received from their late parents when their

parents were still alive into the category of original property (boedel) to share

together with the other heirs if the ownership of the certificate as the evidence of

the right has been transferred on behalf of the heir(s), the cancellation of

transferring right to his/her land must be sued, and after obtaining the decision

with permanent legal power, the process of transfer of ownership to be on behalf of

the previous heir(s). Legal consequence of the cancellation of the transfer of

ownership of right to granted land occured at Medan State Court through the

Decision No: 506/Pdt.G/2008/PN-Mdn in connection with the Decision of Medan

High Court No: 297/PDT/2009/PT.MDN, and the Decision of the Supreme Court of

Republic of Indonesia No: 2711 K/Pdt/2010 stating among other things that the

Grant Certificate No: 180/2002 dated August 19, 2002 was invalid and canceled for

the sake of Law because the process of its transfer is illegal, therefore the

ownership of right to land in accordance with the Certificate of Ownership No:

254/Sei Sikambing-B is returned to the grant giver, Herminder Singh. Legal

protection for the certificate holder attached to the revoked certificate of right to

the granted land as a strong evidence as guaranted by the stipulation of Article 19

paragraph (2) c of Law No.5/1960 on Basic Regulation of Agrarian Principle,

therefore the plaintiff must be able to prove the existence of the procedural mistakes

in the provision of will of grant from Herminder Singh to Rahul.

Keywords: Grant, Legitieme Portie, Grant Cancelation

Referensi

Dokumen terkait

peralihan hak atas tanah karena hibah di Kabupaten Sleman dan apakah pemberian sertipikat hak milik atas tanah yang diperoleh karena peraliahn hak (hibah) telah mewujudkan

Materi pokok pembahasan akibat hukum pembatalan sertipikat hak atas tanah yang telah dibebani hak tanggungan dengan permasalahan apakah dibatalkannya sertipikat hak atas

Hibah dan wasiat adalah hak mutlak pemilik harta yang akan dihibahkan atau yang akan diwasiatkan karena hukum Islam mengakui hak bebas pilih (Free Choise) dan menjamin bagi

Perkara hibah yang diterima maupun yang telah diputus pada Pengadilan Agama Padang Sidempuan tersebut adalah pembatalan hibah atas harta peninggalan yang dihibahkan suami atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa putusan pembatalan hibah di pengadilan Negeri Pati dalam perkara Nomor 20/Pdt.G/1996/PN.Pt tentang pembatalan hibah telah sesuai

Ini kerana dalam hibah ruqba , pemberi hibah masih mempunyai kuasa ke atas harta yang telah dihibahkan dan penerima hibah belum mendapat milikan ke atas korpus harta secara

Faktor faktor pembatalan hibah di pengadilan Agama yaitu jika Penerima hibah tidak mau menerima hibah; karena barang yang dihibahkan melebihi batas maximum pemberian hibah yaitu

Kepastian hukum penerima hibah wasiat dalam peralihan hak atas tanah tanpa dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah di Desa Sababilah Kecamatan Dusun Selatan Kalimantan Tengah kepastian